APOTEKER (PKPA) DI
APOTEK AN-NUUR LESTARI
KEDIRI (14 DESEMBER – 26 DESEMBER 2020)
Disusun Oleh :
Disetujui Oleh :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek An-Nuur Lestari
Kediri yang dilaksanakan pada tanggal 14 Desember – 26 Desember 2020.
Pelaksanaan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) merupakan salah satu
sarana untuk mengembangkan wawasan kefarmasian di Pedagang Besar Farmasi
sebelum melakukan pengabdian sebagai Apoteker, dan sebagai salah satu syarat
yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Program Profesi Apoteker di Fakultas
Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
terimakasih kepada :
1. Dra. Ec. Lianawati, MBA, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Wiyata
Kediri.
2. Prof. Dr. apt. Muhamad Zainuddin, selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri.
3. apt. Dewy Resty Basuki, S.Farm., M.Farm. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
4. apt. Yogi Bhakti Marhenta, S.Farm., M.Farm. selaku Ketua Program Studi
Profesi Apoteker Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
5. apt. Dina Wiayu C., S.Farm. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, masukan serta saran dalam penyusunan laporan ini.
6. apt. Tri Puji Lestari, S.Farm., M.Farm. selaku Pemilik Sarana Apotek (PSA)
yang telah memberikan bimbingan, masukan dan arahan dalam proses Praktek
Kerja Profesi Apoteker (PKPA).
7. apt. Sekti Endrawati., S.Farm. selaku apoteker penanggungjawab (APA) di
Apotek An-Nuur Lestari Kediri dan praesceptor lapangan yang telah
memberikan bimbingan, masukan dan arahan dalam proses Praktek Kerja
Profesi Apoteker (PKPA).
8. Margaretha Anindya Hariyono seorang tenaga teknis kefarmasian yang sudah
banyak membantu, sudah menjadi keluarga dan berbagi ilmu serta
pengalaman.
9. Rekan-rekan Program Studi Profesi Apoteker Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri angkatan II atas dukungan selama menempuh pendidikan.
Demikian laporan PKPA ini disusun, dengan harapan laporan ini dapat
bermanfaat bagi teman sejawat khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis
mengharapkan masukan, kritik dan saran guna perbaikan dan penyempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Terimakasih.
Kediri, 23 Desember 2020
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................
ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................
iii
DAFTAR ISI......................................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PKPA .................................................................
1
B. Tujuan PKPA ..............................................................................
2
C. Manfaat PKPA ............................................................................
2
iv
B. Tugas yang Dikerjakan selama PKPA ........................................
18
C. Pembahasan .................................................................................
24
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................
26
B. Saran ............................................................................................
26
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar III.1 Struktur Organisasi .................................................................
16
Gambar IV.1 Logo Obat Bebas ....................................................................
20
Gambar IV.2 Logo Obat bebas terbatas........................................................
21
Gambar IV.3 Tanda Peringatan Obat Bebas Terbatas..................................
21
Gambar IV.4 Logo Obat Keras.....................................................................
22
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Etiket ...........................................................................................
28
Lampiran 2. Copy Resep..................................................................................
29
Lampiran 3. Kwitansi.......................................................................................
30
Lampiran 4. Surat Pesanan Obat Reguler.........................................................
31
Lampiran 5. Surat Pesanan Obat-Obat Tertentu (OOT)...................................
32
Lampiran 6. Surat Pesanan Obat Prekursor......................................................
33
Lampiran 7. Surat Pesanan Obat Narkotika.....................................................
34
Lampiran 8. Surat Pesanan Obat Psikotropika.................................................
35
Lampiran 9. Kartu Stok....................................................................................
36
Lampiran 10. Meja Racik...................................................................................
37
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Apotek
3
4
2). Bangunan
Bangunan apotek harus memiliki fungsi keamanan,
kenyamanan dan kemudahan dalam memberikan pelayanan
kepada pasien serta perlindungan dan keselamatan bagi pemilik
serta karyawan. Bangunan apotek harus bersifat permanen.
