Anda di halaman 1dari 32

TATAP MUKA V

SUMBER HUKUM ISLAM


Sub Pokok Bahasan
Tiga Sumber Hukum Islam dan Interdependensinya
1

2 Pembagian Hukum Islam (Taklifi)

3 Fungsi, Tujuan dan Keunggulan Hukum Islam

4 Sikap dan Komitmen Muslim terhadap Hukum Islam

Fungsi Profetik Hukum Islam dalam Memelihara


5 Kemanusiaan dan Kesucian Agama Islam

6 Taat Kepada Allah


1 Tiga Sumber Hukum Islam dan Interdependensinya

1 AL- QUR’AN 2 AS-SUNNAH / HADITS

3 IJTIHAD
A. Al-Qur’an Sumber Hukum yang Pertama dan Utama (Standing Position Al-Q
uran
1. Definisi Al-Quran
Al-Qur’an berasal dari kata ‫ ق رانا‬-‫ ي قرا‬-‫ ق رأ‬yang berarti bacaan atau sesuatu yang
dibaca. Secara terminologi Al-Qur.an adalah Kalamullah sebagai mu’jizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril untuk
disampaikan kepada seluruh umat manusia dan membacanya adalah ibadah.
Dasar Al-Qur’an sebagai Sumber Hukum diantaranya dalam Surat an-Nisa ayat 59:

َ َ‫سو َل َوأُو ِلي اأْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ْم ۖ فَإِنْ تَن‬


ِ ‫از ْعتُ ْم فِي ش َْي ٍء فَ ُردُّوهُ إِلَى هَّللا‬ ُ ‫ين آ َمنُوا أَ ِطي ُعوا هَّللا َ َوأَ ِطي ُعوا ال َّر‬ َ ‫يَا أَ ُّي َها الَّ ِذ‬
‫س ُن تَأْ ِوياًل‬ ٰ
َ ‫ون بِاهَّلل ِ َوا ْليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر ۚ َذلِ َك َخ ْي ٌر َوأَ ْح‬
َ ُ‫ول إِنْ ُك ْنتُ ْم تُ ْؤ ِمن‬
ِ ‫س‬ ُ ‫َوال َّر‬
 
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya,
dan ulil amri diaantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”

1
2. Alasan Al-Qur’an sebagai sumber hukum utama dan pertama (standing position
Al-Qur’an)
a. Terjamin keasliannya sampai hari kiamat (wahyu Allah)
b. Teruji kebenarannya dan verifikasinya sangat dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah
c. Kaya dengan berbagai informasi tentang tauhid, iman, akhlak, ibadat dan
berbagai maca IPTEKS
d. Sebagai motivasi, terapi sifat bagi kesehatan lahir dan batin manusia
e. Panduan hidup yang baik, tepat, benar bagi manusia
3. Karakteristik Al-Qur’an
Al-Qur’an sumber hukum Islam yang pertama dan utama, berkaitan erat dengan
As-Sunnah Al-Qur’an memiliki dua karakteristik utama, yaitu:
a. Mujmal
Artinya bersifat global sehingga memerlukan keterangan detil dari As-Sunnah
seperti pelaksanaan sholat, puasa dan haji
b. Sistematis
Ayat Al-Qur’an saling berkaitan maka tidak boleh menafsirkan ayat Al-Quran
sepotong-potong yang akan melahirkan kesimpulan yang salah

2
Karakteristik lainnya, yaitu:
a. Syumul
Artinya Al-Quran telah menjelaskan pokok bidang kehidupan manusia, ipteks,
sosbud, sospol, ekonomi, hak asasi manusia, demokrasi, juga masalah gaib serta
kehidupan setelah mati
b. Haq (benar dan valid)
Isi Al-Quran itu benar tidak ada keraguan (QS 41:41-42).

