Anda di halaman 1dari 70

UNIVERSITAS PANCASILA

FAKULTAS FARMASI

LAPORAN
PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN
Jl. Radio I No. 8, RT.03/RW.04, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
PERIODE 06 – 30 JUNI 2022

Disusun oleh:

Dipa Suryana Ilma Fatwa, S. Farm. 2021001122


Ega Juwita, S.Farm. 2021001124

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan
yang berlokasi di Jl. Radio I Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada
tanggal 06 ─ 30 Juni 2022. PKPA ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Apoteker di Fakultas Farmasi, diharapkan calon Apoteker memperoleh
pengetahuan dan wawasan mengenai tugas, fungsi, dan peran sebagai seorang
Apoteker di bidang Pemerintahan.
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak apt. Danang Ari Wibowo, S.Si. sebagai
pembimbing dari Suku Dinas Kesehatan, serta kepada Ibu apt. Dra. Hindra
Rahmawati, M.Si sebagai pembimbing Fakultas Farmasi Universitas Pancasila yang
senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, dan pengetahuan
selama kegiatan dan penyusunan laporan PKPA ini. Tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. apt. Syamsudin, M.Biomed. Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Pancasila
2. apt. Hesty Utami R,. M.Clin.Pharm., PhD. Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
3. Seluruh Dosen Program Studi S1 dan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila
4. Seluruh Pejabat Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan
khususnya Seksi Sumber Daya Kesehatan yang telah memberikan kesempatan
serta bimbingan kepada penulis untuk belajar, bimbingan, dan kerjasama selama

iii
pelaksanaan PKPA.
5. Orangtua, saudara, keluarga besar, dan sahabat terkasih yang sudah memberikan
dukungan baik dalam hal doa, motivasi moril maupun materil selama pengerjaan
laporan ini
Penulis menyadari dalam penulisan dan penyusunan laporan PKPA ini masih terdapat
banyak kekurangan, sehingga adanya kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan guna untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dalam memberikan kontribusi
ilmu pengetahuan bagi semua pihak khususnya ilmu kefarmasian di bidang apotek.

Jakarta, Juni 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................ 1
B. TUJUAN PKPA ...................................................................................... 3
C. MANFAAT PKPA .................................................................................. 3
BAB II GAMBARAN UMUM DAN RUANG LINGKUP PKPA ........................... 4
A. SUKU DINAS KESEHATAN ................................................................ 4
1. Definisi ............................................................................................... 4
2. Tugas dan Fungsi ............................................................................... 4
3. Struktur Organisasi............................................................................. 6
4. Tugas dan Fungsi Sub Bagian dan Seksi ........................................... 6
B. SUKU DINAS KESEHATAN KOTA JAKARTA SELATAN............ 16
1. Visi dan Misi .................................................................................... 17
2. Struktur Organisasi dan Tata Kerja .................................................. 18
C. SEKSI SUMBER DAYA KESEHATAN SUDINKES JAKSEL ......... 19
D. SUBSEKSI KEFARMASIAN SUDINKES JAKARTA SELATAN ... 21
1. Tugas Pokok Subseksi Kefarmasian ................................................ 21
2. Dasar Hukum Sub Seksi Kefarmasian ............................................. 22
3. Perizinan Sarana Sub Seksi Kefarmasian......................................... 24
BAB III KEGIATAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER ........................ 29
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................................... 33
A. SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA SELATAN ....................... 33

v
1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Suku Dinas Kesehatan ............. 33
2. Perizinan Apotek .............................................................................. 34

3. Perizinan Pangan Industri Rumah Tangga ....................................... 36


4. Kegiatan Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian .................... 37
5. Pengelolaan Logistik dan Distribusi Obat Program ......................... 38
6. Pengelolaan Gudang Farmasi ........................................................... 40
7. Pengelolaan Logistik dan Distribusi Rantai Dingin Vaksin ............ 41
8. Monitoring dan Evaluasi Logistik Vaksin Covid-19 Puskesmas ..... 43
B. TUGAS KHUSUS................................................................................. 43
BAB V PENUTUP ................................................................................................... 44
A. KESIMPULAN ..................................................................................... 44
B. SARAN ................................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 46
LAMPIRAN ............................................................................................................... 46

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Gedung Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan .................................. 16


Gambar II.2. Struktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Kota ................................ 18
Gambar IV.1. Gudang Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan ......................... 40

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan .................. 47


Lampiran 2. Denah Lokasi Sudinkes Kota Administrasi Jakarta Selatan .................. 48
Lampiran 3. Gedung Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan ...... 48
Lampiran 4. Contoh Lembar Berita Acara Pemeriksaan Sarana Farmasi (Apotek) .. 49
Lampiran 5. Contoh Lembar Tindakan Pencegahan dan Koreksi ............................. 52
Lampiran 6. Contoh Lembar Berita Acara Binwasdal Sarana Farmasi (Apotek) ...... 53
Lampiran 7. Contoh Surat Permohonan Rekomendasi Dari PTSP ............................ 56
Lampiran 8. Contoh Surat Rekomendasi Perizinan dari Sudinkes ke PTSP ............. 57
Lampiran 9. Contoh Surat Permintaan Obat Program Dari Puskesmas..................... 58
Lampiran 10. Contoh Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) Obat Program ................ 60
Lampiran 11. Denah Lokasi Gudang Besar Sudinkes Jakarta Selatan ...................... 61
Lampiran 12. Gudang Besar Sudinkes Jakarta Selatan.............................................. 61
Lampiran 13. Kegiatan Pengelolaan Logistik Obat Program di Gudang Sudinkes ... 62
Lampiran 14. Contoh Daftar Tilik Monitoring dan Evaluasi Vaksin Covid-19 ........ 63
Lampiran 15. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Vaksin Covid-19 di Puskesmas ... 65
Lampiran 16. Tugas Khusus Tanaman Herbal Alternatif Untuk Covid-19 ............... 66

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang bersifat mutlak
serta merupakan salah satu bidang yang pembangunan dan pelaksanaannya harus
dilaksanakan dengan baik agar tercapai tingkat kesehatan yang optimal dan
merata, karena setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman dan bermutu sebagaimana tercantum dalam Undang-undang
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan tersebut
diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat,
perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan
nondiskriminatif dan norma- norma agama, serta bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis
(1).
Pembangunan kesehatan masyarakat merupakan salah satu tanggung jawab
dari Pemerintah dalam merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina,
dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau
oleh masyarakat. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan
pemulihan kesehatan oleh pemerintahan dan/atau masyarakat. Upaya kesehatan
tersebut mdncakup beberapa aspek, diantaranya, ketersediaan lingkungan,
tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi masyarakat; ketersediaan
informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan yang adil dan merata;

1
2

ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan;


memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk
upaya kesehatan; ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan bermutu, aman,
efisien, dan terjangkau untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
(1).
Sebagai wujud dari pelaksanaan dari pembangunan kesehatan yang optimal
dan merata maka dibuat peraturan daerah tentang system kesehatan daerah yang
bertujuan agar terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi
bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintahan dan Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga tercapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (2). Suku Dinas Kesehatan
Kota Administrasi merupakan unit kerja Dinas Kesehatan pada tingkat Kota
Administrasi Jakarta Selatan yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah
dalam memngelola bidang kesehatan di wilayah Kota Administrasi (3).
Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan bertanggung jawab melaksanakan
pelayanan, perizinan, perencanaan, pengendalian, dan penilaian efektifitas
pelayanan kesehatan diwilayah Kota Administrasi. Di dalam struktur organisasi
Suku Dinas Kesehatan terdapat Seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK) yang
membawahi Sub Seksi Kefarmasian (3), Sub Seksi Kefarmasian dalam
pelaksanaanya terdapat Koordinator Sub Seksi Kefarnasian mempunyai tugas
pokok dalam perencanaan, perizinan, pengelolaan serta pengawasan pekerjaan
kefarmasian, sehingga merupakan salah satu wadah bagi Apoteker dalam
menjalankan tugas profesi Kefarmasian di lingkup Pemerintahan.
Untuk menciptakan Apoteker yang profesional maka perlu pemahaman,
gambaran, dan pengetahuan mendalam tentang peran Apteker dilingkup
Pemerintahan. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) merupakan salah satu
sarana bagi calon Apoteker untuk mendapatkan pengalaman dan pemahaman yang
lebih mendalam mengenai fungsi, tugas, dan peran Apoteker di lingkup
pemerintahan khusunya dalam hal ini di Suku Dinas Kesehatan. Oleh karena itu
untuk memberikan wawasan kepada calon Apoteker mengenai perannya di
pemerintahan, maka Program Studi Profesi Apoteker Universitas Pancasila
3

menjalin kerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta
Selatan yang berlokasi di Jalan Radio I No. 08 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
untuk mengadakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang dilaksanakan
pada tanggal 06 s/d 30 Juni 2022.

B. TUJUAN PKPA
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Suku Dinas
Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan antara lain :
1. Mengetahui dan memahami peran, tugas, dan tanggung jawab Apoteker di
Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan,
2. Mengetahui dan memahami tugas pokok dan fungsi Seksi Sumber Daya
Kesehatan khusunya bagian Sub Seksi Kefarmasian di Suku Dinas Kesehatan
Kota Adminitsrasi Jakarta Selatan.
3. Mengetahui dan memahami tata cara perizinan, pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian (BINWASDAL) terhadap sarana pelayanan kesehatan farmasi,
seta pengelolaan logistik Obat dan Vaksin.

C. MANFAAT PKPA
Manfaat dari Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Suku Dinas Kesehatan
Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah agar mahasiswa Program Profesi
Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Pancasila:
1. Menambah pengalaman, pengetahuan dan wawasan calon apoteker dalam
memahami peranan dan tanggungjawab dalam pelayanan kefarmasian di Suku
Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan.
2. Mendapatkan gambaran nyata dan memahami tentang peran, tugas dan fungsi
apoteker di pemerintahaan khususnya di Suku Dinas Kesehatan pada bidang
Kefarmasian.
BAB II

TINJAUAN UMUM

A. SUKU DINAS KESEHATAN


1. Definisi
Suku Dinas Kesehatan Kota merupakan unit kerja yang berkedudukan dibawah
Dinas Kesehatan dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan.
Suku Dinas Kesehatan Kota dipimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas
Kesehatan, dalam melaksanakan tugas Suku Dinas Kesehatan secara
operasional dikoordinasikan oleh Walikota (3).

