Anda di halaman 1dari 16

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampuh : Muh. Zulkifli, M.Pd.I

Oleh : Kelompok 5

Ni’matuzzahro’
Martini
Liza Apriana
M. Alwasit Aulawy

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS TARBIYAH
IAIH HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Prinsip-Prinsip Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam” ini dapat tersusun hingga selesai. Shalawat dan salam senantiasa kita
haturkan untuk Nabi Besar Muhammad SAW, Nabi yang ikhlas memberi kita
bimbingan hingga kita dapat keluar dari zaman kegelapan jahiliyah menuju zaman
yang terang benderang seperti sekarang ini Alhamdulillah.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Pendidikan Agama Islam. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari bapak dosen demi kesempuraan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Anjani, 14 November 2022

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Prinsip dan Pendidikan Islam 2
B. Prinsip-prinsip Pendidikan Agama Islam 3
C. Landasan Prinsip-Prinsip Metodologis Pendidikan Islam 6
D. Analisis Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam 8
E. Prinsip Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu 8
BAB III PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa sumber utama pendidikan Islam adalah
kitab suci Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW. Serta pendapat para sahabat
dan ulama atau ilmuan muslim sebagai tambahan. Pendidikan Islam sebagai
sebauah disiplim ilmu harus membuka mata bahwa keadaan pendidikan yang
terjadi saat ini jauh dari apa yang kita harapkan. Kita mengaharapkan bahwa
pendidikan Islam memberikan kontribusi terhadap pendidikan yang terdapat di
Indonesia, namun hal tersebut belum terealisaikan dengan maksimal. Salah satu
faktor yang menjadi penyebab hal tersebut adalah tidak diterpakanny sebuah
prinsip sebagai dasar dalam pendidikan.

Seringkali sebuah prinsip hanya dijadikan sebagai sebuah formalitas saja.


Prinsip tidak dijadikan sebagai dasar atau pondasi bagai pencapaian sebuah
tujuan. Padahal dalam pencapaian tujuan yang digarapkan dalam pendidikan
Islam, keberadaan prinsip-prinsip sangatlah penting dan urgent. Oleh karena itu,
dalam makalah ini kami akan mencoba sedikit memaparkan tentanng bagaimana
sebuah prisnip-prinsip pendidikan islam sebagai displin ilmu dan bagaiman
kontribusinya.

Dalam prespektif pendidikan Islam, tujuan hidup seorang muslim pada


hakekatnya adalah mengabdi kepada Allah. Pengabdian kepada Allah sebagai
realisasi dari keimanan yang diwujudkan dalam amal, tidak lain untuk mencapai
derajat yang bertaqwa disisinya. Beriman dan beramal soleh merupakan dua
aspek kepribadian yang dicita-citakan dalam pendidikan Islam. Sedangkan tujuan
pendidikan Islam adalah terbentuknya insan yang memiliki dimensi religious dan
berkemampuan ilmiah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian prinsip dan pendidikan Islam ?
2. Apa saja prinsip-prinsip pendidikan agama Islam ?
3. Apa saja landasan prinsip-prinsip prinsip metodologis pendidikan Islam ?
4. Bagaimana cara menganalisis prinsip-prinsip pendidikan Islam ?
5. Bagaimana prinsip pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu ?

C. Tujuan Masalah
1. Pengertian prinsip dan pendidikan Islam
2. Prinsip-prinsip pendidikan agama Islam
3. Landasan prinsip-prinsip prinsip metodologis pendidikan Islam

1
4. Analisis prinsip-prinsip pendidikan Islam
5. Prinsip pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip dan Pendidikan Islam


1. Pengertian Prinsip

Prinsip berasal dari kata principle yang bermakna asal, dasar, prinsip
sebagai dasar pandangan dan keyakinan, pendirian seperti berpendirian,
mempunyai dasar atau prinsip yang kuat. Adapun dasar dapat diartikan asas,
pokok atau pangkal (sesuatu pendapat aturan dan sebagainya). Dengan
demikian prinsip dasar pendidikan Islam bermakna pandangan yang
mendasar terhadap sesuatu yang menjadi sumber pokok sehingga menjadi
konsep, nilai dan asas bangunan pendidikan Islam.