‫اط ُل ِم ۢ ْن بَي ِْن يَ َد ْي ِه‬


ِ َ‫اَّل يَأْ ِت ْي ِه ْالب‬٤١ - ۙ ‫اِ َّن الَّ ِذي َْن َكفَر ُْوا بِال ِّذ ْك ِر لَ َّما َج ۤا َءهُ ْم ۗ َواِنَّ ٗه لَ ِك ٰتبٌ َع ِز ْي ٌز‬
٤٢ - ‫َواَل ِم ْن َخ ْلفِ ٖه ۗتَ ْن ِز ْي ٌل ِّم ْن َح ِكي ٍْم َح ِم ْي ٍد‬

“Sesungguhnya Al-Quran itu kitab yang mulia, selamanya tidak akan dapat
datang kepadanya yang salah, baik dari depan maupun dari belakangnya.”
c. Berbobot
• Setiap ayatnya mengandung makna yang dalam dan sangat bermakna
• Bukan karya ilmiah biasa yang lahir dari pemikiran manusia
d. Narasi Wahyu
• Al-Qur’an bukan kitab kode etik, bukan kitab science yang penuh rumus,
bukan pula kitab sejarah yang mencantumkan kronologis kejadian, bukan
pula Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
3
• Al-Qur’an berisikan tentang kebesaran Allah, ritual tentang problematika
kehidupan dengan substansi, esensi yang terbesar dalam beberapa surat
dengan konteksnya masing-masing, enak untuk dibaca, enak untuk dipelajari
dan cepat memahami maknanya, Al-Qur’an bukan sekedar science tapi juga
sign (isyarat)
e. Bahasanya santun
• Kisah Nabi Yusuf digoda Zulaiha tidak dengan dengan kesan porno
• Menceritakan kisah sikap Yahudi dan Nasrani terhadap Islam tidak ada kesan
profokatif
• Mengandung gaya bahasa puisi dan prosa
• Dibaca, sangat menyejukan telinga, pikiran dan jiwa
f. Rasional kontekstual
• Satu persoalan diulang-ulang dalam beberapa ayat dan surat yang berbeda
dengan konteks masing-masingnya
• Disertai contoh dan ilustrasi yang berbeda-beda

ِ َّ‫اس فِ ْي ٰه َذا ْالقُرْ ٰا ِن ِم ْن ُك ِّل َمثَ ۖ ٍل فَا َ ٰب ٓى اَ ْكثَ ُر الن‬


٨٩ – ‫اس اِاَّل ُكفُ ْو ًرا‬ ِ َّ‫ص َّر ْفنَا ِللن‬
َ ‫َولَقَ ْد‬

“Dan sungguh, Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada manusia


dalam Al-Qur’an ini dengan bermacam-macam perumpamaan, tetapi
kebanyakan manusia tidak menyukainya bahkan mengingkarin(nya)” (QS:
4
g. Koheren dan konsisten
• Satu ayat dengan ayat lainnya saling mengukuhkan tidak ada pertentangan
antara ayat satu dengan ayat lainnya

ْ ‫ان ِم ْن ِع ْن ِد َغي ِْر هّٰللا ِ لَ َو َج ُد ْوا فِ ْي ِه‬


٨٢ – ‫اختِاَل فًا َكثِ ْيرًا‬ َ ‫اَفَاَل يَتَ َدبَّر ُْو َن ْالقُرْ ٰا َن ۗ َولَ ْو َك‬

“Maka tidaklah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur’an ? Sekiranya


(Al-Qur’an) itu bukan dari Allah, pasti mereka menemukan banyak hal yang
bertentangan di dalamnya.” (QS: 4:82)
h. Bersifat final
• Hukum Al-Qur’an berisi hukum dan nilai yang sudah final dan sempurna,
serta adil dengan tidak adanya revisi dan ralat

