Anda di halaman 1dari 72

PROSEDUR APABILA OBAT TIDAK TERSEDIA DI RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.02/75/2013 00 1/2

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen dan
14 Januari 2013
Penggunaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : 1. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter,dokter gigi,dokter hewan
kepada apoteker,untuk menydiakan dan menyerahkan obat bagi pasien
sesuai peraturan yang berlaku.
2. Ketersedian obat sangat diperlukan dalam menunjang terapi bagi
kesembuhan pasien.
2. Tujuan : 1. Untuk menjamin ketersediaan obat yang sangat diperlukan dalam menunjang
terapi bagi pasien.
2. Memberikan pelayanan yang maksimal kepada paien dalam terapi
pengobatan kepada pasien.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS SUMBER WARAS tentang pelayanan farmasi dan
penulisan resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. Melakukan pengecekan terhadap keabsahan resep yang diberikan oleh
dokter penulis resep.
2. Bila obat yang diresepkan tidak tersedia di unit pelayanan farmasi, maka unit
pelayanan farmasi akan melakukan pengecekan terhadap kandungan dari
bahan aktif obat yang tidak tersedia.
3. Membandingkan kandungan bahan aktif yang tersedia dengan kandungan
bahan aktif obat yang sama yang tersedia diunit pelayanan farmasi
4. Apabila tersedia obat dengan bahan aktif dan kandungan yang sama di unit
pelayanan farmasi maka unit pelayanan farmasi akan menghubungi penulis
resep (dokter) untuk melakukan konfirmasi melalui telepon bahwa obat yang
diresepkan tidak tersedia tetapi ada substitusi obat yang memiliki kandungan
bahan aktif yang sama dengan obat yang diresepkan tanpa mengurangi efek
terapi kepada pasien.
PROSEDUR APABILA OBAT TIDAK TERSEDIA DI RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.02/75/2013 00 2/2

5. Bila doker penulis resep menyetujui obat yang di resepkan di ganti dengan
obat lain yang memiliki kandungan bahan aktif yang sama dengan obat yang
tersedia di uni pelayanan farmai maka petugas di pelayanan farmasi akan
menuliskan nama pengganti di resep asli atau kartu obat.
6. Petugas farmasi akan mencatat resep pengganti pada resep asli dan mencatat
jam dan waktu dilakukannya konfirmasi melalui telepon.
7. Petugas farmasi akan meyiapkan resep obat pada lembar resep sesuai dengan
obat pengganti yang telah disetujui oleh dokter penulis reep.
8. Petugas farmasi/Apoeker menyerakan obat kepada pasien dan memberikan
informasi tentang obat yang diserahkan.
5 Unit terkait : Perawat, dokter, instalasi farmasi
PROSEDUR TETAP PEMBERIAN OBAT PASIEN RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.6.2/78/2013 00 1/2

Direktur RS SUMBER WARAS


SPO
Tertib Tanggal
Manajemen dan
14 Januari 2013 dr. Wawat Setiamiharja, MARS
Penggunaan Obat NIK. 0101067704

1. Pengertian : Pengelolaan perbekalan farmasi adalah suatu proses yang merupakan siklus
kegiataan dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, adminitrasi dan
pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
2. Tujuan : 1. Untuk menjamin obat yang tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu
pemberian dan cara pemberian sehingga dapat memaksimalkan terapi yang
diberikan kepada pasien
2. Pencegahan medication error merupakan salah satu upaya patient safety.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS SUMBER WARAS tentang Pelayanan Farmasi dan
Penulisan resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : Untuk pasien rawat inap
1. Cuci tangan
2. Cocokan label obat yang akan diberikan dengan intruksi/resep dokter.
3. Lakukan pemberian obat dengan sebelumnya memastikan dilaksanakannya
6 benar
a. Benar Pasien :Tanyakan nama pasien, tanggal lahir, cocokan dengan
gelang pasien (nama, tanggal lahir, nomor RM) cek nama dokter yang
meresepkan pada catatan pemberian obat/Kartu obat
b. Benar obat : Bila pasien memperoleh obat generik pastikan bahwa obat
generik sesuai dengan nama dagang obat, dan pasien tidak alergi pada
kandungan obat yang didapat dengan memeriksa obat dengan catatan.
c. Benar dosis : Memastikan obat yang diberikan sesuai dengan rentang
pemberian dosis untuk cara pemberian tersebut, berat badan dan umur
pasien, periksa dosis pada label obat untuk membandingkan dengan dosis
yang sesuai pada catatan pemberian obat.
d. Benar waktu : Periksa waktu pemberiaan obat sesuai dengan waktu yang
tertera pada catatan pemberiaan obat (misalnya obat yang diberika 2 kali
sehari, maka pada catatan pemberiaan obat akan tertera waktu pemberiaan
jam 6 pagi dan jam 6 sore)
e. Benar Cara: Memeriksa label obat untuk memastikan bahwa obat
tersebut dapat diberikan sesuai cara yang diinstrusikan, dan periksa cara
pemberiaan pada catatan pemberiaan obat.
f. Benar dokumentasi : Memeriksa label obat untuk memastikan bahwa obat
tersebut dapat diberikan sesuai cara yang diinstrusikan, dan periksa cara
pada catatan pemberian obat.
PROSEDUR PENYIMPANAN PRODUK NUTRISI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.3.1/84/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen dan
14 Januari 2013
Penggunaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : 1. Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan
cara menempatkan perbekalan farmasi yang di terima pada tempat yan di
nilai dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
2. Produk nutrisi adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan
langsung melalui pembuluh darah tanpa melaui saluran pencernaan
2. Tujuan : 1. Memelihara mutu sediaan produk nutrisi
2. Mencegah terjadinya kerusakan produk nutrisi akibat kesalahan
penyimpanan sehingga dapat menjamin sabilitas produk nutrisi
3. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
4. Menjaga ketersediaan
5. Memudakan penairan dan pengawasan
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS SUMBER WARAS tentang pelayanan farmasi dan
penulisan resep sesuai dengan standar
4. Prosedur : 1. Area tempa penyimpanan produk nutrisi hanya boleh di akses oleh petugas
farmasi
2. Obat-obat di simpan pada kondisi yang sesuai seperti yang telah ditetepkan
seperti terlindung dari cahaya, kelembaban, sirkulasi udara yang baik, kering
dan bersih, beba dari kotoran untuk menjamin stabilitas dan keamanannya
serta memudahkan dalam pencariannyaan memperepat pelayanan
3. Produk nutrisi di simpan secara terpisah dalam kelompok nutrisi sesuai
dengan rekomendasi penyimpanan dari masing-masing obat
4. Penyyimpanan dilakukan dengan meletakan obat-obatan nutrisi di atas pelet-
pelet yang dibuat agak tinggi dari lantai untuk mengghindari kerusakan obat
jika banjir atau gangguan yang dapat menyebabkan kerusakan obat
5. Penyimpanan obat harus mempunyai sistem yang menjamin first in dan first
out bagi produk nutrisi yang akan di distribusikan.
6. Penyimpanan produk nutrisi harus menggunakan sitem FEFO agar dapat di
jaga mutu produk nutrisi.
7. Apabila persediaan produk nutrisi cukup banyak maka biarkan produk
nutrisi dalam boks masing-masing.
8. Obat-obat nutrisi dikelompokan kedalam golongan sendiri untuk
memudahkan pengambilan dan menegah kekeliruan dalam pengambilan
5. Unit terkait : Petugas Farmai.
PROSEDUR PENYIMPANAN OBAT EMERGENCY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.3.2/85/2013 00 1/2

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen dan
14 Januari 2013
Penggunaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : 1. Obat emergensi adalah obat yang wajib tersedia di ruangan yang di gunakan
pada keadaan darurat dan berifat live saving
2. Penyimpanan obat emergensi adalah suatu kegiatan menyimpan dan
memelihara dengan cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima
pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang
dapat merusak mutu obat.
2. Tujuan : 1. Obat emergensi teredia dalam unit dimana akan diperlukan atau dapat
terakes segera dalam RS untuk mmenuhi kebutuhan yang berifat emergensi
2. Melindungi obat emergensi dari kehilangan dan pencurian
3. Memelihara mutu sediaan farmasi
4. Memonitoring agar obat emergeni tidak kadarluwarsa atau rusak
5. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
6. Menjaga ketersediaan
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS SUMBER WARAS tentang pelayanan farmasi dan
penulisan resep sesuai dengan standar
4. Prosedur : 1. Obat emergensi yang sudah ditetapkan jumlah dan jenisnya disimpan dalam
lemari emergensi pada unit pelayanan diruangan.
2. Membatasi akses obat emergensi sehingga tidak mudah disalah gunakan dan
menjaga keamanan obat emergensi.
3. Obat emergensi yang termasuk High alert harus diberi stiker high alert.
4. Obat-obatan LASA (Look-Alike Sound-Alike) ditempatkan terpisah dan
diberi penandaan yang jelas. Obat emergensi harus disimpan dalam
troli/lemari penyimpanan yang terkunci.
5. Penyimpanan obat memperhatikan FIFO dan FEFO.
6. Obat-obat emergensi harus diganti segera jika jenis dan jumlahnya tidak
sesuai dengan daftar, sesuai dengan jumlah dan jenis yang sama agar stock
sediaan obat emergensi selalu berada dalam jumlah yang sesuai dengan
daftar stock obat yang dapat pada lemari emergensi. Pada lemari
penyimpanan obat emergensi hanya boleh diisi dengan obat emergensi, tidak
boleh dicampur dengan obat-obatan lainnya.
7. Petugas farmasi bersama perawat setiap bulan memantau pengelolaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan dilemari emergensi meliputi jumlah,
jenis, tanggal kadaluarsa, dan kondisi obat-obatan tertentu. Pemantauan
dilakukan dengan melakukan pengecekan kartu stock obat dengan
membandingkan dengan stock fisik obat pada lemari emergensi.
8. Bila terdapat kelebihan jumlah sediaan dalam lemari emergensi, maka
petugas farmasi akan meretur sediaan obat yang berlebihan ke unit
pelayanan obat.
9. Obat emergensi harus diletakkan pada lokasi yang gampang dijangkau
sehingga mempermudah dalam pengaksesan obat emergensi dan tidak
menghambat pemberian terapi pengobatan pada pasien.
5. Unit terkait : Petugas farmasi, Perawat.
PROSEDUR PENGGANTIAN DAN MONITORING OBAT EMERGENSI
YANG RUSAK/KADALUWARSA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.3.2/86/2013 00 1/2

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen dan
14 Januari 2013
Penggunaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Obat adalah zat yang di pakai dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit. Mengobati
dan mencegah penyakit dan mempunyai beraneka ragam kerja dan efek pada
manusia. Obat emergensi adalah obat wajib tersedia di ruangan dan bersifat live
saving.
2. Tujuan : 1. Obat emergensi tersedia dalam unit dimana akan diperlukan atau dapat
terakses segera dalam RS untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat
Emergensi.
2. Melindungi obat emergensi dari kehilangan dan pencurian
3. Monitoring agar obat emergensi tidak kadarluwarsa atau rusak
4. Pengelolaan penggunaan anggaran agar efektif dan efisien
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS SUMBER WARAS tentang Penetapan obat emergensi
dan Penyimpanan obat emergensi
4. Prosedur : 1. Obat Emergensi dilakukan pengecekan secara rutin untuk menjaga
ketersediannya agar selalu tersedia dalam lemari emergensi
2. Pengecekan dilakukan dengan memeriksa kartu stok obat dan
mencocokannya dengan stok fisik yang ada
3. Pada kartu stok tertera nama obat emergensi, jumlah stok fisik barang,
tanggal expired sehingga dapat memudahkan monitoring obat emergensi
yang ada pada lemari penyimpanan.
4. Jika ada obat Emergensi yang rusak atau kadarluwarsa, petugas farmasi
menginformasikan kepada perawat untuk mengganti dengan daftar jumlah
stok fisik obat dengan daftar obat yang ada pada lemari penyimpanan.
5. Unit terkait : Petugas farmasi, Perawat.
PROSEDUR PENARIKAN OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.3.3/87/2013 00 1/2

