Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
PENGERTIAN
No.Distribusi
No. Dokumen
: SOP.KIA/01
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 1
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Mencuci tangan adalah salah satu tindakkan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari
jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya dengan tujuan untuk menjadi
bersih.
TUJUAN
1.Mengurangi jumlah microorganisme dari kulit dan tangan.
2.Menghindari terjadinya penyeberan infeksi.
PERSIAPAN ALAT 1. Sabun yang mengandung desinfektan dan tidak merusak kulit.
2. Wastapel dengan keran air yang mengalir.
3. Alat pengering, tissue atau handuk bersih dan kering.
PELAKSANAAN
1. Lepaskan jam tangan dan gulung lengan baju keatas pergelangan tangan. Hindarkan
memakai cincin selama mencuci tangan.
2. Jaga agar kuku tetap pendek dan datar.
3. Inspeksi permukaan tangan dan jari akan adanya luka pada kulit.
4. Berdiri didepan wastapel. Jaga agar tangan tidak menyentuh wastapel (jika tangan
menyentuh wastapel saat mencuci tangan, harus diulang).
Alirkan air.
Basahi tangan dan lengan bawah lebih rendah daripada siku selama mencuci tangan.
Taruh sedikit sabun pada telapak tangan, sabuni dengan seksama.
Gosok kedua tangan dengan cepat paling sedikit 5 10 detik. Jalin jari jari tangan
5.
6.
7.
8.
dan gosok telapak tangan serta bagian punggung tangan dengan gerakan sirkulasi
paling sedikit masing masing 5 kali. Pertahankan supaya ujung ujung jari berada
9.
10.
11.
12.
Status Dokumen
Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
No.Distribusi
No. Dokumen
: SOP.KIA/02
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 1
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
PENGERTIAN
Mengukur suhu tubuh adalah salah satu cara / tindakan yang dilakukan untuk
TUJUAN
dilakukan.
Mendekatkan alat alat.
Perawat mencuci tangan.
Mengatur posisi pasien (bebaring atau duduk).
Lengan baju pasien dibuka (bila perlu), keringkan ketiak dengan handuk atau tissue.
Mengambil thermometer, dicek, kemudian letakkan thermometer dengan reservoir
Status Dokumen
Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
SOP MENGHITUNG
DENYUT NADI
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
No.Distribusi
No. Dokumen
: SOP.KIA/03
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 1
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
PENGERTIAN
Menghitung denyut nadi adalah meraba dan menghitung denyut nadi pada bagian tubuh
TUJUAN
yang tertentu (pergelangan tangan, lipatan siku, leher, pelipis, lipatan paha).
Sebagai acuan langkah langkah menghitung denyut nadi melalui bagian tubuh yang
tertentu untuk membantu menentukan diagnose / menentukan langkah langkah
perawatan.
PERSIAPAN ALAT 1. Alat tulis
2. Pengukur waktu (arloji yang memiliki jarum detik)
PELAKSANAAN
1. Petugas mencuci tangan.
2. Jika pasien berbaring, letakkan lengan bawah menyilangi dada atau disamping tubuh
pasien dengan pergelangan tangan sedikit fleksi dan telapak tangan menghadap
kebawah. Jika pasien duduk, tekuk siku 90 0 dan sokong lengan bawah pada kursi
atau lengan perawat. Fleksikan sedikit pergelangan tangan dengan telapak tangan
menghadap kebawah.
3. Letakkan dua jari pertama di atas alur sekitar bagian radialis.
4. Tekan sedikit radialis, abaikan nadi awalnya, kemudian rilekskan sehingga nadi dapat
diraba dengan mudah.
5. Setelah nadi dapat dirasakan secara teratur, lihat jarum detik pada arloji untuk
meghitung frekuensi.
6. Jika nadi teratur, hitung selama 30 detik dan kalikan hasilnya dengan 2.
7. Jika nadi tidak teratur, hitung selama 1 menit penuh (60 detik).
8. Tentukan kekuatan nadi, perhatikan apakah nadi teraba dengan ujung jari menonjol,
kuat lemah, atau cepat.
9. Bantu pasien untuk kembali pada posis yang nyaman.
10. Cuci tangan.
11. Catat hasil pengukuran pada status pasien.
Status Dokumen
Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
SOP MENGHITUNG
PERNAFASAN
No.Distribusi
No. Dokumen
: SOP.KIA/04
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 1
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
PENGERTIAN
TUJUAN
dalam 1 menit.
Sebagai acuan langkah langkah menghitung pernafasan untuk mengetahui jumlah
pernafasan dalam 1 menit, keadaan umum pasien dan membantu menentukan diagnosa.
3
PERSIAPAN ALAT 1.
2.
3.
PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dada pasien atau letakkan tangan perawat langsung di atas abdomen pasien.
7. Observasi siklus pernafasan komplet (satu inspirasi dan satu ekspirasi).
8. Setelah mengobservasi siklus, lihat jarum detik pada arloji atau tampilan digital pada
jam dan hitung frekuensi, mulai menghitung satu siklus penuh pernafasan.
9. Jika irama teratur pada orang dewasa, hitung jumlah pernafasan dalam 30 detik dan
dikalikan 2. Pada bayi dan anak, hitung pernafasan dalam 1 menit penuh.
10. Pada orang dewasa jika irama pernafasan tidak teratur atau kurang dari 12 x/menit
11.
12.
13.
14.
Status Dokumen
Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
SOP PENGUKURAN
TEKANAN DARAH
No.Distribusi
No. Dokumen
: SOP.KIA/05
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 1
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
PENGERTIAN
Mengukur tekanan darah adalah salah satu cara / tingakan pemeriksaan tanda tanda
TUJUAN
pasien.
7. Palpasi arteri brachialis, letakkan stetoskop diatasnya.
8. Mengunci balon, pompa pelan pelan sampai tidak terdengar lagi denyutan, naikan
20-30 mmHg lalu hentikan.
9. Membuka kunci balon, keluarkan udara pelan pelan dan dengarkan bunyi korotkoff
I IV sambil memperhatikan petunjuk di tensimeter kemudian tentukan systole dan
distolenya.
10. Setelah tidak terdengar bunyi, lepaskan udara sampai angka terendah.
11. Melepaskan stetoskop, manset, dan bereskan alat alat serta catat hasilnya.
12. Petugas mencuci tangan.
Status Dokumen
Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
SOP PENGUKURAN
BERAT BADAN
No.Distribusi
No. Dokumen
: SOP.KIA/06
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 1
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
PENGERTIAN
Pengukuran berat badan adalah salah satu cara / tindakan yang dilakukan untuk
TUJUAN
PERSIAPAN ALAT
PELAKSANAAN
seringan mungkin.
Baca hasil dengan teliti.
Catat hasil timbangan.
Persilakan klien turun dari timbangan.
Rapikan alat alat.
Petugas mencuci tangan.
