Anda di halaman 1dari 16

DINAMIKA DAN TANTANGAN KONSTITUSI

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan

Dosen : Supriyono,M.Pd

Disusun oleh :

1.Bunga Raihan Amelia (1905727)

2.Nabila Fadia Nugraha (1909005)

3.Nada Izzatuljannah (1905477)

4.Trisno Firdaus (1901523)

5.Widianingsih (1906239)

PRODI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

i
ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puji serta syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
“Dinamika dan Tantangan Konstitusi NKRI”. Makalah ini telah kami susun
semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan serta dukungan dari orang – orang
disekitar kami. Untuk itu,kami menyampaikan terima kasih atas dukungan dan bantuan
yang di berikan pada saat pembuatan Makalah “Dinamika dan Tantangan Konstitusi
NKRI”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Makalah “Dinamika dan Tantangan
Konstitusi NKRI” yang kami buat masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
segala bentuk kekurangan dari makalah ini.
Akhir kata semoga Makalah “Dinamika dan Tantangan Konstitusi NKRI” ini
dapat memberikan manfaat.
Bandung, Oktober 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................................1


1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................1
1.3 Tujuan .................................................................................................................2
BAB 2 KAJIAN TEORI ............................................................................................3
2.1 Dinamika Konstitusi di Indonesia ........................................................................3
2.2 Tantangan Konstitusi Indonesia ...........................................................................6
BAB 3 KAJIAN KASUS
3.1 Deskripsi Kasus.................................................................................................... 8
3.2 Analisis Solusi Kasus............................................................................................8
BAB 4 PENUTUP .....................................................................................................9
4.1 Kesimpulan ..........................................................................................................9
4.2 Saran .....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam bukunya Politics Aristoteles menyatakan “A constitution may
be defined as the organization of a polytics in respect off its offices generally,
but especially in respect of that particular office wich is sovereign in all issues”.
Dan menurut Brian Thomson konstitusi adalah dokumen yang memuat
peraturan untuk menjalankan sebuah organisasi. Dari definisi tersebut dapat
kita simpulkan bahwa setiap negara yang ingin optimal dalam pelaksanaan
kekuasaan pemerintahannya maka haruslah memiliki sebuah konstitusi.
Konstitusi secara umum memiliki sifat-sifat formil dan materiil.
Konstitusi dalam arti formil berarti konstitusi yang tertulis dalam suatu
ketatanegaraan suatu negara, Dalam pandangan ini suatu konstitusi baru
bermakna apabila konstitusi tersebut telah berbentuk nakskah tertulis dan
diundangkan, misalnya UUD 1945, Sedangkan konstitusi materiil adalah suatu
konstitusi jika orang melihat dari segi isinya, isi konstitusi pada dasarnya
menyangkut hal-hal yang bersifat dasar atau pokok bagi rakyat dan negara (
Titik Triwulan Tutik, 2006 : 2).
Seiring dengan berjalannya waktu, maka banyak konstitusi yang
direvisi agar dapat mengikuti perkembangan zaman. Contoh kecilnya adalah
amandemen UUD 1945. Selain itu, dibalik dinamika konstitusi terdapat juga
banyak tantangan yang harus dihadapi semua elemen pembentuk
negara(rakyat,pemerintah dan wilayah).
Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini, sebagai bentuk
perwujudan kepedulian kami terhadap dinamika dan tantangan konstitusi.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah dinamika konstitusi di Indonesia?
b. Bagaimanakah bentuk tantangan konstitusi yang dihadapi bangsa
Indonesi?
1.3 Tujuan

1
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
a. Mengetahui dinamika konstitusi di Indonesia
b. Menjelaskan mengenai bentuk tantangan konstitusi di Indonesia.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Dinamika Konstitusi

a. Masa berlakunya Undang-Undang Dasar 1945(18 Agustus 1945-27 Desember


1949)

