Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PANCASILA SEBAGAI AZAS DEMOKRASI DI INDONESIA

DOSEN PENGAMPU :

Martien Herna Susanti

DISUSUN OLEH :

NAMA : Roro Maggie Claudya Prastlly

NIM : 043122861

UNIVERSITAS TERBUKA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesepmatan pada Saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah –
Nya lah Saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Azas
Demokrasi Indonesia”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, Saya juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca.

Saya mengucapkan terima kasih sebesar- besarnya kepada Ibu Martien Herna
Susanti selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Tugas yang diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan Saya dalam bidang kebudayaan. Saya
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang membantu proses penyusunan
makalah ini. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun akan Saya terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Makassar 23 Mei 2021

Roro Maggie Claudya Prastlly

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................................... 3
BAB I...................................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................................................................ 4
1.1. Latar Belakang................................................................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 7
1.3. Tujuan Makalah............................................................................................................................... 7
BAB II.................................................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN................................................................................................................................................... 8
2.1. Pengertian Pancasila..................................................................................................................... 8
2.2. Makna Yang terkandung dalam Pancasila.........................................................................10
2.3. Nilai – Nilai Pancasila................................................................................................................. 11
2.3. Nilai – Nilai Sila yang terkandung dalam Pancasila.......................................................12
2.4. Pengertian Demokrasi............................................................................................................... 14
2.3. Prinsip Demokrasi....................................................................................................................... 15
2.4. Ciri-Ciri Demokrasi..................................................................................................................... 16
2.5. Demokrasi Pancasila.................................................................................................................. 17
2.6. Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila........................................................................................ 18
2.7. Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila................................................................................................. 19
2.8. Sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila........................................................................... 20
2.9. Fungsi Demokrasi Pancasila.................................................................................................... 22
BAB III................................................................................................................................................................ 23
PENUTUP.......................................................................................................................................................... 23
3.1. Kesimpulan......................................................................................................................................... 23
3.2. Saran..................................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................ 24

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebagai dasar Negara Pancasila memiliki sifat imperatif dan memaksa, yang
dimana setiap warga Negara Indonesia harus patuh, tunduk dan taat kepadanya.
Siapapun yang melangggar Pancasila sebagai dasar Negara,baik pemerintah atau rakyat
biasa, harus ditindak lanjuti di mata hukum yakni melalui hukum yang berlaku dan
sudah di tetapkan di Indonesia. Dalam kata lain pengamalan Pancasila sebagai sebuah
dasar Negara diikuti sanksi - sanksi hokum yang berlaku. Sedangkan pengamalan
Pancasila sebagai weltanschuung, yakni pelaksanaan nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari dan tidak disertai sanksi-sanksi hukum namun memiliki sifat yang mengikat,
artinya setiap masyarakat Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalam
Pancasila untuk dapat mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, selagi tidak
melanggar peraturan perundang-undangan yang berlakudan di tetapkan di Indonesia.
Maka, sudah jelaslah bahwa mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar
Negara Republik Indonesia memiliki sifat imperative dan memaksa. Sedangkan
penetapan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup sehari-hari tidak
diikuti sanksi-sanksi hukum yang terikat namun mempunyai sifat mengikat.
Fungsi Pancasila sebagai dasar Negara dapat dikatikan atau dihubungkan dengan
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara, yang merupakan landasan idiil bangsa
Indonesia dan Negara Republik dapatlah disebut pula sebagai ideology Nasional atau
ideology Negara. Artinya Pancasila adalah satu ideology yang dipatuhi dan diikuti oleh
Negara atau pemerintah dan rakyat Indonesia secara menyeluruh, bukan milik atau
monopoli seseorang ataupun sesuatu kaum tertentu.
Cita-cita bangsa, Pancasila harus dilaksanakan atau diamalkan sebagai filsafat atau
dasar kerohanian Negara, yang mewujudkan tindakan nyata dalam pedoman hidup
kenegaraan kebangsaan dan kemasyarakatan kita. Jika terjadi kesenjangan dalam
kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan, kita harus melihat kembali kepada filsafat
Negara Republik Indonesia untuk mencari titik terang atau jalan keluarnya atau untuk
meluruskan kembali.

4
Di dalam Pembukaan Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, istilah demokrasi itu sendiri, tidak termasuk didalamnya,. Namun, esensi
demokrasi dimuat dalam Sila keempat Pancasila, Kedaulatan Rakyat yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksnaan berdasar Permusyawaratan/Perwakilan. Sejauh apa demokrasi
kita merupakan perwujudan Sila keempat itu ?
Pancasila yang mempunyai tingkatan di dalam setiap sila-silanya yang memiliki
bentuk kepedulian terhadap bangsa Indonesia. Sila pertama yaitu “Ketuhanan Yang
Maha Esa”, yang mempunyai arti bahwa seeluruh rakayat negara dan bangsa
Indonesia mengakui adanya Tuhan dan Mempercayai agama serta melaksanakan niali-
nilai agama yang dianut oleh bangsa Indonesia. Sila yang kedua sampai sila kelima
merupakan sebuah ajaran dari sisi kemanusiaan bangsa Indonesia itu sendiri. Dengan
masyarakat Indonesia yang dikatakan bermacam-macam, yang mempunyai
kebudayaan, budaya,bahasa, suku, ras yang berbeda-beda, maka inilah yang menjadi
sebuah kekuatan untuk mempersatukan masyarakat yang beraneka ragam ini (Bhineka
Tunggal Ika). Pancasila tidak memandang klise sebuah suku, sebuah adat,ras, atau
budaya. Integrasi masyarakat yang beragam ini menjadi masyarakat yang seragam
dapat terwujud jika adanya rasanya persatuan dan kesatuan yang timbul di dalam
kehidupan bernegara.

Demokrasi adalah nilai yang terkandung dari pancasila, yang dimana nilai tersebut
mempunyai maknaatau arti dan hubungan yang erat. Adapun makna atau arti yang
dimuat dalam isi pancasila sila ke -4 (“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”) adalah sebagai berikut :
1. Setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama,
2. Tidak Boleh memaksakan kehendak kepada orang lain,
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama,
4. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah,
5. Didalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi
atau golongan, dan
6. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan permusyawaratan.

5
Berbicara tentang sila keempat dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia,
yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyarawatan/perwakilan dapat diketahui dengan empat hal sebagai berikut:
1. Sila kerakyatan sebagai bawaan dari persatuan dan kesatuan semua sila,
mewujudkan bentuk dari tiga sila yang mendahuluinya dan merupakan dasar daripada
sila yang kelima.
2. Di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar, sila kerakyatan ditetapkan
pemakaiannya yaitu dijadikan sebagai dasar politik Negara, bahwa negara Indonesia
merupakan Negara yang berkedaulatan rakyat.
3. Pembukaan Undang-Undang Dasar adalah pokok kaidah Negara yang
fundamentalis sehingga dengan jalan hukum selama-lamanya tidak dapat diubah lagi,
maka dasar politik Negara berkedaulatan rakyat merupakan dasar mutlak daripada
Negara Indonesia.
4. Dasar berkedaulatan rakyat dikatakan bahwa,”Berdasarkan kerakyatan dan
dalam permusyarawatan/perwakilan, oleh karena itu sistem negara yang nanti
akan terbentuk dalam Undang-undang dasar harus berdasar juga, atas kedaulatan
rakyat dan atas dasar permusyarawatan/perwakilan”. Sehingga Negara Indonesia
adalah mutlak suatu negara demokrasi, jadi untuk selama-lamanya.
Sila ke-empat merupakan perwujudan dalam dasar politik Negara, ialah Negara
berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlak dari sifat demokrasi Negara
Indonesia.
Negara Indonesia adalah negara hukum yang menganut sistem demokrasi, yang
artinya pemegang kekuasaan atau kedaulatan tertinggi berada di tangan
rakyat. Dari rakyat ,dan untuk rakyat. Namun tetap dalam lingkungan hukum. Hal ini
tertuang pada pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, yang menyatakan bahwa “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Dalam pasal ini kita dapat melihat
bahwa demokrasi itu sendiri dapat diartikan sebagai pemerintahan dari, oleh,
dan untuk rakyat dalam tertib perundang - undangan.Oleh karena itu, dalam Negara
demokrasi meminta atau menuntut pertanggung jawaban dari yang memerintah negara
tersebut. Sehingga dalam proses pelaksanaannya, pemerintah yang berjalan secara
demokratis tidak boleh melanggar hak-hak asasi perorangan atau kelompok atau
melainkan harus melindungi hak asasi tersebut.

