Program Unggulan:
2017
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul
Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Program Posdaya dan
Revolusi Mental Melalui Sosialisasi dan Gerakan Peduli Lingkungan,
Pengembangan Strategi Pemasaran Hasil Perkebunan, serta Pelestarian
Budaya Tradisional di Desa Gumeng Kecamatan Gondang Kabupaten
Mojokerto
2. Ketua Kelompok
Nama : Adhitya Rifky Yulisprianto
NIM : 14041184042
Jurusan : S1 Ilmu Komunikasi
No. HP : 085257124693
Email : Adhityayulisprianto@mhs.unesa.ac.id
3. Jumlah Personil : 10 Orang
4. Lokasi KKN : Desa Gumeng Kec. Gondang, Kab. Mojokerto
Menyetujui,
Program Unggulan:
Tim Pelaksana:
B. RUMUSAN MASALAH
Waktu Pelaksanaan
Aspek Program Kerja
Hari Pukul (WIB)
Indonesia Desain packaging dan
Jumat dan
Mandiri strategi pemasaran hasil 18.30
Sabtu
perkebunan pisang
Indonesia Program Bimbingan Belajar Senin - Jumat 18.00 19.00
Tertib Outbond 29 Juli 2017 09.00 11.00
Pagelaran Panggung Boneka 23 Juli 2017 09.00 11.00
Indonesia Pengolahan Limbah
Bersih (Sosialisasi Pemilahan
16 Juli 2017 09.00 11.00
Sampah Organik dan
Anorganik)
Sosialisasi Lingkungan
15 Juli 2017 09.00 11.00
Hidup
Pembuatan Pupuk Kompos 17 Juli 2017 09.00 11.00
Indonesia Permainan Tradisional Setiap hari
15.00 17.00
Bersatu Sabtu
Senam Lansia 30 Juli 2017 06.00
Bimbingan TPQ Senin - Jumat 15.00 17.00
Lampiran
INDONESIA MANDIRI
Setelah melakukan survei dan berdiskusi dengan perangkat desa
maupun warga, kami memperoleh informasi bahwa mayoritas penduduk
desa Gumeng, Kecamatan Gondang selain berprofesi sebagai petani juga
mencari mata pencaharian dengan berdagang buah pisang. Namun karena
bertani adalah pekerjaan utama sehingga masyarakat desa Gumeng lebih
mencurahkan waktu dan tenaganya untuk bertani, mereka memilih waktu
usai bertani digunakan untuk beristirahat sehingga masyarakat lebih
senang dengan langsung menjual produk buah pisang dibandingkan harus
mengolahnya terlebih dahulu menjadi makanan ringan.
Untuk itu, karena keterbatasan tenaga dan waktu dari warga, kami
berupaya mengandalkan potensi sumber daya alam yang ada demi
meningkatkan pendapatan warga desa Gumeng dengan cara memberikan
pelatihan pengemasan buah pisang.
Fungsi pengemasan produk buah pisang ini, merupakan salah satu
usaha untuk meningkatkan produk hasil olahan yaitu sebagai pelindung
untuk melindungi produk dari cuaca, gesekan, benturan terhadap benda
lain, melindungi dari air dan debu, dan juga memiliki nilai jual tinggi.
Selain itu, tujuan kemasan ini juga bisa sebagai branding yang
mencerminkan citra dari produk buah pisang desa Gumeng dibandingkan
buah pisang dari desa yang lain.
Cara pengemasan :
1. Proses Trimming, adalah pemisahan bagian-bagian yang tidak diinginkan
pada buah \ seperti batang, daun, pelepah.
2. Pembersihan, proses ini dilakukan dengan menggunakan lap basah,
sumber air untuk pembersihan agar diperhatikan.
3. Proses Sortasi dan Grading, adalah kegiatan pemilahan buah berdasarkan
kelayakan untuk dijual. Sedangkan grading adalah pengelompokkan buah
berdasarkan permintaan pasar (pengekalasan). Kegiatan sortasi dilakukan
dengan cara manual memilah buah yang baik dan rusak begitu pula
dengan grading mengelompokkan buah berdasakan ukuran, bentuk, dan
warna.
4. Pemberian logo, pada proses ini dilakukan direkatkan stiker logo buah
Pisang Desa Gumeng.
5. Pengemasan, buah yang telah selesai melalui proses trimming,
pembersihan, sortasi, dan grading selanjutnya dilakukan pengemasan
menggunakan plastik wrap.
6. Usai buah pisang dikemas dalam plastik wrap, pada luaran plastik wrap
direkatkan manfaat buah pisang bagi kesehatan.
INDONESIA BERSIH
A. Komposter Aerob
1. 2 cc strarter dekomposer dicampur dengan air sebanyak 1 liter dan
gula sebanyak 1 sendok makan. Bahan-bahan tersebut dicampur
dan didiamkan selama 24 jam.
2. Bahan organik berupa limbah sayur maupun buah dipotong kecil-
kecil terlebih dahulu, kemudian dicampurkan dengan bahan
organik lainnya (daun kering dan kotoran hewan).
3. Starter yang telah didiamkan selama 24 jam kemudian
dicampurkan dengan bahan-bahan organik yang ada. Bahan
tersebut dimasukkan ke dalam drum komposter untuk proses
pengomposan.
4. Melakukan pengadukan setiap kali penambahan bahan organik ke
dalam drum komposter. Hal ini dilakukan agar proses
pengomposan terjadi secara merata.
B. Drum Takamura
1. Membuat lubang-lubang dibagian bawah serta bagian sisi drum
menggunakan bor.
2. Meletakkan bantalan berisi sekam/sabut dibagian dasar drum,
kemudian bagian sisi dalam drum dilapisi dengan kertas karton.
3. Bahan organik yang akan dikomposkan dipotong kecil-kecil
(sebaiknya tidak menggunakan sisa tulang hewan agar aroma
kompos tidak bau), kemudian dicampur dengan starter. Bahan-
bahan tersebut dimasukkan ke dalam drum takamura yang telah
dibuat.
4. Pada bagian permukaan drum diberi bantalan berisi sekam/sabut,
kemudian dilapisi lagi dengan kain hitam.
5. Melakukan pengadukan setiap kali penambahan bahan organik ke
dalam drum takamura. Hal ini dilakukan agar proses pengomposan
terjadi secara merata.
6. Ketika bahan-bahan yang dikomposkan telah berwarna hitam,
maka kompos siap untuk digunakan.
C. BioPori
1. Tanah dikeruk menggunakan linggis sedalam 60-80 cm dengan
diameter lubang sebesar 10 cm.
2. Bahan organik berupa limbah sayur maupun buah dipotong kecil-
kecil terlebih dahulu, kemudian dicampurkan dengan bahan
organik lainnya (daun kering dan kotoran hewan). Bahan-bahan
tersebut kemudian dicampur dengan starter hingga merata.
3. Bahan yang akan dikomposkan selanjutnya dimasukkan ke dalam
lubang yang telah dibuat.
4. Blok yang digunakan dalam biopori dipasang di bagian permukaan
lubang. Blok ini terdiri atas bagian persegi yang bagian tengahnya
terdapat blok lingkaran. Blok lingkaran memiliki lubang-lubang
yang memudahkan dalam pengambilan blok tersebut, selain itu
lubang tersebut juga dapat berperan dalam penyerapan air hujan.
5. Melakukan pengadukan setiap kali penambahan bahan organik ke
dalam drum takamura. Hal ini dilakukan agar proses pengomposan
terjadi secara merata.
6. Kompos yang telah terbentuk dalam lubang tersebut dapat
langsung dimanfaatkan oleh tanaman disekitar lingkungan biopori
tersebut. Disekitar lubang penampungan kompos akan terbentuk
pori-pori/ruangan-ruangan yang terbentuk melalui pergerakan
fauna kecil yang berada di area lubang pengomposan. Adanya
pori/ruangan tersebut menyebabkan kompos yang terbentuk dapat
menyebar dan dimanfaatkan oleh tanaman sekitar.
INDONESIA TERTIB
1. Alur Pembuatan KTP elektronik
Cara membuat e-KTP (KTP Elektronik) sebenarnya sama dengan
prosedur pembuatan KTP sebelumnya, namun di sini akan dilengkapi
dengan pengambilan sidik jari dan scan retina mata yang bertujuan
agar tercipta data tunggal, yaitu setiap satu orang dengan satu identitas
(KTP). Sudah sangat umum, bahwa satu orang di Indonesia memiliki
beberapa identitas/KTP. Pemberlakuan e-KTP juga dimaksudkan
untuk mentertibkan administrasi orang per orang di Indonesia agar
setiap identitas dan mobilitasnya tercatat dan terpantau secara jelas dan
benar oleh negara.
Cara membuat e-KTP diantaranya adalah:
1) Pastikan kelurahan atau desa anda telah mendukung layanan e-
KTP
2) Datanglah dengan membawa fotocopy Kartu Keluarga (KK)
dan Surat Pengantar RT/RW ke Keluarahan/Desa setempat.
3) Ambil nomor antrian di loket, tunggu hingga dipanggil oleh
petugas yang bersangkutan. Jangan lupa bawa surat panggilan
untuk membuat e-KTP dari pemerintah setempat.
4) Petugas akan memasukkan data dan foto anda secara digital.
Pastikan dan bandingkan data anda dengan data di KTP anda,
jika anda belum pernah mempunyai KTP isi formulir F1.01.
5) Bubuhkan tanda tangan anda di alat perekam tanda tangan.
Pastikan tanda tangan anda tidak berubah-rubah lagi berikutnya
karena akan menyulitkan jika tidak sama dengan dokumen lain
seperti paspor, SIM dan lain-lain.
6) Lakukan pemindaian retina pada alat yang telah disediakan.
7) Pastikan Surat Panggilan anda akan ditandatangani dan
distempel oleh petugas berwenang.
8) Tunggu proses pencetakan sekitar 2 minggu. Bila e-KTP
selesai dicetak anda akan diberitahu dan dapat diambil di
Keluarahan/Desa setempat.
INDONESIA BERSATU
1. Permainan Tradisional
Permainan Tradisional selain untuk menyatukan masyarakat,
menghibur masyarakat, juga dapat sebagai upaya melestarikan budaya
di daerah tersebut.
a. Teknis Permainan Tradisional :
a) Mencari Bahan bahan untuk membuat permainan
tradisional, missal kayu/bambu untuk permainan egrang,
karet untuk lompat tali, dan karung untuk lomba karung
b) Membuat permainan tradisional bersama anggota KKN 45
c) Mengajak warga sekitar untuk ikut berpartisipasi dalam
permainan tradisional tersebut dengan cara memberikan
himbauan/pengumuman bahwa akan diadakannya kegiatan
tersebut.
d) Sebagai bentuk apresiasi bisa diberikan reward bagi
peserta/warga yang memenangkan permainan tersebut.