2. Tugas dan Fungsi


Suku Dinas Kesehatan mempunyai tugas berdasarkan Peraturan Gubernur DKI
Jakarta No. 159 Tahun 2019 yaitu melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian
penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan di wilayah Kota
Administrasi (3).
Untuk melaksanakan tugas pembinaan, pengawasan, dan pengendalian di
bidang kesehatan di wilayah Kota Administrasi, Suku Dinas Kesehatan Kota
menyelenggarakan fungsi : (3)
a. Penyusunan rencana strategis, rencana kerja, rencana kerja dan anggaran,
dinas sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.
b. Pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran dinas sesuai dengan lingkup
tugas dan fungsinya.
c. Perumusan kebijakan, proses bisnis, standar dan prosedur suku dinas kota
sesuai dengan lingkup tugas dan fungsnya.
d. Pelaksanaan kebijakan, proses bisnis, standar dan prosedur suku dinas kota
sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

4
5

e. Pelaksanaan pembinaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan


pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan
di wilayah kota administrasi.
f. Pelaksanaan pengawasan kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan
di wilayah kota administrasi.
g. Pelaksanaan pengendalian kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan
di wilayah kota administrasi.
h. Pelaksanaan kerja sama dan koordinasi dengan pd/ukpd dan/ atau in stansi
pemerintah/ swasta/ organisasi dalam pelaksanaan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan
di wilayah kota administrasi.
i. Pengelolaan data dan informasi kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan
di wilayah kota administrasi.
j. Pengoordinasian puskesmas dan rumah sakit dalam pelayanan kesehatan
usaha kesehatan masyarakat dan usaha kesehatan perorangan.
k. Pelaksanaan pengoordinasian penilaian teknis bersama dan pemberian
bahan rekomendasi kepada dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu
satu pintu dalam rangka penerbitan perizinan dan non perizinan di bidang
kesehatan sesuai dengan lingkup tugasnya.
l. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian perizinan dan non perizinan di
bidang kesehatan sesuai dengan lingkup tugasnya.
m. Pengoordinasian penegakan peraturan perundang-undangan di bidang
kesehatan pada lingkup kota administrasi.
n. Pelaksanaan kesekretariatan suku dinas kota.
o. Pelaksanaan pengelolaan prasarana dan sarana suku dinas kota.
6

p. Pelaksanaan perencanaan, pemeliharaan, perawatan, pembangunan


baru/rehab total/rehab berat/rehab sedang/ rehab ringan sarana dan
prasarana kerja kesehatan sesuai lingkup tugasnya;
q. Pelaksanaan koordinasi, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas kota sesuai
lingkup tugas dan fungsinya.
r. Pelaksanaan tugas dan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh kepala
dinas. (3)

3. Struktur Organisasi
Suku Dinas Kesehatan Kota memiliki struktur organisasi dan tata kerja yang
diatur dalam Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 159
Tahun 2019. Struktur Suku Dinas Kesehatan Kota terdiri dari : (3)

a. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota


b. Sub Bagian Tata Usaha
c. Seksi Perencanaan, Pengendalian, dan Informasi
d. Seksi Kesehatan Masyarakat
e. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
f. Seksi Pelayanan Kesehatan
g. Seksi Sumber Daya Kesehatan

4. Tugas dan Fungsi Sub Bagian dan Seksi


Berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 159
Tahun 2019, Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Subagian dan Seksi dipimpin
oleh Kepala Seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Suku Dinas Kota (3). Setiap Sub Bagian dan Seksi mempunyai tugas
masing-masing antara lain :

a. Sub Bagian Tata Usaha


1) Menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja, rencana kerja
dan anggaran Suku Dinas Kota sesuai dengan lingkup tugasnya.
7

2) Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas sesuai dengan


lingkup tugasnya,
3) Merumuskan kebijakan, proses bisnis, standar dan prosedur Suku
Dinas Kota sesuai dengan lingkup tugasnya,
4) Melaksanakan kebijakan, proses bisnis, standar dan prosedur Suku
Dinas Kota sesuai dengan lingkup tugasnya.
5) Melaksanakan pengelolaan kerumahtanggan, ketatausahaan,
ketatalaksnaan, kearsipan, dan barang/aset.
6) Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan Suku Dinas Kota.
7) Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian Suku Dinas
Kota.
8) Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana dan aset Suku Dinas
Kota.
9) Melaksanakan pengoordinasian proses perjanjian kerjasama Suku
Dinas Kota dengan instansi lain.
10) Melaksanakan perencanaan, pemeliharaan dan perawatan sarana dan
prasarana kerja kesehatan sesuai lingkup tugasnya.
11) Melaksanakan perencanaan, pembangunan baru/rehab total/rehab
berat/rehab sedang/rehab ringan sarana dan prasarana kerja kesehatan
sesuai lingkup tugasnya.
12) Melaksanakan koordinasi, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan
pertanggungjawaban, pelaksanaan tugas dan fungsi Suku Dinas Kota
sesuai lingkup tugasnya dan
13) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Suku
Dinas Kota (3).

b. Seksi Perencanaan, Pengendalian, dan Informasi


1) Menyusun Rencana Strategis, Rencana Kerja, Rencana Kerja dan
Anggaran Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.
2) Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas sesuai dengan
lingkup tugasnya.
8

3) Merumuskan kebijakan, proses bisnis, standar dan prosedur Suku


Dinas Kota sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.
4) Melaksanakan kebijakan, proses bisnis, standar dan prosedur Suku
Dinas Kota sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.
5) Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
perencanaan anggaran, pembiayaan dan jaminan kesehatan lingkup
Suku Dinas Kota.
6) Mengoordinasikan penyusunan program, Rencana Strategis, Rencana
Kerja, Rencana Kerja dan Anggaran, dokumen perencanaan Suku
Dinas Kota
7) Melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
pelaksanaan perjanjian kinerja dan standar pelayanan minimal UKPD
yang menerapkan PPK-BLUD.
8) Mengoordinasikan penyusunan pelaporan Suku Dinas Kota.
9) Melaksanakan pengendalian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
program kerja, Rencana Strategis dan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran lingkup Suku Dinas Kota.
10) Melaksanakan pengendalian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan yang bersumber dari APBD, APBN dan sumber pembiayaan
lain yang diatur oleh peraturan perundang-undangan sesuai
kewenangan lingkup Suku Dinas Kota.
11) Melaksanakan pengoordinasian penyusunan, pemantauan dan
evaluasi pengelolaan sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintahan lingkup Suku Dinas Kota.
12) Melaksanakan pengendalian, pemantauan dan evaluasi UKPD Dinas
yang menerapkan PPK-BLUD.
13) Melaksanakan pengelolaan data dan sistem informasi kesehatan
lingkup Suku Dinas Kota.
14) Melaksanakan pengelolaan kehumasan Suku Dinas Kota.
9

15) Melaksanakan koordinasi, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan


pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Suku Dinas Kota
sesuai lingkup tugasnya.
16) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Suku
Dinas Kota (3).

c. Seksi Kesehatan Masyarakat


1) Menyusun rencana strategis, rencana kerja dan anggaran Suku Dinas
Kota sesuai dengan lingkup tugasnya.
2) Melaksanakan dokumen pelaksanaan Anggaran Dinas sesuai dengan
lingkup tugasnya.
3) Merumuskan kebijakan, proses bisnis, standar dan prosedur Suku
Dinas Kota sesuai dengan lingkup tugasnya.
4) Melaksanakan kebijakan, proses bisnis, standar dan prosedur Suku
Dinas Kota sesuai dengan lingkup tugasnya.
5) Melaksanakan pembinaan di bidang kesehatan masyarakat di wilayah
Kota Administrasi, meliputi kesehatan keluarga, gizi masyarakat,
promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olah raga.
6) Melaksanakan pengawasan di bidang kesehatan masyarakat di
wilayah Kota Administrasi, meliputi kesehatan keluarga, gizi
masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga.
7) Melaksanakan pengendalian di bidang kesehatan masyarakat di
wilayah Kota Administrasi, meliputi kesehatan keluarga, gizi
masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga
8) Melaksanakan kerja sama dan koordinasi dengan PD/UKPD dan/atau
instansi pemerintah/swasta/organisasi terkait dalam pelaksanaan
pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang kesehatan
keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan
10

masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga di


wilayah Kota Administrasi
9) Mengelola data dan informasi dalam pelaksanaan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian di bidang kesehatan keluarga, gizi
masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga di wilayah Kota
Administrasi
10) Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan dan penyebarluasan
informasi program kesehatan di wilayah Kota Administrasi.
11) Mengoordinasikan penilaian teknis bersama dan pemberian bahan
rekomendasi kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu dalam rangka penerbitan perizinan dan non perizinan di
bidang kesehatan sesuai lingkup tugas dan fungsinya.
12) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian perizinan dan non
perizinan di bidang kesehatan sesuai lingkup tugas dan fungsinya.
13) Melaksanakan koordinasi, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Suku Dinas sesuai
lingkup tugasnya.
14) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Suku
Dinas Kota (3).

d. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


1) Menyusun rencana strategis, rencana kerja dan anggaran Suku Dinas
Kota sesuai dengan lingkup tugasnya.
2) Melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran Dinas sesuai dengan
lingkup tugasnya.
3) Merumuskan kebijakan, proses bisnis, standar dan prosedur Suku
Dinas Kota sesuai dengan lingkup tugasnya.
4) Melaksanakan kebijakan, proses bisnis, standar dan prosedur Suku
Dinas Kota sesuai dengan lingkup tugasnya.
11

