Nama : heidiyati saleha Nim : 04021381621075 Kelas : B reguler 2016 Pengertian :Tanda-tanda vital
adalah ukuran dari berbagai fisiologi statistik, sering diambil oleh profesional kesehatan, dalam rangka
untuk menilai fungsi tubuh yang paling dasar. Tujuan :Pengkajian/pemeriksaan tanda vital yang
dilaksanakan oleh perawat digunakan untuk memantau perkembangan pasien No Aspek yang dinilai Ya
Tidak 1. PERSIAPAN ALAT 1.
Bengkok 4.
Tissue 5.
Tensimeter 7.
Stetoskop 8.
Mencuci tangan 2.
Ambil termometer dari tempat nya (bila termometer dilarutan desinfektan ambil dan bersihkan dengan
tisu dari pangkal ke reservoir dengan arah memutar, kemudian masukkan ke air bersih dan bersihkan
dengan tisu)
8.
C 9.
Letakkan termmeter tepat pada lengan aksial pasien, lengan pasien fleksi di atas dada 10.
Tunggu sampai 5-10 menit kemudian angkat, bersihkan dan baca hasilnya 11.
Merapikan kembali pakaian pasien dan membantu ke posisi yang nyaman 13.
Masukkan dalam larutan sabun bersihkan dengan tisu dari pangkal ke reservoir dengan gerakan sirkuler,
masukkan ke larutan desinfektan bersihkan dengan tisu kemudian masukkan ke air bersih dan bersihkan
dengan tisu dari pangkal ke reservoir dengan gerakkan sirkuler 14.
Menurunkan air raksa sampai reservoir kemudian masukkan termometer dalam tempatnya 15.
Mencatat hasil pengukuran suhu pada buku catatan Mengukur Suhu Oral 1.
Mencuci tangan 2.
Membawa alat-alat kedekat pasien 3.
Ambil termometer dari tempat nya (bila termometer dilarutan desinfektan ambil dan bersihkan dengan
tisu dari pangkal ke reservoir dengan arah memutar, kemudian masukkan ke air bersih dan bersihkan
dengan tisu) 6.
C 7.
Minta paien membuka mulut nya, dengan perlahan letakkan termometer dibawah lidah 8.
Tunggu sampai3-5 menit kemudian angkat, bersihkan dan baca hasilnya 10.
Merapikan kembali pakaian pasien dan membantu posisi yang nyaman 12.
Masukkan ke dalam larutan sabun bersihkan dengan tisu dari pangkal ke reservoir dengan gerakan
sirkuler, masukkan ke larutan desinfektan bersihkan dengan tisu kemudian masukkan ke air bersih dan
bersihkan dengan tisu dari pangkal ke reservoir dengan gerakkan sirkuler 13.
Menurunkan air raksa sampai reservoir kemudian masukkan termometer dalam tempatnya 14.
Mencuci tangan 2.
Membuka panta sampai pelepasan tampak dari luar, bila pelepasan tampak kotor bersihkan dengan tisu
9.
Mengolesi vaselin/ lubrikasi pada ujung termometer (2,5-4cm untuk dewasa dan 1,5-2,5 cm untuk
bayi/anak) 12.
Dengan tangan kiri tak dominan meninggikan bokong atas pasien 13.
Masukkan termometer ke dalam rektal secara perlahan (bila terasa ada tahanan segera tarik
termometer) 14.
Tunggu 2-3 menit kemudian angkat, bersihkan dan baca hasilnya 16.
Merapikan kembali pakaian pasien dan membantu ke posisi yang nyaman 18.
Masukkan kedalam larutan sabun bersihkan dengan tisu dari pangkal ke rervoir dengan gerakan sirkuler,
masukan ke larutan desinfektan bersihkan dengan tisu dengan gerakan sirkuler kemudian masukkan ke
air bersih kan dengan tisu dari pangkal ke rervoir dengan gerakan sirkuler 19.
Menurunkan air raksa sampai reservoir kemudian masukkan termometer dalam tempatnya 20.
Mencatat hasil pengukuran suhu pada buku catatan Mengkaji Denyut Nadi 1.
Mencuci tangan 2.
Memeriksa denyut nadi dengan cara meletakkan ujung jari, jari tengan, dan jari manis diatas arteri
yang akan dihitung 7.
Bila denyut nadi sudah terba teratur, pegang jam tangan dengan penunjuk detik pada tangan yang lain
8.