ُ‫ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوال َّد ُم َولَحْ ُم ْال ِخ ْن ِزي ِْر َو َمٓا اُ ِه َّل لِ َغي ِْر هّٰللا ِ ِب ٖه َو ْال ُم ْن َخنِقَةُ َو ْال َم ْوقُ ْو َذة‬ ْ ‫حُرِّ َم‬
‫ب َواَ ْن تَ ْستَ ْق ِس ُم ْوا‬ ِ ‫ص‬ ُ ُّ‫َو ْال ُمتَ َر ِّديَةُ َوالنَّ ِط ْي َحةُ َو َمٓا اَ َك َل ال َّسبُ ُع اِاَّل َما َذ َّك ْيتُ ۗ ْم َو َما ُذبِ َح َعلَى الن‬
ُ ‫اخ َش ْو ۗ ِن اَ ْليَ ْو َم اَ ْك َم ْل‬
‫ت لَ ُك ْم‬ ْ ‫س الَّ ِذي َْن َكفَر ُْوا ِم ْن ِد ْينِ ُك ْم فَاَل تَ ْخ َش ْوهُ ْم َو‬ َ ِ‫ق اَ ْليَ ْو َم يَ ِٕٕى‬ ٌ ۗ ‫بِااْل َ ْزاَل ۗ ِم ٰذ ِل ُك ْم فِ ْس‬
‫ص ٍة َغ ْي َر‬ َ ‫ْت لَ ُك ُم ااْل ِ ْساَل َم ِد ْينً ۗا فَ َم ِن اضْ طُ َّر فِ ْي َم ْخ َم‬ ُ ‫ضي‬ ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِ ْي َو َر‬ ُ ‫ِد ْينَ ُك ْم َواَ ْت َم ْم‬
‫هّٰللا‬
٣ - ‫َّح ْي ٌم‬ ِ ‫ف اِّل ِ ْث ۙ ٍم فَا ِ َّن َ َغفُ ْو ٌر ر‬ ٍ ِ‫ُمتَ َجان‬

5
• Tidak diperlukan konsiderans baru, baik yang datang dari para pakar agama
maupun dari para ulama walaupun musim berganti dan masa berubah
• Semua konsiderans telah diperhitungkan oleh Allah jauh sebelum Al-Qur’an
diturunkan
i. Normatif bukan simbolis
• Al-Qur’an sarat dengan nilai-nilai dan norma-norma seperti esensi solat untuk
mengingat Allah dan mencegah perbuatan keji dan mungkar
• Al-Qur’an sangat menampilkan simbol untuk menghormati Allah seperti
simbol gerakan salam dalam solat, simbol berhaji, berbuat kepada orang tua
dan lain-lain
j. Mudah dipelajari
• Al-Qur’an kategori kitab yang paling populis yang bisa dibaca, dipahami dan
diamalkan oleh semua lapisan masyarakat dari tingkat hawas (cindekiawan)
sampai pada level bawah
k. Abadi
• Berlaku sampai datang hari kiamat
• Tidak aka dikoreksi atau direvisi dan haram hukumnya dikoreksi atau direvisi
• Tidak ada perdebatan dalam hal atau soal yang sudah jelas dengan
pendapat atau persepsi yang baru

6
4. Fungsi Al-Qur’an
a. Fungsi huda
• Petunjuk mana jalan yang baik dan mana jalan yang salah (QS: 17:9), tidak
patuh pada petunjuk akan mengalami kesesatan dan kerugian. Al-Qur’an
harus menjadi rujukan bukan hanya sekedar referensi
b. Fungsi furqon (pembeda)
• Pembeda antara yang hak dan yang batil antara yang muslim dan non-muslim
• Antara nilai yang dimiliki oleh seorang musil dengan nilai yang dimiliki oleh
orang kafir
c. Fungsi baijyinat (penjelasan)
• Al-Qur’an berfungsi memberikan penjelasan tentang apa-apa yang
dipertanyakan manusia
• Al-Qur’an harus dijadikan rujukan oleh manusia dalam membuat peraturan
sebab peraturan yang dibuat manusia bersifat trial and error. Contoh,
Al-Qur’an sebagai fungsi baijyinat, yaitu Nabi Ibrahim adalah kakek bagi
semua agama sehingga semua agama sama dan semua pemeluk agama masuk
surga. Padahal pada QS. Ali Imran:67, Nabi Ibrahim bukan seorang Yahudi
dan bukan pula seorang Nasrani melainkan seorang Muslim yang hanif dan
lurus