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen dan
14 Januari 2013
Penggunaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Pengelolaan obat sangat diperlukan untuk monitor dan mengatur penggunaan
obat di rumah sakit. Penarikan obat dilakukan atas dasar surat edaran dari
pabrik obat maupun dari BPOM dengan mengkaji stok obat di rumah sakit.
2 Tujuan : Menjamin keselamatan pasien dan mencegah masalah yang dapat
membahayakan pasien akibat penggunaan obat.
3 Kebijakan : Keputusan Direktur RUD BIMA Proedur penarikan obat
4. Prosedur : 1. Apabila ada edaran pemberitauan penarikan obat dari pabrik maupun dari
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Kepala Instalasi farmasi
atau yang didelegasikannya akan menetapkan proses penarikan obat
tersebut di rumah sakit
2. Surat edaran dilengkapi dengan pengkajian dokumen kartu stok untuk
melihat jika ada dari obat yang dimaksud tercatat di dalam kartu stok.
3. Jika kita tidak memiliki obat yang di tarik, tidak perlu melakukan tindak
lanjut.
4. Jika kita memiliki merek dan nomor batch obat yang ditarik tahapan
langkah berikut harus dilakukan dengan segera.
a. Semua persediaan (stok) obat yang tersedia di inventaris instalasi
farmasi di ambil dari rak atau tempat penyimpanan dan di karantina.
b. Semua tempat dimana obat di simpan di seluruh Rumah sakit harus di
inspeksi. Semua stok obat yang di tarik harus dikembalikan ke
instalasi farmasi. Diperlukan koordinasi antara Instalasi farmasi dan
kepala bidang perawatan
c. Staf medis dan semua pihak yang terkait akan mencatat penarikan
obat ini
d. Obat yang digunakan dihentikan sampai obat pengganti tersedia.
e. Inspeksi khusus di tempat Penyimpanan obat (termasuk lemari
emergensi) dilakukan oleh apoteker ruangan atau petugas farmasi
untuk memastikan obat yang ditarik dari peredaran semuannya sudah
di bawa/dipindahkan ke instalasi farmasi
PROSEDUR PENARIKAN OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.3.3/87/2013 00 2/2

5. Obat pengganti yang baru dipesan melalui distributor. Obat-0batan


pengganti di pesan sesegera mungkin.
6. Dokumen penarikan obat akan di simpan di instalasi farmasi untuk dikaji
secara internal maupun eksternal.
7. Pengkajian efek dari obat yang di tarik dilakukan ole Bidang pelayanan
penunjang, kemudian dilaporkan oleh Kepala intalai farmasi ke Badan
Pengawasan Obat dan Makanan.
5. Unit terkait : Petugas Farmai, Unit Pelayanan.
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR MENYEBUTKAN SETIAP PENGGUNAAN
OBAT YANG DIKETAHUI KADALUWARSA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.3.3/88/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen dan
14 Januari 2013
Penggunaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Obat dikatakan kadaluwarsa jika obat melewati batas waktu tanggal kadaluwarsa
yang tertera pada kemasan obat, obat kadarluasa sangat berbahaya jika diberikan
pasien karena dapat menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan yang dapat
membahayakan keselamatan pasien.
2. Tujuan : 1. Menjamin bahwa obat yang diberikan kepada pasien adalah obat yang aman.
2. Menjamin keselamatan pasien tentang pengunaan obat.
3. Memaksimalkan pengelolaan anggaran.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS SUMBER WARAS nomor....tahun 2014 tentang tempat
dan penyimpanan tempat dan penyimpanan obat dan bahan kimia yang baik.
4. Prosedur : 1. Petugas farmasi wajib melakukan pemeriksaan tanggal kadauwarsa obat
yang tertera pada obat dan mengecek kartu stok obat untuk memastikan
apakah obat tersebut sudah kadaluwarsa.
2. Jika diketahui obat mendekati masa kadaluwarsa ( 4 bulan sebelum tanggal
kadaluwarsa berakhir), atau sudah kadaluwarsa maka petugas farmasi wajib
mengumpulkan bat tersebut dari unit pelayan.
3. Obat dikatakan kadaluwarsa sesuai dengan tanggal batas kadaluwarsa yang
terdapat pada kemasan atau label bat tersebut.
4. Selain itu dilakukan pengecekan pada faktur obat yang memastikan bahwa
obat tersebut sudah kadaluwarsa.
5. Obat yang mendekati batas kadaluwarsa (4 bulan sebelum tanggal
kadaluwarsa pada obat), maka obat tersebut ditarik dari unit pelayanan atau
dari instalasi farmasi untuk selanjutnya dilaporkan pada distributor untuk
dilakukan retur obat, apabila obat tersebut masih dapat diretur.
6. Jika obat tersebut dapat diganti dengan obat yasng baru maka obat akan
ditukar dengan yang baru, jika tidak dapat diganti maka obat akan
dikumpulkan dengan obat kadaluwarsa lainnya untuk dimusnahkan.
5. Unit terkait : Petugas farmasi, Petugas Ruangan.
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR MENYEBUTKAN PEMUSNAHAN OBAT
YANG DIKETAHUI KADALUWARSA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.3.3/89/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen dan
14 Januari 2013
Penggunaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Obat kadaluwarsa adalah yang obat melewati batas waktu tanggal kadaluwarsa
yang tertera pada kemasan obat, obat kadaluwarsa sangat berbahaya jika
diberikan pada pasien karena dapat menimbulkan kejadian yang tidak
diinginkan yang dapat mebahayakan keselamatan pasien. Pemusnahan obat
yang kadaluwarsa diperlukan untuk menjamin keamanan pemberian obat
kepada pasien.
2. Tujuan : 1. Menjamin bahwa obat yang diberikan kepada pasien adalah obat yang aman.
2. Menjamin keselamatan pasien tentang penggunaan obat.
3. Mencegah penyalagunaan obat oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
4. Menjamin pemusnahan obat yang aman dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras nomor....tahun 2014 tentang tempat dan
penyimpanan tempat dan penyimpanan obat dan bahan kimia yng baik.
4. Prosedur : 1. Melaksanakan inventasi terhadapsediaan farmasi yang kadaluwarsa dan yang
akan dimusnahkan dan memastikan kembali secara seksama obat
kadaluwarsa yang akan dimusnahkan.
2. Menyiapkan administrasi (berupa laporan dan berita acara pemusnahan).
3. Mengkoordinir jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak
terkait.
4. Menyiapkan tempat pemusnahan.
5. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan.
6. Membuat laporan pemusnahan obat yang kadaluwarsa, sekurang-kurangnya
memuat:
a. Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan obat yang sudah
kadaluwarsa.
b. Nama dan juml;ah sediaan obat yang telah kadaluwarsa.
c. Nama apoteker pelaksana pemusnahan.
d. Nama saksi pelaksanaan pemusnahan obat yang telah kadaluwarsa.
7. Laporan pemusnahan sediaan farmasi dan pembekalan kesehatan ditanda
tanganin oleh apoteker dan saksi dalam pelaksanaan pemusnahan (berita
acara terlampir).
5 Unit tertkait : Instalasi farmasi, Dinas Kesehatan.
PROSEDUR RESEP RAWAT JALAN YANG TIDAK TERBACA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.0.4/94/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Resep adalah suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter
hewan kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam bentuk sediaan tertentu
dan menyerahkannya kepada penderita.
2. Tujuan : 1. Mencegahan saja dan kesalahan akibat tulisan tangan yang tidak jelas.
2. Memastikan bahwa semua penulisan resep obat adalah rasional, berbasis
bukti dan tepat individu (meminimalkan resiko kesalahan pemebrian obat,
memastikan pemberian obat yang paling tepat).
3. Memastikan bahwa apa yang dimakksudkan oleh dokter tidak menimbulkan
kemungkinan terjadinya kekeliruan penafsiran.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras nomor.... tahun.... tentang resep dan
catatan pengunaan obat yang tidak terbaca.
4. Prosedur : Resep rawat jalan
1. Pasien langsung membawa resep langsungke instalasi farmasi
2. Petugas farmasi menganalisisa resep, apabila resep tidak terbaca/kurang jelas
petugas farmasi menghubungi dokter missal; klinik internal, bedah, anak dan
lain-lain.
3. Petugas farmasi mengeja huruf yang ada dalam resep yang tidak terbaca dan
menanyakan komposisi resep yang tidak terbaca kepada dokter penulis
resep.
4. Pada obat-obatan golongan LASA, petugas farmasi wajib melakukan
konfermasi kembali, dengan mengeja nama obat mengunakan sandi morse.
5. Petugas farmasi member tanda garis bawah dalam resep yang tidak terbaca
dan menulis nama obat yang sudah dikonfermasidesertai nama petugas,
tanggal, dan waktu saat melakukan konfermasi.
6. Petugas farmasi menanyiapkan obat, dan dilakukan pengecekan ulang
sebelum obat diserahkan.
5. Unit Terkait : Dokter, Petugas Farmasi.
PENYIMPANAN OBAT/ALKES MILIK PASIEN
DI RUANG PERAWATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.0.4/95/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Merupakan kegiatan identifikasi, penyimpanan dan pelabelan obat milik pasien
diruangan perawat.
2. Tujuan : 1. Terwujudnys keselamatan pengunaan obat (medication safety).
2. Terhindarnya pasien dari kesalahan pemberian obat.
3. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras nomor.... tahun... tentang kebijakan dan
formulir rekonsiliasi obat yang dibawah oleh pasien.
4. Prosedur : 1. Pada saat obat/alkes milik pasien sampel di ruangan harus memastikan
bahwa obat dan/ alkes tersebut dalam tempat tersendiri untuk masing-masing
pasien
2. Petugas ruangan menempatkan obat dan/ alkes tersebut dalam tempat
tersendiri untuk masing2 pasien
3. Tempat penyimpanan obat milik pasien (dibagian luarnya) harus diberi
identitas pasien yakni nama ( dua kata) dan nomor RM
4. Petugas ruangan memastikan bahwa kondisi penyimpanan obat milik pasien
sesuaim dengan ketentuan yang berlaku
5. Pemantauan terhadap kondisi penyimpanan obat termasuk suhu ruangan atau
almari pendingin dilakukan sesuai dengan SPO terkait
6. Sebelum menuliskan resep, dokter atau perawat harus melakukan
pengecekan terhadap obat dan/ alkes milik pasien sehingga persediaan obat
dan/ alkes milik pasien tidak berlebihan
7. Obat dan alkes milik pasien yang sudah yidak digunakan segera diretur
sesuai dengan SPO retur obat.
5. Unit Terkait : Instalasi Farmasi, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Darurat.
PROSEDUR TETAP PEMBERIAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.6.2/79/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen dan
14 Januari 2013
Penggunaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Pengeloaan Pembekalan farmasi adalah suatum proses yang merupakan siklus
kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan
pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
2 Tujuan : 1. Untuk menjamin obat yang tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu
pemberian dan cara pemberian sehingga dapat memaksimalkan terapi yang
diberikan kepada pasien
2. Pencegahan medication eror merupakan salah satu upayah patient safety.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber waras nomor.... tahun.... tentang pelayanan
farmasi dan penulisan resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. Sebelum obat diberikan kepada pasien terlebih dahulu dilakukan pengecekan
oleh petugas farmasi (apoteker), petugas yang melakukan pengecekan adalah
petugas yang berbeda dengan petugas pengentrian, penyiapan obat, dan
penyerahan obat.
2. Cocokan label obat yang akan diberikan dengan intruksi/resep dokter,
lakukan pengecekan terhadap obat meliputi tepat penderita, tepat dosis, tepat
pemberian, tepat kombinasi dan tepat informasi. Setelah dilakukan
pengecekan petugas cheker selanjutnya akan mmeneyerahkan obat yang
sudah dilakukan pengecekan kepada petugas penyerahan obat.
3. Petugas penyerahan menyerahkan obat yang sudah dichek oleh petugas
check disertai pemberian informasi dan edukasi terhadap obat yang
diberikan pada pasien yang tepat.
5. Unit Terkait : Petugas Farmasi.
PROSEDUR MONITORING EFEK SAMPING OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.7.0/80/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen dan
14 Januari 2013
Penggunaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Merupakan bagian pemantuan dan pelaporan respon atau reaksi terhadap obat
yang merugikan atau membahayakan dan tidak dikehendaki, terjadi pada dosis
normal yang digunakan pada manusia untuk profilaksis, diagnois, terapi penyakit
atau untuk modifikasi fungsi fisiologis.
2. Tujuan : 1. Meningkatkan keamaanan pengunaan obat.
2. Menemukan efek samping obat (ESO) sedini mungkin terutama yang tidak
dikenal, frekuensinya jarang serta menginformasikan sedini mungkin pula
kepada dokter.
3. Menetukan frekuensi dan insidensi efek samping obat yang sudah dikenal
sekali, yang baru saja ditemukan.
4. Mengenal smua faktor yang mungkin dapat menimbulkan/mempengaruhi
timbulnya efek samping obat atau mempengaruhi angka kejadian dan
tingkat keparahan efek samping obat atau mempengaruhi angka kejadian dan
tingkat keparahan efek samping obat.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras nomor.... tahun... tentang monitoring efek
obat.
4. Prosedur : 1. Menganalisa laporan efek samping obat.
2. Mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
mengalami efek samping obat.
3. Pada saat teridentifikasi adanya dugaan kejadian Efek Samping Obat
(ESO), maka Dokter atau Apoteker atau perawat mencacat ESO di
formulir Monitoring Efek Samping Obat Nasional.
4. Fomulir MESO yang terisi lengkap dilaporkan di Sub Komite Farmasi
dan Terapi (SKFT) atau Instalasi Farmasi.
5. Instalasi Farmasi akan membuat salianan formulir MESO yang sudah
lengkap.
6. SKFT/Instalasi Farmasi melaporkan hasil monitoring ESO (formulir asli)
ke Pusat Monitoring Efek Samping Produk Terapetik (MESPT) Badan
Pengawas Obat dan Makanan Setelah membuat salinan.
7. Apoteker PIO mendokumentasikan salinan formulir MESO dengan baik.
8. Secara periodik dilakukan evaluasi atau pengkajian terhadap hasil
monitoring ini.

