Disusun Oleh:
Suryo Anggoro Pamungkas S.Farm
(16811001)
(16811007)
(16811009)
(16811010)
(16811025)
(16811037)
(16811040)
(16811042)
(16811043)
(16811056)
(16811057)
(16811062)
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANTUL
TANGGAL 1 SAMPAI 13 SEPTEMBER 2016
Disetujui Oleh:
Pembimbing
Program Pendidikan Profesi
Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Universitas Islam Indonesia
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat PKPA..................................................................2
BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG DINAS KESEHATAN.....................4
A. Aspek Umum.........................................................................................4
B. Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Dinkes...........................................8
C. Proses Pendaftaran dan Perijinan Fasilitas Kefarmasian dan Tenaga
Farmasi......................................................................................................43
D. Program Kesehatan Masyarakat atau Promosi Kesehatan..................49
BAB III. KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN........................................53
A. Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Dinkes..........................................53
B. Proses Pendaftaran dan Perijinan Fasilitas Kefarmasian dan Tenaga
Farmasi......................................................................................................64
C. Pembinaan dan Pengawasan Proses Perijinan di Dinas Kesehatan......75
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................79
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................81
LAMPIRAN.........................................................................................................84
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.............6
Gambar 2. Alur e-purchasing..............31
Gambar 3. Format LPLPO..............36
Gambar 4. Draf Awal Perencanaan................51
Gambar 5. Draf Awal Perencanaan dikali 18 bulan...........51
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kartu Stok...................................................................................... 78
Lampiran 2. Gudang Farmasi Kabupaten Bantul............................................... 79
Lampiran 3. Sidak di Salah Satu Klinik.................................................. 80
Lampiran 4. Contoh SIPA................................................... 81
Lampiran 5. Contoh SIKA.................................................. 82
Lampiran 6. Form Permohonan Izin Penyelenggaraan Apotek ........................ 83
Lampiran 7. Form Data Perusahaan Produk Industri Rumah Tangga.... 84
Lampiran 8. Form Surat Permohonan Izin Praktek........................ 85
Lampiran 9. Form Data Produk Pangan............................................................. 86
Lampiran 10. Surat Permohonan Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian. 87
Lampiran 9. Form Permohonan Izin Penyelenggaraan Toko Obat.... 88
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan pasal 1 ayat
(1)
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk meningkatkan derajat
kesehatan manusia perlu dilakukan upaya yaitu dengan membangun saranasarana kesehatan yang merata dan terjangkau oleh pemerintah dan masyarakat
termasuk swasta secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan sehingga
masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan dengan baik dan optimal.
Pembangunan kesehatan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan
kesehatan dalam suatu wilayah ditandai dengan meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat secara umum. Empat pilar utama yang harus diperkuat dalam rangka
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah Pelayanan
Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan dan Kontribusi
sektor-sektor terkait. Penguatan keempat pilar tersebut akan memberikan
pengaruh positif terhadap Kondisi Lingkungan, Perilaku Hidup Masyarakat dan
Akses serta Mutu Pelayanan Kesehatan.
Pada sisi lain, perkembangan ketatanegaraan bergeser dari sentralisasi
menuju desentralisasi yang ditandai dengan diberlakukannya Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah(2). Undang-Undang tersebut
memuat ketentuan yang menyatakan bahwa bidang kesehatan sepenuhnya
diserahkan kepada daerah masing-masing yang setiap daerah diberi kewenangan
untuk mengelola dan menyelenggarakan seluruh aspek kesehatan. Sebagai tindak
lanjut dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014, Pemerintah telah
pembentukan
pembangunan
dan
kesehatan.
organisasi
dinas
Pembentukan
kesehatan
dinas
sebagai
kesehatan
wujud
bertujuan
2.
3.
4.
Bantul.
Mengetahui perizinan dalam penyelenggaraan fasilitas kefarmasian dan
5.
6.
b. Manfaat PKPA
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menimba pelajaran praktis dari lapangan dan
membandingkan ilmu yang diperoleh dengan dunia kerja yang
sesungguhnya, sehingga dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi
2.
kompetisi pendidikan.
Bagi Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi dapat memperkaya khasanah dunia kerja melalui
informasi yang diperoleh dari lapangan, sehingga dapat melakukan
penyesuaian materi perkuliahan terhadap tuntutan dunia kerja yang pada
3.