Pada masa periode pertama kali terbentuknya Negara Republik Indonesia,


konstitusi atau Undang- Undang Dasar yang pertama kali berlaku adalah UUD 1945
hasil rancangan BPUPKI, kemudian disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945. Menurut UUD 1945 kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan oleh
MPR yangmerupakan lembaga tertinggi negara. Berdasarkan UUD 1945, MPR terdiri
dari DPR, Utusan Daerah dan Utusan Golongan. dalam menjalankan kedaulatan rakyat
mempunyai tugas dan wewenang menetapkan UUD, GBHN, memilih dan mengangkat
Presiden dan wakil Presiden serta mengubah UUD. Selain MPR terdapat lembaga
tinggi negara lainnya dibawah MPR, yaitu Presiden yang menjalankan pemerintahan,
DPR yang membuat Undang-Undang, Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan
Mahkamah Agung (MA). Menyadari bahwa negara Indonesia baru saja terbentuk,
tidak mungkin semua urusan dijalankan berdasarkan konstitusi, maka berdasarkan
hasil kesepakatan yang termuat dalam Pasal 3 Aturan Peralihan menyatakan:”Untuk
pertama kali Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh PPKI.” Kemudian dipilihlah
secara aklamasi Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden
Republik Indonesia yang pertama kali. Dalam menjalankan tugasnya presiden dibantu
oleh Komite Nasional, dengan sistem pemerintahan presidensial artinya kabinet
bertanggung jawab pada presiden. Pada masa ini terbukti bahwa konstitusi belum
dijalankan secara murni dan konskwen, sistem ketatanegaraan berubah-ubah, terutama
pada saat dikeluarkannya maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945,
yang berisi bahwa Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebelum terbentuknya
MPR dan DPR diserahi tugas legislatif dan menetapkan GBHN bersama Presiden,
KNIP bersama Presiden menetapkan Undang-Undang, dan dalam menjalankan tugas

3
sehari-hari dibentuklah badan pekerja yang bertanggung jawab kepada Komite
Nasional Pusat ( Titik Triwulan Tutik, 2006 : 67).

b.Masa berlakunya Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat (27 Desember


1949-17 Agustus1950)

Sebagai rasa ungkapan ketidakpuasan kemerdekaan Republik Indonesia,


terjadilah kontak senjata (agresi) oleh Belanda pada tahun 1947 dan 1948, dengan k
einginan Belanda untuk memecah belah NKRI menjadi negara federal agar dengan
secara mudah dikuasai kembali oleh Belanda, akhirnya disepakati untuk mengadakan
Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag Belanda, dengan menghasilkan tiga buah
persetujuan antara lain :

1) Mendirikan negara Republik Indonesia Serikat;

2) Penyerahan kedaulatan Kepada Republik Indonesia Serikat;

3) Didirikan Uni antara Republik Indonesia Serikat dengan Kerajaan Belanda ( Titik
Triwulan Tutik, 2006:

69).

Pada tahun 1949 berubahlah konstitusi Indonesia yaitu dari UUD 1945 menjadi
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat (UUD RIS), makaberubah pula
bentuk Negara Kesatuan menjadi negara Serikat (federal), yaitu negara yang tersusun
dari beberapa negara yang semula berdiri sendirisendiri kemudian mengadakan ikatan
kerja sama secara efektif, atau dengan kata lain negara serikat adalah negara yang
tersusun jamak terdiri dari negaranegara bagian. Sistem pemerintahan pada masa ini
yaitu sistem parlementer yakni kebijaksanaan pemerintahan berada ditangan menteri-
menteri dan bertanggung jawab pada parlemen(DPR).

Namun pada kenyataannya konstitusi RIS ini tidak berumur panjang karena
tidak sesuai dengan kehendak rakyat, bahkan lebih pro terhadap PBB dan Belanda.

4
c. Masa berlaku Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950 (17 Agustus 1950-5
Juli)

Selanjutnya, untuk mengatasi kekecewan rakyat pada konstitusi RIS yang tidak
sesuai dengan UUD 1945 Pasal 1 ayat (1) UUDS 1950 yang menyatakan Republik
Indonesia merdeka dan berdaulat ialah negara hukum yang demokrasi dan berbentuk
kesatuan. Maka pemerintah kembali menerapkan Undang undang dasar yang sifatnya
sementara (UUDS 1950) dengan bentuk Negara Kesatuan, yakni negara yang bersusun
tunggal. Sistem pemerintahannya parlementer dan tetap menjalankan otonomi daerah.
Dilain sisi, pada sistem ini presiden sebagai kepala negara berhak membubarkan DPR
jika mereka membuat suatu kesalahan.

d. Masa berlaku Undang- Undang Dasar 1945 (5 Juli 1959-19Oktober 1999)

Periode diterapkan atas dikeluarkannya Dekrit Presiden yang berisikan empat poin
penting yaitu :

a. Pembubaran konstituante
b. Diberlakukannya kembali UUD 1945
c. Tidak berlakunya lagi UUDS 1950
d. Dibentuknya MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) dan DPAS(
Dewan Pertimbangan Agung Sementara)

Berlakunya kembali UUD 1945 berarti merubah sistem ketatanegaraan,


Presiden yang sebelumnya hanya sebagai kepala negara selanjutnya juga berfungsi
sebagai kepala pemerintahan, dibantu Menteri-Menteri kabinet yang bertanggung
jawab kepada Presiden.

5
e. Masa berlaku pelaksanaan perubahan Undang- Undang Dasar 1945 (Periode 19
Oktober 1999-10 Agustus 2002)

Sebagai implementasi dari tuntutan reformasi agar dilakukan amandemen


UUD, maka dapat disimpulkan bahwa Dasar hukum perubahan UUD 1945 adalah
Pasal 3 dan Pasal 37 UUD 1945 yang dilakukan oleh MPR sesuai dengan
kewenangannya. Pada periode ini UUD mengalami perubahan hingga empat kali,
sehingga mempengaruhi proses kehidupan demokrasi di Negara Indonesia. maka
naskah resmi UUD 1945 terdiri atas lima bagian, yaitu UUD 1945 sebagai naskah
aslinya ditambah dengan perubahan UUD 1945 kesatu, kedua , ketiga dan keempat,
sehingga menjadi dasar negara yang fundamental dalam menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara.

f. Periode 10 Agustus 2002 sampai dengan sekarang masa berlaku Undang- Undang
Dasar 1945, setelah mengalami perubahan.

B. Tantangan Konstitusi

Tantangan utama bangsa Indonesia sekarang ini bukanlah adanya gejala kuat
untuk mengubah dasar negara atau bentuk negara seperti yang pernah terjadi dalam
sejarah kehidupan berbangsa di Indonesia. Menurut Bapak Zulkifli Hasan selaku ketua
MPR RI tantangan bangsa kita pada saat ini adalah menjaga kemajemukan sekaligus
meneguhkan kemandirian bangsa . Tantangan itu sangat terasa terutama ketika bangsa
Indonesia membutuhkan kebersamaan dan persatuan dalam menghadapi dinamika
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik yang berasal dari dalam
maupun luar negeri. Faktanya Sumber daya alam kita dinikmati bangsa-bangsa lain dan
penduduk kita jadi pasar bagi produk mancanegara.

Oleh sebab itu, perlu ada kesadaran dan komitmen seluruh bangsa untuk
menghormati kemajemukan bangsa Indonesia dan merawat Kebhinnekaan untuk
menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi harus menjadi

6
semangat pembebasan menjadi bangsa yang benar-benar merdeka. Konstitusi bukan
hanya bermakna merdeka dari kolonialisme, tapi juga merdeka dari kemiskinan dan
ketertinggalan. Selain itu, penyebaran paham radikalisme dan
KKN(korupsi,kolusi,nepotisme) bisa dijadikan sebagai salah satu dari banyak alasan
tantangan konstitusi.

7
BAB III

KAJIAN KASUS

3.1 Deskripsi Kasus

Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah keluarga korban pelanggaran HAM tak


terima keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat Prabowo
Subianto sebagai Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju. Mereka
mendesak Jokowi membatalkan keputusan tersebut.
Ketua Jaringan Solidaritas Keluarga Korban (JSKK) Maria Catarina Sumarsih
meminta Jokowi segera mencopot Prabowo dari jabatannya.
"Kami atas nama JSKK meminta kalau benar Pak Jokowi menjunjung tinggi
kemanusiaan dan melaksanakan konstitusi mestinya dia melakukan perlindungan
terhadap korban hak asasi," kata Sumarsih di Kantor Kontras, Kamis (24/10).