5. Unit Terkait Perawat, Dokter, Petugas Farmasi.


PROSEDUR PENYALURAN OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.2/80/2013 00 1/2

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen dan
14 Januari 2013
Penggunaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Penyaluran obat merupakan kegiatan mendistribusikan pembekalan farmasi di
rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap
dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.
2. Tujuan : 1. Untuk mempelancar proses pemberian obat kepada pasien.
2. Menjamin ketersediaan obat di pelayanan
3. Tersedianya pembekalan farmasi di unit-unit pelayanan secara tepat waktu,
tepat jenis dan jumlah
4. Obat dapat diaskes dengan cepat terutama untuk obat-obat life saving dalam
kondisi emergensi.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras nomor....tahun....tentang pelayanan
farmasi dan penulisan resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. Distribusi/penyaluran obat dilakukan dengan peresepan langsung/resep
perorangan, floor stock ruangan dan sisten odd.
2. Untuk poasien rawat inap distribusi obat dilakukan dengan mengunakan
system odd (penyiapan obat yang dikemas untuk satu kali pemakaian) dan
mengunakan system floor stok ruangan
3. Untuk pemberian secara odd petugas farmasi akan menyalurkan obat
keruangan sesuai dengan obat yang diresepkan pada cpo setelah dokter
selesai melakuka visite.
4. Pada pasien odd petugas farmasi melakukan pengambilan cpo keruangan dan
melakukan penyiapan obat diapotek sesuai dengan obat yang diresepkan
pada cpo pasien
5. Petugas farmasi melakukan pengecekan terhadap obat yang diresepkan di
cpo pasien sebelum petugas farmasi menyediakan obat yang diresepkan pada
cpo. Pengecekan yang dilakukan meliputi: tepat pasien, tepat obat tepat
dosis, tepat waktu pemberian dan cara pemberian.
6. Khusus untuk obat-obat yang tergolong kedalam high alert petugas farmasi
diwajibkan melakukan pengecekan ganda oleh 2 petugas yang berbeda.

PROSEDUR PENYALURAN OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.2/81/2013 00 2/2

7. Setelah obat disiapkan maka petugas farmasi akan menyalurkan ke masing-


masing ruangan dan pasien.
8. Penyaluran obat diruangan juga mengunakan system floor stok khususnya
untuk obat-obay energensi yang diperlukaqn pada kondisi darurat dan life
saving pesien hingga selalu tersedia diunit pelayanan.
9. Untuk pasien rawat jalan penyaluran obat dilakukan secara langsung sesuai
dengan resep yang ditulis oleh dokter (reswep individual dengan obat
dikemas sesuai permintaan jumlah yang tercantum diresep).

5. Unit Terkait : Perawat, dokter, petugas farmasi.


PROSEDUR PERSEDIAAN OBAT YANG HABIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.2.2/82/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen dan
14 Januari 2013
Penggunaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Pengadaan adalah kegiatan merealisasikan kebutuhan yang telah di rencanakan
dan telah di setujui melalui pembelian produksi, produksi maupun sumbangan
sehingga dapat menjaga stok kesediaan obat agar selalu tetap tersedia.
2. Tujuan : 1. Menjaga stok dan ketersediaan obat dan menjaga kualitas layanan.
2. Memperlancar proses pelayanan dan memberikan terapi yang maksimal
kepada Pasien.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras nomor.... tahun.... tentang pelayan farmasi
dan penulisan resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. Melakukan pengecekan kesediaan stok ketersediaan obat .
2. Lakukan pengecekan stok obat di gudang farmasi apakah Masih ada
cadangan obat yang tersimpan di gudang farmasi.
3. Jika di gudang farmasi masih terdapat cadangan obat maka dilakukan
pelamparan obat ke gudang farmasi
4. Jika stok persediaan obat di gudang farmasi kosong maka di lakukan
pemesanan obat secara langsung ke distributor resmi dengan mengunakan
surat pesanan.
5. Pemesanan obat yang habis di lakukan dengan menganalisa kebutuhan
pengunaan obat minimal sebulan pemakaian.
5. Unit Terkait : Petugas Farmasi.
PROSEDUR OBAT YANG TIDAK TERSEDIA DI RUMAH SAKIT
(OBAT TERKUNCI)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.2.2/83/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen dan
14 Januari 2013
Penggunaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Pengadaan adalah kegiatan merealisasikan kebutuhan yang telah di rencanakan
dan disetujui melalui pembelian, produksi maupun sumbangan sehinga dapat
menjaga stok ketersediaan obat agar selalu tetap tersedia.
2. Tujuan : 1. Menjaga stok dan ketersediaan obat dan menjaga kualitas pelayanan.
2. Memperlancar proses pelayanan dan memberikan terapi yang Maksimal
kepada
3. Kebijakan : Keputusan direktur RS Sumber Waras Nomor.... Tahun.... tentang Pelayanan
Farmsi dan Penulisan Resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. Bila terdapat obat yang tidak tersedia di rumah sakit /dalam keadan apotek
tutup atau terkunci maka untuk memperlancar proses terapi pengobatan, jika
obat tersebut tersedia pasien di berikan terapi terlebih dahulu dengan proses
peminjaman obat dari intalasifarmasi, dan ketika farmasi sudah terbuka
maka pasien dapat mengurus adminitrasi untuk melengkapi proses
pengambilan.
2. Pemberitahuan kepada unit pelayanan untuk memberitahukan kepada unit
farmasi agar melakukan pengamprahan obat pada hari kerja atau sehari
sebelum obat di gunakan.
3. Instalasi farmasi melakukan analisa apakah obat yang tidak tersedia tersebut
perlu di lakukan pengadaan untuk jangka waktu yang lama dan perlu di
masukan ke dalam formularium rumah sakit,atau di gunakan pada kebutuhan
terapi pasien tertentu.
4. Bila obat di perlukan untuk menunjang terapi pengobatan pasien secara
berkesinambungan maka dilakukan pengusulan penambahan item obat ke
dalam formularim untuk di lakukan pengadaan seterusnya.
5. Jika obat yaing di butuhkan olem pasien tidak tersedia di rumah sakit, dan
merupakan obat cito maka petugas farmasi akan melakukan pemesanan obat
secara langsung kepada distributor resmi.
6. obat yang di perlukan merupakan obat baru yang tersedia dan
merupakan terapi untuk pasien /penyakitak tertentu dan tidak
membutuhkan pengadaan secara berkelanjutan maka bertugas petugas
farmasi akan membuat copy resep kepada pasien untuk membeli obat
di luar intalasi farmasi.
5. Unit Terkait : Perawat,dokter ,petugas farmasi.
PEMESANAN/AMPRAHAN UNIT PELAYANAN FARMASI KE
GUDANG FARMASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.0.4/92/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Pemesanan/amprahan adalah suatu permintaan tertulis dari unit pelayanan ke
gudang farmasi untuk memenuhi kebutuhan stok obat/alkes disetiap unit
berdasarkan waktu dan ketentuan yang berlaku.
2. Tujuan : 1. Mencegah resiko kesalahan akibat komunikasi lisan saja dan kesalahan
akibat tulisan tangan yang tidak jelas
2. Memastikan bahwa semua penulisan resep obat adalah rasional, berbasis
bukti dan tepat individu. (meminimalkan resiko kesalahan pemberiaan obat,
memastikan pemberiaan obat yang tepat)
3. Memastikan bahwa apa yang dimaksudkan oleh dokter tidak menimbulkan
kemungkinan terjadinya kekeliruaan penafsiran.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras tentang pelayanan farmasi dan penulisan
resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : Pemesanan/amprahan Unit pelayanan Farmasi ke gudang farmasi
1. Pemesanan obat dari unit pelayanan farmasi ke gudang farmasi di lakukan
pada hari kerja oleh petugas yang diberikan wewenang dengan mengevaluasi
ketersediaan stok obat pada unit pelayanan farmasi.
2. Petugas farmasi yang bertanggung jawab segera melakukan pemesanan ke
gudang farmasi dengan membawa buku orderan amprahan obat.
3. Petugas gudang farmasi mengulang kembali dengan menyebutkan nama obat
yang dipesan oleh unit pelayanan farmasi.
4. Petugas farmasi menyiapkan amprahan sesuai dengan jumlah yang tertulis
dalam buku order.
5. Unit Terkait : Petugas Farmai, Petugas gudang farmasi.
PEMESANAN/AMPRAHAN RUANGAN KE GUDANG FARMASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.0.4/93/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Resep adalah suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam bentuk sediaan tertentu dan
menyerahkannya kepada penderita.
2. Tujuan : 1. Mencegah resiko kesalahan akibat komunikasi lisan saja dan kesalahan
akibat tulisan tangan yang tidak jelas
2. Memastikan bahwa semua penulisan resep obat adalah rasional, berbasis
bukti dan tepat individu. (meminimalkan resiko kesalahan pemberiaan obat,
memastikan pemberiaan obat yang tepat)
3. Memastikan bahwa apa yang dimaksudkan oleh dokter tidak menimbulkan
kemungkinan terjadinya kekeliruaan penafsiran.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras tentang pelayanan farmasi dan penulisan
resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : Pemesanan/amprahan ruangan ke gudang farmasi
1. Setiap ruangan rawat inap, ugd melakukan pesanan/amprahan ke gudang
farmasi
2. Perawat/petugas ruangan langsung ke gudang farmasi membawa buku
orderan yang di tanda tangani kepala ruangan dan kepala bidang pelayan
3. Petugas farmasi menyiapkan amprahan sesuai dengan jumlah yang tertulis
dalam buku order.
5. Unit Terkait : Petugas gudang farmasi, perawat ruangan/pegawai ruangan.
PERENANAAN PERBEKALAN FARMASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.0.4/95/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Merupakan proes kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga perbekalan
farmasi dalam rangka pengadaan.
2. Tujuan : Untuk mendapatkan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan
anggaran, serta menghindari kekosongan perbekalan farmasi.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras tentang Pelayanan farmasi dan penulisan
resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. Supervisor gudang menyusun dan mengusulkan daftar kebutuhan alat
kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan medis habis pakai dalam setahun
2. Koordinator perbekalan farmasi merekap dan mengkoreksi usulan
perencanaan yang di buat oleh supervisor gudang dan melaporkan hasil
rekap ke kepala instalasi farmasi.
3. Kepala instalai farmasi mengkoreksi dan melengkapi, khususnya tentang
spesifikasi barang dan perkiraan harga barang.
4. Bidang penunjang menerima dan mengkoreksi perencaan kebutuhan alat
kesehatan, sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai dalam setahun yang
di buat oleh instalasi farmasi setelah disetujui perencanaan di teruskan ke
wadir pelayanan medik.
5. Wadir pelayanan medik mengkoreksi perencanaan, apabila perencanaan di
setujui maka perencanaan di teruskan ke bidang perencanaan, di lanjutkan ke
bidang penyusunan anggaran di teruskan ke pejabat pembuat komitmen dan
terakhir di sampaikan ke unit layanan pengadaan, dan apabila perencanaan
tidak di setujui maka perencanaan di kembalikan ke kepala instalasi farmasi
untuk direvisi.
5. Unit Terkait : Instalasi farmasi, Bidang Penunjang, Kabid pelayanan medik, Pejabat Pembuat
Komitmen, Unit layanan pengadaan.
PROSEDUR UNTUK MENGHUBUNGI PETUGAS YANG MENULIS ATAU
MEMESAN OBAT BILA TIMBUL PERTANYAAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/96/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Kegiataan dilaksanakan yang dapat menjamin kejelasan dan mencegah terjadinya
kesalahan penafsiran tentang obat yang di pesan, serta mendapatkan tambahan
informasi yang berkaitan dengan obat yang di resepkan.
2. Tujuan : Mempermudah/mempercepat proses pasien mendapatkan obat mencegah
terjadinya kesalahan dalam membaca resep
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras tentang resep dan catatan penggunaan
obat yang tidak terbaca
4. Prosedur : 1. Petugas farmasi menelepon keruangan/poli untuk menghubungi dokter
(penulis reep)
2. Petugas farmasi menjelaskan maksud dan tujuan menghubungi dokter
(penulis resep)
3. Petugas farmasi menginformasikan kepada dokter, nama pasien, umur, BB,
alamat dan meminta penjelasan tentang kebenaran resep terebut.
4. Petugas farmasi menganalisa CPO dari rungan dengan memperhatikan
sediaan dan dosis hariaan, dan kejelasan resep yang di tulis.
5. Petugas farmasi mengeja semua huruf yang ada dalam CPO yang tidak
terbaca dan menanyakan komposisi obat kepada dokter penuli resep.
6. Pada obat-obatan golongan LASA, petugas farmasi wajib melakukan
konfirmasi kembali, dengan mengeja nama obat menggunakan sandi morse.
7. Petugas farmasi memberi tanda garis bawah pada CPO yang tidak terbaca,
dan menulis nama obat yang sudah di konfirmasi disertai dengan nama
petugas, tanggal dan waktu saat melakukan konfirmasi.
5. Unit Terkait : Dokter, Petugas farmasi.
PENYALURAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.05/97/2013 00 1/2

