PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Syariah adalah tatanan dan ketentuan Allah yang harus dijalankan perintah-Nya dan
menjauhi apa yang dilarang-Nya, dalam syariah diajarkan tentang hal-hal yang wajib,
yang sunnah, yang mubah, yang makruh dan yang haram dikerjakandalam seluruh aspek
kehidupan manusia baik dalam beribadah maupun dalam pergaulan hidup manusia.
Karena hal inilah syariah sangat penting untuk dipelajari sejak dini mungkin oleh seluruh
umat manusia di bumi ini.
Syariah akan ada disepanjang masa selama dunia ini belum kiamat, senantiasa
relevan degan keadaan dunia dimana saja, karena syariah adalah atura Allah dan itulah
yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiannya di dunia dan akherat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud konsep syari'ah ( pengertian dan karakteristik syari’ah ) ?
2. Apa saja ruang lingkup syari'ah ?
3. Apa saja sumber-sumber syari'ah ?
4. Apa saja fungsi dan peranan syari’ah?
5. Bagaimanakah prinsip-prinsip syari’ah ?
6. Bagaimanakah klasifikasi syari’ah (ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah)?
7. Bagaimanakah hakikat ibadah dan syarat-syarat diterimanya ibadah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Syari'ah (pengertian dan karakteristik syari’ah)
2. Untuk mengetahui ruang lingkup syari'ah
3. Untuk mengetahui sumber-sumber syari'ah
4. Untuk mengetahui fungsi dan peranan syari’ah
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip syari’ah
6. Untuk mengetahui klasifikasi syari’ah (ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah)
7. Untuk mengetahui hakikat ibadah dan syarat-syarat diterimanya ibadah
1
BAB II
2
PEMBAHASAN
3
Syariat Islam mengatur perbuatan seorang muslim, di dalamnya terdapat hukum –
hukum yang terdiri atas :
c. Mubah, yaitu perbuatan yang boleh dikerjakan atau ditinggalkan karena tidak
diberi pahala dan tidak berdosa.
d. Makruh, yaitu perbuatan apabila ditinggalkan akan mendapat pahala, dan apabila
dilakukan tidak berdosa.
2. Kharakteristik Syariah
a. Tauhidiyyah
4
(26) Katakanlah: Ya Tuhan yang memiliki segala kekuasaan.Engkau
berikan kekuasaan kepada barang siapa yang Engkau kehendaki, dan
Engkau cabut kekuasaan dari barang siapa yang Engkau kehendaki dan
Engkau muliakan barangsiapa yang Engkau kehendaki. Di tangan
Engkaulah segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau atas tiap-tiap sesuatu
adalah Maha Kuasa.
b. Rabbaniyyah
Konsep yang berasal dari wahyu Allah, tanpa mengambil sumber lain.
Wahyu-wahyu yang diberikan kepada rasul-rasulNya tetap terjaga dari
kesucian. Seperti dalam Surah Ali-Imran ayat 79
(79) Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-
Kitab, hikmah, dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia,
"Hendaklah kalian menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah
Allah." Akan tetapi (dia berkata), "Hendaklah kalian menjadi orang-
orang rabbani, karena kalian selalu mengajarkan Al-Kitab dan
disebabkan kalian tetap mempelajarinya
c. Istiqomah
5
faktor dunia, maka karakteristik Islam yang datang dari Allah adalah
”Gerak di dalam kerangka yang tetap dan seputar poros yang tetap pula”.
Seperti dalam Surah Ar-Ruum ayat 30.
d. Syumuliyyah
e. Tawazuniyyah
6
(3) Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu
sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah
sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah
kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
f. Ta’amuliyyah
g. Waqi’iyyah
7
B. Ruang Lingkup Syariah
1. Ibadah
yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan Allah SWT (ritual),
yang terdiri dari :
a. Rukun Islam : mengucapkan syahadat, mengerjakan shalat, zakat, puasa, dan haji.
2) Mali (bersifat harta): qurban, aqiqah, alhadyu, sidqah, wakaf, fidyah, hibbah,
dan lain-lain.
2. Muamalah
yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan yang lainnya dalam hal tukar-
menukar harta (jual beli dan yang searti), diantaranya : dagang, pinjam-meminjam, sewa-
menyewa, kerja sama dagang, simpanan, penemuan, pengupahan, rampasan perang,
utang-piutang, pungutan, warisan, wasiat, nafkah, titipan, jizah, pesanan, dan lain-lain.
3. Munakahat
yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan orang lain dalam hubungan
berkeluarga (nikah, dan yang berhubungan dengannya), diantaranya : perkawinan,
perceraian, pengaturan nafkah, penyusunan, memelihara anak, pergaulan suami istri, mas
kawin, berkabung dari suami yang wafat, meminang, khulu’, li’am dzilar, ilam walimah,
wasiyat, dan lain-lain.