5) Melaksanakan pembinaan di bidang pencegahan dan pengendalian


penyakit di wilayah Kota Administrasi, meliputi surveilans
epidemiologi, pengendalian Kejadian Luar Biasa dan wabah,
kekarantinaan kesehatan, surveilans kematian, imunisasi, kesehatan
haji, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, tular vektor dan
zoonotik, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular,
kesehatan jiwa dan Narkotika, Psikotropika serta Zat Adiktif Lainnya.
6) Melaksanakan pengawasan di bidang pencegahan dan pengendalian
penyakit di wilayah Kota Administrasi, meliputi surveilans
epidemiologi, pengendalian Kejadian Luar Biasa dan wabah,
kekarantinaan kesehatan, surveilans kematian, imunisasi, kesehatan
haji, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, tular vektor dan
zoonotik, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular,
kesehatan jiwa dan Narkotika, Psikotropika serta Zat Adiktif Lainnya.
7) Melaksanakan pengendalian di bidang pencegahan dan pengendalian
penyakit di wilayah Kota Administrasi, meliputi surveilans
epidemiologi, pengendalian Kejadian Luar Biasa dan wabah,
kekarantinaan kesehatan, surveilans kematian, imunisasi, kesehatan
haji, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, tular vektor dan
zoonotik, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular,
kesehatan jiwa dan Narkotika, Psikotropika serta Zat Adiktif Lainnya.
8) Melaksanakan kerja sama dan koordinasi dengan PD/UKPD dan/atau
instansi pemerintah/swasta/organisasi terkait dalam pelaksanaan
pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit di wilayah Kota Administrasi, meliputi
surveilans epidemiologi, pengendalian Kejadian Luar Biasa dan
wabah, kekarantinaan kesehatan, surveilans kematian, imunisasi,
kesehatan haji, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, tular
vektor dan zoonotik, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular, kesehatan jiwa dan Narkotika, Psikotropika serta Zat Adiktif
Lainnya.
12

9) Melaksanakan pengelolaan data dan informasi dalam pelaksanaan


pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit di wilayah Kota Administrasi, meliputi
surveilans epidemiologi, pengendalian Kejadian Luar Biasa dan
wabah, kekarantinaan kesehatan, surveilans kematian, imunisasi
kesehatan haji, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, tular
vector dan zoonotik, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular, kesehatan jiwa dan Narkotika, Psikotropika serta Zat Adiktif
Lainnya.
10) Mengoordinasikan penilaian teknis bersama dan pemberian bahan
rekomendasi kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu dalam rangka penerbitan perizinan dan non perizinan di
bidang kesehatan sesuai lingkup tugas dan fungsinya.
11) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian perizinan dan non
perizinan di Bidang kesehatan sesuai lingkup tugas dan fungsinya.
12) Melaksanakan koordinasi, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Suku Dinas sesuai
lingkup tugasnya.
13) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Suku
Dinas Kota (3).

e. Seksi Pelayanan Kesehatan


1) Menyusun rencana strategi, rencana kerja dan anggaran Dinas sesuai
dengan lingkup tugasnya.
2) Melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran Dinas sesuai dengan
lingkup tugasnya.
3) Merumuskan kebijakan, proses bisnis, standar dan prosedur Suku
Dinas Kota sesuai dengan lingkup tugasnya.
4) Melaksanakan kebijakan, proses bisnis, standar dan prosedur Suku
Dinas Kota sesuai dengan lingkup tugasnya.
13

5) Melaksanakan pembinaan di bidang pelayanan kesehatan di wilayah


Kota Administrasi, meliputi pelayanan kesehatan primer, pelayanan
kesehatan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan dan krisis
kesehatan dan standarisasi mutu pelayanan kesehatan
6) Melaksanakan pengawasan di bidang pelayanan kesehatan di wilayah
Kota Administrasi, meliputi pelayanan kesehatan primer, pelayanan
kesehatan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan dan krisis
kesehatan dan standarisasi mutu pelayanan kesehatan.
7) Melaksanakan pengendalian di bidang pelayanan kesehatan di
wilayah Kota Administrasi, meliputi pelayanan kesehatan primer,
pelayanan kesehatan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan dan
krisis kesehatan dan standarisasi mutu pelayanan kesehatan.
8) Melaksanakan kerja sama dan koordinasi dengan PD/UKPD dan/atau
instansi pemerintah/swasta/organisasi terkait dalam pelaksanaan
pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang pelayanan
kesehatan di wilayah Kota Administrasi, meliputi pelayanan
kesehatan primer pelayanan kesehatan tradisional, pelayanan
kesehatan rujukan dan krisis kesehatan dan standarisasi mutu
pelayanan kesehatan.
9) Melaksanakan penilaian kinerja fasilitas layanan kesehatan di tingkat
Kota Administrasi.
10) Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap
pelaksanaan/pencapaian SPM di Puskesmas, RSUD/RSKD dan
fasilitas kesehatan lainnya di wilayah Kota Administrasi.
11) Melaksanakan kegiatan pengukuran tingkat kepuasan pelanggan di
bidang kesehatan di wilayah Kota Administrasi.
12) Melaksanakan pengelolaan data dan informasi dalam pelaksanaan
pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang pelayanan
kesehatan, meliputi pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan
tradisional, pelayanan kesehatan rujukan dan krisis kesehatan dan
standarisasi mutu pelayanan kesehatan di wilayah Kota Administrasi.
14

13) Melaksanakan pengoordinasian penilaian teknis bersama dan


pemberian bahan rekomendasi kepada Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam rangka penerbitan perizinan dan
non perizinan di bidang kesehatan sesuai lingkup tugas dan fungsinya
14) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian perizinan dan non
perizinan di Bidang kesehatan sesuai lingkup tugas dan fungsinya.
15) Melaksanakan koordinasi, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Suku Dinas sesuai
lingkup tugasnya.
16) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Suku
Dinas Kota (3).

f. Seksi Sumber Daya Kesehatan


1) Menyusun rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Dinas
sesuai dengan lingkup tugasnya
2) Melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran Dinas sesuai degan
lingkup tugasnya
3) Merumuskan kebijakan, proses bisnis, standar dan prosedur Suku
Dinas Kota sesuai dengan lingkup tugasnya.
4) Melaksanakan kebijakan, proses bisnis, standar dan prosedur Suku
Dinas Kota sesuai dengan lingkup tugasnya.
5) Melaksanakan pembinaan di bidang sumber daya kesehatan di
wilayah Kota Administrasi, meliputi kefarmasian, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga serta sumber daya manusia
kesehatan.
6) Melaksanakan pengawasan di bidang sumber daya kesehatan di
wilayah Kota Administrasi, meliputi kefarmasian, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga serta sumber daya manusia
kesehatan.
7) Melaksanakan pengendalian di bidang sumber daya kesehatan di
wilayah Kota Administrasi, meliputi kefarmasian, alat kesehatan dan
15

perbekalan kesehatan rumah tangga serta sumber daya manusia


kesehatan.
8) Melaksanakan kerja sama dan koordinasi dengan PD/UKPD dan/atau
instansi pemerintah/swasta/organisasi terkait dalam pelaksanaan
pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang sumberdaya
kesehatan di wilayah Kota Administrasi, meliputi kefarmasian, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga serta sumber daya
manusia kesehatan.
9) Melaksanakan penilaian dan penetapan angka kredit jabatan
fungsional kesehatan di wilayah Kota Administrasi.
10) Melaksanakan penyusunan analisa jabatan dan rencana kebutuhan
sumber daya manusia kesehatan di wilayah Kota Administrasi.
11) Melaksanakan pembinaan tenaga kesehatan di wilayah Kota
Administrasi.
12) Melaksanakan penyusunan peta kebutuhan dan pengembangan
kompetensi sumber daya manusia kesehatan di wilayah Kota
Administrasi.
13) Melaksanakan penyusunan buku profil sumber daya manusia
kesehatan di wilayah Kota Administrasi.
14) Melaksanakan pengelolaan sumber daya manusia kesehatan di
wilayah Kota Administrasi.
15) Melaksanakan pengelolaan data dan informasi dalam pelaksanaan
pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang sumber daya
kesehatan di wilayah Kota Administrasi, meliputi kefarmasian, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga serta sumber daya
manusia kesehatan.
16) Mengoordinasikan penilaian teknis bersama dan pemberian bahan
rekomendasi kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu dalam rangka penerbitan perizinan dan non perizinan
dibidang kesehatan sesuai lingkup tugas dan fungsinya.
16

17) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian perizinan dan non


perizinan di Bidang kesehatan sesuai lingkup tugas dan fungsinya.
18) Melaksanakan koordinasi, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Suku Dinas sesuai
lingkup tugasnya.
19) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Suku
Dinas (3).

B. SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA


SELATAN

Gambar II.1. Gedung Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan

Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan merupakan unit kerja
Dinas Kesehatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam kegiatan pembinaan,
pengawasan, dan pengendalian di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan di
wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan berlokasi di JI. Radio I No 8
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Suku Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang
Kepala Suku Dinas. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta
Selatan secara teknis dan administrasi berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan serta dalam melaksanakan tugas secara
17

operasional berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota


Jakarta Selatan.
1. Visi dan Misi
a. Visi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
Visi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah
“Jakarta Selatan Kota Berbudaya Sehat yang warganya terlibat dalam
mewujudkan kesehatan bagi semua Tahun 2022”. Visi tersebut bermakna
terwujudnya Jakarta Selatan:
1) Dihuni oleh penduduk yang memiliki kesadaran dan kemandirian
budaya hidup sehat seluruh warga.
2) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular serta Penyakit Tidak
Menular.
3) Meningkatnya Kesehatan Masyarakat melalui Keluarga Sehat
4) Meningkatnya kualitas dan respon time pelayanan kesehatan gawat
darurat dan bencana.
5) Terwujudnya Sumber Daya Kesehatan sesuai standar.

b. Misi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan


Untuk mencapai Visi, Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta
Selatan memiliki Misi sebagai berikut :
1) Menyelenggarakan pembangunan kesehatan dengan kaidah-kaidah
“Good Governance”. Meningkatkan pelayanan kesehatan perorangan,
kesehatan masyarakat dan kegawat daruratan kesehatan dengan
prinsip pelayanan kesehatan prima dan bermutu.
2) Mencegah dan mengendalikan masalah gizi, Penyakit Menular,
Penyakit Tidak Menular dan penyakit- penyakit berbasis lingkungan.
3) Meningkatkan Keluarga Sehat dengan pemberdayaan masyarakat,
Promosi Kesehatan, Gizi seimbang, Kesehatan Keluarga serta
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga.
4) Menyelenggarakan manajemen administrasi sesuai standar.
5) Meningkatkan kualitas tenaga kesehatan sesuai standar kompetensi.
18

6) Meningkatkan kualitas Sarana Farmasi, Alat Kesehatan dan IRTP.


7) Menggalang kemitraan dengan berbagai sektor dan seluruh potensi
yang ada di masyarakat.

2. Struktur Organisasi dan Tata Kerja


Suku Dinas Kesehatan
Jakarta Selatan

Sub Bagian
Puskesmas
Kecamatan Tata Usaha

Seksi Kesehatan Seksi Pelayanan Seksi Sumber


Seksi PPI Seksi P2P
Masyarakat Kesehatan Daya Kesehatan

Gambar II.2. Struktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Kota

Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan dipimpin oleh


seorang Kepala Suku Dinas Kesehatan yang secara administratif bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, dan secara operasional bertanggung jawab kepada Walikota Kota
Administrasi Jakarta Selatan.
Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan membawahi satu
sub bagian dan lima seksi antara lain terdiri dari Subbagian Tata Usaha (TU);
Seksi Perencanaan, Pengendalian dan Informasi (PPI); Seksi Kesehatan
Masyarakat (Kesmas); Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P);
Seksi Pelayanan Kesehatan (Yankes); Seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK).
Setiap subbagian dan seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang
bertanggung jawab langsung kepada kepala suku dinas kesehatan, Suku Dinas
Kesehatan Kota juga membawahi Puskesmas Kecamatan yang berada di
wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Setiap Seksi dalam struktur organisasi Suku Dinas Kesehatan membawahi
beberapa Sub Seksi yang dipimpin oleh seorang koordinator dengan tugas
pokok dan fungsinya masing-masing, Dalam pelaksanaan kegiatan Praktek
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) mahasiswa ditugaskan untuk melaksanakan
19

kegiatan PKPA pada Sub Seksi Kefarmasian yang berada dibawah Seksi
Sumber Daya Kesehatan (SDK).

C. SEKSI SUMBER DAYA KESEHATAN SUDINKES JAKARTA SELATAN


Seksi Sumber Daya Kesehatan adalah satuan kerja lini suku dinas kesehatan dalam
melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengawasan yang dibagi menjadi
beberapa Sub Seksi untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan fungsi. Sub seksi
sumber daya kesehatan antara lain bidang kefarmasian, alat kesehatan serta
sumber daya manusia kesehatan (SDMK) (3).
Seksi Sumber Daya Kesehatan dipimpin oleh Seorang Kepala Seksi yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. Tugas
pokok Seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK), antara lain : (3)
1) Menyusun rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Dinas sesuai
dengan lingkup tugasnya
2) Melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran Dinas sesuai degan lingkup
tugasnya
3) Merumuskan kebijakan, proses bisnis, standar dan prosedur Suku Dinas Kota
sesuai dengan lingkup tugasnya.
4) Melaksanakan kebijakan, proses bisnis, standar dan prosedur Suku Dinas
Kota sesuai dengan lingkup tugasnya.
5) Melaksanakan pembinaan di bidang sumber daya kesehatan di wilayah Kota
Administrasi, meliputi kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan
rumah tangga serta sumber daya manusia kesehatan.
6) Melaksanakan pengawasan di bidang sumber daya kesehatan di wilayah Kota
Administrasi, meliputi kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan
rumah tangga serta sumber daya manusia kesehatan.
7) Melaksanakan pengendalian di bidang sumber daya kesehatan di wilayah
Kota Administrasi, meliputi kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga serta sumber daya manusia kesehatan.
8) Melaksanakan kerja sama dan koordinasi dengan PD/UKPD dan/atau instansi
pemerintah/swasta/organisasi terkait dalam pelaksanaan pembinaan,
20

pengawasan dan pengendalian di bidang sumberdaya kesehatan di wilayah


Kota Administrasi, meliputi kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga serta sumber daya manusia kesehatan.
9) Melaksanakan penilaian dan penetapan angka kredit jabatan fungsional
kesehatan di wilayah Kota Administrasi.
10) Melaksanakan penyusunan analisa jabatan dan rencana kebutuhan sumber
daya manusia kesehatan di wilayah Kota Administrasi.
11) Melaksanakan pembinaan tenaga kesehatan di wilayah Kota Administrasi.
12) Melaksanakan penyusunan peta kebutuhan dan pengembangan kompetensi
sumber daya manusia kesehatan di wilayah Kota Administrasi.
13) Melaksanakan penyusunan buku profil sumber daya manusia kesehatan di
wilayah Kota Administrasi.
14) Melaksanakan pengelolaan sumber daya manusia kesehatan di wilayah Kota
Administrasi.
15) Melaksanakan pengelolaan data dan informasi dalam pelaksanaan
pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang sumber daya kesehatan
di wilayah Kota Administrasi, meliputi kefarmasian, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga serta sumber daya manusia kesehatan.
16) Mengoordinasikan penilaian teknis bersama dan pemberian bahan
rekomendasi kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu dalam rangka penerbitan perizinan dan non perizinan dibidang
kesehatan sesuai lingkup tugas dan fungsinya.
17) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian perizinan dan non perizinan di
Bidang kesehatan sesuai lingkup tugas dan fungsinya.
18) Melaksanakan koordinasi, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Suku Dinas sesuai lingkup
tugasnya.
19) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Suku Dinas.
21

D. SUBSEKSI KEFARMASIAN SUDINKES JAKARTA SELATAN


1. Tugas Pokok Subseksi Kefarmasian
a) Menyusun bahan serta melaksanakan rencana strategis dan rencana kerja
dan anggaran Suku Dinas Kesehatan Kota sesuai dengan lingkup tugasnya.
b) Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian perizinan dan non
perizinan pada praktek tenaga kesehatan.
c) Melaksanakan evaluasi perizinan dan non perizinan pada praktek tenaga
kesehatan.
d) Memberikan rekomendasi kepada penyelanggara PTSP dalam rangka
penetapan dan pemberian perizinan dan non perizinan pada praktek tenaga
kesehatan.
e) Melaksanakan pengelolaan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan
pada lingkup kota administrasi.
f) Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi mutu
keamanan pangan dan PIRT.
g) Memberikan rekomendasi kepada penyelanggara PTSP dalam rangka
penetapan dan pemberian sanksi atas pelanggaran/penyalahgunaan
perizinan dan non perizinan PIRT.
h) Mengelola obat program, vaksin dan makanan tambahan program izin
tingkat kota administrasi dengan sistem pengelolaan satu pintu.
i) Mengelola logistik obat buffer bencana tingkat kota administrasi
j) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelayanan kefarmasian di
Puskesmas dan RSUD/RSKD.
k) Melaksanakan pembinaan dan evaluasi pelayanan kefarmasian di
Puskesmas dan RSUD/RSKD
l) Melaksanakan pengawasan, pembinaan dan pengendalian sarana produksi,
peredaran, perdagangan obat, kosmetik, obat tradisional.
m) Melakukan pengamanan obat, obat tradisional, alat kesehatan, kosmetika,
makanan, dan minuman.
22

n) Memberikan rekomendasi kepada penyelanggara PTSP dalam rangka


penetapan dan pemberian sanksi atas pelanggaran/penyalahgunaan
perizinan dan non perizinan pada bidang Sumber Daya Kesehatan.
o) Melakukan koordinasi dengan kantor PTSP tingkat kota administrasi
dalam mengelola data dan informasi usaha dan kegiatan produksi,
peredaran, perdaganagan, dan penggunaan sediaan farmasi, alkes
perbekalan kesehatan dan PIRT.
p) Melaksanakan rekapitulasi Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan
Obat (LPLPO) puskesmas.
q) Pembinaan produsen, distributor, dan penggunaan obat, termasuk
narkotika, psikotropika dan zat aditif (NAPZA).
r) Melaksanakan pengelolaan penyuluhan keamanan pangan serta
memberikan sertifikat penyuluhan industri rumah tangga makanan dan
minuman.
s) Melaksanakan pengelolaan laporan narkotika
t) Melaksanakan pencatatan surat masuk dan keluar serta
pendistribusiannya.
u) Pengendalian mutu pelayanan kefarmasian komunitas, melalui sarana,
rekomendasi perbaikan, penilaian, pemberian peghargaan, sanksi dan
rehabilitasi terhadap sarana farmasi, makanan, dan minuman.
v) Memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang dilaporkan profesi dan
masyarakat.
w) Bekerjasama dalam tim dengan koordinator standardisasi mutu dan
koordinator tenaga kesehatan
x) Menilai dan mempertanggungjawabkan kinerja.
y) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan langsung

2. Dasar Hukum Sub Seksi Kefarmasian


Dalam pelaksanaan peran dan fungsinya Sub Seksi Kefarmasian harus
memiliki landasan hukum antara lain :
23

a) Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan.
b) Undang-undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika.
c) Undang-undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
d) Peraturan Menteri Kesehatan No 9 tahun 2017 tentang Apotek
e) Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 tahun 2016 tentang Standar Pelyanan
Kefarmasian Di Apotek
f) Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2016 tentang Standar Pelyanan
Kefarmasian Di Puskesmas
g) Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No.51 tahun 2009 tentang
Perkerjaan Kefarmasian
h) Peraturan Menteri Kesehatan No. 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin
Usaha Industri Kecil Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional.
i) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 3 tahun 2015
tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
j) Keputusan Menteri Kesehatan No. 1331/Menkes/SK/VII/2006 tentang
Daftar Obat Esensial Nasional.
k) Keputusan Menteri Kesehatan No. 1331/Menkes/SK/X/2002 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan No. 167/Kab/B.VII/1972 tentang
Pedagang Eceran Obat.
l) Keputusan Menteri Kesehatan No. 2912/B/SK/IX/1986 tentang
Penyuluhan Bagi Perusahaan Makanan Industri Rumah Tangga.
m) Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 970 tahun 1990 tentang Ketentuan
Penyelenggaraan Usaha Pedagang Eceran Obat di Wilayah DKI Jakarta.
n) Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 4 Tahun 2018 tentang
Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi Di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian.
o) Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 22 Tahun 2018 tentang
Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga.
24

p) Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 28 Tahun 2018 tentang
Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu Yang Sering Disalahgunakan.