6
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila ?
2. Apa saja makna yang terkandung dalam Pancasila?
3. Apa saja nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila?
4. Apa saja Nilai- Nilai dari setiap Sila yang terkandung dalam Pancasila?
5. Apa pengertian Demokrasi ?
6. Bagaimana prinsip demokrasi ?
7. Bagaimana ciri – ciri Demokrasi itu ?
8. Bagaimana Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila ?
9. Bagaimana Ciri-ciri Demokrasi Pancasila ?
10. Bagaimana sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila?
11. Apa fungsi dari Demokrasi Pancasila?
12. Apakah pancasila sebagai azas demokrasi ?
1.3. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian Pancasila
2. Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam Pancasila
3. Untuk mengetahui nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila
4. Untuk mengetahui nilai – nilai dari setiap sila dalam Pancasila
5. Untuk mengetahui pengertian Demokrasi
6. Untuk mengetahui apakah Pancasila sebagai azas demokrasi
7. Untuk mengetahui ciri – ciri Demokrasi
8. Untuk mengetahui Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila
9. Untuk mengetahui Ciri – Cri Demokrasi Pancasila
10. Untuk mengetahui sistem pemerintahan Demokrasi Pancasila
11. Untuk mengetahui Fungsi Demokrasi Pancasila
12. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pancasila

Secara etimologi dalam bahasa Sansekerta (Bahasa Brahmana India), Pancasila


berasal dari kata ‘Panca’ dan ‘Sila’. Panca artinya lima, sila atau syila yang berarti batu
sendi atau dasar. Kata sila bisa juga berasal dari kata susila, yang berarti tingkah laku
yang baik. Jadi secara kebahasaan dapat disimpulkan bahwa Pancasila dapat berarti
lima batu sendi atau dasar. Atau dapat juga berarti lima tingka laku yang baik.

Secara terminologi, Pancasila digunakan oleh Bung Karno sejak sidang BPUPKI pada
1 Juni 1945 untuk memberi nama pada lima prinsip dasar negara. Keberadaan Pancasila
tidak bisa lepas dari situasi menjelang lahirnya Kemerdekaan negara Indonesia pada 17
Agustus 1945. Setelah mengalami pergulatan dan perdebatan, para pahlawan pendiri
bangsa ini akhirnya menemukan titik tengah atau sepakat dengan lima pasal yang
kemudian dijadikan sebagai landasan hidup dalam berbangsa dan bernegara.
Pancasila dirumuskan berbeda-beda oleh para perumusnya di masa lalu dan

sempat mengalami beberapa perubahan dari waktu ke waktu hingga mencapai

rumusan yang sah secara konstitusional dan dipakai hingga dewasa ini. Menurut Mr.

Mohammad. Yamin sebagaimana yang disampaikan dalam sidang BPUPKI pada 29

Mei 1945, isinya sebagai berikut:

(1) Prikebangsaan , (2)Prikemanusiaan , (3) Priketuhanan , (4) Prikerakyatan , (5)

Kesejahteraan rakyat.

Sedangkan menurut Soekarno yang disampaikan pada 1 Juni 1945 di depan

sidang BPUPKI, Pancasila memuat hal sebagai berikut: (1) Nasionalisme atau

kebangsaan Indonesia (2) Internasionalisme atau prikemanusiaan (3) Mufakat atau

demokrasi (4) Kesejahteraan sosial dan (5) Ketuhanan yang berkebudayaan.

8
Pancasila dalam piagam Jakarta yang disahkan pada 22 Juni 1945 adalah

sebagai berikut: (1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi

pemeluk pemeluknya, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan

Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan, (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan piagam Jakarta tersebut kemudian mengalami perubahan, dan

perubahan ini yang kemudian dianggap sah secara konstitusional sebagaimana

tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu:

(1) Ketuhanan yang Maha Esa,

(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab

(3) Persatuan Indonesia

(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila adalah filsafat dan pandangan hidup yang didapat melalui pemikiran
sedalam-dalamnya dari budaya, sifat dan cita-cita bangsa yang di yakini sebagai
kenyataan norma-norma dan nilai-nilai yang paling tepat, paling adil, paling baik, dan
paling sesuai bagi bangsa Indonesia. Pancasila merupak titik temu dari variabilitas bagi
bangsa Indonesia NKRI yang menjadi perikatan luhur bangsa, dan pancasila menjadi
atap kebinekaannya.
Menurut Kaelan, sebagai dasar negara Republik Indonesia , sebelum disahkan
Pancasila pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara, yang
berupa nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai kepercayaan (religious). Nilai-
nilai tersebut sudah ada dan sudah melekat serta sudah diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari sebagai pemikiran atau pedoman hidup, sehingga Pancasila yang berupa
nilai-nilai tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah bangsa Indonesia sendiri, sehingga

9
bangsa Indonesia sebagai sumber materialis Pancasila. Nilai-nilai tersebut lalu
dinobatkan dan dirumuskan secara formal oleh pahlawan para pendiri negara
Indonesia untuk ditetapkan sebagai dasar filsafat Negara Indonesia.
2.2. Makna Yang terkandung dalam Pancasila
Pancasila mengandung berbagai makna yang perlu dipahami setiap rakyat Indonesia,
adapun makna yang dimaksud adalah :

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


Bangsa Indonesia percaya dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal iyu
diwujudkan dengan adanya beragam agama di Indonesia yang dianut oleh rakyat
Indonesia sendiri. Karena Tuhan adalah pencipta alam semesta beserta segala
isinya baik benda mati maupun benda hidup.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Bangsa Indonesia adalah manusia yang memiliki martabat yang tinggi. Sehingga
keputusan yang di ambil harus berdasarkan norma yang obyektif.

3. Sila Persatuan Indonesia Bersatunya bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.


Persatuan merupakan wujud paham kebangsaan.

4. Sila Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan

 Kerakyatan berarti sekelompok orang menetap atau mendiami sebuah di wilayah


Indonesia

 Kerakyatan berarti juga kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat

 Hikmat Kebijaksanaan berarti sikap yang didasari dengan penggunaan akal


pikiran yang sehat selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan

 Permusyawaratan berarti tata cara yang khas Indonesia untuk mencari dan
memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga tercapai keputusan
berdasarkan mufakat melalui musyawarah

 Perwakilan berarti suatu tata cara untuk mengusahakan ikut sertanya rakyat
mengambil bagian atau menduduki jabatan dengan ikut serta dalam urusan
bernegara melalui badan-badan perwakilan seperti MPR, DPR, DPD, DPRD.

10
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat disegala bidang
kehidupan dan lapisan masyarakat seperti halnya dalam politik, hukum, ekonomi,
pendidikan, kesehatan, dan sosial – budaya Seluruh rakyat Indonesia berarti setiap
orang yang menjadi rakyat Indonesia baik yang berdiam di wilayah Indonesia
maupun yang berdiam diluar wilayah Indonesia Cita-cita bangsa Indonesia ialah
pencapaian masyarakat adil dan makmur.

2.3. Nilai – Nilai Pancasila


Nilai-nilai dalam Pancasila bertujuan membentuk sikap positif manusia sesuai
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

1. NILAI

Berbicara tentang nilai, maka nilai berarti sesuatu yang berguna, berharga, indah
yang memperkaya batin, yang membuat manusia tersadar akan harkat dan
martabatnya. Jika sesuatu mempunyai nilai maka sesuatu itu berguna, berharga (nilai
kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral etis), religius (nilai agama).

Nilai dapat dibagi 3 yaitu :

a. Nilai Material yaitu segala sesuatu berguna bagi manusia.

b. Nilai Fital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan dan aktivitas.

c. Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Nilai Kerohanian ini dapat pula dibagi 4 yaitu :

1) Nilaikebenaran – kenyataan yang bersumber pada unsur akal manusia


( ratio,budi,cipta )

2) Nilai keindahan yang bersumber pada unsur manusia

3) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak
kemauan manusia. (will, karsa, ethic )

4) Nilai religius yang merupakan nilai ketuhanan kerohanian yang tertinggi dan
mutlak. Nilai religius ini bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia. Jadi

11
yang memiliki nilai itu tidak hanya sesuatu yang berwujud benda material saja, tetapi
juga sesuatu yang tidak berwujud benda material. Bahkan sesuatu yang bukan benda
material itu dapat menjadi nilai yang sangat tinggi dan mutlak bagi manusia.

2. NORMA.

Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan
sehari – hari berdasarkan motivasi tertentu. Sesungguhnya norma adalah
perwujudan martabat manusia sebagai mahkluk yang berbudaya budaya, sosial,
moral dan religi suatu kesadaran sikap luhur yang harus di patuhi. Oleh sebab itu
norma dalam wujudnya dapat berbentuk norma agama, norma filsafat, norma
kesusilaan ,norma hukum dan norma sosial.

3. MORAL

Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah
laku dan perbuatan mausia, seorang pribadi, yang taat kepada aturan – aturan,
kaidah, norma yang berlaku dalam masyarakat dianggap sesuai dan bertindak benar
secara moral. Jika sebaliknya yang terjadi, maka pribadi itu di anggap tidak
bermoral. Moral dalam perwujudanya dapat berupa aturan, atau prinsip – prinsip
yang benar,terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaa, kepatuhan terhadap nilai
dan norma yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, negara dan bangsa.
Moral dapat dibedakan seperti moral ke Tuhanan, agama, moral filsafat, etika,
hukum, ilmu dsb. Jadi dengan demikian nilai, norma, moral secara bersama – sama
mengatur kehidupan masyarakat dalam berbagai aspeknya.

Dalam pancasila terdapat himpunan nilai – nilai dasar apabila nilai – nilai
tersebut dilaksanakan harkat manusia Indonesia dapat menjadi baik dan
bermutu.

2.3. Nilai – Nilai Sila yang terkandung dalam Pancasila


1. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Keyakinan adanya Tuhan berarti memiliki kepercayaan terhadap Tuhan
yang didasari dari kesadaran manusia sebagai mahkluk Tuhan. Atas keyakinan
yang demikian maka negara Indonesia berdasarkan ketuhanan Yang maha Esa.

12
2. NILAI KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan
perbuatan manusia yang di dasarkan kepada potensi budi nurani manusia
dalam hubungan dengan norma – norma kebudayaan pada umumnya. Menurut
sila kemanusiaan yang adil dan beradab setip manusia Indonesia adalah bagian
dari warga dunia yang meyakini adanya prinsip persamaan harkat dan martabat
sebagai hamba Tuhan. Dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab ini
tercakup nilai – nilai yang menyangkut hak dan kewajiban asasi warga negara
manusia Indonesia yang harus dipandang rata,tidak membedakan kasta. Setiap
warga negara Jamin hak serta kebebasannya yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan, dengan masyarakat dan lingkungan.
3. NILAI PERSATUAN INDONESIA
Nilai persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang
bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Faktor persatuan
merupakan faktor dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia. Persatuan
bertujuan untuk memajukkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.
Perwujudan persatuan Indonesia adalah manifestasi paham kebangsaan yang
memberi tempat bagi keragaman budaya atau etnis.
4. NILAI KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN
Dalam sila kerakyatan ini diakui bahwa negara RI menganut asas
Demokrasi yang bersumber padanilai-nilai kehidupan yang berakar dalam
budaya bangsa Indonesia. Perwujudan asas dasar demokrasi dipersepsi sebagai
paham kedaulatan rakyat, yang bersumber pada nilai kebersamaan,
kekeluargaan dan gotong royong. Dalam sila ke 4 ini tercermin nilai yang
mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat yang harus didahulukan.
Dalam sila ini tercakup nilai yang lebih menghargai kesukarelaan, dan
kesadaran dari pada memaksakan sesuatu kehendak pada orang lain.
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam, masyrakat disegala
bidang kehidupan baik material maupun spiritual. Keadilan sosial juga
menjamin setiap warga negara diperlakukan dengan adil dalam bidang hukum,

13
ekonomi, budaya, sosial. Kedudukan pribadi dan kedudukan masyrakat
ditempatkan dalam hubungan keselarasan dan keserasian. Sila ke 5 ini
mengandung nilai vital yaitu bersama mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial, dalam makna untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia. Nilai yang mencakup konsep keadilan sosial itu memberi jaminan
untuk mencapai taraf kehidupan yang layak dan terhormat sesuai dengan
kodratnya dan menempatkan nilai demokrasi dalam bidang ekonomi, dan sosial.

2.4. Pengertian Demokrasi


Demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang berarti kekuasaan rakyat.
Demokrasi berasal dari kata “Demos” dan “Kratos”. Demos yang memiliki arti rakyat
dan Kratos yang memiliki arti kekuasaan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Demokrasi adalah gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan
yang sama bagi semua warga negara.

Berikut ini adalah pengertian demokrasi menurut beberapa ahli :

1. Demokrasi menurut Montesque, kekuasaan negara harus dijalankan oleh tiga


lembaga atau institusi yang berbeda dan terpisah satu sama lainnya, yaitu pertama,
legislatif yang merupakan pemegang kekuasaaan untuk membuat undang-undang,
kedua, eksekutif yang memiliki kekuasaan dalam melaksanakan undang-undang, dan
ketiga adalah yudikatif, yang memegang kekuasaan untuk mengadili pelaksanaan
undang-undang. Dan masing-masing institusi tersebut harus berdiri secara independen
tanpa dipengaruhi oleh institusi lainnya.

2. Demokrasi menurut Abraham Lincoln yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh


rakyat, dan untuk rakyat.

3. Demokrasi menurut Aristoteles mengemukakan ialah suatu kebebasan atau


prinsip demokrasi ialah kebebasan, karena dengan kebebasanlah setiap warga negara
dapat saling berbagi kebebasan dan kekuasaan didalam negaranya. Aristoteles pun
mengungkapkan apabila seseorang hidup tanpa adanya kebebasan dalam memilih cara
hidupnya, maka sama saja seperti budak.

14
4. Demokrasi menurut H. Harris Soche adalah suatu bentuk pemerintahan rakyat,
karenanya kekuasaan pemerintahan yang melekat pada rakyat juga merupakan HAM
bagi rakyat untuk mempertahankan, mengatur dan melindungi diri dari setiap paksaan
dalam suatu badan yang diserahkan untuk memerintah.

5. Demokrasi menurut International Commission of Juris ialah suatu bentuk


pemerintahan yang didalam membuat suatu keputusan politik harus dilaksanakan oleh
rakyat melalui para wakil yang terpilih dalam suatu proses pemilu.

2.3. Prinsip Demokrasi


Prinsip demokrasi dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Prinsip Demokrasi Sebagai Sistem Politik

a. Pembagian kekuasaan (kekuasaan legislatif, yudikatif, dan eksekutif)

b. Pemerintahan konstitusional

c. Partai politik lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya

d. Pers yang bebas

e. Perlindungan terhadap hak asasi manusia

f. Pengawasan terhadap administrasi negara

g. Peradilan yang bebas dan tidak memihak

h. Pemerintahan yang diskusi

i. Pemilihan umum yang bebas

j. Pemerintahan berdasarkan hukum

2. Prinsip Non-demokrasi (Kediktatoran)

a. Pemusatan kekuasaan Kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif dijadikam


satu dan dipegang serta dijalankan oleh satu lembaga.

b. Pemerintahan bukan berdasarkan konstitusional. Pemerintahan dijalankan


berdasarakan kekuasaan. Konstitusinya memberi kekuasaan yang besar pada negara
atau pemerintah.

15
c. Rule of Power Prinsip negara kekuasaan yang ditandai dengan supremasi
kekuasaan yang besar pada negara atau pemerintah..

d. Pembentukan pemerintah bukan berdasarkan musyawarah tetapi melalui


dekrit

e. Pemilihan umum yang tidak demokratis. Pemilihan umum dijalankan hanya


untuk memperkuat keabsahan penguasa atau pemerintah negara.

f. Manajemen dan kepemimpinan yang tertutup dan tidak bertanggung jawab

g. Kebasan berpendapat, berbicara dan kebebasan pers tidak dibatasi

h. Penyelesaian perpecahan atau perbedaan dengan cara kekerasan dan


penggunaan paksaan.

i. Tidak ada perlindungan terhadap hak asasi manusia bahkan sering terjadi
pelanggaran hal asasi manusia.

j. Menekan dan tidak mengakui hak-hak minoritas warga negara.

2.4. Ciri-Ciri Demokrasi


Ciri yang menggambarkan suatu pemerintahan didasarkan oleh sistem
demokrasi seperti:

• Pemerintahan didasarkan kehendak dan kepentingan semua rakyat.

• Ciri konstitusional ialah hal yang berhubungan denag kepentingan, kehendak


atau kemauan atau kekuasaan rakyat yang dituliskan dalam konstitusi dan
undang-undang negara tersebut.

• Ciri perwakilan yakni dalam mengatur negaranya kedaulatan rakyat akan


diwakilkan oleh beberapa orang yang sudah dipilih oleh rakyat itu sendiri.

• Ciri pemilihan umum yakni sebuah kegiatan politik yang dilaksanakan untuk
memilih pihak dalam pemerintahan.

• Ciri kepartaian yakni partai akan menjadi media atau sarana untuk menjadi
bagian dalam melaksanakan sistem demokrasi.

16
• Ciri kekuasaan ialah adanya pembagian dan pemisah kekuasaan.

• Ciri tanggung jawab ialah adanya tanggung jawab dari pihal yang sudah dipilih
untuk ikut dalam pelaksaan suatu sistem demokrasi.

2.5. Demokrasi Pancasila

Indonesia menganut sistem Demokrasi Pancasila yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila,


masih dalam proses perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya terdapat berbagai
tafsiran serta pandangan. Beberapa nilai pokok dari demokrasi konstitusional cukup jelas
dituangkan dalam Undang Undang Dasar 1945. Selain dari itu Undang-Undang Dasar kita
menyebut secara jelas dua prinsip yang mendalami naskah itu dan yang dituliskan dalam
penjelasan mengenai Sistem Pemerintahan Negara, yaitu:
1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat).
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechstaat), tidak berdasarkan kekuasaan
belaka (Machstaat).
2. Sistem Konstitusionil
Pemerintahan berdasarkan atas Sistem Konstitusi (Hukum Dasar), tidak bersifat
Absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Berdasarkan dua istilah Rechstaat dan sistem konstitusi, maka sudah jelaslah bahwa,
demokrasi konstitusionil ialah demokrasi yang menjadi dasar dari Undang-Undang Dasar
1945. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, dimuat dalam Pembukaan UUD ialah bentuk khas demokrasi Indonesia. Dengan
demikian demokrasi Indonesia memiliki arti di samping nilai umum, dituntut nilai-nilai
khusus seperti nilai-nilai yang memberikan pemikitan tingkah laku masyarakat Indonesia
dalam ikatannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama makluk (manusia), tanah air dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, pemerintah dan masyarakat, usaha dan tindakan
manusia dalam proses mengolah lingkungan hidup. Pengertian lain dari demokrasi Indonesia
adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia dan bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia (demokrasi pancasila). Pengertian tersebut pada dasarnya merujuk kepada

17
ucapan Abraham Lincoln, mantan presiden Amerika Serikat yang menyatakan bahwa
demokrasi suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Menurut konsep dari demokrasi, kekuasaan mengartikan arti politik dan pemerintahan,
sedangkan rakyat beserta warga masyarakat diartikan sebagai warga negara. Kenyataannya,
baik dari segi konsep maupun praktik, demos menyatakan makna spesifik. Demos bukan
untuk rakyat secara keseluruhan, tetapi golongan tertentu, yakni mereka yang didasarkan
tradisi atau kesepakatan formal memiliki hak kebebasan forarytif dalam proses
pengambilan/membuat keputusan yang berkaitan dengan urusan publik atau menjadi wakil
terpilih, wakil terpilih juga tidak mampu mewakili aspirasi yang memilihnya. 

Secara ringkas, demokrasi Pancasila memiliki beberapa pengertian sebagai berikut:


1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang memiliki nilai dasar kekeluargaan dan
gotong-royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung nilai-nilai
berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur,
berkepribadian Indonesia dan saling berkaitan.
2. Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri
atau dengan persetujuan rakyat.
3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu bukan bersifat mutlak, melainkan harus
diselaraskan dengan tanggung jawab sosial.
4. Dalam demokrasi Pancasila, universalitas cita-cita demokrasi dipadukan dengan cita-cita
hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada
dominasi mayoritas atau minoritas.

2.6. Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila


Prinsip adalah sebuah kebenaran yang pokok/dasar orang berfikir, bertindak dan lain
sebagainya. Dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara umum, terdapat dua
landasan pokok yang menjadi dasar yang merupakan syarat mutlak yang harus diketahui oleh
setiap orang yang menjadi pemimpin negara / rakyat / masyarakat / organisasi / partai /
keluarga, yaitu:
1. Suatu negara itu adalah milik seluruh rakyatnya, bukan milik pribadi,perorangan atau
milik suatu keluarga/kelompok/golongan/partai, dan bukan pula milik penguasa negara.
2. Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan negara, prinsipnya adalah selaku
pengurusa rakyat, yaitu harus dapat bersikap dan bertindak adil terhadap seluruh

18
rakyatnya,tidak membeda bedakan rakyatnya, dan sekaligus selaku pelayan rakyat, yakni
tidak boleh/bisa menindas, menzalimi terhadap tuannyaa, yakni rakyat.
Adapun prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Pemerintahan berdasarkan hukum: dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan:
a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan kekuasaan
belaka (machtstaat)
b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan tidak terbatas),
c. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan MPR.
2. Perlindungan terhadap hak asasi manusia,
3. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah,
4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang
merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh
Presiden, BPK, DPR, DPA atau lainnya.
5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk menyalurkan
aspirasi rakyat.
6. Pelaksanaan Pemilihan Umum.
7. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR (pasal 1 ayat 2
UUD 1945), yang berbunyai Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri
sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.
10. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Nasional.

2.7. Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila


Dalam bukunya, Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan, Idris
Israil (2005:52-53) menyebutkan ciri-ciri demokrasi Indonesia sebagai berikut:
1. Kedaulatan ada di tangan rakyat.
2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.
3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.
5. Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.
6. Menghargai hak asasi manusia.

19
7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan melalui
wakil-wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan karena
merugikan semua pihak.
8. Tidak menganut sistem monopartai.
9. Pemilu dilaksanakan secara luber.
10. Mengandung sistem mengambang.
11. Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.
12. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.

