Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PERISTIWA HIJRAH NABI MUHAMMAD KE ABISINA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
GEABY NURMALIA FITRI
X- MIPA 1

SMA NEGERI 1 KOTA TEBING TINGGI


2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah “Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad
ke Abisinia” tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Pendidikan Agama Islam.
Tujuan disusunnya makalah ini agar pembaca dapat memperluas ilmu
dan pengetahuan tentang “Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad ke Abisinia”.
Ucapan terimakasih saya haturkan kepada guru mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam, teman- teman dan semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini, terutama pertolongan Allah SWT yang
memberikan saya kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
waktu.

Dengan segala kerendahan hati, saya sangat mengharapkan kritik dan


saran yang bersifat membangun, agar saya dapat menyusun makalah lebih baik
lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya
dan masyarakat umum.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................5

C. Tujuan.............................................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

1. Mengapa Nabi Muhammad Hijrah ke Abisinia?............................................6

2. Proses Nabi Muhammad Hijrah ke Abisinia..................................................7

BAB III..................................................................................................................10

PENUTUP..............................................................................................................10

A. Kesimpulan...................................................................................................10

B. Daftar Pustaka...............................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan terhadap kaum Muslimin makin menjadi-jadi, sampai-sampai
ada yang dibunuh, disiksa dan semacamnya. Waktu itu Muhammad menyarankan
supaya mereka terpencar-pencar. Ketika mereka bertanya kepadanya kemana
mereka akan pergi, mereka diberi nasehat supaya pergi ke Abisinia yang rakyatnya
menganut agama Kristen. “Tempat itu diperintah seorang raja dan tak ada orang
yang dianiaya disitu. Itu bumi jujur; sampai nanti Allah membukakan jalan buat
kita semua.”

Sebagian kaum Muslimin ketika itu lalu berangkat ke Abisinia guna


menghindari fitnah dan tetap berlindung kepada Tuhan dengan mempertahankan
agama. Mereka berangkat dengan melakukan dua kali hijrah. Yang pertama terdiri
dari sebelas orang pria dan empat wanita. Dengan sembunyi-sembunyi mereka
keluar dari Makkah mencari perlindungan. Kemudian mereka mendapat tempat
yang baik di bawah Najasyi.

Bilamana kemudian tersiar berita bahwa kaum Muslimin di Makkah sudah


selamat dari gangguan Quraisy, merekapun lalu kembali pulang, seperti yang akan
diceritakan nanti. Tetapi setelah ternyata kemudian mereka mengalami kekerasan
lagi dari Quraisy melebihi yang sudah-sudah, kembali lagi mereka ke Abisinia.
Sekali ini terdiri dari delapanpuluh orang pria tanpa kaum isteri dan anak-anak.
Mereka tinggal di Abisinia sampai sesudah hijrah Nabi ke Yathrib.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa Nabi Muhammad hijrah ke Abisinia?
2. Bagaimana proses NAbi Muhammad saat hijrab ke Abisinia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui alasan Nabi Muhammad hijrah ke Abisinia
2. Untuk mengetahui proses hijrah Nabi Muhammad ke Abisinia
BAB II

PEMBAHASAN

1. Mengapa Nabi Muhammad Hijrah ke Abisinia?


Waktu itu Muhammad menyarankan supaya mereka terpencar-pencar.
Ketika mereka bertanya kepadanya kemana mereka akan pergi, mereka diberi
nasehat supaya pergi ke Abisinia yang rakyatnya menganut agama Kristen.
"Tempat itu diperintah seorang raja dan tak ada orang yang dianiaya disitu. Itu
bumi jujur; sampai nanti Allah membukakan jalan buat kita semua."

Sebagian kaum Muslimin ketika itu lalu berangkat ke Abisinia guna


menghindari fitnah dan tetap berlindung kepada Tuhan dengan mempertahankan
agama. Mereka berangkat dengan melakukan dua kali hijrah. Yang pertama terdiri
dari sebelas orang pria dan empat wanita. Dengan sembunyi-sembunyi mereka
keluar dari Mekah mencari perlindungan. Kemudian mereka mendapat tempat yang
baik di bawah

Bilamana kemudian tersiar berita bahwa kaum Muslimin di Mekah sudah


selamat dari gangguan Quraisy, merekapun lalu kembali pulang, seperti yang akan
diceritakan nanti. Tetapi setelah ternyata kemudian mereka mengalami kekerasan
lagi dari Quraisy melebihi yang sudah-sudah, kembali lagi mereka ke Abisinia.
Sekali ini terdiri dari delapan puluh orang pria tanpa kaum isteri dan anak-anak.
Mereka tinggal di Abisinia sampai sesudah hijrah Nabi ke Yathrib.
Hijrah ke Abisinia ini adalah hijrah pertama dalam Islam.

Sudah pada tempatnya bagi setiap penulis sejarah Muhammad akan


bertanya: Adakah tujuan hijrah yang dilakukan kaum Muslimin atas saran dan
anjurannya itu karena akan melarikan diri dari orang-orang kafir Mekah beserta
gangguan yang mereka lakukan, ataukah karena suatu tujuan politik Islam, yang di
balik itu dimaksudkan oleh Muhammad dengan tujuan yang lebih luhur? Sudah
pada tempatnya pula apabila penulis sejarah Muhammad itu akan bertanya tentang
hal ini, setelah terbukti dari sejarah Nabi berbangsa Arab ini dalam seluruh fase
kehidupannya, bahwa dia seorang politikus yang berpandangan jauh, seorang
pembawa risalah dan moral jiwa yang begitu luhur, sublim dan agung yang tak ada
taranya.

Dan yang menjadi alasan dalam hal ini ialah apa yang disebutkan dalam
sejarah, bahwa penduduk Mekah tidak suka hati ada kaum Muslimin yang pergi ke
Abisinia. Bahkan mereka kemudian mengutus dua orang menemui Najasyi. Mereka
membawa hadiah-hadiah berharga guna meyakinkan raja supaya dapat
mengembalikan kaum Muslimin itu ke tanah air mereka.

Pada waktu itu penduduk Abisinia dan penguasanya adalah orang-orang


Nasrani. Dari segi agama orang-orang Quraisy tidak kuatir bahwa mereka akan ikut
Muhammad. Disebabkan oleh rasa kegelisahan terhadap peristiwa itukah maka
mereka lalu mengutus orang, meminta supaya kaum Muslimin itu dikembalikan?

Mereka menganggap, bahwa perlindungan Najasyi terhadap mereka


setelah mendengar keterangan mereka itu akan membawa pengaruh juga kepada
penduduk jazirah Arab sehingga mereka akan mau menerima agama Muhammad
dan mau menjadi pengikutnya. Ataukah mereka kuatir, kalau kaum Muslimin
menetap di Abisinia, mereka akan bertambah kuat, sehingga bila kelak mereka
pulang kembali membantu Muhammad, mereka kembali dengan kekuatan, harta
dan tenaga.

2. Proses Nabi Muhammad Hijrah ke Abisinia


Untuk menghindari bahaya penyiksaan, Nabi Muhammad saw.
menyarankan para pengikutnya untuk hijrah ke Abisinia Habsyi. Para sahabat pergi
ke Abisinia dengan dua kali hijrah. Hijrah pertama sebanyak 15 orang; sebelas
orang laki-laki dan empat orang perempuan. Mereka berangkat secara sembunyi-
sembunyi dan sesampainya di sana, mereka mendapatkan perlindungan yang baik
dari Najasyi sebutan untuk Raja Abisinia. Keika mendengar keadaan Mekah telah
aman, mereka pun kembali lagi. Namun, mereka kembali mendapatkan siksaan
melebihi dari sebelumnya. Karena itu, mereka kembali hijrah untuk yang kedua
kalinya ke Abisinia tahun kelima dari kenabian atau tahun 615 M.

Kali ini mereka berangkat sebanyak 80 orang laki-laki, dipimpin oleh


Ja’far bin Abi Ţalib. Mereka inggal di sana hingga sesudah Nabi hijrah ke Yașrib
Madinah. Perisiwa hijrah ke Abisinia ini dipandang sebagai hijrah pertama dalam
Islam. Perisiwa hijrah ke Abisinia ini sungguh idak menyenangkan kaum Quraisy
dan menimbulkan kekhawairan yang sangat besar. Ada dua hal yang dikhawairkan
oleh kaum Quraisy, yaitu pertama, kaum muslimin akan dapat menjalin hubungan
yang luas dengan masyarakat Arab kedua, kaum muslimin akan menjadi kuat dan
kembali ke Mekah untuk menuntut balas. Oleh karena itu, mereka mengutus Amr
bin ‘A ș dan Abdullah bin Rabi’ah kepada Najasyi agar mau menyerahkan kaum
muslimin yang berhijrah ke sana. Dengan mempersembahkan hadiah yang besar
kepada Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 81 Najasyi, kedua utusan itu
berkata, “Paduka Raja, mereka yang datang ke negeri tuan ini adalah budak-budak
kami yang idak mempunyai malu. Mereka meninggalkan agama nenek moyang
mereka dan idak pula menganut agama Paduka; mereka membawa agama yang
mereka ciptakan sendiri, yang idak kami kenal dan idak juga Paduka pahami. Kami
diutus oleh pemimpin-pemimpin mereka, orang-orang tua mereka, paman-paman
mereka, dan keluarga-keluarga mereka supaya Paduka sudi mengembalikan orang-
orang itu kepada pemimpin-pemimpin kami. Mereka lebih mengetahui betapa
orang-orang itu mencemarkan dan mencerca agama mereka.” Najasyi kemudian
memanggil kaum muslimin dan bertanya kepada mereka, “Agama apa ini sampai
membuat tuan-tuan meninggalkan masyarakat tuan-tuan sendiri?” Kaum muslimin
yang diwakili oleh Ja’far bin Abi Ţalib menjawab, “Paduka Raja, masyarakat kami
masyarakat yang bodoh, menyembah berhala, memakan bangkai, melakukan
berbagai macam kejahatan, memutuskan hubungan dengan kerabat, idak baik
dengan tetangga; yang kuat menindas yang lemah.

