Disusun Oleh :
DIO KARUMA FAZA
40120007
FAKULTAS FARMASI
KEDIRI
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui Oleh :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma ini dengan baik.
Praktek Kerja Profesi Apoteker di apotek dilaksanakan mulai tanggal 18
Januari – 28 Januari 2021 yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
kemampuan tentang peran, fungsi dan tanggung jawab Apoteker serta pengalaman
untuk melakukan kefarmasian.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
terimakasih kepada :
1. Dra. Ec. Lianawati, MBA, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Wiyata
Kediri.
2. Prof. Dr. apt. Muhamad Zainuddin, selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri.
3. apt. Dewy Resty Basuki, S.Farm., M.Farm. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti WiyataKediri.
4. apt. Yogi Bhakti Marhenta, S.Farm., M.Farm.selaku Ketua Program Studi Profesi
Apoteker Institut Ilmu Kesehatan Bhakti WiyataKediri.
5. apt. Dina Wiayu C., S.Farm. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, masukan serta saran dalam penyusunan laporan ini.
6. apt. Kartika Dewi, S.Farm. selaku apoteker penanggungjawab (APA) di Apotek
Kimia Farma Pare dan praesceptor lapangan yang telah memberikan bimbingan,
masukan dan arahan dalam proses Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA).
7. Rekan-rekan Program Studi Profesi Apoteker Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri angkatan II atas dukungan selama menempuh pendidikan.
Demikian laporan PKPA ini disusun, dengan harapan laporan ini dapat
bermanfaat bagi teman sejawat khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis
mengharapkan masukan, kritik dan saran guna perbaikan dan penyempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi berbagai
pihak.Terimakasih
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PKPA ............................................................. 1
B. Tujuan PKPA .......................................................................... 2
C. Manfaat PKPA ........................................................................ 2
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 23
B. Saran ...................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 24
LAMPIRAN ................................................................................................. 25
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar III.1 Logo Kimia Farma ............................................................11
Gambar III.2 Struktur Organisasi ...........................................................14
Gambar IV.1 E-Brosure...........................................................................16
Gambar IV.2 SP OOT..............................................................................17
Gambar IV.3 SP Prekursor.......................................................................17
Gambar IV.4 SP Psikotropika..................................................................18
Gambar IV.5 SP Narkotika......................................................................18
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Etiket di Kimia Farma...................................................25
Lampiran 2 Copy Resep di Kimia Farma.........................................26
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Tujuan PKPA
Praktek Kerja Profesi Apoteker di apotek bertujuan agar :
1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi
dan tanggung jawab apoteker dalam prakteknya di apotek.
2. Memahami tata cara pengelolaan dan pelayanan apotek yang baik melalui
pengamatan langsung kegiatan yang dilakukan selama PKPA.
3. Melaksanakan dan lebih memahami skrining resep.
4. Mempelajari tata cara berkomunikasi yang efektif dengan pasien dan
sejawat untuk memberikan informasi obat, edukasi, dan konseling
mengenai terapi yang diberikan.
5. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai
tenaga farmasi yang profesional dan lebih memiliki wawasan,
pengetahuan, keterampilan serta pengalaman kefarmasian.
C. Manfaat PKPA
Manfaat PKPA diapotek adalah :
1. Mengetahui, memahami tugas dan tanggungjawab apoteker dalam
mengelola apotek.
2. Mendapatkan pengalaman mengenai pekerjaan kefarmasian di apotek.
3. Mendapatkan pengetahuan managemen di apotek.
4. Mendapatkan keterampilan dan gambaran dalam terjun langsung dalam
dunia kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Menurut Permenkes No. 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek menyatakan bahwa apotek adalah sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukannya praktik kefarmasian oleh apoteker.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker. Sedangkan Pelayanan Kefarmasian
adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien (Depkes RI, 2014).
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi :
a) Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
yang meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pemusnahan, pencatatan dan pelaporan.
b) Pelayanan farmasi klinik yang meliputi pengkajian resep, dispensing,
pelayanan informasi obat (PIO), konseling, pelayanan kefarmasian di
rumah (home pharmacy care), pemantauan terapi obat (PIO), dan
monitoring efek samping obat (MESO).
3
4
5. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
6. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia.
7. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang
tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit,
memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
8. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
9. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
10. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker
dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker.
