Anda di halaman 1dari 83

MENERIMA PASIEN BARU

RSU PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman.
II. 01/2013
Tanggal Terbit : Ditetapkan
PROSEDUR Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


Nip : 19610801 199010 1 001

Menerima pasien yang baru masuk ke RS untuk dirawat sesuai dengan peraturan
PENGERTIAN
yang berlaku.

TUJUAN Sebagai acuan untuk penerimaan pasien baru.

KEBIJAKAN Ada Petugas yang trampil.


PROSEDUR KERJA :
1. Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah.
2. Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui anamnese dan pemeriksaan fisik.
PROSEDUR 3. Lapor pasien pada penanggung jawab ruangan.
4. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang berlaku di Rumah
Sakit serta orientasi keadaan ruangan/fasilitas yang ada.
5. Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik dan catatan perawatan
pasien.
6. Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang segera dilakukan.

UNIT
TERKAIT

1
MENGUKUR SUHU
RSU PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II. 01/2013
Tanggal Terbit : Ditetapkan
PROSEDUR
Direktur RSUD Piru
TETAP
01 Januari 2013
Dr. M. Siwabessy
Nip : 19610801 199010 1 001
Mengukur suhu tubuh pasien dengan termometer, dilakukan Pada ketiak, mulut
PENGERTIAN
atau pelepasan (anus).

TUJUAN Mengetahui suhu badan pasien untuk menentukan tindakan perawatan.


- Pada setiap klien yang baru
- Peraturan rutin dirumah sakit
KEBIJAKAN
- Sewaktu-waktu bila dalam keadaan demam sesudah menggigil, atau atas
kolaborasi dengan dokter.
PERSIAPAN ALAT :
1. Termometer air raksa dalam larutan desinfektan.
2. Bak instrument.
3. Buku catatan.
PERALATAN
4. Alat tulis.
5. Mencuci termometer dan mengeringkan.
6. Memeriksa termometer dan menurunkan air raksa sampai 35 oC.
7. Meletakkan termometer dalam bak instrumenl yang sudah diberi alas.
PROSEDUR KERJA :
A. Pengukuran Suhu Tubuh Sublingual
1. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepala klien.
2. Membawa alat-alat kedekat klien
3. Cuci tangan
4. Gunakan sarung tangan
5. Atur posisi klien
6. Tentukan letak bawah lidah klien dalam kantung sublingual lateral
ketengah rahang bawah.
7. Turunkan suhu thermometer dibawah 34-350 celsius.
8. Meminta klien untuk membuka mulut apabila klien tidak bias
2
menggunakan spatel lidah guna membantu mengangkat lidah apabila
apabila tidak bias diberikan di tempat lain (axilla dan rectal)
9. Letakkan thermometer dibawah lidah sejajar dengan gusi ketengah
rahang bawah klien.
10. anjurkan mulut klien dikatupkan selama 3-5 menit serta menghindari
gigitan pada thermometer.
11. Angkat thermometer dan baca hasilnya.
12. Catat hasilnya.
13. Bersihkan thermometer dengan kertas tisu.
14. Turunkan kembali air raksa dekedalam skala normal.
15. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan
keringkan.
16. Alat-alat dirapikan.
17. Lepaskan sarung tangan yang telah dipakai..
18. Cuci tangan
B. Pengukuran Suhu Tubuh Rektal
1. Jelaskan prosedur kerja kepada klien.
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien
3. Pasang sampiran agar menjaga privasi klien
4. Cuci tangan.
5. Gunakan sarung tangan.
6. Atur posisi klien dengan posisi miring atau sims.
7. Pakaian diturunkan sampai dibawah gluteal.
8. Tentukan thermometer dan atur posisi pada nilai nol lalu oleskan vaselin.
Untuk orang dewasa 2.5-3.5 cm dan pada anak-anak 1,2-2,5 cm.
9. Angkat bokong atas klien dengan menggunakan tangan dominan untuk
membuka rectal, letakan telapak tangan pada posisi gluteal klien dan
masukan thermometer kedalam rectal jangan sampai berubah tempatnya
dan ukur suhu.
10. Setelah 3-5 menit angkat thermometer
11. Catat hasil.
12. Bersihkan thermometer dengan kertas tisu.
13. Turunkan kembali air raksa ke dalam skala normal
3
14. Cuci dengan thermometer air sabun dan desinfektan, lalu bilas dengan air
bersih dan keringkan.
15. Alat-alat dirapikan
16. Lepaskan sarung tangan yang telah dipakai
17. Cuci tangan
C. Pengukuran suhu tubuh Aksila
1. Jelaskan prosedur kerja pada pasien
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
3. Cuci tangan
4. Gunakan sarung tangan
5. Atur posisi klien
6. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan
tisu.
7. Turunkan suhu thermometer dibawah suhu 34-35ocelsius.
8. Letakan thermometer pada daerah aksila dengan lengan klien fleksi diatas
dada.
9. Setelah 3-10 menit thermometer diangkat dan dibaca hasilnya.
10. Catat hasil.
11. Bersihkan thermometer dengan kertas tisu.
12. Turunkan kembali air raksa thermometer pada skala normal
13. Cuci tangan dengan air sabun dan desinfektan, bilas dengan air bersih dan
keringkan.
14. Rapikan alat-alat
15. Lepaskan sarung tangan yang telah dipakai.
16. Cuci tangan
UNIT
TERKAIT

4
MENGHITUNG DENYUT NADI.
RSUD PIRU
No Dokumen No revisi Halaman
II. 01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur RSU Piru.
TETAP.

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


Nip : 19610801 199010 1 001
Menghitung denyut nadi dengan meraba arteri.
1. Arteri radialis pada pergelangan tangan.
2. Arteri brachialis pada siku bagian dalam
3. Arteri carotis pada leher.
PENGERTIAN
4. Arteri temporalis pada pelipis.
5. Arteri femoralis pada lipatan paha ( selangkang).
6. Arteri dorsalis pedis
7. ubun–ubun ( fontanel ) pada Bayi
1. Mengetahui jumlah nadi (irama,frekuensi,dan kekuatannya)
2. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskuler.

TUJUAN 3. Mengetahui kondisi perkembangan penyakit.


4. Membantu menentukan keadaan umum klien
5. Membantu menegakan diagnosis.
1. Pasien baru.
2. Peraturan rutin rumah sakit
3. Sewaktu-waktu bila klien dalam keadaan kecepatan nadi yang tidak
KEBIJAKAN teratur, atau atas kolaborasi dengan dokter.
4. Bila tidak dapat dilakukan pada bagian tubuh lainnya.

PERSIAPAN ALAT :
1. Arloji yang ada jarum detiknya.
PERALATAN
2. Buku catatan nadi.
3. Alat tulis
PROSEDUR PROSEDUR KERJA :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur kepada klien.
2. Membawa alat-alat ke dekat klien
3. Cuci tangan.
5
4. Atur posisi klien.
5. Letakan kedua lengan terletak disisi tubuh.
6. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
7. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujunng jari telunjuk,
jari tengah dan jari manis. Tentukan frekuensinya per menit dan
keakuratan irama, kekuatan denyutan.
8. Tangan yang lain memegang arloji atau jam, hitung 60 detik atau 30
detik dan kalikan total perhitungan dengan 2.
9. Catat hasil.
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

UNIT TERKAIT

6
MENGUKUR TEKANAN DARAH
RSU PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman :
II. 01/2013
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
PENGERTIAN Mengukur tekanan darah melalui permukaan dinding arteri.
1. Mengetahui keadaan hemodinamik klien dan keadaan kesehatan umum
secara menyeluruh.
2. Mengetahui nilai tekanan darah.
TUJUAN
3. Menilai kemampuan fungsi pernapasan.
4. Mengetahui perkembangan penyakit.
5. Membantu menegakan diagnosis.
1. Pasien baru.
2. Peraturan rutin dirumah sakit

KEBIJAKAN 3. Sewaktu waktu bila klien dalam keadaan demam sesudah menggigil atau atas
kolaborasi dengan dokter.
4. Bila tidak dapat dilakukan pada tubuh yang lainnya.
PERSIAPAN ALAT :
1. Sfigmomanometer air raksa atau aneroid dengan balon udara dan manset
2. Stetetoskop
PERALATAN.
3. Kapas alcohol dan tempatnya.
4. Nierbeken (bengkok)
5. Buku catatan

PROSEDUR PROSEDUR KERJA :


A. Cara Auskultasi
1. Tempatkan alat-alat kedekat klien

2. Cuci tangan atur posisi klien duduk atau berbaring dengan nyaman.
3. Pastikan manset yang dipergunakan dikosongkan dari udara.
4. Periksa kemabali manometer aneroid atau manometer air raksa dapat
7
dipergunakan dengan baik.
5. Cuci stetoskop dengan menggunakan kapas yang telah diberi cairan
desinfeksi (cairan alcohol).
6. Letakan lengan yang hendak diukur pada posisi terlentang.
7. Lengan baju diangkat setinggi bahu.
8. Palpasi arteri brakialis dan tempatkan manset pada lengan kanan/kiri
(jangan terlalu renggang dan kuat) kurang lebih 2,5-3 cm diatas sisi
denyut nadi arteri brakialis.
9. Tempatkan stetoskop pada daerah tersebut (arteri brakialis).
10. Pastikan bahwa kedua selang terhubung dengan manset berada diantara
nadi brakialis.
11. Sekrup balon karet ditutup, dan pengunci air raksa dibuka selanjutnya
pompa balon udara manset sampai denyut arteri tidak teraba.
12. Letakan difragma tepat di atas nadi brakialis diantara selang manset.
13. Pompa terus dengan cara memijat balon karet berulang-ulang, sehingga
terlihat air raksa didalam pipa gelas naik sampai manometer setinggi
20mmhg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba.
14. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, sehingga air raksa turun perlahan-
lahan (rata-rata 2-3 mm perdetik). Sambil memperhatikan turunnya air
raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama disebut dengan tekanan
systole.
15. Dengarkan terus sampai denyutan terakhir. Skala pengukuran air raksa
yang terakhir tersebut sebagai tekanan diastole (misalnya 60 mmhg).
16. Catat hasil dengan cara systole dibawah, misalnya 120/60 mmhg.
17. Jika prosedur diulang, sebaiknya tunggu 1-2 menit sebelum pengukuran
ulang dilakukan.
18. Buka manset dari lengan klien kemudian digulung rapid an dimasukan
kedalam tempatnya dan desinfeksikan bagian telinga (ear piece)
stetoskop dan bagian difragma stetoskop dengan kapas alcohol.
19. Rapikan klien dalam posisi awal dengan memperhatikan kenyamanan
klien.
20. Catat hasil.
21. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
8
B. Cara Palpasi.
1. Cuci tangan dan atur posisi klien duduk atau berbaring dengan nyaman.
2. Letakan lengan yang hendak diukur pada posisi terlentang dan lengan
baju dibuka.
3. Pastikan manset yang dipergunakan dikosongkan dari udara.
4. Pasang manset pada lengan kanan/kiri (jangan terlalu renggang dan
kuat).
5. Tentukan denyut nadi arteri brakialis atau radialis.
6. Sekrup balon karet ditutup, dan pengunci air raksa dibuka selanjutnya
pompa balon udara manset sampai denyut arteri tidak teraba.
7. Pompa terus sampai skala sfigmomanometer setinggi 20 mmhg lebih
tinggi dari titik radialis tidak teraba.
8. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, sehingga air raksa turun perlahan-
lahan sambil meraba denyut nadi. Denyut nadi yang pertama disebut
dengan tekanan systole.
9. Jika prosedur diulang, sebaiknya tunggu 1-2 menit sebelum pengukuran
ulang dilakukan.
10. Buka manset dari lengan klien, kemudian gulung rapid an dimasukan
kedalam tempatnya dan disinfeksikan bagian telinga (ear piece)
stetoskop dan bagian difragma stetoskop dengan kapas alcohol.
11. Rapikan klien dalam posisi awal dan perhatikan kenyamanan klien.
12. Cuci tangan.
13. Catat hasil pada buku catatan keperawatan.
UNIT
TERKAIT

9
MENGHITUNG PERNAPASAN.
RSUD PIRU

10
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.