Menghitung denyut nadi selama ¼ menit (bila nadi teratur) hasilnya dikalikan 4, jika nadi tidak teratur
hitung selama 1 menit penuh 9.
Merapikan pasien kembali dan membantu pasien ke posisi yang nyaman 10.
Menginformasikan hasil pemeriksaan ke pasien dan memberi tahu pasien tindakan sudah selesai 11.
Mencuci tangan 2.
Menginformasikan hasil pemeriksaan ke pasien dan memberitahu bahwa tindakan sudah selesai 9.
Mencatat hasil pengukuran suhu pada buku catatan Mengukur Tekanan Darah 1.
Mencuci tangan 2.
Mendesinfeksi gagang stetoskop yang akan ditempelkan ke telinga dan juga mendesinfeksi diafragma
stetoskop 5.
Memakai stetoskop pada telinga, meletakkan bagian diafragma stetoskop diatau arteri brakhialis dang
memegangnya dengan ibu jari atau beberapa jari 11.
Menutup klep/skrup pompa balon dengan memutar searah jarum jam dan membuka kunci air raksa jika
menggunakan tensi air raksa 12.
Membuka skrup pelan-pelan (air raksa turun kira-kira 2-3 mmHg/detik) 14.
Mendengarkan denga seksama sambil membaca skala air raksa dimana suara denyut arteri terdengar
pertama sampai menghilang (denyut pertama adalah tekanan sistolik dan denyut terakhir adalah suara
tekanan diasstolik) 15.
Mengempeskan dengan cepat setelah suara denyut tidak terdengar sampai air raksa pada angka nol
(jika ingin mengulang pemeriksaan tunggu kira-lira 2 menit) 16.
Membuka manset, digulung/dilipat yang rapi kemudian manset ditempatkan pada tempatnya, air rakasa
dikunci, tensimeter ditutup 17.
Pengertian Pemeriksaan fisik adalah peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap
system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk
mebuat penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima
klien dan penetuan respon terhadap terapi tersebut.(Potter dan Perry, 2005)
Tujuan
Indikasi
1. Persiapan Alat
a. Tensimeter
b. Termometer
c. Stetoskop
d. Jam tangan
e. Lampu kepala
f. Lampu senter
g. Optalmoskop
h. Otoskop
i. Tonometri
j. Metelin
k. Garpu tala
l. Spekulum hidung
m. Snellen card
n. Spatel lidah
o. Kaca laring
p. Pinset anatomi
q. Pinset cirrurgi
r. Sarung tangan
s. Bengkok
t. Timbangan
u. Reflek hammer
v. Botol 3 buah
w. Sketsel
x. Kertas tissue
2. Persiapan Perawat
a. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir atau disiramkan
4. Persiapan Klien
a. Identifikasi klien yang jelas untuk memastikan klien yang memperoleh pemeriksaan fisik
b. Klien dan keluarga diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
B. Langkah-langkah
2. Cuci tangan
3. Pakai masker
4. Cuci tangan
5. Anamnese
a. Keluhan Utama
keluhan yang dirasakan klien, sehingga menjadi alasan klien dibawa ke Rumah Sakit.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
kronologis dari penyakit yang diderita saan ini mulai awal hingga di bawa ke RS secara lengkap meliputi ;
Apa penyebab gejala ?, Apa yang dapat mengurangi dan memperberat penyakitnya ?, Apa yang
dilakukan pada saat gejala mulai dirasakan ?, Keluhan psikologis yang dirasakan
3) R = Regio or Radiation
4) S = severity
5) Time
Kapan gejala mulai muncul?, Seberapa sering dirasakan?, Apakah timbul tiba-tiba atau bertahap?,
Kambuhan, dan lama dirasakan?
Penyakit apa saja yang pernah dialami klien, baik yang ada hubungannya dengan penyakit yang diderita
sekarang atau tidak ada hubungannya dengan penyakit yang diderita sekarang, riwayat operasi, dan
termasuk riwayat alergi.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama?, Penyebab kematian bila ada anggota
keluarga yang meninggal?, Apakah ada jenis penyakit herediter dalam keluarga?
