ISLAM HOLISTIK
(AKIDAH, SYARI’AH DAN AKHLAK)
akidah, maka terlebih dahulu, penting dikenalkan tentang apa itu yang dimaksud
dengan Islam holistik seperti yang dijadikan tema pembahasan pada bab ini,
sekalipun pembahasannya sangat singkat dan hanya sekedar difinisinya saja. Hal
ini perlu dikenalkan terlebih dahulu, karena selama ini yang sudah dikenal dan
sudah ada dalam pustaka keislaman (dalam bentuk buku) adalah seperti “Islam
Alternatif” dan “Islam Aktual” karya Jalaludin Rachmat. “Islam Inklusif” karya
Alwi Sihab, dan “Islam Rasional” karya Harun Nasution. Sementara “Islam
Holistik” hingga sekarang belum banyak dikenal atau bahkan belum dikenal,
tidak lama, terbit buku yang secara eksplisit judulnya “Islam Holistik”.
Kata holistik asal-usulnya adalah dari bahasa Inggris, yaitu berasal dari
sebuah cara pandang terhadap sesuatu yang dilakukan dengan konsep pengakuan
bahwa hal keseluruhan adalah sebuah kesatuan yang lebih penting dari pada
Islam-Holistik)
1
Kata holistik bisa juga diambil dari kata whole artinya menyeluruh atau
pandangan (holisme). Selain berasal dari bahasa Inggris, bisa juga berasal dari
bahasa Yunani, yaitu oaoc, holos, yang berarti semua, keseluruhan, secara total
terhadap suatu masalah atau gejala dengan memandang masalah atau gejala itu
sebagai suatu kesatuan yang utuh (2002: 406). Dalam hal ini, holistik dapat
dipahami sebagai cara pandang secara komprehensif dengan cara melihat bahwa
sebagai pemahaman terhadap seluruh aspek yang terdapat di dalam ajaran Islam,
mulai dari aspek yang menjadi objek kajiannya dan aspek yang menjadi sumber
nilainya. Dari pemahaman ini sehingga lahir satu istilah, yaitu “Islam Holistik”.
Istilah ini artinya secara singkat adalah “Islam menyeluruh” atau bersifat
2
Pertama, Islam harus dipahami dari objek kajiannya yang mencakup
aqidah, syari’ah dan akhlak. Dari ketiga objek kajian ini akhirnya melahirkan tiga
bentuk hubungan yang dikenal dengan hubungan secara vertikal, yakni hubungan
antara manusia dengan sang Khaliq (Allah) dan disebut dengan habl min Allah
manusia antar sesama manusia yang disebut dengan habl min al-Naas (hablum
minanas) dan terakhir adalah bentuk hubungan antara manusia dengan alam sekitar
yang terdiri dari alam binatang (hewani), alam tumbuh-tumbuhan (nabati), dan
alam abiotik (jamadi). Bentuk hubungan yang terakhir ini contohnya adalah
bagaimana cara memanfaatkan air, tanah, batu dan sebagainya berdasarkan nilai-
nilai ajaran Islam (ketiga objek kajian ini akan dibahas pada bab di bawah nanti).
Kedua, Islam harus dipahami dari sumber nilainya yaitu Alquran, Hadits
(Sunnah Rasul) dan sumber tambahannya yakni Ijtihad. Ketiga sumber nilai ini
pada tataran praktisnya harus ada keterkaitan secara menyatu dan sinergis,
sehingga memunculkan ajaran Islam yang bersifat holistik. Pemahaman dari ketiga
sumber nilai Islam ini, baik yang dilakukan oleh para ulama salaf (terdahulu)
ataupun ulama khalaf (kontemporer) pada akhirnya melahirkan tiga aspek atau tiga
objek kajian Islam seperti tersebut pada poin pertama, yakni akidah, syari’ah dan
terhadap seluruh objek kajian yang terdapat dalam ajaran Islam (aqidah, syariah
3
dan akhlak) kemudian penerapannya dalam kenyataan hidup sehari-hari harus
berpedoman kepada sumber nilainya yakni Alquran, Sunnah dan Ijtihad secara
utuh (kaffah). Kesatuan dan sinergisitas dari seluruh aspek yang terdapat di dalam
ajaran Islam, melahirkan satu pernyataan yang dinyatakan oleh para tokoh
bahwa Islam adalah agama yang ajarannya sesuai dengan segala zaman dan tempat
(sekalipun dalam ajaran Islam terdapat juga ajaran-ajaran yang sifatnya dogmatis
yang ajarannya secara integral mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari
aspek kehidupan yang terkecil sampai dengan aspek kehidupan yang terbesar di
berbagai ras dan kebangsaan yang senantiasa diiringi oleh kemajemukan ras (QS.
َ َّاس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُكم ِّمن ذَ َك ٍر َوأُنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوباً َو َقبَائِ َل لَِت َع َارفُوا إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِع
ند اللَّ ِه ُ يَا أَيُّ َها الن
ِ ِ
ٌيم َخبِريٌ أَْت َقا ُك ْم إ َّن اللَّهَ َعل
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.
ِِ ٍ ِ
َ ف أَلْ ِسنَتِ ُك ْم َوأَلْ َوانِ ُك ْم إِ َّن يِف َذل
ُ اختِاَل ِ السماو ِِ ِ
َ ك آَل يَات لِّْل َعالم
ني ِ ات َواأْل َْر
ْ ض َو َ َ َّ َوم ْن آيَاته َخ ْل ُق
4
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
alam” (QS. al-Anbiya, 21: 107); “Tiada Kami mengutus engkau (Muhammad),
melainkan untuk seluruh umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan
Terkait dengan apa yang dimaksud dengan Islam holistik itu adalah suatu
kayakinan bahwa Allah mewahyukan agama Islam kepada nabi Muhammad SAW
fundamental tentang berbagai aspek kehidupan manusia berupa hukum dan norma,
sebab itu, ajaran-ajaran Islam bersifat eternal dan universal sesuai dengan fitrah
dan terkalsifikasikan dalam tiga hal pokok, yaitu: (1) Aqidah; (2) Syari’ah; (3)
Akhlaq. Ketiga pokok tersebut sekaligus sebagai ruang lingkup dalam ajaran
Islam. Semua unsur yang termasuk dalam ruang lingkup ajaran Islam tersebut
5
kepribadian yang utuh pada diri seorang muslim yang masing-masing saling
Pembahasn Islam holistik pada bab ini tidak akan mengungkap seluruh
bagian atau aspek yang terdapat didalam ajaran Islam, namun pembahasannya,
akan difokuskan kepada aspek-aspek yang menjadi objek kajian dalam Islam,
karena aspek ini sekaligus menjadi ruang lingkup ajaran Islam, yakni aqidah,
syari’ah dan akhlak. Ketiga aspek ini akan dibahas satu-persatu secara global,
Selain itu, kajian Islam holistik pada bab ini tidak dikaji secara ilmiah,
namun kajiannya hanya sekedar menggambarkan betapa luasnya ajaran Islam yang
pendidikan, teknologi, politik dan lain sebagainya. Artinya bahwa ajaran Islam
1. Aqidah
mempunyai sifat dinamis. Artinya kuat atau lemahnya aqidah akan tergantung
6
maka ia akan kuat dan sebaliknya bila dibiarkan kering, maka dengan
sesuatu yang bersifat mutlak, secara teori disebut pastulat. Kemudian tuntutan
sebagaimana sabdanya:
upaya pembinaan aqidah yang bersifat dinamis pula, agar ia tetap kokoh.
dilaksanakan berdasarkan aqidah akan lahir akhlak. Oleh karena itu, iman
tidak hanya ada di dalam hati, tetapi ditampilkan dalam bentuk perbuatan.
Oleh karena itu, aqidah, syariah, dan akhlak merupakan sistemik (nizham)
7
yang berhubungan secara korelatif, serasi dan seimbang, tidak dapat dipisah-
hidupnya untuk tidak memisahkan antara aqidah, syariah dan akhlak, karena Islam
tidak dapat dipandang sebagai salah satu aspek hidup saja. Tetapi seorang mukmin
memandang seluruh hidupnya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Islam.
Dalam berpikir Islami ia tidak lagi berpikir dengan melakukan dikotomi antara
agama dan non agama. Artinya dalam setiap bentuk aktifitas yang dilakukan oleh
bagi tegak berdirinya syariah dan akhlak adalah perilaku nyata dari pelaksanaan
syariah.
sebagai Rasul Allah yang terakhir. Alquran dan Sunnah telah menjelaskan hakikat
Aqidah ini pada dasarnya, merupakan hakikat abadi yang tidak akan
meliputi aqidah tentang Allah dan hubungan-Nya dengan alam ini, tentang alam
nyata yang diperlihatkan kepada manusia dan alam ghaib yang tidak
8
diperlihatkannya, tentang peran manusia dalam kehidupan ini dan hakikat
kehidupannya.
Aqidah Islam tersebut telah dipaparkan dengan tataran dan nuansa baru
sesuai dengan misi risalahnya dan telah menjadikannya sebagai penutup risalah
ilahiyah dan tujuan semua umat manusia sampai akhir hidupnya. Segala hal yang
unusur-unsur asing yang masuk kepadanya oleh berlalunya masa panjang yang
mengitarinya.
b. Ilmu ‘Aqo’id, artinya simpul atau ikatan (buhul) yaitu ilmu yang
9
d. Ilmu Ma’rifat, yaitu ilmu yang membahas tentang pengenalan atau
ketuhanan
Imam Abu Hanifah, sebagai salah satu ulama Fiqh, menyebut ilmu
yang membahas tentang aqidah Islam ini dengan sebutan fiqh al-akbar. Sebab
menurutnya seluruh ajaran Islam terhimpun dalam suatu ilmu yang disebut
dengan Ilmu Fiqih. Ilmu ini kemudian terbagi kepada dua bagian: (1) Fiqh
hal-hal yang dibahas dalam ilmu fiqih yang kita kenal sekarang ini (Djohan
ini dipopulerkan juga dengan teologi Islam, yaitu ilmu yang membahas
tentang ketuhanan dalam Islam. Pemakaian istilah ini terjadi setelah Islam
10
Istilah Ilmu Kalam, Ushul al-Din, Ilmu Ma’rifah, Ilmu ‘Aqaid, Ilmu
Haqiqah dan Ilmu Uluhiyah merupakan disiplin ilmu yang tumbuh dan
agama Islam. Yaitu ketika pemakaian istilah teologi belum banyak dikenal
Indonesia.
Secara etimologis, aqidah berasal dari kata ‘aqada yang mengandung arti
ikatan atau keterkaitan, atau dua utas tali dalam satu buhul yang tersambung.
Aqidah berarti pula janji, karena janji merupakan ikatan kesepakatan antara dua
berarti keimanan atau keyakinan seseorang terhadap Allah yang menciptakan alam
semesta beserta seluruh isinya dengan segala sifat dan perbuatan-Nya. Definisi
aqidahnya berarti ia sudah terikat oleh segala aturan atau hukum yang terdapat
dalam Islam.
dimilikinya untuk dijadikan pijakan dalam segala sikap dan tingkah lakunya
11
akan bernilai sebagai amaliayah seorang muslim, apabila tidak, maka segala
a. Meyakini bahwa Islam adalah agama yang terakhir diturunkan, dan syari’at-
sebelumnya. Firman-Nya:
apa yang telah Kami turunkan (Alquran) yang membenarkan Kitab yang
12
b. Meyakini bahwa Islam adalah agama-agama satu-satunya agama yang benar
di sisi Allah. Islam datang dengan membawa kebenaran yang bersifat absolut
c. Meyakini bahwa Islam sebagai agama yang universal; berlaku untuk seluruh
ُّ ك ِم َن
. الد ْنيَا ِ
ِ َآلخرةَ والَ َتْنس ن ِ
َ َصْيب َ َ َ َّْار ا
َ ك اهللُ الد
َ َو ْابتَ ِغ فْي َمآ اَتْي
13
“Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu
Sistim keyakinan atau aqidah Islam, pada intinya dibangun di atas enam
dasar keimanan yang lazim disebut Rukun Iman. Rukun Iman tersebut sekaligus
menjadi pokok bahasan aqidah Islam yang meliputi: Iman kepada Allah, para
malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari akhir dan ketentuan-Nya (qadla dan qadr).
dan kepada kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
Rukun iman yang pertama adalah Iman Kepada Allah. Dalam ajaran Islam
beriman kepada Allah merupakan hal yang paling pokok dan mendasari seluruh
ajarannya. Oleh karenanya, Iman kepada Allah ini harus ditanamkan di setiap jiwa
seorang muslim dengan pasti dan tidak ragu-ragu. Iman kepada Allah ini secara
14
Pertama, iman kepada eksisitensi Allah. Bukti-bukti telah menunjukan
bahwa di balik alam ini ada sebuah kekuatan tertinggi yang mengatur, menguasai
dan mengawasinya yang dinamakan oleh kaum filosof dengan “sebab awal”, atau
dengan nama universal transenden yang mencakup segala sifat-sifat keindahan dan
dan keagungan, yaitu Allah Swt. Alquran telah banyak membuktikan tentang
a. Mengalihkan akal dan nalar kepada ayat-ayat atau tanda-tanda kekuasaan Allah
kepada alam yang berbicara bahwa di baliknya ada penciptanya, yaitu hukum
axiomatik menurut logika akal yang meyakini secara alamiah prinsip kausalitas
menciptakan diri mereka sendiri, ataukah mereka telah menciptakan langit dan
bumi ? sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan)” (QS. al-
bahwa ia memiliki Tuhan dan Sembahan Yang Maha Kuat dan Maha Besar
yang melindungi dan merawatnya. Fitrah ini akan tampak nyata saat manusia
15
dirinya atau alam semesta dan pengaturnya, seperti yang digambarkan dalam
Alquran:
. س َو الْ َق َمَر لََي ُق ْولُ َّن اهللَ فَأَىَّن ُت ْوفَ ُك ْو َن ِ الس ِ
َ الش ْم
َ ض َو َس َّخَر َ َّ َولَئ ْن َسأَلَْت ُه ْم َم ْن َخلَ َق
َ موات َواْأل َْر
menjadikan langit dan bumi, dan menundukan matahari dan bulan?”. Tentu
bahwa keimanan kepada Allah merupakan suatu bahtera keselamatan bagi para
. َ فَ َك َّذبُ ْوهُ فَأَجْنَْينَاهُ َوالَّ ِذيْ َن َم َعهُ ىِف الْ ُف ْل ِق َو أَ ْغَر ْقنَا الَّ ِذيْ َن َك َّذبُ ْوا بِآيَاتِنَا اِن َُّه ْم َكانُ ْوا َق ْو ًما َع ِمنْي
“Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-
Kedua, iman kepada ke-Esaan Allah. Segala apa yang ada di alam semesta
pengaturnya adalah satu. Kalau di balik alam ini ada tuhan lebih dari satu, niscaya
16
ٍِ َّ ِ ٍ ِ ِ ٍ ِ
ُ ب ُك ُّل ال ه مِب َا َخلَ َق َولَ َعالَ َب ْع
ٍ ض ُه ْم َعلَى َب ْع
ض خَّت
َ َما ا َ َذ اهللُ م ْن َّولَ د َّو َما َك ا َن َم َع هُ م ْن ال ه اذًا ل َذ َه
ِ سبحا َن
. اهلل َع َّما يُ ْش ِر ُك ْو َن َ ُْ
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada Tuhan yang
lain beserta-Nya, kalau ada Tuhan beserta-Nya, maka masing-masing Tuhan itu
akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu
akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka
Karena ia hanya berafiliasi kepada Allah dan tidak mengenal loyalitas kecuali
hanya kepada-Nya.
Allah memiliki sifat-sifat kesempurnaan yang pantas dan sesuai dengan Dzat-Nya
yang Muli dan suci dari segala kekurangan. Alam yang indah dengan apa yang ada
17
risalah-Nya yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul telah menjadi bukti dan
Nya. Segala apa yang diciptakan-Nya tidak sia-sia, pasti mengandung hikmah dan
manfaat. Firman-Nya:
ِ َاطـالً سبحان
.اب النَّا ِر َ َ ْ ُ ِ َت ه َذ ب
َ ك فَقنَا َع َذ َ َربَّنَا َما َخلَ ْق
“Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan ini semua dalam keadaan sia-sia.
Maha Suci Engkau dan peliharalah kami dari siksa api neraka” (QS. Ali Imran, 3:
191).
merupakan salah satu makhluk Allah yang ghaib. Seorang muslim wajib beriman
kepadanya setelah beriman kepada Allah Swt. Malaikat diciptakan oleh Allah dari
manusia dan alam semesta. Hakikat malaikat bukan merupakan makhluk materi
melainkan makhluk yang immateri, akan tetapi dengan izin Allah, sewaktu-waktu
malaikat dapat menjelma ke alam materi seperti benyak terjadi pada masa
18
Rasulullah atau para rasul terdahulu. Hal tersebut dijelaskan dalam Alquran surat
Hud, 11: 69-70, al-Hijr, 15: 52-55 dan surat al-Dzariyat, 51: 24-25.
yang terdapat dalam Alquran dan hadits Rasul. Seperti mengetahiui sifat-sifatnya
manusia atau dengan mahkluk Allah lainnya. Malaikat senantiasa taat dan patuh
Nya:
“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api
neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang gagah dan perkasa yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap
apa yang telah diperintahkan kepadanya dan selalu mengerjakannya” (QS. al-
.ك الَيَ ْستَ ْكرِب ُ ْو َن َع ْن ِعبَ َادتِِه َويُ َسبِّ ُح ْو َن َولَهُ يَ ْس ُج ُد ْو َن ِ ِ
َ ِّا َّن الَّذيْ َن ِعْن َد َرب
19
“Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa
enggan menyembah Allah dan mereka selalu bertasbih memuji-Nya dan hanya
bertugas menurunkan wahyu kepada para Rasul dan meneguhkan hati orang-orang
tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan hati orang-orang yang beriman dan
menjadi petunjuk serta kabat gembira bagi orang-orang yang berserah diri kepada
Ada malaikat yang ditugaskan oleh Allah untuk menolong atau menjadi
dengan seribu malaikat yang datang berturut-berturut” (QS. al-Anfal, 8:9). Dan
masih banyak lagi keterangan dari Alquran yang berhubungan dengan tugas-tugas
20
Keyakinan terhadap malaikat tersebut, bukan hanya sebatas mengetahui
dan perilaku sehari-hari. Jika seseorang meyakini bahwa ada malaikat yang
pertanggungjawabannya pada saat nanti. Karena itu iman kepada malaikat akan
memberikan pengaruh kejiwaan atau sikap yang cukup besar pada diri seseorang.
Rukun iman yang ketiga adalah Iman kepada Kitab-kitab Allah Swt. Allah
menurunkan wahyu kepada para nabi dan rasul, sebagiannya terkumpul dalam
sebuah kitab, seperti kitab Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa, Injil kepada
nabi Isa, Jabur kepada nabi Dawud dan Alquran kepada nabi Muhammad Saw.
dari Allah untuk dijadikan pedoman bagi umat manusia dalam mencapai
Semua kitab Allah tersebut (seperti kitab Taurat, Injil, Zabur dan Alquran)
21
Dari segi isinya terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaan yang ada
pada kitab-kitab tersebut terletak pada aspek aqidah atau keyakinan, yaitu tauhid
perkembangan dari satu kitab kepada kitab yang lainnya. Dalam hal aqidah secara
prinsipil sama, tetapi diungkapkan dalam pemaparan bahasa yang berbeda. Dalam
Alquran yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw pemaparan prinsip tauhid
yang jelas dan tepat, karena umat nabi Muhammad telah mampu mengembangkan
nalar dan argumentasi. Sedangkan pada nabi-nabi terdahulu tidak demikian karena
22
terjemahan belaka. Sedangkan Alquran diturunkan dalam bahasa Arab yang
hingga sekarang tetap merupakan bahasa yang hidup dan masih digunakan
oleh jutaan umat manusia, baik oleh bangsa Arab sendiri, ataupun bangsa
terpelihara sejak awal turun hingga sekarang ini, bahkan hingga akhir
zaman nanti.
masalah ketuhanan (aqidah), yakni dari aqidah tauhid menjadi musyrik. Dalam
kerangka itulah kitab suci Alquran diturunkan Allah untuk merevisinya dan
اح ُك ْم بِْيَن ُه ْم مِب َا أَْن َز َل ِ ِ ِ َك الْ ِكتَ اب بِاحْل ِّق مص ِّدقًالِّما بنْي َ ي َديْ ِه ِمن الْ ِكت ِ
ْ َاب َو ُم َهْيمنًا َعلَْي ه ف َ َ َ َ َُ َ َ َ َوأَْنَزلْنَآ الَْي
.اهللُ َوالََتتَّبِ ْع أ َْه َواءَ ُه ْم َع َّما َجآءَ َك ِم َن احْلَ ِّق
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran;
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu”
23
Kendatipun demikian setiap muslim wajib beriman kepada kitab-kitab
yang diturunkan Allah terdahulu dan meyakini isinya yang memuat aqidah tauhid
dan tuntunan-tuntunan Allah bagi umat manusia pada zamannya. Di samping itu
meyakini Alquran sebagai kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada nabi
menentang kebenaran ajarannya yang datang dari siapa saja sepanjang perjalanan
hidup manusia, sejak diturunkannya pada abad ke-6 sampai akhir zaman nanti. Di
samping itu, Alquran memuat segala aspek tanggung jawab manusia dalam
memberikan keyakinan yang kuat akan kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena
jalan yang harus ditempuh oleh manusia telah dijelaskan Allah dalam kitab-kitab-
Nya. Manusia tidak memiliki pengetahuan secara pasti untuk melihat masa depan
memiliki harapan di masa depannya yang jelas. Itulah salah satu implementasi
iman kepada kitab Allah yang membentuk perilaku manusia dalam kehidupannya
di dunia.
24
Rukun iman yang keempat adalah Iman kepada para rasul. Ada dua
kepada umat manusia lainnya di muka bumi. Pertama Nabi, yaitu orang yang
diutus oleh Allah kepada kaumnya untuk memberikan petunjuk kepada kebenaran.
Kedua, Rasul yaitu orang yang diutus Allah dengan membawa kitab kepada
kaumnya untuk menunjukan jalan kebenaran. Tidak ada perbedaan yang esensial
antara Nabi dan Rasul selain dalam hal kitab yang dibawa kepada kaumnya.
Baik rasul ataupun nabi adalah manusia yang dipilih Allah untuk menerima
manusia yang baik. Melalui rasul inilah manusia dapat melihat contoh perilaku
yang baik dan sesuai dengan kehendak Allah, dan melalui rasul ini pula, manusia
dapat mengetahui segala sesuatu tentang Allah; mulai dari rencana, kehendak,
hakikatnya adalah berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Oleh karena
itu, iman kepada nabi dan rasul merupakan salah satu kebutuhan fitrah manusia,
Alquran tidak menjelaskan jumlah para nabi dan rasul yang diutus.
Alquran hanya mencantumkan beberapa nabi dan rasul, namun banyak juga nabi
.ك
َ ص ُه ْم َعلَْي ِ َ ورسالً قَ ْد قَصصنَاهم علَي
ْصُ ك م ْن َقْب ُل َو ُر ُسالً مَلْ َن ْق َْ ُْ ْ َ ُ َُ
25
“Dan Kami telah mengutus rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang
mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang
Meskipun ada bebarap nabi dan rasul yang tidak terkisahkan dalam
Alquran, namun semua nabi dan rasul yang diutus ke duania merupakan mata
rantai dari nabi yang pertama yaitu Adam AS. hingga nabi yang terakhir yaitu
Muhammad SAW. Oleh karena itu, mengingkari salah seorang dari mereka berarti
salah seorang nabi atau rasul berarti mendustakan seluruhnya, atau mendustakan
kenabian dan kerasulan. Landasan Alquran tentang iman kepada Rasul ini adalah:
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah
Rukun iman yang kelima adalah Iman kepada Hari Qiyamat (Hari Akhir).
Dalam Alquran, hari kiyamat diungkapkan dengan banyak nama, disamping nama
26
Salah satu dari nama hari kiyamat tersebut adalah al-Haqqah. Kata al-
Haqqah berasal dari akar kata al-Haqq dan al-Haqiqah, yang berarti kebenaran.
Al-Haqqah adalah sesuatu yang benar, ia pasti akan datang kepada semua umat
manusia. Hari kiyamat adalah sesuatu yang pasti, karena itu semua yang
terkandung di dalamnya adalah sesuatu yang benar, dan hari kiyamat itu sendiri
adalah hari yang benar-benar akan terjadi, hanya waktu kejadiannya dirahasiahkan
Hari kiyamat berarti hari atau semua kehidupan di dunia ini berakhir. Pada
hari itu alam akan mengalami kehancuran total dan semua makhluk hidup akan
namun gambaran tentang kondisi di saat hari kiyamat datang, baik kondisi alam
firman-Nya:
Pada saat itu, manusia seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung
27
adapun orang-orang yang ringan timbangan kebaikannya, maka tempat kmbalinya
.ض ٍة حُيَْب ُر ْو َن ِ فَأ ََّمالَّ ِذين آمُن وا وع ِملُ وا َّ حِل.الس اعةُ يومئِ ٍذ يََّت َفَّر ُق و َن
َ الص ا َات َف ُه ْم ىِف َر ْو ْ َ َ ْ َ َْ ْ َ ْ َ َ َّ َو َي ْو َم َت ُق ْو ُم
ِ ك ىِف الْع َذِ ِ ِ ِ ِ ِ
.ضُر ْو َن
َ ْاب حُم َ ْ َ َوأ ََمالَّذيْ َن َك َفُر ْوا َو َك َّذبُ ْوا بِآيَاتنَا َول َقائ اْآلخَر ِة فَاُْولئ
“Pada saat hari kiyamat terjadi, manusia akan bercerai berai. Adapun orang-orang
yang beriman dan beramal saleh maka akan tinggal di suatu tempat dalam keadaan
bersuka ria. Akan tetapi orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami
dan tidak percaya kepada hari akhir, maka mereka mendapatkan siksaan” (QS.
kembali seluruh umat manusia untuk diadili dihadapan-Nya tentang semua amal
perbuatan yang telah dilakukannya. Pada saat itu tidak ada seorangpun yang dapat
atau teman kerabatnya, kecuali amal saleh yang telah diperbuatnya selama
hidupnya di dunia.
Hikmah dari iman kepada hari kiyamat ini, dapat melahirkan keyakinan
seseorang bahwa semua amal perbuatannya tidak ada yang sia-sia, semuanya akan
berupaya agar memiliki makna yang baik yang akan ditemui hasilnya, baik di
dunia ataupun kelak di hari kiyamat. Sikap inilah yang akhirnya dapat membuat
28
seseorang merasa optimis dalam menatap masa depan yang akan ditempuhnya dan
Rukun iman yang keenam adalah iman kepada Qadha dan Qadar. Qadha
dan qadar dalam pembicaraan sehari-hari disebut dengan taqdir. Term Qadha
dalam Alquran banyak diungkapkan dan memiliki banyak arti yang meliputi:
29
“Dan Kami telah memberitahukan kepada Bani Israil dalam al-kitab:
Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali” (QS.
d. Menghendaki. Firman-Nya:
e. Menjadikan. Firman-Nya:
41: 12).
Kemudian term Qadar dalam Alquran dapat dipahami sebagai suatu aturan
atau ketentuan umum yang telah diciptkan Allah untuk menjadi dasar alam yang
sebagai hukum alam (Sunnatullah). Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di
ِ و َكا َن أَمر
.اهلل قَ َد ًر َّام ْق ُد ْو ًرا ُْ َ
30
“Adalah segala urusan Allah itu menurut aturan yang telah ditentukan” (QS. al-
.َّرهُ َت ْق ِد ْيًرا ٍ
َ َو َخلَ َق ُك َّل َش ْيء َف َقد
“Allah telah menciptakan segala sesuatu, lalu Dia tentukan aturannya” (QS. al-
arti kepada setiap muslim untuk mempercayai dan meyakini bahwa segala sesuatu
yang terjadi di alam ini dan yang terjadi dalam kehidupan manusia adalah menurut
Iman kepada qadha dan qadar ini dalam implementasinya harus didasari
dengan pemahaman yang integral antara iman dan ilmu, sebab kalau tidak, akan
dapat mengakibatkan seseorang tergelincir kepada aqidah dan cara hidup yang
buruk dan fatal. Kekeliruan umum terhadap iman kepada qadha dan qadar ini
adalah: “Segala nasib baik dan buruk, muslim dan kafir, jahat dan saleh telah
ditetapkan secara pasti oleh Allah. Manusia ibarat robot, segala kenyataan dalam
Iman kepada qadha dan qadar bukan berarti harus bersikap fatalis, yaitu
melainkan rela menerima apa yang telah diusahakan, atau kerelaan hati dalam
dan merasa puas serta lega menerima hasilnya walaupun bagaimana bentuk dan
31
nilainya, sebab segala sesuatu yang telah diusahakannya tidak terlepas dari aturan
dan ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini ada relevansinya dengan sikap
seseorang untuk menumbuhkan sikap kerelaan hati atau kesiapan mental dalam
kemantapan jiwa dan kebulatan tekad seseorang dalam memegang keyakinan serta
melaksanakannya, apapun resiko yang dihadapi, ia tetap pada pendirian dan rela
bahwa aqidah Islam pada dasarnya bersumber kepada Alquran dan hadits
Islam, meskipun tidak sedikit pula membawa pengaruh negatif yang menimbulkan
perpecahan dalam tubuh umat Islam sendiri. Pengaruh positif tersebut terutama
menyatakan bahwa Islam adalah agama yang benar dan terbaik serta rasional. Dari
32
tersebut, seperti yang dijelaskan oleh pemikir Islam kontemporer; Yusuf al-
Qardhawi adalah:
a. Jelas dan Sederhana. Akidah Islam merupakan akidah yang jelas dan
terangkum dalam keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
bahwa di balik alam semesta ini ada Dzat Tunggal yang telah menciptakan dan
(ukurannya)” (QS. al-Qamar, 54:49). Keyakinan di atas sangat tegas dan jelas,
semesta ini, dan akal memahaminya bahwa semuanya kembali kepada sebab
b. Sesuai dengan Fitrah Manusia. Kata fithrah secara umum berarti “ciptaan, suci
dan seimbang”. Dalam kontek ini fitrah berarti watak hakiki dan asli yang
dimiliki oleh setaip insan atau sifat alami manusia. Dengan demikian, aqidah
33
Islam yang sesuai dengan fitrah manusia memberikan keterangan yang pasti
tentang kepercayaan asli dan hakiki yang ada dalam diri manusia. Artinya,
kondisi awal ciptaan manusia memiliki potensi untuk selalu mengetahui dan
ِ ِ اهلل الَّىِت فَطَر النَّاس علَيها الََتب ِديل خِل ْل ِق ِ ِ فَاَقِم وجه
ك الدِّيْ ُن الْ َقيِّ ُم
َ اهلل ذل َ َ ْ ْ َ ْ َ َ َ ْ ِ ك للدِّيْ ِن َحنِْي ًفا فطَْر َة َ َْ َ ْ
ِ و
ِ لك َّن أَ ْكَثَر الن
.َّاس الََي ْعلَ ُم ْو َن َ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, dan tetaplah
atas fitrah-Nya yang telah menciptakan manusia sesuai dengan fitrahnya. Tidak
ada perubahan pada fitrah Allah, dan itulah agama yang lurus, tetapi
c. Kokoh dan Solid. Aqidah Islam merupakan aqidah yang solid dan baku, tidak
pengurangan. Oleh sebab itu aqidah Islam menolak setiap bid’ah, khurafat dan
.ُاَْم هَلُ ْم ُشَر َكاءُ َشَرعُ ْوا هَلُ ْم ِّم َن الدِّيْ ِن َماهَلُ ْم يَأْذَ ْن بِِه اهلل
34
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang
mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah” (QS. al-Syura,
42:21).
lugas dan intruksi keras. Demikian pula tidak cukup hanya sekedar berdialog
persoalannya dengan disertai alasan yang kuat dan argumentasi yang akurat.
secara buta:
. َ ص ِادقِنْي ِ
َ قُ ْل َها ُت ْوا بُْر َهانَ ُك ْم ا ْن ُكْنتُ ْم
“Katakanlah: Tunjukanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang-orang
yang benar” (QS. al-Baqarah, 2:111 dan al-Naml, 27:64). Dengan demikian,
diri manusia dan sejarah untuk membuktikan eksistensi (wujud) Allah, keesaan
dan kesempurnaan-Nya.
35
terhadap hal-hal yang bersifat metafisik dan orang-orang yang
sebagai rahmat bagi sekalian alam, juga sebagai penengah dan saksi terhadap
.الر ُس ْـو ُل َعلَْي ُك ْم َشـ ِهْي ًدا ِ َّك َج َع ْلـنَا ُك ْم اَُّمةً َّو َسـطًا لِّتَ ُك ْونُ ْـوا ُش َه َداءَ َعلَى الن
َّ ـاس َويَ ُك ْو َن ِ
ْ َ َو َكذل
“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) sebagai umat
penengah (adil), agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar
Oleh karena itu aqidah tidak hanya berfungsi sebagai landasan secara pasif,
dorongan utama untuk berbuat baik dan maslahat, baik bagi manusia sendiri
meniadakan segala pamrih yang bersifat duniawi dan balas jasa dari kebaikan
36
yang ditanamkan di tangan orang lain. Seseorang berbuat baik semata-mata
sehingga apapun yang diperolehnya akibat dari perbuatan baiknya itu akan
diterima dengan penuh kesadaran dan lapang dada. Dari perilaku ini lahirlah
kejelasan tentang yang disembahnya sebagai Dzat Yang Maha Kuasa yang di
Allah semata. Karena itu seluruh perilaku yang tidak dikehendaki Allah akan
Muslim).
sehingga setiap perilaku yang tidak disertai dengan dan tidak dikaitkan kepada
arti apa-apa. Sabda Rasul: “Setiap perbuatan yang tidak dimotivasi oleh
37
dalam segala bentuk macam aktivitas, sehingga tidak ada satu macam
Lebih jauh Sayyid Sabiq memandang aqidah sebagai ruh bagi setiap
orang. Tanpa ruh seseorang tidak akan bisa hidup, begitu juga tanpa aqidah.
Sebab ruh adalah aqidah dan aqidah adalah ruh. Aqidah sebagai ruh, sehingga
semangat dan kebahagiaan, sementara hidup yang terlepas dari padanya akan
perulaku seseorang. Implikasi tersebut antara lain dapat dilihat dalam sikap
penyerahan diri secara total kepada Allah dengan meniadakan kekuatan dan
kemanusiaannya.
untuk berbuat, karena tidak ada baginya yang harus ditakuti kecuali
38
Kemudian aqidah dapat pula membentuk rasa optimis dalam menjalani
perilakunya akan menghasilkan yang terbaik. Karena itu dia tidak akan
mengalami gelisah dan putus asa, tapi sebaliknya ia akan tetap semangat, ceria
memandang secara luas ke depan yakni hidup di dunia dan di akhirat kelak.
Akhirnya secara umum, aqidah dapat mewujudkan sikap jiwa yang tenang,
2. Syariah
dahulu tentang hal-hal yang terkait dengan masalah ibadah. Masalah ini perlu
akan bersentuhan dengan ibadah. Karena itu, di sini akan dibahas terlebih
dahulu, apa itu ibadah. Namun penegrtian ibadah pada bab ini, akan dibahas
secara singkat dan universal atau ibadah dalam arti luas, bukan ibadah dalam
ketaatan, merendahkan diri atau doa. Secara istilah ‘ibadah berarti perbuatan yang
39
dilakukan oleh seseorang sebagai usaha menghubungkan dan mendekatkan dirinya
kepada Allah sebagai Tuhan yang disembah. Orang yang melakukan ‘ibadah
disebut ‘abid (subjek) dan yang disembah disebut ma’bud (objek). Semua orang di
hadapan Allah sebagai ‘abid, karena manusia tersebut harus mengabdikan diri
Ku” (QS. al-Dzariyat, 51: 56). Ulama fikih mendefinisikan ibadah sebagai
ketaatan yang disertai dengan ketundukan dan kerendahan diri kepada Allah.
Redaksi lain menyebutkan bahwa ibadah adalah semua yang dilakukan atau yang
ketaatan dan ketundukan yang sempurna dengan rasa cinta terhadap yang
disembah. Kemudian Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa ibadah berawal dari suatu
hubungan dan keterkaitan yang erat antara hati ‘abid dengan Yang Disembah
karena tercurahnya perasaan hati kepada-Nya, kemudian rasa rindu itu meningkat
menjadi rasa kecintaan yang kemudian meningkat pula menjadi keasyikan, dan
akhirnya menjadi cinta yang amat mendalam, sehingga membuat orang yang
40
Lebih lanjut Ibn Taimiyah mengatakan bahwa ibadah mencakup semua
aktivitas yang dilakukan manusia yang disenangi Allah dan meridoinya, baik yang
berupa perkataan, maupun perbuatan, baik yang bersifat lahiriyah, maupun yang
bersifat batiniyah. Oleh karena itu, di samping salat, puasa, zakat dan haji, juga
berbakti kepada kedua orang tua, berkata baik dan jujur, menghubungkan
silaturrahmi, berbuat baik kepada tetangga, bahkan berbuat baik kepada binatang,
Para ulama Ushul al-Fiqh membagi ajaran Islam kepada: (1) Ajaran yang
dapat diketahu maksud dan tujuan pensyariatannya, (2) Ajaran yang tidak dapat
diketahui sama sekali maksud dan tujuan pensyariatannya, (3) Ajaran yang
sebagian dari maksud dan tujuan pensyariatannya dapat diketahui dan sebagian
lainnya tidak dapat diketahui. Dalam kaitannya dengan pembagian ajaran Islam
menguranginya, begitu juga haji dan yang lainnya. Ibadah mahdlah ini
Ibadah ini kemudian disebut ibadah dalam arti khusus yang merupakan bagian
dari syari’ah.
41
b. Ibadah Ghairu Mahdlah, yaitu ibadah yang tidak hanya sekedar menyangkut
vertikal, juga ada unsur hubungan horizontal. Hubungan sesama makhluk ini
tidak hanya terbatas pada hubungan antar manusia, tetapi juga hubungan
c. Ibadah Dzil-Wajhain, yaitu ibadah yang memiliki dua sifat sekaligus, yaitu
ibadah mahdlah dan ghairu mahdlah. Maksudnya adalah sebagian dari maksud
dan tujuan pensyariatannya dapat diketahui dan sebagian lainnya tidak dapat
hanya dibutuhkan kegiatan jasmani dan rohani saja, seperti salat dan puasa.
42
c. Ibadah badaniyah ruhiyah maliyah, yakni suatu ibadah yang untuk
Dari segi sasaran dan manfaatnya ibadah dapat dibagi menjadi dua macam,
yaitu:
pelakunya sendiri, tidak ada hubungannya dengan orang lain, seperti salat,
dengan orang lain, terutama dari segi sasarannya, seperti sedekah dan zakat.
suatu ungkapan:
bagimu”. Lebih lanjut Yusuf al-Qardawi mengatakan bahwa ada lima syarat agar
a. Perbuatan yang dimaksud tidak bertentangan dengan syariat Islam. Oleh karena
itu berjudi, sekalipun berdasarkan niat untuk mendapatkan uang untuk biaya
43
menunaikan ibadah haji, tidak dapat dianggap sebagai ibadah, sebab berjudi
b. Perbuatan tersebut dilandasi dengan niat yang suci dan ikhlash. Dengan
demikian, aktivitas makan dan minum dalam keseharian jika tidak didasari
dengan niat untuk mendekatkan diri dan mencari rido Allah tidak dapat dinilai
ketangguhan hati dan percaya diri bahwa perbuatan yang dilakukan akan
dalam agama. Misalnya, jual beli jangan sampai membuat pelakunya lalai akan
mengerjakan salat.
secara umum. Adapun ibadah yang berupa syi’ar, seperti salat, puasa dan haji
44
Mustafa Ahmad al-Zarqa, seorah ahli ilmu fikih kontemporer
a. bebas dari perantara. Untuk melakukan ibadah kepada Allah, seorang muslim
tidak memerlukan perantara, akan tetapi harus langsung kepada Allah. Para
alim ulama atau para tokoh agama hanya berfungsi dan berperan sebagai
pengajar dan pembimbing bagi muslim lainnya. Hal ini sesuai dengan firman-
Nya:
tertentu, kecuali ibadah haji. Islam memandang setiap tempat cukup suci
tempat bersujud, bersih dan suci” (HR. Bukhari dan Muslim). Firman Allah:
“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap
45
c. Tidak memberatkan (‘adam al-kharaj) dan tidak menyulitkan (izalah al-‘anat),
Firman Allah:
ِ
.ت
ْ َت َو َعلَْي َها َما ْكتَ َسب ُ ِّالَيُ َكل
ْ َف اهللُ َن ْف ًسا االَّ ُو ْس َع َها هَلَ َاما َك َسب
“Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Ia
46
Alquran menggambarkan bahwa dari ibadah yang dilakukan akan
tersebut. Seperta hikmah puasa adalah agar mencapai derajat takwa bagi
kecintaan yang sempurna. Dalam konteks ini maka hikmah ibadah paling
e. Kesadaran bahwa sesudah kehidupan dunia ini akan ada kehidupan akhirat
semesta, melainkan justru menjadi sentral alam dan segala isinya (QS. al-
Baqarah, 2: 29).
47
Di samping hikmah-hikmah tersebut, pada dasarnya seluruh apa
memiliki nilai atau hikmah ganda secara umum, yaitu hikmah yang berupa
paling utama dan menjadi titik sentral dari seluruh aktivitas seorang
muslim.
pembahasan bab ini dan sekaligus sebagai pengantar dalam membahas tentang
syari’ah Islam yang menjadi bagian kedua dari pembahasan tentang ruang lingkup
ajaran Islam setelah aqidah. Dalam pembahasannya, akan diawali dari pengertian
Kata syari’ah adalah bahasa Arab, dalam bahasa Indonesia artinya jalan
raya atau jalan ke sumber (mata) air, atau bermakna jalannya suatu hukum atau
Syari’ah Islam, yang secara harfiyah berarti jalan yang harus dilalui dan dipatuhi
oleh setiap muslim. Kata syari’ah terdapat pula dalam Alquran, di antaranya:
.مُثَّ َج َع ْلنَا َعلَ ْى َش ِر ْي َع ٍة ِّم َن اْأل َْم ِر فَاتَّبِ ْع َها َوالََتتَّبِ ْع أ َْه َواءَ الَّ ِذيْ َن الََي ْعلَ ُم ْو َن
48
“Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) menjalani syari’ah (hukum)
dalam setiap urusan, maka turutilah ketentuan itu, dan janganlah engkau turuti
hukum yang berhubungan dengan Allah (Hablum Minallah), maupun hukum yang
seluruhnya berasal dari Allah. Oleh karena itu, sumber segala hukum yang
terdapat dalam Islam adalah Allah sendiri kemudian disampaikan kepada umat
kemudian dijelaskan dan dirinci lebih lanjut oleh nabi Muhammad SAW sebagai
Rasul-Nya. Dengan demikian sumber syari’ah Islam adalah Alquran dan al-
Hadits. Karena norma-norma hukum dasar yang terdapat dalam Alquran itu masih
ada yang bersifat umum, perlu dirumuskan lagi setelah nabi Muhammad wafat.
konkrit dengan menggunakan cara-cara atau metode tertentu. Ilmu inilah yang
kemudian disebut dengan Ilmu Fiqh, yaitu ilmu yang mempelajari syari’ah Islam.
Kata Fikih adalah bahasa Arab, dalam bahasa Indonesia berarti paham atau
pengertian. Dalam kontek syari’ah Ilmu Fikih berarti ilmu yang berusaha
49
Pemahaman itu kemudian dituangkan ke dalam kitab-kitab Fikih dan disebut
b. Karena itu, syari’at adalah ketetapan Allah yang bersifat objektif dan abadi,
sedangkan Fikih adalah karya manusia yang dapat berubah atau diubah dari
c. Syari’at bersifat fundamental dan mempunyai ruang lingkup yang lebih luas
dari pada Fiqih. Sedangkan Fikih bersifat instrumental dan ruang lingkupnya
(penjelasan lebih lanjut akan dibahas pada bagian terakhir dari bab ini).
khas yang sama. ciri-ciri khas ini merupakan ketentuan-ketentuan yang tidak bisa
berubah, dan sekaligus menjadi pembeda antara ajaran Islam dengan ajaran atau
50
hukum-hukum lainnya yang ada terutama yang berkembang di abad sekarang ini.
bulat walaupun umat Islam itu berbeda-beda bangsa dan berlainan suku. Di
dalam menghadapi asas-asas yang umum, umat Islam bersatu padu, meskipun
imbang tidak terlalu berat ke kanan mementingkan kejiwaan (ruhani) dan tidak
ideal dan cita-cita. Hal ini tergambar di banyak tempat dalam Alquran, di
antaranya:
الر ُس ْو ُل َعلَْي ُك ْم َش ِهْي ًدا ِ ك َج َع ْلنَا ُك ْم أ َُّمةً َّو َسطًا لِّتَ ُك ْونُ ْوا ُش َه َداءَ َعلَى الن
َّ َّاس َويَ ُك ْونُ ْو ِ
َ َو َكذل
“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu umat islam (ummatan
washathan); uamt yang adil dan pilihan, agar kamu menjadi saksi atas
perbuatan manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas perbuatan
sumber yang luas dan dalam, yaitu Islam yang memberikan kepada manusia
51
sejumlah hukum positif yang dapat dipergunakan untuk segenap masa dan
tempat.
d. Universal. Syari’at Islam tidak ditujukan kepada suatu kelompok atau bangsa
diemban oleh Rasulullah Saw. Syari’at Islam diturunkan Allah, guna dijadikan
pedoman hidup seluruh manusia yang bertujuan bahagia di dunia dan akhirat.
Dengan demikian hukum Islam bersifat universal, untuk seluruh umat manusia
menunjukkan bahwa syari’at Islam itu bersifat elastis, luwes dan manusiawi.
kemampuan yang serab terbatas. Sebab itu syari’at Islam tidak membebani
sebagai rahmat bagi manusia, maka Islam datang untuk membebaskan manusia
ِ
.ت
ْ َت َو َعلَْي َها َما ْكتَ َسب ُ ِّاَيُ َكل
ْ َ هَلَا َما َك َسب،ف اهللُ َن ْف ًسا االَُّو ْس َع َها
52
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya,
dengan fitrahnya sendiri. Adalah sangat sulit dilaksanakan bila hukum itu
yang lainnya.
53
mencakup semua aspek kehidupan manusia baik sebagai individu maupun
lain, alam lingkungan maupun hubungannya dengan Allah. Karena itu, para
kepada dua pokok pembahasan, yaitu: Pertama ibadah dalam arti khusus
tersebut sekaligus menjadi ruang lingkup atau pokok bahasan dalam syari’at
Islam.
adalah beresih dan suci dari hadast dan najis sehingga layak untuk melakukan
kegiatan iabadah shalat, puasa dan haji. Lebih lanjut pembahasan tentang
Indonesia berarti beresih dan suci, yaitu kondisi seseorang yang beresih dan suci
dari hadast dan najis sehingga layak untuk melakukan kegiatan iabadah shalat,
puasa dan haji. Thaharah bertujuan untuk mensucikan badan dari hadats dan
mengalaminya harus (wajib) wudu atau mandi. Toharoh merupakan masalah yang
54
sangat penting dalam Islam, karena menjadi syarat bagi seseorang yang hendak
berhubungan dengan Allah melalui shalat, puasa atau haji. Sarana yang
digunakannya adalah air, tanah, batu, tisu ataupun sesuatu yang memiliki sifat-
daging babi, muntah kencing dan ktotran manusia atau binatang. Apabila
benda-benda najis tersebut di atas kena badan atau tempat yang hendak
menghilangkan najis tersebut dengan air sehingga hilang bau, rasa dan
warnanya;
b. Menghilangkan hadats. Hadats terdiri dari hadats besar dan hadats kecil.
dengan mandi, yang disebut dengan mandi janabat. Seseorang berhadats kecil
artinya dia tidak atau belum melaksanakan wudlu, sedang yang menyebabkan
seseorang berhadats besar adalah karena melakukan senggama, keluar air mani
(baik ketika sadar ataupun mimpi), setelah terputus dari haidl (minstruasi) atau
kulit. Apabila tidak ada atau kurang air atau karena terpaksa (dlarurat) seperti
sakit atau diperjalanan, wudlu atau mandi bisa digantikan dengan tayammum
55
Thaharah dalam ajaran Islam merupakan bagian dari pelaksanaan
ibadah kepada Allah. Setiap muslim diwajibkan salat lima waktu sehari
mendorong umat Islam untuk membiasakan diri hidup beresih, indah dan
sehat. Karena itu kehidupan umat Islam identik dengan kehidupan suci,
kotoran dan dosa. Allah Yang Maha Suci hanya bisa didekati oleh orang-
orang yang suci, baik suci fisik dari kotoran maupun suci jiwa dari dosa,
firman-Nya:
al-Baqarah, 2: 222).
Ibadah mahdhah yang kedua adalah shalat. Secara bahasa salat berarti
do’a. secara istilah salat berarti ucapan dan perbuatan, dimulai dari
sepanjang akalnya sehat. Karena itu Nabi mengajarkan salat tidak hanya dalam
kondisi biasa, tetapi juga salat dalam kondisi sakit, di perjalanan bahkan salat
56
Salat yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim adalah sebanyak lima
waktu dalam sehari-semalam, yang terdiri dari Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya
dan Subuh. Di samping salat wajib terdapat pula salat-salat sunat antara lain
salat sunat Rawatib, Dluha, Tahajud dan sebagainya. Salat sunat ini
dalam. Salat yang telah ditentukan waktu dan tata caranya mengandung
muslim terbiasa hidup teratur dan tertib. Di samping itu terdapat pula hikmah
yang bersifat sosial, yaitu dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar.
Firman Allah:
“Sesungguhnya salat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar”
kewajiban membayar zakat. Menurut asal katanya zakat berarti beresih, suci atau
57
Mengeluarkan zakat hukumnya wajib bagi orang yang mempunyai harta sampai
pada nisab. Nisab adalah batas harta kekayaan yang dimiliki seseorang untuk
dikeluarkan hartanya. Harta yang wajib dizakati, nisab dan zakatnya dapat dilihat
5%
Sumber: Departemen Agama RI, 2001.
sebesar 2,5 %, demikian pula harta yang diperoleh melalui kegiatan profesi
58
seperti dokter, guru, pengacara dan lain sebagainya. Adapun orang-orang yang
ِ ِ ىِف ِ ِّ ات لِل ُف َق ر ِاء والْمس اكِنْي ِ والْع ِاملِنْي َ َعلَْيهاوالْم َؤلََّف ِة ُقلُ وبهم وىِف
ْ الرقَ اب َوالْغَ ارمنْي َ َو َ ْ ُُ ْ ُ ََ َ َ َ َ َ َ ُ َالص َدق َّ اِمَّنَا
.اهلل َواهللُ َعلِْي ٌم َح ِكْي ٌم
ِ السبِي ِل فَ ِريضةً ِّمن ِ ِ
َ َ ْ ْ َّ َسبْي ِل اهلل َوابْ ِن
“Sesungguhnya zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, miskin, pengurus
zakat, para mu’alaf yang baru dibina jiwanya ke arah Islam, untuk
orang yang sedang dalam perjalanan (musafir). Demikian itu adalah ketetapan
yang diwajibkan Allah dan allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”
a. Fakir, yaitu orang yang memiliki usaha yang hanya menjamin setengah dari
b. Miskin, yaitu orang yang memiliki usaha yang menghasilkan lebih dari
c. Amil, yaitu orang yang dipercaya untuk mengumpulkan dan membagikan harta
zakat.
d. Mualaf, yaitu orang yang baru masuk Islam yang masih lemah keimanannya
59
f. Garim, yaitu orang yang mempunyai utang akibat usahanya bangkrut yang
agama Allah.
h. Ibnu Sabil atau Musafir, yaitu orang yang kekurangan bekal dalam suatu
Islam bahwa alam adalah miliki Allah. Demikian harta yang diperoleh
seseorang hakikatnya adalah milik mutlak dan titipan Allah, manusia hanya
diberi amanat dan hak gna pakai yang bersifat sementara. Oleh karena itu
pada setiap harta yang diperoleh terdapat hak Allah yang harus ditunaikan
Hikmah dari ibadah zakat antara lain dapat mendidik seseorang untuk
memberesihkan jiwanya dari sifat kikir, tamak, sombong dan angkuh karena
lemah dan miskin. Di samping itu, zakat dapat memberikan harapan dan
60
Dengan demikian, zakat dapat mendorong adanya pemerataan
tolong menolong.
bentuk ibadah dalam Islam yang dilakukan selama satu bulan setiap tahun, yaitu
pada bulan Ramadlan. Puasa berarti menahan makan dan minum serta yang
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu supaya kamu bertaqwa” (QS. al-
Baqarah, 2:183).
sunat, seperti puasa Senin-kamis, puasa pada hari ‘Arafah yaitu pada tanggal 9
Dzulhijjah, puasa ‘Asyura yaitu puasa tanggal 10 Muharam, puasa enam hari
bulan Syawal dan puasa tiga hari tiap bulan pada tanggal 13, 14 dan 15.
Sedangkan hari-hari yang diharamkan berpuasa adalah Hari Raya ‘Idul Fithri
dan ‘Idul Adlha, dan Hari Tasyriq yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
61
Pada dasarnya puasa bertujuan untuk menjadi orang yang bertakwa.
Selain itu puasa merupakan wahana latihan dalam mengendalikan hawa nafsu,
penderitaan orang lain yang kekurangan pangan, sehingga lahir sikap peduli
Dan banyak lagi hikmah yang dapat diambil dari ibadah puasa ini.
Ibadah mahdhah yang kelima adalah Haji. Ibadah haji adalah berkunjung
ke Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan wukuf, tawaf dan amalan lainnya pada
masa yang telah ditetapkan dalam syara’. Ibadah haji hukumnya wajib bagi orang
seumur hidup, sedangkan melaksanakan ibadah haji yang kedua dan seterusnya,
hukumnya sunat. Waktu melaksanakan ibadah haji dimulai dari tanggal 1 Syawal
sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Cara melaksanakan ibadah haji dapat
dilakuka dengan salah satu dari tiga cara, yaitu Ifrad, Tamattu’ dan Qiran.
umrah. Apabila cara ini dilakukan maka yang melaksanakannya tidak wajib
62
membayar dam (denda) dengan menyembelih hewan. Tamattu’ adalah
dan umrah dalam satu niat dan satu pekerjaan sekaligus. Cara ini juga
Dalam ibadah haji terdapat rukun dan wajib haji. Rukun haji adalah
sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan dalam pelaksanaan ibadah haji. Jika
rukun ini ditinggalkan, maka dinyatakan hajinya tidak sah. Sedangkan wajib
haji adalah sesuatu yang boleh tidak dikerjakan, akan tetapi harus diganti
a. Ihram, yaitu niat mulai mengerjakan haji atau umrah dengan memakai kain
ihram.
b. Wukuf di Arafah, yaitu hadir di Arafah pada waktu tergelincir mata hari
c. Tawah Ifadlah, yaitu tawaf yang apabila tidak dilaksanakan hajinya tidak
d. Sa’i, yaitu berjalan dari bukit Safa ke bukit Marwah sebanyak tujuh kali.
helai rambut.
Adapun wajib haji terdiri atas: (1) Niat ihram dari Moqat, 2) Mabit
atau bermalam di Muzdalifah, (3) Mabit di Mina, (4) Melontar Jumrah ‘Ula,
63
Wustha dan ‘Aqabah. Jumrah adalah melontar marma (dasar bawah tugu) di
Mina dengan batu kerikil pada Hari Tasuriq, (5) Tidak melakukan perbuatan
yang diharamkan pada waktu melakukan ibadah haji, (6) Tawaf Wada’, yaitu
Dalam ibadah haji ini terdapat banyak hikmah dan makna yang
Islam sebagai implementasi dari aqidah tauhid kepada Allah. Kebersamaan ini
disentuh kesadarannya bahwa hidup di dunia dengan segala atribut suatu hari
akan berakhir, dan jika kematian datang semua atribut itu ditanggalkan tanpa
Kedua, adalah ibadah ghairu mahdlah. Ibadah bentuk ini dalam ilmu
a. Muamalah dalam arti luas atau disebut dengan hukum perdata Islam yang
mencakup:
64
2) Waratsah, yaitu mengatur segala masalah yang berhubungan dengan
kebendaan dan hak-hak atas benda, tata hubungan manusia dalam soal jual
Jarimah hudud adalah perbuatan pidana yang telah ditentukan bentuk dan
(hudud jamak dari hadd yang artinya adalah batas). Jarimah ta’zir adalah
pengajaran).
65
Dengan demikian syari’at Islam mengatur semua aspek kehidupan
utuh. Keutuhan syari’at Islam tidak berarti semua aspek sudah diatur oleh
hukum Islam secara detil, kecuali masalah ibadah, hukum Islam memberikan
memiliki landasan hukum yang memberi makna dan arah bagi manusia,
tetapi prinsip-prinsip dasar dari hubungan tersebut diberi dasar oleh syari’at
islami.
sumber itu, kemaslahatan dapat ditelusuri melalui teks yang ada. Jika ternyata
dijelaskan secara eksplisit ke dalam ke dua sumber itu. Dalam hal ini peranan
66
terkandung dalam menetapkan hukum. Pada dasarnya hasil penelitian itu
secara eksplisit oleh Alquran dan al-Hadits. Lebih dari itu tujuan hukum perlu
tujuan hukum yang terdapat dalam sumber hukum maka diperlukan sebuah
keterampilan yang dalam ilmu ushul fiqh disebut dengan Maqashid Al-
dalam bentuk metode ijtihad. Berbagai macam istilah telah digunakan oleh
disebutkan secara eksplisit baik dalam Alquran dan al-Hadits. Atas dasar
asumsi ini maka dapat dikatakan bahwa setiap metode penetapan hukum yang
67
dipakai oleh para ahli Ushul al-Fiqh bermuara pada Maqashid Al-Syariah,
yaitu tujuan hukum yang diturunkan oleh Allah SWT. Lebih lanjut Al-Syatibi
adalah:
Dalam usaha mewujudkan dan memelihara lima unsur pokok itu, para
menjadikan pemeliharaan terhadap lima unsur pokok menjadi lebih baik dan
68
3. Akhlak
a. Pengertian Akhlak
Ruang lingkup ajaran Islam yang ketiga adalah akhlak. Pembahasan akhlak
pada bab ini tidak mengacu kepada akhlak dalam tataran praktis, namun
khusus, seperti akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama manusia, akhlak
bepergian, akhlak belajar atau menuntut ilmu dan lain sebagainya. Adapun
pembahasan akhlak dalam tataran teoritis ini, akan diawali dari definisi akhlak,
(peristilahan). Dari sudut kebahasaan akhlak berasal dari bahasa Arab yang berarti
perangai, tabi’at (kelakuan atau watak dasar), kebiasaan atau kelaziman, dan
peradaban yang baik. Dalam kamus al-Mu’jam al-Falsafi akhlak mengandung arti
agama.
Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khilqun atau khuluqun yang
artinya sama dengan arti akhlak sebagaimana telah disebutkan di atas. Kata akhlak
69
dan khuluq, keduanya dijumpai pemakiannya, baik dalam Alquran ataupun dalam
Hadits, di antaranya:
ِِ
ْ أَ ْك َم ُل الْ ُم ْؤمننْي َ إِمْيَانًا أ
.َح َسُن ُه ْم ُخلًُقا
“Orang mu’min yang paling sempurna keimananya adalah orang yang sempurna
.َخالَ ِق ِ
ْ ت ُِِألُمَتَّ َم َم َكا ِر َم اْأل
ُ ْإِمَّنَا بُعث
“Bahwasanya aku diutus oleh Allah untuk menyempurnakan keluhuran budi
Ayat yang pertama disebut di atas, menggunakan kata khuluq untuk arti
budi pekerti, sedangkan ayat yang kedua menggunakan kata khuluq untuk arti
kebiasaan. Kemudian hadits yang pertama menggunakan kata khuluq untuk arti
budi pekerti, dan hadits yang kedua menggunakan kata akhlaq yang juga
digunakan untuk arti budi pekerti. Dengan demikian kata akhlaq atau khuluq
secara kebahasaan berarti budi pekerti, adat kebiasaan, perangai atau segala
70
Pengertian akhlak secara istilah seperti yang diungkapkan oleh Imam al-
Ghazali adalah:
berikut:
akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran. Ini tidak
berarti bahwa pada saat melakukan suatu perbuatan yang bersangkutan dalam
keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila. Ketiga, perbuatan akhlak
adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa
71
ada paksaan atau tekanan dari luar. Keempat, perbuatan akhlak adalah perbuatan
bersandiwara.
berdiri sendiri, yaitu ilmu yang memiliki ruang lingkup pokok bahasan, tujuan,
rujukan, aliran dan para tokoh yang mengembangkannya. Kesemua aspek yang
terkandung dalam akhlak ini kemudian membentuk satu kesatuan yang saling
berhubungan dan membentuk suatu ilmu. Dalam pembahasan ini, tidak ditujukan
kepada akhlak sebagai suatu ilmu melainkan akhlak dalam pengertian tersebut di
atas.
Dilihat dari fungsi dan perannya, dapat dikatakan bahwa akhlak, etika dan
moral sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang
dilakukan seseorang untuk ditentukan baik dan buruknya. Semua istilah tersebut
Perbedaan antara etika, moral dan akhlak adalah terletak pada sumber yang
dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika dalam etika penilaian
baik dan buruk berdasarkan kepada pendapat akal pikiran, dan pada moral lebih
72
sedangkan pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk
Perbedaan lain antara etika, moral dan akhlak terlihat pada sifat dan
kawasan pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis, maka pada
moral lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku manusia secara
umum, sedangkan moral bersifat lokal dan individual. Etika menjelaskan ukuran
baik dan buruk, sedangkan moral menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk
perbuatan.
Namun demikian etika, moral dan akhlak tetap saling berhubungan dan
etika dan moral berasal dari produk akal dan budaya masyarakat yang secara
selektif diakui sebagai hal yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup
manusia. Sementara akhlak berasal dari wahyu, yakni ketentuan yang berdasarkan
petunjuk Alquran dan hadits. Wahyu bersifat mutlak, absolut dan tak dapat diubah.
Dengan demikian akhlak sifatnya juga mutlak, absolut dan tak dapat diubah.
Sementara etika dan moral sifatnya temporel atau terbatas dan dapat diubah.
dan hadits sifatnya “belum siap pakai”. Jika Alquran misalnya menyuruh kita
berbuat baik kepada orang tua dan menghormati sesama manusia, maka suruhan
tersebut belum disertai dengan cara-cara, sarana dan lainnya. Bagaimana cara-cara
menghormati orang tua tidak dijumpai dalam Alquran. Cara-cara untuk melakukan
73
ketentuan akhlak yang ada dalam Alquran atau hadits memerlukan penalaran atau
ijtihad para ulama dari waktu ke waktu. Dengan demikian, ketentuan baik dan
buruk yang terdapat dalam etika dan moral yang merupakan produk akal pikiran
dan budaya masyarakat dapat digunakan sebagai alat untuk menjabarkan ketentuan
akhlak, baik yang terdapat dalam Alquran ataupun hadits. Tanpa ada peran
manusia dalam bentuk etika dan moral, ketentuan akhlak yang terdapat dalam
dalam Alquran. Di sinilah letak peranan etika dan moral terhadap akhlak. Pada sisi
universal, agar ketentuan yang terdapat dalam etika dan moral tidak bertentangan
dengan nilai-nilai luhur dan tidak membawa manusia ke jalan yang sesat. Namun
demikian, bisa saja terjadi bahwa antara akhlak dengan etika dan moral
menunjukan keadaan yang tidak sejalan. Hal ini banyak terjadi pada masyarakat
yang dalam cara berpikirnya bersifat liberal, ateis dan sekuler seperti yang banyak
74
Sebagai umat Islam sudah sepantasnya menunjukan akhlak yang baik
tersebut terdapat di dalam ruang lingkup akhlak islami yang sama dengan ruang
lingkup ajaran Islam itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan
atau berinteraksi dan komunikasi antar sesama. Ruang lingkup akhlak tersebut
mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah hingga akhlak
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa akhlak adalah suatu sikap yang
kemauan dan pilihan, baik dan buruk, terpuji dan tercela. Kemudian akhlak
diterima. Apabila jiwa seseorang dididik agar berbuat kebaikan, kebenaran, cinta
kepada kebenaran, kemudian dilatih agar mencintai kepada perbuatan yang terpuji
dan membenci perbuatan yang tercela, maka sifat-sifat tersebut dapat menjadi
tabiat jiwa orang tersebut, sehingga perbuatan-perbuatan positif dengan mudah dan
seperti di atas disifati dengan akhlak yang baik. Sebagai contoh, seperti bersikap
lemah lembut, teliti, sabar, tahan uji, dermawan, kesatria, adil, senang membantu
75
atau menolong orang-orang lemah, dan sejumlah akhlak utama dan kesempurnaan
pendidikan yang layak, dan tidak pula diusahakan agar unsur-unsur kebaikan yang
terpendam di dalamnya untuk tumbuh. Atau jiwa orang tersebut dididik dengan
pendidikan yang buruk sehingga keburukan menjadi sesuatu yang disenangi, dan
yang baik menjadi sesuatu yang dibenci, juga perkataan-perkataan dan perbuatan-
perbuatan hina atau tercela menjadi suatu tindakan yang dilakukan tanpa ada
tekanan, maka semua ini adalah apa yang kita kenal dengan sebutan akhlak yang
tidak baik atau akhlak buruk atau tercela. Sebagai contoh, seperti perbuatan
khianat, dusta, keluh kesah, bengis, kasar, keras kepala, keras hati, kehi, jahat, dan
Atas dasar itu, maka Islam menyeru agar umat Islam berhias diri dengan
akhlak yang baik, dan agar pendidikan akhlak yang baik digalakan dan diutamakan
islamnya pun tergantung kepada kebaikan akhlaknya. Berikut ini adalah beberapa
1) Ikhlas. Artinya membersihkan niat dan tujuan dari berbagai niat dan tujuan
lain, selain mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dengan kata lain ikhlas
76
diterimanya amal saleh yang di laksanakan sesuai dengan sunnah Rasullullah
2) Syukur. Syukur adalah perasaan yang terus menerus akan budi yang baik dan
mencintai Allah, dan lisan untuk selalu memuji-Nya. Syukur ini juga sangat
ada kaitannya dengan nikmat yang diturunkan oleh Allah Swt yang meliputi
segala hal, baik yang bersifat naluriyah seperti telinga, mata dan hati yang
3) Sabar, adalah kekuatan jiwa seorang mukmin dan yakin dengan rahmat Allah
77
sehingga dapat menggalahkan segala keingginan hawa nafsunya. Tidak
pahala kesabarannya. Orang yang sabar tidak lain adalah orang yang hatinya
firman-Nya:
اه ْم ِسّراً َو َعالَنِيَةً َويَ ْد َر ُؤو َن مِم َّ ْصَبُرواْ ابْتِغَاء َو ْج ِه َرهِّبِ ْم َوأَقَ ُاموا ِ َّ
ُ َالصالََة َوأَن َف ُقواْ َّا َر َز ْقن َ ينَ َوالذ
ك هَلُ ْم عُ ْقىَب الدَّا ِر َ ِالسيِّئَةَ أ ُْولَئ
َّ بِاحْلَ َسنَ ِة
Artinya secara umum adalah satu gejala emosi yang tumbuh dan bergelora
dalam jiwa dan hati manusia, diikuti oleh rasa keinginanan dan hasrat yang
Seluruh kebaikan, yang dari-Nya datang segala nikmat yang ada pada
78
segenap makhluk. Dialah Allah yang Maha Satu, tiada sekutu bagi-Nya, Esa,
َو َما بِ ُكم ِّمن ن ِّْع َم ٍة فَ ِم َن اللّ ِه مُثَّ إِذَا َم َّس ُك ُم الضُُّّر فَِإلَْي ِه جَتْأ َُرو َن
“Segala nikmat yang ada padamu berasal dari Allah, kemudian tatkala kamu
5) Khauf, adalah rasa takut hamba kepada Allah. Menurut bahasa, khauf artinya
takut, sedangkan menurut istilah, khauf ialah takut kepada Allah Swt. dengan
yang dilarang-Nya. Jika kita takut kepada binatang buas atau musuh yang
semakin besar rasa takut kepada Allah dalam hati seseorang, hendaknya
paling takut kepada Tuhannya ialah manusia yang paling tahu tentang
kamu, dan paling takut kepada-Nya diantara kamu “ (HR. Bukhari dan
79
Muslim). Selain itu dalam Alquran disebutkan bahwa orang yang paling
ِِ ِ ِ ِمَّن
ُإ َا خَي ْ َشى اهلل م ْن عبَا ده الْعُلَ َماء
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,
6) Taubat.
bertaubat, artinya ia kembali dari dosanya (berpaling dan menarik diri dari
dosa). Taubat adalah kembali kepada Allâh dengan melepaskan hati dari
Secara Syar’i, taubat adalah meninggalkan dosa karena takut pada Allâh,
diperbaiki kembali dari amalnya. Hakikat taubat yaitu perasaan hati yang
kepada Allâh Azza wa Jalla pada sisa usianya serta menahan diri dari dosa.
Melakukan amal shaleh dan meninggalkan larangan adalah wujud nyata dari
tidak melaksanakan amalan yang dicintai Allâh Azza wa Jalla , maka itu
80
belum dianggap bertaubat. Seseorang dianggap bertaubat jika ia kembali
kepada Allâh Azza wa Jalla dan melepaskan diri dari belenggu yang
yang dijanjikan bagi orang-orang yang taat, dan mengingat siksa neraka
yang ancamkan bagi pendosa. Dia berusaha terus melakukan itu agar rasa
penuh harap dan cemas agar Allâh ‘Azza wa Jalla berkenan menerima
Swt.:
ِ إ اَّل الَّ ِذينَ تَابُوا َوأَصْ لَحُوا َوبَيَّنُوا فَأُولَئِكَ أَتُوبُ َعلَ ْي ِه ْم َوأَنَا التَّوَّابُ الر
َّحي ُم
“Kecuali mereka yang telah tobat dan mengadakan perbaikan dan
tobatnya dan Akulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”
َإِ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ التَّ َّوابِينَ َوي ُِحبُّ ْال ُمتَطَه ِِّرين
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai
7) Tawakkal. Tawakkal adalah benar dan besarnya hati dalam pasrah dan
berpegang teguh pada Allah Swt dalam mencari kebaikan dan kemaslahatan,
81
kemhudharatan yang menyangkut urusan, dalam Hadist disebutkan: “Telah
unta itu saya tambatkan terlebih dahulu, kemudian baru saya tawakkal, atau
saya lepaskan saja dan sesudah itu saya tawakkal? Nabi menjawab:
ini bahwa Nabi menyuruh anak itu untuk mengikat untanya terlebih dahulu,
sebagai bentuk ikhtiar. Betapa pentingnya usaha dan ikhtiar ini sebagai titik
ف يَُرى
َ َن َس ْعيَهُ َس ْو ِ وأَن لَّيس لِإْلِ نس
َّ ان إِاَّل َما َس َعى َوأ َ َ ْ َ
“Bahwa manusia itu hanya memperoleh apa yang di usahakan nya dan hasil
yang lebih baik dari padanya. Alquran telah memuji sifat zuhud dan
82
‘Bahkan kamu mementingkan dunia, padahal akhirat lebih baik dan lebih
kejadian yang menimpa diri dengan rasa senang, tidak merengut, tidak kesal,
tidak sebal, tidak merasa kecewa dengan tabah dan lapang dada
ِ َّات جَت ِري ِمن حَت تِه ا اأْل َْنه ار خالِ ِد
َ ِض وا َعْن هُ أ ُْولَئ
ك ُ ين ف َيه ا َر ِض َي اللَّهُ َعْن ُه ْم َو َر
َ َ َُ َْ ْ ٍ َويُ ْد ِخلُ ُه ْم َجن
ب اللَّ ِه ُه ُم الْ ُم ْفلِ ُحو َن ِ ِ
َ ب اللَّه أَاَل إِ َّن حْز
ِ
ُ ح ْز
sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka
pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) -Nya. Mereka itulah golongan
مَسَائِ ْي ت ِ
َ ْحَت َف ْليَ ْخُر ْج بِبَالَئ ْي ْ صرِب
ِ ِ ِ بَِق يرضى مَل من
ْ َي ْبِن ْع َمائ ْي َومَل يَ ْش ُك ْر ْ َومَل ضائ ْيَ َ َْ ْ ْ َ
ِس َوائِ ْي َربًّا ب
ْ َُولْيَطْل
“Allah berfirman kepada rasul Saw: Barangsiapa yang tidak ridha atas segala
hukum perintah, larangan, janji qadha dan qadar-Ku, dan tidak bersyukur
atas segala nikmat-nikmat-Ku, serta tidak sabar atas segala cobaan-Ku, maka
keluarlah dari bawah langit-Ku yang selama ini engkau jadikan sebagai
83
1) Marah, meskipun marah merupakan sikaf alami seseorang, hal ini
membedakan yang baik dan buruk. Denagn kata lain, perkataan dan tindakan
seseorang di luar batas-batas normal dalam keadaan marah dan dia menjadi
beringas dan kasar. Wajahnya merah, tangan, kaki, dan tubuhnya bergetar,
perkataan dan tindakan seseorang tanpa didasari oleh perasaan. Marah yang
menetap menimbulkan rasa dendam dan kebencian. Allah yang maha kuasa
meminta nabi untuk memberikan nasihat tentang budi pekerti. Nabi Saw
kali dan setiap kali itu pula Nabi bersabda: “Jangan marah”. (H.R Bukhari).
2) Sombong. Sombong adalah salah satu sifat yang sangat dibenci oleh Allah
Swt. Sombong adalah perasaan menganggap diri lebih (lebih baik, lebih
84
istimewa, lebih cerdas, lebih kaya, lebih tampan, lebih cantik, dan
sebagainya) atas orang lain, dan memandang orang lain lebih rendah dan
lebih hina. Sikap seperti ini sangat dibenci, baik oleh Allah ataupun oleh
sesama:
3) Buruk sangka (su-u al-zhan). Buruk sangka kepada orang lain atau yang
dalam bahasa Arabnya disebut su`u zhan termasuk kepada akhlak yang
buruk atau tercela. Sebagai contoh, mencurigai seseorang telah mencuri atau
orang tanpa mengetahui dengan yakin atau menyelidiki terlebih dahulu sama
dengan menganggap seseorang yang tidak bersalah, berbuat salah. Prihal ini
ب احْلَ ِديث ِ
ُ إِيَّا ُك ْم َوالظَّ َّن فَا َّن الظَّ َّن اَ ْك َذ
“Dari Abu Hurairah ia berkata telah bersabda Rasululloh.” Jauhkanlah diri
4) Dendam adalah suatu perilaku yang ingin membalas keburukan orang lain,
perilaku tersebut terjadi karena sakit hati dan rasa benci pada orang tersebut.
pendendam. Sifat dendam timbul karena marah, dihina, dan dicaci secara
86
dan Rasul-Nya Saw sangat membenci orang-orang yang berperilaku
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga
yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang
ص ِام ِ ِ
َ الر ُج ِل إِىَل اهلل أَلَ ُّد اخْل
َّ ضُ َأ َْبغ
“Orang yang paling dibenci Allah ialah orang yang menaruh dendam
Masih banyak contoh perilaku atau akhlak buruk yang sering kita temukan
muslim ataupun di tengah masyarakat non muslim. Seperti berikut ini adalah
kumpulan Hadist tentang akhlak buruk atau tercela yang penulis kutif dari
(https://muslimbuzzers.blogspot.com › Opini)
87
2) Makar, tipu muslihat dan pengkhianatan rnenyeret pelakunya ke neraka.
4) Sesungguhnya Allah membenci orang yang keji, yang berkata kotor dan
kejam, dan terlalu memburu kesenangan dunia serta orang yang terus-
10) Dua sifat tidak akan bertemu dalam diri seorang mukmin yaitu kikir
88
11) Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri
Dailami)
12) Sesungguhnya Allah membenci orang yang berhati kasar (kejam dan
pada malam hari serupa bangkai dan pada siang hari serupa keledai,
13) Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit
Itulah beberapa kriteria atau sifat yang termasuk kepada akhlak baik dan
buruk yang berdasarkan kepada ajaran Islam. Ajaran Islam adalah ajaran yang
dilakukan oleh Hadist Nabi Muhammad Saw. Masalah akhlak sangat mendapatkan
perhatian yang begitu besar, baik dalam Alquran ataupun dalam Hadits,
Menurut ajaran Islam penentuan akhlak baik dan buruk harus didasarkan
pada petunjuk Alquran dan al-Hadist. Jika kita perhatikan Alquran maupun Hadits
89
dapat dijumpai berbagai istilah yang mengacu kepada baik, dan adapula istilah
yang mengacu kepada yang buruk. Diantara istilah yang mengacu kepada yang
azizah, dan al-birr.
suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang disukai atau
hasanah dari segi akal, kedua dari segi hawa nafsu atau keinginan dan hasanah dari
Namun dalam terminologi akhlak, baik hasanah ataupun sayyiah diartikan sebagai
Untuk lebih jelasnya tentang ruang lingkup kajian Islam beserta hal-hal
yang berhubungan dengan runga lingkup kajian Islam tersebut dapat dilihat dalam
90
SKEMA GLOBAL AJARAN ISLAM
91