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Ditribusi obat merupakan penyerahan obat sejak setelah obat disiapkan oleh
instalasi farmasi rumah sakit sampai dengan dihantarkan kepada perawat, dokter,
tenaga profesional lain untuk diberikan kepada penderita
2. Tujuan : Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan selama pendistrubusian
dan pemberian.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras tentang pelayanan farmasi dan penulisan
resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. Pasien Rawat jalan
 Pasien/keluarga langsung menerima obat dari instalasi farmasi sesuai
dengan resep yang di tulis oleh dokter, keadaan ini kemungkinan terjadinya
konseling pada pasien/keluarga paien.
 Petugas farmasi menerima resep yang dibawa keluarga pasien
 Lakukan skrining resep meliputi administrasi, farmaceutical klinik
 Menghitung harga dan minta peretujuan nominal harga
 Pasien di beri nomor antrian
 Tulis nomor pada struk, resep dan satukan print out dengan resep
 Cocokan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam reep dengan print out
 Siapakan obat sesuai dengan reep
 Teliti kembali resep ebelum di serahkan pada pasien termasuksalinan resep
dan kwitansi
 Serahkan obat kepada pasien diertai informasi entang obat meliputi dosis,
pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan, dan
kemungkinan efek amping yang ditimbilkan
 Catat nama pasien, nomor telepon pasien
2. Pasien Rawat Inap
 Sistem distribusi obat dosis unit (unit dose dispensing/UDD)
 Dokter (penulis resep) menulis obat yang dibutuhkan pasien dalam CPO
(catatan penggunaan obat )
PENYALURAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.05/97/2013 00 2/2

 Petugas farmasi mengambil CPO ke masing-masing ruangan.


 Petugas farmasi langsung mengkonfirmasi kepada dokter adanya reep yang
tidak terbaca
 Petugas farmasi menyiapkan obat diinstalasi farmasi dilakukan skrining
resep meliputi administrasi, farmasetikal klinik cocokan nama, jumlah dan
kekuatan resep dengan print out
 Siapkan obat sesui dengan resep
 Teliti kembali resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk salinan reep
dan kwitansi
 Serahkan obat kepada pasien di ruangan disertai informasi tentang obat
meliputi dosis, pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara
penggunaan, dan kemungkinan efek samping yang mungkin timbul.
 Miminta persetujuan biaya obat kepada pasien, dengan menandatangani
formulir persetujuan.
3. Pasien VK dan UGD
 Dokter (penulis resep) menulis resep obat yang dibutuhkan pasien dalam
CPO (catatan penggunaan obat ) yang telah disediakan diruangan UGD dan
VK
 CPO yang telah ditulis diserahkan keluarga pasien ke instalasi farmasi
untuk menebus obat yang tertulis di CPO
 Petugas farmasi menerima CPO dan mengecek resep obat yang tertulis di
CPO, apabila ada resep obat yang tidak terbaca petugas farmasi melakukan
konfirmasi obat ke ruangan UGD/VK
 Siapkan obat seuai dengan resep. Petugas farmasi menyiapkan obat di
instalasi farmasi dan dilakukan skrining resep meliputi administrasi,
farmasetikal klinik , cocokan nama, jumlah dan kekuatan rep dengan print
out
 Petugas farmasi melakukan pengecekan kembali sebelum obat diserhkan
meliputi kebenaran identitas pasien, kebenaran obat, aturan minum, cara
penggunaan, termasuk tagihan pasien, salinan resep dan kwitansi
5 Unit Terkait : Dokter, petugas farmasi, pasien
PEMBACAAN RESEP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.0.4/98/2013 00 1/2

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Resep adalah suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam bentuk sediaan tertentu dan
menyerahkannya kepada penderita.
2. Tujuan : 1. Mencegah resiko kesalahan akibat komunikasi lisan saja dan kesalahan
akibat tulisan tangan yang tidak jelas
2. Memastikan bahwa semua penulisan resep obat adalah rasional, berbasis
bukti dan tepat individu. (meminimalkan resiko kesalahan pemberiaan obat,
memastikan pemberiaan obat yang tepat)
3. Memastikan bahwa apa yang dimaksudkan oleh dokter tidak menimbulkan
kemungkinan terjadinya kekeliruaan penafsiran.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras tentang pelayanan farmasi dan penulisan
resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. Melakukan pemeriksaan kelengkapan resep dan keabsahan resep yaitu nama
dokter, nomor ijin praktek, alamat, tanggal penulisan resep, tanda tangan
atau paraf dokter serta nama pasien, alamat,umur, jenis kelamin, dan berat
badan pasien
2. Melakukan pmeriksaan keeuain farmasetik yaitu bentuk sediaan,dosis,
frekuensi, kekuatan, stabilitas, inkompabilitas,cara dan lama pemberian obat
3. Mengkajiapek klinis yaitu : aanya alergi, efek samping,interaksi,keseuaian
(dosis, durasi, jumla obat dan kondisi khusus lainnya) membuatkan kartu
pengobaan pasien (medication record)
4. Mengkonsultasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan
5. Petugas farmasi mengeja semua huruf yang ada dalam CPO yang tidak
terbaca dan menanyakan komposisi obat kepada dokter penulis resep
6. Pada obat-obatan golongan LASA, petugas wajib melakukan konfirmasi
kembali, dengan mengeja nama obat mengunakan sandi morse.
PEMBACAAN RESEP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.0.5/98/2013 00 2/2

7. Petugas farmasi memberi tanda garis bawah pada CPO yang tidak terbaca,
dan menulis nama obat yang sudah di konfirmasi disertai dengan nama
petugas ,tanggal dan waktu saat melakukan konfirmasi.
8. Periksa pola obat yang diresepkan terhadap kemungkinan adanya duplikasi,
interaksi obat dengan obat, makanan dan hasil pemeriksaan laboratorium.
9. Periksa lama terapi terutama yang menggunakan antibiotika (disesuikan
dengan pedoman penggunaan antibiotika)
10. Periksa apakah pasien ada alergi atau hipersensitif terhadap obat tertentu,
jika diketahui ada segera hubungi dokter
5.Unit Terkait : Dokter, petugas farmasi.
PROSES PENYALURAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.2/100/2013 00 1/2

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Kegiatan dilaksanakan yang dapat menjamin kejelasan dan mencegah terjadinya
kesalahan penafsiran tentang obat yang dipesan, serta mendapat tambahan
informasi yang berkaitan dengan obat yang diresepkan.
2. Tujuan : Mempermudah/ mempercepat proses pasien mendapatkan obat dan mencegah
terjadinya kesalahan dalam baca resep.
3. Kebijakan : Keputusan direktur RS Sumber Waraas nomor .. tahun… tentang pelayanan
farmasi dan penulisan resepsesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. Setelah dokter selesai memeriksa pasien, dokter akan menulis resep pada
kartu CPO untuk keperluan obat selama 1 hari.
2. Untuk obat antibiotic dan obat racikan bias diberikan sesuai kebutuhan
terapi.
3. Petugas ruangan selanjutnya mengumpulkan CPO yang sudah lengkap
paling lambat pukul 11.30 WITA.
4. Petugas Instalasi Farmasi kemudian mengambil CPO yang diterima dari
ruangan pada buku serah terima dari ruangan pada buku serah terima CPO.
5. Pasien yang pada pukul 11.00 belum memperoleh resep, maka pasien tidak
akan menerima pelayanan ODDD sehingga penunggu pasien harus
menyerahkan CPO ke instalasi farmasi.
6. Kartu CPO selanjutnya diserahkan kepada petugas dibagian persiapan resep.
7. Khusus untuk pasien kelas III dan pasien non kelas berlaku kebijakan
direktur tentang kewajiban untuk menulis obat dengan nama generic.
8. Apabila pada pasien kelas III dan pasien non kelas berlaku masih mendapat
obat dengan nama dagang , maka petugas instalasi farmasi dapat langsung
menganti obat dengan obat generic.
9. Resep dihargai kemudian disiapkan dan diberi etiket.
10. Setelah obat disiapkan, teliti kembali resep sebelum diserahkan kepada
pasien termasuk salinan resep dan kwitansi, petugas farmasi menghantar
kembali obat keruangan.
11. Penerimaan obat wajib mendatangani bukti penyerahan obat pada CPO.
12. Meminta persetujuan biaya obat kepada apsien, dengan mendatangani
formulir persetujuan.
5. Unit Terkait : Instalasi farmasi, semua ruangan rawat inap dan non kelas.
PROSES PENYALURAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT RAWAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.2/101/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Kegiatan dilaksanakan yang dapat menjamin kejelasan dan mencegah terjadinya
kesalahn penafsiran tentang obat yang dipesan, serta mendapatkan tambahan
informasi yang berkaitan dengan obat yang diresepkan.
2. Tujuan : Mempermudah/ mempercepat proses pasien mendapatkan obat, mencegah
terjadinya kesalahan dalam baca resep
3. Kebijakan : Keputusan direktur RS Sumber Waras nomor .. tahun… tentang pelayanan
farmasi dan penulisan resep sesuai dengan standar
4. Prosedur : 1. Pasien/ kluarga langsung menerima obat dari instalasi farmasi sesuai dengan
resep yang ditulis oleh dokter, keadaan ini kemungkinan terjadinya
konseling kepada pasien/ keluarga pasiem.
2. Petugas parmasi menerima resep yang dibawah pasien.
3. Pasien diberi no antrian.
4. Tulisan nomor antrian yang diterima pasien pada resep yang dibawah.
5. Dilakukan skrining resep meliputi administrasi, farmaceutical klinik.
6. Petugas farmasi yang entry resep, menghitung harga dan minta persetujuan
nominal harga kepada pasien
7. Petugas farmasi menyiapkan obat yang dientry, dilakukan pengecekan
kembali nama pasien, jumlah dan kekuatan obat dalam resep dengan print
out
8. Teliti kembali resep dan obat sebelum diserahkan kepada pasien termasuk
salinan resep dan kwitansi
9. Serahkan obat kepada pasien disertai informasi tentang obat meliputi dosis,
pemakaian sehari, waktu pengunaan obat, cara pengunaan, dan kemungkinan
efek samping ringan yang ditimbulkan.