8
4. Jinayat
5. Siyasa
6. Akhlak
yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi, diantaranya : syukur, sabar, tawadlu, (rendah
hati), pemaaf, tawakal, istiqomah (konsekwen), syaja’ah (berani), birrul walidain (berbuat
baik pada ayah ibu), dan lain-lain.
C. Sumber-sumber Syariah
1. Al-Qur’an,
Al-Qur’an adalah kumpulan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang dihimpun dalam sebuah kita suci yang menjadi pegangan bagi
manusia. Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan merupakan Undang-
Undang yang sebagian besar berisi hukum-hukum pokok.
2. Al-Hadist (As-Sunnah)
9
3. Ra’yu (Ijtihad)
Ra’yu (Ijtihad), upaya para ahli mengkaji Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk
menetapkan hukum yang belum ditetapkan secara pasti dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Syariat Islam diturunkan Allah kepada manusia sebagai pedoman yang memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada manusia agar mereka dapat melaksanakan tugas
hidupnya di dunia dengan benar sesuai dengan akhlak Allah. Karena itu syariah
berfungsi sebagai berikut :
Syariah adalah aturan-aturan Allah yang berisi perintah Allah untuk mentaati dan
dilaksanakan, serta aturan-aturan tentang larangan Allah untuk dijauhi dan
dihindarkan. Ketaatan terhadap aturan tersebut menunjukan ketundukan manusia
terhadap Allah dan perhambaan manusia kepada-Nya. Perhambaan secara total dan
utuh merupakan tujuan dari penciptaan manusia di muka bumi, sebagai firman-Nya :
“Tidaklah kami ciptakan manusia dan jin melainkan agar mereka menyembah-Ku”
(QS.Az-Zariat,51:56)
Penyembahan dan penghambaan secara utuh dan total hanya kepada Allah
membebaskan diri manusia dari ketertarikan dan ketundukan kepada makhluk. Manusia
akan bebas bertindak dalam berkaitan dengan makhluk lainnya, tidak memperbudak atau
10
diperbudak oleh makhluk lainnya. Hal ini menunjukan bahwa manusia dapat berperan
sebagai khalifah Allah di muka bumi yang melaksanakan dan membumikan sifat-sifat
Allah dalam batas-batas kemanusiaan.
Aturan-aturan syariah akan memberikan batasan yang jelas dari kebebasan yang dimiliki
manusia. Dengan demikian, kekhalifahan manusia diatur dalam tatanan pencapaian
kesehjateraan lahir batin manusia dan terhindar dari kesesatan. Firman Allah dalam
QS.shaad,38:26 :
Syariah islam mengarahkan manusia pada jalan yang harus ditempuhnya atau di
hindarkanya. Manusia dapat mencapai tujuannya yang hakiki. Dengan syariat, manusia
dapat memilah dan memilih jalan yang akan ditempuhnya sesuai dengan kebebasanya
sehingga apapun akibatnya akan dipertanggungjawabkanya sendiri di hadapan Allah.
Dengan demikian, syriah menunjukan jalan menuju tercapainya kebahagiaan yang abadi,
yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat sebagai hakekat tujuan manusia. Hal ini tampak
dalam doa yang diucapkan setiap muslim dalam firman Allah:
11
…… Ya Tuhan Kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka. (QS.Al-Baqarah 2:201)
E.Prinsip-prinsip Syari’ah
F. Klasifikasi Syari’ah
1. Ibadah khusus adalah ibadah langsung kepada Allah yang telah ditentukan
macam, tatacara dan syarat rukunnya oleh Allah. Pelanggaran terhadap
tatacara dan syarat rukun dalam ibadah ini menjadikan ibadah tersebut sah
atau batal. Contohnya : puasa, zakat sholat, dll.
2. Ibadah umum (ghairu mahdhah) adalah ibadah yang jenis dan macamnya
tidak ditentukan baik dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Contohnya : hal
yang berkaitan dengan segala kegiatan manusia atau muamalah yang tidak
dirinci jenisnya satu-persatu.
12
1. Ibadah Khusus
Hikmah Thoharoh :
1. Shalat sunah yang mengiringi sholat fardu, yaitu sholat roatib (sholat sunah yang
dilakukan sebelum atau sesudah sholat fardu) baik yang sunah muakad maupun
yang bukan muakad.
2. Sholat sunah malam hari, yaitu sholat tahajud, shloat istiqoroh, sholat witir, dsb.
3. Sholat sunnah yang dilakukan pada hari-hari tertentu, yaitu sholat idhul fitri dan
idul adha, dsb.
4. Sholat yang hanya dilakukan pada bulan ramadhan saja, yaitu sholat tarawih.
13
Sholat mengandung makna pembinaan pribadi, yaitu dapat menghindar dari
perbuatan dosa dan kemungkaran. Orang yang melakukan sholat hidupnya akan
terkontrol dengan baik.
Puasa adalah menahan makan dan minum serta segala yang membatalkannya sejak
terbit fajar sampai terbenam matahari.
Tujan puasa adalah mencapai derajat takwa, yaitu keadaan dimana seorang muslim
tunduk dan patuh pada perintah Allah dan menjauhi larangannya.
Zakat adalah memberikan harta apabila telah mencapai nisab dan haul kepada orang
yang berhak menerimanya dengan syarat tertentu. Nisab adalah ukuran tertentu dari harta
yang dimiliki yang wajib dikeluarkan zakatnya. Sedangkan haul adalah berjalan genap
satu tahun.
14
”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
menyucikan mereka , dan mendoalah untuk mereka, sesungguhnya doa kamu
itu(menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah maha mendengar lagi maha
mengetahui” (QS.At-Taubah,9:103)
1. Fakir
2. Miskin
3. Amil
4. Muallaf
5. Hamba sahaya
6. Gharim
7. Fi sabilillah
8. Ibnu sabil
Hikmah zakat adalah akan memeratakan pendapatan dan pemilikan harta dikalangan
umat islam.
Haji adalah adalah ibadah ritual, mengunjungi baitullah pada bulan zul hijjah dengan
syarat-syarat tertentu.Ibadah haji diwajibkan kepada setiap muslim yang memiliki
kemampuan(kuasa) untuk mengerjakannya, sebagaimana firman Allah :
15
“……kewajiban haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke baitullah. Barang siapa (mengingkari
kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta Allam”. (QS. Ali Imran, 3:97)
Setiap muslim yang melaksanakan ibadah haji mengharapkan dirinya menjadi haji
yang mabrur, karena pahalanya sangat besar. Hal ini terungkap dalam tanya jawab antara
rosul dengan sahabat dari hadis yang di riwayatkan oleh buchari dan muslim yang di
terima dari Abu Hurairah bahwa seorang sahabat bertanya pada Rosululah : “Amal
apakah yang paling utama?”. Rosululah menjawab : “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya”.
Sahabat itu bertanya lagi : “Kemudian apa?”. Rasul menjawab : ”Jihad di jalan Allah”.
Sahabat bertanya lagi : “kemudian apa?”. Rasul menjawab : “ Haji mabrur”.
Sebagaimana iman dan jihad, haji mabrur pun tidak hanya setelah pulang ibadah
haji, melaikan terus menerus. Bahkan menurut para ahli haji mabrur pada dasarnya
adalah membekasnya ritual haji dalam kehidupan sehari hari setelah ibadah haji
dilakukan. Jadi haji mabrur itu ditandai dalam kehidupan yang lebih baik setelah kembali
ketanah airnya, bukan sebatas kegiatan ditanah haram. Bekas-bekas dari ibadah haji itu
ditampilkan dalam bentuk keyakinan yang lebih kuat terhadap Allah SWT, serta
meletakan keyakian itu sebagai poros kehidupannya, ia akan terus meningkatkan kualitas
hidup dan penghidupannya secara lebih bermakna untuk mencari kemulyaan yang hakiki.
f.Muamalah
16
2. Ibadah Ghairu Mahdhah
Yang dimaksud ibadah ghairu mahdhah berarti mencakup semua perilaku
manusia yang hubungannya dengan sesama manusia, yaitu dalam semua aspek kehidupan
yang sesuai dengan ketentuan Allah swt, yang dilakukan dengan ikhlas untuk mendapat
ridho Allah swt. Atau sering disebut sebagai ibadah umum atau muamalah, yaitu segala
sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Allah baik berupa perkataan atau perbuatan, lahir
maupun batin yang mencakup seluruh aspek kehidupan seperti aspek ekonomi, sosial,
politik, budaya, seni dan pendidikan. Seperti qurban, pernikahan, jual beli, aqiqah,
sadaqah, wakaf, warisan dan lain sebagainya. Selain itu ibadah ghairu mahdhah adalah
ibadah yang cara pelaksanaannya dapat direkayasa oleh manusia, artinya bentuknya dapat
beragam dan mengikuti situasi dan kondisi, tetapi substansi ibadahnya tetap terjaga.
Seperti perintah melaksanakan perdagangan dengan cara yang halal dan bersih.
Ibadah yang termasuk Ibadah Ghairu Mahdhah, adalah:
a. I’tikaf
Berdiam di masjid untuk berdzikir kepada Allah.
b. Wakaf menurut bahasa berarti menahan sedang menurut istilah wakaf ialah
memberikan suatu benda atau harta yang kekal zatnya kepada suatu badan
yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.
c. Qurban
Qurban secara bahasa berarti dekat, sedang secara istilah adalah menyembelih
hewan yang telah memenuhi syarat tertentu di dalam waktu tertentu yaitu
bulan Dzulhijjah dengan niat ibadah guna mendekatkan diri kepada Allah.
d. Shadaqah
Shadaqah adalah memberikan sesuatu tanpa ada tukarannya karena
mengharapkan pahala di akhirat.
e. Aqiqah
Aqiqah dalam bahasa arab berarti rambut yang tumbuh di kepala anak/bayi.
Istilah aqiqah kemudian dipergunakan untuk pengertian penyembelihan
hewan sehubungan kelahiran bayi.
17
f. Dzikir dan Do’a
Rumusan Ibadah Ghairu Mahdhah “BB + KA” (Berbuat baik + Karena
Allah )
3. Hakikat Ibadah
Hakikat ibadah adalah tunduknya jiwa yang muncul dari keyakinan hati,
menikmati kehadiran Allah yang memberikan semua kekuatan, kenikmatan,
rasa, dan segalanya. Menyadari kekekalan Allah dan kenisbian manusia.
Hakikat ibadah itu sendiri sebenarnya adalah perenungan jiwa, penampakan
jasmani yang bergerak mengikuti arah-arah illahi sebagaimana dijelaskan
oleh syariat dan merupakan perwujudan keyakinan terhadap kegaiban Allah.
Sebenarnya dalam ibadah itu terdapat hakikatnya, yaitu:
هNNا اليدركNNلط نNNالم سNNان للعNNادا بNNه اعتقNN وعظمتNودNNع الرَّوح يَ ْن َشا ع َْن ا ْستِ ْش َعا َر القلب بمحبة المعب
ُ ُخضو
العقل حقيقته
“....ketundukan jiwa yang timbul dari karena hati (jiwa) merasakan cinta akan
Tuhan yang ma’bud dan merasakan kebesaran-Nya lantaran beristiqad bahwa
alam ini ada kekuasaan yang akal tak dapat mengetahui hakikatnya”
18
“Katakanlah. ‘sesungguhnya aku diperintahkan agar menyembah Allah
dengan penuh ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. Dan aku
diperintahkan agar menjadi orang yang pertama-tama berserah diri.”
b.Ibadah dilaksanakan sesuai syariat Islam yang bersumber dari Al- Qur’an
dan As-Sunnah.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Kahf ayat 110 sebagai berikut:
“Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya aku ini hanyaseorang manusia
seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnyaTuhan kamu
adalah Tuhan yang Esa’. Barang siapa mengharap pertemuan dengan
Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia
mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya’.
5. Tujuan Ibadah
Ibadah dalam Islam harus dikerjakan dengan cara-cara berikut:
a. Ikhlas, semata-mata mengharap ridha Allah swt
b. Mahabbah dan tha’at (penuh rasa cinta dan tunduk)
c. Istiqomah
d. Iqtishad (dilakukan berdasarkan fitrah, sesuai dengan kapasitas dan tidak
memisahkan antara yang satu dengan yang lain)
19
c. Diri dan harta menjadi suci
d. Diri, fisik, dan psikis menjadi sehat
e. Dimudahkan rezekinya dan anak keturunannya
f. Meraih surga dan menjauhkan dari siksaan api nerakaRuang Lingkup
Syariah
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syariah Islam memberikan tuntunan hidup khususnya pada umat Islam dan
umumnya pada seluruh umat manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Muamalah dalam syariah Islam bersifat fleksibel tidak kaku. Dengan demikian Syariah
Islam dapat terus menerus memberikan dasar spiritual bagi umat Islam dalam
menyongsong setiap perubahan yang terjadi di masyarakat dalam semua aspek
kehidupan.
Syariah Islam dalam muamalah senantiasa mendorong penyebaran manfaat bagi
semua pihak, menghindari saling merugikan, mencegah perselisihan dan kesewenangan
dari pihak yang kuat atas pihak-pihak yang lemah. Dengan dikembangkannya muamalah
berdasarkan syariah Islam akan lahir masyarakat marhamah, yaitu masyarakat yang
penuh rahmat.
Syariah adalah tata cara pengaturan tentang perilaku hidup manusia untuk
mencapai keridhaan Allah SWT.Ruang lingkup yaitu mencakup : ibadah, muamalah,
murakahat, jinayat, siyasah akhlak, peraturan-peraturan lainnya.
21
Daftar Pustaka
22