3). Sarana dan Prasarana
Sarana apotek paling sedikit memiliki sarana ruang yang
berfungsi untuk penerimaan resep, pelayanan resep dan peracikan,
penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan, konseling,
penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan serta arsip-arsip.
Sedangkan prasarana apotek terdiri atas instalasi air bersih,
instalasi listrik, sistem tata udara, sistem proteksi kebakaran.
b. Tenaga kerja apotek
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2017
tentang apotek, tenaga kerja dalam apotek meliputi :
1). Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker
dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
2). Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu
apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian yang terdiri
atas sarjana farmasi, ahli madya dan analis farmasi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 31 tahun
2016 tentang registrasi, izin praktek dan izin kerja tenaga kefarmasian
bahwa setiap tenaga kerja yang akan menjalankan pekerjaan
kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga
kefarmasian bekerja. Surat izin yang dimaksud seperti SIPA bagi
apoteker dan STRTTK bagi tenaga teknis kefarmasian.
Tata cara untuk memperoleh SIPA dan STRTKK dijelaskan
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889 tahun 2011 tentang
Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian sebagai
berikut :
1). Untuk memperoleh SIPA apoteker mengajukan permohonan
6
termasuk obat resep, obat bebas dan obat herbal. Informasi yang
disampaikan dapat meliputi dosis, bentuk sediaan, keamanan pada ibu
hamil dan menyusui, efek samping obat, penyimpanan dan harga obat.
d. Konseling
Konseling obat merupakan proses interaktif antara apoteker
dengan pasien atau keluarga pasien untuk meningkatkan pengetahuan,
pemahaman dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam
penggunaan obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
Dalam pengawali konseling apoteker menggunakan three prime
question serta apoteker harus memverifikasi bahwa pasien atau
keluarga pasien sudah faham terkait obat yang akan digunakan.
Adapun pasien atau keluarga pasien yang dapat diberikan konseling
seperti pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati
dan ginjal, ibu hamil dan menyusui), pasien dengan terapi jangka
panjang (TB, DM, AIDS, Epilepsi), pasien menggunakan obat dengan
instruksi khusus (penggunaan kortikosteroid dengan tappering down),
pasien dengan indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin dan teofilin),
pasien dengan polifarmasi dan pasien dengan tingkat kepatuhan
rendah.
e. Pelayanan Kefarmasian dirumah (Home Pharmacy Care)
Apoteker diharapkan dapat memberikan pelayanan kefarmasian
yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia dan
pasien dengan penyakit kronis. Dalam melakukan Home Pharmacy
Care apoteker mebawa catatan pengobatan pasien (patient medication
record).
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Kegiatan PTO digunakan bahwa apoteker dapat memastikan
pasien mendapatkan terapi obat yang efektif dengan memaksimalkan
efikasi dan meminimalkan efek samping. Apoteker dapat menggali
informasi sebanyak-banyaknya mengenai riwayat penyakit, riwayat
obat dan alergi yang dimiliki pasien sehingga dapat menentukan
13
A. Sejarah Apotek
14
15
8. Wastafel
Wastafel terletak di pintu masuk apotek. Disediakan kran dan
sabun cuci tangan.
9. Ruang Tunggu pasien
Ruang tunggu pasien digunakan untuk pasien sedang menunggu
antrian pembelian obat ataupun menunggu resep obat yang sedang
disiapkan.
D. Struktur Organisasi
PSA
APA
TTK TTK
17
18
stok.
f. Surat Pesanan (SP)
SP atau surat pesanan digunakan untuk memesan kebutuhan obat
yang diinginkan apotek kedistributor atau PBF. SP terdiri dari 5 jenis :
1) Surat Pesanan Reguler untuk pemesanan obat bebas, bebas
terbatas, dan obat keras non narkotika dan psikotropika. SP reguler
terdiri dari 2 rangkap, rangkap pertama untuk PBF dan rangkap
kedua untuk arsip apotek.
2) Surat Pesanan Prekursor digunakan untuk pemesanan obat yang
mengandung prekursor. SP ini terdiri dari 3 rangkap (rangkap
pertama untuk PBF, rangkap dua untuk dinkes, rangkap ketiga
untuk arsip apotek).