3.2 Analisis Solusi Kasus

Dari artikel yang diterbitkan oleh media CNN Indonesia disebutkan salah satu
pelanggaran konstitusi yaitu pengangkatan menteri seorang pelanggar HAM. Namun,
pada kenyataanya hal tersebut merupakan sebuah prasangka yang mengatakan bahwa
Prabowo merupakan orang yang bertanggungjawab atas Tragedi Semanggi. Dikutip
dari pernyataan yang disampaikan oleh mantan Danpuspom TNI pengganti Syamsu
Djalal, Mayjen (Purn) Djasri Marin. Dia menyatakan Prabowo tidak terlibat dalam
penculikan aktivis 1997.
Menurut dia, penyelidikan yang dilakukan pihaknya saat itu hanya menemukan
kesalahan Tim Mawar bergerak sendiri atau dengan kata lain tidak diperintahkan
Prabowo. "Bukan inisiator. Kalau seandainya pemberi perintah dalam hukum itu
adalah orang yang turut serta, orang yang memerintahkan atau orang yang melakukan.
Tiga-tiganya itu tentu dia [Prabowo] tidak ada. Peran Prabowo pada saat itu tidak ada
peran apa-apa," ujar Djasri pada 2014 silam.

8
Pada intinya, proses pengangkatan seorang menteri adalah hak progratif
presiden. Jadi kita selaku warga negara tidak bisa sembarang menilai hal tersebut.
Berpendapat boleh, boikot jangan.

9
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dinamika konstitusi di Indonesia terjadi karena dahulu Soekarno mengatakan


UUD 1945 merupakan UUD kilat yang harus disempurnakan pada era yang akan
datang.Dinamika tersebut yaitu :

a. Masa berlakunya Undang-Undang Dasar 1945(18 Agustus 1945-27 Desember


1949)
b. Masa berlakunya Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat (27
Desember 1949-17 Agustus1950)
c. Masa berlaku Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950 (17 Agustus
1950-5 Juli)
d. Masa berlaku Undang- Undang Dasar 1945 (5 Juli 1959-19Oktober 1999)
e. Masa berlaku pelaksanaan perubahan Undang- Undang Dasar 1945 (Periode 19
Oktober 1999-10 Agustus 2002)
f. Periode 10 Agustus 2002 sampai dengan sekarang masa berlaku Undang-
Undang Dasar 1945, setelah mengalami perubahan.

Tantangan konstitusi adalah hal-hal yang menjadikan terhambatnya


implementasi dari konstitusi itu sendiri. Seperti, korupsi,kolusi,nepotisme,radikalisme
serta tantangan untuk selaras ditengah kemajemukan warga negara Indonesia.

4.2 Saran
Kita sebagai warga negara yang baik, haruslah membentengi diri untuk tidak
terpapar paham radikal serta solusi lainnya adalah pemerintah harus mengawasi
rakyatnya dan mengadakan beberapa penyuluhan bahwa pancasila bukan warisan
dari dunia barat, dan UUD 1945 dibentuk atas kesepakatan seluruh warga
Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie,Jimly.2010.Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta Timur :


Sinar Grafika

Indrayana, Denny.2008. Indonesian Constitutional Reform 1999-2002. Jakarta :


Kompas Media Nusantara

MD, Muh, Mahfud. 2003. Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia, Studi Tentang
Interaksi politik dan Kehidupan Ketatanegaraan. Jakarta: Rineka Cipta.

Santoso, M Agus. 2013.”Perkembangan Konstitusi di Indonesia” Jurnal FH


Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda. 2(3) : 120-124

http://rri.co.id/post/berita/425175/nasional/zulkifli_tantangan_utama_bangsa_indones
ia_adalah_ menjaga_kemajemukan.html

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191024161313-32-442580/keluarga-
korban- pelanggaran-ham-desak-jokowi-copot-prabowo

11

Anda mungkin juga menyukai