Status Dokumen
Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
SOP PENGUKURAN
TINGGI BADAN
No.Distribusi
No. Dokumen
: SOP.KIA/07
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 1
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
PENGERTIAN
Pengukuran tinggi badan adalah salah satu cara / tindakan yang dilakukan untuk
TUJUAN
Status Dokumen
Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
PERSIAPAN ALAT
PELAKSANAAN
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Sarung tangan steril
Memasang Sarung Tangan
No.Distribusi
No. Dokumen
: SOP.KIA/08
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 1
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Ika Yuli Rossanti
NIP 19780725 200502 2 002
Status Dokumen
Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
SOP PEMERIKSAAN
PADA IBU HAMIL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PERSIAPAN
Status Dokumen
No.Distribusi
No. Dokumen
: SOP.KIA/09
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 2
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Pelayanan yang diberikan kepada setiap ibu hamil yang berkunjung ke puskesmas.
1. Memberikan pelayanan antenatal berkualitas.
2. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
3. Deteksi dini komplikasi kehamilan.
1. Kebijakan program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan.
Ibu hamil mendapatkan pelayanan sesuai standar (7T) antara lain : tensi,
timbang, tinggi fundus, TT, tablet besi, test PMS, temu wicara.
2. Kebijakan teknis
Mengupayakan kehamilan yang sehat.
Deteksi dini komplekasi.
Persiapan persalinan bersih dan aman.
Rujukan yang tepat dan cepat.
1. Persiapan alat
Timbangan BB
Pengukur TB
Pengukur lila
Thermometer
Tensimeter
Stetoskop
Trolo berisi :
Doppler / linek
Jelly
Tissue
Perkusi hammer
Centimeter (midline)
Kom berisi kapas kering
Kom berisi minyak steril
Nierbeken 1 buah
Kalender obstetric
Kartu KIA
Format inform counsent
Tempat tidur (laken, stick laken, selimut)
2. Persiapan pasien
Pasien diminya untuk BAK dan cebok bersih.
Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
No.Distribusi
No. Dokumen
: SOP.KIA/09
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
SOP PEMERIKSAAN
PADA IBU HAMIL
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Halaman
: 2 dari 2
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
Ika Yuli Rossanti
NIP 19630928 198603 1 009
NIP 19780725 200502 2 002
Menyambut ibu hamil dan keluarga dengan sopan dan ramah
Melakukan anamnesa
Menyelesaikan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan (persetujuan tindakan).
Bidan berkompeten terhadap pemeriksaan yang akan dilakukan.
Mencuci tangan.
Mengukur tekanan darah dan lila.
Menimbang BB.
Mengukur TB.
Mengukur suhu badan.
Mempersilahkan ibu untuk baring ditempat tidur dan sedikit menekuk lututnya.
Memasamg selimut.
Melakikan pemeriksaan fisik (inspeksi dan palpasi): rambut, mata, telingga, hidung,
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Status Dokumen
Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
SOP PENGUKURAN
DENYUT JANTUNG JANIN
PENGERTIAN
No.Distribusi
No. Dokumen
: SOP.KIA/10
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 1
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Pengukuran denyut jantung janin adalah salah satu cara / tindakan yang dilakukan untuk
9
TUJUAN
Status Dokumen
Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
SOP PENATALAKSANAAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
PENGERTIAN
No.Distribusi
No. Dokumen
: SOP.KIA/11
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 2
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Muntah yang sering dan menetap pada awal kehamilan yang dapat menyebabkan
dehidrasi, asidosis dan dapat sampai yellow atrophy pada hati, dengan tanda/gejala:
1. Tingkat I
Muntah terus menerus
Badan lemah
Nafsu makan tidak ada
Berat badan menurun
Nadi cepat
10
Status Dokumen
Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
SOP PENATALAKSANAAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
TUJUAN
PROSEDUR
No.Distribusi
No. Dokumen
: SOP.KIA/11
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 2 dari 2
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
4.
5.
6.
7.
8.
Status Dokumen
Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
SOP PENATALAKSANAAN
ABORTUS
No.Distribusi
No. Dokumen
: SOP.KIA/12
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 2
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
PENGERTIAN
Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan,
TUJUAN
dengan usia kehamilan 20 minggu atau berat badan janin kurang dari 500 gram.
Memberikan pelayanan perawatan dan tindakan seoptimal mungkin untuk mencegah
PROSEDUR
II.
III.
IV.
Status Dokumen
Induk
Observasi perdarahan
Penjelasan pada penderita mengenai kehamilannya
Abortus insipient
Abortus yang sedang berlangsung dimana ostium uteri telah membuka tetapi
hasil konsepsi masih dalam cavum uteri
Pengobatan :
Observasi tanda vital
Perbaiki keadaan umum penderita
Terminasi kehamilan secara oksitosin dan atau kuretase
Pemberian antibiotic selama 3-5hari
Abortus inkompletus
Abortus dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar dari cavum uteri dan
sebagian masih tertinggal.
Pengobatan :
Observasi tanda vital
Perbaiki keadaan umum
Lakukan rujukan
Abortus komplitus
Abortus dimana hasil konsepsi telah keluar dari cavum uteri.
Pengobatan :
Tidak memerlukan pengobatan khusus
Bila penderita anemia maka berikan zat besi (fe)
Makanan yang banyak mengandung protein, vitamin, dan mineral
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
SOP PENATALAKSANAAN
ABORTUS
No.Distribusi
No. Dokumen
: SOP.KIA/12
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 2 dari 2
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
13
V.
Mussed abortion
Abortus dimana janin telah meninggal dalam kandungan sebelum usia
20minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan
VI.
VII.
Status Dokumen
Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
SOP PERTOLONGAN
PERSALINAN NORMAL
No.Distribusi
No. Dokumen
: SOP.KIA/14
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 10
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
14
PENGERTIAN
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya cervik dan janin turun kejalan lahir.
Kelahiran adalah suatu proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan
lahir.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
keehamilan cukup bulan (37 sampai 42 minggu) lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 sampai 24 jam, tanpa komplikasi baik ibu
maupun pada janin.
Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :
1. Kala I : dimulai pada saat persalinan dimulai sampai pembukaan lengkap (10cm).
proses ini berlangsung antara 18 sampai 24 jam, terbagi dalam 2 fase yaitu fase
laten(8 jam) cerviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7jam) cerfik membuka
dari 3cm sampai 10cm, kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
2. Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap samapi bayi lahir. Proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi
3. Kala III : dimulai segera seteelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
TUJUAN
PROSEDUR
Status Dokumen
Induk
Salinan
15
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP PERTOLONGAN
PERSALINAN NORMAL
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
No. Dokumen
: SOP.KIA/14
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 2 dari 10
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
Ika Yuli Rossanti
NIP 19630928 198603 1 009
NIP 19780725 200502 2 002
Pemeriksaan abdomen
Tinggi fundus
Posisi janin
Tanda bekas operasi
Kontraksi : frekuensi, lamanya, kekuatannya (control dalam 30 menit sekali
dalam fase aktif)
Penurunan kepala (control tiap 2 jam pada fase akut)
Pemeriksaan vagina (control setiap 4 jam)
pembukaan serviks
penipisan serviks
penurunan bagian terendah moulding
kondisi membrane (selaput ketuban)
anggota tubuh bayi
b. Kondisi ibu
kaji catatan ANC
pemeriksaan umum
TTV (control setiap 4jam)
BB
Kondisi putting susu
Refleks
Kandung kemih (control tiap 4 jam)
Oedema
Pemberian makanan / minuman (control setiap 4 jam)
pemeriksaan laboratorium
urine : warna, kejernihan, bau, protein
darah : haemoglobin
pemeriksaanpsikososial
perubahan prilaku
tinggi energy
kebutuhan akan dukungan
Status Dokumen
Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
SOP PERTOLONGAN
PERSALINAN NORMAL
No.Distribusi
No. Dokumen
: SOP.KIA/14
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 3 dari 10
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
16
Status
Dokumen
Induk
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP PERTOLONGAN
PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen
: SOP.KIA/14
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 4 dari 10
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
IV.
membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5%
4. Memeriksa DJJ setelah kontraksi uterus selesai pastikan DJJ dalam batas normal
(120 160 x/menit)
V.
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP PERTOLONGAN
PERSALINAN NORMAL
VI.
No. Dokumen
: SOP.KIA/14
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 5 dari 10
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Pimpin meneran
1. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran :
18
Memimpin ibu untuk meneran pada saat timbul his, menyesuaikan pimpinan
VII.
VIII.
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP PERTOLONGAN
PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen
: SOP.KIA/14
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 6 dari 10
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
2. Mengusapkan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lender dan darah
3. Memeriksa adanya belitan talipusat pada leher janin
4. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan
Lahirnya bahu
1. Setelah kepala janin menghadap paha ibu, letakkan kedua tangan biparietal kepala
janin, tarik secara hati hati kearah bawah sampai bahu anterior/depan lahir, kemudian
tarik hati hati keatas sampai bahu posterior/belakang lahir (bila terdapat belitan
talipusat yang terlalu erat sehingga menghambat putran paksi luar atau lahirnya bahu,
19
minta ibu berhenti meneran, dengan perlindungan tangan kiri, pasang klem didua
tempat pada talipusat dan potong talipusat diantara 2 klem tersebut)
Lahirnya badan and tungkai
1. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin bagian
posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah kepala) dan ke empat jari
pada bahu dan dada/punggung, sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu
janin anterior saat badan dan lengan lahir
2. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan
tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan
IX.
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP PERTOLONGAN
PERSALINAN NORMAL
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
No. Dokumen
: SOP.KIA/14
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 7 dari 10
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
Ika Yuli Rossanti
NIP 19630928 198603 1 009
NIP 19780725 200502 2 002
2. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian
talipusat
3. Menjepit tali pusat mengunakan klem kira kira 3cm dari umbilical bayi, melakukan
urutan talipusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2cm dari klem pertama
4. Memegang talipusat diantara kedua klem mengunakan tangan kiri, dengan
perlindungan jari jari tangan kiri, memotong talipusat diantara 2 klem
5. Menganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, membungkus bayi hingga
X.
kepala
6. Memberikan bayi kepada ibu untuk disuse bila ibu menghendaki
Pemeriksaan aktif persalinan kala III
Menyuntikan oksitosin
1. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
2. Memberitahu ibu akan disuntik
20
3. Menyuntikan oksitosin 1 unit secara IM pada bagian luar paha kanan 1/3 atas setelah
melakukan aspirasi terlebih dulu untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak
mengenai pembuluh darah
Penegangan talipusat terkendali
1. Memindahkan klem pada talipusat hingga berjarak 5-10cm dari vulva
2. Meletakkan tangan kiri diatas simpisis menahan bagian bawah buterus, sementara
tangan kanan memegang talipusat mengunakan klem dengan jarak 5-10cm dari vulva
3. Saat uterus kontraksi, menegangkan talipusat dengan tangan kanan sementara tangan
kiri menekan uterus hati-hati kearah dorso-kranial (bila uterus tidak berkontraksi,
minta ibu / keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu)
Mengeluarkan plasenta
1. Jika dengan penegangan talipusat terkendali talipusat terlihat bertambah panjang dan
terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran sedikit sementara tangan
kanan menarik talipusat kearah bawah kemudian keatas sesuai dengan kurva jalan lahir
hingga plaseenta tampak pada vulva
Bila talipusat bertambah panjang tetapi plasenta belum lahir, pindahkan kembali
klem hingga berjarak kurang lebih 5-10cm dari vulva
No. Dokumen
PUSKESMAS SELUAS
SOP PERTOLONGAN
PERSALINAN NORMAL
: SOP.KIA/14
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 8 dari 10
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Bila placenta belum leepas setelah mencoba langkah no 36 dalam waktu 15 menit :
- Suntik ulang 10 iu oksitosin, IM
- Periksa kandung kemih, kateterisasi bila perlu
- Beritahu keluarga untuk persiapan rujukan
- Ulangi lagi langkah no 36 selama 15 menit
- Rujuk ibu bila placenta tidak lahir setelah mencoba langkah no 36 dalam waktu
bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon
dan selaput ketuban sudah lahir lengkap dan masukkan kedalam kantong plastic yang
tersedia
Bila plasenta tidak lahir leengkap atau ada perdarahan lihat BAB V
Bila kontraksi uterus tidak baik dalam 15 detik melakukan masae, mulai kompresi
PUSKESMAS SELUAS
SOP PERTOLONGAN
PERSALINAN NORMAL
XII.
No. Dokumen
: SOP.KIA/14
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 9 dari 10
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Pasca tindakan
1. Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan pervaginam,
pastikan kontraksi uterus baik
2. Membersihkan sarung tangan dari lender dan darah dalam larutan klorin
0,5%, kemudian bilas tangan yang masih mengunakan sarung tangan
dengan air yang berisi disenfektan tingkat tinggi dan mengeringkannya
Mengikat talipusat
1. Mengikat talipusat kurang lebih 1 cm dari umbilical dengan simpul mati
2. Mengikat balik talipusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya
3. Melepaskan klem dari talipusat dan memasukkannya dalam wadah berisi
larutan klorin
4. Membungkus kembali bayi
7. Memberikan bayi kepada ibunya untuk disusui
Evaluasi
1. Lakukan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan
pervaginam, dan tanda vital ibu
2-3 x dalam 10 menit pertama
> pastikan
Setiap 15 menitpada 1jam pertama > kontraksi
Setiap 20-30 menit pada 1jam kedua > uterus
Bila kontraksi uterus tidak baik, lakukan masase uterus dan beri metal
ergometrin 0,2 mg IM
2. Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa/merasakan uterus yang
memiliki kontraksi baik dan mengajarkan untuk melakuka masase uterus
bila kontraksi tidak baik
22
PUSKESMAS SELUAS
SOP PERTOLONGAN
PERSALINAN NORMAL
XIII.