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG DINAS KESEHATAN
A. Aspek Umum
Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul terletak di Komplek II Kantor
Pemerintahan Kabupaten Bantul, jalan Lingkar Timur, Manding, Trirenggo,
Bantul 55741. Telepon/Fax : 0274-368828, 367531. Sebelum secara resmi
menjadi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, telah ada sebelumnya yang
bernama Dinas Kesehatan Rakyat. Mengingat perkembangan yang ada maka
Dinas Kesehatan Rakyat diubah menjadi Dinas Kesehatan. Dalam rangka
peningkatan pelaksanaan tugas-tugas pemerintah khususnya pelayanan dalam
bidang kesehatan di Kabupaten Bantul, telah terbentuk Dinas Kesehatan dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 17 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bantul(3).
a.
2.
Daerah.
Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga
Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan di bidang Kesehatan.
berkeadilan
Menggerakkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
c.
Perubahan
atas
Keputusan
Menteri
Kesehatan
nomor
di
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
Pemerintah(9).
Sebelum
ilmiah.
Obat memiliki manfaat yang maksimal dengan resiko yang minimal.
Obat mempunyai mutu yang terjamin baik ditinjau dari segi stabilitas
5.
maupun bioavailabilitasnya.
Biaya pengobatan mempunyai rasio antara manfaat dan biaya yang
6.
baik.
Bila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi yang
serupa maka pilihan diberikan kepada obat yang :
serta
2.
pencegahan penyakit.
Obat-obatan yang terdapat data khasiat dan keamanan dari studi
3.
4.
serta
stabilitas
pada
penyimpanan
dan
penggunaannya.
Bila terdapat dua obat atau lebih pada golongan yang sama maka
pilih salah satu dengan melihat kualitas, keamanan, harga dan
5.
ketersediaannya.
Mempertimbangkan rasio biaya - manfaat obat dalam pemilihan
6.
obat-obatan.
Diarahkan pada obat yang telah dikenal luas, memiliki profil
farmakokinetika yang baik dan memungkinkan untuk diproduksi dan
7.
efek,
keselamatan,
atau
kepatuhan
pasien
terhadap
pengobatan.
b. Perencanaan dan Pengadaan
Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi obat dan
perbekalan kesehatan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam
rangka pemenuhan kebutuhan obat di Dinas Kesehatan(5). Perencanaan
merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga
perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk
menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode dan dasardasar perencanaan yang telah ditentukan, antara lain metode kosumsi,
epidemiologi, dan kombinasi yang disesuaikan dengan anggaran yang
tersedia(10).
a) Metode Epidemiologi
Metode yang didasarkan pada dua data yaitu jumlah episode setiap
penyakit dan kebutuhan obat yang mudah diperkirakan denga rata-rata
standar terapi untuk mengetahui jumlah obat yang dibutuhkan
berdasarkan metode epidemiologi yaitu dengan mengalikan antara
jumlah obat untuk kebutuhan masing-masing penyakit dan jumlah
episode penyakit dalam satu tahun. Hal-hal yang diperlukan dalam
perencanaan menggunakan metode epidemiologi(5).
1. Membutuhkan daftar penyakit yang sering terjadi.
2. Data obat-obat essensial yang menggunakan untuk tata laksana
penyakit tersebut.
3. Standar treatment untuk tujuan penghitungan kebutuhan obat.
b) Metode Konsumsi
Metode perencanaan yang disusun berdasarkan data pemakaian
perbekalan farmasi di waktu lampau, didasarkan pada data-data
kebutuhan tahun lalu yang diperoleh dari laporan penggunaan obat
yang dibuat setiap bulan. Kelebihan metode ini adalah sederhana dan
mudah serta bermanfaat karena masalah kesehatan sangat banyak dan
kompleks. Namun kelemahannya adalah kesulitan dalam melakukan
prediksi penggunaan obat untuk periode kedepan secara tepat. Untuk
10
c.
d.
b.
penyakit.
Obat memiliki keamanan dan khasiat yang didukung
dengan bukti ilmiah.
11
c.
d.
yang minimal.
Obat mempunyai mutu yang terjamin baik ditinjau dari
e.
f.
g.
h.
menguntungkan.
3) Stabilitas yang paling baik.
4) Paling mudah diperoleh.
Harga yang terjangkau
Obat sedapat mungkin sediaan tunggal
Proses
perencanaan
pengadaan
perbekalan
kesehatan
perbekalan
kesehatan
yang
benar-benar
12
b.
dan
keamanan
sebagaimana
dimaksud
dalam
b.
c.
adalah
13
b.
c.
