Oleh Kelompok 4 :
Lisa Rahmawati
M. Hidmi
Miftahul Aulia
M. Alwasit Aulawi
Nazipatul Aini
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah tuhan semesta alam yang telah memberikan Rahmat
serta rahimnya bagi hamba –hamba yang diridhoinya sehingga makalah Tentang
“Konsep Warganegara “ ini dapat diselesaikan sebagaimana Mestinya. Sholawat
serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan alam nabi Besar Muhammad
SAW {Shallallahualaihi wasallam } yang telah membawa Ummatnya dari alam yang
gelap gulita menuju alam yang disinari oleh cahaya Islam .
Makalah ini disusun tidak lepas dan tidak bukan untuk memenuhi tugas Sebagai
bentuk tanggung jawab kami dalam proses perkuliahan namun hal yang Paling
penting dari yang tadi bagaimana makalah ini menjadi salah satu jalan siar Dalam
proses membangun jiwa manusia melalui pendidikan namun kami juga Menyadari
bahwa makalah ini juga jauh dari kata sempurna sehingga saran yang Membangun
sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan untuk materi Selanjutnya
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
C. Ruang Lingkup...................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Warganegara..................................................................6
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................23
B. Saran .................................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi di
mana terdapat pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya,
pertahanan keamanan, dan lain sebagainya. Di dalam suatu negara minimal
terdapat unsur-unsur negara seperti rakyat, wilayah, pemerintah yang
berdaulat serta pengakuan dari negara lain.
- Roger F. Soltau : Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berbentuk republik yang telah
diakui oleh dunia internasional dengan memiliki ratusan juta rakyat, wilayah darat,
laut dan udara yang luas serta terdapat organisasi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah yang berkuasa.
Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untuk mencapai
tujuan bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negara
tersebut. Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi cita-cita
bangsa secara bersama-sama.
4
Pada dasarnya yang disebut warga Negara adalah orang yang berdomisili di
negaranya sendiri atau orang-orang sebagai bagian dari suatu unsur penduduk
yang menjadi unsur Negara, karena Negara tidak akan pernah ada tanpa adanya
warga. Oleh karena itu, keduanya mempunyai kaitan yang erat dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk memberi
pengetahuan dan wawasan agar kita dapat memahami dan mengetahui apa
pengertian dari kewarganegaraan,asas warga negara serta memberi pengetahuan
tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara.
B. Rumusan masalah
Dalam tugas kelompok ini kami memiliki tiga rumusan masalah, yaitu :
5
C. Ruang lingkup
-Pendidikan
-Sosial
Makalah yang kami buat ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk memberi
pengetahuan tentang pentingnya sebuah kewarganegaraan dalam kehidupan
bernegara.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Warga Negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk
yang menjadi unsur Negara. Istilah warga Negara lebih sesuai dengan
kedudukannya sebagai orang merdeka dibandingkan dengan istilah hamba. Istilah
hamba karena warga Negara mengandung arti peserta, anggota atau warga di
suatu Negara, yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan
kekuatan bersama atas dasar tanggung jawab bersama untuk kepentingan
bersama.
Warga negara dan penduduk Indonesia diatur dalam pasal 26 dan 27 Undang-
undang Dasar 1945. Undang-undang pertama kali mengatur soal warga itu adalah
UU no.3 tahun 1946 yang dalam pasal 1 menyatakan bahwa warga negara
Indonesia adalah :
b. Orang yang tidak termasuk dalam golongan tersebut, diatas tetapi turunan
dari seseorang dari golongan itu, yang lahir dan bertempat berkedudukan dan
kediaman selama sedikitnya 5 tahun berturut-turut yang paling akhir di dalam
negara Indonesia, yang berumur 21 tahun, atau telah kawin, kecuali jika ia
menyatakan keberataan menjadi warganegara Indonesia karena ia adalah
warganegara lain.
7
dalam waktu satu tahun setelah peraturan itu berlaku. Berdasarkan UU No.6
tahun 1947, UU No.11 tahun 1948, segala pernyataan keberatan terhadap
kewarganegaraan Indonesia diperpanjang sampai tanggal 17 Agustus 1948.
Pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan hak dan kewajiban setiap
warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara, sedangkan pasal 30 ayat
1 menyatakan tentang hak dan kewajiban warganegara untuk ikut serta dalam
pertahanan dan keamanan negara.[1]1
Sejalan dengan definisi di atas, AS Hikam pun mendefinisikan bahwa Negara yang
merupakan terjemahan dari citizenship adalah anggota dari sebuah komunitas
yang membentuk Negara itu sendiri.
1
Elly M. Panduan Kuliah Pendidikan pancasila, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: 2005
hal 69.
8
kedudukan yang khusus terhadap negaranya yang mempunyai hubungan hak dan
kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya.2
Seperti dikemukakan oleh para ahli sudah menjadi kenyataan yang berlaku umum
bahwa untuk berdirinya negara yang merdeka harus dipenuhi sekurang-kurangnya
tiga syarat, yaitu adanya wilayah, adanya rakyat yang tetap, dan pemerintahan
yang berdaulat. Ketiga syarat ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
satu sama lain. Tanpa adanya wilayah yang pasti, tidak mungkin suatu negara
dapat berdiri, dan begitu pula adalah mustahil untuk menyatakan adanya negara
tanpa rakyat yang tetap. Di samping itu, meskipun kedua syarat wilayah (teriritory)
dan rakyat telah dipenuhi, apabila pemerintahannya bukan pemerintahan yang
berdaulat yang bersifat nasional, belumlah dapat dinamakan negara tersebut
suatu negara yang merdeka. Hindia Belanda dahulu memenuhi syarat yang
pertama, yaitu wilayah dan rakyat, tetapi pemerintahannya adalah pemerintahan
jajahan yang tunduk kepada Pemerintah Kerajaan Belanda, maka Hindia Belanda
tidak dapat dikatakan sebagai satu negara yang merdeka.
2
Tim ICCE UIN Jakarta, Pendidikan Kewargaan, Prenada Media, Jakarta : 2003 hal 74
9
wajib diakui (recognized), dihormati (respected), dan ditaati atau ditunaikan
(complied) oleh setiap warga negara.3
3
Jimly Asshiddiqie.Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Rajawali Pers, Jakarta: 2010 . hal.
383
10
Indonesia” ini menunjukkan, bahwa asas ius soli ini yang dipakai. Latar belakang
dari pemakaian asas ius soli ini disebabkan kenyataan, bahwa sejak dahulu sudah
banyak peranakan bangsa lain yang bertepat tinggal di Indonesia. Jadi selama
mereka menyatakan kesetiaannya kepada negara dan mengakui bangsa Indonesia
sebagai tanah airnya, maka mereka dapat menjadi warga negara Indonesia (hak
repudiasai). Dalam golongan ini peranakan secara keseluruhan dinyatakan
terlebih dahulu warganegara, tentu saja yang memenuhi syarat-syarat Indonesia,
namun kepada mereka diberikan hak untuk menolak. Disini pemilihan
kewarganegaraan Indonesia itu dengan sendirinya diperoleh apabila tidak
mengajukan pernyataan untuk menolak.4
1. A.S. Hikam
Menurut A.S. Hikam, pengertian warga negara adalah anggota dari suatu komunitas atau
kelompok yang membentuk suatu negara.
2. Koerniatmanto S
Menurut Koerniatmanto S, pengertian warga negara adalah anggota suatu negara yang
mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya, memiliki hubungan hak dan
kewajiban yang sifatnya timbal-balik terhadap negaranya.
3. Ko Swaw Sik
Menurut Ko Swaw Sik (1957), warga negara adalah semua orang yang memiliki ikatan
hukum dengan suatu negara.
4. Wolhoff
Menurut Wolhoff, pengertian warga negara adalah bentuk keanggotaan dari suatu
bangsa tertentu yaitu sejumlah manusia yang memiliki ikatan satu sama lainnya karena
adanya kesatuan bahasa, kehidupan sosial, budaya, serta kesadaran nasionalnya.
4
Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Moh. Kusnardi S.H & Haramaily Ibrahim S.H,
Pusat studi hukum tata negara dan CV “Sinar Bakti”, 1981, Jakarta hal. 297-298
11
Menurut Undang-Undang No. 12 Pasal 1 angka 1 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia, pengertian warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang sebagai warga
negara Indonesia.
6. Graham Murdock
Menurut Graham Murdock, pengertian kewarganegaraan adalah suatu hak untuk dapat
berpartisipasi secara utuh dalam berbagai pola struktur sosial, politik dan kehidupan
kultural serta untuk dapat membantu menciptakan bentuk-bentuk yang selanjutnya
dengan begitu maka memperbesarkan ide-ide.
7. Daryono
Kewarganegaraan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kewarganegaraan adalah hal yang berhubungan
dengan warga negara dan keanggotaan sebagai warga negara. Menurut pasal 1 angka (2)
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia,
kewarganegaraan adalah segala hal Ikhwal yang berhubungan dengan warga negara.
Dalam bahasa Inggris, kewarganegaraan dikenal dengan kata citizenship, artinya
keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga
negara.
a) Kewarganegaraan dalam arti Yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara
warga negara dengan negara yang menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu. Tanda-
tandanya misalnya : akta kelahiran, surat pernyataan, bukti kewarganegaraan, dll.
b) Kewarganegaraan dalam arti Sosiologis tidak ditandai dengan ikatan hukum, tetapi
ikatan emosional, seperti : ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan sejarah, ikatan
tanah air, dll.
12
b) Kewarganegaraan dalam arti Material menunjuk pada akibat hukum dari status
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara.
B. Asas Kewarganegaraan
Sudah menjadi pendapat umum, bahwa untuk berdirinya suatu negara yang
merdeka harus dipenuhi beberapa syarat, yaitu harus ada wilayah tertentu, ada
rakyat yang tetap dan pemerintahan yang berdaulat. Ketiga syarat ini merupakan
suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa adanya wilayah tertentu ada-
lah tidak mungkin untuk mendirikan suatu negara dan begitu pula adalah mustahil
untuk menyebutkan adanya suatu negara tanpa rakyat yang tetap. Walaupun
kedua syarat ini wilayah dan rakyat telah dipenuhi, namun apabila
pemerintahannya bukan pemerintahan yang berdaulat yang bersifat nasional,
belumlah dapat dinamakan negara itu negara yang merdeka. Hindia Belanda
dahulu memenuhi kedua syarat yang pertama wilayah dan rakyat tetapi karena
Pemerintahan Hindia Belanda adalah pemerintahan jajahan yang tunduk kepada
Pemerintah di Negeri Belanda, maka Hindia Belanda bukanlah negara yang
merdeka.
13
semuanya disebut penduduk. Jadi setiap warganegara adalah penduduk adalah
warga negara, karena mungkin dia adalah orang asing. Kalau demikian maka
penduduk suatu negara dapat dibagi dua yaitu warga negara dan orang asing.
Keduanya berbeda dalam hubungannya dengan negara. Setiap warga negara
mempunyai hubungan yang tidak terputus, walaupun warganegara yang
bersangkutan telah berdomisili di luar negeri, selarnya dia tidak memutuskan
kewarganegaraannya. Sebaliknya seorang asing hanya mempunyai hubungan
selama dia bertempat tinggal di wilayah negara tersebut. Karena itu adalah
menjadi kewajiban dari negara untuk melindungi kepentingan setiap penduduk di
negara-Nya.
Di muka telah dijelaskan, bahwa tanpa adanya warga negara adalah tidak mungkin
mendirikan suatu negara. Dan karena itu adalah negara yang berdaulat, maka
setiap negara berhak untuk menentukan sendiri syarat-syarat untuk menjadi
14
warga negara.5 Sedangkan dari sisi perkawinan dikenal pula asas kesatuan hukum
dan asas persamaan derajat.6
Sebagai contoh jika sebuah Negara menganut asas ius soli, maka seseorang yang
dilahirkan di Negara tersebut mendapatkan hak sebagai warga Negara. Begitu pula
dengan asas ius sanguinis. Jika sebuah Negara menganut asas ius sanguinis, maka
seseorang yang lahir dari orang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu Negara
Indonesia misalnya maka anak tersebut berhak mendapatkan status
kewarganegaraan orang tuanya, yakni warga Negara Indonesia. Tidak jarang pula
kita mendapatkan Negara-negara yang memanfaatkan kedua asas tersebut,
tegasnya baik ius sanguinus maupun ius soli dalam pemberian kewarganegaraan
terhadap penduduk yang berada di wilayah negaranya.
Dalam pewarganegaraan ini ada yang aktif dan ada juga yang pasif.
5
Moh.Kusnadi dan Harmaily Ibrahim. Pengantar Hukum Tata Negara. Pusat Study Hukum dan CV
Sinar Bakti. Jakarta : 1981 hal. 291
6
Ibid, Pengantar Hukum Tata Negara. Pusat Study Hukum dan CV Sinar Bakti. Jakarta :
1981 hal 7
15
1. Dalam pewarganegaraan yang aktif, seseorang dapat menggunakan hak opsi
untuk memilih atau menyatukan kehendak menjadi warga Negara dari suatu
Negara.
7
] Kartasa Poetra, Sistematika Hukum Tatanegara, PT Bina Aksara, Jakarta : 1987, hal.217
16
kewarganegaraannya, karena mungkin hanya dengan jalan demikian tercapai
kesatuan kewarganegaraan.
Apatride
8
] Kansil, Hukum Kewarganegaraan RI, Sinar Grafika, Jakarta : 1992 hhal.115
17
Bipatride
Multi patride
Sebagai warga Negara yang demokratis, hendaklah memiliki rasa hormat terhadap
sesama warga Negara dan dituntut juga untuk turut bertanggung jawab menjaga
keharmonisan dan ketertiban Negara.
b. Bersikap kritis
Warga Negara yang demokrat hendaklah selalu bersikap kritis, sikap kritis juga
harus ditunjukkan pada diri sendiri, sikap kritis pada diri sendiri itu tentu disertai
sikap kritis terhadap pendapat yang berbeda. Tentu saja sikap kritis ini harus
18
didukung oleh sikap yang legowo dan bertanggung jawab terhadap apa yang
dikritisi.
Perbedaan pendapat dan pandangan pada suatu warga Negara pasti ada. Untuk
meminimalis konflik yang timbul, maka membuka ruang untuk diskusi dan dialog
adalah suatu solusi yang baik, karena berdiskusi dan berdialog adalah salah satu
dari ciri sikap warga Negara yang demokrat.
d. Bersifat terbuka
e. Rasional
f. Adil
Sebagai warga Negara yang demokrat, tidak ada tujuan baik yang patut
diwujudkan dengan cara-cara yang tidak adil karena hanya dengan keadilan semua
tujuan akan tercapai demi kepentingan bersama.
g. Jujur
Memilik sikap dan sifat yang jujur bagi warga Negara merupakan sesuatu yang
niscaya, kejujuran merupakan kunci bagi terciptanya keselarasan dan
keharmonisan hubungan antar warga Negara dan sifat jujur ini bisa diterapkan
dalam segala sektor.
19
Menurut UU No. 12 Tahun 2006
1. Melalui Kelahiran
a. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
warga Negara Indonesia
b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI
dan ibu warga Negara asing
c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga
Negara asing dan ibu WNI
d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI,
tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hokum
Negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada
anak tersebut.
e. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI
f. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI
g. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA
yang diakui oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan
pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (
delapan belas ) tahun atau belum kawin
h. Anak yang lahir di wilayah NRI yang pada waktu lahir tidak jelas
status kewarganegaraan ayah dan ibunya
i. Anak yang baru lahir ditemukan di wilayah NRI selama ayah dan
ibunya tidak diketahui
20
j. Anak yang lahir di wilayah NRI apabila ayah dan ibunya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya
k. Anak yang dilahirkan diluar wilayah NRI dari seorang ayah dan ibu
WNI yang karena ketentuan dari Negara tempat aanak tersebut
dilahirkan tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan.
l. Anak WNI yang lahir diluar perkawinan yang sah, belum berusia 18
( delapan belas ) tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh
ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai WNI
m. Anak WNI yang belum berusia 5 ( lima ) diangkat secara sah sebagai
anak oleh WNA berdasarkan Penetapan pengadilan tetap diakui
sebagai WNI
2. Melalui Pengangkatan
3. Melalui Pewarganegaraan
21
d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara Pancasila
dan UUD 1945
i. Orang asing yang telah berjasa kepada NRI atau karena alasan
kepentingan Negara.
