Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SOLUSI PROBLEM BANGSA

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Pancasila
Dosen pengampu :
Sa’diyin, S. IP., M. IP.

Disusun oleh :
Uswatun Hasanah
Sri Sugiarti Rukma
Nihayatus Sakhiyah
Achmad Fajri Nur

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, atas limpahan rahmat
dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pancasila
Sebagai Solusi Problem Bangsa”.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pancasila.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-


dalamnya kepada Yth :

1. Bapak Dosen pengampu : Sa’diyin, S. IP., M. IP.


2. Orang tua kami yang telah membantu baik moral maupun material

Semoga makalah yang kami susun ini, membantu rekan-rekan dalam


memahami materi pada pembelajaran mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Lamongan, 6 Januari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
D. Manfaat Penuisan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Pancasila Sebagai Pemersatu.............................................................................3
B. Pancasila Sebagai Jalan Keluar Dalam Menuntaskan Permasalahan Bangsa Dan
Negara........................................................................................................................4
C. Peran Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa...............................................6
BAB III PENUTUP.............................................................................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila memiliki bermacam-macam fungsi dan kedudukan, antara lain


sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi negara, jiwa dan
kepribadian bangsa. Pancasila juga sangat sarat akan nilai, yaitu nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Oleh karena
itu, Pancasila secara normatif dapat dijadikan sebagai suatu acuan atas
tindakan baik, dan secara filosofis dapat dijadikan perspektif kajian atas
nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat. Sebagai suatu nilai
yang terpisah satu sama lain, nilai-nilai tersebut bersifat universal, dapat
ditemukan di manapun dan kapanpun. Namun, sebagai suatu kesatuan nilai
yang utuh, nilai-nilai tersebut memberikan ciri khusus pada ke-Indonesia-an
karena merupakan komponen utuh yang terkristalisasi dalam Pancasila.
Meskipun para founding fathers mendapat pendidikan dari Barat, namun
causa materialis Pancasila digali dan bersumber dari agama, adat dan
kebudayaan yang hidup di Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila yang pada
awalnya merupakan konsensus politik yang memberi dasar bagi berdirinya
negara Indonesia, berkembang menjadi konsensus moral yang digunakan
sebagai sistem etika yang digunakan untuk mengkaji moralitas bangsa
dalam konteks hubungan berbangsa dan bernegara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disebutkan di atas, maka kami


merumuskan beberapa masalah yang nantinya akan dibahas dalam bab II.
Rumusan masalah tersebut antara lain :

1. Bagaimana peran pancasila sebagai pemersatu ?


2. Bagaimana peran pancasila sebagai jalan keluar dalam
menuntaskan permasalahan bangsa dan negara?
3. Bagaimana peran pancasila sebagai solusi problem bangsa?

1
C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Pendidikan Pancasila juga untuk mengetahui tentang sitem
pendidikan nasional.

D. Manfaat Penuisan

1. Sebagai sumber informasi kepada pembaca tentang keadaan


pendidikan nasional.
2. Menambah wawasan pembaca tentang hal-hal yang berkaitan
dengan sistem pendidikan nasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Pemersatu

Pancasila sebagai dasar Negara yang dijadikan pemersatu, yang


menyatukan seluruh suku, bangsa, budaya, dan agama sehingga pancasila
dijadikan tonggak dasar bagi Negara Indonesia. Pancasila yang lebih kita
kenal sebagai ideologi dan dasar negara. Dimana di dalam butir-butir
pancasila terdapat nilai-nilai yang sangat penting bagi kesejahteraan rakyat
Indonesia. Namun Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila dinilai
belum diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
sehingga di era reformasi ini masih banyak rakyat Indonesia yang belum
dapat merasakan makna Pancasila yang sebenarnya, yaitu menjunjung
tinggi rasa keadilan, persatuan, kesatuan dan mensejahterakan rakyat.

Pancasila lebih sering kita dengar di dalam upacara bendera, dan


dijadikan syarat pokok yang tidak boleh terlupakan didalam pelaksanaan
upacara bendera. Kita dapat menyadari bahwa Pancasila tersebut
mengandung nilai-nilai penting, yang apabila diimplementasikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dapat mewujudkan sebuah negara
yang berdaulat dan bermatabat, yaitu negara yang menjunjung tinggi rasa
keadilan, persatuan dan kesatuan.