Achmadi, menyatakan bahwa maksud dasar pendidikan ialah pandangan


yang mendasari seluruh aktivitas pendidikan baik dalam rangka penyusunan
teori, perencanaan maupun pelaksanaannya pendidikan. Karena kita berbicara
pendidikan Islam, maka pandangan hidup yang mendasari seluruh kegiatan
pendidikan ialah pandangan hidup Islami atau pandangan hidup muslim yang
pada hakekatnya merupakan nilai-nilai luhur yang bersifat transenden,
universal, dan eternal. Dengan nilai-nilai itulah kedudukan pendidikan Islam
baik secara normatif maupun konsepsional berbeda dengan ilmu pendidikan
lainnya.

Adapun sumber nilai dalam Islam adalah al-Quran dan sunnah Rasul.
Karena banyaknya nilai yang terdapat dalam sumber tersebut, maka dipilih dan
diangkat beberapa di antaranya yang dipandang fundamental dan dapat
merangkum berbagai nilai yang lain, yaitu tauhid, kemanusiaan, kesatuan umat
manusia, keseimbangan, rahmatan lil’alamin.

Dengan demikian, pendidikan Islam sangat ideal terutama dikarenakan


memperhatikan kebersamaan, pengembangan diri, masyarakat,
menggalakkan ilmu, dilakukan secara manusiawi, menyeluruh dan selalu
berupaya meningkatkannya.

Prinsip-prinsip dasar pendidikan Islam adalah aspek-aspek fundamental


yang menggambarkan dasar dan tujuan pendidikan Islam sehingga ia
membedakannya dengan pendidikan non-Islam. Prinsip¬prinsip dasar
pendidikan Islam itu meliputi:

2
a. Pendidikan Islam adalah bagian dari proses rububiyah Tuhan

b. Pendidikan Islam berusaha membentuk manusia seutuhnya

c. Pendidikan Islam selalu berkaitan dengan agama

d. Pendidikan Islam merupakan pendidikan terbuka.

3
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Dalam rangka yang lebih terperinci, M Yusuf al-Qardawhi memberikan


pengertian, bahwa ; “ Pendidikan Islam adalah pendidikan manusiawi
seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan
keterampilannya. Karena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia hidup
dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi
masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya”.

Sementara itu, Hasan Langgulung merumuskan “pendidikan Islam


sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan
memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan
fungsi manusia untuk beramal didunia dan memetik hasilnya diakhirat”.

Prinsip pendidikan Islam juga ditegakan di atas dasar yang sama dan
berpangkal dari pandangan Islam secara filosofis terhadap jagad raya,
manusia, masyarakat, ilmu pengetahuan dan akhlak. Pandangan Islam
terhadap masalah-masalah tersebut, melahirkan berbagai prinsip dalam
pendidikan Islam.

B. Prinsip-prinsip Pendidikan Agama Islam


Pandangan Islam yang bersifat filosofi terhadap alam jagat, manusia,
masyarakat, pengetahuan, dan akhlak, secra jelas tercermin dalam prinsip-prinsip
pendidikan Islam. Dalam pembelajaran, pendidik merupakan fasilitator. Ia harus
mampu memberdayagunakan beraneka ragam sumber belajar. Dalam memimpin
proses pembelajaran, pendidik perlu perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam
pendidikan Islam dan senantiasa mempedomaninya, bahkan sejauh mungkin
merealisasikannya bersama-sama dengan peserta didik. Adapun yang menjadi
prinsip-prinsip pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

1. Prinsip Integral dan Seimbang

a. Prinsip Integral

Pendidikan Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains


dan agama. Keduanya harus terintegrasi secara harmonis. Dalam ajaran
Islam, Allah adalah pencipta alam semesta termasuk manusia. Allah pula
yang menurunkan hukum-hukum untuk mengelola dan melestarikannya.
Hukum-hukum mengenai alam fisik disebut sunatullah, sedangkan
pedoman hidup dan hukum-hukum untuk kehidupan manusia telah
ditentukan pula dalam ajaran agama yang disebut dinullah yang mencakup
akidah dan syariah.