1.
2.
3.
No. Dokumen
: SOP.KIA/14
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 10 dari 10
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
23
PUSKESMAS SELUAS
SOP AMNIOTOMI
PENGERTIAN
No. Dokumen
: SOP.KIA/13
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 1
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Suatu tindakan untuk membuka selaput amnion dengan jalan menbuat robekan kecil
yang kemudian akan melebar secara spontan akibat gaya berat cairan dan adanya
TUJUAN
PROSEDUR
24
PUSKESMAS SELUAS
SOP PENATALAKSANAAN
PERDARAHAN POST PARTUM
PENGERTIAN
No. Dokumen
: SOP.KIA/15
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 1
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Perdarahan pervaginam 500cc atau lebih setelah bayi lahir, dengan tanda tanda antara
lain: perdarahan pervaginam, penderita tampak pucat, tekanan darah menurun, nadi
TUJUAN
PROSEDUR
sampai kematian.
1. Perbaikan keadaan umum ibu
2. Pemberian cairan intra vena (infuse)
3. Cek Hb dan golongan darah, bila anemia berikan transfuse
4. Cari penyebabnya :
Retensio plasenta atau sisa plasenta
Atonia uteri atau hipotonia uteri
Robekkan jalan lahir
Gangguan proses pembekuan darah
5. Penatalaksanaan tergantung penyebab, bila gagal rujuk
PUSKESMAS SELUAS
SOP PENATALAKSANAAN
RETENSIO PLASENTA
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
25
No. Dokumen
: SOP.KIA/16
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 1
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
PENGERTIAN
Tidak terlepasnya plasenta 30 menit atau lebih setelah bayi lahir, dengan tanda/ gejala:
TUJUAN
PROSEDUR
PUSKESMAS SELUAS
SOP PENATALAKSANAAN
HIPOTONIA / ATONIA UTERI
No. Dokumen
: SOP.KIA/17
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 1
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
PENGERTIAN
Kontraksi uterus yang minimal sampai tidak ada sama sekali, dengan tand / gejala antara
TUJUAN
PROSEDUR
dan atau metal ergometrin injeksi 1 ampul IV. Dilanjutkan pemberian oksitosin
injeksi 1 ampul dalam cairan infuse 40 tetes/menit (dosis dapat dinaikan
tergantung keadaan pasien)
4. Masase funtus uteri dengan mengunakan tangan dari luar uterus dirangsang
secara memijit
5. Kompresi bimanual uterus : dengan memakai dua tangan dilakukan dengan
masase uterus, tangan satu dalam cavum uteri dengan cara mengepal menekan
kearah fundus uteri, sedangkan tangan yang lain dari luar diatas fundus uteri
melakukan masasee uterus demikian terusnya
6. Pemberian antibiotika
7. Jika gagal lakukan rujukan
PUSKESMAS SELUAS
SOP PENATALAKSANAAN
EPISIOTOMI
PENGERTIAN
No. Dokumen
: SOP.KIA/18
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 1
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
TUJUAN
yang melebar
Mencegah kerusakan yang lebih hebat pada jaringan lunak akibat daya regang yang
PROSEDUR
anestesi
b. Letakkan jari telunjuk dan jari tengah diantara kepala janin dan perineum
c. Tusukan jarum tepat dibawah kulit perineum pada daerah komisura posterior
yaitu bagian sudut bawah vulva
d. Arahkan jarum dengan bentuk sudut 450 kesebelah kiri atau kanan garis tengah
perineum, lakukan aspirasi untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak
memasuki pembuluh darah
e. Sambil menaruk mundur jarum suntik, insfiltrasikan 5 10ml cairan anestesi
f. Tunggu 1-2 menit agar efek anestesi bekerja maksimal,sebelum episiotomy
dilakukan
3. Tindakan episiotomy
a. Pegang gunting yang tajam dengan 1 tangan
b. Letakkan jari telunjuk dan jari tengah diantara kepala bayi dan perineum, searah
dengan rencana sayatan. Tunggu fase acme(puncak his) kemudian selipkan
gunting dalam keadaan terbuka diantara jari telunjuk dan jari tengah
c. Gunting perineum, dimulai dari comisura posterior 45 0 kelateral (kiri atau
kanan)
PUSKESMAS SELUAS
SOP PENATALAKSANAAN
MENJAHIT LUKA EPISIOTOMI
PENGERTIAN
TUJUAN
PROSEDUR
No. Dokumen
: SOP.KIA/19
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 1
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Mereparasi perineum karena adanya luka pada perineum akibat tindakan episiotoomi
atau rupture pada proses persalinan
1. Mendekatkan merapatkan jaringan
2. Menghentikan perdarahan
1. Beri penjelasan pada ibu tindakan yang akan dilakukan dan jaga privasi ibu
2. Dekatkan alat alat untuk menjahit
3. Bersihkan tempat tidur didaerah bokong lalu ganjal bokong dengan bengkok
4. Atur posisi ibu dan arahkan cahaya lampu sorot pada daerah yang benar
5. Ganti sarung tangan
6. Keluarkan sisa darah dari dalam lumen vagina, bersihkan daerah vagina dan
perineum
7. Bila diperlukan pasanglah tampon atau kedalam vagina mencegah darah mengalir
kedaerah yang akan dijahit
8. Letakkan kain duk steril dibawah bokong ibu dan siapkan alat yang akan digunakan
9. Uji efektifitas anastesi local yang diberikan sebelum episiotomy apakah masih
bekerja (sentuh ujung jarum pada tepi luka), jika terasa sakit tambahkan anastesi
local sebelum penjahitan dilakukan
10. Ibu dinasehatkan agar jangan mengangkat bokong untuk memudahkan pekerjaan dan
menghindari terjahitnya bagian rectum
11. Atur posisi penolong sehingga bekerja dengan leluasa dan aman dari ancaman
12. Periksa keadaan luka, apakah robekan luka pada perineum tingkat I, II, dan III
13. Telusuri daerah luka mengunakan satu jari tangan dan tentukan secara jelas batas
luka. Lakukan jahitan pertama kira kira 1 cm di atas ujung didalam vagina. Ikat dan
28
potong salah satu ujung dari benang dengan dengan menyisakan benang kurang lebih
2cm. jahitlah mukosa vagina dengan mengunakan jahitan jelujur dengan jerat kebah
sampai lingkaran sisa hymen. Kemudian tusukan jarum menembus mukosa vagina
didepan hymen dan keluarkan pada sisa dalam luka perineum. Periksa jarak tempat
keluarnya jarum diperineum dengan batas atas irisan episiotoma. Lanjutkan jahitan
jelujur dengan jerat pada lapisan sub kutis dan otot sampai keujung luar luka
(pastikan setiap jahitan pada kedua sisi memiliki ukuran yang sama dan lapisan otot
tertutup dengan baik). Setelah mencapai ujung luka, balikan arah jarum kelumen
vagina dan mulailah merapatkan kulit perineum dengan jahitan subkutikuler.
14. Bila telah mencapai lingkaran hymen, tembuskan jarum keluar mukosa vagina pada
sisi yang berlawanan dari tusukan terakhire subkutikuler, tahan benang sepanjang
2cm dengan klem, kemudian tusukan kembali jarum pada mukosa vagina dengan
jarak 2mm dari tempat keluarnya benang dan sulangkan kesisi berlawanan hingga
menembus mukosa pada sisi berlawanan. Ikat benang yang dikelurkan dengan
benang pada klem dengan simpul kunci. Lakukan control jahitan dengan
pemeriksaan colok dubur (lakukan tindakan yang sesuai bila diperlukan), tutup
jahitan luka episiotomy dengan kain kasa yang dibubuhi cairan antiseptic.
PUSKESMAS SELUAS
SOP PENATALAKSANAAN
ROBEKAN JALAN LAHIR
No. Dokumen
: SOP.KIA/20
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 1
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
PENGERTIAN
Terjadinya robekkan jalan lahir oleh karena trauma persalinan baik karena tindakan atau
TUJUAN
spontan, robekan dapat terjadi pada : portio, dinding vagina maupun perineum
Memberikan pelayanan pada penderita dengan robekan jalan lahir yang seoptimal
PROSEDUR
satu
Setelah dilakukan pemeriksaan colok dubur untuk memastikan tidak aanya
29
PUSKESMAS SELUAS
No. Dokumen
: SOP.KIA/21
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 1 dari 2
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
PENGERTIAN
TUJUAN
Pelayanan imunisasi yang diberikan pada setiap wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil.
Untuk mencegah penyakit tetanus baik pada WUS, ibu hamil, dan bayi yang baru
KEBIJAKAN
dilahirkan.
Kebijakan program nasional, dengan memperhatikan interval pemberian (TT 1 sampai
TT5)
Antigen
TT 1
TT 2
TT 3
TT 4
TT 5
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
Interval
Pada kunjungan pertama
4 minggu setelah TT1
6 bulan setelah TT 2
1 tahun setelah TT 3
1 tahun setelah TT 4
Lama perlindungan
3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun / seumur hidup
% perlindungan
80
95
99
99
.
1. Pesiapan alat
Termos es yang berisi vaksin, cold pack, dan pengukur suhu
Kapas DTT
Spuit disposable sesuai kebutuhan
Safety box
Format informed countsent
Buku pencatatan imunisasi
Buku KIA
Kartu TT
Waskom berisi larutan klorin
Lap tangan
2. Persiapan pasien
Memastikan kondisi pasien dalam kondisi sehat
1. Menyambut WUS / ibu hamil dengan ramah dan sopan
2. Melakukan anamnesa (skrining interval pemberian TT)
3. Menentukan status imunisasi
4. Menjelaskan tentang imunisasi yang akan diberikan (pengertian, tujuan, efek
samping, dll)
5. Meminta persetujuan tindakan
6. Mencuci tangan
7. Mengukur tanda tanda : TD, denyut nadi
30
PUSKESMAS SELUAS
No. Dokumen
: SOP.KIA/21
No. Revisi
: 00
Tanggal
: 27 Mei 2013
Halaman
: 2 dari 2
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Bidan Koordinator
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
8. Menimbang BB
9. Memberi imunisasi TT
10. Mengambil vaksin TT dari termos es dan memastikan vaksin dalam kondisi baik dan
layak pakai
11. Mengocok vaksin
12. Memasukkan vaksin kedalam spuit disposable sebanyak o,5 cc
13. Menentukan lokasi penyuntikan dengan benar (muskulus deltoidus / muskulus
gluteus maximus)
14. Mendesinfeksi lokasi yang akan disuntik dan tunggu sampai kulit kering
15. Meregangkan kulit dengan tangan kiri / mengangkat otot dan menusukkan jarum
secara sub cutan
16. Melakukan aspirasi untuk memastikan apakah ada darah atau. Bila tidak ada darah
masukkan obat secara perlahan lahan
17. Setelah obat masuk seluruhnya, kulit daerah penusukan jarum ditekan dengan kapas
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
31
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
: SOP.BP/1
: 00
: 27 Mei 2013
Puskesmas Seluas
SOP
ALUR KEGAWAT DARURATAN
Halaman
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
: 1 dari 2
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Pengertian
Proses penerimaan pasien UGD sampai dengan pasien keluar dari UGD
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Gawat non
Paramedis
lakukan BLS /
tindakan
Konsul
dokter
pertolongan
Dokter jaga datang /
advis
Informed concernt
Unit terkait
Status
Dokumen
Paramedic
lakukan
Dignosa
pemeriksaan fisik
Informed concernt
Informed concernt
Pemeriksaan,
Pemeriksaan,
tindakan dan
tindakan dan
terapi sampai
Observasi
Observasi
terapi
sampai stabil
Sembu
Opnam
Rujuk
Admin
Admin
pasien
UGD, Ruang perawatan pasien
Induk
Non gawat
Salinan
Rujuk
Admin
pasien
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
SOP
ALUR KEGAWAT DARURATAN
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Prosedur
Terapi simptomatis
/ tindakan
sembu
Tida
k
Admin observa
pasien
sembu
opnam
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/1
: 00
: 27 Mei 2013
: 2 dari 2
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
1. Perawat menerima pasien, kemudian catat identitas lengkapa dan jelas dan
informed concernt
2. perawat melakaukan anamnesa (auto dan hetero anamnesa)
32
Status
Dokumen
Rawat Inap
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
SOP
ANAFILAKTIK SYOK
33
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/2
: 00
: 27 Mei 2013
: 1 dari 1
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Pengertian
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Kriteria Diagnosis
1. Anamnesa
a.
Baru mendapatkan zat-zat yang merupakan antigen, seperti obat-obatan
(antibiotika), racun serangga, makanan dan antiserum
b.
Timbulnya urtikaria, gatal dikulit, suara parau serta kesukaran bernafas
2. Pemeriksaan fisik
a.
Gelisah
b.
Kering dingin
c.
Kesadaran (-)/menurun
d.
Tekanan darah menurun
e.
Nadi kecil dan cepat
f.
Urtikaria
g.
Bila terdapat sumbatan jalan nafas, terdapat stridar dan spasme bronkus yang
difus
Diagnosis banding
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1. Syok hypovolemik
2. Syok normovolemik
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan diagnosa dan
penatalaksanaan Anafilatik syok
Seluruh perawat wajib mengetahui dan mengerti SOP ini
1. Penderita dibaringkan dengan kaki lebih tinggi dari kepala
2. Injeksi adrenalin 1 : 1000 = 0,3 0,4 ml lM
3. Ulangi 5 10 menit sampai tekanan systole mencapai 90 -100 mmHg dan
frekuensi jantung < 120 x/M
4. Bila terjadi henti nafas, lakukan pernafasan buatan:
a. Mouth to mouth
b. Reservoir bag ke hidung/mulut
c. Pipa orofaring
d. Pipa nasofaring
e. ETT
5. Bila terjadi henti jantung
RJP
Sebelum RJP diberikan :
a. Adrenalin 0,5 1 mg (0,01 0,04 mg/kg BB) IV atau lewat ETT dapat diulang
tiap 2-5 menit
b. Bic. Nat 1-2 mlg/kg BB IV
c. IV line (NaCL, RL 0,5 %) tetesan cepat
6. Injeksi hidrokortison 100 mg atau dexamethason 5 -10 mg IV
Unit terkait
Status
Dokumen
Ruang Tindakan, BP
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
34
No. Dokumen
No. Revisi
: SOP.BP/3
: 00
SOP
CIDERA KEPALA
Puskesmas Seluas
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tanggal
Halaman
: 27 Mei 2013
: 1 dari 1
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
sign + GCS
Stabil / baik
tetap
sign Rujuk
sign Rujuk
memburuk
Unit terkait
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
No. Dokumen
35
: SOP.BP/4
PUSKESMAS SELUAS
SOP
DIARE AKUT
Puskesmas Seluas
No. Revisi
: 00
Tanggal
Halaman
: 27 Mei 2013
: 1 dari 1
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Kriteria diagnosis :
Mencret, ubun-ubun cekung, mulut/bibir kering, turgor menurun, nadi cepat, mata
cekung, nafas cepat dan dalam, oliguri
Sebagai acuan penatalaksanaan tentang diare akut
Dibawah tanggungjawab UGD dan rawat inap.
Prosedur
Diagnosis Diferensial
Menret psikologi (shigella, V. Cholera, Salmonella, E. Coli, Raota Firus, Campilo
bacter)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rutin tinja.
Perawatan
Rawat Inap, bila terdapat dehidrasi berat / sedang
Terapi
Rehidrasi oral / prenteral, antibiotik atas indikasi, diit
Penyulit
Asidosis, hipokalemi, renjatan, hipernatremi, kejang
Informet concent (tertulis)
Diperlukan pada tindakan invasif
Lama perawatan
Tiga sampai lima hari
Masa pemulihan
Dua sampai tiga minggu
Out Put
Sembuh total
Prosedur
Terapi
Dehidrasi ringan : (BB s/d 5%)
- Oralit
- Diit sesuai dengan umur
- Susu - Pengeceran (1 T = 40-50 cc)
- Susu rendah laktosa / bebesa laktosa
- Antibiotik : atas indikasi
Dehidrasi sedang : (BB s/d 10%)
- Infus Ringer Laktat
Dehidrasi berat : (BB s/d 5%)
-
Unit terkait
36
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
SOP
GIGITAN HEWAN TERSERANG
RABIES
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Pengertian
: SOP.BP/4
: 00
: 27 Mei 2013
: 2 dari 2
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Kriteria Diagnosis
1. Anamnesa : riwayat digigit/dicakar hewan tersangka rabies
2. Pemeriksaan Fisik : luka bekas gigitan/cakaran
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Terapi
1. Perawatan Luka
a. Cuci luka dengan airr sabun/deterjen selama 5-10 menit
b. Beri iodium/bethadine/alkohol 70 %
c. Luka gigitan tidak boleh dijahit kecuali jahitan situasi
d. Pencegahan tetanus dan infeksi bakteri lain
2. Pemberian VAR/SAR
a. Hewan lari/dibunuh/mati
-
Unit terkait
Klinis (-)
37
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
SOP
GIGITAN ULAR
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Kriteria Dignosis
Pengertian
: SOP.BP/5
: 00
: 27 Mei 2013
: 2 dari 2
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
1. Anamnesa :
a. Nyeri yang sangat dan bengkak pada tempat gigitan
b. Pasien dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin muntah - muntah
2. Pemeriksaan Fisik :
a. Adanya bekas gigitan yang khas yaitu dua luka tusuk dengan jarak tertentu,
dapat disertai luka bekas gigitan gigi bawah yang lebih dangkal
b. Echymosis, edema dan perdarahan lokal
c. Gejala lanjut berupa depresi pernafasan dan sirkulasi dan atau gejala
Tujuan
neurologik
Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk menegakkan diagnosa dan
penatalaksanaan penderita kasus gigitan ular
Kebijakan
Prosedur
b.
c.
Unit terkait
38
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP
KERACUNAN BAYGON,
STARTOX
Puskesmas Seluas
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Pengertian
: SOP.BP/6
: 00
: 27 Mei 2013
: 1 dari 2
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Kriteria diagnosis
1. Anamnesa ; riwayat minum baygon, banyakknya dan sudah berapa lama
2. pemeriksaan fisik
a. Pupil miosis
b. Muntah
c. Diare
d. Keringat banyak
e. Hipersalisasi
f.
g. Bronkkorstriksi
h. Tekanan darah turun
i.
Tujuan
Kejang/paralisis
Kebijakan
Prosedur
Terapi
1. Bila syok, tungkai dalam posisi lebih tinggi
2. bersihkan jalan nafas
3. IVFD RL/NaCl
4. Bilas lambung dengan air masak sampai bersih
5. Tinggalkan 50 cc MgSO4 0,1 % dalam lambung
6. SA 2 mg iv tiap 10-15 menit sampai antropinisasi : muka merah, hipersalivasi
stop, tachycardia serta pupil midriasis, kulit tidak berkeringat
7. mengeluarkan racun yang telah diserap dengan lasix 40 mg IV/larutan manitol
8. observasi dan perhatikan tanda-tanda oyerdosis SA
Unit terkait
39
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP
MELAKUKAN INJEKSI
INTRAMUSCULAIR
Puskesmas Seluas
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Suatu
suntik
1.
2.
3.
4.
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/7
: 00
: 27 Mei 2013
: 1 dari 2
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
akan dilakukan.
2.
3.
40
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP
MELAKUKAN INJEKSI
INTRAMUSCULAIR
Puskesmas Seluas
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Prosedur
12.
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/7
: 00
: 27 Mei 2013
: 2 dari 2
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
41
Unit terkait
Status
Dokumen
Ruang Tindakan
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP
Puskesmas Seluas
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
: SOP.BP/8
Tanggal
Halaman
: 27 Mei 2013
: 1 dari 2
: 00
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
PROTAP
UGD
Pengertian
No. Dokumen
No. Revisi
Suatu cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah / vena menggunakan jarum
suntik dengan ukuran tertentu.
1.
2.
3.
4.
Agar
Agar
Agar
Agar
Tindakan pemberian injeksi secara intravena dapat dilakukan oleh perawat bila telah
melakukan pengecekan obat sesuai prinsip 8 benar.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
42
9.
10.
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP
MELAKUKAN INJEKSI
INTRAVENA
Puskesmas Seluas
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Prosedur
14.
: SOP.BP/8
: 00
: 27 Mei 2013
: 2 dari 2
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
15.
16.
17.
18.
19.
43
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Perawat
melakukan
transaksi
pemakaian
alat-alat
di
komputer.
Unit terkait
Status
Dokumen
Ruang Tindakan
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
SOP
MELAKUKAN IRIGASI LUKA
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/9
: 00
: 27 Mei 2013
: 1 dari 2
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
3.
4.
Mencegah terjadinya infeksi sekunder.
Tindakan irigasi luka dilakukan oleh perawat setelah prinsip kerja dalam irigasi
luka diperhatikan, baik alat yang digunakan maupun cairan irigasi serta kondisi
luka.
1.
Perawat memberitahu pasien dan keluarga tindakan yang akan dilakukan.
2.
3.
44
3.1.
3.1.3.
3.1.4.
3.1.5.
Gunting plester
3.1.6.
Plester
3.1.7.
2 Piala ginjal
3.1.8.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
4.
5.
6.
7.
8.
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP
MELAKUKAN IRIGASI LUKA
Puskesmas Seluas
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
9.
: 00
: 27 Mei 2013
: 2 dari 2
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Prosedur
: SOP.BP/9
10.
11.
Perawat
membersihkan
sekitar
luka
dengan
kassa
alkohol
12.
13.
14.
15.
16.
Perawat memberi obat pada luka dan menutup luka dengan kassa
steril kemudian diplester.
Unit terkait
17.
18.
19.
20.
20.2.
20.3.
20.4.
20.5.
Keadaan luka
20.6.
Rawat inap
46
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
SOP
MELAKUKAN IRIGASI MATA
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
Pengertian
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/10
: 00
: 27 Mei 2013
: 2 dari 2
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
Kebijakan
Tindakan irigasi mata dilakukan oleh perawat setelah prinsip kerja dalam
irigasi mata diperhatikan, baik alat yang digunakan maupun cairan irigasi
serta anatomi dari mata.
Prosedur
Handuk
g. Kapas bulat
h. Sarung tangan bersih.
i.
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
SOP
MELAKUKAN IRIGASI MATA
: SOP.BP/10
: 00
: 27 Mei 2013
: 2 dari 2
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
PROTAP
UGD
Prosedur
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
Unit terkait
Ruang Tindakan
48
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Pengertian
Tujuan
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/11
: 00
: 27 Mei 2013
: 2 dari 2
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Suatu cara / tehnik membersihkan telinga menggunakan air atau cairan mengalir
yang telah ditentukan
1.
2.
Tindakan irigasi mata dilakukan oleh perawat setelah prinsip kerja dalam irigasi
telinga diperhatikan, baik alat yang digunakan maupun cairan irigasi serta
anatomi dari telinga.
Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
49
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Prosedur
7.
: SOP.BP/11
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: 00
: 27 Mei 2013
: 2 dari 2
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Perawat
mendokumentasikan
antara lain :
Tanggal dan waktu tindakan dilakukan
Tindakan yang dilakukan
Cairan yang digunakan
Jumlah cairan yang digunakan
Warna dan cairan yang keluar
50
pada
catatan
perawatan
Unit terkait
Status
Dokumen
Ruang Tindakan
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
SOP
MEMASANG INFUS
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/12
: 00
: 27 Mei 2013
: 1 dari 1
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Pengertian
Cara memasukkan cairan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah vena lewat
pemasangan selang infus
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
51
Unit terkait
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP
MENERIMA PASIEN BARU
Puskesmas Seluas
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Pengertian
: SOP.BP/13
: 00
: 27 Mei 2013
: 1 dari 1
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Menerima pasien yang baru masuk Puskesmas untuk dirawat sesuai yang berlaku.
Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Persiapan :
-
Bila pasien dapat berdiri, atau berat badan sebelum penderita dibaringkan.
Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang berlaku di
Rumah Sakit serta orientasi keadaan ruangan/fasilitas yang ada.
Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik dan catatan
52
perawatan pasien.
-
Unit terkait
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
SOP
MENGGANTI BALUTAN
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/14
: 00
: 27 Mei 2013
: 1 dari 1
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Pengertian
Memberikan tinadakan penggantian balutan pada luka dengan cepat dan tepat
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1. Persiapan alat
Bak instrument steril
Pinset anatomis 2 buah
Pinset cirurgis 1 buah
Gunting runcing (untuk mengangkat jahitan/menggunting jahitan)
Korentang dan tempatnya
Kapas alcohol
Kain kassa
Bengkok 2 buah
Sarung tangan
Plester
Verban gulung
2. Pelaksanaan
a. Menjelaskan tindakan pada pasien
b. Atur posisi pasien, berikan alas
53
Status
Dokumen
Ruang tindakan, BP
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/15
: 00
: 27 Mei 2013
: 1 dari 2
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
1.
2.
3.
Tindakan menyiapkan obat suntikan dari ampul dan vial dilakukan oleh
perawat setelah melakukan pengecekan obat sesuai prinsip 8 benar.
1.
55
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Prosedur
Unit terkait
5.1.7.
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/15
: 00
: 27 Mei 2013
: 2 dari 2
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Pengertian
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/16
: 00
: 27 Mei 2013
: 1 dari 1
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Tujuan
1.
2.
3.
4.
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
BP
57
Status
Dokumen
Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
SOP
PEMBERIAN OKSIGEN
Puskesmas Seluas
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
No.Distribusi
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/17
: 00
: 27 Mei 2013
: 1 dari 7
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Pengertian
Tujuan
1.
2.
3.
4.
Kebijakan
Prosedur
8.
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
SOP
PEMBERIAN OKSIGEN
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
8.6.
: 00
: 27 Mei 2013
: 2 dari 7
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Prosedur
: SOP.BP/17
9.2.
9.3.
59
13.1.
Waktu pemberian
13.2.
Aliran oksigen yang diberikan
13.3.
Rute pemberian
13.4.
Respon / reaksi pasien
14. Perawat menghitung jumlah pemakaian oksigen setiap shift kemudian
memasukan transaksi tindakan pelayanan pemakaian oksigen pada
komputer.
B. Pemberian oksigen menggunakan Nasal Canule
1. Perawat memberitahu pasien dan keluarga pasien tindakan yang akan
dilakukan.
2. Perawat mencuci tangan.
3. Perawat mempersiapkan alat, antara lain :
Status
Dokumen
3.1.
3.2.
Nasal Canule
3.3.
Buku catatan
3.4.
Formulir pemakaian O2
3.5.
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
SOP
PEMBERIAN OKSIGEN
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Prosedur
: SOP.BP/17
: 00
: 27 Mei 2013
: 3 dari 7
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
8.
9.
60
11.1.
11.2.
11.3.
11.4.
12.
13.
14.
Waktu pemberian
14.2.
14.3.
Rute pemberian
Waktu pemberian
15.2.
15.3.
Rute pemberian
15.4.
16. Pemberian oksigen yang menggunakan nasal canule pada pasien yang
laju nafas teratur, tidal volume normal.
17. Perawat menghitung jumlah pemakaian oksigen setiap shift kemudian
memasukan transaksi tindakan pelayanan pemakaian oksigen pada
komputer.
C. Pemberian oksigen menggunakan sungkup muka sederhana
1. Perawat memberitahu pasien dan keluarga pasien tindakan yang akan
dilakukan.
2. Perawat mencuci tangan.
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
SOP
ALUR KEGAWAT DARURATAN
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Prosedur
: SOP.BP/17
: 00
: 27 Mei 2013
: 4 dari 7
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
3.2.
3.3.
Buku catatan
61
3.4.
13.2.
13.3.
Waktu pemberian
16.2.
16.3.
Rute pemberian
Status Dokumen
17.1.
Waktu pemberian
17.2.
17.3.
Rute pemberian.
17.4.
Induk
Salinan
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
SOP
ALUR KEGAWAT DARURATAN
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
No.Distribusi
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/17
: 00
: 27 Mei 2013
: 5 dari 7
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Wenseslaus
63
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
Prosedur
SOP
PEMBERIAN OKSIGEN
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/17
: 00
: 27 Mei 2013
: 6 dari 7
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
64
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
SOP
PEMBERIAN OKSIGEN
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Prosedur
Unit Terkait
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/17
: 00
: 27 Mei 2013
: 7 dari 7
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
66
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/18
: 00
: 27 Mei 2013
: 1 dari 1
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Pengertian
Melakukan pemeriksaan fisik daerah kepala, leher, dan kelemjar getah bening
Tujuan
Kebijakan
Perawat wajib mengetahui dan dapat melakukan Pemeriksaan fisik kepala, leher
dan kelenjar getah bening
Prosedur
Inspeksi adan palpasi kulit kepala ( Ukuran : sangat besar, sangat kecil.
Bentuk : simetris, tidak simetris. Konsistensi : keras dan lembut, massa)
Tehnik palpasi thyroid : Berdiri dibelakang klien, posisi tangan dan jari pada
leher klien. Minta klien untuk merefleksikan leher dan miringkan kepala ke
kanan. Palpasi lobus kanan dengan mengguanakan jari tangan kanan
ketika klien menelan/mengulangi prosedur diatas untuk lobus kiri. Hasil
posisi ditengah tidak ada pembesaran.
Unit terkait
BP
67
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
SOP
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM
ABDOMEN
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
Pengertian
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/19
: 00
: 27 Mei 2013
: 1 dari 2
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
Tujuan
Membantu
abdomen
menegakkan
diagnosis
Kebijakan
Prosedur
melalui
pemeriksaan
fisik
sitem
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
SOP
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM
ABDOMEN
PROTAP
UGD
Prosedur
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/19
: 00
: 27 Mei 2013
: 2 dari 2
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Meletakkan satu tangan diawah akhir dari tulang rusuk dan diatas
tuaslang iliaka
Meletakkan tangan yang lain diatas permukaan anterior yang
berhubungan
Menginstruksikan klien untuk nafas dalam
Tangan bawah menekan ke atas dan tangan atas menekan ke bawah
ketika klien menghemuskan nafas
Mengulangi untuk sisi yang lain (ginjal)
Tindakan untuk memeriksa Ascites (Test gelombang cairan)
Meletakkan permukaan telapak tangan pada satu sisi abdomen
Ketukkan dengan tangan lain pada sisi abdomen yang berlawanan
Meminta bantuan untuk meletakkan sisi tangan bawah dengan kuat
69
Unit terkait
BP
70
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
SOP
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM
KARDIOVASKULAR
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/20
: 00
: 27 Mei 2013
: 1 dari 1
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
71
Unit terkait
Status
Dokumen
BP
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
SOP
PEMERIKSAAN FISIK SYSTEM
MUSCULOSKELETAL
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
PROTAP
UGD
Pengertian
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/21
: 00
: 27 Mei 2013
: 1 dari 1
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
SOP
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/22
: 00
: 27 Mei 2013
: 1 dari 1
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
73
Unit terkait
Status
Dokumen
BP
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
SOP
PENANGGANAN ASTMA
BRONCHIALE
Disahkan oleh :
Kepala Puskesmas
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/23
: 00
: 27 Mei 2013
: 1 dari 1
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
PENATALAKSANAAN
1. Informed concern
2. posisi semi seluler atau setengah duduk
3. Menegakkan diagnosa Astma Bronchiale antra lain :
- Anamnese : Riwayat sesak nafas sebelumnya
Riwayat ectopic pada keluarga
- Pemeriksaan : adanya Wheezing expiratoar pada auskultasi
4. Berikan oksigen / O2 2 4 1/menit
5. Berikan bronckodilatataor antara lain :
Adrenalin 0,3 ml, bisa diulang tiap 15 menit maximal 3 kali
Kontra Indikasi : HT, tachyardi > 120 1/menit
Hati hati : pada pendnerita penyakit jantung usia tua ( 40 tahun
keatas).
Aminopillin : diberikan secara i.v pelan ( 15 menit) atau drip per
infus. Dosis 5 6 mg/kg BB.
Dosis dewasa : 1 ampul (240 mg) diberikan tiap 6 jam.
Kontra indikasi : keadaan syok atau hipotensi.
Besolvon 2 tetes +Berolex 12 tetes + NaCL 4 cct dengan Nebulizer.
74
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/24
: 00
: 27 Mei 2013
: 1 dari 3
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
75
Prosedur
Status
Dokumen
5. Neerbeken (bengkok)
6. Kom kecil/ sedang
7. Pembalut sesuai kebutuhan
a. Kasa
b. Kasa gulung
8. Topical terapi
a. Betadine sol
b. Sutratol
9. Cairan pencuci luka dan disinfektan
a. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C
b. Alkohol 70 %
Non Streril
1. Schort / gown
2. Perlak + alas perlak / underpad
3. Handschone / gloves bersih
4. Sketsel / tirai
5. Gunting verband
6. Neerbeken / bengkok
7. Plester (adhesive) atau hipafix micropone
8. Tas plastik kotoran / tempat sampah
9. Alat tulis
10.Form inform consern
11.Form UGD
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
Prosedur
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
PENATALAKSAAN :
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/24
: 00
: 27 Mei 2013
: 2 dari 3
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
PUSKESMAS SELUAS
SOP
Puskesmas Seluas
PROTAP
UGD
Wenseslaus
NIP 19630928 198603 1 009
Prosedur
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
: SOP.BP/24
: 00
: 27 Mei 2013
: 3 dari 3
Dibuat oleh :
Team Penyusun SOP
Ketua Team Puskesmas Seluas
dr. RISKA SUBONO
15.Jika luka berongga dalam masukan soft kateler / baby feeding tube
kedalam luka sampai menyentuh dasar luka paling dalam
16.Menyemprotkan solution irigasi langsung kedalam luka secara
perlatton. Jika luka tidak berongga, semprotkan cairan irigasi dan
pertahankan ujung spuit 2,5 cm diatas luka
77
cairan luka
Rawat Inap
Sumber
78