4. Melalui perkawinan
22
D. Hak Dan Kewajiban Warga Negara
Dalam pengertian warga Negara secara umum dinyatakan bahwa warga Negara
merupakan anggota Negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap
negaranya. Ia mempunyai hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap
negaranya, maka adanya hak dan kewajiban warga Negara terhadap negaranya
merupakan suatu yang niscaya ada.
Dalam konteks Indonesia, hak dan kewajiban tersebut telah diatur dalam Undang-
undang dasar 1945. Di antara hak-hak warga Negara yang dijamin dalam UUD
adalah hak asasi manusia yang rumusan lengkapnya tertuang dalam pasal 28 UUD
Perubahan kedua. 9 Contohnya hak kebebasan beragama dan beribadat sesuai
dengan kepercayaan masing-masing, hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,
dan lain sebagainya. Adapun contoh kewajiban yang paling melekat bagi setiap
warga Negara antara lain adalah membayar pajak, membela tanah air (pasal 27),
membela pertanahan dan kemanan Negara (pasal 29) dan sebagainya.
9
http://azmikoesetia.wordpress.com/2010/01/08/konsep-dasar-bagi-ttg-warga-negara/
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan Metode Dasar tentang Warga Negara dimaksudkan agar kita memiliki
wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola
sikap dan prilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila,
semua itu diperlukan demi tetap utuh & tegaknya NKRI.
B. Saran
Jadilah Warga Negara Indonesia yang baik. Taat pada hukum dan norma- norma
yang berlaku, taat pada pancasila dan taat pada Undang-Undang Dasar 1945.
24
Daftar Pustaka
Elly M. Panduan Kuliah Pendidikan pancasila, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: 2005
hal 69.
http://azmikoesetia.wordpress.com/2010/01/08/konsep-dasar-bagi-ttg-warga-negara/
http://sopinurwadi.blogspot.com/2011/04/cara-memperoleh-kewarganegaraan-ri.html
Jimly Asshiddiqie.Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Rajawali Pers, Jakarta: 2010 . hal.
383
Kartasa Poetra, Sistematika Hukum Tatanegara, PT Bina Aksara, Jakarta : 1987, hal.217
Moh.Kusnadi dan Harmaily Ibrahim. Pengantar Hukum Tata Negara. Pusat Study Hukum
dan CV Sinar Bakti. Jakarta : 1981 hal. 291
Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Moh. Kusnardi S.H & Haramaily Ibrahim S.H,
Pusat studi hukum tata negara dan CV “Sinar Bakti”, 1981, Jakarta hal. 297-298
Tim ICCE UIN Jakarta, Pendidikan Kewargaan, Prenada Media, Jakarta : 2003 hal 74
[1] Elly M. Panduan Kuliah Pendidikan pancasila, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta:
2005 hal 69.
[2] Tim ICCE UIN Jakarta, Pendidikan Kewargaan, Prenada Media, Jakarta : 2003 hal 74
[3] Jimly Asshiddiqie.Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Rajawali Pers, Jakarta: 2010 .
hal. 383
[4] Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Moh. Kusnardi S.H & Haramaily Ibrahim S.H,
Pusat studi hukum tata negara dan CV “Sinar Bakti”, 1981, Jakarta hal. 297-298
[5] Moh.Kusnadi dan Harmaily Ibrahim. Pengantar Hukum Tata Negara. Pusat Study
Hukum dan CV Sinar Bakti. Jakarta : 1981 hal. 291
[6] Ibid, Pengantar Hukum Tata Negara. Pusat Study Hukum dan CV Sinar Bakti. Jakarta :
1981 hal 7
[7] Kartasa Poetra, Sistematika Hukum Tatanegara, PT Bina Aksara, Jakarta : 1987, hal.217
25
[8] Kansil, Hukum Kewarganegaraan RI, Sinar Grafika, Jakarta : 1992 hhal.115
[9] http://azmikoesetia.wordpress.com/2010/01/08/konsep-dasar-bagi-ttg-warga-
negara/
26