3) Surat Pesanan Obat-obat Tertentu (OOT) digunakan untuk
pemesanan obat yang masuk dalam golongan obat-obat tertentu.
SP ini terdiri dari 2 rangkap (rangkap pertama untuk PBF dan
rangkap dua untuk arsip apotek).
4) Surat Pesanan Psikotropika digunakan untuk pemesanan obat yang
mengandung psikotropika . SP Psikotropika terdiri dari 3 rangkap
(rangkap pertama untuk PBF, rangkap dua untuk Dinkes dan
rangkap tiga untuk arsip apotek).
5) Surat Pesanan Narkotika digunakan untuk pemesanan obat yang
mengandung narkotika. Terdiri dari 4 rangkap (rangkap pertama
untuk PBF, rangkap dua untuk BPOM, rangkap tiga untuk Dinkes
dan rangkap empat untuk arsip apotek.
g. Resep dokter
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter
hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat
bagi pasien. Setiap resep yang akan masuk dilayani dan dihitung harga
resep tersebut lalu meminta persetujuan pasien. Arsip resep disimpan
selama 5 tahun.
20
a. Obat bebas
c. Obat keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli diapotek dengan
resep dokter. Contoh obat keras adalah antibiotik penisillin, tetrasiklin,
sefalosfporin, obat-obatan yang mengandung hormon. Logo obat keras
berupa tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang
didalamnya terdapat huruf “K” yang menyentuh garis tepi.
yang cukup tentang obat yang digunakan oleh pasien agar menghindari
kesalahan penggunaan obat akibat kurangnya informasi. Alur pelayanan
obat tanpa resep seperti saat pasien datang untuk membeli obat dan
menentukan jenis obat yang digunakan, peran apoteker atau TTK
menggali informasi kepada pasien tersebut (obat digunakan untuk siapa,
usia berapa, keluhan yang dirasakan apa) supaya dapat rasional
pengobatan serta pemberian informasi untuk memberikan pemahaman
mengenai obat yang digunakan kepada pasien.
C. Pembahasan
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek An-Nuur Lestari
Kediri yang bertempat di Jl. Kawi No.19 Ruko Mojoroto, Kediri. Kegiatan
PKPA dimulai pada tanggal 14 Desember sampai 26 Desember 2020.
Pengelolaan sediaan farmasi diapotek An-Nuur Lestari meliputi perencanaan,
penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, dokumentasi, pencatatan dan
pelaporan. Pengelolaan ini bertujuan untuk menjaga dan menjamin
ketersediaan barang diapotek sehingga meminimalisir adanya kekosongan
barang serta adanya pelayanan farmasi klinik diapotek seperti swamedikasi
dan KIE. Pemberian informasi obat bertujuan untuk tercapainya penggunaan
obat yang rasional (tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat (dosis, waktu
penggunaan, cara pakai, cara penyimpanan obat) dan waspada efek samping).
Di apotek An-Nuur Lestari umumnya memberikan pelayanan informasi obat
mengenai aturan pakai dan cara penggunaan serta tidak jarang disampaikan
mengenai waktu kadaluarsa obat tersebut. Dalam PKPA diapotek diberikan
tugas mengenai nama-nama obat, golongan, dosis dan cara penggunaan dari
obat antidiabetes, obat antihipertensi, obat antireumatik (asam urat), obat
antihiperlipid, obat saluran cerna dan diare.
Obat antidiabetes yang ada diapotek An-Nuur Lestari meliputi
glimepiride 1mg, 2mg, 3mg, 4mg (Amadiab, Amaryl), glimepirid 30mg,
glibenklamide 5mg (Daonil, Latibet, Renabetic), metformin 500mg (Forbates,
Glucopage 500mg,850mg) (Gludepatic, Glikos 500mg), glicaside 5mg,
acarbose 50mg, 100mg.
25
PENUTUP
A. Kesimpulan
26
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2007. Pedoman Penggunaan Obat
Bebas dan Bebas Terbatas. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
27
28
LAMPIRAN
Lampiran 1. Etiket
29
Lampiran 3. Kwitansi
31