DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
NIM : 043122861
UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS EKONOMI
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesepmatan pada Saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah – Nya
lah Saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Azas Demokrasi
Indonesia”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Selain itu, Saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar- besarnya kepada Ibu Martien Herna
Susanti selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Tugas yang diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan Saya dalam bidang kebudayaan. Saya
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang membantu proses penyusunan
makalah ini. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun akan Saya terima demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................... 3
BAB I.................................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 7
1.3. Tujuan Makalah ............................................................................................................................. 7
BAB II .................................................................................................................................................................. 8
PEMBAHASAN ................................................................................................................................................. 8
2.1. Pengertian Pancasila ................................................................................................................... 8
2.2. Makna Yang terkandung dalam Pancasila ........................................................................ 10
2.3. Nilai – Nilai Pancasila ................................................................................................................ 11
2.3. Nilai – Nilai Sila yang terkandung dalam Pancasila ...................................................... 12
2.4. Pengertian Demokrasi .............................................................................................................. 14
2.3. Prinsip Demokrasi ...................................................................................................................... 15
2.4. Ciri-Ciri Demokrasi .................................................................................................................... 16
2.5. Demokrasi Pancasila ................................................................................................................. 17
2.6. Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila ....................................................................................... 18
2.7. Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila ................................................................................................ 19
2.8. Sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila .......................................................................... 20
2.9. Fungsi Demokrasi Pancasila................................................................................................... 22
BAB III .............................................................................................................................................................. 23
PENUTUP......................................................................................................................................................... 23
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................................................ 23
3.2. Saran ................................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................... 24
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Di dalam Pembukaan Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,
istilah demokrasi itu sendiri, tidak termasuk didalamnya,. Namun, esensi demokrasi
dimuat dalam Sila keempat Pancasila, Kedaulatan Rakyat yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksnaan berdasar Permusyawaratan/Perwakilan. Sejauh apa demokrasi kita
merupakan perwujudan Sila keempat itu ?
Pancasila yang mempunyai tingkatan di dalam setiap sila-silanya yang memiliki
bentuk kepedulian terhadap bangsa Indonesia. Sila pertama yaitu “Ketuhanan Yang
Maha Esa”, yang mempunyai arti bahwa seeluruh rakayat negara dan bangsa
Indonesia mengakui adanya Tuhan dan Mempercayai agama serta melaksanakan niali-
nilai agama yang dianut oleh bangsa Indonesia. Sila yang kedua sampai sila kelima
merupakan sebuah ajaran dari sisi kemanusiaan bangsa Indonesia itu sendiri. Dengan
masyarakat Indonesia yang dikatakan bermacam-macam, yang mempunyai kebudayaan,
budaya,bahasa, suku, ras yang berbeda-beda, maka inilah yang menjadi sebuah kekuatan
untuk mempersatukan masyarakat yang beraneka ragam ini (Bhineka Tunggal Ika).
Pancasila tidak memandang klise sebuah suku, sebuah adat,ras, atau budaya. Integrasi
masyarakat yang beragam ini menjadi masyarakat yang seragam dapat terwujud jika
adanya rasanya persatuan dan kesatuan yang timbul di dalam kehidupan bernegara.
Demokrasi adalah nilai yang terkandung dari pancasila, yang dimana nilai tersebut
mempunyai maknaatau arti dan hubungan yang erat. Adapun makna atau arti yang
dimuat dalam isi pancasila sila ke -4 (“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”) adalah sebagai berikut :
1. Setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama,
2. Tidak Boleh memaksakan kehendak kepada orang lain,
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama,
4. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah,
5. Didalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi
atau golongan, dan
6. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan permusyawaratan.
5
Berbicara tentang sila keempat dalam Pancasila, dasar filsafat negara Indonesia,
yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyarawatan/perwakilan dapat diketahui dengan empat hal sebagai berikut:
1. Sila kerakyatan sebagai bawaan dari persatuan dan kesatuan semua sila,
mewujudkan bentuk dari tiga sila yang mendahuluinya dan merupakan dasar daripada
sila yang kelima.
2. Di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar, sila kerakyatan ditetapkan
pemakaiannya yaitu dijadikan sebagai dasar politik Negara, bahwa negara Indonesia
merupakan Negara yang berkedaulatan rakyat.
3. Pembukaan Undang-Undang Dasar adalah pokok kaidah Negara yang
fundamentalis sehingga dengan jalan hukum selama-lamanya tidak dapat diubah lagi,
maka dasar politik Negara berkedaulatan rakyat merupakan dasar mutlak daripada
Negara Indonesia.
4. Dasar berkedaulatan rakyat dikatakan bahwa,”Berdasarkan kerakyatan dan
dalam permusyarawatan/perwakilan, oleh karena itu sistem negara yang nanti
akan terbentuk dalam Undang-undang dasar harus berdasar juga, atas kedaulatan
rakyat dan atas dasar permusyarawatan/perwakilan”. Sehingga Negara Indonesia
adalah mutlak suatu negara demokrasi, jadi untuk selama-lamanya.
Sila ke-empat merupakan perwujudan dalam dasar politik Negara, ialah Negara
berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlak dari sifat demokrasi Negara
Indonesia.
Negara Indonesia adalah negara hukum yang menganut sistem demokrasi, yang
artinya pemegang kekuasaan atau kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat.
Dari rakyat ,dan untuk rakyat. Namun tetap dalam lingkungan hukum. Hal ini tertuang
pada pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yang menyatakan bahwa “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar”. Dalam pasal ini kita dapat melihat bahwa demokrasi
itu sendiri dapat diartikan sebagai pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat
dalam tertib perundang - undangan.Oleh karena itu, dalam Negara demokrasi meminta
atau menuntut pertanggung jawaban dari yang memerintah negara tersebut. Sehingga
dalam proses pelaksanaannya, pemerintah yang berjalan secara demokratis tidak
boleh melanggar hak-hak asasi perorangan atau kelompok atau melainkan harus
melindungi hak asasi tersebut.
6
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila ?
2. Apa saja makna yang terkandung dalam Pancasila?
3. Apa saja nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila?
4. Apa saja Nilai- Nilai dari setiap Sila yang terkandung dalam Pancasila?
5. Apa pengertian Demokrasi ?
6. Bagaimana prinsip demokrasi ?
7. Bagaimana ciri – ciri Demokrasi itu ?
8. Bagaimana Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila ?
9. Bagaimana Ciri-ciri Demokrasi Pancasila ?
10. Bagaimana sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila?
11. Apa fungsi dari Demokrasi Pancasila?
12. Apakah pancasila sebagai azas demokrasi ?
1.3. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian Pancasila
2. Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam Pancasila
3. Untuk mengetahui nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila
4. Untuk mengetahui nilai – nilai dari setiap sila dalam Pancasila
5. Untuk mengetahui pengertian Demokrasi
6. Untuk mengetahui apakah Pancasila sebagai azas demokrasi
7. Untuk mengetahui ciri – ciri Demokrasi
8. Untuk mengetahui Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila
9. Untuk mengetahui Ciri – Cri Demokrasi Pancasila
10. Untuk mengetahui sistem pemerintahan Demokrasi Pancasila
11. Untuk mengetahui Fungsi Demokrasi Pancasila
12. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
7
BAB II
PEMBAHASAN
Secara terminologi, Pancasila digunakan oleh Bung Karno sejak sidang BPUPKI pada
1 Juni 1945 untuk memberi nama pada lima prinsip dasar negara. Keberadaan Pancasila
tidak bisa lepas dari situasi menjelang lahirnya Kemerdekaan negara Indonesia pada 17
Agustus 1945. Setelah mengalami pergulatan dan perdebatan, para pahlawan pendiri
bangsa ini akhirnya menemukan titik tengah atau sepakat dengan lima pasal yang
kemudian dijadikan sebagai landasan hidup dalam berbangsa dan bernegara.
Pancasila dirumuskan berbeda-beda oleh para perumusnya di masa lalu dan
rumusan yang sah secara konstitusional dan dipakai hingga dewasa ini. Menurut Mr.
Mohammad. Yamin sebagaimana yang disampaikan dalam sidang BPUPKI pada 29 Mei
Kesejahteraan rakyat.
Sedangkan menurut Soekarno yang disampaikan pada 1 Juni 1945 di depan sidang
BPUPKI, Pancasila memuat hal sebagai berikut: (1) Nasionalisme atau kebangsaan
Indonesia (2) Internasionalisme atau prikemanusiaan (3) Mufakat atau demokrasi (4)
8
Pancasila dalam piagam Jakarta yang disahkan pada 22 Juni 1945 adalah
sebagai berikut: (1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk pemeluknya, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan
permusyawaratan perwakilan
Pancasila adalah filsafat dan pandangan hidup yang didapat melalui pemikiran
sedalam-dalamnya dari budaya, sifat dan cita-cita bangsa yang di yakini sebagai
kenyataan norma-norma dan nilai-nilai yang paling tepat, paling adil, paling baik, dan
paling sesuai bagi bangsa Indonesia. Pancasila merupak titik temu dari variabilitas bagi
bangsa Indonesia NKRI yang menjadi perikatan luhur bangsa, dan pancasila menjadi atap
kebinekaannya.
Menurut Kaelan, sebagai dasar negara Republik Indonesia , sebelum disahkan
Pancasila pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara, yang
berupa nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai kepercayaan (religious). Nilai-nilai
tersebut sudah ada dan sudah melekat serta sudah diamalkan dalam kehidupan sehari-
hari sebagai pemikiran atau pedoman hidup, sehingga Pancasila yang berupa nilai-nilai
tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa
9
Indonesia sebagai sumber materialis Pancasila. Nilai-nilai tersebut lalu dinobatkan dan
dirumuskan secara formal oleh pahlawan para pendiri negara Indonesia untuk
ditetapkan sebagai dasar filsafat Negara Indonesia.
2.2. Makna Yang terkandung dalam Pancasila
Pancasila mengandung berbagai makna yang perlu dipahami setiap rakyat Indonesia,
adapun makna yang dimaksud adalah :
Hikmat Kebijaksanaan berarti sikap yang didasari dengan penggunaan akal pikiran
yang sehat selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan
Permusyawaratan berarti tata cara yang khas Indonesia untuk mencari dan
memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga tercapai keputusan
berdasarkan mufakat melalui musyawarah
Perwakilan berarti suatu tata cara untuk mengusahakan ikut sertanya rakyat
mengambil bagian atau menduduki jabatan dengan ikut serta dalam urusan
bernegara melalui badan-badan perwakilan seperti MPR, DPR, DPD, DPRD.
10
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat disegala bidang
kehidupan dan lapisan masyarakat seperti halnya dalam politik, hukum, ekonomi,
pendidikan, kesehatan, dan sosial – budaya Seluruh rakyat Indonesia berarti setiap
orang yang menjadi rakyat Indonesia baik yang berdiam di wilayah Indonesia maupun
yang berdiam diluar wilayah Indonesia Cita-cita bangsa Indonesia ialah pencapaian
masyarakat adil dan makmur.
1. NILAI
Berbicara tentang nilai, maka nilai berarti sesuatu yang berguna, berharga, indah
yang memperkaya batin, yang membuat manusia tersadar akan harkat dan
martabatnya. Jika sesuatu mempunyai nilai maka sesuatu itu berguna, berharga (nilai
kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral etis), religius (nilai agama).
b. Nilai Fital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan dan aktivitas.
c. Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
3) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak kemauan
manusia. (will, karsa, ethic )
4) Nilai religius yang merupakan nilai ketuhanan kerohanian yang tertinggi dan
mutlak. Nilai religius ini bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia. Jadi
11
yang memiliki nilai itu tidak hanya sesuatu yang berwujud benda material saja, tetapi
juga sesuatu yang tidak berwujud benda material. Bahkan sesuatu yang bukan benda
material itu dapat menjadi nilai yang sangat tinggi dan mutlak bagi manusia.
2. NORMA.
Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan
sehari – hari berdasarkan motivasi tertentu. Sesungguhnya norma adalah perwujudan
martabat manusia sebagai mahkluk yang berbudaya budaya, sosial, moral dan religi
suatu kesadaran sikap luhur yang harus di patuhi. Oleh sebab itu norma dalam
wujudnya dapat berbentuk norma agama, norma filsafat, norma kesusilaan ,norma
hukum dan norma sosial.
3. MORAL
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah
laku dan perbuatan mausia, seorang pribadi, yang taat kepada aturan – aturan,
kaidah, norma yang berlaku dalam masyarakat dianggap sesuai dan bertindak benar
secara moral. Jika sebaliknya yang terjadi, maka pribadi itu di anggap tidak bermoral.
Moral dalam perwujudanya dapat berupa aturan, atau prinsip – prinsip yang
benar,terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaa, kepatuhan terhadap nilai dan
norma yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, negara dan bangsa. Moral
dapat dibedakan seperti moral ke Tuhanan, agama, moral filsafat, etika, hukum, ilmu
dsb. Jadi dengan demikian nilai, norma, moral secara bersama – sama mengatur
kehidupan masyarakat dalam berbagai aspeknya.
Dalam pancasila terdapat himpunan nilai – nilai dasar apabila nilai – nilai
tersebut dilaksanakan harkat manusia Indonesia dapat menjadi baik dan
bermutu.
12
2. NILAI KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan
perbuatan manusia yang di dasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam
hubungan dengan norma – norma kebudayaan pada umumnya. Menurut sila
kemanusiaan yang adil dan beradab setip manusia Indonesia adalah bagian dari
warga dunia yang meyakini adanya prinsip persamaan harkat dan martabat
sebagai hamba Tuhan. Dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab ini
tercakup nilai – nilai yang menyangkut hak dan kewajiban asasi warga negara
manusia Indonesia yang harus dipandang rata,tidak membedakan kasta. Setiap
warga negara Jamin hak serta kebebasannya yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan, dengan masyarakat dan lingkungan.
3. NILAI PERSATUAN INDONESIA
Nilai persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang
bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Faktor persatuan
merupakan faktor dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia. Persatuan
bertujuan untuk memajukkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi. Perwujudan
persatuan Indonesia adalah manifestasi paham kebangsaan yang memberi
tempat bagi keragaman budaya atau etnis.
4. NILAI KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN
Dalam sila kerakyatan ini diakui bahwa negara RI menganut asas
Demokrasi yang bersumber padanilai-nilai kehidupan yang berakar dalam
budaya bangsa Indonesia. Perwujudan asas dasar demokrasi dipersepsi sebagai
paham kedaulatan rakyat, yang bersumber pada nilai kebersamaan,
kekeluargaan dan gotong royong. Dalam sila ke 4 ini tercermin nilai yang
mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat yang harus didahulukan.
Dalam sila ini tercakup nilai yang lebih menghargai kesukarelaan, dan kesadaran
dari pada memaksakan sesuatu kehendak pada orang lain.
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam, masyrakat disegala
bidang kehidupan baik material maupun spiritual. Keadilan sosial juga menjamin
setiap warga negara diperlakukan dengan adil dalam bidang hukum, ekonomi,
13
budaya, sosial. Kedudukan pribadi dan kedudukan masyrakat ditempatkan dalam
hubungan keselarasan dan keserasian. Sila ke 5 ini mengandung nilai vital yaitu
bersama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial, dalam
makna untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Nilai yang
mencakup konsep keadilan sosial itu memberi jaminan untuk mencapai taraf
kehidupan yang layak dan terhormat sesuai dengan kodratnya dan menempatkan
nilai demokrasi dalam bidang ekonomi, dan sosial.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Demokrasi adalah gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan
yang sama bagi semua warga negara.
2. Demokrasi menurut Abraham Lincoln yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat.
14
4. Demokrasi menurut H. Harris Soche adalah suatu bentuk pemerintahan rakyat,
karenanya kekuasaan pemerintahan yang melekat pada rakyat juga merupakan HAM
bagi rakyat untuk mempertahankan, mengatur dan melindungi diri dari setiap paksaan
dalam suatu badan yang diserahkan untuk memerintah.
b. Pemerintahan konstitusional
15
c. Rule of Power Prinsip negara kekuasaan yang ditandai dengan supremasi
kekuasaan yang besar pada negara atau pemerintah..
i. Tidak ada perlindungan terhadap hak asasi manusia bahkan sering terjadi
pelanggaran hal asasi manusia.
• Ciri pemilihan umum yakni sebuah kegiatan politik yang dilaksanakan untuk
memilih pihak dalam pemerintahan.
• Ciri kepartaian yakni partai akan menjadi media atau sarana untuk menjadi
bagian dalam melaksanakan sistem demokrasi.
16
• Ciri kekuasaan ialah adanya pembagian dan pemisah kekuasaan.
• Ciri tanggung jawab ialah adanya tanggung jawab dari pihal yang sudah dipilih
untuk ikut dalam pelaksaan suatu sistem demokrasi.
Berdasarkan dua istilah Rechstaat dan sistem konstitusi, maka sudah jelaslah bahwa,
demokrasi konstitusionil ialah demokrasi yang menjadi dasar dari Undang-Undang Dasar
1945. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, dimuat dalam Pembukaan UUD ialah bentuk khas demokrasi Indonesia. Dengan
demikian demokrasi Indonesia memiliki arti di samping nilai umum, dituntut nilai-nilai khusus
seperti nilai-nilai yang memberikan pemikitan tingkah laku masyarakat Indonesia dalam
ikatannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama makluk (manusia), tanah air dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, pemerintah dan masyarakat, usaha dan tindakan manusia dalam
proses mengolah lingkungan hidup. Pengertian lain dari demokrasi Indonesia adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia dan bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia (demokrasi pancasila). Pengertian tersebut pada dasarnya merujuk kepada ucapan
17
Abraham Lincoln, mantan presiden Amerika Serikat yang menyatakan bahwa demokrasi suatu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Menurut konsep dari demokrasi, kekuasaan mengartikan arti politik dan pemerintahan,
sedangkan rakyat beserta warga masyarakat diartikan sebagai warga negara. Kenyataannya,
baik dari segi konsep maupun praktik, demos menyatakan makna spesifik. Demos bukan untuk
rakyat secara keseluruhan, tetapi golongan tertentu, yakni mereka yang didasarkan tradisi atau
kesepakatan formal memiliki hak kebebasan forarytif dalam proses pengambilan/membuat
keputusan yang berkaitan dengan urusan publik atau menjadi wakil terpilih, wakil terpilih juga
tidak mampu mewakili aspirasi yang memilihnya.
18
rakyatnya,tidak membeda bedakan rakyatnya, dan sekaligus selaku pelayan rakyat, yakni tidak
boleh/bisa menindas, menzalimi terhadap tuannyaa, yakni rakyat.
Adapun prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Pemerintahan berdasarkan hukum: dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan:
a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan kekuasaan
belaka (machtstaat)
b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan tidak terbatas),
c. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan MPR.
2. Perlindungan terhadap hak asasi manusia,
3. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah,
4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang
merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh
Presiden, BPK, DPR, DPA atau lainnya.
5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk menyalurkan
aspirasi rakyat.
6. Pelaksanaan Pemilihan Umum.
7. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR (pasal 1 ayat 2
UUD 1945), yang berbunyai Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri
sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.
10. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Nasional.
19
7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan melalui
wakil-wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan karena
merugikan semua pihak.
8. Tidak menganut sistem monopartai.
9. Pemilu dilaksanakan secara luber.
10. Mengandung sistem mengambang.
11. Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.
12. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.
20
Tugas pokok, yaitu:
a. Menetapkan UUD
b. Menetapkan GBHN
c. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden
Wewenang MPR, yaitu:
a. Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain, seperti
penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden
b. Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan GBHN
c. Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil Presiden
d. Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabila
presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD 1945
e. Mengubah undang-undang.
4. Presiden
Presiden adalah pemegang kekuasaan yang tertinggi didalam pemerintahan di bawah
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara
pemerintah negara tertinggi. Selain diangkat oleh majelis juga harus patuh dan bertanggung
jawab terhadap majelis. Presiden adalah Mandataris MPR yang sangat wajib menjalankan
putusan-putusan yang ditetapkan MPR.
5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
DPR mengawasi pelaksanaan mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh
presiden dan DPR harus saling bekerja sama dalam pembentukan undang-undang termasuk
APBN. Tetapi Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. Untuk mengesahkan undang-
undang, presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislative ialah
hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.
Hak DPR di bidang pengawasan meliputi:
a. Hak tanya/bertanya kepada pemerintah
b. Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada pemerintah
c. Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah
d. Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal
e. Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.
6. Menteri Negara
Menteri Negara adalah pembantu presiden yang membantu presiden dalam menjalankan
tugasnya, Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR. Presiden memiliki
21
kekuasaan/wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri negara. Menteri ini
tidak bertanggung jawab kepada DPR, Mentri hanya bertanggung jawab kepada presiden.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem kabinet kita adalah kabinet
kepresidenan/presidensil. Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden,
tetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah
dalam prakteknya berada di bawah koordinasi presiden.
7. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas
Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya
kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.
Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR
merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.
22
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Saran yang dapat saya ajukan melalui makalah ini adalah bagi para teman mahasiswa agar
tatap terus mencari tahu mengenai materi-materi pancasila ini terus berlanjut diluar forum
diskusi dalam kelas, dan menerapkan nilai – nilai yang terkandung dalam setiap sila dari
Pancasila.
23
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Dr. I Putu Ari Astawa, S.Pt, MP. 2017. Demokrasi Indonesia. 1-11.
Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. Malang:
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
Kaelan, Negara Kebangsaan Pancasila: Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis, dan
Aktualisasinya, (Yogyakarta: Paradigma 2013)
Kumawi Basyir dkk, Pancasila Dan Kewarganegaraan, (Surabaya: Sunan Ampel Press
2013), 10.
Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang Hakiki. Jakarta : Yayasan Menara Ilmu.
24