Dalam ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan, Allah


memerintahkan agar mansuia untuk membaca yaitu dalam QS Al-‘Alaq
ayat-1-5. Dan ditempat lain ditemukan ayat yang menafsirkan perintah
membaca tersebut, seperti dalam Firman Allah QS Al-Ankabut: Bacalah apa
4
yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) (QS. Al-Ankabut
: 45)

Di sini, Allah memberikan penjelasan bahwa Al-Qur’an yang harus


dibaca. Ia merupakan ayat yang diturunkan Allah (ayat tanziliyah,
qur’aniyah) Selain itu, Allah memerintahkan agar manusia membaca ayat
Allah yang berwujud fenomena-fenomena alam (ayat kauniyah, sunatullah),
anatara lain, “Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada dilangit dan
dibumi”(QS. Yunus : 101)

Dari ayat-ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan


agar manusia membaca Al-Qur’an (ayat-ayat quraniyah) dan fenomena
alam (ayat kauniyah) tanpa memberikan tekanan terhadap slah satu jenis
ayat yang dimaksud. Hal itu berarti bahwa pendidikan Islam harus
dilaksanakan secara terpadu (integral)

b. Prinsip Seimbang

Pendidikan Islam selalu memperhatikan keseimbangan di antara


berbagai aspek yang meliputi keseimbangan antara dunia dan akhirat,
antara ilmu dan amal, urusan hubungan dengan Allah dan sesama
manusia, hak dan kewajiban.

Keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat dalam ajaran Islam


harus menjadi perhatian. Rasul diutus Allah untuk mengajar dan mendidik
manusia agar mereka dapat meraih kebahagiaan kedua alam itu.
implikasinya pendidikan harus senantiasa diarahkan untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. hal ini senada dengan FirmanAllah SWT:
“dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi” (Al-Qashas : 77)

Dalam dunia pendidikan, khususunya dalam pembelajaran, pendidik


harus memperhatikan keseimbangan dengan menggunakan pendekatan
yang relevan. selain mentrasfer ilmu pengetahuan, pendidik perlu
mengkondisikan secara bijak dan profesional agar peserta didik dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di dalam maupun di luar kelas.

2. Prinsip Bagian dari Proses Rububiyah

Al-Qur’an menggambarkan bahwa Allah adalah Al-Khaliq, dan Rabb Al-


Amin (pemelihara semesta alam). Dalam proses penciptaan alam semesta
termasuk manusia. Allah menampakan proses yang memperlihatkan
konsistensi dan keteraturan. Hal demikian kemudian dikenal sebagai aturan-
aturan yang diterpakan Allah atau disebut Sunnatullah.

Sebagaiman Al-Kailani yang dikutip oleh Bukhari Umar dalam bukunya

5
menjelaskan, bahwa peranan manusia dalam pendidikan secara teologis
dimungkinkan karena posisinya sebagai makhluk, ciptaan Allah, yang paling
sempurna dan dijadikan sebagai khalifatullah fi al-ardh.

Sebagai khalifah, manusia juga mengemban fungsi rubbubiyah Allah


terhadap alam semesta termasuk diri manusia sendiri. Dengan perimbangan
tersebut dapat dikatakan bahwa karakter hakiki pendidikan Isam pada intinya
terletak pada fungsi rubbubiyah Allah secara praktis dikuasakan atau
diwakilkan kepada manusia. Dengakn kata lain, pendidikan Islam tidak lain
adalah keseluruhan proses dan fungsi rubbubiyah Allah terhadap manusia,
sejak dari proses penciptaan samspai dewasa dan sempurna.

3. Prinsip Membentuk Manusia yang Seutuhnya

Manusia yang menjadi objek pendidikan Islam ialah manusia yang telah
tergambar dan terangkum dalam Al-Qur’an dan hadist. Potret manusia dalam
pendidikan sekuler diserhakan pada orang-orang tertentu dalam msyarakat
atau pada seorang individu karena kekuasaanya, yang berarti diserahkan
kepada angan-angan seseorang atau sekelompok orang semata.

Pendidikan Islam dalam hal ini merupakan usaha untuk mengubah


kesempurnaan potensi yang dimiliki oleh peserta didik menjadi kesempurnaan
aktual, melalui setiap tahapan hidupnya. Dengan demikian fungsi pendidikan
Islam adalah menjaga keutuhan unsur-unsur individual peserta didik dan
mengoptimalkan potensinya dalam garis keridhaan Allah.

Prinsip ini harus direalisasikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran.


Pendidik harus mengembangkan baik kecerdasan intelektual, emosional
maupun spiritual secara simultan.

