Anda di halaman 1dari 8

TUGAS AKHIR KULIAH

STUDI KEISLAMAN
Anggi Tridana1, Achmad Wahidi2
1
Mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
2
Dosen Prodi Ilmu Perpustakaan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Email : anggitridana291@gmail.com
KONSEP IHSAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Abstrak :

Pokok ajaran Islam mengajarkan lima hal, yaitu Iman, Islam, Ihsan, Ilmu dan Amal. Dalam
artikel ini penulis mengkaji dan menganalisa konsep Ihsan dalam perspektif Islam. Kajian ini
diawali dengan mendeskripsikan tentang ihsan itu sendiri. Ihsan adalah suatu sikap seseorang
yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan
melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat
perbuatannya. Manfaat dan pengaruh ihsan pada diri kita yaitu bisa meningkatkan kualitas diri
seorang muslim dan amalannya dilandasi sebuah keyakinan bahwa sesungguhnya Allah
senantiasa mengawasi dan menilai amalan-amalannya dimanapun dan kapan pun. Konsep
ihsan yang harus kita anut adalah yang bersesuaian dengan apa yang dicontohkan oleh
Rasulullah SAW yang termaktub dalam Al Quran dan Al-Hadits, yang mencakup kehidupan
manusia sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial yang berperan dalam
kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Pendahuluan

Islam adalah agama yang baik, agama yang di berkahi oleh Allah swt. Islam juga agama
yang memberikan tuntunan kepada umatnya baik berupa sikap yang ditujukkan kepada
manusia dalam melalui kehidupannya. Manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini yang
tentunya harus dibekali dengan sikap atau tuntunan akhlak yang baik untuk dirinya sendiri,
maupun untuk orang lain, masyarakat, serta orangorang yang terdapat disekitarnya.

Islam memberikan segala sesuatu bagaimana seorang muslim dapat berkomunikasi dan
bersikap dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya. Agama Islam adalah agama yang mampu
menerangi setiap sudut dalam kehidupan hambanya. Agama Islam juga tentunya Agama yang
dirahmati oleh Allah swt dan agama yang selalu memberikan jaminan keselamatan dan

1
kebahagiaan para umatnya. Agama Islam adalah Agama yang mampu membimbing,
menjamin, dan mengarahkan pada jalan menuju kebenaran.

Saat ini di dalam dunia keilmuan, tentunya tidak hanya mempelajari ilmu yang hanya
akan menghantarkan pada hal dunia saja, tetapi dunia dan akhirat pun harus tetap kita jaga dan
kita raih keuntungannya. Dengan mempelajari banyak hal yang mendasar mengenai agama,
tentunya AgamaIslam akan lebih mempermudah umat dalam beribadah dan menjalankan
aktivitas sehari-hari. Dari hal tersebut tidak pernah lepas dari ajaran-ajaran beragama yaitu
seperti halnya berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan selalu ada kontak sosial dengan
makhluk yang lainnya, maka dengan itu perlu diikuti dengan perilaku yang baik (ihsan) dalam
mengarungi kehidupan sehari-hari karena didasari oleh sumber keilmuan yang sempurna.

Manusia diciptakan oleh Allah swt dengan bentuk yang sebaik-baiknya dan memiliki
kelebihan yang paling baik dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah yang lainnya.
Manusia diberikan akal dan pikiran sehingga manusia dapat bertindak dan berperilaku yang
baik sesuai dengan koridornya masing-masing. Dari segala aspek sikap serta perilaku manusia
tersebut merupakan bentuk cerminan yang baik sebagai umat islam. Manusia sebagai hamba
Allah dan pemimpin di muka bumi ini atau Khalifah fil ard harus mampu mengaplikasikannya
perilaku yang baik (ihsan) berdasarkan ajaran Islam yang telah Rasulullah saw ajarkan kepada
umatnya.