2.8. Sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila


Landasan formil dari periode Republik Indonesia III ialah Pancasila, UUD 45 serta
Ketetapan-ketetapan MPR. Sedangkan sistem pemerintahan demokrasi Pancasila menurut
prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Batang Tubuh UUD 1945 berdasarkan tujuh sendi
pokok, yaitu sebagai berikut:
1. Indonesia Ialah Negara yang Berdasarkan Hukum
Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan
belaka(Machsstaat). Hal ini memiliki arti bahwa baik pemerintah maupun lembaga-lembaga
negara lainnya dalam melakukan tindakan apapun harus didasari oleh hukum dan
perbuatannya bagi rakyat harus ada landasan hukumnya. Persamaan kedudukan dalam hukum
bagi semua warga negara harus tergantung di dalamnya.
2. Indonesia Menganut Sistem Konstitusional
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat
absolutisme(kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih
menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi
oleh ketentuan konstitusi, di samping oleh ketentuan-ketentuan hukum lainnya yang
merupakan pokok konstitusional, seperti TAP MPR dan Undang-undang.
3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
MPR sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi seperti telah disebutkan dalam
pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di
tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga
negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan
negara yang tertinggi, MPR mempunyai:

20
Tugas pokok, yaitu:
a. Menetapkan UUD
b. Menetapkan GBHN
c. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden
Wewenang MPR, yaitu:
a. Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain, seperti
penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden
b. Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan GBHN
c. Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil Presiden
d. Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabila
presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD 1945
e. Mengubah undang-undang.
4. Presiden
Presiden adalah pemegang kekuasaan yang tertinggi didalam pemerintahan di bawah
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara
pemerintah negara tertinggi. Selain diangkat oleh majelis juga harus patuh dan bertanggung
jawab terhadap majelis. Presiden adalah Mandataris MPR yang sangat wajib menjalankan
putusan-putusan yang ditetapkan MPR.
5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
DPR mengawasi pelaksanaan mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh
presiden dan DPR harus saling bekerja sama dalam pembentukan undang-undang termasuk
APBN. Tetapi Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. Untuk mengesahkan undang-
undang, presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislative ialah
hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.
Hak DPR di bidang pengawasan meliputi:
a. Hak tanya/bertanya kepada pemerintah
b. Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada pemerintah
c. Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah
d. Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal
e. Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.
6. Menteri Negara
Menteri Negara adalah pembantu presiden yang membantu presiden dalam menjalankan
tugasnya, Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR. Presiden memiliki

21
kekuasaan/wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri negara. Menteri ini
tidak bertanggung jawab kepada DPR, Mentri hanya bertanggung jawab kepada presiden.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem kabinet kita adalah kabinet
kepresidenan/presidensil. Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden,
tetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah
dalam prakteknya berada di bawah koordinasi presiden.
7. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas
Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya
kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.
Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR
merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.

2.9. Fungsi Demokrasi Pancasila


Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Menjamin rakyat untuk turut serta dalam kehidupan bernegara
Contohnya: Ikut menyukseskan Pemilu dengan menyumbangkan suaranya tanpa adanya
GOLPUT, ikut menyukseskan Pembangunan dengan membayar pajak dengan tepat waktu ,
ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan, dll.
2. Menjamin tetap tegaknya negara RI.
3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI dengan mempergunakan sistem
konstitusional
4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila
5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga negara
6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab
Contohnya: Presiden adalah Mandataris MPR dan Presiden bertanggung jawab kepada MPR.

22
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem demokrasi pemerintahan, yang dimana


keduanya banyak dipakai di negara manapun, dengan cara masing masing. Di indonesia
sendiri demokrasi pancasila sudah mendarah daging disetiap warganya, karena demokrasi itu
mencerminkan kehidupan bermasyarakat, sistem demokrasi / pemerintahan liberal tidak akan
pernah cocok untuk diterapkan di indonesia karena adat dan budaya negara indonesia
bertolak belakang dengan negara barat, NKRI harga mati, demokrasi pancasila harus
dibudayakan kepada anak cucu kita.

3.2. Saran
Saran yang dapat saya ajukan melalui makalah ini adalah bagi para teman mahasiswa
agar tatap terus mencari tahu mengenai materi-materi pancasila ini terus berlanjut diluar
forum diskusi dalam kelas, dan menerapkan nilai – nilai yang terkandung dalam setiap sila
dari Pancasila.

23
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Dr. I Putu Ari Astawa, S.Pt, MP. 2017. Demokrasi Indonesia. 1-11.
Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. Malang:
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
Kaelan, Negara Kebangsaan Pancasila: Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis, dan
Aktualisasinya, (Yogyakarta: Paradigma 2013)
Kumawi Basyir dkk, Pancasila Dan Kewarganegaraan, (Surabaya: Sunan Ampel Press
2013), 10.
Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang Hakiki. Jakarta : Yayasan Menara Ilmu.  

24

Anda mungkin juga menyukai