Demikianlah keadaan masyarakat kami hingga Allah Swt. mengutus


seorang rasul dari kalangan kami sendiri yang kami kenal asal usulnya, jujur, dapat
dipercaya, dan bersih. Ia mengajak kami hanya menyembah kepada Allah Swt.
Yang Maha Esa, meninggalkan batu-batu dan patung-patung yang selama ini kami
dan nenek moyang kami sembah. Ia melarang kami berdusta, menganjurkan untuk
berlaku jujur, menjalin hubungan kekerabatan, bersikap baik kepada tetangga, dan
menghenikan pertumpahan darah. Ia melarang kami melakukan segala perbuatan
jahat, menggunakan kata-kata dusta dan keji, memakan harta anak yaim, dan
mencemarkan nama baik perempuan yang tak bersalah. Ia meminta kami
menyembah Allah Swt. dan idak mempersekutukan-Nya. Jadi, yang kami sembah
hanya Allah Swt. Yang Tunggal, idak mempersekutukan-Nya dengan apa dan siapa
pun. Segala yang diharamkan kami jauhi dan yang dihalalkan kami lakukan.
Karena itulah kami dimusuhi, dipaksa meninggalkan agama kami. Karena mereka
memaksa kami, menganiaya dan menekan kami, kami pun keluar menuju negeri
Paduka ini. Padukalah yang menjadi pilihan kami. Senang sekali kami berada di
dekat Paduka, dengan harapan di sini idak ada penganiayaan”. Mendengar
pernyataan yang demikian fasih dan santun, akhirnya Raja Najasyi memberikan
perlindungan kepada kaum muslimin hingga kemudian mereka hidup untuk
beberapa lama di negeri yang jauh dari tanah kelahirannya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hijrah ke Abisinia (bahasa Arab: ‫الهج رة إلى الحبشة‬, al-hijra ʾilā al-habaša),


juga dikenal dengan istilah Hijrah Pertama, adalah sebuah peristiwa di awal
kemunculan Islam, sekitar tahun 613 atau 615 Masehi, ketika para pengikut
Nabi Muhammad terpaksa mengungsi ke wilayah Abisinia untuk menghindar dari
penindasan kaum Quraisy di Mekkah.

Pada masa itu di wilayah Abisinia (Arab: Habsah) berdiri Kerajaan


Aksum yang beragama Kristen yang menguasai wilayah Etiopia dan Eritrea saat
ini.[1] Menurut sumber-sumber Islam, penguasa Kerajaan Aksum pada waktu itu
dikenal dengan gelar negus (bahasa Arab: ‫نجاشي‬, najāšī) yang bernama Ashama bin
Abjar. Sejarawan modern meyakini bahwa Ashama bin Abjar adalah Negus
Armah dan Ella Tsaham. Beberapa sahabat yang hijrah ke Abisinia sebagian
kembali ke Mekah dan sebagian menetap di Abisinia hingga akhirnya mereka turut
pindah ke Madinah pada tahun 628

B. Daftar Pustaka
https://www.republika.co.id/berita/qf2z3t385/hijrah-pertama-ke-abisinia-
berlindung-ke-kaisar-najasyi-part1
https://bincangsyariah.com/khazanah/kisah-para-sahabat-yang-hijrah-ke-abisinia/
https://text-id.123dok.com/document/7qv99w81y-perisiwa-hijrah-kaum-muslimin-
1-hijrah-ke-abisinia-habsyi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Hijrah_ke_Abisinia
http://sejarahmuhammad.blogspot.com/2010/04/kaum-muslimin-hijrah-ke-
abisinia_21.html

Anda mungkin juga menyukai