Banyak kasus-kasus pada saat ini yang menyimpang dengan nilai-


nilai yang terkandung di dalam pancasila seperti kasus mpok minah yang
divonis 1,5 bulan kurungan dengan masa percobaan 3 bulan akibat
mencuri tiga buah kakao. Melihat dari kasus Mpok Minah tersebut teringat
oleh kita salah satu butir pancasila yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab. Butir Pancasila tersebut mengandung makna bahwa setiap
warga negara mendapatkan perlakuan yang sama di depan hukum.

3
Tetapi, bandingkan dengan kasus Sesmenpora yang menjerat
bendahara umum partai Demokrat Nazarudin yang telah melakukan
penyuapan dalam pembanggunan Wisma Atlet SEA games di Palembang,
saya merasa hukum lebih kebal terhadap Nazarudin, penegak hukum tidak
sanggup untuk memulangkan Nazarudin ke Indonesia. Dan seolah-olah
membiarkan Nazarudin bebas berobat dan berkeliaran di Singapura sampai
berhari-hari dan berminggu-minggu. Apakah

Itu yang disebut adil? Hukum di Negara kita sudah jauh melenceng
dari garis kebenaran, serta pengadilan hukum yang menyalah artikan
keadilan.

B. Pancasila Sebagai Jalan Keluar Dalam Menuntaskan Permasalahan


Bangsa Dan Negara

Pancasila terdapat nilai-nilai dan makna-makna yang dapat di


implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa. Secara garis besar


mengandung makna bahwa negara melindungi setiap pemeluk agama-
agama yang diakui di Indonesia untuk menjalankan ibadahnya sesuai
dengan ajaran agamanya. Tanpa ada paksaan dari siapa pun untuk
memeluk agama, bukan mendirikan suatu agama. Tidak memaksakan
suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain. Menjamin
berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama. Dan bertoleransi
dalam beragama, yakni saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Sila Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Mengandung


makna bahwa setiap warga negara mendapatkan perlakuan yang sama di
mata hukum, karena Indonesia berdasarkan atas negara hukum. Mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai

4
makhluk Tuhan. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Bertingkah laku
sesuai dengan adab dan norma yang berlaku di masyarakat.

Sila Ketiga : Persatuan Indonesia. Mengandung makna bahwa


seluruh penduduk yang mendiami seluruh pulau yang ada di Indonesia ini
merupakan saudara, tanpa pernah membedakan suku, agama ras bahkan
adat istiadat atau kebudayaan. Penduduk Indonesia adalah satu yakni satu
bangsa Indonesia. cinta terhadap bangsa dan tanah air. Menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.

Sila Keempat : Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Mengandung maksud
bahwa setiap pengambilan keputusan hendaknya dilakukan dengan jalan
musyawarah untuk mufakat, bukan hanya mementingkan segelintir
golongan saja yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan anarkisme.
Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Melakukan musyawarah,
artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah itu
diadakan tindakan bersama. Mengutamakan kepentingan negara dan
masyarakat.

Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia.


Mengandung makna bahwa setiap penduduk Indonesia berhak
mendapatkan kehhidupan yang layak sesuai dengan amanat UUD 1945
dalam setiap lini kehidupan. mengandung arti bersikap adil terhadap
sesama, menghormati dan menghargai hak-hak orang lain. Kemakmuran
yang merata bagi seluruh rakyat. Seluruh kekayaan alam dan isinya
dipergunakan bagi kepentingan bersama menurut potensi masing-masing.
Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan
peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara
merata. Penghidupan disini tidak hanya hak untuk hidup, akan tetapi juga
kesetaraan dalam hal mengenyam pendidikan.

5
Pada dasarnya Indonesia sebagai pemilik Pancasila sangatlah
beruntung karena Pancasila memiliki kekuatan yang besar dalam menjaga
keutuhan bangsa. Indonesia termasuk negara berkembang, sehingga masih
banyak permasalahan yang terjadi baik di bidang ekonomi, sosial, politik,
dll. Jika kita perhatikan negara maju saja masih memiliki beberapa
permasalahan apalagi dibandingkan dengan negara yang berkembang dan
Indonesia adalah satu diantara negara berkembang.

Masalah yang terjadi di Indonesia saling berkaitan satu sama lain.


Sudah semestinya pemerintah dan masyarakat menjalin hubungan kerja
sama dengan baik. Pemerintah harus memulai hubungan yang baik dengan
rakyat tidak hanya menjalin hubungan yang erat dan baik kepada sesama
negara. Sebaliknya masyarakat juga harus berbenah diri karena dukungan
dan partisipasi masyarakat sangat diperlukan untuk mempercepat
penyelesaian segala permasalahan yang ada.

C. Peran Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa

Berikut adalah masalah-masalah yang terjadi di Indonesia dan


peran Pancasila sebagai solusi dari setiap masalah yakni sebagai berikut

1. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah utama yang melanda
Indonesia. Hampir di setiap sudut ditemukan pemukiman kumuh.
Ada sekitar 30 juta rakyat Indonesia yang hidup sangat miskin.
Penyebab utama kemiskinan adalah ledakan penduduk yang tidak
disertai dengan peningkatan kualitas penduduk tersebut ditambah
lagi dengan kebutuhan hidup yang makin kompleks dan mahal.
Masalah ini dapat diatasi dengan menerapkan kesemua sila
Pancasila terutama sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa
sesuai dengan ajaran agama islam apabila kita mendekatkan diri
kepada Allah, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya dan Insya Allah akan memberikan kemudahan dalam

6
memperoleh rezeki yang halal dan dalam jumlah yang banyak.
Namun perlu kita sadari bahwa rezeki yang dikasi kepada kita
bukan hanya seputar uang melainkan kehidupan kekeluargaan yang
harmonis, kesehatan, kebahagiaan, mendapatkan teman atau
tetangga yang baik dan lain-lainnya. Negara Indonesia seperti yang
kita ketahui mayoritas rakyatnya beragama islam. Apabila rakyat
muslim Indonesia memiliki iman yang kuat dan tidak goyah oleh
godaan apapun dan tidak melupakan sang Penciptanya maka
negara ini memperoleh banyak rezeki dan akan terhindar dari
kemiskinan.
2. Korupsi

Korupsi sangat merugikan negara. Mereka adalah pencuri


berdasi yang mengambil bukan haknya melainkan hak rakyat dan
pencurian uang itu tidak berjumlah sedikit miliaran bahkan
triliunan. Negara kita pada dasarnya memiliki kekayaan atau dana
yang cukup untuk mensejahterkan rakyatnya namun dikarenakan
negara ini dikerumi oleh para koruptor sehingga uang negara
terbuang sia-sia dan mengakibatkan kesengsaraan bagi rakayt.
Kurangnya efek jera menjadi penyebab utama korupsi ini. Negara
lain sudah menerapkan hukuman berat bagi pelaku korupsi. Seperti
di Arab Saudi yang dihukum potong tangan. Bahkan Tiongkok
menerapkan hukuman mati. Hukuman-hukuman diatas tidak dapat
diberlakukan di Indonesia dikarenakan adanya HAM. Mereka para
koruptor yang terbukti bersalah dihukum potong tangan ataupu
hukuman mati dianggap melangar HAM. Pertanyaannya apakah
mereka yang mencuri uang rakyat dalam jumlah yang besar bukan
suatu pelanggaran HAM ? Permasalahan ini dapat diatasi oleh sila
pertama. Dalam hukum agama Islam orang yang mencuri atau
mengambil hak orang lain akan mendapatkan hukuman potong
tangan agar tidak ada yang mengikuti jejak orang tersebut ini

7
adalah hukuman yang dapat memberikan efek jera. Para koruptor
tentu ada yang beragama Islam dalam KTP-nya nah hal ini dapat
diberlakukan hukuman potong tangan. Namun hal ini perlu
pembuktian yang konkrit dan dalam proses yang benar agar tidak
terjadi kesalahan dalam menerapkan hukum.
3. Penegakan Hukum yang Lemah

Negara Indonesia adalah negara hukum, tapi kenapa hanya


rakyat kecil yang dihukum? Penyebabnya karena hukum di
Indonesia masih bisa dipermainkan. Orang kaya masih bisa
terbebas dari jeratan hukum. Jangan dulu melihat kasus-kasus
hukum yang besar, kita masih bisa melihat di sekitar kita. Terutama
saat ditilang polisi. Apa yang biasanya dilakukan? Tentu saja
menyuap polisi tersebut. Kalau terus saja dibiarkan begini,
hancurlah Indonesia. Hal ini dapat diatasi dengan mengamalkan
Pancasila terutama sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Hukum yang tertulis maupun tidak tertulis telah dibuat dengan
banyak pertimbangan dengan hasil berupa peraturan yang tegas
namun dalam pelaksanaanya yang dilaksanakan oleh manusia
sebagai pelaku tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh
karena itu sebelum menjalankan aturan negara sebaiknya berbenah
diri dahulu. Agar tindakan kita sesuai dengan peraturan yang telah
dibuat.

4. Kualitas Pendidikan yang Rendah

Sistem pendidikan di Indonesia bisa dikatakan sangat


buruk. Biaya sekolah yang semakin mahal tidak sebanding dengan
hasil yang didapatkan. Memang siswa selalu lulus dengan nilai
sangat baik, tetapi angka tersebut hanya diatas kertas. Buktinya
kualitas penduduk Indonesia masih sangat rendah dibandingkan di
negara lain. Tak heran kita selalu mendatangkan tenaga ahli dari

8
luar negeri sementara kita selalu mengirim tenaga kerja ke luar
negeri sebagai buruh atau pembantu. Kualitas pendidikan dinegara
Indonesia memang tergolong rendah hal ini disebabkan tingkat
kepedulian yang lemah antara sesama masyarakat Indonesia. Hal
ini dapat dikendalikan oleh penerapan sila keempat, Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan. Pemerintah berperan penting
dalam hal ini, kondisi bangunan sekolah di beberapa daerah sudah
tidak layak di jadikan gedung sekolah. Daripada memberi
tunjangan kepada anggota DPR lebih baik dana tersebut
dipergunakan untuk memperbaikan sekolah-sekolah beserta
fasilitasnya dan membangun jembatan menuju dari lingkungan
pemukiman menuju sekolah yang dibatasi oleh sungai. Selain itu
sistem pendidikan di Indonesia yang menekan siswanya untuk
belajar dalam jangka waktu yang sangat panjang. Hal ini sama
sekali tidak efektif bagi siswa karena dalam dunia pendidikan
mereka juga dibebani dengn tugas yang banyak yang belum lagi
mereka dituntut untuk mengikuti berbagai ekstrakulikuler,
organisasi dan kegiatan lainnya. Hal ini membuat sebagian siswa
merasa terbebani hingga memutuskan tidak sekolah dan ada yang
merasa stress karena terlalu banyak beban yang ditimpakan
kepadanya. Pemerintahan hanya membuat sistem dan kulikulum
namun mereka tidak merasakan betapa beratnya kebijakan tersebut.

5. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Buruk

Sampai sekarang kita tidak bisa mencapai swasembada


beras. Padahal Indonesia adalah negara agraris yang sangat luas.
Namun karena kesejahteraan petani tidak pernah diperhatikan,
banyak dari mereka yang menjual lahan pertaniannya dan dialih
fungsikan menjadi perumahan. Kita juga tidak pernah menikmati
hasil bumi kita yang melimpah secara utuh. Justru pihak asing

9
yang mengelola dan mengambil hasil pertambangan kita,
sedangkan kita hanya mendapatkan pemasukan dari pajak dan upah
buruh. Hal ini juga dapat diatas dengan sila kelima Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Seharusnya pemerintah membuat
suatu program dukungan kepada petani memberikan segala yang
dibutuhkan petani agar menumbuhkan semangat mereka untuk
menanam padi di lahan negara. Hal ini jelas akan membantu
perekonomian negara kita tidak perlu lagi membeli beras dari
negara lain. Seharusnya pemerintah menjaga keutuhan negara
termasuk lahan masyarakat agar pengusaha asing tidak membeli
tanah mereka. Apabila mereka menjual tanah, mereka tidak dapat
merasakan kehidupan yang makmur dalam jangka waktu yang
lama sedangkan jika mereka tidak menjual tanah dan
memanfaatkan lahannya untuk bertani maka itu lebih bermanfaat
dan akan menjamin kehidupannya lebih lama.

6. Kasus SARA yang Merajalela

Indonesia adalah negara yang memiliki suku bangsa dan


agama yang beragam. Di sekitar kita mungkin kehidupan antara
umat beragaman sudah rukun. Tetapi di beberapa tempat masih saja
ada kasus yang menyangkut SARA. Seperti meminta seorang
pemimpin untuk turun hanya karena agamanya tidak sama dengan
agama mayoritas, perusakan tempat ibadah, terorisme, pertikaian
antar suku, dan saling ejek antar agama di dunia maya. Jika
masalah ini dibiarkan terjadi, maka akan terjadi disintegrasi bangsa
dan sangat berbahaya bagi kedaulatan bangsa. Hal ini dapat
dikendalikan dengan sila ketiga Persatuan Indonesia. Negara ini
kaya akan kebudayaan yang berbeda namun ini kembali pada kita
semua tugas kita sebagai sesama bangsa Indonesia yang memiliki
latar belakang dan tujuan yang sama, kita memiliki nasib yang
sama. Sebagai mahasiswa yang memiliki pendidikan tinggi dapat

10
membantu hal ini dengan kuliah kerja lapangan yang dimanfaatkan
semaksimal mungkin. Kita dapat menyebarkan nilai-nilai
Pancasila, rasa nasionalisme yang tinggi, rasa persatuan dan
kesatuan yang tinggi karena kita memiliki tujuan dan latar belakang
yang sama meskipun kita dibedakan oleh suku, ras dan agama hal
itu tidak dapat memisahkan nasib kita. Hal ini kita sebarkan kepada
mereka yang jauh dari perhatian pemerintahan. Walaupun hal ini
memiliki tanggung jawab yang besar dan resiko yang tinggi. Bisa
saja dalam penyebaran kebaikan untuk memperkuat rasa persatuan,
kita harus mempertaruhkan keselamatan dan nyawa seperti halnya
di daerah pulau Papua.

7. Kesenjangan Sosial

Ini sudah biasa terjadi di negara kita dimana orang kaya


akan tetap kaya sampai tujuh turunan, sedangkan orang miskin
tetaplah miskin walau sekeras apapun dia bekerja. Tidak hanya itu
mereka yang kaya tidak merasa puas apalagi bersyukur akan harta
yang mereka miliki. Begitu pula dengan orang-orang yang berada
di kalangan bawah merasa susah menjalankan hidup akhirnya
mereka melakukan hal-hal yang seharusnya mereka tidak lakukan
yang mengakibatkan marak kriminalitas di Indonesia. Hal ini dapat
dikendalikan dengan sila kelima yaitu Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Pemerintah sebaiknya mengendalikan hal ini
dengan membatasi kekayaan orang-orang kaya di Indonesia.
Mereka yang memiliki uang tidak terhingga melebihi kebutuhan
akan dirinya lebih baik menyumbangkan hartanya kepada
masyarakat. Pengusaha yang kaya di undang dalam suatu
perkumpulan untuk melakukan bantuan kepada rakyat Indonesia.
Namun perlu diingat sebagai orang yang memiliki keungan yang
tinggi tidaklah sepatutnya berbangga dan menyombongkan diri
apalagi merendahkan rakyat miskin.

11
8. Kemacetan

Di beberapa kota besar di Indonesia, kemacetan sudah


menjadi hal yang lumrah. Kemacetan disebabkan oleh penggunaan
kendaraan bermotor yang meningkat dan banyak orang yang lebih
memilih menggunakan kendaraan bermotor ketimbang bersepeda
walaupun jarak tempuhnya cukup dekat. Contohlah Singapura
dimana penduduknya setiap hari menggunakan angkutan umum
dan mau berjalan menuju tempat kerjanya. Hal ini dapat
dikendalikan dengan mengamalkan sila kedua Kemanusian yang
adil dan beradab. Andai saja kita memiliki jiwa kepedulian yang
tinggi, menahan diri dari keinginan yang membuat kita bersifat
boros, berjiwa mau mengalah, kedisiplinan yang tinggi serta
keinginan untuk sehat yang tinggi maka kemacetan tidak akan
dijumpai dinegara kita. Mereka yang perduli sesama akan
menolong siapapun tanpa pamrih saat berkendara baik itu angkotan
umum, maupun pribadi. Sebaiknya pemerintah menekan angka
kemacetan dengan melarang setiap warga negara Indonesia yang
mempunyai mobil lebih dari satu atau sesuai dengan kebutuhan
saja tidak untuk dikoleksi atau tidak memberikan mobil kepada
anak yang dibawah umur untuk pergi kesekolah. Biarkan anak
sekolah atau mahasisa pergi ke tempat pendidikannya
menggunakan angkotan umum atau bahkan jika jaraknya tidak
terlalu jauh maka lebih baik jalan kaki atau bersepeda selain
menumbuhkan rasa displin yang tinggi karena harus bangun dan
pergi pagi ke sekolah agar tidak terlambat mereka juga akan
merasakan manfaatnya bagi kesehatan.

9. Pengangguran

12
Angka pengangguran di Indonesia cukup tinggi. Bahkan
orang-orang pengangguran kebanyakan sudah sarjana.
Pengangguran menjadi penyebab utama kemiskinan. Kurangnya
lapangan pekerjaan menjadi salah satu penyebab terjadinya
pengangguran. Sebaiknya penganggur tersebut menjadi pengusaha.
Banyak sekali pengusaha sukses yang awalnya adalah seorang
pengangguran. Permasalahan kali ini dapat teratasi dengan
mengamalkan sila keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.
Tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintahan yaitu membuka
dan menciptakan lapangan kerja bagi rakyatnya bukan menutup
mata pencarian atau bahkan menggantinya dengan tenaga kerja
asing. Pemerintah juga tidak dapat menyalahkan rakyatnya sebab
hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah dalam menciptakan
lapangan kerja dengan cara apapun yang halal misalnya bekerja
sama dengan pengusaha asal negeri kita untuk membuka sebuah
perusahaan yang membutuhkan banyak karyawan pribumi.
Contohnya industri rokok meskipun membahayakan kesehatan
rakyat Indonesia yang mengonsumsinya namun industri ini banyak
meraup karyawan pribumi. Selain itu tindakan yang harus
dilakukan rakyat sebaiknya tidak bermalas-malasan tetapi terus
berusaha memperoleh rezeki dengan cara yang sebaik-baiknya.

10. Banyak Daerah yang Kurang Diperhatikan

Banyak sekali terdapat daerah tertinggal di negara ini


terutama di kawasan dekat perbatasan negara dan bagian timur
Indonesia. Pembangunan cenderung berpusat di sekitar pulau Jawa,
Sumatera, dan Bali saja. Mungkin karena hanya daerah tersebut
yang paling potensial. Tetapi sebaiknya pemerintah memperhatikan
daerah lain. Siapa tahu daerah yang kurang diperhatikan tersebut
sebenarnya sangat berpotensi bagi pembangunan negara.

13
Permasalahan terakhir ini cenderung lebih mengarah kepada sila
kelima yakni Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Seharusnya pemerintah mengambil pelajaran dari setiap kasus
daerah yang ingin memisahkan diri, intropeksi diri tidak hanya
dilakukan di kalangan masyarakat namun juga pemerintah. Tentu
saja daerah-daerah yang ingin memisahkan diri memiliki alasan
tersendiri salah satunya ketidakadilan pemerintah dalam
memperhatikan daerah yang menjadi tanggung jawabnya.
Pemerintah juga tidak dapat menyalahkan rakyat dalam kasus ini
sebab yang mesti memperhatikan rakyatnya adalah pemimpin
rakyat tersebut bukannya rakyat yang mengemis meminta perhatian
dari pemerintah.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Negara kita adalah negara yang memiliki Pancasila dengan kelima


silanya yang mengandung makna-makna dari setiap cerminan kehidupan
rakyat Indonesia. Namun seiring dengan pertumbuhan bangsa ini muncul
berbagai masalah didalamnya. Kesepuluh masalah ini tidak mencakup
seluruh problem dalam negara Indonesia sebab masih banyak lagi masalah
selain kemiskinan, korupsi, penegakan hukum yang lemah, kualitas
pendidikan yang lemah, pengelolaan sumber daya alam yang buruk, kasus
SARA yang merajalela, kesenjangan sosial, kemacetan, pengangguran,
dan banyak daerah yang kurang diperhatikan

Semua permasalahan di Indonesia adalah bentuk penyimpangan


dari setiap sila-sila Pancasila. Oleh karena itu cara untuk mengatasi 10
permasalahan tersebut hanyalah kembali kepada Pancasila. Apabila
Pancasila tidak hanya dijadikan dasar negara dan slogan saat kita bicara
melainkan menjadi sebuah pedoman dalam kehidupan maka semua
permasalahan diatas dapat diatasi bahkan dapat dihindarkan dengan
diiringi oleh doa serta izin dari sang Pencipta.

B. Saran

Untuk pengembangan lebih lanjut, kami menyarankan agar


pembaca lebih memahami tentang pentingnya memahami tentang etika
Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi


pembaca. Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan.

15

Anda mungkin juga menyukai