4. Prinsip Selalu Berkaitan dengan Agama

Pendidikan Islam sejak awal merupakan salah satu usaha untuk


menumbuhkan dan memantapkan kecendrungan tauhid yang telah menjadi
fitrah manusia. Agama menjadi petunjuk dan penuntun ke arah itu. Oleh
karena itu, pendidikan Islam selalu menyelenggrakan pendidikan agama.
Namun, agama di sini lebih kepada fungsinya sebagai sumebr moral nilai.

Sesuai dengan ajaran Islam pula, pendidikan Islam bukan hanya


mengajarkan ilmu-ilmu sebagai materi, atau keterampilan sebagai kegiatan
jasmani semata, melainkan selalu mengaitkan semuanya itu dengan kerangka
praktik (‘amaliyyah) yang bermuatan nilai dan moral. Jadi, pengajaran agama
dalam Islam tidak selalu dalam pengertian (ilmu agama) formal, tetapi dalam
pengertian esensinya yang bisa saja berada dalam ilmu-ilmu lain yang sering
dikategorikan secara tidak proporsional sebagai ilmu sekuler.

5. Prinsip Terbuka

6
Dalam Islam diakui adanya perbedaam manusia. Akan tetapi, perbedaan
hakiki ditentukan oleh amal perbuatan manusia (QS, Al-Mulk : 2), atau
ketakwaan (QS, Al-Hujrat : 13). oleh karena itu, pendidikan Islam pada
dasarnya bersifat terbuka, demokratis, dan universal. menurut Jalaludin yang
dikutip oleh Bukhari Umar menjelaskan bahwa keterbukaan pendidikan Islam
ditandai dengan kelenturan untuk mengadopsi unsur-unsur positif dar luar,
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakatnya, dengan tetap
menjaga dasar-dasarnya yang original (shalih), yang bersumber pada Al-Qur’an
dan Hadist.

6. Menjaga Perbedaan Individual

Perbedaan individual antara seorang manusia dengan orang lain


dikemukakan oleh Al-Qur’an dan hadist. Sebagai contoh:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan


bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada
yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
mengetahui”. (QS. Ar-Rum : 22)

Perbedaan-perbedaan yang dimiliki manusia melahirkan perbedaan


tingkah laku karena setiap orang akan berbuat sesuai dengan keadaanya
masing-masing. Menurut Asy-Syaibani yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Ramayulis
menjelaskan bahwa pendidikan Islam sepanjangs sejarahnya telah memlihara
perbedaan individual yang dimilki oleh peserta didik.

7. Prinsip Pendidikan Islam adalah Dinamis

Pendidikan Islam menganut prinsip dinamis yang tidak beku dalam


tujuan-tujuan, kurikulum dan metode-metodenya, tetapi berupaya untuk selalu
memperbaharuhi diri dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Pendidikan Islam seyogyanya mampu memberikan respon terhadap
kebutuhan-kebutuhan zaman dan tempat dan tuntutan perkembangan dan
perubahan social. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan Islam yang
memotivasi untuk hidup dinamis.

C. Landasan Prinsip-Prinsip Metodologis Pendidikan Islam


1. Prinsip Memberikan Suasana Kegembiraan

Prinsip ini dapat dijabarkan dari sabda Nabi Muhammad saw. Kepada
sahabat beliau,yagn diutus untuk melakukan dakwah kepada gubernur
Romawi di Damaskus, yaitu Mu’azd jabal dan Musal Al-Asy’ary, sebagai berikut
; “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu”. (Al –Baqarah : 185 )

2. Prinsip Memberikan Layanan Dan Santunan Dengan Lembut

7
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu”. ( Ali Imran : 159 )

3. Prinsip Kebermaknaan Bagi Peserta Didik

“Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu


sehingga apabila mereka keluar dari sisimu orang-orang berkata kepada orang
yang telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi): "Apakah yang
dikatakannya tadi?" mereka Itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka
oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka”. ( Al Muhammad : 16 )

4. Prinsip Komunikasi Terbuka

Guru mendorong manusia didik untuk membuk diri terhdap segala hal
atau bahan–bahan pelajaran yang disajikan mereka, sehingga mereka dapat
menyerpnya menjadi bahan apresepsi dalam pikirannya.

Dalam kitab suci al- quran terdapat bayak firman Allah yang mendorong
manusia untuk membuika hati dan pikiranya, perasannya, pendengaran, dan
pengelihatannya untuk menyerap pesan-pesan yang difirmankan Allah keoada
mereka, sehingga apa yang mereka serap sebagai pesan-pesan itu akan
diminta pertanggungjawabanya dihadapannya.

5. Prinsip Pemberian Pengetahuan Yang Baru

Minat da perhatian anak didik harus diarahkan kepada bahan-bahan


pengetahuan yang baru bagi mereka. Dalam ajaran Islam terhadap prinsip
pembaharuan dalam belajar, baik tentang fenomena-fenomena alamiah
maupun fenomena yang terdapat dalam diri mereka sendiri. Seperti studi
tentang alam sekitar yang mengandung ilmu-ilmu baru.

8
Firman Allah yang mendorong manusia untuk menciptakan ilmu-ilmu
alam dan biologi sera psikologi tersebut dalam Al-Qur’an sebagai berikut :

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)


Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi
mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” ( Fusahilat : 53 )

6. Prinsip Memberikan Model Prilaku Yang Baik

Anak didik dapat memperoleh contoh bagi prilakunya melalui


pengamatan dan peniruan yang tepat guna dalam pross belajar mengajar,
misalnya seperti firman Allah :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. ( al-ahzab : 21 )

D. Analisis Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam

Mengenai prinsip-prinsip dalam pendidikan Islam dapat ditinjau dari


beberapa aspek dalam perumusan prinsip tersebut yaitu :

1. Pendidikan Islam tidak mengenal antara pemisahan pendidikan sains dengan


agama.

2. Pandangan Islam yang menyeluruh terthadap semua aspek kehidupan


mewujudkan adanya keseimbangan

3. Pendidikan Islam menganut prinsip dinamis yang tidak beku dalam tujuan-
tujuan, kurikulum dan metode-metodenya, tetapi berupaya untuk selalu
memperbaharuhi diri dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

4. Pendidikan Islam hendaklah meliputi seluruh aspek keperibadian manusia


dan melihat manusia dengan pandangan yang menyeluruh dari dan aspek
jiwa, badan dan akal, sehingga nantinya pendidikan Islam mampu diarahkan
pada pendidikan jasmani, pendidikan jiwa dan pendidikan akal.

9
E. Prinsip Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu

Sebagai disiplin ilmu, pendidikan islam bertugas pokok mengilmiahkan


wawasan atau pandangan tentang kependidikan yang terdapat di dalam sumber-
sumber pokoknya dengan bantuan dari pendapat para sahabat dan
ulama/ilmuwan muslim.

Dunia ilmu pengetahuan yang akademik telah menetapkan norma-norma,


syarat-syarat dan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu ilmu yang ilmiah.
Persyaratan keilmuwan yang ditetapkan itu nampak terlihat sekuler, dalam arti
bahwa mengilmiahkan suatu pandangan/konsep dalam banyak seginya, yang
melibatkan nilai-nilai ke-Tuhanan dipandang tidak rasional, tapi metafisik dan
tidak dapat dijadikan dasar pemikiran sistematis dan logis. Nilai-nilai ke-Tuhanan
berada di atas nilai keilmiahan dari ilmu pengetahuan. Agama adalah bukan ilmu
pengetahuan.

Sebagai suatu disiplin ilmu, pendidikan islam merupakan sekumpulan ide-


ide dan konsep-konsep intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui
pengalaman dan pengetahuan. Jadi mengalami dan mengetahui merupakan
pengokoh awal dari konseptualisasi itu. Untuk itu Adam diajar nama-nama benda
terlebih dahulu sebagai dasar konseptual bagi pembentukan ilmu pengetahuan.

Dengan demikian maka ilmu pendidikan islam dapat dibedakan antara ilmu
pendidikan teoritis dan ilmu pendidikan praktis. Ada tiga komponen dasar yang
harus dibahas dalam teori pendidikan islam yang pada gilirannya dapat
dibuktikan validitasnya dalam operasionalisasi. Tiga komponen dasar itu ialah:

1. Tujuan pendidikan islam harus dirumuskan dan ditetapkan secara jelas dan
sama bagi seluruh umat islam sehingga bersifat universal. Tujuan pendidikan
islam adalah azasi karena ia sebegitu jauh menentukan corak metode dan
materi pendidikan islam. Tujuan pendidikan islam yang universal itu telah
dirumuskan dalam Seminar pendidikan Islam se-Dunia di Islamabad pada
tahun 1980 yang disepakati oleh seluruh ulama ahli pendidikan islam dari
Negara-negara islam.

2. Metode pendidikan islam yang kita ciptakan harus berfungsi secara efektif
dalam proses pencapaian tujuan pendidikan islam itu.

3. Irama gerak yang harmonis antara metode dan tujuan pendidikan dalam
10
proses akan mengalami vakum bila tanpa kehadiran nilai atau idea.

Konsepsi Al-Quran tentang ilmu pengetahuan, tidak membeda-bedakan


antara ilmu pengetahuan agama dan umum. Kedua jenis ilmu pengetahuan itu
merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, karena semua itu adalah
merupakan manifestasi dari ilmu pengetahuan yang satu yaitu ilmu pengetahuan
Allah. Oleh karena itu dalam islam tidak dikenal adanya ilmu pengetahuan yang
religious dan non-religius (sekuler).

Pendidikan islam sebagai disiplin ilmu telah mempunyai modal dasar yang
potensial untuk dikembangkan sehingga mampu berperan dijantung masyarakat
dinamis masa kini dan mendatang. Pendidikan islam saat ini masih berada pada
garis marjinal masyarakat, belum memegang peran sentral dalam proses
pembudayaan umat manusia dalam arti sepenuhnya. Untuk itu ilmu pendidikan
islam yang menjadi pedoman opersionalisasi pendidikan islam perlu
dikembangkan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam dunia
akademik yaitu:

1. Memiliki objek pembahasan yang jelas dan khas pendidikan islami meskipun
memerlukan ilmu penunjang dari yang non-Islami.

2. Mempunyai wawasan, pandangan, asumsi, hipotesa, serta teori dalam lingkup


kependidikan islami yang bersumberkan ajaran islam.

3. Memiliki metode analisis yang relevan dengan kebutuhan perkembangan ilmu


pendidikan yang berdasarkan islam, beserta sistem pendekatan yang seirama
dengan cocok keislaman sebagai kultur dan revilasi.

4. Memiliki struktur keilmuan yang sistematis mengandung totalitas yang


tersusun dari komponen-komponen yang saling mengembangkan satu sama
lain yang menunjukkan kemandiriannya sebagai ilmu yang bulat.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Prinsip berasal dari kata principle yang bermakna asal, dasar, prinsip
sebagai dasar pandangan dan keyakinan, pendirian seperti berpendirian,
mempunyai dasar atau prinsip yang kuat. Adapun dasar dapat diartikan asas,
pokok atau pangkal (sesuatu pendapat aturan dan sebagainya). Dengan
demikian prinsip dasar pendidikan Islam bermakna pandangan yang mendasar
terhadap sesuatu yang menjadi sumber pokok sehingga menjadi konsep, nilai
dan asas bangunan pendidikan Islam.

Achmadi, menyatakan bahwa maksud dasar pendidikan ialah pandangan


yang mendasari seluruh aktivitas pendidikan baik dalam rangka penyusunan teori,
perencanaan maupun pelaksanaannya pendidikan. Karena kita berbicara
pendidikan Islam, maka pandangan hidup yang mendasari seluruh kegiatan
pendidikan ialah pandangan hidup Islami atau pandangan hidup muslim yang
pada hakekatnya merupakan nilai-nilai luhur yang bersifat transenden, universal,
dan eternal. Dengan nilai-nilai itulah kedudukan pendidikan Islam baik secara
normatif maupun konsepsional berbeda dengan ilmu pendidikan lainnya.

B. Saran
Marilah kita sama-sama mempelajari ilmu agama untuk kita perluaskan
kepada semua ummat muslim yang ada didunia

12
DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisidan Moderenisasi Menuju Milinium Baru,


Jakarta : Kalimah, 2001

Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008

Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2009

Arifin, H.M, Kapita Selekta Pendidikan (Islam &Umum), Jakarta: Bumi Aksara, 2000

Ramayulis & Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Telaah sistem pendidikan dan
pemikiran para tokohnya), Jakarta: Kalam Mulia, 2010

Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : AMZAH, 2010

Abdullah, Boedi, Filsafat Ilmu (Kontempalsi Filosofis tentang Seluk-Beluk Sumber dan
Tujuan Ilmu Pengetahuan), Bandung: CV Pustaka, 2009

Poerwadinta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976

M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarya: Pustaka Pelajar,


1996

John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia,
1992

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud,


Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997

Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 1992

M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Alih Bahasa Bustami A.


Gani dan Djohar Bahry, Jakarta: Bulan Bintang, 1970

13

Anda mungkin juga menyukai