Mengkaji jenis, jumlah, dan waktu makan selama di rumah dan di rumah sakit. Pantangan makanan?,
Kesulitan menelan, mengunyah, mual, anoreksia?, Usaha mengatasi kesulitan yang dialami klien?
b. Pola Eliminasi
Mengkaji jumlah, warna, bau, konsistensi, Konstipasi, Incontinentia,frekuensi, BAB dan BAK klien?,
Upaya mengatasi masalah yang dialami klien ?
c. Pola istirahat tidur
Mengkaji waktu mulai tidur, waktu bangun, penyulit tidur, yang mempermudah tidur, gangguan tidur,
pemakaian jenis obat tidur, hal yang menyebakan klien mudah terbangun?
Mengkaji status kebersihan mulai rambut hingga kaki, frekuensi mandi, gosok gigi, cuci rambut, potong
kuku?
e. Aktivitas Lain
7. Riwayat Psikologis
a. Status Emosi
Bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien, tingkah laku yang menonjol, suasana yang membahagiakan
klien, stressing yang membuat perasaan klien tidak nyaman.
b. Gaya Komunikasi
Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara, apakah pola komunikasinya spontan atau lambat,
apakah klien menolak untuk diajak komunikasi, Apakah komunikasi klien jelas, apakah klien
menggunakan bahasa isyarat.
c. Pola Interaksi
Kepada siapa klien berspon, Siapa orang yang dekat dan dipercaya klien, apakah klien aktif atau pasif
dalam berinteraksi, Apakah tipe kepribadian klien terbuka atau tertutup.
d. Pola Pertahanan
Apakah ada perubahan secara fisik dan psikologis selama klien di rawat di RS.
Apakah klien aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, apakah ada konflik social yang dialami klien,
bagaimana ketaatan klien dalam menjalankan agamanya, apakah klien mempunyai teman dekat yang
senantiasa siap membantu.
b. Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat, apakah ada masalah keuangan dan bagaimana
mengatasinya.
2) Cuci tangan
5) Keataskan lengan baju Pasang manset pada lengan atas, 3 cm diatas fossa cubitti dan jangan pada
lengan yang terpasang infuse.
6) Memasang manset jangan terlalu ketat maupun longgar tetapi yang pas melekat pada lengan.
7) Pasang stetokop di bawah manset pas diatas arteri brakialis untuk memudahkan auskultasi (atau
boleh di luar manset)
9) Pompakan balon manset sampai nadi radialis tidak teraba dan pompakan lagi kira-kira 20 mmHg
setelah nadi tidak teraba.
10) Pasang stetoskop pada telinga sambil memegang nadi radialis turunkan udara dalam manset sampai
terdengar bunyi koroktoff pertama dan pertama kali denyut nadi teraba ingat-ingat angka pada
tensimeter, itu adalah tekanan sisitolik, kemudian turunkan lagi sampai bunyi tidak terdengar pertama
kali itu adalah tekanan diastolic.
b. Menghitung denyut nadi per-menit, meraba nadi radial yang termudah, bilatidak teraba nadi carotid
atau apical.
2) Cuci Tangan
2) Cuci tangan
6) Hitung denyut nadi dengan mempalpasi arteri radialis dengan mencocokkan denyut pertama dengan
jarum panjang pada arloji.
d. Mengukur suhu tubuh, pada orang dewasa pada axillar, dan pada kondisi yang memerlukan tingkat
akurasi yang tinggi pada orang dewasa bisa per-oral atau per-rektal
2) Cuci tangan
9) Angkat dan baca hasil (dalam membaca luruskan dan sejajarkan dengan mata pembaca kemudian
baca hasil dengan seksama sebatas mana air raksa berhenti, catat hasil)
6) Letakkan thermometer pada daerah aksila kemudian suruh klien menjepit sampai 3-5 menit.
7) Mencatat hasil
8) Bersihkan thermometer
2) Cuci tangan
5) Turunkan suhu pada thermometer sampai angka 0°c dan oleskan vaslin secukupnya
6) Turunkan pakaian klien sampai bagian gluteal dan tetap menjaga privacy klien.
7) Letakkan telapak tangan pada sisi gluteal klien dan masukkan thermometer ke dalam rectal, suruh
klien menahan sampai 3-5 menit dan usahakan jangan sampai berubah posisi.
9) Bersihkan thermometer
Integument
a. Inspeksi :
- Warna Kulit
b. Palpasi :
- Suhu kulit, tekstur halus/ kasar, torgor / kelenturan keriput /tegang, oedema derajat berapa?
2) Tipe Sekunder
Pemeriksaan Rambut
Pemeriksaan Kuku
Pemeriksaan Kepala
a. Inspeksi :
bentuk kepala ( dolicephalus/ lonjong, Brakhiocephalus/ bulat ), kesimetrisan, dan pergerakan. Adakah
hirochepalus/ pembesaran kepala.
Pemeriksaan Mata
Inspeksi :
c. Kelopak mata / palpebra : adakah oedem, ptosis, peradangan, luka, atau benjolan
e. Konjunctiva dan sclera, adakah perubahan warna, kemerahan ,kuning atau pucat.
f. Warna iris serta reaksi pupil terhadap cahaya, miosis /mengecil, midriasis/ melebar, pin point / kecil
sekali, nomalnya isokor / pupil sama besar.
Pemeriksaan Visus
Dengan jarak 5-6 M dengan snellen card periksa visus OD / OS
Pemeriksaan Telinga
Amati bagian teliga luar: bentuk, ukuran, warna, lesi, nyeri tekan, adakah peradangan, penumpukan
serumen.
Tujuan :
menentukan adanya penurunan pendengaran dan menentukan jenis tuli persepsi atau konduksi.
Tehnik pemeriksaan :
Cara Kerja :
2. Test garputala
Rinne test
2. Getarkan garputala, dengan menekan jari garputala dengan dua jari tangan
3. letakkan pangkal garputala pada tulang mastoid, dan jelaskan klien agar memberitahu bila tidak
merasakan getaran.
4. Bila klien tidak merasakan getaran, dekatkan ujung jari garputala pada lubang telinga, dan anjurkan
penderita agar memberutahu mendengar suara getaran atau tidah. Normalnya : klien masih mendengar
saat ujung garputala didekatkan pada lubang telinga.
Weber test
1. getarkan garputala
3. Tanya kepada klien, sebelah mana teinga mendengar lebih keras ( lateralisasi kana/kiri). Normalnya
getaran didengar sama antara kanan dan kiri.
Scwabach Test
1. Getarkan garputala
Pemeriksaan Hidung
Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi ( adakah pembengkokan atau tudak )
Amati meatus, adakah perdarahan, kotoran, pembengkakan, mukosa hidung, adakah pembesaran
( polip )
- Amati bibir, untuk mengetahui kelainan konginetal ( labioseisis, palatoseisis, atau labiopalatoseisis ),
warna bibir pucat, atau merah ,adakah lesi dan massa.
- Amati gigi ,gusi, dan lidah, adakah caries, kotoran, kelengkapan, gigi palsu, gingivitis,warna lidah,
perdarahan dan abses.
- Amati orofaring atau rongga mulut, bau mulut, uvula simetris atau tidak
- Adakah pembesaran tonsil, Perhatikan suara klien ada perubahan atau tidak
Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien, Warna dan kondisi wajah klien, struktur wajah klien, sembab
atau tidak, ada kelumpuhan otot-otot fasialis atau tidak.
Pemeriksaan Leher
b. Kelenjar tiroid, ada pembesaran atau tidak dengan meraba pada suprasternal pada saat klien menelan
c. Pembesaran kelenjar limfe leher ( Adenopati limfe )menandakan adanya peradangan pada daerah
kepala, orofaring, infeksi TBC, atau syphilis.
d. Pembesaran tiroid dapat terjadi karena defisiensi yodium
a. Inspeksi
b. Palpasi
a. Inspeksi
b. Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus ;membandingkan getaran dinding torak antara kanan dan kiri
c. Perkusi
Menempelkan jari tengah pemeriksa pada intercosta klien dan mengetuk dengan jari tangan yang
satunya
d. Auskultasi
1. Suara nafas
2. Suara Ucapan
Anjurkan klien mengucapkan tujuh puluh tujuh berulang-ulang, dengan stetoskop dengarkan pada area
torak, normalnya intensitas suara kanan dan kiri sama
Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi
1. Bentuk perkordial
4. Denyut vena
b. auskultasi
c. palpasi
1. Dengan menggunakan 3 jari tangan dan dengan tekanan ringan, palpasi daerah aorta, pulmo dan
trikuspidalis. catat : adanya pulsasi.
2. Geser pada daerah mitral, catat : pulsasi, tentukan letak, lebar, adanya thrill, lift/heave.
3. Geser pada daerah ephigastrik, tentukan besar denyutan.
d. perkusi
Cara Kerja :
1. Lakukan perkusi mulai intercota 2 kiri dari lateral ( Ant. axial line ) menuju medial, catat perubahan
perkusi redup
2. Geser jari ke ICS 3 kiri kemudian sampai ICS 6 , lakukan perkusi dan catat perubahan suara perkusi
redup.
a. Inspeksi
b. Auskultasi
Untuk mengetahui peristaltic usus atau bising usus. Catat frekuensinya dalam satu menit, normalnya 5 –
35 kali per menit, bunyi peristaltic yang panjang dan keras disebut Borborygmi biasanya terjadi pada
klien gastroenteritis, dan bila sangat lambat (meteorismus) pada klien ileus paralitik.
c. Palpasi
Palpasi Hepar :
Ada atau tidak nyeri tekan, ada atau tidak pembesaran berapa jari dari arcus costae, perabaan keras
atau lunak, permukaan halus atau berbenjol-benjol, tepi hepar tumpul atau tajam. Normalnya hepar
tidak teraba.
Palpasi Lien :
Posisi klien tetap telentang, buatlah garis bayangan Schuffner ari midclavikula kiri ke arcus costae-
melalui umbilicus – berakhir pada SIAS kemudian garis dari arcus costae ke SIAS di bagi delapan. Dengan
Bimanual lakukan palpasi dan diskrisikan nyeri tekan terletak pada garis Scuffner ke berapa ?
( menunjukan pembesaran lien )
Palpasi Appendik :
Posisi klien tetap telentang, Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney yaitu dengan
cara menarik garis bayangan dari umbilicus ke SIAS dan bagi menjadi 3 bagian. Tekan pada sepertiga luar
titik Mc Burney : Bila ada nyeri tekan ,nyeri lepas dan nyeri menjalar kontralateral berarti ada
peradangan pada appendik.
Perkusi dari bagian lateral ke medial, perubahan suara dari timoani ke dullnes merupakan batas cairan
acites
Shiffing Dullnes, dengan perubahan posisi miring kanan / miring ke kiri, adanya cairan acites akan
mengalir sesuai dengan gravitasi, dengan hasil perkusi sisi lateral lebih pekak/ dullness
Palpasi Ginjal :
Dengan bimanual tangan kiri mengangkat ginjal ke anterior pada area lumbal posterior, tangan kanan
diletakan pada bawah arcus costae, kemudian lakukan palpasi dan diskripsikan adakah nyeri tekan,
bentuk dan ukuran.
Pemeriksaan Genetalia
1.Genetalia Pria
a.Inspeksi :
Lubang uretra adkah penyumbatan, lubang uretra pada bagian bawah ( Hipospadia ) lubang uretra pada
batang penis ( Epispadia )
b.Palpasi
Scrotum dan testis : Adakah beniolan, nyeri tekan, ukuran penis, testis normalnya teraba elastis, licin
dan tidak ada benjolan.
Amati daerah inguinal dan femoral, adakah pembengkakan. Sebelum palpasi, Anjurkan klien berdiri
dengan sebalah kaki, dengan sisi yang akan diperiksa agak ditekuk.Masukan jari telunjuk ke dalam kulit
scrotum dan dorong ke atas cincin inguina eksternal. Bila cincin membesar suruh klien mengejan atau
batuk, dengan cara ini hernia inguinalis akan teraba.
2 .Genetalia wanita
Inspeksi genitalia eksternal: mukosa kulit, integritas kulit, contour simetris, edema, pengeluaran.
Palpasi vagina, uterus dan ovarium: letak ukuran, konsistensi dan, massa
Pemeriksaan anus dan rectum: feses, nyeri, massa edema, haemoroid, fistula ani pengeluaran dan
perdarahan.
Pemeriksaan Neurologis
Bila leher ditekuk secara pasif terdapat tahanan, sehingga dagu tidak dapat menempel pada dada , kaku
kuduk positif (+).
Tanda kerniq
Fleksi tungkai atas tegak lurus, lalu dicoba meluruskan tungkai bawah pada sendi lutut. Normal, bila
tungkai bawah membentuk sudut 1350 terhadap tungkai atas.
Kernig + bila ekstensi lutut pasif akan menyebabkan rasa sakit terhadap hambatan.
Tanda laseque
Fleksi sendi paha dengan sendi lutut yang lurus akan menimbulkan nyeri sepanjang m. ischiadicus.
Tanda Brudzinski I
Letakkan satu tangan pemeriksa dibawah kepala klien dan tangan lain didada klien untuk mencegah
badan tidak terangkat. Kemudian kepala klien difleksikan kedada secara pasif. Brudzinski I positif (+) bila
kedua tungkai bawah akan fleksi pada sendi panggul dan sendi lutut.
Tanda Brudzinski II
Tanda Brudzinski II positif (+) bila fleksi tungkai klien pada sendi panggul secara pasif akan diikuti oleh
fleksi tungkai lainnya pada sendi panggul dan lutut.
Saraf kranial :
Fungsi penciuman
• Test pemeriksaan, klien tutup mata dan minta klien mencium benda yang baunya mudah dikenal
seperti sabun, tembakau, kopi dan sebagainya.
• Test aktifitas visual, tutup satu mata klien kemudian suruh baca dua baris di koran, ulangi untuk
satunya.
• Test lapang pandang, klien tutup mata kiri, pemeriksa di kanan, klien memandang hidung pemeriksa
yang memegang pena warna cerah, gerakkan perlahan obyek tersebut, informasikan agar klien langsung
memberitahu klien melihat benda tersebut, ulangi mata kedua.
• Test N III Oculomotorius (respon pupil terhadap cahaya), menyorotkan senter kedalam tiap pupil mulai
menyinari dari arah belakang dari sisi klien dan sinari satu mata (jangan keduanya), perhatikan kontriksi
pupil kena sinar.
• Test N IV Trochlear, kepala tegak lurus, letakkan obyek kurang lebih 60 cm sejajar mid line mata,
gerakkan obyek kearah kanan. Observasi adanya deviasi bola mata, diplopia, nistagmus.
• Test N VI Abducens, minta klien untuk melihat kearah kiri dan kanan tanpa menengok.
Fungsi sensasi, caranya : dengan mengusap pilihan kapas pada kelopak mata atas dan bawah.
Usap pula dengan pilihan kapas pada maxilla dan mandibula dengan mata klien tertutup. Perhatikan
apakah klien merasakan adanya sentuhan.
Fungsi motorik, caranya : klien disuruh mengunyah, pemeriksa melakukan palpasi pada otot temporal
dan masseter.
• Fungsi sensasi, kaji sensasi rasa bagian anterior lidah, terhadap asam, manis, asin pahit. Klien tutup
mata, usapkan larutan berasa dengan kapas/teteskan, klien tidak boleh menarik masuk lidahnya karena
akan merangsang pula sisi yang sehat.
• Fungsi motorik, kontrol ekspresi muka dengancara meminta klien untuk : tersenyum, mengerutkan
dahi, menutup mata sementara pemeriksa berusaha membukanya
Fungsi sensoris :
• Cochlear (mengkaji pendengaran), tutup satu telinga klien, pemeriksa berbisik di satu telinga lain, atau
menggesekkan jari bergantian kanan-kiri.
• Vestibulator (mengkaji keseimbangan), klien diminta berjalan lurus, apakah dapat melakukan atau
tidak.
• N IX, mempersarafi perasaan mengecap pada 1/3 posterior lidah, tapi bagian ini sulit di test demikian
pula dengan M.Stylopharingeus. Bagian parasimpatik N IX mempersarafi M. Salivarius inferior.
• N X, mempersarafi organ viseral dan thoracal, pergerakan ovula, palatum lunak, sensasi pharynx, tonsil
dan palatum lunak.
Test : inspeksi gerakan ovula (saat klien menguapkan “ah”) apakah simetris dan tertarik keatas.
Refleks menelan : dengan cara menekan posterior dinding pharynx dengan tong spatel, akan terlihat
klien seperti menelan.
• Klien disuruh menoleh kesamping melawan tahanan. Apakah Sternocledomastodeus dapat terlihat ?
apakah atropi ? kemudian palpasi kekuatannya.
• Minta klien mengangkat bahu dan pemeriksa berusaha menahan —- test otot trapezius.
• Keluarkan lidah klien (oleh sendiri) dan memasukkan dengan cepat dan minta untuk menggerakkan ke
kiri dan ke kanan.
Refleks
1. Refleks patella
Pasien berbaring terlentang, lutut diangkat ke atas sampai fleksi kurang lebih 300. Tendon patella
(ditengah-tengah patella dan tuberositas tibiae) dipukul dengan refleks hammer. Respon berupa
kontraksi otot quadriceps femoris yaitu ekstensi dari lutut.
2. Refleks biceps
Lengan difleksikan terhadap siku dengan sudut 90 0 , supinasi dan lengan bawah ditopang pada alas
tertentu (meja periksa).
Jari pemeriksa ditempatkan pada tendon m. biceps (diatas lipatan siku), kemudian dipukul dengan
refleks hammer.
Normal jika timbul kontraksi otot biceps, sedikit meningkat bila terjadi fleksi sebagian dan gerakan
pronasi. Bila hyperaktif maka akan terjadi penyebaran gerakan fleksi pada lengan dan jari-jari atau sendi
bahu.
3. Refleks triceps
Lengan ditopang dan difleksikan pada sudut 900 ,tendon triceps diketok dengan refleks hammer (tendon
triceps berada pada jarak 1-2 cm diatas olekranon).
Respon yang normal adalah kontraksi otot triceps, sedikit meningkat bila ekstensi ringan dan hyperaktif
bila ekstensi siku tersebut menyebar keatas sampai otot-otot bahu atau mungkin ada klonus yang
sementara.
4. Refleks achilles
Posisi kaki adalah dorsofleksi, untuk memudahkan pemeriksaan refleks ini kaki yang diperiksa bisa
diletakkan / disilangkan diatas tungkai bawah kontralateral.
Tendon achilles dipukul dengan refleks hammer, respon normal berupa gerakan plantar fleksi kaki.
5. Refleks abdominal
Dilakukan dengan menggores abdomen diatas dan dibawah umbilikus. Kalau digores seperti itu,
umbilikus akan bergerak keatas dan kearah daerah yang digores.
6. Refleks Babinski
Merupakan refleks yang paling penting . Ia hanya dijumpai pada penyakit traktus kortikospinal. Untuk
melakukan test ini, goreslah kuat-kuat bagian lateral telapak kaki dari tumit kearah jari kelingking dan
kemudian melintasi bagian jantung kaki. Respon Babinski timbul jika ibu jari kaki melakukan dorsifleksi
dan jari-jari lainnya tersebar. Respon yang normal adalah fleksi plantar semua jari kaki. Dokumentasi
Catat hasil pemeriksaan fisik dengan format SOAPIE, terdiri dari:
2. Data (fisik) Objektif, yaitu apa yang di observasi, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi oleh
perawat.
3. Assessment (pengkajian), yaitu diagnose keperawatan dan pernyataan tentang kemajuan atau
kemunduran klien
6. Evaluation (evaluasi), yaitu tinjauan hasil rencana yang sudah di implementasikan. Evaluasi 1.
Pemantauan asuhan keperawatan dari hasil pemeriksaan fisik
2. Mengkaji kondisi klien dapat di gunakan sebagai tindakan evaluasi setelah asuhan diberikan
Memasang infus
Pengertian
Memasang infus adalah pemasangan infus untuk memberikan cairan atau obat melalul
parenteral (intravena).
Tujuan:
Memperbaiki atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit pada klien yang sakit
akut.
'q
Peralataan
'e
Set infus (selang mikrodrip untuk bayi dan anak dengan tetesan 60 tetes/ml,
3.
Selang ekstension
f.
Handschoon disposibel
Tourniquet
Plester/hipavik
k.
Perlak dan pengalas
Bengkok
Tiang infus
Langkah-langkah
4.
(r
a.
Cuci tangan
(2
Siapkan alat
Tahap orientasi:
(r
Anjurkan pasien memakai baju yang mudah untuk masuk dan keluarnya
(r
Tahap kerja:
lengan.
(2
(1
Buka set infus, letakkan klem 2-4 cm di bawah tabung drip dalam keadaan
off/terkunci.
Buka tutup botol, lakukan desinfeksi tutup botol cairan, dan tusukkan set
(s
Gantungkan botol cairan infus pada tiang infus, isi tabung drip infus %-
(9
penuh.
Buka penutup jarum dan buka klem untuk mengalirkan cairan sampai ke
ujung jarum hingga tidak ada udara dalam selang, klem kembali, dan tutup
kembali jarum.
(8
(6
11)
13) Bersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam ke luar).
15) Pegang IV kateter (abbocath) dengan sudut 20-30, tusuk vena dengan
18)
tutup dengan ka sa
19)
Tahap terminasi:
.(
Dokumentasikan hasilnya
(1
Cuci tangan
(St