4.
kesehatan/puskesmas.
Pemakaian rata-rata untuk
setiap
jenis
perbekalan
data
konsumsi
perbekalan
kesehatan
tahun
perbekalan kesehatan.
Penyesuaian jumlah kebutuhan perbekalan kesehatan
dengan alokasi dana. Untuk memperoleh data kebutuhan
perbekalan kesehatan yang mendekati ketepatan, perlu
dilakukan analisa trend pemakaian perbekalan kesehatan 3
(tiga) tahun sebelumnya atau lebih. Data yang perlu
dipersiapkan
untuk
perhitungan
dengan
metode
konsumsi4:
a) Daftar perbekalan kesehatan
b) Stok awal
c) Penerimaan
d) Pengeluaran
e) Sisa stok
f) Perbekalan kesehatan hilang/rusak, kadaluarsa dan
Kekosongan perbekalan kesehatan
g) Pemakaian rata-rata/pergerakan perbekalan kesehatan
pertahun
h) Waktu tunggu
14
i) Stok pengaman
j) Perkembangan pola kunjungan
Rumus4:
A = Rencana pengadaan
A = ( B+C+D) - E
a=b+c+de-f
a = Perkiraan kebutuhan pengadaan obat tahun yang akan
datang.
b = Kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan untuk sisa
periode berjalan (sesuai tahun anggaran yang)
15
d.
sumber
anggaran
dengan
melakukan
kegiatan:
1. Menetapkan kebutuhan anggaran untuk masingmasing perbekalan kesehatan berdasarkan sumber
anggaran.
2. Menghitung persentase belanja untuk masing-masing
perbekalan kesehatan terhadap masing-masing sumber
anggaran.
3. Menghitung
persentase
anggaran
masing-masing
semua sumber.
Mengisi lembar kerja perencanaan pengadaan perbekalan
kesehatan, dengan menggunakan formulir lembar kerja
perencanaan pengadaan perbekalan kesehatan dan masingmasing kolom diisi mengacu pada formulir lembar kerja
16
17
yang
dilakukan
dalam
jangka
waktu
tertentu
kuat.
Restricted tender (tender terbatas). Berlaku untuk lingkungan
PBF yang terbatas, karena tidak diumumkan secara luas, hanya
melibatkan sejumlah tertentu yang punya riwayat baik. Masingmasing peserta mendapat undangan yang sifatnya tertutup.
Harga masih dapat dikendalikan, proses tender lebih singkat,
biaya lebih hemat, mengurangi resiko lead time yang terlalu
panjang, tenaga dan beban kerja lebih ringan daripada tender
c)
terbuka.
Negotiated competitive (kerjasama dengan supplier dan kontrak
perjanjian), merupakan pengadaan yang relatif sederhana dan
waktu yang lebih pendek. Pengelola obat dapat menawarkan
secara rinci kepada pemasok, sering digunakan untuk kontrak
18
secara
langsung),
negosiasi.
Lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum
dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang
semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga
tertinggi yang didahului dengan pengumuman lelang. Langkahlangkah standar dalam siklus lelang yaitu:
1. Menentukan format lelang dan ruang lingkup.
2. Menetapkan persyaratan.
3. Memilih pemasok untuk berpartisipasi dalam tender.
4. Menyiapkan dan mengirimkan dokumen tender.
5. Menerima dan membuka penawaran.
6. Menyusun menawarkan untuk ajudikasi.
7. Mengambil keputusan tender
8. Mengeluarkan kontrak untuk memenangkan penawar.
9. Memantau kinerja dan kualitas produk.
10. Menegakkan persyaratan kontrak yang diperlukan.
Setiap tahap membutuhkan keputusan tentang prosedur yang
19
terkait. E -procurement adalah tender berbasis internet. Selain metodemetode tersebut, terdapat metode E-Purchasing yang merupakan
metode pengadaan farmasi melalui sistem katalog elektronik (11).
Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh
Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah/Institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan
sampai
diselesaikannya
seluruh
kegiatan
untuk
memperoleh
dan
transaksi
elektronik
sesuai
dengan
ketentuan
APBN.
Lembaga
Kebijakan
Pemerintah
yang
selanjutnya
Pemerintah
yang
bertugas
Pengadaan
Barang/Jasa
mengembangkan
dan
lembaga
merumuskan
menunjuk
pejabat
20
pembelian
barang/jasa
21
tertera
di
e-catalogue.
Pejabat
pengadaan
kemudian
22
c.
23
Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi
menurut persyaratan yang telah ditetapkan, yaitu dibedakan menurut
bentuk sediaan dan jenisnya, dibedakan menurut suhunya dan
kestabilannya, berdasarkan abjad, berdasarkan FIFO dan FEFO disertai
dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan
farmasi sesuai kebutuhan yang tercatat dalam kartu stok. Tujuan
penyimpanan obat-obatan adalah untuk memelihara mutu obat,
menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga
kelangsungan persediaan dan memudahkan pencarian serta pengawasan
(9)
kemudahan
24
dalam
penyimpanan,
penyusunan,
hidup
dari
obat
sekaligus
bermanfaat
dalam
Pencegahan
kebakaran,
dengan
menghindari
adanya
25
stok
digunakan
untuk
mencatat
mutasi
obat
26
laporan,
perencanaan
pengadaan
dan
distribusi,
harus
dilakukan
sampling
untuk
pengujian
lubang,
mutu obat
2) Kapsul
(a) Perubahan warna isi kapsul
(b) kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu dengan
lainnya
3) Tablet salut
(a)
(b)
(c)
27
4) Cairan
(a)
(b)
Konsistensi berubah
(c)
(d)
5) Salep
(a)
Warna berubah
(b)
Konsistensi berubah
(c)
6) Injeksi
(a)
(b)
(c)
(d)
Distribusi
Distribusi adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
pengeluaran dan pengiriman obat-obatan yang bermutu, terjamin
keabsahan serta tepat jenis dan jumlah dari gudang obat secara merata
dan
teratur
untuk
memenuhi
kebutuhan
unit-unit
pelayanan
28
29
g) Nama pabrik
h) Tiap pengeluaran obat dari IFK harus segera dicatat
pada kartu stok obat dan kartu stok induk obat serta
buku harian pengeluaran obat(13).
d. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka pengelolaan obat secara tertib
baik obat yang diterima, disimpan,didistribusikan maupun yang digunakan
di unit pelayanan kesehatan seperti Puskesmas.
a. Tujuan pencatatan dan pelaporan
Tersedianya data mengenai jenis dan jumlah penerimaan, persediaan,
pengeluaran/penggunaan dan data mengenai waktu dari seluruh
rangkaian kegiatan mutasi obat.
b. Kegiatan Pencatatan dan Pelaporan
Kegiatan pencatatan dan pelaporan, yaitu pencatatan dan pengelolaan
data untuk mendukung perencanaan pengadaan obat.
c. Laporan Pengelolaan Obat
Sebagai unit kerja yang secara fungsional berada di bawah dan
langsung
bertanggungjawab
kepada
Kepala
Dinas
Kesehatan
30
pertanggung
jawaban
Kepala
Instalasi
Farmasi/Bendaharawan
Barang
sesuai
peraturan
perundangan berlaku.
d. Laporan mutasi obat ini dibuat rangkap 2, untuk :
1) Asli dikirim kepada atasan langsung (Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota).
2) Tindasan satu untuk arsip
e. Laporan Kegiatan Distribusi (digunakan kartu per UPK)
Fungsi: Laporan Puskesmas atas mutasi obat dan kunjungan
resep per tahun. Informasi yang didapat:
1) Jumlah obat yang tersedia (stok akhir)
2) Jumlah obat yang diterima
3) Jumlah kunjungan resep
Manfaat informasi yang didapat:
1) Jenis dan jumlah persediaan obat di setiap UPK
2) Perbandingan sisa stok dengan pemakaian per bulan
3) Perbandingan
jumlah
persediaan
dengan
jumlah
31
pertanggung
jawaban
dari
Kepala
IF
dikirim
kepada
Kepala
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
2) Arsip
3.
b.
c.
Evaluasi
LPLPO/LB2
untuk
mendapatkan
mengenai :
1) Pemakaian rata-rata tiap jenis obat
32
informasi
f.
g.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Manfaat Informasi:
a.
b.
4.
obat
penggunaan,
di
Puskesmas,
perencanaan
serta
kebutuhan
untuk
menganalisis
obat,
pengendalian
33
Laporan
Pemakaian
disampaikan
Farmasi.Petugas
oleh
dan
Lembar
Permintaan
Puskesmas/UPK
Pencatatan
ke
dan Evaluasi
Obat
Instalasi
melakukan
34
b.
dikirim
untuk
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
c.
c.
d.
Pengawasan peredaran;
Pengawasan pemasukan ke dalam dan/atau pengeluaran dari wilayah
e.
f.
g.
h.
i.
Indonesia;
Pengawasan promosi dan iklan;
Pengujian laboratorium, penarikan kembali, dan pemusnahan produk;
Pemeriksaan sarana dan pengambilan contoh produk;
Penyidikan; dan
Partisipasi masyarakat.
Tujuan pengawasan adalah untuk peningkatan produktivitas para petugas
pengelola obat agar mutu pelayanan obat dapat ditingkatkan secara optimum.
Ruang lingkup dari pengawasan tersebut meliputi:
a.
b.
Sarana Infrastruktur
Sistem pengelolaan (perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
c.
d.
36
e.
a.
Pemilihan indikator
b.
Reabilitas
c.
Validitas (14).
Banyak hal yang dapat dijadikan sebagai indikator dalam pengelolaan obat
dengan syarat bahwa indikator tersebut memenuhi kriteria dari indikator yang
telah ditetapkan. Yang dapat dijadikan sebagai indikator pengelolaan obat di
kabupaten kota adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
y.
37
b.
2.
penulisan
resep
di
Rumah
Sakit,
Instalasi
Farmasi
c.
Pembinaan
pengelolaan
obat
publik
dan
perbekalan
kesehatan
2.
38
3.
4.
untuk
memantau
dan
mengendalikan
pelaksanaan
kegiatan
pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan dapat dimanfaatkan instrumeninstrumen pencatatan dan pelaporan yang telah ada seperti LPLPO dan lain-lain
(14)
dengan pihak ketiga, perbekalan farmasi yang akan dimusnahkan akan dihitung
beratnya untuk perhitungan biaya pemusnahan dan dibuat berita acara
penyerahan kepada pihak ketiga yang akan diangkut dengan truk kontainer
menuju tempat pelaksanaan pemusnahan. Kemudian pihak Dinas Kesehatan
Bantul bertugas memegang kunci kontainer, menyusul menuju tempat
pelaksanaan pemusnahan untuk membuka kunci kontainer dan menjadi salah
satu saksi pemusnahan perbekalan farmasi tersebut.
Setelah
dilakukan
pemusnahan,
dibuat
berita
acara
pemusnahan
perbekalan farmasi oleh pihak Dinas Kesehatan Bantul dan pihak ketiga yang
mencakup keterangan siapa yang melakukan pemusnahan, saksi-saksi, nama dan
jumlah perbekalan farmasi yang dimusnahkan serta lokasi pemusnahan. Ini
digunakan sebagai bukti pemusnahan untuk dilaporkan kepada pihak-pihak
terkait dan juga sebagai arsip Dinas Kesehatan.
C.
yang bekerjasama dengan pemilik sarana perlu memiliki SIA (Surat Izin Apotek)
yang diberikan oleh Menteri Kesehatan RI sebagaimana tercantum dalam
Permenkes Nomor 1332 tahun 2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian
40
b.
cukup
12) surat izin dari atasan bagi APA yang berstatus PNS
13) surat pernyataan PSA tidak terlibat pelanggaraan sesuai peraturan
14)
15)
16)
17)
41
lengkap atau belum benar, tim dari dinas kesehatan akan memberikan surat
pemberitahuan kepada pemohon. Apabila Kepala Dinas Kesehatan tidak
memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon, persyaratan dianggap
lengkap dan benar.
5) Dinas kesehatan menerbitkan atau menunda surat rekomendasi yang akan
diserahkan ke dinas perizinan. Penundaan dilakukan jika pemohon masih
belum memenuhi ketentuan.
6) Pemohon menyerahkan berkas persyaratan ke Dinas Perizinan.
7) Dinas perizinan menerbitkan surat izin apotek(SIA).
Apotek yang telah mendapatkan SIA memiliki masa berlaku selama 5
tahun sepanjang izin gangguan masih berlaku dan dapat diperpanjang maksimal
3 bulan sebelum masa berlaku izin yang dimiliki apotek tersebut habis (16).
Ketentuan penyelenggaraan apotek dijelaskan pada pasal 6 ayat (4),
meliputi :
1.
2.
3.
4.
kefarmasian
Apotek diperbolehkan menjual alat kesehatan sesuaidengan ketentuan yang
5.
berlaku
Dilarang mendistrbusikan obat dan alat kesehatan yang tidak memiliki izin
6.
edar
Melayani sediaan farmasi sesuai dengan ketentuan perundang undangan
(16)
42
b.
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
praktik
5) surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi
danpas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan
ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar
43
Sedangkan
persyaratan
administratif
untuk
permohonan
STRTTK
meliputi:
1) fotokopi ijazah Sarjana Farmasi atau Ahli Madya Farmasi atau Analis
Farmasi atau Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker
2) surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin
praktik
3) surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
kefarmasian
4) surat rekomendasi kemampuan dari Apoteker yang telah memiliki STRA
atau pimpinan institusi pendidikan lulusan, atau organisasi yang
menghimpun Tenaga Teknis Kefarmasian, dan
5) pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar dan
ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar
Apoteker yang baru lulus pendidikan dapat memperoleh STRA secara
langsung. Permohonan STRA tersebut diajukan oleh perguruan tinggi secara
kolektif setelah memperoleh sertifikat kompetensi profesi 2 (dua) minggu
sebelum pelantikan dan pengucapan sumpah Apoteker baru. Untuk memperoleh
SIPA,SIKA atau SIKTTK, tenaga kefarmasian mengajukan permohonan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian
dilakukan(19). Persyaratan administrasi izin kerja apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian meliputi:
1) fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon yang masih berlaku
2) fotokopi Surat tanda Registrasi Apoteker (STRA) dan Surat Tanda
Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK) yang masih berlaku
3) fotokopi ijazah apoteker dan ijazah tenaga teknis kefarmasian
4) surat keterangan sehat dan tidak buta warna dari dokter yang memiliki SIP
5) surat keterangan dari pimpinan fasilitas kefarmasian atau apoteker
penanggungjawab yang menyatakan masih bekerja pada fasilitas yang
bersangkutan dan
6) pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 lembar
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 09 tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pelayanan dan Perizinan Di Bidang Kesehatan
padamenjelaskan bahwa izin tenaga kesehatan berlaku selama 5 tahun sepanjang
STRA masih berlaku dan tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum
44
dalam Surat Izin serta dapat diperpanjang maksimal 3 bulan sebelum masa
berlaku habis. Selain itu juga dijelaskan beberapa pembatasan izin, meliputi:
a.
b.
c.
d.
pekerjaan
kefarmasian
berdasarkan
pembinaan
dan
pelanggaran
disiplin
tenaga
kefarmasian
berdasarkan
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan fisik yang
dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.Pangan
Industri Rumah Tangga (PIRT) merupakan perusahaan pangan yang memiliki
tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual
hingga semi otomatis.Pendaftaran PIRT berguna agar industri rumahan yang
dimiliki punya izin dan sudah dinyatakan aman secara kesehatan.
45
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
makanan
sertifikasi kursus higiene sanitasi bagi penjamah makanan
sertifikasi kursus higiene sanitasi depot air minum bagi pengusaha
sertifikasi kursus higiene sanitasi depot air minum bagi operator
sertifikasi produksi pangan industri rumah tangga (SPP-IRT)
sertifikasi laik higiene sanitasi jasaboga
sertifikasi laik higiene sanitasi restoran dan rumah makan
sertifikasi laik higiene sanitasi depot air minum
sertifikasi laik sehat makanan jajanan
sertifikasi makanan minuman lain sesuai peraturan perundang-undangan
Pemohon yang akan mengurus izin PIRT sebelumnya mendaftarkan diri
46
agar merekan dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan
didukung kebijakan public yang berwawasan kesehatan(20,21).
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam Pasal 3
menyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomis. Selanjutnya dalam Pasal 46 dinyatakan bahwa untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk
upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat.Upaya
kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,
menyeluruh, dan berkesinambungan(21).
Sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi
Kesehatan
dan
Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
Pemberdayaan
Bina suasana
Advokasi, serta
dijiwai semangat kemitraan (20,21).
Berdasarkan strategi dasar tesebut di atas, promosi kesehatan dapat
Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan
meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan individu, keluarga,
dan masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,
menciptakan lingkungan sehatserta berperan aktif dalam penyelenggaraan
47
3.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
masalah
Memuat peran yang diharapkan dari sasaran advokasi
Memuat peran yang diharapkan dari sasaran advokasi
Memuat data pendukung, bila mungkin juga bagan, gambar dan lain-
h.
lain
Dalam kemasan yang menarik, ringkas tetapi jelas
48
1.
2.
Berdasarkan
Surat
1114/Menkes/SK/VII/2005
Keputusan
tentang
Menteri
pedoman
Kesehatan
pelaksanaan
nomor
promosi
49
54