5 Unit Terkait : Instalasi farmasi, semua ruangan rawat inap dan non kelas
PROSEDUR IDENTIFIKASI EFEK KEJADIAN TIDAK DIINGINKAN
KARENA OBAT PADA PASIEN RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.07/102/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen dan
14 Januari 2013
Penggunaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Kejadian tidak diinginkan karena obat adalah suatu kejadian yang mengakibatkan
efek yang tidak diharapkan pada pasien karena pengunaan obat dan bukan karena
kondisi pasien tersebut.
2. Tujuan : Mengidentifikasi kejadian tidak diinginkan karena obat pada pasien rumah sakit
3. Kebijakan : Keputusan direktur RS Sumber Waras nomor .. tahun… tentang monitoring efek
obat
4. Prosedur : 1. Identifikasi efek kejadian tidak diinginkan karena obat dilakukan pada
laporan pagi (morning report), dimana diharapkan dokter jaga, perawat
control, kepala ruangan dan kepada poliklinik melaporkan apabila ada pasien
yang mengalami kejadian yang tidak diinginkan karena obat.
2. Identifikasi masalah terkait obat yang dapat dikategorikan :
a. Ada indikasi terapi tidak diterapi
b. Pemberian obat tampa indikasi
c. Pemilihan yang tidak tepat
d. Dosis obat terlalu tinggi
e. Dosis obat terlalu rendah
f. Reaksi obat yng tidak dikehendaki (ROTD)
g. Interaksi obat
h. Pasien tidak mengunakan obat karena suatu sebab seperti tidak
mempunyai biaya, obat tidak tersedia, ketidak patuhan pasien,
kelalaian petugas
3. Apabila ada pasien yang mengalami kejadian tidak diinginkan karena obat
maka dokter yang menganangi agar mengisi formulir kejadian tidak
diinginkan karena obat
4. Formulir yang sudah diisi diserahkan keinstalasi farmasi untuk dicatat/
dievaluasi dan ditindaklanjutin.
5 Unit Terkait : Seluruh ruangan rawat inap, rawat jalan, IRD
PROSEDUR MONITORING EFEK OBAT DAN KEJADIAN TIDAK
DIINGINKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.07/103/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen dan
14 Januari 2013
Penggunaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Monitoring efek obat dan kejadian tiadak diinginkan karena obat adalah suatu
proses untuk monitoring bahwa pasien mendapat obat paling sesuai, dalam
bentuk dan dosis yang tetap, dimana waktu pemberian dan lamanya terapi
dioptimalkan,dan DPR diminimalkan pada dosis normal.
2. Tujuan : 1. Memastikan obat yang diperoleh pasien menghasilkan efek yang diinginkan
dan menghindari kejadian yang tidak diingkan.
2 Memastikan terapi obat yang aman, efektifdan rasional bagi pasien.
3. Menemukan ESO (Efek Samping Obat) sedini mungkin terutama yang berat,
tidak dikenal, frekuensinya jarang.
4. Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan/mempengaruhi
timbulnya Efek Samping Obat.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor...Tahun ... tentang Monitoring
Efek Obat.
4. Prosedur : 1. Mengkaji kesesuaian obat yang diresepkan oleh dokter dengan diagnosa
pasien.
2. Mengkaji obat-obat yang mungkin dapat menimbulkanterjadinya kejadian
tidak diinginkan seperti obat dengan indeks terapi sempit, obat nefrotoksik,
hepaktotoksik, sitotoksik, antikoagulan, obat kardiovaskuler, kompleksitas
regimen (polifarmasi, variasi rute pemberian, variasi aturan pakai, cara
pemberian khusus (inhalasi)).
3. Menhkaji rute, jadwal dan metode pemberian dosis yang obat.
4. Mengkaji respon yang tidak diharapkan terhadap terapi obat yang
mengganggu atau menimbulkan cedera pada penggunaan dosis normal
seperti efek samping obat yang berbahaya bagi pasien.
5 Unit terkait : Seluruh ruangan rawat inap, rawat jalan, IRD.
PROSEDUR PENGGUNAAN INFORMASI KESALAHAN OBAT UNTUK
PERBAIKAN PROSES PENGGUNAAN OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.7.1/104/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen dan
14 Januari 2013
Penggunaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Pemantauan terapi obat sangat diperlukan untuk memastikan terapi yang aman,
efektif dan rasional bagi pasien. Setiap pasien yang mendapatkan terapiobat
mempunyai resiko mengalami masalah terkait dengan obat.

2. Tujuan : Mengurangi biaya perawatan selama pasien dirawat mengoptimalkan efek terapi
dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor.... Tahun .... tentang Monitoring
Efek Obat.
4. Prosedur : 1. Mencatat semua kesalahan yang terjadi dalam proses penggunaan obat dalam
suatu buku pencatatan obat yang berisi tanggal, waktu, dan jenis kesalahan
yang terjadi.
2. Melakukan analisa terhadap kesalahan yang terjadi sehingga dapat dijadikan
bukti klinis untuk mencari solusi penyelesaian masalah jika terjadi kesalahan
yang sama.
3. Informasi sebaiknya ditulis singkat dan jelas.
4. Mencatatat semua hasil bukti kesalahan dan solusi yang diperoleh dar hasil
analisa terhadap pemantauan kesalahan obat yang terjadi.
5. Unit terkait : Seluruh ruangan rawat inap, rawat jalan, IRD.
PENYIMPANAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1220/2014 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
19 Juli 2014
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Merupakan kegiatan penyimpanan bahan-bahan berbahaya yaitu bahan kimia dan
biologi, baik dalma bentuk tunggal maupun campuran yang dapat
membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsungmaupun tidak
langsungyang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik,
korosif dan iritatif.
2. Tujuan : Sebagai acuan langkah dalam penyimpanan bahan berbahaya.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor ... Tahun ... tentang tempat dan
penyimpanan obat dan bahan kimia yang baik.
4. Prosedur : 1. Menyediakan gudang dengan persyaratan penyimpanan tertutup rapat,
terdapat pintu yang dilengkapi dengan kunci ventisil yang memadai
pencahayaan cukup memadai pengaman sumber listrik terdapat peringatan
dibagian luar pintu.
2. Bahan yang telah diterima harus memiliki lembar MSDS (Material Safety
Data Sheet) dari bahan yang akan di simpan, kemudian diikuti prosedur
penyimpanan
3. Bahan berbahaya di simpan dalam almari yang tertutup dan terkunci.
4. Pada sisi luar pintu almari penyimpanan dipasangi label berisi nama bahan,
tanda bahaya, tanda peringatan, bobot/volume bahan.
5. Dilakukan pengawasan secara berkala untuk memastikan bahan-bahan
berbahaya tersimpan dengan aman.
5. Unit terkait : Instalasi unit pemakai.
PENYERAHAN PERBEKALAN FARMASI KE PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1221/2014 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
19 Juli 2014
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Merupakan suatu proses pemberian perbekalan farmasi oleh petugas ruangan
kepada pasien/penunggu pasien.
2. Tujuan : Sebagai acuan langkah dalam proses penyerahan perbekalan farmasi ke
pasien/penunggu pasien yang tepat.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber WarasNomor... Tahun ....2 tentang kebijakan
dan formulir rekonsoliliasi obat yang dibawa oleh pasien.
4. Prosedur : 1. Petugas farmasi memeriksa ulang perbekalan farmasi (mencocockan
kesesuaian, antara perbekalan farmasi dengan resep/CPO yang ditulis dokter
serta billing farmasi.
2. Petugas farmasi melalui petugas kurir obat menghantarkan obat ke ruangan.
3. Penyerahan perbekalan farmasi diketahui oleh petugas ruangan/perawat
kepada pasien/penunggu pasien (harus dipastikan diserahkan pada
pasien/penunggu pasien yang tepat, dengan minimal 2 identitas yaitu nama
minimal 2 suku kata, tanggal lahir/alamat/nama ibu kandung dan tidak boleh
menyebutkan nama ruangan rawat inap/nomor kamar.
4. Dilakukan double check sebelum diserahkan.
5. Untuk pemberian obat oral oleh perawat mengikuti jadwal pemberian obat
(misal 3 x 1) berarti di berikan tiap 8 jam (pkl. 06.00, pkl 12.00, pkl. 19.00)
6. Jadwal ini tidak berlaku untuk antibiotic injecksi dan obat dengan program
pengobatan khusus.
5. Unit terkait : Petugas farmasi, perawat, pasien dan keluarga pasien.
INSPEKSI PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1225/2014 00 1/1

Ditetapkan Oleh
STANDAR Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
PROSEDUR
19 Juli 2014
OPERASIONAL dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Merupakan kegiatan memeriksa dan memantau perbekalan farmasi di lingkungan
RS sumber Waras.
2. Tujuan : Sebagai acuan langkah dalam melakukan proses inspeksi penyimpanan obat.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor .... Tahun ..... tentang kebijakan
inspeksi berkala untuk memastikan obat disimpan secara benar.
4. Prosedur : 1. Setelah berkoordinasi dengan penanggung jawab ruangan, petugas farmasi
melakukan inspeksi rutin.
2. Inspeksi dilaksanakan oleh tenaga kefarmasian bersama Petugas terkait, untuk
gudang farmasi, depo farmasi, trolley emergency dilakukan setiap bulan,
untuk Floor Stock diruang perawat dilakukan 1 bulan sekali.
3. Inspeksi yang dilakukan meliputi jumlah barang, waktu kadaluarsa dan
kesesuaian suhu penyimpanan dengan produk. Hasil inspeksi
didokumentasikan pada lembar berita Acara pengecekan Stock yang
ditandatangani petugas farmasi dan penanggung jawab tempat yang di
inspeksi.
4. Permaslahan yang ditemukan segera dicarikan solusinya pada saat inspeksi,
bila belum terselesaikan maka permasalahan disampaikan ke ka. Instalasi
farmasi untuk ditindak lanjuti.
5. Hasil inspeksi disampaikan ke ka. Instalasi Farmasi serta dilaporkan ke kasi
Penunjang Medis untuk ditindak lanjuti.
5. Unit terkait : Petugas farmasi, penanggung jawab ruangan, Ka. InstalasiFarmasi, Kasi
Penunjang Medis.
PELAPORAN SEDIAAN FARMASI OLEH PETUGAS
POLI DAN RUANGAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1226/2014 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
19 Juli 2014
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Tata cara pelaporan sediaan farmasi yang terdapad di poli dan ruang rawat inap.
2. Tujuan : Sebagai acuan langkah dalam melakukan pelaporan sediaan farmasi oleh petugas
poli/ruangan.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor .... Tahun ..... tentang kebijakan
inspeksi berkala untuk memastikan obat disimpan secara benar.
4. Prosedur : 1. Setiap akhir bulan dilakukan pemeriksaan Sediaan farmasi di poli/ruangan.
2. Dilakukan pencacatan terkait sediaan farmasi yang meliputi nama sediaan
farmasi, jumlahnya serta waktu kadaluwarnya.
3. Untuk sediaan farmasi yang sudah rusak/kadaluwarsa disisihkan dan
dikembalikan ke IFRS dan ditempatkan dalam wadah yang terpisah.
4. Sediaan farmasi tersebut dicacat dalam lembar daftar sediaan farmasi yang
kadaluwarsa.
5. Petugas poli dan ruangan membuat laporan terkait point 2 dan 3 diatas, dan
ditandatangani oleh kepala poli/ruangan.
6. Laporan dibuat rangkap 2, dimana satu berkas disampaikan ke IFRS, berkas
kedua disimpan sebagai arsip poli/ruangan.
5. Unit terkait : Poli, ruangan, instalasi farmasi.
PENCAMPURAN INJEKSI ELEKTROLIT PEKAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1227/2014 00 1/2

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
19 Juli 2014
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Injeksi elektrolit pekat adalah elektrolit yang dalam penggunaannya harus
dilakukan pengenceran terlebih dahulu.
2. Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pengenceran dan
pencampuran elektrolit pekat sehingga dapat menghasilkan sediaan yang aman
dan sesuai dengan kebutuhan pasien.
3. Kebijakan : Pencampuran larutan elektrolit pekat dilakukan sesuai dengan SK Direktur No. ...
Tahun ... tentang kebijakan pelayanan farmasi di RS Sumber Waras.
4. Prosedur : 1. Obat yang termasuk dalam kategori elektrolit pekat adalah dextrose 40% KCL
7,64%, Nacl 3 %, Na. Bicarbonat, Ca. Gluconas.
2. Cairan injeksi elektrolit pekat yang akan di rekonstitusi harus diresepkan oleh
dokter dan tertulis pada formulir permitaan pencampuran sediaan steril.
3. Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pencampuran elektrolit
pekat adalah sebagai berikut :
A. PENYIAPAN
a. Pemeriksaan kelengkapan formulir permintaan pencampuran sediaan
steril meliputi : nama, nomor rekam medis, umur, berat badan pasien,
diagnosa, resep, dan tanda-tanda dokter.
b. Periksa identitas injeksi elektrolit pekat yang akan diencerkan meliputi
: nama obat, jumlah, dan tanggal kadaluwarsa.
c. Lakukan konfirmasi ulang.
d. Hitung dosis pencampuran injeksi elektrolit yang akan dibuat.
e. Pilih pelarut yang tepat dan di hitung volume pelarut yang di butuhkan.
f. Siapkan penanda (Label) untuk produk hasil pengenceran yang
meliputi : nama pasien, nomor rekam medis, identitas obat, tanggal
pengenceran dan tanggal kadaluwarsa.
B. PENGENCERAN
a. Lakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sesuai standar.
b. Kenakan alat pelindung diri, masker dan sarung tangan.
c. Lakukan desinfeksi pada sarung tangan dengan menyemprotkan
alkohol 70%
d. Lakukan disenfeksi pada area kerja dengan menggunakan
disinfektan alat.
PENANGANAN OBAT YANG DIBAWA PASIEN DARI RUMAH
(LUAR RUMAH SAKIT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1228/2014 00 1/2

Ditetapkan Oleh
STANDAR Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
PROSEDUR
19 Juli 2014
OPERASIONAL dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Merupakan kegiatan penangan obat yang dibawa dari rumah atau laur rumah
sakit pada saat pasien masuk rumah sakit.
2. Tujuan : Sebagai acuan langkah dalam penanganan obat yang dibawa pasien dari luar
rumah sakit.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS sumber Waras Nomor .... tahun .... tentang kebijakan dan
formulir rekonsiliasi obat yang dibawa oleh pasien.
4. Prosedur : 1. Pada pengkajian awal pasien, dokter harus memastikan apakah pasien
membawa obat dari luar rumah sakit atau tidak.
2. Jika pasien membawa obat dari luar rumah sakit, maka dilakukan langkah-
langkah sbb :
a. Obat sebaiknya dikembalikan kepada keluarga pasien untuk disimpan.
b. Bila pasien menghendaki obat disimpan dirumah sakit, maka obat harus
disimpan di Apotek dan diberi penandaan yang jelas.
3. Jika Pasien/keluarga pasien menghendaki untuk menggunakan obat yang
tersebut, maka pasien/keluarga pasien menandatangani surat pernyataan
bahwa pasien/keluarga pasien bertanggung jawab atas resiko akibat
penggunaan obat yang dibawa.
4. Dokter melakukan pengkajian untuk memutuskan apakah obat tersebut boleh
digunakan atau tidak berdasarkan kebutuhan klinis pasien.
5. Apoteker secara visual mengidentifikasi obat apakah masih layak digunakan
atau tidak dengan ketentuan sbb :
a. Obat yang dapat digunakan adalah obat dengan kondisi baik, identifikasi
jelas dan belum melampau kadaluarsa.
b. Tablet lepas tanpa identitas yang bercampur dengan obat lain tidak boleh
diberikan kepada pasien.
c. Obat yang didispensing oleh apotek luar rumah sakit dapat diberikan
kepada pasien jika didispensing tidak lebih dari 6 bulan yang lalu.
6. Apabila obat boleh digunakan, maka harus diberi penandaan ulang di apotek
rumah sakit.
7. Dokter mencantumkan daftar obat yang dipakai dalam form rekonsiliasi serta
dalam rekam medis.
8. Petugas ruangan menyimpan obat tersebut di tempat penyimpanan obat
pasien.
9. Penggunaan obat yang dibawa pasien dari rumah (luar rumah sakit) harus
dicatat dalam catatan pengobatan di rekam Medis pasien dan diberi
penandaanobat yang dibawa dari luar rumah sakit.
5. Unit Terkait : Dokter, Perawat, Petugas Farmasi.
PENGELOLAAN OBAT HIGH ALERT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1228/2014 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
19 Juli 2014
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Obat High Alert adalah obat-obat yang jika digunakan secara salah memiliki
resiko tinggi untuk mengakibatkan bahaya yang signifikan pada pasien.
2. Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah dalam pengelolaan obat high alert.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor .... tahun .... tentang penetapan
obat Emergensi dan penyimpanan obat Emergensi.
4. Prosedur : A. Gudang Farmasi.
a. Identifikasi setiap obat yang datang dari distributor apakah obat yang
datang termasuk obat high alert atau tidak.
b. Obat-obat yang termasuk ke dalam daftar obat high alert ditempatkan
kepada pada tempat penyimpanan khusus untuk obat high alert.
c. Tempelkan label/high alert di kemasan primer obat.
B. Apotek.
a. Identifikasi setiap obat yang diresepkan apakah obat tersebut termasuk
dalam kategori high alert
b. Apabila obat yang diresepkan adalah obat high alert maka obat diambil
di tempat penyimpanan high alert.
c. Dilakukan pengecekan terhadap obat high alert yang diresepkan adalah
sudah berisi label atau tidak.
d. Obat siap diserahkan.
C. Ruang Perawat.
a. Identifikasi obat yang diterima dari farmasi adalah obat tersebut
termasuk obat high alert atau tidak.
b. Jika obat yang diidentifikasi termasuk obat high alert, maka obat
tersebut harus disimpan di tempat penyimpanan khusus dan dikunci
kembali.
c. Pengambilan obat high alert harus dilakukan oleh perawat dibawah
supervisi kepala ruangan atau koodinator perawat jaga.
5. Unit Terkait : Petugas Farmasi, Petugas Medis, Perawat, Pasien.
AUTOMATIC STOP ORDER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1230/2014 00 1/2