Menghitung jumlah pernapasan (inspirasi yang di ikuti ekspirasi) Dalam satu


PENGERTIA
N menit
1. Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan dalam 1 menit.
2. Mengetahui keadaan umum pasien.
TUJUAN 3. Menilai kemampuan fungsi pernapasan.
4. Mengetahui perkembangan penyakit.
5. Membantu menegakkan diagnosis.
1. Pasien baru
2. Peraturan rutin dirumah sakit

KEBIJAKAN 3. Sewaktu-waktu bila klien dalam keadaan demam sesudah menggigil, atau
atas kolaborasi dengan dokter.
4. Bila tidak dapat dilakukan pada bagian tubuh yang lain.
PERSIAPAN ALAT :
1. Arloji yang ada jarum detiknya.
PERALATAN
2. Buku catatan.
3. Alat tulis.
PROSEDUR PROSEDUR KERJA :
1. Tempatkan alat disamping klien atau pegang alat tersebut.
2. Jelaskan tindakan yang dilakukan dan tujuannya.
3. Pemeriksaan pernafasan dilakukan bersamaan dengan suhu tubuh
dan denyut nadi.
4. Cuci tangan atur posisi klien.
5. Letakan lengan klien dalam posisi rileks bersebelahan dengan tubuh
klien.
6. Hitung frekuensi dan irama pernafasan dalam dilakukan dalam satu
menit dan hasilnya dicatat.
7. Menhitung pernafasan dengan melihat turun naiknya dada atau perut
11
sambil memegang pergelangan tangan dan langsung melihat jarum
jam.
8. Pada saat pengembangan paru dan pengempisan paru hitung satu
kali.
9. Pada saat menghitung pernapasan tidak boleh klien mengetahuinya.
10. Jika irama teratur, hitung respirasinya selama 30 detik dan dikalikan
dua dan jika pernapasannya tidak teratur hitung pernapasannya satu
menit penuh.
11. Bila ada kelainan segera laporkan kepanggung jawab ruangan.
12. Catat hasil.
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

UNIT
TERKAIT

MENCUCI TANGAN BIASA.


RSUD PIRU
PROSDUR No Dokumen No Revisi Halaman
TETAP II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Piru
12
01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy
NIP: 19610801 199010 1 001.
PENGERTIA Membersihkan tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
N
1. Menjaga kebersihan perorangan.
TUJUAN 2. Mencegah terjadinya infeksi silang.
3. Secara khusus menghilangkan kotoran dan debris secara mekanis dari
permukaan kulit
PERSIAPAN ALAT :
1. Air bersih mengalir.
PERALATAN 2. Sabun.
3. Sikat lunak (bila perlu)
4. Handuk atau kertas lap bersih dan kering.
PROSEDUR KERJA :
1. Lepaskan arloji, cincin (bila memakai), periksa tangan apakah ada luka atu
lecet.
2. Berdiri menghadap sink (wastafel). Pakaian tidak boleh menyentuh wastafel.
3. Buka kran air sesuai sistem pembuka yang digunakan.
PROSEDUR . 4. Kedua belah tangan sampai siku dibasahi.
5. Mempergunakan sabun biasa.
6. Menggosok dengan keras seluruh bidang permukaan tangan dan jari-jari
sekurang-kurangnya 10 hingga 15 detik.
7. Perhatikan bidang dibawah kuku tangan dan diantara jari-jari.
8. Mencuci tangan seluruhnya dengan air bersih.
9. Mengeringkan tangan dengan handuk, kertas lap (paper towel) dan gunakan
lap untuk mematikan kran.

UNIT
TERKAIT

PEMASANGAN INFUS
RSUD PIRU
PROSEDUR No Dokumen No Revisi Halaman
TETAP II.01/2013
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh

13
Direktur RSUD Piru.

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy.


NIP : 19610801 199010 1 001.
PENGERTIA Merupakan salah satu cara pemberian terapi cairan dengan menggunakan
N
prosedur infasif yang dilaksanakan dengan menggunakan tehnik aseptik.
1. Mempertahankan atau menganti cairan tubuh yang hilang.
2. Memperbaiki keseimbangan asam basa.
TUJUAN 3. Memperbaiki komponen darah
4. Tempat memasukkan obat atau terapi intra vena
5. Rehidrasi cairan pada pasien shock

1. Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intra vena (I.V)
KEBIJAKAN 2. Pasien dehidrasi untuk rehidrasi parenteral

PERSIAPAN ALAT :
1. Alkohol spry.
2. Infus Set.
3. IV catheter sesuai ukuran.
4. Pengalas.
5. Infus sesuai pesanan
PERALATAN
6. Toniquet
7. Sarung tangan bersih
8. Kapas steril
9. Plester
10. Bengkok

PROSEDUR PROSEDUR KERJA :


a. TAHAP KERJA
1. Bila dimungkinkan tindakan sebaiknya dilakukan oleh dua orang
perawat.
2. Member kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan yang dilakukan.
3. Menanyakan keluhan utama atau keluhan yang dirasakan sekarang.
4. Menjaga prifasi klien.
5. Meletakan pasien pada posisi semi fower atau supine jika tidak

14
memungkinkan.
6. Menempatkan alat dan bahan ke dekat pasien (untuk memudahkan
dalam melakukan tindakan).
7. Mengambil larutan IV (cairan infus) dan menggantungkan pada
standart infus, sambil diperiksa label cairan infus sudah sesuai dengan
program terapi atau belum.
8. Membuka infus set dari bungkusnya, kemudian mengatur klem roll
sekitar 2 – 4 cm (1 – 2 inchi) di bawah bilik drip dan setelah itu
mengembalikan klem roll ke posisi off (terkunci).
9. Memasukkan infus set ke dalam kantong cairan, dengan :
 Melepas penutup pelindung kantong cairan tanpa menyentuh
lubangnya.
 Melepas penutup pelindung dari penusuk selang, kemudian penusuk
selang ditusukkan ke dalam lubang kantong cairan dengan posisi
kantong infus tegak lurus.
10. Mengisi bilik drip (tabung reservoir) infus, dengan :
 Menekan bilik drip kemudian lepaskan dan biarkan bilik drip terisi
cairan infus hingga setengahnya.
 Melepas pelindung jarum dan klem roll untuk membiarkan cairan
mengalir melalui selang sampai selang bebas udara, setelah itu
jarum ditutup kembali.
 Cairan yang terbuang ditampung di dalam bengkok.
 Mengembalikan klem roll ke posisi off (terkunci) agar cairan infus
tidak menetes.
 Selang infus yang sudah disiapkan diletakkan di bak instrument,
didekatkan pada pasien, untuk memudahkan dalam
menghubungkan selang infus dengan catheter infus (abocath).
11.Menentukan daerah vena yang akan digunakan disesuaikan keperluan
dengan rencana pengobatan (punggung tangan kanan/kiri, kaki kanan /
kiri), dipilih tempat yang strategis, dalam arti memudahkan untuk
pemberian obat intra vena dan memberi kenyamanan pada pasien
maupun petugas.
12. Memasang perlak dan alasnya dibawah anggota tubuh yang akan
15
diinfus.
13. Membersihkan area yang akan dilakukan penusukan dari bulu-bulu
(bila ada) dengan gunting.
14. Memasang tali pembendung/ tourniquet pada jarak 5 cm di atas tempat
penusukan dengan diklik, kemudian tali pembendung ditarik agar
kencang.
15. Memasang sarung tangan steril.
16. Meminta pasien untuk mengepalkan tangan untuk membantu
mendilatasi vena, sehingga vena tampak jelas. Bagi penderita yang
tidak sadar, metode untuk mendilatasi vena dapat dilakukan dengan
menggerakkan anggota tubuh ( ekstrimitas ) dari distal ke proximal di
bawah tempat vena yang dimaksud atau menepuk perlahan di atas
vena.
17. Membersihkan permukaan kulit yang akan ditusuk dengan larutan
betadine dengan gerakan sirkuler dari dalam keluar dan membiarkan
tempat tersebut mengering. Bila penderita alergi terhadap betadine,
dapat digunakan alkohol 70 %.
18. Melencangkan kulit dengan memegang tangan / kaki dengan tangan
kiri, kemudian petugas yang lain menyiapkan IV catheter.
19. IV catheter yang sudah dipegang dengan tangan kanan, ditusukkan ke
dalam pembuluh vena dengan lubang jarum menghadap ke atas, sudut
tusukan 30 – 40 arah jarum sejajar dengan arah vena,lalu didorong
perlahan.
20. Apabila jarum masuk ke dalam pembuluh vena, darah akan tampak
masuk ke dalam bagian reservoir jarum , maka hentikan dorongan.
21. Memisahkan bagian jarum dari bagian canul catheter dengan memutar
bagian jarum /mandrin ke belakang perlahan, lanjutkan mendorong
canul ke dalam vena secara perlahan sambil diputar sampai seluruh
canul masuk.
22. Mencabut bagian jarum sehubungan dari canul catheter. Tahan canul
dengan ibu jari tangan kiri, agar darah tidak menetes keluar.
23. Melepas tourniquet.
24. Menghubungkan canul dengan infusion set.
16
25. Membuka saluran /klem roller untuk memulai infus dengan
memperhatikan apakah tetesan lancar, atau lokasi penusukan
membengkak. Apabila terjadi pembengkakan pada daerah penusukan,
menandakan terjadi extravasasi cairan sehingga penusukan harus
diulang mulai dari awal. Apabila tetesan lancar dan tidak ada
extravasasi, maka dilakukan fiksasi.
26. Melakukan fiksasi dengan memasang plester kecil(1,25 cm) di bawah
catheter dengan sisi lengket menghadap ke atas dalam posisi
menyilang. Hal ini untuk mencegah pelepasan catheter dari vena secara
tidak sengaja. Pada bayi atau balita fiksasi diperkuat dengan spalk.
27. Memberi bantalan kassa, yang sudah diberi betadine, dengan ukuran 2
cm x 2 cm pada rangkai penusukan kemudian diplester.
28. Mengatur kecepatan aliran/ tetesan infus tepat per menit sesuai dengan
instruksi dokter.
29. Menuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta ukuran jarum
pada bantalan / plester yang dipasangkan pada tempat infus.
30. Mencatat kegiatan dalam lembar keperawatan. Hal yang perlu dicatat
antara lain : waktu pemberian cairan, jenis cairan dan tetesan, jumlah
cairan yang masuk, serta reaksi pasien terhadap cairan yang masuk.

UNIT
TERKAIT

PEMASANGAN NGT
RSUD PIRU
PROSEDUR No Dokumen No Revisi Halaman
TETAP II.01/2013

17
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Piru

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001
Tindakan pemberian nutrisi melalui pipa penduga lambung atau naso gastric tube
PENGERTIAN (NGT) pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi peroral atau

adanya gangguan menelan.


1. Memasukkan makanan, obat pasien yang tidak bisa makan melalui mulut.
2. Mencegah distensi gaster.
TUJUAN 3. Melakukan bilas lambung.
4. Mengambil spesimen asam lambung untuk diperiksa di laboratorium.

1. Pasien yang tidak dapat makan melalui mulut.


2. Pasien yang Illeus atau Peritonitis trauma abdoment (untuk dekompresi.
KEBIJAKAN
3. Pasien perdarahan lambung/bilas lambung

PERSIAPAN ALAT :

1. Bila perlu stetetoskop.


2. Slang NGT.
3. Klem.
4. Spuit 10 cc.
5. Stetoskop atau gelas berisi air matang.
PERALATAN 6. Plester & gunting.
7. Kain kassa.
8. Pelumas (jelly).
9. Perlak atau pengalas.
10. Bengkok
11. Sarung tangan

PROSEDUR. PROSEDUR KERJA :


a. TAHAP PRE INTERAKSI.
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien

18
b. TAHAP ORIENTASI.
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien

c. TAHAP KERJA
1. Menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler atau fowler (jika tidak
ada kontra indikasi
3. Memakai sarung tangan
4. Membersihkan lubang hidung pasien
5. Memasang pengalas diatas dada
6. Mengukur panjang NGT dan memberi tanda (dari prosessus xipoideus ke
hidung dan belok ke daun telinga)
7. Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai panjang NGT yang akan di
pasang
8. Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala, dan masukkan perlahan ujung
NGT melalui hidung (bila pasien sadar menganjurkan pasien untuk
menelan ludah berulang-ulang)
9. Memastikan NGT masuk kedalam lambung dengan cara: menginspirasi
NGT dengan spuit atau memasukkan udara 10 cc sambil di auskultasi di
region lambung atau memasukkan kedalam gelas berisi air)
10. Menutup ujung NGT dengan spuit/klem atau disesuaikan dengan tujuan
pemasangan
11. Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi

d. TAHAP TERMINASI
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

UNIT
TERKAIT

PEMASANGAN EKG
RSUD PIRU
PROSEDUR No Dokumen No Revisi Halaman
19
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
PENGERTIA Tata cara untuk menggunakan alat EKG secara tepat
N
TUJUAN Agar hasil rekaman EKG terjaga mutunya dan alat EKG terawat dengan baik.
PERSIAPAN ALAT :
Mesin EKG, yang dilengkapi :
1. kabel untuk sumber listrik.
2. kabel untuk bumi (ground).
3. Kabel elektroda ekstremitas dan dada.
4. Plat elektroda ekstremitas beserta karet pengikat.
PERALATAN
5. Balon penghisap elektroda dada.
6. Jelly.
7. Kertas tissue.
8. Kapas Alkohol.
9. Kertas EKG.
10. SpidoL
PROSEDUR PROSEDUR KERJA :
a. TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
b. TAHAP ORIENTASI.
1. Penjelasan (informed consent) :
Tujuan pemeriksaaN
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat perekaman
Dinding dada harus terbuka dan tidak ada perhiasan logam yang
melekat
 Pasien diminta tenang atau tidak bergerak saat perekaman EKG
c. TAHAP KERJA
1. Pasang semua komponen/kabel-kabel pada mesin EKG
2. Nyalakan mesin EKG
3. Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang luas. Tangan dan
kaki tidak saling bersentuhan
20
4. Bersihkan dada, kedua pergelangan kaki dan tangan dengan kapas
alcohol (kalau perlu dada dan pergelangan kaki dicukur)
5. Keempat electrode ektremitas diberi jelly.
6. Pasang keempat elektrode ektremitas tersebut pada kedua pergelangan
tangan dan kaki. Untuk tangan kanan biasanya berwarna merah, tangan
kiri berwarna kuning, kaki kiri berwarna hijau dan kaki kanan berwarna
hitam.
7. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi elektrode V1 s/d V6.
 V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah
 V2 di garis parasternal kiri sejajar dengan ICS 4 berwarna kuning
 V3 di antara V2 dan V4, berwarna hijau
 V4 di garis mid klavikula kiri sejajar ICS 5, berwarna coklat
 V5 di garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5, berwarna hitam.
 V6 di garis mid aksila kiri sejajar ICS 5, berwarna ungu
8. Pasang elektrode dada dengan menekan karet penghisap.
9. Buat kalibrasi.
10. Rekam setiap lead 3-4 beat (gelombang), kalau perlu lead II panjang
(minimal 6 beat).
11. Kalau perlu buat kalibrasi setelah selesai perekaman
12. Semua electrode dilepas.
13. Jelly dibersihkan dari tubuh pasien.
14. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai.
15. Matikan mesin EKG
Perhatian :
1. Sebelum bekerja periksa kecepatan mesin 25 mm/detik dan voltase 10
mm. Jika kertas tidak cukup kaliberasi voltase diperkecil menjadi ½
kali atau 5 mm. Jika gambaran EKG kecil, kaliberasi voltase diperbesar
menjadi 2 kali atau 20 mm.
2. Hindari gangguan listrik dan mekanik saat perekaman
3. Saat merekam, operator harus menghadap pasien
d. TAHAP TERMINASI
1. Tulis pada hasil perekaman : nama, umur, jenis kelamin, jam, tanggal,
bulan dan tahun pembuatan, nama masing-masing lead serta nama orang
21
yang merekam
2. Bersihkan dan rapikan alat
3. Mencuci tangan.
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
UNIT
TERKAIT

PEMASANGAN KATETER URINE


RSUD PIRU
PROSDUR No Dokumen No Revisi Halaman
22
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
TETAP
Direktur RSUD Piru

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
Tata cara melakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air
PENGERTIA
N kencing/urine
Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air
TUJUAN
kencing/urine.
1. Perawat yang terampil.
KEBIJAKAN
2. Tersedia alat-alat lengkap

PERSIAPAN ALAT : 8. Kasa dalam tempatnya.


1. Slang kateter. 9. Betadine
2. Aqua jelly. 10. Urobag
3. Sarung tangan 11. Stik pan / urinal
Peralatan
4. Aquadest dalam kom 12. Pinset.
5. Spuit 5 cc. 13. Bengkok.
6. Plester. 14. Perlak.
7. Gunting.

PROSEDUR PROSEDUR KERJA :


a. TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mendekatkan peralatan disamping penderita 
2. Memasang perlak dan petugas mencuci tangan
b. TAHAP ORIENTASI.
1. Memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien.
2. Memakai sarung tangan.
3. Mengatur posisi pasien
c. TAHAP KERJA
PADA LAKI-LAKI
1. Mengolesi slang kateter dengan aqua jelly.

23
2. tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak ± 60O.
3. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara
pelan-pelan sampai urine keluar
PADA WANITA
1. jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka labia.
2.  tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara
pelan-pelan sampai urine keluar.
3. bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan dengan urine
bak.
4. kunci kateter dengan larutuan Aqua/NS (20-30cc).
5. mengobservasi respon pasien.
6. menggantungkan urobag disisi tempat tidur pasien.
7. memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas.
8. klien dirapikan.
9. alat-alat dibersihkan dan dibereskan.
10. perawat cuci tangan.
11. mencatat kegiatan respon pasien pada catatan keperawatan.

d. TAHAP TERMINASI.
1. Bersihkan dan rapikan alat
2. Mencuci tangan.
3. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

UNIT
TERKAIT

PEMASANGAN SUCTION
RSUD PIRU
PROSDUR No Dokumen No Revisi Halaman

24
II.01/2013
TETAP Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Piru

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
PENGERTIA Suatu metode untuk mengeluarkan lendir atau sekret dari jalan nafas.
N
Penghisapan ini biasanya dilakukan melalui mulut, nasofaring, atau trakea.
1. Mempertahankan kepatenan jalan nafas.
TUJUAN
2. Mencegah aspirasi pulmonal oleh cairan atau darah.
KEBIJAKA 1. Pasien tidak sadar
2. Pasien yang tidak mampu mengeluarkan lender sendiri.

PERSIAPAN ALAT :
a. Alat Non Steril
1. Alat penghisap lendir (suction) dengan botol berisi larutan desinfektan,
misal: Lysol 2%.
2. Pinset.
3.  Sarung tangan/ handscoen.
4. 2 kom kecil tertutup: 1 kom kecil tertutup berisi aquades / NaCl 0,9%
dan 1 kom kecil tertutup berisi larutan desinfektan (savlon 1:100)
5. Tongue spatel bila perlu.
PERALATAN 6. Kertas tissue.
7. Kantong balutan kotor.
8. Plester dan gunting.
9. 1 botol NaCl 0,9%.
10. Nierbeken / bengkok.
11. Oksigen.
b. Alat steril.
1. Kateter penghisap (suction) steril

Prosedur PROSEDUR KERJA :


a. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi.
2. Mencuci tangan.
3. Menyiapkan alat.
25
b. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam pada pasien dan sapa nama pasien.
2. Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan.
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.
c. Tahap Kerja.
1. Menutup sampiran (kalau perlu).
2. Mencuci tangan.
3. Mengatur posisi klien.
4. Meletakkan nierbeken didekat klien.
5. Memakai handscoen bersih.
6. Menghubungkan kateter suction ke pipa suction.
7. Menyalakan mesin, masukkan kateter penghisap ke dalam kom berisi
aquades/ NaCl 0,9%.
8. Memasukkan ujung kateter dengan tangan kanan ke dalam mulut /
hidung sampai kerongkongan.
9. Melepaskan jepitan dan penghisap lendir dengan menarik dan
memasukkan kateter dengan perlahan-lahan dengan arah diputar.
10. Lama penghisapan ± 10 – 15 detik dalam 3 menit untuk mencegah
hypoxia.
11. Menarik kateter dan bersihkan dengan aquadest / NaCl 0,9%.
12. Mengulangi prosedur sampai jalan nafas bebas dari lender.
13. Mematikan mesin dan lepaskan kateter dari selang penghisap.
14. Merapihkan pasien dan kembalikan keposisi semula.
15. Merapihkan alat dan lepas sarung tangan.
16. Mencuci Tangan.
d. Terminasi.
1. Mengauskultasi suara nafas dan bandingkan kondisi saluran nafas
sebelum dan sesudah penghisapan lendir.
2. Mengidentifikasi adanya perbaikan status respiratorik.
3. Mengevaluasi perasaan klien.
4. Menyimpulkan hasil kegiatan.
5. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
6. Mengakhiri kegiatan.
26
7. Mencuci dan membereskan alat
8. Mencuci tangan
UNIT
TERKAIT

RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

RSUD PIRU
27
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi
PENGERTIAN
pernafasan dan jantung guna kelangsungan hidup pasien

TUJUAN Mengembalikan fungsi jantung dan fungsi paru

KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
1. Alat pelindung diri (masker, handscoen).
2. Trolly emergency yang berisi :
 Laryngoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa).
 Magil for.
 Pipa trakhea berbagai ukuran.
 Trakhea tube berbagai ukuran.
 Gudel berbagai ukuran.
 CVP sel.

PERALATAN  Infus set/blood set.


 Papan resusitasi
 Gunting verband
 Bag resuscitator lengkap
 Semprit 10 cc – jarum no. 1.
3. Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai.
4. Set penghisap sekresi lengkap dan siap pakai.
5. EKG record.
6. EKG monitor bila memungkinkan.
7. DC shock lengkap

PROSEDUR KERJA :
a. Tahap PraInteraksi
28
1. Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan Posisi
pasien diatur terlentang di tempat datar dan alas keras.
2. Baju bagian atas pasien dibuka
b. Tahap Orientasi.
1. Memberikan salam pada pasien dan sapa nama pasien.
2. Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan.
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
c. Tahap Kerja
PROSEDUR 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen).
2. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
 Memanggil nama.
 Menanyakan keadaannya.
 Menggoyangkan bahu pasien/mencubit pasien.
 Jika pasien tidak sadar/tidak ada respon, aktifkan SPGDT.
 Buka jalan nafas dengan head tilt chin lift dan bersihkan jalan nafas
dari sumbatan
3. Menilai pernafasan dengan cara :
 Melihat pergerakan dada/perut.
 Mendengar suara keluar/masuk udara dari hidung
 Merasakan adanya udara dari mulut/hidung pipi atau punggung
tangan.
 Jika pasien tidak bernafas, berikan nafas buata dengan resuscitator
sebanyak 2 kali secara perlahan.
 Periksa denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri karotis, jika
arteri carotis teraba cukup berikan nafas buatan setiap 5 detik sekali.
 Jika arteri carotis tidak teraba lakukan kombinasi nafas buatan dan
kompresi jantung luar dengan perbandingan 15 : 2 untuk dewasa
baik 1 atau 2 penolong dan 3 : 1 untuk neonatus.
 Setiap 4 siklus (4 kali kompresi dan 5 kali ventilasi) cek pernafasan.
 Jika nafas tetap belum ada lanjutkan teknik kombinasi dimulai
dengan kompresi jantung luar.
d. Terminasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Evaluasi pernafasan pasien tiap 1 menit saat dilakukan RJP

29
2. BC kombinasi.
3. Lakukan RJP BC sampai :
 Timbul nafas spontan.
 Diambil alih alat/petugas lain
 Dinyatakan meninggal
 Penolong tidak mampu atau sudah 30 menit tidak ada respon
4. Kompresi jantung luar dilakukan dengan cara :
Dewasa.
 Penekanan menggunakan dua pangkal telapak tangan dengan
kejutan bahu.
 Penekanan pada daerah sternum 2-5 jari di atas proses xyphoideus.
 Kedalaman tekanan 3-5 cm
 Frekuensi penekanan 80-100 kali per menit
Anak.
 Penekanan menggunakan pangkal telapak tangan.
 Kedalaman tekanan 2 – 3 cm.
 Frekuensi penekanan 80 – 100 kali satu per menit
Neonatus.
 Punggung bayi diletakkan pada lengan bawah kiri penolong
sedangkan  tangan kiri memegang lengan atas bayi sambil meraba
arteri brakhialis sebelah kiri.
 Jari tangan dan telunjuk tangan penolong menekan dada bayi pada
posisi sejajar putting susu 1 cm ke bawah.
 Kedalaman tekanan 1-2 cm.
 Perbandingan kompresi jantung dengan begging adalah 3 : 1
UNIT
TERKAIT

DC SHOCK
RSUD PIRU
30
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR
Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
PENGERTIA Memberikan tindakan arus listrik searah pada otot jantung melalui dinding
N
dada dengan menggunakan defibrillator.
Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti jantung dan kelainan
TUJUAN
organic jantung lainnya.

KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
1. Defibrilator.
2. Jelly.
3. Elektroda.
4. Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, atau analgesic lainnya)
PERALATAN
PERSIAPAN PASIEN :
1. Inform consent.
2. Penjelasan prosedur yang akan dilakukan.
3. Posisi pasien tidur terlentang datar.
4. Petugas 2 orang.
PROSEDUR PROSEDUR KERJA :
a. Tahap PraInteraksi.
1. Mengecek program terapi.
2. Mencuci tangan.
3. Menyiapkan alat
b. Tahap Orientasi.
1. Memberikan salam pada pasien dan sapa nama pasien.
2. Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan.
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
c. Tahap Kerja
1. Memberikan sedative, atau analgesic  bila perlu.
2. Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor.

31
3. Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut untuk
mencegah kekeliruan.
4. Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai dengan 150
joule untuk cardioversi mulai dengan 50 joule).
5. Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid sternumk
dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid aksila.
6. Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang lain
tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bad pasien.
7. Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan tombol DC
shock dengan jempol agar arus masuk dengan baik.
8. Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan
memberi watt second yang lebih tinggi.
9. Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.
d. Terminasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan.
1. Bila terjadi asistole, lakukan segera tindakan RJP.
2. Tindakan-tindakan DC shock dihentikan bilamana tidak ada respon
3. Setiap perubahan gambaran EKG harus di print

5
UNIT
TERKAIT

MEMBERIKAN OBAT PER RECTAL / ANUS


RSUD PIRU
32
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Ditetapkan Oleh
Tanggal Terbit
PROSEDUR Direktur RSUD Piru
TETAP

Dr. M. Siwabessy
01 Januari 2013
NIP: 19610801 199010 1 001.

PENGERTIAN Memberikan obat atau cairan tertentu melalui anus (rectum) pasien
TUJUAN Memberikan obat melalui rectum dengan tepat dan benar sesuai program pengobatan

KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
1. Obat yang diperlukan.
2. Sarung tangan disposibel.
PERALATAN 3. Piala ginjal (bengkok)
4. Pengalas.
5. Kassa
6. Jelly
PROSEDUR PROSEDUR KERJA :
a. Tahap PraInteraksi
1. Perawat mencuci tangan
2. Melakukan verifikasi order
b.  Tahap Orientasi.
1. Berikan salam, panggil nama klien
2. Memperkenalkan nama perawat.
3. Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan
c. Tahap Kerja.
1. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya.
2. Menanyakan keluhan utama klien.
3. Memulai tindakan dengan cara yang baik dan benar.
4. Menutup tirai.
5. Menawarkan pasien untuk buang air kecil atau buang air besar.
6. Perawat memakai sarung tangan.
7. Membuka pakaian bawah, menutupi dengan selimut.
8. Mengatur posisi pasien miring (side lying ) dengan kaki bagian atas
33
ditekuk.
9. Pasang pengalas di bawah pantat.
10. Buka obat suppositoria dari pembungkusnya dan inspeksi ujungnya.
11. Jika ujung obat tersebut tajam, gosok sampai ujungnya tidak begitu tajam
dan tidak akan melukai membrane rectum .
12. Lubrikasi daerah ujung obat dengan jelly.
13. Regangkan pantat dengan tangan yang tidak dominan.
14. Instruksikan klien untuk rileks dan nafas dalam.
15. Masukkan obat supposiroria ke dalam rectum sampai cincin anal menutup
kembali .
16. Keluarkan jari, bersihkan kulit dari jelly dan lepaskan pantat klien.
17. Anjurkan klien untuk menekan pantat selama 3-4 menit can
mempertahankan posisi side lying selama 15-20 menit.
18. Merapikan klien.
19. Membereskan alat-alat
d. Terminasi.
1. Evaluasi hasil yang dicapai.
2. Memberi reinforcement positif pada klien.
3. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik.
5. Melepas sarung tangan dan cuci tangan
6. Dokumentasi
UNIT
TERKAIT

MEMBERIKAN OBAT TETES TELINGA


RSUD PIRU
PROSEDUR No Dokumen No Revisi Halaman
34
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
PENGERTIAN Memberikan obat tertentu dengan cara meneteskannya ke lubang telinga pasien.
Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai dengan program pengobatan :
 Mengurangi nyeri pada otitis media.
TUJUAN
 Mengobati bagian luar telinga.
 Melunakan serumen.

KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
1. Handuk
2. Kapas bulat
PERALATAN 3. Obat tetes telinga yang telah disiapkan dan ditentukan
4. Kapas lidi steril
5. Korentang
6. Bengkok.
TAHAP KERJA :
a. Tahap PraInteraksi
1. Perawat mencuci tangan.
2. Melakukan verifikasi order
b. Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil nama klien
2. Memperkenalkan nama perawat.
PROSEDUR
3. Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan
c. Tahap Kerja.
1. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya.
2. Menanyakan keluhan utama klien.
3. Memulai tindakan dengan cara yang baik dan benar.
4. Menutup tirai.
5. Mengatur posisi pasien untuk memudahkan tindakan. Pasien tidur miring
dengan telinga yang sakit mengarah ke atas.
35
6. Meletakkan handuk dibawah telinga pasien.
7. Membersihkan liang telinga dengan lidi kapas.
8. Mengisi pipet dengan obat yang telah ditentukan.
9. Menarik daun telinga pasien dan diangkat ke atas dengan hati-hati.
10. Menetesi obat ke dalam lubang telinga sesuai dengan dosis yang ditentukan.
11. Pasien dianjurkan untuk tidur miring 5-10 menit supaya obat tidak mengalir
keluar.
12. Membersihkan tetesan obat dengan kapas bulat.
13. Merapikan klien.
14. Membereskan alat-alat
d. Terminasi.
1. Evaluasi hasil yang dicapai.
2. Memberi reinforcement positif pada klien.
3. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik
5. Mencuci tangan
6. Dokumentasi
5
UNIT
TERKAIT

MEMBERIKAN OBAT TETES MATA


RSU PIRU
36
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR
Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
Memberikan obat tertentu dengan cara meneteskannya secara lokal pada mata
PENGERTIA
N pasien.

TUJUAN Melaksanakan tindakan pengobatan mata sesuai dengan program pengobatan.

KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
1. Kassa steril.
PERALATAN
2. Obat tetes mata yang sudah ditentukan.
3. Air hangat
PROSEDUR PROSEDUR KERJA :
a. Tahap PraInteraksi
1. Perawat mencuci tangan.
2. Melakukan verifikasi order.
b. Tahap Orientasi.
1. Berikan salam, panggil nama klien.
2. Memperkenalkan nama perawat.
3. Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan
c. Tahap Kerja.
1. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Memulai tindakan dengan cara yang baik dan benar
4. Menutup tirai.
5. Mengatur posisi pasien tidur terlentang atau duduk dengan kepala
ditengadahkan
6. Bila ada kotoran di mata, bersihkan dengan menggunakan kassa yang
dibasahi air hangat dari arah dalam keluar / ke samping.
7. Perawat membuka kelopak mata bawah yang akan ditetesi dengan telunjuk
jari kiri

37
8. Meneteskan obat mata pada permukaan konjungtiva kelopak mata bawah.
9. Membersihkan air mata yang keluar dengan kassa steril.
10. Merapikan klien .
11. Membereskan alat-alat
d. Terminasi.
1. Evaluasi hasil yang dicapai.
2. Memberi reinforcement positif pada klien.
3. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik.
5. Mencuci tangan.
6. Dokumentasi
5
UNIT
TERKAIT

38
MEMBERIKAN OBAT TETES HIDUNG
RSUD PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR
Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
PENGERTIA Memberikan obat tertentu dengan cara meneteskannya ke dalam hidung.
N
TUJUAN Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai dengan program pengobatan,
misalnya untuk mengurangi rasa sakit, sumbatan di lubang hidung, dan lain-lain.
PERSIAPAN ALAT :
PERALATAN
1. Obat tetes hidung yang sudah ditentukan.
2. Tissue.
PROSEDUR PROSEDUR KERJA :
a. Tahap PraInteraksi
1. Perawat mencuci tangan.
2. Melakukan verifikasi order
b.  Tahap Orientasi.
1. Berikan salam, panggil nama klien.
2. Memperkenalkan nama perawat.
3. Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan
c. Tahap Kerja.
1. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya.
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Memulai tindakan dengan cara yang baik dan benar.
4. Menutup tirai.
5. Mengatur posisi pasien untuk memudahkan tindakan. Pasien berbaring
terlentang dengan kepala lebih rendah dari bahu. Misal dengan bahu
diganjal bantal.
6. Menetesi obat ke dalam lubang hidung sesuai dengan dosis yang
ditentukan.
7. Pasien dianjurkan untuk tengadah atau berbaring 5-10 menit supaya obat
39
tidak mengalir keluar.
8. Membersihkan tetesan obat dengan kapas / tissue.
9. Merapikan klien.
10. Membereskan alat-alat.
d. Terminasi.
1. Evaluasi hasil yang dicapai.
2. Memberi reinforcement positif pada klien.
3. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik.
5. Mencuci tangan.
6. Dokumentasi

UNIT
TERKAIT

40
MEMBERIKAN OBAT INHALASI
RSUD PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR
Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
PENGERTIAN Terapi inhalasi adalah terapi penghisapan droplet partikel udara yang mengandung
obat selama inspirasi pernapasan.
1. Untuk hidrasi dan pembersihan jalan napas.
TUJUAN
2. Untuk mengencerkan secret.
3. Pemberian obat.
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
1. Hansel mask (masker inhalasi).
2. Mesin nebulizer.
3. Oksigen (sentral atau tabung).
PERALATAN. 4. Flowmeter (gelas yang berisi air destilasi dilepas dari flowmeter).
5. Selang oksigen.
6. Obat inhalasi.
7. Aqua for injection.
8. Kertas tissue.
9. Sarung tangan disposibel
Prosedur Kerja. Prosedur kerja:
a. Tahap PraInteraksi
1. Perawat mencuci tangan.
2. Melakukan verifikasi order
b. Tahap Orientasi.
1. Berikan salam, panggil nama klien.
2. Memperkenalkan nama perawat.
3. Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan
c. Tahap Kerja.
1. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya.
2. Menanyakan keluhan utama klien.
3. Memulai tindakan dengan cara yang baik dan benar.
4. Menutup tirai.
5. Mengatur posisi paien duduk atau semi fowler.
6. Perawat memakai sarung tangan disposibel.
7. Tempatkan obat inhalasi pada reservoar masker (pada obat tertentu memerlukan
pengenceran dengan aqua for injection).
8. Sambungkan selang oksigen dari Hansel Mask ke mesin nebulizer lalu tekan
41
saklar posisi ON.
9. Bila tidak ada mesin nebulizer, sambungkan selang oksigen dari Hansel Mask
ke flow meter dan beri oksigen 6 – 8 liter/menit.
10. Cek adanya penguapan obat, bila ada pasangkan masker menutupi hung dan
mulut pasien.
11. Instruksikan pasien untuk napas dalam, mengambil nafas dari hidung dan
mengeluarkan nafas melalui mulut sambil menghirup droplet uap obat sampai
obat habis.
12. Observasi pengembangan dada pasien.
13. Setelah panguapan obat habis lepaskan masker dan anjurkan pasien untuk
membatukan sekret yang ada.
14. Monitoring adanya sesak napas dan perubahan tanda vital selama terapi.
15. Merapikan klien.
16. Membereskan alat-alat.
d. Terminasi.
1. Evaluasi hasil yang dicapai.
2. Memberi reinforcement positif pada klien.
3. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik
5. Mencuci tangan.
6. Dokumentasi
5
UNIT
TERKAIT

42
OBAT SUPOSITORIA ATAU KRIM VAGINA
RSUD PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
PENGERTIA Obat vaginal tersedia dalam bentuk supositoria dan cream, gunakan untuk
N
mengobati infeksi local.
1. Membersihkan vagina untuk persiapan operasi.
2. Untuk mengencerkan sekretmemberikan antiseptic untuk mengurangi
TUJUAN
pertumbuhan bakteri.
3. Pemberian obat.

KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
1. Obat Suppositoria vagina
2. Sarung tangan. disposibel
3. Pengalas.
PERALATAN
4. Bengkok.
5. Kassa.
6. Jelly.
7. Selimut
PROSEDUR. PROSEDUR KERJA :
a. Tahap PraInteraksi.
1. Perawat mencuci tangan.
2. Melakukan verifikasi order
b.  Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil nama klien.
2. Memperkenalkan nama perawat.
3. Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan.
c. Tahap Kerja.

43
1. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya.
2. Menanyakan keluhan utama klien .
3. Memulai tindakan dengan cara yang baik dan benar.
4. Menutup tirai.
5. Perawat memakai sarung tangan.
6. Membuka pakaian bawah, menutupi dengan selimut
7. Pasang pengalas di bawah pantat.
8. Mengatur posisi pasiendorsal recumbent.
9. Membuka pembungkus obat suppositoria.
10. Bila perlu melumasi obat suppositoria dengan jelly tipis-tipis.
11. Membuka labia agar tampak meatus vagina.
12. Memasukkan obat suppositoria ke dalam liang vagina kurang lebih 8-10 cm
atau sedalam mungkin.
13. Mengeluarkan jari tangan.
14. Membersihkan lendir vagina yang keluar dengan kassa.
15. Memberikan posisi supine selama 5-10 menit, meninggikan pinggul pasien
dengan satu bantal.
16. Merapikan klien.
17. Membereskan alat-alat
d. Terminasi.
1. Evaluasi hasil yang dicapai.
2. Memberi reinforcement positif pada klien.
3. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik.
5. Mencuci tangan.
6. Dokumentasi
5
UNIT
TERKAIT

44
MEMBERIKAN OBAT ORAL
RSUD PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR
Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
Memberikan obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses
PENGERTIAN penyembuhan dengan cara memberikan obat-obatan melalui mulut sesuai

dengan program pengobatan dari dokter.


1. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter.
TUJUAN 2. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam
pemberian obat.
Persiapan Alat :
1. Obat-obat yang akan diberikan (prive / R. S).
2. Gelas obat.
3. Daftar obat.
4. Bak tempat obat.
PERALATAN
5. Sarung tangan disposibel
6. Air minum
7. Sedotan
8. Kertas tisu
9. Sendok (bila jenis obat sirup)
10.Bolpen

PROSEDUR Prosedur kerja :


a. Tahap PraInteraksi.
1. Perawat mencuci tangan.
2. Melakukan verifikasi order
b.  Tahap Orientasi.
1. Berikan salam, panggil nama klien. Memastikan pasien benar dengan
memanggil nama pasien sesuai dengan nama daftar obat.
2. Memperkenalkan nama perawat.
3. Perawat menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan
dilakukan.
45
4. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya.
5. Menanyakan keluhan utama klien
c. Tahap Kerja.
1. Memulai tindakan dengan cara yang baik dan benar.
2. Menjaga privasi klien.
3. Mengatur posisi pasien duduk atau fowler.
4. Memakai sarung tangan jika ada kemungkinan perawat
terkontaminasi secret oral.
5. Membuka pembungkus obat dan tempatkan obat di tangan klien atau
tuangkan ke dalam cangkit obat dan berikan kepada klien, beri
bantuan jika dibutuhkan
6. bila obat berupa sirup, tuangkan obat pada sendok sesuai dosis.
7. Bantu klien uneuk menempatkan tablet / kapsul ke dalam mulut dan
didikuti dengan air.
8. berikan pengobatan cair setelah pil, instruksikan klien untuk
meminum habis obat cair yang diberikan, beri bantuan jika perlu.
9. tunggui pasien sampai semua medikasi diberikan, cek mulut klien
apabila klien bertanya apakah obat sudah tertelan.
10. kembalikan klien ke posisi semula.
11. rapikan klien.
12. bereskan alat-alat
d. Terminasi.
1. Evaluasi hasil yang dicapai.
2. Memberi reinforcement positif pada klien.
3. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik.
5. Mencuci tangan.
6. Dokumentasi
5
UNIT
TERKAIT

46
MEMBERIKAN OBAT SUBLINGUAL
RSUD PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR
Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
PENGERTIA Memberikan obat untuk pasien melalui mulut diletakkan di bawah lidah
N
sampai larut semuanyA
Memberikan obat kepada pasien secara tepat dan benar, sesuai dengan
TUJUAN
program pengobatan.

KEBIJAKAN
Persiapan Alat :
1. Obat yang telah ditentukan
PERALATAN
2. Air minum dalam gelas

PROSEDUR Prosedur kerja:


a. Tahap PraInteraksi.
1. Perawat mencuci tangan
2. Melakukan verifikasi order
b. Tahap Orientasi.
1. Berikan salam, panggil nama klien.
2. Memperkenalkan nama perawat.
3. Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan
c. Tahap Kerja.
1. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya.
2. Menanyakan keluhan utama klien.
3. Memulai tindakan dengan cara yang baik dan benar.
4. Menutup tirai.
5. Mengatur posisi pasien duduk atau semi fowler.
6. Pasien dianjurkan untuk membuka mulut dan mengangkat lidah, lalu
perawat memasukkan obat sesuai dosis di bawah lidah.

47
7. Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan
berbicara selama obat belum larut seluruhnya.
8. Bila obat telah larut, berikan minum pada pasien.
9. Merapikan klien.
10. Membereskan alat-alat
d. Terminasi.
1. Evaluasi hasil yang dicapai.
2. Memberi reinforcement positif pada klien.
3. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik.
5. Mencuci tangan.
6. Dokumentasi
5
UNIT
TERKAIT

48
PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRA MUSCULAR
RSUD PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
Injeksi Intra Musculer adalah suatu cara pemberian obat melalui injeksi yang
PENGERTIA
N diberikan dengan memasukkan obat ke dalam otot.
Memberikan obat-obatan injeksi melalui suntikan/injeksi melalui intra
TUJUAN
musculer

KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
1. Spuit injeksi sekali pakai (disposable) sesuai kebutuhan.
2. Kapas Alkohol
3. Jarum untuk mengambil obat pada vial (jika diperlukan).
PERALATAN
4. Obat yang akan diberikan.
5. Kikir ampul (bila diperlukan)
6. Pengalas
7. Sarung tangan
PROSEDUR PROSEDUR KERJA :
a. Tahap PraInteraksi
1. Perawat mencuci tangan.
2. Melakukan verifikasi order
b. Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil nama klien.
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan
c. Tahap Kerja.
1. Perawat membaca etiket, dosis, dan cara pemberian obat.
2. Perawat memasukkan obat kedalam spuit injeksi.

49
3. Perawat mengeluarkan udara dari spuit injeksi.
4. Perawat membawa spuit injeksi dan kapas alkohol dalam bak semprit
menuju ke pasien.
5. Perawat menanyakan dan memastikan nama pasien.
6. Perawat menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dengan ramah.
7. Perawat mengatur posisi pasien, dengan posisi sims atau pronasi.
8. Perawat menentukan daerah yang akan diinjeksi antara lain : otot
pangkal lengan atas bagian luar, 1/3 tengah otot paha sebelah luar, 1/3
spira Iliaka anterior superior.
9. Perawat mendisinfeksi daerah yang ditentukan dengan kapas alkohol.
10. Perawat memasukkan jarum dengan posisi 90º dari kulit dengan
kedalaman sesuai kondisi pasien.
11. Perawat mengaspirasi untuk memastikan jarum tidak mengenai
pembuluh darah.
12. Perawat memasukkan obat dengan perlahan-lahan, sambil
memperhatikan reaksi pasien.
13. Perawat mencabut jarum dengan cepat dan hati-hati, serta menahan
kulit bekas tusukan dengan kapas alkohol dan di massage.
14. Perawat merapikan pasien.
15. Perawat mencuci tangan.
16. Perawat mencatat kegiatan dalam buku laporan.
d. Terminasi
1. Evaluasi hasil yang dicapai
2. Memberi reinforcement positif pada klien.
3. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik.
5. Mencuci tangan.
6. Dokumentasi
5
UNIT
TERKAIT

50
PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA
RSUD PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan  langsung ke dalam pembuluh
PENGERTIA
N darah vena

TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter

KEBIJAKAN
  PERSIAPAN ALAT :
1. Sarung tangan 1 pasang.
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan.
3. Jarum 1 (steril).
4. Bak spuit 1.
5. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya).
6. Desinfektan (zalf atau cair).
PERALATAN
7. Torniquet/manset.
8. Perlak dan pengalas.
9. Obat sesuai program terapi.
10. Bengkok 1.
11. Gergaji ampul (kalau perlu).
12. Plester luka (contoh: “Hansaplast” atau kasa dan plester.
13. Buku injeksi/daftar obat
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT:
a. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan.
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

51
b. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan  dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien.
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
c. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien dan pilih vena dari arah distal.
2. Memasang perlak dan alasnya.
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi.
4. Meletakkan tourniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk.
5. Memakai hand schoon.
6. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol (melingkar dari arah dalam
ke luar) biarkan kering.
7. Mempertahankan vena pada posisi stabil.
8. Memegang spuit dengan sudut 30 derajat.
9. Menusuk vena dengan kemiringan 300, dan lubang jarum menghadap
ke atas.
10. Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit.
11. Membuka tourniquet.
12. Memasukkan obat secara perlahan.
13. Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan dengan kapas.
14. Menutup daerah tusukan dengan “plester luka”.
15. Membuang spuit ke dalam bengkok.
d. Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan.
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.,
3. Berpamitan dengan klien.
4. Membereskan alat-alat.
5. Mencuci tangan.
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
UNIT
TERKAIT

52
PEMBERIAN OBAT SUB CUTAN (SC)
RSUD PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
PENGERTIA Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan  langsung ke bawah kulit (sub
N cutan.

TUJUAN Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter.


KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :

1. Sarung tangan 1 pasang


2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum 1 (steril)
4. Bak spuit 1
PERALATAN
5. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
6. Perlak dan pengalas
7. Obat sesuai program terapi
8. Bengkok 1
9. Buku injeksi/daftar obat

PROSEDUR Prosedur Kerja :


a. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat dengan benar
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benaR
b. Tahap Orientasi.
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan  dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien.
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

53
c. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien sesuai tempat tusukan.
2. Memasang perlak dan alasnya.
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi.
4. Memakai hand schoon.
5. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol (melingkar dari arah dalam
ke luar) biarkan kering.
6. Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk mengangkat cutan.
7. Menusuk spuit dengan sudut 45 derajat.
8. Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit.
9. Memasukkan obat ke dalam sub cutan perlahan.
10. Mencabut jarum sambil menekan
11. Membuang spuit ke dalam bengkok

d. Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien.
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

UNIT
TERKAIT

54
PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
RSUD PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR
Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
Pemberian terapi oxygen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas oksigen
pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru melalui
PENGERTIA
N saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus.
Pemberian oksigen pada klien dapat melalui tiga cara, yaitu: kateter nasal,
kanula nasal dan masker oksigen.
1. Memenuhi kekurangan oksigen.
2. Membantu kelancaran metabolism.
TUJUAN 3. Sebagai tindakan pengobatan.
4. Mencegah hipoksia.
5. Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung

KEBIJAKAN
Persiapan alat :
1. Tabung oxygen dengan manometernya
2. Pengukur aliran ( flow meter )
PERALATAN 3. Botol pelembab ( humidifier ) yang terisi air matang / aquades
4. Pipa saluran ( slang ) Zat asam
5. Kanula pipa ganda.
6. Kateter nasal, kanula nasal atau masker.
PROSEDUR Prosedur Kerja :
a. Tahap PraInteraksi.
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
2. Mencuci tangan.
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
b. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik

55
2. Menjelaskan tujuan  dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien.
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
c. Tahap Kerja.
Menggunakan kateter nasal
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Observasi humidifier dengan melihat jumlah air yang sdah disiapkan
sesuai level yang telah ditetapkan.
4. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, kemudian
observasi humidifier pada tabung air dengan menunjukkan adanya
gelembung air.
5. Atur posisi dengan semi fowler.
6. Ukur kateter nasal dimulai dari lubang telinga sampai ke hidung dan
berikan tanda.
7. Buka saluran udara dari flommeter oksigen.
8. Berikan minyak pelumas (vaselin/jely).
9. Masukkan ke dalam hidung sampai datas yang ditentukan.
10. Lalukan pengecekan kateter apakah sudah masuk atau belum dengan
menekan lidah pasien dengan menggunakan spatel (akan terlihat
posisinya di bawah uvula).
11. Fiksasi pada daerah hidung.
12. Periksa kateter nasal setiap 6 – 8 jam.
13. Kaji cuping hidung, septum, mukosa hidung serta periksa kecepatan
aliran oksigen, rute pemberian dan respon pasien.
14. Cuci tangan seterlah prosedur dilakukan.
Menggunakan kanula nasal
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Observasi humidifier dengan melihat jumlah air yang sudah disiapkan
sesuai level yang telah ditetapkan.
4. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, kemudian
observasi humidifier pada tabung air dengan menunjukkan adanya

56
gelembung air.
5. Pasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk kenyamanan
pasien.
6. Periksa kanula nasal setiap 6 – 8 jam.
7. Kaji cuping hidung, septum, mukosa hidung serta periksa kecepatan
aliran oksigen, rute pemberian dan respon pasien.
8. Cuci tangan seterlah prosedur dilakukan.
Menggunakan masker oksigen
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan
3. Atur posisi semi fowler.
4. Observasi humidifier dengan melihat jumlah air yang sudah disiapkan
sesuai level yang telah ditetapkan.
5. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, kemudian
observasi humidifier pada tabung air dengan menunjukkan adanya
gelembung air.
6. Tempatkan masker oksigen diatas mulut dan hidung pasien dan atur
pengikat untuk kenyamanan pasien.
7. Periksa kanula nasal setiap 6 – 8 jam.
8. Kaji cuping hidung, septum, mukosa hidung serta periksa kecepatan
aliran oksigen, rute pemberian dan respon pasien.
9. Cuci tangan seterlah prosedur dilakukan.
e. Terminasi.
1. Melakukan evaluasi tindakan.
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat.
5. Mencuci tangan.
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
5
UNIT
TERKAIT

57
PERAWATAN LUKA KOTOR
RSUD PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR
Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
Melakukan tindakan perawatan : mengganti balutan, membersihkan luka pada
PENGERTIA
N luka kotor.
1. Mencegah infeksi
TUJUAN 2. Membantu penyembuhan luka.

KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :

Bak Instrumen yang berisi:


1. Pinset anatomi
2. Pinset chirurgis
3. Gunting debridemand
4. Kasa steril
5. Kom: 3 buah

Peralatan lain terdiri dari:

1. Sarung tangan
PERALATAN
2. Gunting plester
3. Plester/perekat
4. Alkohol 70 % / Wash bensin
5. Desinfektant
6. NaCl 0,9 %
7. Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan
8. Verband
9. Obat luka sesuai kebutuhan

58
PERSIAPAN ALAT:

a. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
b. Tahap Orientasi.
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien.
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
c. Tahap Kerja.
1. Menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas.
3. Membuka peralatan.
4. Memakai sarung tangan.
5. Membasahi plester dengan alcohol/wash bensin dan buka
menggunakan pinset.
6. Membuka balutan lapis luar.
7. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester.
8. Membuka balutan lapis dalam.
PROSEDUR 9. Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus.
10. Melakukan debridement.
11. Membersihkan luka dengan cairan NaCl.
12. Melakukan kompres desinfektan dan tutup dengan kasa.
13. Memasang plester atau verband.
14. Merapikan pasien
d. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
2. Berpamitan dengan klien .
3. Membereskan alat-alat.
4. Mencuci tangan.
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

UNIT
TERKAIT

59
PERAWATAN LUKA KERING
RSUD PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Piru
PROSEDUR
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
Membersihkan luka, mengobati luka, dan menutup kembali luka dengan tehnik
PENGERTIAN
steril
1. Untuk membersihkan luka.
2. Mencegah masuknya kuman dan kotoran kedalam luka.
TUJUAN 3. Memberikan pengobatan pada luka.
4. Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien.
5. Mengevaluasi tingkat kesembuhan luka.

KEBIJAKAN
PERALATAN PERSIAPAN ALAT :
MENGGANTI BALUTAN KERING
1. Seperangkat set perawatan luka steril.
2. Sarung tangan steril.
3. Pinset 3 ( 2 anatomis, 1 sirurgis )
4. Gunting ( menyesuaikan kondisi luka)
5. Balutan kassa dan kassa steril.
6. Kom untuk larutan antiseptic/larutan pembersih.
7. Salp antiseptic  ( bila diperlukan )
8. Depres
9. Lidi kapas
10. Larutan pembersih yang diresepkan ( garam fisiologis, betadin, …).
11. Gunting perban / plester.
12. Sarung tangan sekali pakai.
13. Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan.

60
14. Bengkok.
15. Perlak pengalas.
16. Kantong untuk sampah
17. Korentang steril
18. Alcohol 70%
19. Troli / meja dorong.
PROSEDUR PROSEDUR KERJA :

a. Tahap PraInteraksi.
1. Membaca catatan perawat untuk rencana perawatan luka
2. Mencuci tangan
b. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam, memanggil klien dengan namanya
2. Menjelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien / keluarga
c. Tahap Kerja.
1. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya sebelum melakukan
tindakan.
2. susun semua peralatan yang diperlukan di troly dekat  pasien ( jangan
membuka peralatan steril dulu ).
3. Letakkan bengkok di dekat pasien.
4. Jaga privacy pasien, dengan menutup tirai yang ada di sekkitar pasien, 
serta pintu dan jendela.
5. Mengatur posisi klien, instruksikan pada klien untuk tidak menyentuh area
luka atau peralatan steril.
6. Mencuci tangan secara seksama.
7. Pasang perlak pengalas.
8. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan
atau balutan dengan pinset.
9. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan
perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan. Jika masih
terdapat plester pada kulit, bersihkan dengan kapas alcohol.
10. Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan, pertahankan permukaan
kotor  jauh dari penglihatan klien.
11. Jika balutan lengket  pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril
61
/ NaCl.
12. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan.
13. Buang balutan kotor pada bengkok.
14. Lepas sarung tangan dan buang pada bengkok
15. Buka bak instrument  steril.
16. Siapkan larutan yang akan digunakan.
17.  Kenakan sarung tangan steril.
18. Inspeksi luka.
19. Bersihkan luka dengan larutan antiseptic yang diresepkan atau larutan
garam fisiologis.
20. Pegang kassa yang dibasahi larutan tersebut dengan pinset steril.
21. Gunakan satu kassa untuk satu kali usapan.
22. Bersihkan dari area kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi.
23. Gerakan dengan tekanan progresif menjauh dari insisi atau tepi luka.
24. Gunakan kassa baru untuk mengeringkan luka atau insisi. Usap dengan
cara seperti di atas.
25. Berikan salp antiseptic bila dipesankan / diresepkan, gunakan tehnik
seperti langkah pembersihan.
26. Pasang kassa steril kering pada insisi atau luka.
27. Gunakan plester di atas balutan, fiksasi dengan ikatan atau balutan.
28. Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempatnya.
29. Bantu klien pada posisi yang nyaman.
d. Tahap terminasi
1.  Mengevaluasi perasaan klien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan.
3. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
4. Mengakhiri kegiatan.
5. Mencuci dan membereskan alat
6. Mencuci tangan
Dokumentasi
 Mencatat tanggal dan jam perawatan luka
 Mencatat Kondisi luk

UNIT
TERKAIT

62
PEMASANGAN SPALK/BIDAI
RSUD PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
Pemasangan bidai adalah suatu tindakan untuk mengatasi atau membantu
PENGERTIA
N pasien yang mengalami patah tulang sehingga tidak terjadi pergerakan /
pergeseran sehingga pasien tidak merasa sakit.
Sebagai acuan dan langkah-langkah dalam pelaksanaan pemasangan bidai /
TUJUAN
spalk pada pasien.
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :

1. Spalk sesuai ukuran.


PERALATAN 2. Kasa baluan panjang, elastis verban.
3. Gunting.

PROSEDUR KERJA :

1. Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.


2. Apabila terdapat luka pada daerah yang akan dipasang spalk, maka luka
dijahit dan ditutup dengan kasa steril.
PROSEDUR 3. Posisikan tubuh pasien yang akan dipasang spalk pada posisi anatomi.
4. Ukur bidai pada 2 sendi.
5. Jangan membalut terlalu kuat atau terlalu longgar.
6. Setelah membalut observasi AVN.
7. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

UNIT
TERKAIT

63
PEMASANGAN GIPS
RSUD PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


NIP: 19610801 199010 1 001.
Suatu Kegiatan untuk menyiapkan peralatan dan pasien yang akan dipasang
PENGERTIA
N gips
1. Fiksasi.
2. Reposisi.
TUJUAN
3. Immobilisasi.
4. Penyembuhan tulang sesuai dengan yang diharapkan
PERSIAPAN ALAT :
1. Gips dengan jumlah dan ukuran sesuai kebutuhan.
2. Kapas lemak / padding.
3. Ember.
4. Perlak.
5. Verband .
Pasien
1. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan agar
PERALATAN kooperatif.
2. Posisi pasien diatur sesuai jenis tindakan.
3. Bila diperlukan pembiusan pasien dipuasakan.
4. Bila diperlukan debridement sebelumnya, pemasangan gips pasien
masih dalam pemeriksaan.
5. Lingkungan.
6. Petugas

64
PROSEDUR KERJA :
1. Memindahkan pasien ke ruang khusus (bila ada) atau di meja operasi.
2. Memasang perlak di bawah daerah yang akan digips.
3. Mengisi embar dengan air secukupnya.
4. Membantu dokter pada saat pemasangan gips :
 Mengatur posisi pasien.
 Mengangkat daerah yang akan dipasang gips dan posisi tersebut
dipertahankan selama dilakukan tindakan reposisi.
 Mengukur daerah yang akan dipasang gips.
Memasang gips dengan cara.
1. Masukkan gulungan vertikal gips ke dalam air.
2. Biarkan verband gips di dalam air beberapa saat sampai gips
mengeluarkan gelembung udara.
3. Angkat verband gips dan peras sedikit
PROSEDUR
4. Pemasangan verband gips pada daerah yang fraktur dengan posisi
gulungan gips terletak di sebelah luar.
5. Haluskan gips setelah balutan gips dirasakan sudah cukup.
6. Atur posisi setelah pemasangan.
7. Membersihkan daerah di sekitar pemasangan gips
Melakukan observasi terhadap :
1. Respon, setelah tindakan/keluhan pasien.
2. Neuro vaskuler baik (NVB).
3. Memindahkan pasien dari meja pemasangan gips ke brankar atau kursi
dorong
Tahap Terminasi.
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
2. Berpamitan dengan klien.
3. Membereskan alat-alat.
4. Mencuci tangan.
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan.
UNIT
TERKAIT

65
MEMANDIKAN PASIEN
RSU PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
PROSEDUR Tanggal terbit : Ditetapkan
TETAP Direktur RSUD Piru

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


Nip ; 19610801 199010 1 001
PENGERTIA
N Membersihkan tubuh pasien dengan air bersih dan sabun

TUJUAN 1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan


2. Melaksanakan kebersihan perorangan
3. Memberikan rasa nyaman

KEBIJAKAN Pasien yang memerlukan bantuan mandi di tempat tidur


PERSIAPAN ALAT :

1. Pakaian bersih 1 stel


2. Baskom mandi 2 buah
3. Air panas dan dingin
4. Waslap 2 buah
5. Perlak dan handuk kecil 1 buah
6. Handuk besar 2 buah
PERALATAN 7. Selimut mandi/kain penutup
8. Celemek plastic
9. Tempat tertutup untuk pakaian kotor
10. Sabun mandi
11. Bedak
12. Sarung tangan bersih
13. Pispot/urinal dan pengalas
14. Botol cebok

PROSEDUR KERJA :

66
a. Tahap Pra Interaksi.
1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan.
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
b. Tahap Orientasi.
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
PROSEDUR
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
c. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mencuci tangan.
3. Mengganti selimut klien dengan selimut mandi.
4. Melepas pakaian atas klien

MEMBASUH MUKA .

1. Membentangkan perlak kecil dan handuk kecil di bawah kepala


2. Menawarkan pasien menggunakan sabun atau tidak
3. Membersihkan muka, telinga dengan waslap lembab lali di keringkan
4. Menggulung perlak dan handuk

MEMBASUH LENGAN

1. Menurunkan selimut mandi kebagian perut klien


2. Memasang handuk besar diatas dada klien secara melintang dan kedua
tangan klien diletakkan diatas handuk
3. Membasahi tangan klien dengan waslap air bersih, disabun, kemudian
dibilas dengan air hangat (lakukan mulai dari ekstremitas terjauh klien)

MEMBASUH DADA DAN PERUT

1. Melepas pakaian bawah klien dan menurunkan selimut hingga perut bagian
bawah, kedua tangan diletakkan diatas bagian kepala, membentangkan

67
handuk pada sisi klien.
2. Membasuh ketiak dan dada serta perut dengan waslap basah, disabun,
kemudian dibilas dengan air hangat dan dikeringkan, kemudian menutup
dengan handuk

MEMBASUH PUNGGUNG.

1. Memiringkan pasien kearah perawat


2. Membentangkan handuk di belakang punggung hingga bokong.
3. Membasahi punggung hingga bokong dengan waslap, disabun, kemudian
dibilas dengan air hangat dan dikeringkan.
4. Memberi bedak pada punggung.
5. Mengembalikan ke posisi terlentang, kemudian membantu pasien
mengenakan pakaian

MEMBASUH KAKI.

1. Mengeluarkan kaki pasien dari selimut mandi dengan benar.


2. Membentangkan handuk dibawah kaki tersebut, menekuk lutut.
3. Membasahi kaki mulai dari pergelangan sampai pangkal paha, disabun,
dibilas dengan air bersih, kemudian dikeringkan.
4. Melakukan tindakan yang sama untuk kaki yang lain

MEMBASUH DAERAH LIPAT PAHA DAN GENITAL

1. Membentangkan handuk dibawah bokong, kemudian selimut mandi bagian


bawah dibuka
2. Membasahi daerah lipat paha dan genital dengan air, disabun, dibilas,
kemudian dikeringkan
3. Mengangkat handuk, membantu mengenakan pakaian bawah klien.
4. Merapikan klien, ganti selimut mandi dengan selimut tidur
d. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan.
2. Berpamitan dengan pasien.
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula.
4. Mencuci tangan.

68
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

UNIT
TERKAIT

TRANSFUSI DARAH
RSU PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
PROSEDUR Tanggal terbit : Ditetapkan
TETAP Direktur RSUD Piru

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


Nip ; 19610801 199010 1 001
PENGERTIA Memberikan transfusi darah sesuai intrusi atau program.
N
TUJUAN Memenuhi kebutuhan dasar dan mencegah terjadinya anemia

KEBIJAKAN pasien dengankadar hemoglibin di bawah 7 gr/dl


PERSIAPAN ALAT :

1. Standar infus. 11. Tempt sampah.


2. Cairan steril sesuai instruksi. 12. Kasa steril.
3. Tranfusi set steril. 13. Sarung tangan
4. IV kateter sesuai ukuran ( 18 ). 14. Salf antibiotik.
PERALATAN 5. Bidai atau ( k/p pada anak ). 15. Plester.
6. Perlak dan pengalas. 16. Darah atau plasma.
7. Tourniquet 17. Obat antihistamin.
8. Instrumens steril ( pinset, 18. Tensimeter dan termometer
gunting dan com ) 19. Formulir observasikhusus dan alat
9. Kapas alkohol tulis
10. Bengkok.

PROSEDUR PROSEDUR KERJA :

a. Tahap Pra Interaksi


1. Membaca program tindakan.
2. Memasang sampiran.
3. Mencuci tangan.
4. Mendekatkan alat kepasien

69
b. Tahap Orientasi
1. Memberi salam.
2. Menanyakan adanya keluhan.
3. Menjelaskan prosedur tindakan kepasien atau keluarga.
4. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya

C. Tahap kerja.
1. Menggunakan sarung tangan.
2. Mengukur tanda vital.
3. Membebaskan lengan pasien dari baju.
4. Meletakan perlak dan pengalas di bawah lwngan pasien.
5. Menyiapkan larutan NaCl 0,9 % dengan tranfusi set.
6. Memasang infus NaCl 0,9 %.
7. Mengatasi tetesan tetap lancer.
8. Memastikan tidak ada udara didalam selang infus.
9. Mengontrol kembali darah yang akan diberikan kembali kepada pasien
 Wanita.
 Identitas.
 Jenis dan golongan darah.
 Nomor kantong darah
 Tanggal kadaluarsa
 Hasil cross test dan jumlah darah.
10. Mengganti cairan NaCl 0,9 % dengan darah setelah 15 menit.
11. Mengatur tetesan darah.
c. Tahap terminasi.
1. Mengganti adanya reaksi transfusi dan komplikasi.
2. Mengevaluasi perasaan pasien.
3. Menyimpulkan hasil kegiatan.
4. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya.
5. Mengakhiri kegiatan.
6. Merapikan alat.
7. Melepas sarung tangan.
8. Mencuci tangan
9. Mengukur tanda vital tiap 5 menit untuk 15 menit pertama, tiap 15 menit
untuk jam berikutnya dan tiap 1 jam sampai dengan tranfusi selesai

70
UNIT
TERKAIT

MENCUCI RAMBUT PASIEN


RSU PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
11.01/2013
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP Direktur RSUD Piru

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


Nip : 19610801 199010 1 001
PENGERTIA Merawat rambut merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yag
N
tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk mencuci rambut.
Untuk menghilangkan mikroorganisme kulit kepala, menambah rasa nyaman,

TUJUAN Membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit, dan untuk mempelancar
sistem peredaran darah di bawah kulit.

KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :

1. Handuk secukupnya
2. Pelak panjang sebagai alas atau pengalas
3. Baskom berisim air hangat
4. Sampo atau sabun dalam tempatnya
PERALATAN
5. Kain kasa dan kapas
6. Sisir
7. Bengkok
8. Gayung
9. Ember kosonG

PROSEDUR PROSEDUR KERJA :


Persiapan :
1. Tutup jendela atau pasang sampiran ( untuk kenyamanan pasien).
2. Posisi tidur pasien diatur dengan kepala di pinggir tempat tidur.

71
3. Ember diletakkan di bawah tempat tidur bagian kepala.
4. Perlak pengalas dipasang di bawah kepala, dengan sisi kanan dan kiri
digulung sedikit ke dalam dan ujungnya berada di dalam ember.
5. Lubang telinga ditutup dengan kapas dan mata di tutup dengan kain kasa.
6. Dada ditutup dengan handuk sampai ke leher.
7. Rambut disisir, kemudian disiram dengan air hangat, selanjutnya rambut
dicuci dengan shampoo.
8. Rambut dibilas beberapa kali dengan air hangat dan kepala sambil dipijat.
9. Kepala diangkat diberi alas handuk.
10. Rambut disisir rapi.
11. Kepala pasien diletakkan pada bantal yang telah di alasi handuk kering.
12. Posisi pasien diatur kembali.
13. Peralatan di bersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.
14. Cuci tangan setelah prosedur selesai dilaksanakan

UNIT
TERKAIT

72
BATUK EFEKTIF DAN TEKNIK NAPAS DALAM
RSU PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP Direktur RSUD Piru

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


Nip : 19610801 199010 1 001
PENGERTIA Latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi dan mengganggu di saluran nafas
N
dengan cara dibatukkan
1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret.

TUJUAN 2. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik laboratorim


3. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret
1. Klien dengan gangguan saluran nafas akibat akumulasi secret
KEBIJAKAN 2. Pemeriksaan diagnostik sputum di laboratorium

PERSIAPAN ALAT :
1. Kertas tissue
2. Bengkok
PERALATAN
3. Perlak/alas
4. Sputum pot berisi desinfektan
5. Air minum hangat

PROSEDUR PROSEDUR KERJA :


A. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mempersiapkan pasien
3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di
73
abdomen
4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui
hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
5. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah
lengkung pada punggung)
6. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat
mulut, bibir seperti meniup)
8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi
dari otot
9. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk
atau di dekat mulut bila tidur miring)
10. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali , yang ke-3:
inspirasi, tahan nafas dan batukkan dengan kuat
11. Menampung lender dalam sputum pot
12. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

UNIT
TERKAIT

74
MELAKUKAN TES KEHAMILAN
RSU PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
Tanggal Terbit : Ditetapkan
PROSEDUR Direktur RSUD Piru
TETAP

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


Nip : 19610801 199010 1 001

PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
1. Persiapan pasien : pada umumnya tidak memerlukan persiapan khusus
2. persiapan sampel : Wadah penampungan hendaknya bersih dan kerinG.
PERALATAN 3. Alat dan bahan.
a. Wadah penampungan urin yang bersih dan kering.
b. Strip tes kehamilan.
c. Urin
PROSEDUR KERJA :

1. Masukan strip kedalam penampungan urin


2. Letakan strip dengan posisi dimiringkan kira – kira 45 º
3. Tunggu sampai muncul garis ( pita ) pada strip lalu dibaca/ tulis hasil yang
diperoleh
PROSEDUR
TERMINASI :

1. Negatip: Bila hanya 1 garis ( pita ) muncul pada bagian control


2. Positip: Bila 2 garis ( pita ) muncul pada bagian control ( C ) dan tes (T)

75
UNIT TERKAIT

MELAKUKAN PALPASI ABDOMEN


RSU PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP Direktur RSUD Piru

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


Nip : 19610801 199010 1 001
PENGERTIA
N

Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care ( ANC ), sehingga
dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan bayi yang sehat dan memperoleh
TUJUAN
kesehatan yang optimal pada masa nifas serta dapat menyusui dengan baik dan
benar.

KEBIJAKAN
PERALATAN PERSIAPAN ALAT :

ALAT :
1. Leanec 9. Timbangan Berat Badan
2. Doppler / spekulum corong dewasa.
3.      Meteran kain pengukur 10.     Tensimeter Air Raksa.
tinggi fundus uteri 11.    Stetoscope
4. Meteran pengukur LILA 12.    Bed Obsttric.
5. Selimut 13. Spekulum gynec.
6.         Reflex Hammer 14. Lampu halogen / senter.
7.        Jarum suntik disposibel 15.   Kalender kehamilan
2,5 ml.
8.        Air hangat

Bahan
1. Sarung tangan.
2. Kapas steril.
3. Kassa steril.

76
4. Alkohol 70 %.
5. Jelly.
6. Sabun antiseptik.
7. Wastafel dengan air mengalir.
8. Vaksin TT.

PROSEDUR PROSEDUR KERJA :


PERSIAPAN.
1. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.
2. Mempersiapkan Bumil mengosongkan kandung kemih.
3. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air
mengalir dan keringkan.
PELAKSANAAN:
 Anamnesa:
1. Riwayat perkawinan.
2. Riwayat penyakit ibu dan keluarga.
3. Status wayat Haid, HPHT.
4. Riwayat imunisasi Ibu saat ini
5. Kebiasaan ibu.
6. Riwayat persalinan terdahulu
Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia kehamilan dan buat taksiran persalinan.
 Pemeriksaan
Pemeriksaan Umum.
1. Keadaan umum Bumil
2. Ukur TB, BB, Lila. 
3. Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HR.
4. Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai ekstremitas).
5. Mata : conjungtiva, ikterus ; Gigi ,
6. Kaki :Oedema kaki , dst.
7. Pemeriksaan khusus.

UMUR KEHAMILAN  <20 mgg :

 Inspeksi.
1. Tinggi fundus.
2. Hyperpigmentasi (pada areola mammae, Linea nigra).  
3.      Striae.
 Palpasi.
1. Tinggi fundus uteri
2. Keadaan perut
 Auskultasi.

UMUR KEHAMILAN > 20 mgg:

 Inspeksi.
1. Tinggi fundus uteri.
2. Hypergigmentasi dan striae   
77
3. Keadaan dinding perut
 Palpasi.
Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya sbb :
Pemeriksa berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan.
a. Leopold 1.
o Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk
menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak
mendorong uterus kebawah (jika diperlukan, fiksasi uterus basah
dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian
lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis).
o Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah)
kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap kebagian
kepala
o Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan
rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan
menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan
secara bergantian
b. Leopold 2.
o Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan
telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan
pada ketinggian yang sama.
o             Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian geser kearah
bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memenjang
(punggung) atau bagaian yang kecil (ekstremitas).
c. Leopold 3.
o Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap kebagian kaki
ibu.
o Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah,
telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu,
tekan secara lembut bersamaan atau bergantian untuk menentukan
bagian bawah bayi (bagian keras, bulat dan hampir homogen adalah
kepala, sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah
bokong).
d. Leopold 4.
o Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada dinding lateral
kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan
berada pada tepi atas simfisis.
o Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-
jari tangan kanan yang meraba dinding bawah uterus.
o Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan
(konvergen/divergen).
o Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah
bayi (bila presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala
didekat leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang
pinggang bayi).
o Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul, kemudian letakkan
jari0jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai

78
seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
 Auskultasi.
o Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin.
o Pemeriksaan Tambahan.
o Laboratorium rutin : Hb, Albumin
o USG

Akhir pemeriksaan :

1. Buat kesimpulan hasil pemeriksaan.


2. Buat prognosa dan rencana penatalaksanaan.
3. Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status pasien.
4. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada bumil yang meliputi : usia kehamilan,
letak janin, posisi janin, Tafsiran persalinan, Resiko yang ditemukan atau
adanya penyakit lain.
5. Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang.
6. Jelaskan rencanan asuhan ANC berkaitan dengan hasil pemeriksaan
7. Jelaskan pentingnya imunisasi.
8. Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan.
9. Beri alasan bila pasien dirujuk ke Rumash Sakit

UNIT
TERKAIT

79
PEMBERIAN KIRBAT ES
RSU PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
II.01/2013
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP Direktur RSUD Piru

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


Nip : 19610801 199010 1 001
PENGERTIAN Memberikan kompres dingin kering dengan menggunakan kirbat es

1. Menghentikan perdarahan
2. Mengurangi rasa sakit/nyeri/peradangan
TUJUAN
3. Menurunkan suhu

KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
1. Kirbat es biasa/leher/gantung dan sarungnya
2. Perlak dan alasnya
PERALATAN
3. Mangkok berisi potongan es
4. Garam satu sendok the
5. Lap kerja

PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi


1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy

80
2. Mengatur pasien dalam posisi senyaman mungkin
3. Mengisi kirbat es dengan potongan es hingga ⅔ bagian
4. Mengeluarkan udara dan menutup kirbat es dan pastikan tidak bocor
5. Mengeringkan dengan lap kerja dan memasang sarung
6. Meletakkan pengalas di bawah daerah yang akan di pasang kirbat
7. Meletakkan kirbat pada bagian tubuh yang akan dikompres dengan kepala
kirbat mengarah keluar tempat tidur
8. Memantau respon pasien
9. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

UNIT
TERKAIT

81
UP HEKTING
RSU PIRU
No Dokumen No Revisi Halaman
01 Januari 2013
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan
TETAP Direktur RSUD Piru

01 Januari 2013 Dr. M. Siwabessy


Nip : 19610801 199010 1 001
PENGERTIA Pengangkatan jahitan luka.
N

TUJUAN Meningkatkan Proses penyebmbuhan jaringan dan juga mencegah infesi

KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
1. Gunting angkat jahitan 8. Bethadine
2. Hansdcoen steril 9. Plester.
3. Pinset anatomis 2 bh 10. Kapas alkhohol.
PERALATAN
4. Nierbeken (bengkok) 11. Larutan chlorine 0,5%
5. Handuk kecil 12. Perlak.
6. Gunting verban 13. Tempat sampah medis
7. Kassa secukupnya
PROSEDUR KERJA :
1. Beritahu klien tindakan yang akan dilakukan.
2. Pasang sampiran /tirai
3. Atur posisi klien senyaman mungkin.
PROSEDUR 4. Pasang perlak dan pengalasnya dibawah derah yang akan dilakukan
perawatan.
5. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
6. Pakai sarung tangan.

UNIT
TERKAIT

82
83

Anda mungkin juga menyukai