Peraturan perundang – undangan yang mengatur pelayanan
kesehatan masyarakat di apotek meliputi :
1. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1997 Psikotropika
2. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika
3. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi
dan Alat Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 2010 tentang Prekursor
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 919 tahun 1993 tentang Kriteria Obat
yang dapat Diserahkan Tanpa Resep
6
a. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan sediaan farmasi perlu diperlihatkan
pola penyakit, kemampuan masyarakat dan budaya masyarakat.
b. Pengadaan
Pengadaan digunakan untuk merealisasikan hasil perencanaan.
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefamasian maka pengadaan
sediaan farmasi harus melalui jalur resmi. Teknis pengadaan dapat
melalui pembelian, pembuatan dan sumbangan. Selain itu teknis
pengadaan merupakan bagian dari kegiatan yang berkesinambungan,
mulai dari pengkajian seleksi obat, penentuan jumlah obat yang
dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan
metode pengadaan, pemilihan waktu pengadaan, pemilihan pemasok
yang baik, penentuan spesifikasi kontrak dan penentuan proses
pengadaan serta pembayaran.
c. Penerimaan
Dalam hal ini untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
d. Penyimpanan
Penyimpanan obat atau bahan obat disimpan dalam wadah asli
dari pabrik, sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan
bentuk sediaan dan kelas terapi obat disusun secara alfabetis,
pengeluaran obat memakai sistem FEFO dan FIFO.
e. Pemusnahan dan Penarikan
Obat kadaluarsa atau rusak dimusnahkan sesuai jenis dan bentuk
sediaan. Pemusnahan dibuktikan dengan adanya berita
acarapemusnahan. Resep dapat dimusnahkan jika telah disimpan
selama lebih dari 5 tahun. Penarikan alat kesehatan dan BMHP
dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.
f. Pengendalian
8
A. SEJARAH
Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia
yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama
perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp &
Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di
masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia
melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan
Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus
1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT),
sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero). PT.
Kimia farma (Persero) pada saat itu bergerak dalam bidang usaha:
a. Industri Farmasi
b. Industri Kimia dan Makanan Kesehatan
c. Perkebunan Obat
d. Pertambangan Farmasi dan Kimia
e. Perdagangan Farmasi, Kimia dan ekspor-impor
11
12
D. STRUKTUR ORGANISASI
15
16
C. PEMBAHASAN
Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia
yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Pemerintah
Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi
menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma.
Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF
diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah
menjadi PT Kimia Farma (Persero). Kimia Farma Apotek, dijalankan oleh
seorang Apoteker penanggung jawab yang bertanggung jawab dalam proses
pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) hingga
pelayanan farmasi klinis di Apotek.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73
Pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di
apotek meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pemusnahan, penarikan, pengendalian, pencataan dan pelaporan. Pada
pelayanan farmasi klinis yaitu meliputi pengkajian serta pelayanan resep,
Dispensing, Pelayanan Informasi Obat (PIO), Konseling, Pelayanan
Kefarmasian Di Rumah, Pemantauan Terapi Obat (PTO) dan Monitoring
Efek Samping Obat (MESO).
Perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP merupakan
tahap awal untuk menetapkan jenis serta jumlah sediaan farmasi, alat
kesehatan dan BMHP yang sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa metode
yang digunakan dalam proses perencanaan yaitu metode konsumsi yang
didasarkan atas penggunaan obat periode sebelumnya dengan
menyesuaikan kebutuhan, metode morbiditas yang didasarkan atas pola
penyakit, dan metode proxy consumption yang didasarkan atas perhitungan
kebutuhan obat menggunakan data kerjadian penyakit, konsumsi obat,
permintaan, penggunaan atau pengeluaran obat yang telah memiliki sistem
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah menjalankan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek
Kimia Farma secara daring (online) mulai tanggal 18 – 28 Januari 2021,
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Apotek Kimia Farma sebagai salah satu sarana kesehatan, tempat
dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi
2. Pengelolaan obat di Apotek Kimia Farma dilakukan dengan baik dan
terstruktur seperti perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan
hingga pelaporan.
3. Apoteker Pengelola Apotek (APA) berperan dalam menentukan
kebijakan pengelolaan apotek serta melaksanakan fungsi pengawasan dan
pengendalian terhadap semua komponen yang ada di apotek.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2009, Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian, Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
Kimia Farma . Visi dan Misi PT. Kimia Farma Apotek. Diakses dari:
https://www.kimiafarma.co.id/ .
25
LAMPIRAN
Etiket Syrup
Etiket Tablet