Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pendidikan di Maroko
Maghrib (bahasa Arab) yang lebih dikenal dengan nama Maroko (berasal dari bahasa
Prancis ‘’Maroc’’) adalah negeri Ilmu. Di negara inilah al-Qurawiyien sebagai universitas tertua
di dunia berada, sekaligus bumi ulama dan para wali –yang dikenal oleh dunia internasional—.
Mereka banyak yang lahir dan besar di negeri ini. Termasuk salah satu Wali Songo Indonesia,
yang bernama Syekh Maulana Muhammad Malik al- Magribi (w. 1435) aslinya berasal dari
negeri ini. Kata “al-Magribi” merupakan identitas bahwa beliau dari negeri ini.
99% warga Maroko beragama Islam, selebihnya memeluk agama Yahudi dan Nasrani.
Jumlah rakyat Maroko sekitar 30 juta jiwa. Bahasa resmi negara adalah bahasa Arab, sedangkan
bahasa keduanya adalah bahasa Perancis, Spanyol dan Barbar. Walaupun bahasa Perancis
merupakan bahasa kedua, namun penggunaannya, baik di bidang administrasi negara maupun
sebagai bahasa pengantar pendidikan, kadangkala melebihi bahasa resmi, yaitu bahasa
Arab. Sekarang dipimpin oleh raja berusia 38 tahun bernama Muhammad as-Sadis (Muhammad
generasi keenam).
1).  Sejarah Pendidikan
Semasa Rasulullah saw. masih hidup dan era-era berikutnya, proses pendidikan belum
terorganisir dalam lembaga pendidikan madrasah, tetapi masih berlangsung di masjid.[5]
Pada awal sejarah Islam, kegiatan keilmuan yang terorganisir dalam bentuk madrasah
berasal dari kegiatan majlis ta’lim di masjid-masjid. Hampir setiap masjid mempunyai seorang
pemimpin ilmu yang disebut sheikh, yang mengajarkan ilmu-ilmu agama (Qur’an, Hadits,
Akhlak, Fiqih) diantara waktu-waktu shalat di masjid-masjid.[6]
Lembaga pendidikan yang terbilang sangat modern dan tertua di dunia yang didirikan oleh
Fatimah Al Fihri, puteri dari seorang saudagar bernama Muhammad Al Fihri di Fez, Maroko,
adalah Universitas Al-Qarawiyyin. Lembaga ini didirikan pada tahun 859 M. Guiness Book of
Record (Museum Rekor Dunia) mencatat, lembaga ini merupakan perguruan tinggi pertama di
dunia yang memberikan gelar kesarjanaan.[7]
Awalnya, Universitas Al-Qarawiyyin adalah sebuah komunitas Qairawaniyyin, masyarakat
pendatang dari airawan, Tunisia di Kota Fez (Maroko). Komunitas ini membuat diskusi-diskusi
kecil di sebuah masjid dan banyak diikuti para penduduk sekitar. Materi yang dibahas semakin
meluas, baik bidang agama maupun umum. Beragam bidang yang disajikan
mampu menarik perhatian para pelajar dari berbagai belahan dunia. Sejak itulah, aktivitas
keilmuan di Masjid Al-Qarawiyyin berubah menjadi kegiatan keilmuan bertaraf perguruan
tinggi.[8]
2)   Sistem dan Jenjang Pendidikan
Seiring dengan perkembangan zaman, telah diadakan reformasi di bidang pendidikan demi
perbaikan dan efisiensi anggaran yang dialokasikan bidang ini. Untuk lebih jelasnya pembahasan
sistem pendidikan di Maroko akan dipaparkan sesuai dengan jenjang pendidikan yang ada.
Pada dasarnya, jenjang pendidikan di Maroko tidak jauh berbeda dengan sistem pendidikan
yang ada di negara lain, yaitu dapat dibagi kepada dua bagian:
a) Pendidikan Dasar dan Menengah
(1). Pendidikan Dasar (Ta’lim Asasi) dengan sembilan  tahun masa belajar, yang terdiri dari:
      1. Ibtidaiyah (Sekolah Dasar) selama enam tahun.  
      2. I’dadiyah (Sekolah Menengah Pertama) selama tiga tahun.
  Pada kedua jenjang pendidikan ini, materi masih bersifat paket dan tidak ada spesialisasi.
Bahasa pengantar pada umumnya menggunakan bahasa Arab, kecuali beberapa materi pelajaran
yang diajarkan dengan bahasa Perancis. Dalam jenjang ini, para siswa lebih banyak ditekankan
pada hafalan dan praktek menjawab soal yang berupa pekerjaan rumah (PR).
(2). Pendidikan Menengah Tingkat Atas yang ditempuh selama tiga tahun.
Pada jenjang ini, terdapat dua jurusan, yaitu:
                 1. ‘Ilmi (Ilmu Pasti dan Ilmu Alam)
                 2. Adabi (Ilmu Sosial dan Bahasa)
2. Pendidikan Tinggi
Pendidikan Tinggi terbagi kepada tiga program, yaitu:
         (1) Strata 1(Undergraduate).
Program ini semula ditempuh dalam masa empat tahun termasuk penulisan skripsi dengan
bimbingan seorang dosen. Mulai tahun 2004, diterapkan peraturan baru menjadi tiga tahun.
         (b) Strata 2 (program S2).
Untuk program strata 2  ada dua program yaitu:
              1. Program D.E.S.S (Diplome des Etudes  Superieur Specialité)
              2. Program D.E.S.A (Diplome des Etudes Superieur Approfondis)
         (c) Strata 3 (Program S3).
Dalam Program Strata 3 atau Program Doktoral, mahasiswa harus menyiapkan Disertasi yang
dibimbing salah seorang dosen dalam masa antara tiga sampai lima tahun.
Jurusan yang ada pada Program Starata 2 dan Strata 3 umumnya tidak permanen dan
selalu berubah sesuai dengan kebutuhan yang ada.
  
3) Metode Pendidikan Perguruan Tinggi
Secara singkat, sistem pendidikan universitas al-Qurawiyien, atau perguruan tinggi
lainnya di Maroko, semuanya menekankan kepada pemahaman tekstual, hafalan dan analisa.
Bagi Program SI dan S2 wajib mengikuti setiap jam kuliah, karena absensi berpengaruh terhadap
kelulusan. Bagi program SI dan S2 ini, setiap minggu para dosen selalu memberi tugas rutin
kepada mahasiswa untuk membuat karya tulis. Awalnya, sistem yang digunakan adalah sistem
paket, bukan semester, sehingga jika seorang mahasiswa tidak lulus dalam satu mata kuliah,
maka dia dianggap gugur dan wajib mengulang semua mata kuliah. Namun sejak tahun 2003,
diterapkan sistem semester.

Anda mungkin juga menyukai