3. Perizinan Sarana Sub Seksi Kefarmasian


Berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 159, Seksi Sumber Daya
Kesehatan mempunyai salah satu tugas yaitu pengoordinasian penilaian teknis
bersama dan pemberian bahan rekomendasi kepada Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dalam rangka penerbitan perizinan
dan non perizinan di bidang kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga serta sumber daya manusia kesehatan (3).
Perizinan wajib dimililiki oleh setiap personel atau badan hukum yang
menyiapkan, meracik dan atau mendistribusikan sediaan farmasi, alat
kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga, serta industri rumah tangga
yang memproduksi, mengolah dan mendistribusikan makanan dan minuman.
Dengan adanya Otonomi Daerah DKI Jakarta dan merujuk pada Peraturan
Gubernur DKI Jakarta Nomor 47 Tahun 2017 tentang Pelayanan Terpadu Satu
Pintu, maka perizinan diajukan kepada PTSP dengan tembusan kepada Menteri
Kesehatan (4).
PTSP bekoordinasi dengan Suku Dinas Kesehatan dengan meminta
rekomendasi teknis dari Suku Dinas Kesehatan perihal kelayakan untuk
penerbitan izin sarana kesehatan. Suku Dinas Kesehatan melakukan peninjauan
lapangan terlebih dahulu sebelum memberikan rekomendasi penerbitan izin
kepada PTSP. Perizinan yang dikelola oleh Suku Dinas Kesehatan khusunya
pada Seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK) adalah izin Apotek, izin Pedagang
Eceran Obat (PEO), Alat Kesehatan, Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).

a. Apotek
Apoteker dalam mendirikan Apotek dapat dengan modal sendiri dan/atau
modal dari pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan, dalam hal
Apoteker yang mendirikan Apotek bekerja sama dengan pemiliki modal
maka pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan sepenuhnya oleh
25

Apoteker yang bersangkutan. Setiap pendirian Apotek wajib memiliki izin


dari Menteri, dimana Menteri meilmpakan kewenangan pemberian izin
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Izin yang dimaksud berupa
Surat Izin Apotek, Surat Izin Apotek yang selanjutnya disingkat SIA
adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota kepada Apoteker sebagai izin untuk menyelenggarakan
Apotek. SIA berlaku 5 tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi
persyaratan (5).
Untuk memperoleh SIA, Apoteker harus mengajukan permohonan
tertulis kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan
Formulir 1 pada Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun
2017, Permohonan harus ditandatangani oleh Apoteker disertai dengan
kelengkapan dokumen administratif meliputi: (5)
1) Fotokopi STRA dengan menunjukan STRA asli;
2) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);
3) Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker;
4) Fotokopi peta lokasi dan denah bangunan;dan
5) Daftar prasarana, sarana, dan peralatan.
Setelah dinyatakan telah memenuhi kelengkapan dokumen
administratif, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menugaskan tim
pemeriksa untuk melakukan pemeriksan setempat terhadap kesiapan
Apotek, tim pemeriksa harus melaporkan hasil pemeriksaan setempat yang
dilengkapi dengan BAP (Berita Acara Pemeriksaan) kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota (5).
Pemerintah Daerah dapat menerbitkan SIA dengan tembusan kepada
Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Balai POM,
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Organisasi Profesi bila
Apotek telah dinyatakan memenuhi persyaratan, namun apabila
dinyatakan masih belum memenuhi persyaratan pemohon dapat
melengkapi persyartan paling lambat dalam waktu 1 bulan sejak surat
penundaan diterima, selanjutnya bila pemohon tidak dapat memenuhi
26

kelengkapan maka Pemerintah Daerah berhak mengeluarkan Surat


Penolakan (5).
Dalam hal pemerintah daerah menerbitkan SIA, maka penerbitannya
bersama dengan penerbitan SIPA untuk Apoteker pemegang SIA, dimana
masa berlaku SIA mengikuti SIPA. Surat Izin Praktik Apoteker yang
selanjutnya disingkat SIPA adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Apoteker sebagai pemberian
kewenangan untuk menjalankan praktik kefarmasian (5).

b. Pedagang Eceran Obat


Pedagang eceran obat adalah orang atau badan hukum Indonesia yang
memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat bebas terbatas
untuk dijual secara eceran di tempat tertentu sebagaimana tercantum dalam
surat izin.
Pedagang eceran obat dapat diusahakan oleh perusahaan negara,
perusahaan swasta atau perorangan, dimana pedagang eceran obat menjual
obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas dalam bungkusan dari pabrik
yang membuatnya secara eceran dan harus menjaga agar obat-obat yang
dijual bermutu baik dan berasal dari pabrik-pabrik farmasi atau pedagang
besar farmasi yang mendapat izin dari menteri kesehatan. Obat-obat bebas
terbatas harus disimpan dalam lemari khusus dan tidak boleh dicampur
dengan obat-obat atau barang-barang lain (6).
Permohonan perizinan sarana pedagang eceran obat diajukan kepada
Kepala Suku Dinas Kesehtan kabupaten/kota setempat. Izin usaha
pedagang eceran obat berlaku selama 2 tahun terhitung dari mulai tanggal
ditetapkan dan 3 bulan sebelum masa berlaku izin berakhir harus
mengajukan permohonan perpanjangan izin pedagang eceran obat.
Penanggung jawab Pedagang Eceran Obat (PEO) adalah asisten
apoteker yang merupakan penanggung jawab teknis farmasi. Permohonan
izin pedagang eceran obat diajukan secara tertulis dan disertai: (6)
1) Alamat dan denah tempat usaha
27

2) Nama dan alamat pemohon


3) Nama dan alamat asisten apoteker
4) Fotocopy ijazah, surat pengusaha dan surat izin kerja asisten apoteker.
5) Surat pernyataan kesediaan bekerja asisten apoteker sebagai
penanggung jawab teknis.
Pencabutan izin pedagang eceran obat dilakukan oleh kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota dan pemilik izin harus menyerahkan surat
izinnya kepada dinas kesehatan kabupaten/kota (6).

c. Cabang Penyalur Alat Kesehatan


Cabang Penyalur Alat Kesehatan, yang selanjutnya disebut Cabang PAK
adalah unit usaha dari penyalur alat kesehatan yang telah memiliki
pengakuan untuk melakukan kegiatan pengadaan, penyimpanan,
penyaluran alat kesehatan dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan. Setiap Cabang PAK wajib memiliki izin, untuk izin
Cabang PAK diberikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi (7).
Untuk dapat mengajukan permohonan izin PAK, pemohon harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut: (7)
1) Berbentuk badan hukum yang telah memperoleh izin usaha sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2) Memiliki penanggung jawab teknis yang bekerja penuh, dengan
pendidikan yang sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang
berlaku;
3) Memiliki sarana dan prasarana berupa ruangan dan perlengkapan
lainnya yang memadai untuk kantor administrasi dan gudang dengan
status milik sendiri, kontrak atau sewa paling singkat 2 (dua) tahun;
4) Memiliki bengkel atau bekerja sama dengan perusahaan lain dalam
melaksanakan jaminan purna jual, untuk perusahaan yang
mendistribusikan alat kesehatan yang memerlukannya;
5) Memenuhi CDAKB
28

d. Pangan Industri Rumah Tangga


Pangan Industri Rumah Tangga adalah perusahaan pangan yang memiliki
tempat usaha di lokasi pemukiman dengan peralatan pengolahan pangan
manual hingga semi otomatis. Dalam menjalankan PIRT ini perusahaan
pangan harus mempunyai Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah
Tangga (SPP- IRT). SPP-IRT bertujuan untuk : (8)
1) Meningkatkan pengetahuan produsen dan karyawan tentang
pengolahan pangan dan peraturan perundang-undangan di bidang
keamanan pangan.
2) Menumbuhkan kesadaran dan motivasi produsen dan karyawan tentan
pentingnya pengolahan pangan yang higienis dan tanggung jawab
terhadap keselamatan konsumen. Meningkatkan daya saing dan
kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan PIRT.
BAB III

KEGIATAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Lembaga Pemerintahan


merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menambah wawasan, pengetahuan,
serta pengalaman bagi calon Apoteker untuk memahami dan menjalakan
wewenangnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam melaksanakan
pekerjaan kefarmasian. Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dengan
peminatan pemerintahan dilaksanakan pada Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi
Jakarta Selatan yang berlokasi di JI. Radio I No 8 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kegiatan PKPA berlangsung mulai dari tanggal 6 Juni 2022 hingga 30 Juni 2022
dengan mengikuti jam operasional kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan yaitu
pukul 09.00 WIB s/d 16.00 WIB.
Pada pelaksanan kegiatan PKPA Mahasiswa Apoteker diikutsertakan dalam
kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK) sekaligus
Mahasiswa Apoteker juga dibimbing dalam pelaksanaan kegiatannya. Seksi Sumber
Daya Kesehatan dipimpin oleh Bapak drg. Jhon Hotsar, MM. selaku Kepala Seksi SDK
yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Suku Dinas Kesehatan
Jakarta Selatan Bapak dr. Muhammad Helmi, MM.
Seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK) membawahi beberapa Sub Seksi yaitu Sub
Seksi Kefarmasian, Sub Seksi Alat Kesehatan, dan Sub Seksi Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Dalam pelaksanaan kegiatan PKPA Mahasiswa lebih dilibatkan dalam Sub
Seksi Kefarmasian karena tugas pokok dan fungsi dari Sub Seksi Kefarmasian sesuai
dengan kompetensi dari Apoteker dalam pelaksanaan kegiatannya, Adapun kegiatan
yang dilakukan selama Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dibawah bimbingan
Seksi Sumber Daya Kesehatan antara lain :
A. Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Sarana Pelayanan
Kesehetan dan Industri Pangan Rumah Tangga. Pembinaan adalah kegiatan yang