Ditetapkan Oleh
STANDAR Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
PROSEDUR
19 Juli 2014
OPERASIONAL dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Prosedur penghentian pemberian obat secara otomatis setelah mencapai rentang
batas waktu pemberian sesuai standar.
2. Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah dalam melayani pesanan obat kategori
automatic stop order.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS sumber Waras Nomor... tahun ..... tentang pelayanan
farmasi dan penulisan resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. Obat-obatan berikut akan dihentikan secara otomatis setelah rentang waktu
pemberian yang disepakati sesuai standar yang berlaku.
2. Obat tersebut harus dievaluasi/direview oleh dokter penulis resep bila ingin
melanjutkan penggunaan obat tersebut.
3. Pemberian/pengobatan lanjutan hanya atas permintaan resep ulang dari
dokter.
4. Pemberlakuan kondisi Automatic Stop Order tidak berlaku pada :
 Pasien dalam kondisi di kamar operasi.
 Pasien dalam proses transfer/keluar dari Critical Care Unit.
Berikut daftar kelas terapi obat-obatan yang termasuk obat-obatan Automatic
Stop Order :
No. Kelas Terapi Lama Pemberian
1 Vasoconstriktor (Ophtalmic, nasal) 3 hari
2 Antiinfeksi : 10 hari
 Oral, topical, ophtalmic
 Antifungi, oral
NSAIDs, dan COX II inh
Corticosteroid, ophthalmic, oral
3 Antifungi, topical 30 hari
Narcotics
Corticosteroid topical
4 Ketorolac inj 5 hari
5. Unit Terkait : Tenaga Kefarmasian, Dokter, Perawat.
PENERIMA RESEP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.3.2/1066/2014 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Melayani permintaan perbekalan farmasi melalui CPO dan resep dokter.
2. Tujuan : Terjaminnya pemberian obat secara rasional.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor .... tahun... tentang pelayanan
Farmasi dan penulisan resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. Petugas farmasi menerima CPO/resep dokter.
2. Petugas melakukan pengkajian CPO/resep.
 Keabsahan resep (kop resep, nama dokter, paraf).
 Tanggal penulisan CPO/resep.
 Nama pasien, umur, alamat pasien.
 Nama obat.
 Bentuk sediaan.
 Kekuatan sediaan.
 Aturan pakai.
 Dosis.
 Jumlah perbekalan farmasi yang diminta.
 Kemungkinan terjadinya masalah yang timbul tentang obat.
3. Petugas farmasi menyampaikan kepada pasien jika memperoleh obat racikan
maka pasien akan menunggu dalam waktu yang cukup lama dan jika ada
obat dalam racikan yang diluar tanggungan, pasien bersaedia untuk melunasi
terlebih dahulu obat yang diluar tanggungan.
4. Melayani obat sesuai dengan status cara bayar dan jaminan pasien (pasien
umum, pasien jaminan seperti Askes, jamkesmas, JKBM).
5. Melakukan Klarifikasi kepada ruangan tempat pasien dirawat atau kepada
dokter yang merawat apabila ada masalah seperti resep yang tidak terbaca,
atau kesalahan dalam penulisan dosis dan aturan pakai.
6. Setelah dilakukan klarifikasi dan review CPO atau resep segera disiapkan.
5. Unit Terkait : Instalasi Farmasi, Unit Pelayanan (Perawat, Dokter).
PENGELOLAAN NARKOTIKA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.03/1072/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Merupakan pengelolaan narkotik sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Tujuan : Menjamin penyimpanan dan pengawasan peredaran narkotik.
3. Kebijakan : 1. Undang-undang no 35 tahun 2009 tentang narkotika.
2. Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Bandung Nomor 531 tahun 2013
tentang pelayanan farmasi dan penulisan resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. Pemesanan Narkotika dilakukan dengan menggunakan surat pesanan
narkotika yang ditanda tangani oleh kepala instalasi farmasi.
2. Narkotika yang dikirim oleh distributor diterima oleh petugas gudang
farmasi dengan mengecek kesesuaian jumlah dan jenis narkotika dengan
faktur dan surat pesanan.
3. Narkotika disimpan di rak yang telah disediakan oleh petugas gudang
farmasi.
4. Narkotika didistribusikan ke depo-depo farmasi sesuai dengan kebutuhan
dan amprahan dari depo.
5. Narkotika didistribusikan ke pasien sesuai dengan resep asli/CPO dari dokter
RSUD Kabupaten Bandung.
6. Penyimpanan lemari narkotika menggunakan lemari yang disimpan dengan
pintu rangkap 2 dan terkunci.
7. Kunci lemari narkotika disimpan pada tempat yang diketahui oleh petugas
farmasi.
8. Petugas farmasi melakukan pengecekan dan penghitungan stok narkotik
pada waktu selesai jaga, petugas pengecekan sesuai jadwal yang telah
dibuat.
9. Petugas farmasi membuat laporan pemakai narkotik setiap bulan.
10. Penyimpanan obat narkotika untuk perawatan pasien diruangan menjadi
tanggung jawab kepala ruangan dan dipastikan keamanannya.
5. Unit Terkait : Instalasi Farmasi, Depo farmasi, dan gudang farmasi, Ruangan dan Unit
Pelayanan Farmasi.
PENANGANAN JIKA OBAT JATUH (PECAH)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.2/1071/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Kegiatan pengawasan dan pengelolaan sediaan farmasi jika obat jatuh.
2. Tujuan : Terjaminnya keselamatan petugas, pasien dan lingkungan.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor ..... tahun ..... tentang pelayanan
farmasi dan penulisan resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. Apabila terjadi obat jatuh/pecah segera amankan area jatuh untuk mencegah
hal yang tidak diinginkan seperti tertusuk, tergelincir, terpapar obat
berbahaya dll.
2. Tutup daerah tumpahan yang jatuh dengan bahan yang dapat menyerap
cairan.
3. Pecahan botol atau vial segera diambil dengan menggunakan alat seperti
serok dan sapu, dan pastikan tidak terdapat pecahan yang dapat
membahayakan.
4. Gunakan sarung tangan dan masker jika obat yang jatuh merupakan bahan
yang berbahaya.
5. Segera panggil petugas clening servis untuk membersihkan tempat yang
terkontaminasi.
6. Cuci tangan dan bersihkan anggota tubuh yang terkena paparan atau cairan
obat yang jatuh.
7. Catat dan laporankan insiden yang terjadi untuk mencegah terjadinya resiko
yang tidak diinginkan.
5. Unit Terkait : Instalasi Farmasi, Depo Farmasi, dan gudang farmasi, ruangan dan Unit
Pelayanan Farmasi.
PENGAMBILAN SEDIAAN DAN ALKES KE GUDANG DI LUAR JAM
KERJA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.3.2/1071/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Merupakan kegiatan pengambilan sediaan farmasi dan alat kesehatan dari gudang
farmasi atau depo di luar jam kerja.
2. Tujuan : Terjaminnya ketersediaan farmasi dan alat kesehatan.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor ... tahun... tentang pelayanan
farmasi dan penulisan resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. Petugas farmasi melakukan pengecekan stok obat digudang obat melalui
komputer untuk mengecek stok yang terdapat digudang.
2. Petugas Shift farmasi melakukan pengambilan obat ke gudang farmasi yang
terlebih dahulu menghubungi satpam untuk membantu membuka gudang
farmasi.
3. Petugas shift mencacat obat/alkes yang akan diambil, kemudian dicatat pada
buku amprahan untuk melakukan mutasi barang dari gudang ke depo atau
instalasi farmasi. Daftar mutasi harus diprint untuk keselanjutannya
keesokan harinya diserahkan kepada petugas gudang.
4. Memastikan setelah meninggalkan gudang pintu gudang terkunci dengan
rapat dan kunci gudang dibawa oleh petugas shift dan ditaruh pada tempat
kunci.
5. Unit Terkait : Instalasi Farmasi, Depo farmasi, dan gudang farmasi.
PENGAMBILAN SEDIAAN DAN ALKES KE GUDANG DI LUAR JAM
KERJA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.3.2/1071/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Merupakan kegiatan pengambilan sediaan farmasi dan alat kesehatan dari gudang
farmasi atau depo di luar jam kerja.
2. Tujuan : Terjaminnya ketersediaan farmasi dan alat kesehatan.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS sumber Waras Nomor .... tahun... tentang pelayanan
farmasi dan penulisan resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. Petugas farmasi melakukan pengecekan stok obat digudang obat melalui
komputer untuk mengecek stok yang terdapat digudang.
2. Petugas Shift farmasi melakukan pengambilan obat ke gudang farmasi
yang terlebih dahulu menghubungi satpam untuk membantu membuka
gudang farmasi.
3. Petugas shift mencacat obat/alkes yang akan diambil, kemudian dicatat
pada buku amprahan untuk melakukan mutasi barang dari gudang ke depo
atau instalasi farmasi. Daftar mutasi harus diprint untuk keselanjutannya
keesokan harinya diserahkan kepada petugas gudang.
4. Memastikan setelah meninggalkan gudang pintu gudang terkunci dengan
rapat dan kunci gudang dibawa oleh petugas shift dan ditaruh pada tempat
kunci.
5. Unit Terkait : Instalasi Farmasi, Depo farmasi, dan gudang farmasi.
PENGELOLAAN OBAT MENJELANG KADALUWARSA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.3.2/1067/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Upaya preventif yang dilakuakn untuk menghindari agar obat tidak kadaluwarsa.
2. Tujuan : Untuk menjaga kualitas, khasiat dan keamanan obat yang digunakan serta
mencegah kerugian finansisal.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor .... tahun ... tentang kebijakan
inspeksi berkala untuk memastikan obat disimpan secara benar.
4. Prosedur : 1. Pada saat melakukan pengecekan stock opname, dan pengecekan ruangan
petugas farmasi menyisihkan obat yang tanggal kadaluwarsanya kurang dari
6 bulan.
2. Petugas farmasi menempatkan obat yang di kategorikan mendekati
kadaluwarsa dalam klip dan menyerahkannya ke petugas gudang farmasi.
3. Petugas gudang farmasi menyerahkan obat yang mendekati expied ke depo
atau instalasi farmasi agar dapat segera dijalankan.
4. Jika pada pengecekan stok opname ternyta obat tersebut masih ada dan
tanggal kadaluwarsanya kurang dari 4 bulan, maka petugas instalasi dan
depo farmasi mengembalikan obat tersebut ke gudang farmasi.
5. Petugas gudang farmasi menghubungi pihak distributor, jika obat tersebut
dapat dikembalikan maka obat tersebut segera dikembalikan, jika tidak
maka petugas gudang melakukan penyimpanan barang untuk segera
dilakukan proses pemusnahan sesuai dengan peraturan pemusnahan yang
berlaku.
5. Unit Terkait : Instalasi Farmasi, Unit Pelayanan (Perawat, Dokter).
PEMANTAUAN SUHU LEMARI PENYIMPANAN OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.3.2/1064/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Pemantauan berkala suhu lemari penyimpanan obat.
2. Tujuan : Menjaga kualitas sediaan farmasi yang disimpan pada lemari penyimpanan obat
dengan suhu yang terkontrol.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor ..... tahun ..... tentang kebijakan
inspeksi berkala untuk memastikan obat disimpan secara benar.
4. Prosedur : 1. Petugas farmasi melakukan pemantauan berkala suhu lemari penyimpan
setiap pukul 08.00-09.00 dan 19.00-20.00.
2. Hasil pemeriksaan ditulis pada lembar pemantauan suhu yang telah
disispkan. Obat disimpan dalam suhu kulkas berkisar 2 sampai delapan
derajat celcius.
3. Apabila suhu tidak sesuai segera melaporkan IPSRS ke no pesawat 230 agar
segera ditindak lanjuti.
5. Unit Terkait : Instalasi Farmasi, Unit Pelayanan.
PEMANTAUAN SUHU RUANGAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.3.2/1065/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Merupakan upaya untuk menjaga kondisi penyimpanan obat yang tersimpan
terjaga kualitasnya terutama dari aspek stabilitas.
2. Tujuan : Untuk menjaga stabilitas obat yang disimpan di ruangan.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor .... tahun .... tentang kebijakan
inspeksi berkala untuk memastikan obat disimpan secara benar.
4. Prosedur : 1. Petugas farmasi mengecek suhu ruangan sesuai jadwal yang ditentukan
secara teratur pukul 08.00-09.00 dan 19.00-20.00, dan pastikan suhu ruangan
sesuai dengan yang ditentukan, cek kondisi pendingin ruangan jika suhu
terlalu tinggi atau rendah.
2. Apabila suhu pada pemeriksaan, suhu lebih atau kurang dari seharusnya (15-
30 derajat celcius), petugas farmasi mengatur ulang suhu pada kulkas. Jika
suhu tetap tidak sesuai segera melaporkan IPSRS ke no pesawat 230 agar
segera ditindak lanjuti.
5. Unit Terkait : Instalasi Farmasi, Unit Pelayanan.
PROSES YANG DISUSUN UNTUK MENGHADAPI BILAMANA OBAT
TIDAK TERSEDIA, PEMBERITAHUAN KEPADA PEMBUAT RESEP
SARAN SUBSTITUSINYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.3.0/1072/2013 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
14 Januari 2013
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Ketersediaan obat sangat penting dalam menunjang pelayanan sehingga
memaksimalkan dan memperlancar proses pelayanan kepada pasien.
2. Tujuan : 1. Memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien.
2. Mencegah terjadinya kekeliruan dalam peresepan obat kepada pasien.
3. Memaksimalkan penggunaan obat yang terdapat di apotek.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor .... tahun ..... tentang resep dan
catatan penggunaan obat yang tidak terbaca.
4. Prosedur : 1. Melakukan Penecekan terhadap sediaan obat yang tidak tersedia di apotek
apakah tersedia obat substitusi yang mempunyai kandungan bahan aktif yang
sama.
2. Jika obat yang diresepkan oleh dokter tidak tersedia di apotek maka pihak
apotek akan menghubungi dokter yang menulis resep untuk menyarankan
apakah ada obat substitusi yang sediaanya ada di apotek.
3. Jika obat yang diresepkan tersebut terdapat nama lain dengan isi bahan aktif
yang sama maka diinformasikan kepada penulis resep bahwa dia apotek
terdapat obat dengan isi yang sama dengan obat yang diresepkan.
4. Apabila dokter yang meresepkan obat tersebut menyetujui obat
pengganti/obat substitusi yang terdapat di apotek maka dilakukan
penggantian obat sesuai dengan obat yang tersedia di apotek.
5. Setelah mendapat persetujuan dari dokter penulis resep maka pihak apotek
akan menyiapkan obat sesuai dengan obat substitusi yang mempunyai bahan
aktif yang sama.
5. Unit Terkait : Dokter penulis resep, petugas farmasi.
DISTRIBUSI OBAT EMERGENCY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1230/2014 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
19 Juli 2014
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Merupakan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi
kebutuhan darurat (emergency) di ruangan perawatan, poliklinik, dan UGD, yang
diselenggarakan secara floor stock.
2. Tujuan : 1. Menanggulangi kegawat daruratan.
2. Memberikan pelayanan perbekalan farmasi tepat waktu.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor ..... tahun .... tentang penetapan
obat Emergency dan penyimpanan obat Emergency.
4. Prosedur : 1. Obat Life Saving yang diperlukan oleh pasien baik diruang perawat,
poliklinik maupun di UGD, akan diambilkan di troli/box emergency di
masing-masing ruangan.
2. Dokter menuliskan jenis dan jumlah obat yang sudah dipakai oleh pasien di
CPO/resep.
3. Petugas farmasi mengambil CPO/resep.
4. Petugas farmasi akan mengganti obat emergency yang sudah digunakan oleh
pasien diruang perawatan, poliklinik atau UGD.
5. Petugas farmasi harus mengunci kembali troli/box emergency dan mencatat
no seri kunci pada lembar pemantauan obat emergency.
5. Unit Terkait : 1. Apoteker.
2. Asisten Apoteker
3. Dokter
4. Perawat
PENULISAN OBAT DILUAR FORMULARIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1230/2014 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
19 Juli 2014
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Permintaan tertulis dari Dokter/Dokter gigi untuk mengadakan obat tertentu yang
namanya tidak tercantum dalam formularium RS Sumber Waras.
2. Tujuan : Memenuhi kebutuhan obat pasien, pada keadaan dimana obat tersebut tidak
tersedia.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS sumber Waras Nomor .... tahun .... tentang penetapan
Formularium RS Sumber Waras.
4. Prosedur : 1. Dokter/Dokter Gigi yang ingin melakukan peresepan obat diluar
formularium RS Sumber Waras, harus memastikan bahwa hanya obat
tersebut yang harus diberikan untuk memperbaiki kondisi pasien.
2. Obat ditulis diatas FORMULIR PERMINTAAN KHUSUS OBAT NON
FORMULARIUM (terlampir) disertai alasan meresepkan obat di
formularium ;
3. Setelah formulir diisi dengan lengkap, Dokter/Dokter Gigi yang
bersangkutan menanda tangani formulir ;
4. Formulir yang sudah ditanda tangani Dokter/Dokter Gigi yamg bersangkutan
di mintakan tanda tangan kepala SMF ;
5. Selanjutnya formulir yang sudah terisi lengkap diajukan ke Tim farmasi dan
terapi RS Sumber Waras ;
6. Tim farmasi dan terapi menunjuk orang yang berkompeten untuk melakukan
kajian terhadap obat yang di resep ;
7. Keputusan ditolak atau diterimanya usulan peresepan obat di luar
formularium tersebut segera dikomunikasikan ke Dokter pengusul ;
5. Unit Terkait : 1. Dokter;
2. PFT;
3. Apoteker;
PENULISAN OBAT DILUAR FORMULARIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1230/2014 00 1/2

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
19 Juli 2014
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704

RUMAH SAKIT SUMBER WARAS


FORMULIR PERMINTAAN KHUSUS
OBAT NON FORMULARIUM

I. Nama : _______________________________
II. Nama dagang generic : _______________________________
III. Bebtuk sediaan dan kekuatan : _______________________________
IV. Indikasi : _______________________________
V. Alasan permitaan : _______________________________
VI. Jumlah yang diterima : _______________________________

Mengetahui : Mangupura, Ketua SMF

(___________________________) (_____________________________)
NIP : NIP :

Catatan :
Formulir ini harus diisi dengan lengkap, di cap stempel bagian/Departemen dan dikirimkan kepada
ketua komite farmasi dan terapi badan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bandung.
Keputusan Komite Farmasi dan Terapi

Disetujui
Tidak disetujui
Alasan : ______________________________________________
______________________________________________
______________________________________________
Cirebon,
Ketua Komite Farmasi dan Terapi
RS Sumber Waras

............................
PENYIMPANAN BAHAN KIMIA/BAHAN OBAT YANG BAIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1232/2014 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
19 Juli 2014
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Merupakan kegiatan pengaturan/penempatan bahan obat di dalam ruang
penyimpanan/gudang farmasi maupun unit pelayanan farmasi agar terjaga
keamanan dan stabilitasnya.
2. Tujuan : 1. Menjamin Mutu bahan obat tetap stabil selama penyimpanan.
2. Mencegah Bahaya/Efek samping yang dapat ditimbilkan akibat
penyimpanan yang tidak benar.
3. Memudahkan pengawasan persediaan Bahan Obat dan Monitoring
Kadaluwarsanya.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor .... tahun .... tentang tempat dan
penyimpanan obat dan bahan kimia yang baik.
4. Prosedur : 1. Tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan pemadam api ringan, dan
tempat harus sejuk dengan pertukaran udara/Ventilasi yang baik.
2. Bahan kimia/Bahan Obat harus disimpan terpisah dari produk obat/Alkes
lain.
3. Pada kemasan bahan kimia/bahan obat harus diberi label secara akurat
(terdiri dari : Nama,Tanggal, Kadaluwarsa dan Peringatan) jika label
rusak/tidak terbaca harus segera diganti.
4. Tidak boleh menggunakan kemasan produk lain sebagai tempat
penyimpanan bahab kimia/bahan obat (misal : Penyimpanan cairan atau zat
kimia di simpan dalam bekas Botol Alkohol 100 ml).
5. Bahan yang mudah tewrbakar/meledak tidak boleh disimpan dekat dengan
daerah yang beresiko (misal : sambungan instalasi listrik).
6. Petugas farmasi memeriksa kembali peralatan yang menggunkan listrik
(komputer), dimatikan sebelum pulang.
7. Semua penyimpanan bahan kimia/bahan obat diinspeksi secara berkala
setiap 3 bulan sekali untuk memastikan penyimpanan telah dilakukan dengan
benar.
5. Unit Terkait : 1. Apoteker.
2. Asisten Apoteker.
3. Dokter.
4. Perawat.
PEMESANAN DAN PENERIMAAN OBAT NARKOTIK DAN
PSIKOTROPIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1233/2014 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
19 Juli 2014
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Merupakan serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, penyimpanan, hingga
rekapitulasi penggunaan obat-obat golongan Narkotia dan psikotrapika.
2. Tujuan : Mengendalikan pengadaan, penyimpanan dan penggunaan obat-obat golongan
narkotika dan psikotropika sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Kebijakan : 1. Undang-Undang Republik Indonesia N0. 44 Tahun 2009 Tentang rumah Sakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1197/MENKES/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi.
3. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
4. Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor .... Tahun .... tentang Pelayanan
Farmasi dan Penulisan Resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. RS Sumber Waras memesan Narkotika dan Psikotropika dengan surat
pesanan di tandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi dan Pejabat Pembuat
Komitmen.
2. Narkotika dan Psikotropika yang dikirim oleh distributor, diterima oleh
petugas Farmasi setelah mengecek kesesuaian jumlah dan jenis Narkotika
dan psikotropika dengan Faktur serta surat pesanannya.
3. Setelah Diterima Oleh Petugas Farmasi, narkotika dan psikotropikadiserah
ke petugas Gudang Farmasi (Apoteker/AA) untuk disimpan.
4. Narkotika distribusikan ke Init Pelayanan Farmasi
5. Unit Pelayanan Farmasi mengeluarkan narkotika dan psikotropika daro stok
berdasarkan permintaan tertulis dari dokter (resep asli)
6. Petugas Farmasi (di Gudang Farmasi maupun di unit Pelayanan Farmasi)
menyimpan narkotika dan psikotropika pada almari khusus yang telah
ditetapkan selalu tekunci.
7. Untuk Setiap kelompok tugas jaga ada penanggungjawab shif yang
bertanggung jawab terhadap penyimpanan, pendistribusian, dan pencatatan
narkotika dan psikotropika.
8. Petugas farmasi membuat laporan pemakaian Narkotika dan Psikotropika
setiap bulan, terdiri dari :
a. Laporan Narkotika
b. Laporan Morphin-Petidhin
c. Laporan Psikotropika
9. Laporan yang telah dibuat dikirim melalui situs resmi departemen Kesehatan
http://sipnap.binfar.depkes.go.id/loging.php
5. Unit terkait : 1. Apoteker,
2. Asisten Apoteker,
3. Dokter,
4. Perawat
PEMESANAN DAN PENERIMAAN OBAT ANTI TUBERKULOSA (OAT)
DARI GUDANG FARMASI KE DINAS KESEHATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1234/2014 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
19 Juli 2014
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Sistematis mulai dari pemesanan obat Anti Tuberculosis oleh gudang Farmasi RS
Sumber Waras ke dinasi Kesehatan hingga proses penerimaannya.
2. Tujuan : Memenuhi Kebutuhan Obat Anti Tuberkulosa untuk seluruh Pasien TB RS
Sumber Waras.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor .... Tahun ..... tentang Pelayanan
Farmasi dan Penulisan Resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. Periksa stok barang secara berkala
2. Catat jumlah barang habis/hamper habis dalam buku permintaan obat khusus
OAT;
3. Petugas gudang melalui instruksi Apoteker melakukan pemesanan OAT ke
Dinas Kesehatan;
4. Petugas gudang mengambil OAT sesuai kebutuhan di Dinas Kesehatan;
5. Petugas Dinas Kesehatan memberikan surat bukti mutasi obat dari Dinas
Kesehatan ke RS Sumber Waras;
6. Surat Tanda Terima dimasukkan dalam Arsip;
7. Jumlah barang datang segera di catat dalam kartu stok tanpa dientry dalam
SIM;
8. OAT disimpan di tempat terpisah dari obat lain.
5. Unit Terkait : 1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
3. Dokter
4. Perawat
PEMESANANA DAN PENERIMAAN OBAT ANTI TUBERKULOSA (OAT)
DARI UPF KE GUDANG FARMASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1235/2014 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
19 Juli 2014
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Kegiatan sistematis mulai dari pemesanan obat Anti Tuberkulosis oleh unit
pelayanan Farmasi ke gudang Farmasi RS Sumber Waras hingga proses
penerimaannya.
2. Tujuan : Memenuhi kebutuhan Obata Anti Tuberkulosa untuk pasien TB di unit pelayanan
farmasi di RS Sumber Waras
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber waras Nomor .... Tahun .... tentang Pelayanan
Farmasi dan Penulisan Resep sesuai dengan standar.
4. Prosedur : 1. Cek barang habis, kemudian di tulis di buku amprahan
2. Petugas di masing-masing UPF melakukan permintaan ke gudang Farmasi
via telepon sesuai dengan yang di tulis dalam buku amprahan
3. Apotek Farmasi adalah unit pelayanan farmasi yang hanya melakukan
pemesanan OAT anak;
4. Poliklinik baru memiliki Unit Pelayanan Farmasi yang hanya melakukan
pemesanan OAT Dewasa
5. Ketika barang dating, masing-masing unit pelayanan farmasi mencatat
jumlahnya dalam kartu stok tanpa dimasukkan dalam SIM.
5. Unit Terkait : 1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
3. Dokter
4. Perawat
TELAAH OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1236/2014 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
19 Juli 2014
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Merupakan tindakan verifikasi obat sesuai permintaan dalam resep
2. Tujuan : Memastikan bahwa pasien mendapatkan obat sesuai dengan jenis, dosis, rute
pemberian, dan waktu pemberian, serta meminimalisir masalah-masalah terkait
dengan penggunaan obat.
3. Kebijakan : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan
2. UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Kepmenkes Nomor 1197 Tahun2004 tentang standar pelayanan di rumah
sakit
4. Prosedur : 1. Petugas farmasi (Apoteker atau asisten apoteker) menerima obat yang telah
disiapkan
2. Obat ditelaah sesuai dengan checklist elemen-elemen yang tertera dalam
formulir telaah obat terlampir
3. Hasil telaah obat didokumentasikan dalam formulir telaah obat
4. Sertakan keterangan waktu dan paraf petugas penelaah obat
5. Jika ada ketidak sesuaian antara obat yang di siapkan dengan permintaan
dalam resep, bakal, aspek yang tidak sesuai segera dikoreksi
6. Jika telaah obat telah memenuhi semua elemen yang dipersyaratkan maka
obat-obat/alat kesehatan yang telah disiapkan dapat segera di serahkan
7. Petugas yang bersangkutan mengisi paraf/tanda tangan dalam formulir
5. Unit Terkait : 1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
TELAAH RESEP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1237/2014 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
19 Juli 2014
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Merupakan tindakan verifikasi ketepatan resep sesuai dengan elemen-elemen
yang dimilikinya.
2. Tujuan : Mengidentifikasi masalah-maslah terkait dengan penggunaan obat (Drug
Relaated Problems) serta menentukan tindakan yang harus dilakukan ketika
masalah tersebut muncul.
3. Kebijakan : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan
2. UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Kepmenkes Nomor 1197 Tahun2004 tentang standar pelayanan di rumah
sakit ;
4. Prosedur : 1. Petugas farmasi (Apoteker atau asisten apoteker) menerima resep yang
dibawa pasien
2. Resep ditelaah sesuai dengan checklist elemen-elemen yang tertera dalam
formulir telaah resep terlampir
3. Jika ada masalah yang teridentifikasi, lakukan penyesuaianatau hubungi
dokter penulis resep bila diperlukan.
4. Hasil telaah resep didokumentasikan dalam formulir telaah resep
5. Sertakan keterangan waktu dan paraf petugas penelaah resep.
6. Jika telaah resep telah memenuhi semua elemen yang dipersyaratkan maka
obat-obat/alat kesehatan yang tertulis dalam resep dapat segera di siapkan.
7. Petugas yang bersangkutan mengisi paraf/tanda tangan dalam formulir
5. Unit Terkait : 1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
TATA CARA PERUBAHAN ITEM OBAT DALAM FORMALARIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1238/2014 00 1/2

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
19 Juli 2014
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Proses penyesuaian Formularium dengan mengurangi dan/atau menambahkan
daftar nama obat tertentu sesuai dengan kebutuhanrumah sakit
2. Tujuan : Menghasilakan suatu sistem Formalarium yang mutakhir dan dapat memenuhi
kebutuhan pengobatan yang rasional.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RSU Sumber Waras Nomor ... Tahun .... tentang penetapan
formalarium RS Sumber Waras.
4. Prosedur : A. Penambahan Obat Formalarium
Obat-obat yang diusulkan harus memenuhi criteria sebagai berikut :
a. Obat merupakan senyawa kimia baru dengan mekanisme kerja berbeda
dengan yang sudah ada di Formalarium
b. Obat tersebut memiliki keuntungan yang lebih dari obat yang sudah
tersedia seperti : Efek lebih kecil, biaya lebih murah, meningkatkan
kepatuhan, lebih efektif dan alas an lain yang rasional.
c. Obat tersebut belum terdapat kandungan yang sama di dalam
formularium.
1. Dokter yang akan menambahkan obat ke dalam formularium RS Sumber
Waras harus mengisi FORMULIR USULAN PERUBAHAN ITEM OBAT
FORMULARIUM.
2. Formulir yang sudah diisi disampaikan kepada panitia Farmasi dan Terapi
(PFT).
3. Permintaan obat di luar formularium diagendakan pada rapat PFT.
4. Obat yang diusulkan tersebut dikaji pada rapat PFT untuk diputuskan
diterima atau ditolak ditambahkan ke dalam formularium.
5. Apabila rapat PFT memutuskan menerima usulan obat maka usulan tersebut
direkomendasikan ke Komite Medik/Direktur Medik untuk di minta
persetujuan.
6. Apabila rapat PFT memutuskan untuk menolak usulan obat, maka PFT akan
menginformasikan kepada Dokter yang mengusulkan obat tersebut, Dokter
harus melengkapi dengan alasan yang tepat apabila akan mengusulkan
kembali Obata tersebut.
B. Pengurangan Obat Formalarium
1. Alasan penghapusan Obat dari daftar formularium dapat berupa :
a. Obat tersebut sudah ditarik dari peredaran
b. Pabrik obat sudah tidak memproduksi lagi
c. Obat tersebut tidak terpakai selama 6 bulan
d. Perubahan bahan yang sudah ada di formularium.
e. Harga obat yang tinggi dan waktu kadaluarsa yang singkat
f. Hasil penelitian menunjukkan obat tersebut berbahaya
g. Obat-obat baru yang tercantum di Formularium yang mempunyai
duplikasi terapi/indikasi dengan efek samping yang lebih berat.
2. Jika obat yang memenuhi salah satu criteria di atas, maka prosedur
pengurangan obat dari Formularium dapat segera dilakukan.
3. PFT akan mendiskusikan penghapusan obat tersebut dalam suatu
pertemuan/rapat.
4. Rekomendasi dari hasil Rapat PFT akan di bawa ke komite medik untuk di
diskusikan.
5. Unit Terkait : 1. PFT;
2. Dokter;
3. Ka. Instalasi Farmasi
PENYERTAAN FORMULIR CPO DALAM STATUS PASIEN SAAT
DIPINDAHKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1239/2014 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Manajemen
19 Juli 2014
Pengelolaan Obat dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Resep adalah suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi atau dokter hewan
kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam bentuk sediaan tertentu dan
menyerahkannya kepada penderita.
2. Tujuan : Terjadinya komunikasi terhadap terapi pasien ketika pasien mengalami
perpindahan dari unit (ruangan) satu ke unit (ruangan) lainnya.
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor .... Tahun .... tentang kebijakan
dan formulir rekonsiliasi obat yang dibawa oleh pasien
4. Prosedur : a. Pastikan bahwa benar pasien dengan mengcrosscek data pasien (nama,
alamat, nomor MR, umur, diagnosa).
b. Setiap perpindahan pasien harus diserta dengan membawa less pasien
disertai dengan kartu CPO pasien yang sudah dipastikan kebenarannya
c. Lakukan serah terima pasien, less pasien yang disertai kartu CPO pasien
dengan petugas di ruangan dimana pasien akan diberi pelayanan (unit
pelayanan atau ruangan lainnya)
d. Pastikan serah terima pasien dengan mengecek kembali less (disertai kartu
CPO) dan data pasien sehingga tidak terjadi kesalahan dalam tindakan.
5. Unit Terkait : Dokter, Dokter Gigi, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat
Darurat, Instalasi Farmasi.
TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.06.5.1/1239/2014 00 1/1

Ditetapkan Oleh
SPO Direktur RS SUMBER WARAS
Tertib Tanggal
Keselamatan
19 Juli 2014
Pasien dr. Wawat Setiamiharja, MARS
NIK. 0101067704
1. Pengertian : Keselamatan pasien rumah sakit merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assemen resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisa insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebbkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
2. Tujuan : 1. Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) dirumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
3. Kebijakan : Keputusan Direktur RS Sumber Waras Nomor .... Tahun .... tentang penunjukan
sebagai Tim Keselamatan Pasien RS
4. Prosedur : 1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpinan dan dukungan staf
3. Intergrasi aktivitas pengelolaan resiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan komunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
5. Unit Terkait : Seluruh unit-unit pelayanan dan tindakan keselamatan di Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai