Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PANCASILA, PKN DAN PAK

DASAR DAN KONSTITUSI NEGARA


Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah PPKN dan PAK

Dosen Pengampu : Rahmatul Fadhil, M.A.

Disusun oleh:

Kelompok 2

Syifa Nurul Annisa (23212268)

Siti Marwah (23212259)

Urviyatul Muthoharoh (23212274)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
TAHUN AJARAN 1445 H/ 2023 M
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan atas karunia-
Nya berupa nikmat iman dan kesehatan. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada
Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan, dengan judul “DASAR DAN KONSTITUSI NEGARA “.
Dengan materi kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami makna dari
Dasar dan Konstitusi Negara di Indonesia. Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta
membantu penyelesaian makalah. Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama mahasiswa, supaya bisa memahami tentang dasar dan konstitusi negara,
karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.

Tangerang Selatan, 20 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
A. Dasar Negara ............................................................................................................ 2
B. Konstitusi Negara ..................................................................................................... 2
C. Nilai-Nilai Konstitusi ................................................................................................ 3
D. Substansi dan Macam-Macam Konstitusi Negara...................................................... 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 7
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 7
B. Saran ........................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum Negara dan Konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan ide
demokrasi dapat dikatakan tanpa Konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi
merupakan hukum dasarnya suatu Negara. Dasar-dasar penyelenggaraan bernegara didasarkan
pada Konstitusi sebagai hukum dasar.

Negara yang berlandaskan kepada suatu Konstitusi dinamakan Negara Konstitusional.


Akan tetapi, untuk dapat dikatakan secara ideal sebagai Negara Konstitusional maka Konstitusi
Negara tersebut harus memenuhi sifat-sifat dan ciri-ciri dari konstitusionalisme.
Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau paham.

Oleh sebab itu, bahasan tentang Negara dan Konstitusi pada bab ini terdiri atas
Konstitusionalisme, Konstitusi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik
Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu dasar negara?
2. Apa itu konstitusi negara?
3. Apa saja nilai-nilai konstitusi negara?
4. Apa substansi konstitusi negara?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dasar negara
2. Untuk mengetahui konstitusi negara
3. Untuk mengetahui nilai-nilai konstitusi negara
4. Untuk mengetahui substansi konstitusi negara

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Negara
1. Dasar negara sebagai staatsfundamentalnorm
Dasar negara adalah serangkaian nilai yang digali dari dan tumbuh berkembang
dalam masyarakat indonesia sendiri, yang memuat gagasan tentang cita negara
(staatsidee) dan cita hukum (rechtsidee) sehingga dijadikan sebagai sumber bagi
penyusunan hukum dasar atau pasal-pasal konstitusi. Dengan demikian mengubah
dasar negara berarti meruntuhkan seluruh bangunan negara yang dibangun di atas
dasar negara tersebut.
Hans Nawiasky dalam bukunya “Allgemeine Rechtslehre” memaparkan
tentang Stuffenbau Theorie yang mengelompokkan norma hukum dalam suatu
negara menjadi empat tataran yang terdiri atas, staatsfundamentalnorm,
staatsgrundgesetze, formelle gesetze serta verordnungen dan autonome satzungen.
Staatsfundamentalnorm atau Pokok Kaidah Fundamental Negara hanya dapat
diubah oleh para pembentuknya dan mengubah Pokok Kaidah Fundamental Negara
berarti membubarkan negara yang dibangun atas dasar itu.
Dalam sistem hukum Indonesia staatsfundamentalnorm meliputi Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945 yang seluruh alineanya merupakan perwujudan sila
Pancasila, staatsgrundgesetze meliputi segenap pasal-pasal UUD 1945, formelle
gesetze meliputi segenap undang-undang serta verordnungen dan autonome
satzungen meliputi segenap peraturan perundang-undangan yang berada di bawah
undang-undang.
2. Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Negara.
Pembukaan UUD 1945 menegaskan bahwa: “..................., maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu Undang Undang Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan .....”. Ketentuan tersebut menegaskan bahwa Pancasila yang sila-
silanya dimuat dalam pembukaan UUD 1945 tersebut adalah dasar negara.
Selanjutnya rangkaian nilai-nilai, cita negara, dan cita hukum yang termaktub
dalam Pancasila diwujudkan dalam pasal-pasal dan ayat UUD 1945 yang
selanjutnya dijabarkan dalam peraturan perundang-undangan. Dengan demikian
pada hakikatnya Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala
sumber hukum. Segenap peraturan perundang-undangan sejak yang paling rendah
tingkatannya bersumber dari pasal-pasal UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945
bersumber dari Pancasila. Oleh karena itu pada hakikatnya Pancasila, sebagaimana
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, adalah juga merupakan sumber tertib
hukum indonesia.

B. Konstitusi Negara
1. Pengertian Konstitusi
Istilah Konstitusi pada mulanya berasal dari bahasa Perancis “constituer” yang
berarti “membentuk”. Penggunaan istilah Konstitusi yang dimaksudkan ialah
pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara. Di negara
-negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa nasional, istilah yang
digunakan yaitu “constitution” , dalam bahasa Indonesia disebut Konstitusi, dan

2
dalam bahasa Latin yaitu “constitutio” yang berkaitan dengan kata jus atau ius yang
berarti “hukum atau prinsip.” Di zaman modern ini, bahasa yang biasa dijadikan
sumber rujukan mengenai istilah ini adalah Ingris, Jerman, Prancis, Italia, dan
Belanda.
Istilah konstitusi sebenarnya sudah ada sejak zaman Yunani dimana terdapat
Konstitusi Athena. Keberadaan Konstitusi Athena pada saat itu dipandang sebagai
alat demokrasi yang sempurna. Pada masa kekaisaran Romawi, istilah konstitusi
digunakan untuk menyebut the act of legislation by emperor.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konstitusi merupakan segala ketentuan
dan aturan tentang ketatanegaraan (Undang Undang Dasar dan sebagainya).
Undang-undang dasar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah undang-
undang yang menjadi dasar sebuah undang-undang dan peraturan lain dalam suatu
Negara, yang mengatur bentuk, sistem pemerintahan, pembagian kekuasaan,
wewenang badan-badan pemerintahan, dan sebagainya.
Dalam konteks ketatanegaraan, konstitusi dimaksudkan sebagai pembentukan
suatu negara, atau menyusun dan menyatakan sebuah negara. Konstitusi bisa berarti
peraturan dasar (awal) mengenai pembentukan suatu negara. Menurut
K.C.Wheare, Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara
yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk dan mengatur/memerintah
dalam pemerintahan suatu negara.
Konstitusi dibentuk dalam musyawarah mufakat, hal tersebut merupakan ciri
khas dari masyarakat Indonesia dalam menghadapi masalah. Hal itu telah tertera
dalam sila Pancasila ke-4 Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Sejalan dengan budaya leluhur Bangsa
Indonesia, Konstitusi berfungsi sebagai pedoman hidup dalam menyelenggarakan
Negara terhadap kesejahteraan rakyat dengan menjamin terpenuhinya hak-hak
rakyat sebagai warga negara.
2. Tujuan Konstitusi
Konstitusi bertujuan sebagai sarana memberikan pembatasan dan pengawasan
terhadap kekuasaan politik dan membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak dari
para penguasa atau memberi batasan kepada para penguasa pemerintahan.
Kedudukan dan fungsi konstitusi yang dirumuskan Komisi Konstitusi tentang
perubahan Undang-Undang Dasar Negara RI tahun 1945 yaitu :
a. Konstitusi berfungsi sebagai dokumen nasional (national document) yang
mengandung perjanjian luhur, berisi kesepakatan-kesepakatan tentang politik,
hukum, pendidikan, kebudayaan, ekonomi, kesejahteraan, dan aspek
fundamental yang menjadi tujuan negara
b. Konstitusi sebagai piagam kelahiran negara
c. Konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi
d. Konstitusi sebagai identitas nasional dan lambang kesatuan
e. Konstitusi sebagai alat untuk membatasi kekuasaan. Konstitusi dapat berfungsi
membatasi kekuasaan, mengendalikan perkembangan dan situasi politik yg
selalu berubah, serta berupaya menghindarkan adanya penyalahgunaan
kekuasaan
f. Konstitusi sebagai pelindung HAM dan kebebasan warga negara

C. Nilai-Nilai Konstitusi Negara


Nilai-nilai yang terkandung dalam Konstitusi Negara yaitu :
1. Nilai normatif yaitu suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi
mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti hukum (legal), tetapi juga nyata

3
berlaku dalam masyarakat dalam arti berlaku secara efektif dan dilaksanakan secara
murni dan konsekuen.
2. Nilai nominal yaitu suatu konstitusi yang menurut hukum tetaplah berlaku, tetapi
tidak sempurna. Ketidaksempurnaan itu disebabkan pasal – pasal tertentu tidak
berlaku / tidak seluruh pasal – pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi
seluruh wilayah negara.
3. Nilai semantik yaitu suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan
penguasa saja. Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan konstitusi
sebagai alat untuk melaksanakan kekuasaan politik.

D. Substansi dan Macam-Macam Konstitusi Negara


1. Substansi Konstitusi Negara memiliki 3 unsur yaitu :
a. Sebagai perwujudan perjanjian masyarakat, artinya konstitusi merupakan
kesimpulan dari kesepakatan masyarakat untuk membina negara dan
pemerintahan yang akan mengatur mereka
b. Sebagai piagam yang menjamin HAM dan warga negara sekaligus menentukan
batas-batas hak dan kewajiban negara dalam alat-alat pemerintahannya.
c. Sebagai kerangka bangunan pemerintahan.
2. Klasifikasi Konstitusi
Prof. K.C. Wheare, seorang pakar hukum Konstitusi Inggris yang banyak
dikutip pandangannya oleh banyak penulis hukum tata negara di dunia tentang
pengelompokan Konstitusi di dunia. Wheare membagi Konstitusi berdasarkan pola-
pola tertentu, yaitu:
a. Berdasarkan Bentuk Konstitusi
 Konstitusi Tertulis (Written Constitution), yaitu Konstitusi yang
dituangkan dalam sebuah dokumen formal.
 Konstitusi Tidak Tertulis (Unwritten Constitution), yaitu suatu
Konstitusi yang tidak dituangkan dalam sebuah dokumen formal, seperti
Konstitusi yang berlaku di Inggris, Israel, dan New Zealand.
b. Berdasarkan Sifat Konstitusi
 Konstitusi Lentur (Flexible), yaitu Konstitusi yang mudah diubah dan
mudah mengikuti perkembangan zaman.
 Konstitusi Kaku (Rigid), yaitu Konstitusi yang sulit diubah dan sulit
mengikuti perkembangan zaman.
c. Berdasarkan Nilai Kedudukan Hukum Konstitusi
 Konstitusi Derajat Tinggi (Supremen Constitution), yaitu suatu
Konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara, seperti
yang kita ketahui dalam setiap negara selalu terdapat tingkat perundang
undangan, baik dilihat dari bentuk maupun dari materi muatannya.
 Konstitusi Tidak Derajat Tinggi (Unsupreme Constitution), yaitu
Konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan serta derajat seperti
Konstitusi yang berderajat tinggi.
d. Berdasarkan Bentuk Negara
 Konstitusi Serikat (Federal Constitution)
 Konstitusi Kesatuan (Unitary Constitution)
e. Berdasarkan Sistem Pemerintahan Negara