29
30

dilakukan dalam bentuk pemberian informasi, sosialisasi peraturan, memberikan


informasi terbaru, memberikan bimbingan teknis secara langsung ke lapangan
maupun tidak langsung untuk meningkatkan kompetensi petugas agar memenuhi
persyaratan. Pembinaan yang dilakukan pemerintah diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan setiap orang dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan, menggerakan dan melaksanakan penyelenggaraan upaya kesehatan,
memfasilitasi dan menyelenggarakan fasilitas kesehatan, memenuhi kebutuhan
masyarakat untuk mendapatkan perbekalan kesehatan, termasuk sediaan farmasi
dan alat kesehatan serta makanan dan minuman, memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat sesuai dengan standar dan persyaratan, melindungi masyarakat
terhadap segala kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
Pengawasan pada sarana kefarmasian dilaksanakan secara langsung ke
sarana farmasi oleh Dinas Kesehatan, Suku Dinas Kesehatan dan lintas sektor
terkait untuk mengetahui apakah pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek
telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Sedangkan pengendalian
dilaksanakan sebagai upaya tindak lanjut dari pengawasan yang dapat berupa
sanksi administrasi, berupa teguran, peringatan, sampai pencabutan izin. Suku
Dinas Kesehatan Kota Administrasi melaksanakan pembinaan, pengawasan dan
pengendalian terhadap teknis pelaksanaan program dikota administrasi misalnya
Apotek, Puskesmas dan Rumah Sakit.
Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi dapat memberikan teguran dan
pencabutan izin, pengawasan, pengendalian berfungsi untuk memantau proses
dan produk-produk layanan di bidang kesehatan secara efektif dan efisien dalam
kaitannya dengan peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat
sehingga kepuasan masyarakat sebagai penggunaan jasa pelayanan dapat
dipenuhi secara optimal.
B. Sebagai tim inspeksi yang dapat memberikan rekomendasi teknis berdasarkan
permohonan dari Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk menilai sarana
Apotek sudah sesuai dan sudah layak sesuai dengan Peraturang Perundang-
Undangan dalam hal permohonan perizinan Apotek dalam wilayah Kota
Administrasi Jakarta Selatan. Setelah dilakukan penilaian Seksi SDK akan
31

memberikan Berita Acara Pemeriksaan agar pihak pemohon dapat memperbaiki


bila masih ada yang belum sesuai, jika pihak pemohon dinilai sudah memenuhi
persyaratan Seksi SDK Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan dapat
memberikan Surat Rekomendasi Ke PTSP untuk mengeluarkan izin dari Apotek
tersebut.
C. Melakukan penyuluhan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) kepada para
pelaku usaha pangan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan. Penyuluhan
yang dilakukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan nomor registrasi
PIRT untuk makanan dan minuman yang masa kadaluarsanya lebih dari tujuh
hari. Dengan dilakukan penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan serta
pemahaman para pelaku usaha untuk menjaga dan meningkatkan mutu dari
bahan pangan yang dibuat.
D. Pengelolaan logistik dan distribusi Obat Program Pemerintah seperti Obat
Antiretroviral, IMS, Tuberkulosis, Gizi, dll. Pengelolaan logistik dan distribusi
yang dilakukan oleh Seksi Sumber Daya Kesehatan mulai dari membuat surat
permintaan kepada Dinas Kesehatan Provinsi sesuai dengan kebutuhan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) yang berada diwilayah Kota Administrasi,
hingga mendistribusikan obat program tersebut ke Fasyankes yang berada di
wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan seperti Puskesmas Kecamatan,
RSUD, ataupun RS swasta yang sudah bermitra untuk mendapatkan Obat
Program.
E. Pengelolaan logistik dan distribusi Vaksin dari Pemerintah, mulai dari Vaksin
untuk Imunisasi hingga Vaksin Covid-19, Seksi Sumber Daya Kesehatan harus
memastikan bahwa Fasyankes di daerah Kota Administrasi mendapatkan Vaksin
yang cukup dan tetap terjaga kualitas mutunya. Untuk menjaga kualitas mutu
dari Vaksin peran Apoteker sangat diperlukan karena pada saat penyimpanan
dan distribusi vaksin harus sangat diperhatikan kondisi dari lingkungan dan
ketepatan penanganan Vaksin dalam pengelolaan rantai dingin.
F. Pengelolaan Gudang Farmasi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan yang
berlokasi di Jl. Kebagusan Raya, Jakarta Selatan. Pengelolan Gudang Farmasi
mulai dari pengaturan sistem penyusunan dari Obat, menjamin mutu Obat yang
32

disimpan, hingga memastikan kuantitas atau jumlah Obat yang berada di Gudang
Farmasi disesuaikan dengan Kartu Stok.
G. Melakukan monitoring Vaksin Covid pada Puskesmas Kecamatan yang berada
di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan. Monitoring ini dilakukan untuk
melihat kesesuaian penyimpanan Vaksin, kesesuian jumlah alokasi, jenis,
jumlah diterima dari Vaksin, memastikan data Fasyankes yang mengambil
vaksin dari Puskesmas tersebut, dll.
Pada Laporan PKPA ini, pembahasan akan dikhusukan pada kegiatan yang
dilaksanakan selama kegiatan PKPA pada Seksi Sumber Daya Kesehatan khususnya
pada Sub Seksi Kefarmasian yang telah dijabarkan diatas.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA SELATAN


1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Suku Dinas Kesehatan
Suku Dinas Kesehatan merupakan unit kerja yang berada dibawah Dinas
Kesehatan Provinsi yang terdapat pada Daerah Khusus Ibukota Jakarta
sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 159 Tahun 2019,
Suku Dinas Kesehatan mempunyai tugas yaitu melaksanakan pembinaan,
pengawasan, dan pengendalian di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan
dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan
di wilayah Kota Administrasi/ Kabupaten. Bila dilihat dari struktur organisasi
dan tata kerja terdapat perbedaan antara Suku Dinas Kesehatan Kota
Administrasi dengan Suku Dinas Kesehatan Kabupaten. Pada Suku Dinas
Kesehatan Kota pengkoordinasian tugas bertanggung jawab kepada Walikota
dan mempunyai 1 Sub Bagian serta 5 Seksi, sedangkan Suku Dinas Kabupaten
pengkoordinasian tugas bertanggung jawab kepada Walikota dan mempunyai
1 Sub Bagian serta 3 Seksi.
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan memiliki struktur organisasi yang
dipimpin oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan dan membawahi satu Sub Bagian
Tata Usaha (TU) serta lima seksi, yaitu Seksi Perencanaan, Pengendalian dan
Informasi (PPI), Seksi Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Seksi Pelayanan
Kesehatan (Yankes), Seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK), serta Seksi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).
Mahasiswa PKPA selama berada di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
ditempatkan pada Sub Seksi Kefarmasian dibawah Seksi Sumber Daya
Kesehatan (SDK). Seksi SDK di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi
Jakarta Selatan dipimpin oleh seorang kepala Seksi yang membawahi 3 (tiga)

33
30

Koordinator, yaitu Koordinator Tenaga Kesehatan, Koordinator Alat


Kesehatan, serta Koordinator kefarmasian. Ketiga koordinator ini
bertanggung jawab langsung kepada kepala Seksi SDK dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya masing-masing.
SDK mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan pemberian
rekomendasi sarana kefarmasian tertentu dan sarana lainnya yang
berhubungan dengan kesehatan serta pelaksanaan pembinaan,
pengawasan, dan pengendalian terhadap perbekalan kesehatan.
Koordinator Sub Seksi Kefarmasian mempunyai tugas pokok dalam
perencanaan, perizinan, pengelolaan serta pengawasan pekerjaan
kefarmasian. Oleh karena itu, koordinator ini erat kaitannya dengan
bidang farmasi terutama bagi Apoteker dalam menjalankan tugas
profesi kefarmasiannya di lingkup pemerintahan.

2. Perizinan Apotek
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan khususnya seksi Sumber Daya
Kesehatan bagian Kefarmasian juga mengelola perizinan mengenai perizinan
Apotek, Pedagang Eceran Obat, Usaha Mikro Obat Tradisional dan sertifikasi
Pangan Industri Rumah Tangga. Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi
Jakarta Selatan mengeluarkan surat rekomendasi untuk perizinan Apotek dan
toko obat. Apabila Apoteker ingin mengajukan pendirian Apotek untuk
membuat Surat Izin Apotek (SIA), maka Apoteker harus mengajukan
permohonan tertulis berupa formulir berita acara pemeriksaan sarana farmasi
dan dokumen administratif lainnya kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Untuk wilayah DKI Jakarta, melalui Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP) kecamatan untuk Apotek dan PTSP kelurahan untuk toko obat,
tetapi mulai bulan Agustus tahun 2021 proses permohonan perizinan suatu
usaha dilakukan melalui sistem Online Single Submission (OSS) Risk Based
Approach (RBA), yaitu perizinan berusaha berdasarkan tingkat risiko kegiatan
usaha.
31

Berdasarkan PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan


Berusaha Berbasis Risiko, alur penerbitan rekomendasi pemenuhan komitmen Surat
Izin Operasional Apotek dan Toko Obat, yaitu : (5)
a. Pemohon mendaftar melalui https://oss.go.id/ bila sudah memiliki akun bisa
login/masuk, bila belum memiliki klik daftar. Persiapkan NIK dan email aktif yang
digunakan untuk aktivasi.
b. Selanjutnya pelaku usaha login pada aplikasi dan melengkapi data yang
dibutuhkan serta mengupload dokumen persyaratan.
c. Petugas penerima hak akses akan memeriksa data permohonan yang selanjutnya
akan disampaikan pada tim teknis.
d. Tim teknis meneliti kelengkapan persyaratan permohonan dan mengembalikan
apabila persyaratan belum lengkap.
e. Apabila persyaratan telah lengkap, petugas mencatat dalam buku register dan
memberikan tanda terima berkas kepada pemohon.
f. Petugas memberitahukan jadwal kunjungan penilaian lapangan.
g. Petugas meneliti kembali keabsahan dokumen permohonan dan melakukan
kunjungan penilaian lapangan.
h. Apabila hasil kunjungan masih perlu ada perbaikan, maka pemohon harus
melaksanakan saran dari tim perizinan.
i. Petugas mencetak Rekomendasi Pemenuhan Komitmen Surat Izin Operasional
Apotek dan Toko Obat, apabila sarana kesehatan memenuhi persyaratan.
j. Pejabat yang berwenang menandatangani Rekomendasi Pemenuhan Komitmen
Surat Izin Operasional Apotek dan Toko Obat yang telahdicetaksebelumnya.
k. Petugas akan menyerahkan rekomendasi kepada pemohon untuk melengkapi
persyaratan dalam aplikasi OSS.
Selanjutnya penerima hak akses Suku Dinas Kesehatan akan memeriksa
kelengkapan persyaratan, jika telah sesuai maka persetujuan persyaratan akan
diterbitkan izin oleh Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTPSP)..
32

3. Perizinan Pangan Industri Rumah Tangga


Dalam rangka produksi dan peredaran pangan oleh Industri Rumah Tangga
Pangan (IRTP), pangan olahan yang diproduksi oleh industri rumah tangga
wajib memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPPIRT)
yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota dan Kepala Badan POM menetapkan
pedoman pemberian SPP-IRT. Pemberian SPP-IRT dilaksanakan dengan
adanya Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP) yang dilaksanakan di Suku Dinas
Kesehatan. Proses permohonan izin PIRT dilakukan dengan cara :
a. Pemohon mendaftar melalui https://oss.go.id/ bila sudah memiliki akun
bisa login/masuk, bila belum memiliki klik daftar. Persiapkan NIK dan
email aktif yang digunakan untuk aktivasi.
b. Pemohon harus memiliki sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan, hasil
pemeriksaan sarana produksi pangan produksi IRTP memenuhi syarat dan
Label Pangan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Jika pemohon sudah memenuhi persyaratan PIRT secara lengkap, akan
segera dijadwalkan daftar kunjungan.
d. Petugas dari Suku Dinas kesehatan akan melakukan kunjungan dengan
meninjau lokasi dan membuat catatan kunjungan agar dapat dilakukan
perbaikan oleh pemohon.
e. Petugas Suku Dinas Kesehatan akan menginformasikan kepada pemohon
yang sudah melengkapi catatan perbaikan untuk mengambil surat
rekomendasi di Suku Dinas Kesehatan.
f. Pemohon rekomendasi PIRT dapat menukarkan surat rekomendasi dari
Dinas Kesehatan menjadi Sertifikat PIRT dari DPMPTSP.

4. Kegiatan Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian (BINWASDAL)

Tugas pokok dan fungsi dari seksi Sumber Daya Kesehatan salah satunya yaitu
melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap sarana
pelayanan kefarmasian, salah satunya Apotek. Dinas Kesehatan berfungsi
sebagai fasilitator dalam menjalankan BINWASDAL di sarana pelayanan
kesehatan masyarakat. Pembinaan adalah kegiatan untuk menyiapkan dan
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan agar mempunyai kompetensi
33

untuk memenuhi persyaratan. Pengawasan adalah evaluasi kesesuaian melalui


pengamatan dan penetapan, jika perlu dengan pengukuran, uji atau cara lain.
Pengendalian adalah bagian dari kegiatan yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan
mengendalikan pelaksanaan program/pelayanan yang fokus kepada pemenuhan
persyaratan/ peraturan perundangan. Pembinaan dilakukanoleh Menteri, Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota secara berjenjang
sesuai dengan kewenangannya terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan
pelayanan kefarmasian di Apotek. Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan
Menteri ini dilakukan oleh Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala
Dinas KesehatanKabupaten/Kota sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Pelaksanaan ini dilakukan oleh tim seksi Sumber Daya Kesehatan sub seksi
kefarmasian dalam jam operasional kerja. Dari hasil pemeriksaan akan ditemukan
beberapa temuan, biasanya berupa hasil temuan yang tidak sesuaidengan persyaratan
yang berlaku sehingga dicatat dalam kolom rekap temuan. Rekap temuan tersebut
menjadi bahan penilaian untuk pengambilan tindakan kepada Apotek yang telah
disidak dan hasil pemeriksaan ini juga dipegang oleh pihak Apotek agar dapat
melakukan perbaikan sesuai target waktu penyelesaian yang dijanjikan. Selanjutnya,
dilakukan perbaikan atau tidak oleh pihak Apotek akan menjadi acuan dalam
pengambilan keputusan dan tindaklanjut dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

5. Pengelolaan Logistik dan Distribusi Obat Program


Obat Program adalah obat yang digunakan untuk kebutuhan program kesehatan
yang telah ditetapkan secara nasional. Obat program disediakan oleh
pemerintah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Obat program
didistribusikan dengan metode bottom up, distribusi obat program dimulai oleh
Pemerintah Pusat ke Dinas Kesehatan Provinsi. Selanjutnya obat program
34

didistribusikan ke Suku Dinas Kesehatan Kota ataupun Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota dimana obat kemudian disimpan di gudang besar Suku Dinas
Kesehatan. Kemudian obat program didistribusikan ke Puskesmas wilayah
masing-masing, RSUD maupun rumah sakit swasta yang melakukan
kerjasama. Obat program yang dikelola diantaranya adalah program Obat TB,
ARV, IMS, Kusta, Malaria, Flu burung, Hepatitis C, Supelemen untuk pasien
isolasi Covid-19 dan Obat program Kesehatan Anak.
Perencanaan kebutuhan obat program dilakukan oleh pemegang
program/kasus penyakit masing-masing (oleh Puskesmas Kecamatan). Suku
Dinas Kesehatan wajib membuat laporan persediaan obat program setiap tahun
untuk mengetahui stok persediaan yang ada yaitu stok awal, jumlah yang
diterima, serta harga total obat program selama setahun. Pemegang program
berada dalam seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) yang
bekerjasama dengan seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK) perihal logistik obat
program. Surat Permintaan Obat Program ke Dinas Kesehatan dibuat oleh
Seksi SDK berdasarkan Rencana Kebutuhan Obat yang telah dibuat oleh Seksi
P2P.
Suku Dinas Kesehatan berperan dalam pengendalian dan pendistribusian
obat program. Dokumen yang dibutuhkan dalam pengelolaan obat program
yaitu Surat Berita Barang Keluar (SBBK) yang dapat dilihat pada Lampiran
10. dan juga Surat Permintaan Obat dari Puskesmas Kecamatan dan Rumah
Sakit yang harus dilengkapi dengan Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat dari Obat Program yang diinginkan, Surat Permintaan Obat
dapat dilihat pada Lampiran 9. Setiap obat program yang dikirim ke puskesmas
maupun RS harus disertai dengan dokumen-dokumen tersebut sebagai bukti
dalam membuat laporan penggunaan obat program. Laporan tersebut dibuat
tiap bulan dengan tujuan untuk mengetahui distribusi obat program ke sarana-
sarana yang sudah ditentukan.
35

6. Pengelolaan Gudang Farmasi

Gambar IV.1. Gudang Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan

Gudang penyimpanan obat Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta


Selatan terletak di Jalan Kebagusan, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar
Minggu, Jakarta Selatan. Gudang penyimpanan obat dan alat kesehatan dijaga
oleh satu orang petugas. Gudang penyimpanan obat Suku Dinas Kesehatan
Kota Administrasi Jakarta Selatan terdiri dari 2 (dua) lantai. Lantai 1 (satu)
terdiri dari ruang gudang penyimpanan obat Suku Dinas Kesehatan Kota
Administrasi Jakarta Selatan, ruang gudang penyimpanan obat program, ruang
gudang penyimpanan obat Dinas Kesehatan. Lantai 2 (dua) terdiri dari Kantor
dan Ruang untuk Obat Expired Date yang akan dimusnahkan.
Obat-obat yang terdapat dalam gudang penyimpanan disusun berdasarkan
golongan program obat. Obat-obat pada gudang program dialokasikan sesuai
program yang direncanakan seperti program pemberantasan penyakit menular,
HIV, TB paru, ISPA, kusta, malaria, dan sebagainya. Setiap jenis obat memiliki
kartu stok yang berisi nama obat serta satuannya, no batch, nama pihak yang
melakukan pengiriman maupun pengambilan obat, jumlah penerimaan,
pengambilan, persediaan akhir, waktu kadaluarsa obat, serta tanda tangan
petugas pengelola gudang. Sesuai dengan fungsinya, obat-obat pada gudang
Suku Dinas dialokasikan untuk mencukupi kekurangan dan kebutuhan tiap
36

kecamatan diwilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan dan untuk antisipasi


terjadinya kondisi gawat darurat.
Sistem pengeluaran obat di Gudang Sudinkes Jakarta Selatan
menggunakan system FIFO/FEFO, dimana obat yang masuk terlebih dahulu
dikeluarkan terlebih dahulu pula dan obat yang waktu Expired Date nya sudah
dekat dikeluarkan terlebih dahulu. Pengadaan obat di Gudang Sudinkes dapat
berdasarkan permintaan seperti obat program atau dapat dari alokasi biasanya
untuk Obat Slow Moving, Reagen, Pot, Sputum, dan lain lain. Apabila terjadi
kelebihan stok obat program di Gudang maka Suku Dinas Kesehatan dapat
merelokasikan stok tersebut ke Dinas Kesehatan Provinsi lain. Untuk stok obat
yang sudah Expired Date akan dikumpulkan pada satu ruangan kemudian
sebelum dilakukan pemusnahan, pemusnahan obat di Gudang Suku Dinas
Kesehatan Jakarta Selatan sendiri dilakukan dengan bekerja sama oleh pihak
ke-3 yang khusus berada dibidang pengelolaan limbah. Kegiatan pengelolaan
Gudang Sudinkes dapat dilihat pada Lampiran 13.

7. Pengelolaan Logistik Imunisasi dan Distribusi Rantai Dingin Vaksin


Imunisasi adalah suatu upaya menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpapar
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Imunisasi program merupakan salah satu dari program pemerintah yang
diwajibkan kepada seseorang sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka
melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi.
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme
yang sudah mati atau masih hidup yang dilemahkan, masih utuh atau
bagiannya, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid
atau protein rekombinan, yang ditambahakan dengan zat lainnya, yang bila
diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu, Suku Dinas Kesehatan Kota memiliki tugas dalam
perencanaan, pengelolaan, dan distribusi logistik Vaksin. Distribusi Vaksin
37

mengunakan metode yang sama seperti obat Pemerintah yang lain dengan
metode bottom up, Permintaan dari Vaksin diawali dengan pembuatan Rencan
Kebutuhan Obat dibuat Seksi P2P kemudian Surat Permintaan ke Dinas
Kesehatan dan pengelolaan logistik akan dibuat dan dilakukan oleh Seki SDK.
Setelah surat permintaan disetujui oleh Dinas Kesehatan maka Vaksin akan
didistribusikan ke Suku Dinas Kesehatan, yang kemudian dari Suku Dinas
Kesehatan akan mendistribusikan kembali Vaksin ke Puskesmas Kecamatan
sesuai daerah Kota Administrasi.
Pada saat penerimaan dan pengiriman Vaksin perlu diperiksa terlebih
dahulu sebelum didistribusikan. Pemeriksaan Vaksin dilakukan mulai dari
kelengkapan administrasi yaitu sesuaikan stok Vaksin dengan Surat Pesanan,
SBBK, dan Vaccine Arrival Report (VAR), kemudian dilakukan pemerikasaan
kualitas Vaksin dengan mengecek setiap box tempat Vaksin, periksa alat
pemantau suhu pada setiap box, frezze tag, dan VVM (Vaccine Vial Monitor),
serta lakukan juga pengecekan jenis dan jumlah vaksin sudah sesusai. Setelah
semua aspek dilakukan pengecekan maka Vaksin dapat diterima kemudian
didistribusikan.
Pada saat pendistribusian perlu diperhatikan untuk pengepakan Vaksin
yang sensitif pembekuan (DT, TT, Hepatitis B, dan DPT/HB) dilengkapi
dengan dengan indikator pembekuan (frezze tag), serta untuk Vaksin BCG
disertai dengan indikator paparan panas. Apabila pendistribusian vaksin dalam
jumlah kecil, dimana vaksin sensitif beku dicampur dengan sensitif panas maka
digunakan cold box yang berisi kotak dingin cair (cool pack).
Untuk penyimpanan Vaksin disimpan sesuai dengan kondisi optimal yang
dipersyaratkan, umumnya Vaksin disimpan dalam Cold Chain dengan suhu
yang terjaga dan dicek secara berkala baik suhu tempat penyimpanan Vaksin
maupun ruangannya, apabila menggunakan indikator pembekuan (frezze tag)
kondisinya masih menunjukan tanda ceklis.
38

8. Monitoring dan Evaluasi Logistik Vaksin Covid-19 di Puskesmas Kecamatan


Suku Dinas Kesehatan Seksi SDK mempunyai tugas untuk mengawasi
Puskesmas Kecamatan yang berada di wilayah Kota Administrasi, kegiatan
pengawasan salah satunya adalah monitoring dan evaluasi logistik Vaksin
Covid-19. monitoring dan evaluasi dilakukan oleh tim inspeksi dari Seksi SDK
disertai dengan Daftar Tilik sebagai bukti bahwa tim Inspeksi sudah melakukan
monitoring dan evaluasi.
Kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan mulai dari pendataan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang mendapatkan alokasi Vaksin dari
Puskesmas Kecamatan tersebut, memastikan jenis, jumlah alokasi, dan jumlah
diterima dari Vaksin, melakukan pengecekan peralatan seperti ADS, Alcohol
Swab, Safety Box, Cold Chain, Vaccine Refrigerator, Cool Pack, Vaccine
Carrier, Kartu Vaksinasi masih dalam keadaan baik, selanjutnya dilakukan
juga pemeriksaan dokumen dokumen seperti Kartu Stok, SBBK, Laporan
Pemakaian Vaksin harian, dan lain-lain, serta kondisi lingkungan tempat
penyimpanan Vaksin juga dilakukan monitoring seperti Ukuran ruangan,
Jumlah Refrigerator, Kapasitas Refrigerator, Kartu Monitoring Suhu alat
maupun ruangan. Kegiatan monitoring dan evaluasi Vaksin Covid dapat dilihat
pada Lampiran 15.

B. TUGAS KHUSUS
PKPA di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan, mahasiswa
diberikan tugas khusus untuk membuat power point terkait menganalisa Surat
Bukti Barang Keluar (SBBK) dan terkait kegiatan PKPA yang dilakukan selama
di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Kemudian, Selama
menjalani PKPA di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan,
mahasiswa diberikan tugas khusus untuk melengkapi data Kartu Barang
Elektronik (KBE) untuk obat ARV, non-ARV (TBC) dan reagen HIVpada bulan
Maret 2022 yang dilaksanakan di Gudang Farmasi Suku Dinas Kesehatan Kota
Administrasi Jakarta Selatan di Jalan Kebagusan Raya Nomor50 RT.10/RW.07,
Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Suku Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam hal
melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian di bidang kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan
sumber daya kesehatan di wilayah Kota Administrasi.
2. Seksi Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas pokok dan fungsi
pengelolaan sumber daya kesehatan meliputi perizinan, pembinaan,
pengawasan, dan pengendalian terhadap sarana Apotek dan PIRT, serta
perizinan Sumber Daya Manusia Kesehatan, selanjutnya Sub Seksi
Kefarmasian memiliki tugas untuk memberikan rekomendasi terhadap sarana
kefarmasian dan melakukan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan PIRT serta melaksanakan
pengawasan dan pengendalian pelayanan kefarmasian di Puskesmas dan
RSUD/RSKD.
3. Kegiatan perizinan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
(BINWASDAL) terhadap sarana pelayanan kesehatan merupakan salah satu
cara untuk memantau proses dan pelayanan secara efektif dan efisien sehingga
diharapkan terjadi peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pengelolaan Obat Program dan Vaksin merupakan salah satu program
pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sehingga menjadi
lebih baik, dengan pengelolaan obat dan Vaksin yang sesuai ketentuan maka
diharapkan tujuan dari program Pemerintah ini dapat terwujud secara optimal.

44
45

B. SARAN
1. Seksi Sumber Daya Kesehatan memiliki tugas pokok dan fungsi yang cukup
banyak sehingga kegiatan BINWASDAL ke Sarana Pelayanan Kesehatan
belum sepenuhnya dapat dilakukan secara rutin, sehingga diperlukan
pengajuan penambahan Sumber Daya Manusia yang kompeten dibidangnya
agar pelaksanan kegiatan BINWASDAL ke sarana pelayanan kesehatan dapat
lebih optimal.
2. Perlunya melakukan sosialisasi dengan lebih sering terkait proses perizinan
melalui Online Single Submission (OSS) karena masih banyaknya pelaku
usaha yang belum memahami alur perizinan melalui OSS.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pemerintahan Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. 2009.

2. Pemerintahan DKI Jakarta. Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2009
Tentang Sistem Kesehatan DKI Jakarta. 2009.

3. Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Peraturan Gubernur Daerah


Khusus Ibukota Jakarta Nomor 159 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Kesehatan. 2019.

4. Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Peraturan Gubernur Provinsi


Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 47 Tahun 2017 Tentang Petunjuk
Pelayanan Terpadu Satu Pintu. 2017.

5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotek. 2017.

6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 167/Kab/B.VII/72 Tentang Pedagang Eceran Obat.
1972.

7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 1191/MENKES/PER/VII/2010 Tentang Penyaluran
Alat Kesehatan. 2010.

8. Badan Pengawas Obat Dan Makanan. Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. 2018.

46
Lampiran 1. Struktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan

Suku Dinas
Kesehatan
Jakarta Selatan

Sub
Puskesmas Bagian
Kecamata Tata
n Usaha

Seksi
Seksi Seksi
Sumber
Seksi PPI Kesehatan Seksi P2P Pelayanan
Daya
Masyarakat Kesehatan
Kesehatan

47
Lampiran 2. Denah Lokasi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan

Lampiran 3. Gedung Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan

48
Lampiran 4. Contoh Lembar Berita Acara Pemeriksaan Sarana Farmasi (Apotek)

49
50
51
Lampiran 5. Contoh Lembar Tindakan Pencegahan dan Koreksi

52
Lampiran 6. Contoh Lembar Berita Acara Binwasdal Sarana Farmasi (Apotek)

53
54
Lampiran 8. Contoh Surat izin Apotek dari Sudinkes

55
Lampiran 8. Contoh Surat izin Apotek dari Sudinkes

56
Lampiran 9. Contoh Surat Permintaan Obat Program Dari Rumah Sakit

57
Lampiran 10. Contoh Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) Obat Program

58
Lampiran 11. Denah Lokasi Gudang Besar Sudinkes Jakarta Selatan

Lampiran 12. Gudang Besar Sudinkes Jakarta Selatan

59
Lampiran 13. Kegiatan Pengelolaan Logistik Obat Program di Gudang Sudinkes

60
Lampiran 14. Kegiatan Penyuluhan Pangan Olahan yang baik

61
Lampiran 14. Kegiatan Penyuluhan Pangan Olahan yang baik

62
63

Anda mungkin juga menyukai