Untuk menunjukkan bahwa manusia benar-benar mampu melaksanakan tugas sebagai


pemimpin di muka bumi ini, manusia perlu menyesuaikan tindakan yang sesuai dengan
pedoman dan ajaran umat Islamnya. Islam tidak pernah hentinya selalu mengajarkan kita untuk
berbuat baik terhadap sesama, karena tujuan kita hidup di dunia adalah agar bermanfaat
terhadap sesama dan selalu tolong menolong di dalam kebaikan, tujuannya untuk menambah
sifat derajat kemanusiaan kita.

Allah juga telah memerintahkan untuk berbuat ihsan pada banyak tempat dalam kitab
Nya, salah satunya sebagaimana dalam Alquran Surat Al- Baqarah ayat 195:

2
Artinya :

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah : 195)

Berbuat ihsanlah dalam semua ketaatan serta jadikanlah semua amal ikhlas karena
Allah. Amal apapun itu, misalnya dengan membantu orang lain dengan kedudukan yang
dimilikinya, beramr ma’ruf dan bernahi munkar, mengajarkan ilmu yang bermanfaat,
memenuhi kebutuhan manusia, menghilangkan derita yang menimpa mereka, menjenguk
orang yang sakit, mengiringi jenazah, membimbing orang yang tersesat, membantu orang yang
mengerjakan sesuatu, mengajarkan keterampilan, dan lain-lain.

Saat ini ihsan telah dianggap sebagai hal yang biasa, oleh masyarakat umum, bahkan
ada yang tidak mengetahui sama sekali arti yang sebenarnya dari ihsan itu. Hal ini dikarenakan
manusia selalu menganggap remeh tentang hal itu dan mengartikan ihsan itu hanya sebagai arti
bahasa, tidak mencari makna yang sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkan hal tersebut
berjalan begitu saja. Oleh karena itu, penulis mencoba mendeskripsikan apa itu ihsan dan
bagaimana macam-macam ihsan dan ruang lingkupnya, serta peranan dan hakekat ihsan dalam
Islam yang dapat mengantarkan manusia menjalani kehidupannya sesuai dengan tuntunan
Rasulullah yang disampaikan melalui Al-Quran dan Al-Hadits.

Pembahasan

1. Pengertian Ihsan
Ihsan (Arab: ‫" ;احسان‬kesempurnaan" atau "terbaik") adalah seseorang yang menyembah
Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka
orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.

Ihsan adalah lawan dari isa'ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia mencurahkan
kebaikan dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain. Mencurahkan kebaikan kepada
hamba-hamba Allah dengan harta, ilmu, kedudukan dan badannya.

2. Ruang Lingkup Ihsan dan Macam-macam Ihsan


Secara terperinci, ruang lingkup Ihsan adalah sebagai berikut :

3
1. Ihsan Kepada Allah SWT

Ihsan kepada Allah yaitu berlaku ihsan dalam menyembah atau beribadah kepada Allah
Swt., baik dalam bentuk ibadah khusus yang disebut ibadah mahdah (murni, ritual) maupun
ibadah umum yang disebut ibadah gairu mahdah (ibadah sosial).

Ibadah mahdah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Adapun ibadah gairu mahdah seperti
belajar-mengajar, berdagang, makan, tidur, dan semua perbuatan manusia yang tidak
bertentangan dengan aturan agama. Berdasarkan salah satu hadis tentang ihsan, ihsan kepada
Allah mengandung dua tingkatan, yaitu :

a) Beribadah kepada Allah Swt seakan-akan melihat-Nya.

Keadaan ini merupakan tingkatan ihsan yang paling tinggi karena dia berangkat dari sikap
membutuhkan, harapan, dan kerinduan. Dia menuju dan berupaya mendekatkan diri kepada-
Nya.

b) Beribadah dengan penuh keyakinan bahwa Allah Swt. melihatnya.

Kondisi ini lebih rendah tingkatannya daripada tingkatan yang pertama karena sikap
ihsannya didorong dari rasa diawasi dan takut akan hukuman.

2. Ihsan Kepada Sesama Makhluk Ciptaan Allah Swt

Berbuat Ihsan kepada sesama Makhluk Allah Swt. Meliputi seluruh alam raya Ciptaa-Nya
antara lain sebagai berikut:

a) Ihsan kepada orang tua

Berbuat baik kepada kedua orang tua ialah dengan cara mengasihi, memelihara, dan
menjaga mereka dengan sepenuh hati serta memnuhi semua keinginan mereka selama tidak
bertentangan dengan aturan Allah Swt. Mereka telah berkorban untuk kepentingan anak
mereka sewaktu masih kecil dengan perhatian penuh dan belas kasihan. Mereka mendidik dan
mengurus semua keperluan anak-anak ketika masih lemah. Selain itu, orang tua memberikan
kasih sayang yang tidak ada tandingannya.

4
Firman Allah Swt. dalam Surah Al-Isra’, 17:23-24 :

artinya:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya sampai berusia lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya
perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya
perkataan yang baik. Dan rendahkan dirimu terhadap keduanya denga kasih sayang dan
ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku pada waktu kecil’.” (QS.Al-Isra’ : 23-24)

Berbuat ihsan kepada kedua orang tua juga dipertagas sabda Rasulullah saw. riwayat
Tirmidzi yang artinya: Keridaan Allah berada pada keridaan orang tua, dan kemurkaan Allah
berada pada kemurkaan orang tua,

b) Ihsan kepada Kerabat Karib

Berbuat baik kepada kerabat karib dengan cara menjalin silaturahmi, bahkan Allah
menyamakan seseorang yang memutuskan hubungan silaturahmi dengan perusak di muka
bumi. Sebagaimana firman Allah :

artinya:

“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan
memutuskan hubungan kekeluargaan?” (Q.S. Muhammad, 47:22).

Silaturahmi merupakan kunci mendapatkan keridaan Allah Swt. sebab paling utama
terputusnya hubungan seorang hamba dengan Tuhannya adalah karena terputusnya hubungan
silaturahmi.

5
Dalam hadits qudsi, Allah Swt. berfirman yang artinya: “Aku adalah Allah, aku adalah
ahman, dan Aku telah menciptakan alam rahim yang kuberi nama bagian dari nama-Ku.
Maka, barang siapa yang menyambungnya, akan Kusambungkan pula baginya dan barang
siapa yang memutuskannya, akan Kuputuskan hubunganku dengannya.” (H.R. Tirmidzi).

c) Ihsan Kepada Anak Yatim

Berbuat baik kepada anak yatim ialah dengan cara mendidiknya dan memelihara hak-
haknya. Banyak ayat dan hadis menganjurkan berbuat baik kepada anak yatim, di antaranya
sabda Rasulullah saw. yang artinya: “Aku dan orang yang memelihara anak yatim di surga
kelak akan seperti ini (seraya menunjukkan jari telunjuk jari tengahnya).” (HR. Bukhari, Abu
Daud, dan Timidzi).

d) Ihsan kepada Fakir miskin

Berbuat baik kepada fakir miskin ialah dengan memberikan bantuan kepada mereka
terutama pada saat mereka mendapat kesulitan. Rasulullah saw. bersabda. “Orang-orang yang
menolong janda dan orang miskin, seperti orang yang berjuang di jalan Allah.”,(H.R. Muslim
dari Abu Hurairah).

e) Ihsan kepada Tamu

Berbuat baik kepada tamu, secara umum adalah dengan menghormati dan menjamunya.
Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah
memuliakan tamunya.” (H.R. Jama’ah, kecuali Nasa’i).

f) Ihsan kepada Sesama Manusia

Berbuat baik kepada sesama manusia dapat kita lakukan dengan cara melembutkan
ucapan, saling menghargai satu sama lain dalam pergaulan, serta menyuruh kepada yang
makruf dan mencegah kemungkaran. Menunjukkan jalan jika ia tersesat, mengajari mereka
yang bodoh, mengakui hak-hak mereka, serta tidak mengganggu mereka dengan tidak
melakukan hal-hal yang dapat mengusik dan melukai mereka. Sebagaimana sabda Rasulullah
yang artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaklah ia berkata yang
baik atau diam.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

3. Hakikat Ihsan dalam Islam


Hakikat ihsan dalam Islam seperti terdapat dalam hadist berikut:

6
َ ‫َّللاَ َكأَنه‬
َ ‫ــك تَ َراهُ فَإِ ْن لَ ْم تَ ُك ْن تَ َراهُ فَإِنههُ َي َر‬
‫اك‬ ‫أَ ْن تَ ْعبـــُدَ ه‬
Artinya :

“Ihsan adalah engkau menyembah Allah seakan engkau melihat-Nya, maka bila engkau tak
melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihatmu.” (HR Muslim)

Definisi Ihsan yang dijabarkan Rasulullah di dalam hadits tersebut adalah kita, umat
Islam, beribadah kepada Allah seolah-olah kita melihat Allah namun ketika kita merasa tidak
dapat melihatNya, maka kita harus senantiasa yakin bahwa sesungguhnya Allah tidak pernah
luput untuk memperhatikan dan mengawasi kita dimanapun dan kapanpun kita berada.

Hakikat ihsan mengajarkan kita agar senantiasa menjaga dan memperhatikan hak-hak
Allah, serta menyadari betapa agungnya kebesaran Allah selama menjalankan ibadah. Ihsan
mengajarkan kepada seluruh Muslim untuk bersikap professional dalam setiap aktivitas yang
dilakukannya. Meningkatkan kualitas, memperbanyak kuantitas, menebar kebermanfaatan,
dan mempersembahkan yang terbaik yang ia mampu merupakan syarat-syarat seorang muslim
untuk berlaku professional. Karena memang, hakikat hidup ini adalah sebagai ajang untuk
berlomba-lomba mempersembahkan amal terbaik.

Imam Nawawi juga dalam menjelaskan bahwa bila seseorang di dalam ibadahnya
mampu melihat secara nyata Tuhannya maka sebisa mungkin ia tidak akan meninggalkan
sedikit pun sikap khusyuk dan khudlu’ (merendah diri) di dalam ibadahnya tersebut.
Keterengan tersebut tertulis dalam kitab al-Minhâj Syarh Shahîh Muslim ibnil Hajjâj.

Dengan begitu benar adanya jika ihsan bisa meningkatkan kualitas diri seorang muslim
dan amalannya dilandasi sebuah keyakinan bahwa sesungguhnya Allah senantiasa mengawasi
dan menilai amalan-amalannya dimanapun dan kapan pun.

Kesimpulan

Orang yang tidak mematuhi hukum Allah dalam menjamin keselamatan dan menahan
untuk tidak menyakiti orang lain adalah orang yangtidak sempurna keberislamannya. Orang
yang tidak memiliki semangat untuk mematuhi ketentuan Allah dan menjaga hak-hak orang
lain sejatinya tidak menjaga hubungannya dengan Allah sehingga keimanannya juga terbilang
cacat.

7
Rasulullah SAW secara lugas ingin mengatakan, kesempurnaan keimanan seseorang
tidak dapat terbukti tanpa perbuatan baik. Tanpa perbuatan baik, seseorang tidak dapat
mencapai derajat kesempurnaan keimanan. Kesempurnaan keimanan tidak dapat diraih tanpa
akhlak. Sedangkan akhlak adalah manifestasi dan bukti keimanan, bukan sekadar etika yang
berisi pengetahuan akan baik dan buruk.

Referensi

https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/pengertian-ihsan-dalam-islam-ghlHE
http://repository.radenintan.ac.id/7524/1/SKRIPSILENGKAP.pdf
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21413335018.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/26454/7/Siti%20Maghfirotul%20Ainiyah_E73214039.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/13221/4/4_bab1.pdf
https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/pengertian-ihsan-dalam-islam-ghlHE

Anda mungkin juga menyukai