4
 Konstitusi Sistem Pemerintahan Presidensial (Presidential Executive
Constitution)
 Konstitusi Sistem Pemerintahan Parlementer (Parlementary Executive
Constitution)
3. Perubahan Konstitusi
Dalam sistem ketatanegaraan modern, ada dua sistem yang berkembang dalam
perubahan konstitusi yaitu renewal (pembaruan) yang dianut di negara-negara Eropa
Kontinental, dan perubahan (amandemen) seperti yang dianut di negara-negara Anglo-
Saxon.
Renewal merupakan perubahan konstitusi secara keseluruhan sehingga yang
diberlakukan adalah konstitusi yang baru secara keseluruhan. Di antara negara yang
menganut sistem ini antara lain Belanda, Jerman, dan Prancis.
Sedangkan amandemen adalah apabila suatu konstitusi diubah (diamandemen),
maka konstitusi yang asli tetap berlaku. Dengan kata lain, perubahan pada model
amandemen tidak terjadi secara keseluruhan sehingga hasil amandemen tersebut
merupakan bagian atau lampiran yang menyertai konstitusi awal. Negara yang
menganut sistem ini antara lain adalah Amerika Serikat dan Indonesia termasuk dengan
pengalaman empat kali melakukan amandemen UUD.
Menurut Miriam Budiardjo, ada empat macam prosedur dalam perubahan
konstitusi baik dalam model renewal (pembaruan) maupun amandemen, yaitu :
a. Sidang badan legislatif dengan ditambah beberapa syarat, misalnya dapat
ditetapkan quorum untuk sidang yang membicarakan usul perubahan Undang-
Undang Dasar dan jumlah minimum anggota badan legislatif untuk
menerimanya.
b. Referendum, pengambilan keputusan dengan cara menerima atau menolak
usulan perubahan undang-undang.
c. Negara-negara bagian dalam negara federal (misalnya Amerika Serikat, 3/4
dari 50 negara-negara bagian harus menyetujui).
d. Perubahan yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan oleh suatu
lembaga khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan.
Dalam perubahan keempat UUD 1945 diatur tentang tata cara perubahan undang-
undang. Bersandar pada Pasal 37 UUD 1945 menyatakan bahwa:
a. Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan dalam
sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh sekurang-
kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
b. Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara
tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah
beserta alasannya.
c. Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidang Majelis Permu-
syawaratan Rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
d. Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan dengan
persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu anggota dari
seluruh anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.

5
4. Periodisasi Konstitusi (UUD 1945) di Indonesia
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, UUD 1945 telah mengalami perubahan-
perubahan dan masa berlakunya sejak diproklamasikannya kemerdekaan Negara
Indonesia, yaitu :
a. UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)
b. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)
c. Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 (UUDS’50), (17
Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
d. UUD 1945, (5 Juli 1959 - 19 Oktober 1999)
e. UUD 1945 dan Perubahan I (19 Oktober 1999 - 18 Agustus 2000)
f. UUD 1945 dan Perubahan I dan II (18 Agustus 2000 - 9 November 2001)
g. UUD 1945 dan Perubahan I, II dan III (9 November 2001 - 10 Agustus 2002)
h. UUD 1945 dan Perubahan I, II, III, dan IV (10 Agustus 2002)

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konstitusi atau undang-undang dasar dalam suatu negara adalah sebuah norma
sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara yang biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang
terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi
peraturan-peraturan lainnya.
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali disahkan
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.
Dalam tata susunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati
tingkatan tertinggi. Amandemen yaitu apabila suatu konstitusi diubah maka konstitusi
yang asli tetap berlaku. Adapun bagian yang diamandemen menjadi bagian dari
konstitusinya.
B. Saran
Sehubungan dengan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka pada bagian ini
penulis memberikan saran yaitu untuk menata kembali suatu tatanan kenegaraan dan
pemerintahan memang diperlukan adanya perubahan terhadap konstitusi (UUD),
sebagai usaha untuk memperjelas dan memperinci pembagian kekuasaan yang ada
dalam pemerintahan, agar tidak terjadi pemusatan kekuasaan sebagaimana yang telah
terjadi selama pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru. Namun dalam melakukan
perubahan tersebut para penyelenggara negara harus benar-benar dapat menampung
aspirasi yang berkembang dalam masyarakat dengan cara demokratis dan terbuka,
sehingga perubahan yang dilakukan itu tidak bermuatan politis dan dapat diterima oleh
semua pihak.

7
DAFTAR PUSTAKA
Ghazali,A.Muchtar, dan Abdul Majid. 2016. PPKn materi kuliah di perguruan tinggi
islam.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Asshiddiqie,Jimly. 2010. Konstitusi & Konstituonalisme Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Ramiyanto, dan Karyadin. 2020. Ilmu Negara. Sleman: Deepublish.
Wheare, K.C. 2018. Terjemah Modern Constitutions. Bandung: Nusa Media.
Ubaedillah, A., dan Abdul Rozak. 2017. Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat
Madani. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.
Wahib,Abdul.2021. Buku Ajar PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.Jember: UIN Kiai
Haji Achmad Siddiq.
https://repository.uin-suska.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai