Anda di halaman 1dari 19

KONSTITUSI

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN

DOSEN PENGAMPU:
Warmin, S.H., M.H.

DISUSUN OLEH: KELOMPOK IV


1. Sri Adji Putrawardana (23.02.01.0002)
2. Ade Fajar Shidiq (23.02.01.0015)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NIDA EL-ADABI
FAKULTAS HUKUM
2023 M/1445 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah


Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan Rahmat serta Karunia-Nya kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Konstitusi dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam yang
syafaatnya kita nantikan kelak.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Warmin, S.H., M.H. beliau selaku Dosen dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Konstitusi secara mendalam.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Warmin, S.H., M.H. selaku
Dosen dari mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah memberikan
tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan laporan kegiatan makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan
terselesaikannya makalah tentang Konstitusi ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Bogor, 15 Desember 2023

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Pengertian Negara .............................................................................................. 3


B. Pengertian Konstitusi ......................................................................................... 4
C. UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Indonesia ............................................. 5
1. Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia ................................................. 5
2. Proses Amandemen UU 1945 ........................................................................ 9
3. Isi UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 ......................................... 12
D. Sistem Ketatanegaraan Indonesia................................................................... 13

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara pengertian umum kita mengetahui bahwa Negara dan konstitusi


merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah
abad pertengahan yang ditandai dengan ide demokrasi dapat dikatakan tanpa adanya
konstitusi, Negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi merupakan hukum dasarnya
suatu Negara. Dasar-dasar penyelenggaraaan bernegara didasarkan pada konstitusi
sebagai hukum dasar. Negara yang berlandaskan kepada suatu konstitusi dinamakan
Negara konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat dikatakan secara ideal sebagai Negara
konstitusional maka konstitusi Negara tersebut harus memenuhi sifat-sifat dan ciri-ciri
dari konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut harus menganut gagasan tentang
konstitusionalisme. Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau
paham. Oleh sebab itu, bahasan tentang negara dan konstitusi pada bab ini terdiri atas
konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik
Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia.

Manusia hidup bersama dalam berbagai kelompok yang beragam latar


belakangnya. Mula-mula manusia hidup dalam sebuah keluarga. Lalu berdasarkan
kepentingan dan wilayah tempat tinggalnya, ia hidup dalam kestuan sosial yang
disebut masyarakat dan pada akhirnya menjadi bangsa. Bangsa adalah kumpulan
masyarakat yang membentuk suatu negara. Berkaitan dengan tumbuh kembangnya
bangsa, terdapat berbagai teori besar dari para ahli untuk mewujudkan suatu bangsa
yang memiliki sifat dan karakter sendiri. Istilah bangsa memiliki berbagai makna dan
pengertiannya yang berbeda-beda. Bangsa merupakan terjemahan dari kata “nation”
(dalam bahasa inggris). Kata nation bermakna keturunan atau bangsa.

1
2

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Negara?


2. Jelaskan apa itu Konstitusi!
3. Bagaimana sebuah UUD 1945 terbentuk sebagai Konstitusi Negara Republik
Indonesia?
4. Jelaskan apa saja isi sistem dalam ketatanegaraan UUD 1945!

C. Tujuan Masalah

Secara umum pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang menerangkan Pancasila
sebagai Ideologi Negara. Serta memberikan gambaran umum di dalamnya tentang
pengertian sebuah Konstitusi Negara. Secara khusus tujuan makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan maksud dan pengertian sebuah Negara.


2. Agar mengerti dan memahami pengertian Konstitusi.
3. Menjelaskan terbentuknya UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik
Indonesia.
4. Agar memahami isi-isi sistem dalam ketatanegaraan UUD 1945.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara

Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan


kondisi masyarakat ada saat itu. Pada zaman unani Kuno para ahli filsafat negara
merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup pada tahun
384-322 S.M., merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang disebutnya sebagai
negara polis. Yang pada saat itu asih dipahami negara masih dalam suatu wilayah
yang dipahami negara masih dalam suatu wilayah yang kecil. Dalam pengertian itu
negara disebut sebagai negara hukum, yang didalamnya terdapat sejumlah warga
negara yang ikut dalam permusyawaratan (ecclesia). Oleh karena itu menurut
Aristoteles keadilan merupakan syarat mutlak bagi terselenggarannya negara yang
baik, demi terwujudnya cita-cita seluruh warganya.

Pengertian lain tentang negara dikembangkan oleh Agustinus, yang


merupakan tokoh Katolik. Ia membagi negara dalam dua pengertian yaitu Civitas Dei
yang artinya negara Tuhan, dan Civites Terrena atau Civites Diaboli yang artinya
negara duniawi. Civites Tarrena ini ditolak Oleh Agustinus, sedangkan yang
dianggap baik adalah negara Tuhan atau Civies Dei. Negara Tuhan bukanlah negara
dari dunia ini. Melainkan jiwanya yang memiliki oleh sebagian atau beberapa orang
di dunia ini untuk mencapainya. Adapun yang melaksanakan negara adalah sebuah
Gereja yang mewakili negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini. Meskipun
demikian bukan berarti apa yang diluar gereja itu terasing sama seklai dari Civites
Dei (Kusnardi, 1995).

Menurut Kaelan (2016:99), bahwa karakteristik negara Indonesia memiliki


suatu identitas untuk melambangkan keagungan suatu negara. Seperti negara
Indonesia yang memiliki identitas yang dapat menjadi penciri atau pembangun jati
diri bangsa Indonesia. Identitas Indonesia menjadikan bangsa Indonesia sebagai
pemersatu dan simbol kehormatan negara. Selain itu identitas nasional menjadikan
negara Indonesia yang bermatabat di antara negara-negara lain yang memiliki

3
4

beragam kebudayaan, agama, dan memiliki jiwa toleransi maupun solidaritas


yang tinggi.

B. Pengertian Konstitusi

Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara


adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara
biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-
hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi
dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus bentukan negara, kontitusi
memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk
secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar
politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentuk struktur, prosedur,
wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi merujuk
umumnya merujuk pada pinjaman hak kepada warga masyarakatnya. Istilah
konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi
pemerintahan negara.
Konstitusi pada dasarnya memiliki pengertian luas, yaitu keseluruhan
peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat
mengenai cara penyelenggaraan suatu pemerintahan. Istilah konstitusi pada
umumnya menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara. Sistem
itu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memenuhi negara.
Peraturan perundang-undangan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan
yang berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik
penyelenggaraan negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa ini
dapat menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak
tertulis.
Terdapat beberapa definisi konstitusi dari para ahli, seperti Herman Heller
membagi pengertian konstitusi menjadi tiga yaitu :
1. Konstitusi dalam pengertian politik sosiologi. Konstitusi
mencerminkan kehidupan politik didalam masyarakat sebagai suatu
kenyataan.
5

2. Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam


masyarakat yang selanjutnya dijadikan satu kesatuan kaidah yang hidup
dalam masyarakat yang selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah hukum
konstitusi dalam hal ini sudah mengandung pengertian yuridis.

Menurut Efendi dan Kaswan (2015:141), Konstitusi atau undang-undang juga


dapat dianggap sebagai perwujudan dari hukum tertinggi yang harus ditaati oleh
negara dan pejabat-pejabat negara sekalipun. Hal ini sesuai dengan dalil “Goverment
by law, not by men” (pemerintahan berdasarkan hukum, bukan oleh manusia). Pada
permulaan abad ke-19 dan awal abad ke 20, gagasan mengenai konstitusionalisme,
(kekuasaan terbatas dan jaminan hak dasar warga negara). Mendapatkan perumusan
secara yuridis.

C. UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Indonesia

Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
Agustus 1945. Dalam tata susunan peraturan perundang-undangan Negara, bahwa
UUD 1945 menempati tempatan tertinggi. Menurut jenjang norma hukum, UUD 1945
adalah kelompok aturan dasar/pokok Negara yang berada dibawah Pancasila sebagai
Norma Dasar.

1. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia


Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang
di Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat
priode, yaitu sebagai berikut:

a) Periode 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949 berlaku UUD


1945. UUD 1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab),
37 pasal, 4 pasal aturan paralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian
penjelasan.
b) Periode 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950 berlakunya
UUD RIS. UUD RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.
6

c) Periode 17 Agustus 1959 - 5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950


terdiri atas 6 bab, 146 pasal, dan beberapa bagian.
d) Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku UUD 1945.

Khusus untuk periode keempat bberlaku UUD 1945 dengan


pembagian berikut:

(1) UUD 1945 yang belum diamandemenkan;


(2) UUD 1945 yang sudah diamandemenkan (tahun 1999,
tahun 2000, tahun 2001, dan tahun 2002) Amandemen
tersebut adalah:

(a) Amandemen ke-1 pada sidang umum MPR, disahkan


19 Oktober 1999;
(b) Amandemen ke-2 pada sidang tahunan MPR, disahkan
18 Agustus 2000;
(c) Amandemen ke-3 pada siding tahuna MPR, disahkan
10 November 2001;
(d) Amandemen ke-4 pada tahunan MPR, disahkan 10
Agustus 2002;

Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia pertama kali


ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD yang ditetapkan
oleh PPKI tersebut sebenarnya merupakan hasil karya BPUPK melalui siding-
sidangnya dari tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 dan tanggal 10 Juli
sampai 16 juli 1945. Hasil karya BPUPKI berupa rancangan pembukaaan
hukum dasar dari BPUPKI itulah yang selanjutnya ditetapkan menjadi UUD
Negara Indonesia setelah mengalami perubahan seperlunya oleh PPKI. Sidang
PPKI pertama berlangsung tanggal 18 Agustus 1945 yang menghasilkan 3
keputusan penting, yaitu sebagai berikut:

a) Mengesahkan Rancangan Pembukaan Hukum Dasar Negara


dan Hukum Dasar Sebagai UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b) Memilih Ir. Seokarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai
Presiden dan wakil presiden.
7

c) Membentuk sebuah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)


untuk membentuk presiden.

Sidang PPKI mengenai pengesahan undang-undang dasar inin


belangsung sngat singgat yaitu kurang lebih dua jam. Namun dengan semangat
persatuan dan keinginan untuk segera membentuk konstitusi Negara maka
penetepan UUD 1945 berjalan dengan lancar.

Perubahan yang dilakukan hanyalah hal-hal yang kecil saja, bukan


masalah yang mendasar. Hal ini karena PPKI sudah mendapatkan naskah
rancangan hokum dasar yang dihasilkan oleh BPUPKI. Beberapa perubahan
tersebut antara lain:

a) Istilah “ Hukum Dasar” diganti menjadi “ Undang-Undang


Dasar”.
b) Kata”Mukadimah” diganti menjadi ”Pembukaan”.
c) “dalam suatu Hukum Dasar” diubah menjadi”dalam suatu
Undang-Undang Dasar”.
d) Diadakanya ketentuan tentang perubahan UUD yang
sebelumnya tidak ada.
e) Rumusan “Ketuhanan dengan Mewajibkan Menjalankan
Syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya” diganti menjadi Ketuhanan
Yang Maha Esa”.

Penetapan UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia


oleh PPKI dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut:

a) Pengesahan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia


yang terdiri dari empat Alinea
b) Pengesahan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia terdiri atas 16 Bab, 37 Pasal, 4 Pasal aturan
peralihan, dan 2 Ayat aturan tambahan.
8

Jadi pada waktu disahkan PPKI adalah UUD Negara Indonesia yang
terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pembukaan dan bagian batang tubuh atau
pasal-pasalnya. Adapun bagian penjelasan dilampirkan kemudian dalam satu
naskah yang dibuat dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 tanggal 15
Februari 1946. Berdasarkan hal itu maka Naskah Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia tahun II No. 7 tanggal 15 Februari 1946, terdiri atas:

a) Pembukaan
b) Batang Tubuh
c) Penjelasan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 18 Agustus 1945


hanya berlaku dalam waktu singkat yaitu mulai tanggal 18 Agustus 1945
sampai 27 Desember 1949. Sejak 27 Desember diberlakukannya Undang-
Undang Dasar baru disebut Konstitusi Republik Indonesia Serikat (KRIS)
tahun 1949. Konstitusi kedua yang berlaku di Indonesia adalah Konstitusi
Republi Indonesia Serikat disingkat KRIS atau UUD RIS. Untuk UUD Negara
Republik Indonesia 18 Agustus 1945 tetap berlaku tetapi hanya disalah satu
Negara bagian RIS yaitu Negara Republik Indonesia (RI) yang beribukota di
Yogyakarta. Kontitusi Republik Indonesia Serikat (KRIS) atau UUD RIS 1949
berlaku dari tanggal 27 Desember 1949 sampai tanggal 17 Agustus 1950,
bangsa Indonesia kembali terbentuk Negara kesatuan. Dengan demikian, UUD
RIS 1949 tidak diberlakukan lagi. Priode berlakunya UUD RIS 1949 dari
tanggal 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, oleh Moh. Yamin disebut
konstitusi II.
a) Mukadimah yang terdiri dari Empat Ayat.
b) Bagian Batang Tubuh yang terdiri dari atas 6 Bab, 197 Pasal
dan Lampiran.

Beberapa ketentuan Pokok dalam UUD RIS 1949 antara lain:

a) Bentuk negara adalah serikat, sedangkan bentuk


pemerintahan adalah republik.
9

b) Sistem pemerintahan adalah parlementer. Dalam sistem


pemerintahan ini, kepala pemerintahan dijabat oleh seorang Perdana
Mentri. Perdana Mentri saat itu adalah Mohammad Hatta.

Konstitusi yang berlaku setelah UUD RIS adalah Undang-Undang


Dasar Sementara (UUDS) 1950. Undang-undang dasar sementara dimaksud
sebagai pengganti dari UUD RIS 1949 setelah Indonesia kembali ke bentuk
Negara kesatuan yang dituangkan dalam Undang-Undang Federal No.7 Tahun
1950 tentang perubahan konstitusi Republik Indonesia Serikat menjadi
Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia. Konstitusi inilah yang
menyusun Undang- Undang Dasar yang bersifat tetap. UUDS 1950 terdiri atas:

a) Mukadimah yang terdiri dari empat ayat.


b) Batang Tubuh yang terdiri atas 6 Bab dan 164 Pasal.
c) Bentuk Negara Kesatuan dan bentuk Pemerintahan Republik.
d) Sistem pemerintahan ada Parlementer menurut UUDS 1950.
e) Adanya Badan Kontituante yang akan menyusun Undang-
Undang Dasar tetap sebagai pengganti UUDS 1950.

Undang-Undang Dasar Sementara 1950 tidak berhasil menyelesaikan


tugasnya. Situasi ini kemudian memicu munculnya dekrit yang berisi sebagai
berikut:
a) Menetapkan pembubaran Konstituante.
b) Menetapkan berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi
UUDS 1950.
c) Pembentukan MPRS dan DPAS.

2. Proses Amandemen UUD 1945

Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt) artinya perubahan.


Mengamandemen artinya mengubah atau mengadakan perubahan. Istilah
amandemen sebenarnya merupakan hak, yaitu hak parlemen untuk mengubah
atau mengusulkan perubahan rancangan UU. Perkembangan selanjutnya
10

muncul istilah amandemen UUD yang artinya perubahan UUD. Istilah


perubahan konstitusi itu sendiri mencangkup dua pengertian yaitu:
a) Amandemen Konstitusi
b) Pembaruan Konstitusi

Dalam hal amandemen konstitusi, perubahan yang dilakukan


merupakan addendum atau sisipan dari konstitusi yang asli. Konstitusi yang
asli tetap berlaku. Adapun bagian yang diamandemen merupakan atau
menjadi bagian dari konstitusinya.

Amandemen atas UUD 1945 dimaksudkan untuk mengubah dan


memperbarui konstitusi Negara Indonesia agar sesuai dengan prinsip-prinsip
negara demokrasi. Dengan adanya amandemen terhadap UUD 1945 maka
konstitusi kita diharapkan semakin baik dan lengkap meyesuikan dengan
tuntutan perkembangan dan kehidupan dan kenegaraan yang demokratis.

UUD 1945 sebagai konstitusi atau hukum dasar Negara Republik


Indonesia juga harus mampu menyesuaikan dengan perkembangan dan
tuntutan. Untuk itu perlu dilakukan perubahan terhadap UUD 1945 yang
sejak merdeka sampai masa pemerintahan Presiden Soeharto belum pernah
dilakukan perubahan.

Tentang perubahan UUD dinyatakan pada Pasal 37 UUD 1945


sebagai berikut:

a) Unsur perubahan Pasal-Pasal UUD dapat diagendakan


dalam Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh
sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis
Permusyawaratan.
b) Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara
tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk
diubah beserta alasannya.
c) Untuk mengubah asal-asal UUD, Sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
11

d) Putusan untuk mengubah Pasal-Pasal UUD dilakukan


dengan persetujuan sekurang-kurangnya 50% ditambah satu anggota
dari seluruh anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
e) Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan.

Perubahan atau Amandemen UUD 1945 dilakukan pertama kali oleh


MPR pada Sidang Umum MPR tahun 1999 dan mulai berlaku sejak tanggal
19 oktober 1999. Amandemen atas UUD 1945 dilakukan oleh MPR sebanyak
4 kali. Dengan demikian UUD 1945 telah mengalami 4 kali perubahan yaitu
sebagai berikut:

a) Amandemen pertama terjadi pada Sidang Umum MPR tahun


1999, disahkan 19 Oktober 1999.
b) Amandemen kedua terjadi pada Sidang Tahunan, disahkan
18 agustus 2000.
c) Amandemen ketiga terjadi pada Sidang Tahunan MPR,
disahkan 10 November 2001.
d) Amandemen keempat terjadi pada sidang tahunan PPR,
disahkan 10 Agustus 2002.

Jadi, pada perubahan keempat ini yang diamandemen sebanyak 13


Pasal serta 3 Pasal aturan peralihan dan 2 Pasal aturan tambahan. Dengan cara
amandemen ini, UUD 1945 yang asli masih tetap berlaku, hanya beberapa
ketentuan yang sudah diganti dianggap tidak berlaku lagi. Yang beraku
adalah ketentuan-ketentuan yang baru. Naskah perubahan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Dengan demikian, naskah UUD 1945 kita terdiri atas:

a) Naskah asli UUD 1945


b) Naskah perubahan pertama UUD 1945
c) Naskah perubahan kedua UUD 1945
d) Naskah perubahan ketiga UUD 1945
e) Naskah perubahan keempat UUD 1945
12

Naskah UUD 1945 perubahan pertama, kedua, ketiga, dan keempat


tersebut tertuang dalam putusan MPR tentang UUD 1945 dan perubahannya.
Putusan MPR tersebut tidak menggunakan nomor putusan Majelis. Hal ini
berbeda dengan jenis putusan Majelis lainnya, yaitu ketetapan Majelis dan
Keputusan Majelis yag menggunakan nomor Keputusan Majelis.

Dengan amandemen tersebut maka konstitusi Negara Indonesia UUD


1945 menjadi lebih lengkap dan bertambah jumlah pasal-pasalnya. Jumlah
keseluruhan pasal yang diubah dari perubahan pertama sampai keempat ada
73 Pasal. Namun jumlah nomor pasal tetap yaitu 37 tidak termasuk aturan
peralihan dan aturan tambahan. Perubahan diakukan dengan cara
menambahkan huruf A, B, C, dan seterusnya setelah nomor pasal (angkanya).
Misalnya Pasal 28, kemudian Pasal 28A, Pasal 28B dan seterusnya.

3. Isi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

UUD 1945 sekarang ini hanya terdiri atas dua bagian, yaitu bagian
pembukaan dan bagian pasal-pasal. Bagian pembukaan pada umumnya berisi
pernyataan luhur dan cita-cita dari bangsa yang bersangkutan. Namun tidak
semua konstitusi negara meiliki bagian pembukaan ini. Konstitusi Malaysia,
Singapure, dan Australia tidak memiliki bagian pembukaan. Contoh
konstitusi negara yang memiliki bagian pembukaan adalah konstitusi Jepang,
India, dan Amerika Serikat.

Alenia pertama berbunyi “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu


ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan”.

Alenia kedua berbunyi “Dan perjuangan pergerakkan kemerdekaan


indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentosa mengantarkan Rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang
13

kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka bersatu, berdaulat, adil, dan


makmur”.

Alenia ketiga berbunyi “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa
dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka Rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaaannya”.

Alenia keempat sebagai berikut “Kemudian dari pada itu untuk


membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap
Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu UUD 1945 Negara Indonesia, yang terbentuk
dalam susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia”.

D. Sistem Ketatanegaraan Indonesia

Sistem ketatanegaraan Indonesia menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut:

1. Bentuk Negara adalah kesatuan.


2. Bentuk pemerintahan adalah republik.
3. Sistem pemerintahan adalah presidensial.
4. Sistem politik adalah demokrasi atau kedaulatan rakyat. Ada
beberapa penjelasan tentang isi dalam sistem demokrasi sebagai berikut:
14

a) Bentuk Negara Kesatuan

Undang-undang dasar 1945 menetapkan bahwa bentuk


susunan Negara Indonesia adalah kesatuan bukan serikat atau
federal. Dasar penetapan ini tertuang dalam pasal 1 ayat (1) UUD
1945 yang menyatakan “ Negara Indonesia adalah Negara
Kesatuan, yang berbentuk Republik”.

b) Bentuk Pemerintahan Republik

UUD 1945 menetapkan bahwa bentuk pemerintah


Indonesia adalah republik bukan monarki atau kerajaan. Yang
tertuang dalam pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan
“Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk
Republik”. Berdasarkan pasal tersebut dapat diketahui bahwa
“Kesatuan” adalah bentuk Negara, sedang “Republik” adalah
bentuk pemerintah.

c) Sistem Pemerintahan Presidensial

Menurut Winarno (2007:71-81), Berdasarkan ketentuan


dalam UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensial. Secara teoritis, sistem pemerintahan dibagi dalam
dua klafikasi besar, yaitu sistem pemerintahan parlementer dan
sistem pemerintahan presidensial.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi


masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat negara
merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup pada tahun
384-322 S.M., merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang disebutnya sebagai
negara polis. Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam
negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan
negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur
hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi
dasar bagi peraturan-peraturan lainnya.

Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
Agustus 1945. Dalam tatasusunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945
menempati tempatan tertinggi. Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt) artinya
perubahan. Perubahan yang dilakukan merupakan ada atau sisipan dari konstitusi yang
asli. Konstitusi yang asli tetap berlaku. Adapun bagian yang diamandemen merupakan
atau menjadi bagian dari konstitusinya.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari
kata sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan tentang
makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat lebih dipertanggung
jawabkan.

15
DAFTAR PUSAKA

Kaelan. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta:


Paradigma.

Suryani, Effendi dan Kaswan. 2015. Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa. Bandung:
PT Refika Aditama.

Arafat, Lubis Maulana. 2018. Pembelajaran PPKn di SD/MI. Medan: AKASHA SAKTI

Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di


Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Bumi Aksara

iii

Anda mungkin juga menyukai