7
d. Fungsi muhaimin (batu ujian)
• Membenarkan yang diperselisihkan oleh akal manusia dengan apa yang sudah
disampaikan Tuhan
• Al-Qur’an itu satu sisi dijadikan science dan satu sisi harus dijadikan sebagai
sign untuk menguji kebenaran Al-Qur’an dengan kemajuan sains modern
• Apakah tunduk kepada hasil pengetahuan manusia atau tunduk kepada Firman
Allah kalau terjadi sesuatu yang kontradiktif
e. Fungsi Mau’idhoh dan rahmah
• Nasihat dan tanda kasih sayang Allah kepada manusia (QS: 10:57)

٥٧ - ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َج ۤا َء ْت ُك ْم َّم ْو ِعظَةٌ ِّم ْن َّربِّ ُك ْم َو ِشفَ ۤا ٌء لِّ َما فِى الصُّ ُد ْو ۙ ِر َوهُ ًدى َّو َرحْ َمةٌ لِّ ْل ُم ْؤ ِمنِي َْن‬
• Menyelamatkan dan mengampuni dosa-dosa yang telah diperbuat
manusia
f. Fungsi mushodiqqon (korektor)
• Alat ukur untuk mengkoreksi kekeliruan kitab-kitab sebelumnya
• Alat ukur untuk mengkoreksi kemajuan ilmu pengetahuan manusia
g. Fungsi Asy-syifa (obat/resep)
• Resep bagi orang yang frustasi dan yang labil
• Resep tentang cara makan yang baik baik, ekonomi dan lain-lain
• Untuk keselamatan hidup di dunia dan di akhirat maka resep dari Allah yang
harus dipakai jangan resep lain
• Tempatkan kemauan, pelaksanaan, dan pemikiran di bawah Al-Qur’an 8
Natijah Isi Kandungan Al-Qur’an

Sejarah/Kisah
6 1
Perinsip Keimanan/akidah

IPTEKS (science dan


sign) 5 2 Syariah/ibadah

4 3
Akhlak atau Ihsan Janji baik dan buruk
(wa’ad wa’id)

9
B. As-sunnah/Hadits Sumber Hukum Islam yang ke Dua
Secara harfiah, sunnah berarti tata cara, tradisi, atau pekerjaan, sedangkan
hadits sering diartikan sebagai berita, ucapan, atau sesuatu yang merupakan
perkataan, perbuatan, dan penetapan (taqrir) Rasulullah.
Sunnah Rasul adalah perkataan (Qauliyah), perbuatan (Fi’liyah) dan sikap
diam Nabi (Takririyah). Hadits adalah seputar berita (news) kehidupan Nabi
tentang ucapan, perkataan, sikap diam nabi

1. Fungsi dan kedudukan Sunnah


a. Sebagai bayyan taukid (penguat)
• Menguatkan pernyataan (QS. 2:185), puasalah kamu karena melihat
bulan dan berbukalah kamu karena melihat bulan
b. Sebagai bayan tafshil (merinci)
• Menjelaskan apa yang masih global di dalam Al-Qur’an, Aqimissholah
tata cara solat dijelaskan oleh hadits
c. Sebagai bayaan itsbat (pengecualian)
• (QS: Al-Maidah:3), tentang haramnya bangkai dan darah,
pengecualiannya dijelaskan oleh hadits, kecuali bangkai ikan dan
belalang. Darah yang tidak haram adalah hati dan limpa

10
d. Sebagai bayan taudhih (latar belakang penetapan hukum)
• Mengeluarkan zakat emas karena kaum muslim sangat berat untuk
mengeluarkan zakat emas

C. Ijtihad Sumber Hukum Islam yang ke Tiga


1. Substansi Ijtihad hanya dalam bentuk, metode penetapan hukum bukan
sebagai sumber hukum (tentatif dan aksiden)
2. Ijtihad diperlukan karena Al-Qur’an dan Sunnah Rasul telah berenti. Nabi
Muhammad SAW telah wafat sedangkan persoalan agama terus
bermunculan yang memerintahkan penanganan secara hukum
3. Objek material Ijtihad adalah Hukum Islam, sedangkan objek fenomenalnya
adalah hukum-hukum yang dijelaskan secara eksplisit di dalam Al-Qur’an
dan Hadits. Contoh, donor mata dan ginjal, pasar bebas, jual beli online, dan
lain-lain
4. Metodologi Ijtihad
a. Qiyas (analogi)
Membandingkan hukum yang belum ada dengan hukum yang sudah ada
b. Istihsan
Memilih satu hukum mana yang kecil dampaknya/resikonya

11
c. Mashalih al-Mursalah
• Penetapan hukum dengan dasar dampak baik dan buruk terhadap
orang banyak. Mendirikan rumah di kawasan hutan serapan air
d. Ijma’
• Keputusan berdasarkan pendapat dan penjelasan yang teruji dan
alamiah
e. Istidlal
• Kebiasaan, adat istiadat, hukum agama yang belum dihapus oleh
Syari’at Islam
e. Istisab
• Melaksanakan hukum yang ada sebelum hukum baru ada

12
2 Pembagian Hukum Islam (Taklifi)

Hukum Islam dibagi 5 macam yaitu :

Wajib
1

Nadab/Sunnah
2 Haram
3
4
Mubah
5 Makruh

13
1. Wajib (‘ijab)
• Perintah agama apabila dikerjakan mendapat pahala apabila ditinggalkan
akan berdosa (solat, puasa, dll)
2. Sunnah (naab, mandub)
• Perintah agama apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila tidak
dikerjakan tidak berdosa
3. Haram (tahrim)
• Larangan dari agama untuk ditinggalkan (berpahala) dikerjakan akan
mendapat dosa dan sanksi dari dan Allah SWT
4. Makhruh (karohah)
• Lebih baik untuk ditinggalkan dari pada dikerjakan (merokok)
5. Mubah (ibahah)
• Dianjurkan untuk berusaha meninggalkan yang tidak ada manfaatnya

14
A. Wajib dan Pembagiannya

Wajib : ;ُ‫هُو ا;;لف ِْع ُل ا;;ل َم ْطلُ ْو ُب َع َلى َو ْج ِه; ا;;لُ ُز ْو ِم; ِب;; َح ْي ُث ُي;; َث ُاب َف;;; ِاعلُ ُه; َو ُي َع;ا َق; ُب َت;; ِار ُكه‬ ِ ;‫ا; َ;لَوا‬
ِ ‫ج ُب‬
“Wajib adalah suatu perbuatan yang dituntut oleh Allah untuk dilakukan secara tuntutan pasti yang diberi
ganjaran pahala bagi oraang orang yang melakukannya dan berdosa bagi yang meninggalkannya”

ْ ‫لم‬MM‫ج ُبْا‬
1. Wajib Muthlaq {‫ُطلَ ُق‬ ِ M‫لَوا‬MM‫ } ا‬Yaitu : ‫ َو ْق ٍتم َُحدَ ٍد‬MMM‫ُه ِب‬M َ‫عْ ل‬MMM‫ارعُ ِف‬ َ ‫َم‬
Wajib dari segi waktu ِ ‫ل َش‬MM‫ُ ا‬M‫ َق ِي ُده‬MM‫ ُي‬M‫ل ْم‬MM‫ا‬
pelaksanaan perbuatan dibagi " Kewajiban yang tidak ditentukan waktu pelaksanaannya”
3: Contoh : mengqadha puasa

ْ ‫ج ُب‬
2. Wajib Muaqqat {‫ل َع ْين ُِي‬MM‫ا‬ ِ M‫لَوا‬MM‫ }ا‬Yaitu : ‫ َو ْق ٍتم َُحدَ ٍد‬MMM‫ ِب‬M‫عْ لَه‬MMM‫ارعُ ِف‬
ِ ‫ل َش‬MM‫ُ ا‬M‫َما َق َيدَ ه‬
“Kewajiban yang pelaksanaannya ditentukan dalam waktu tertentu”
Contoh : puasa ramadhan, shalat, haji

ْ ‫ج ُب‬
1. Wajib Aini {‫ل َع ْين ُِي‬MM‫ا‬ ِ M‫لَوا‬MM‫ }ا‬Yaitu :‫ل ُم َكلِفِي َْن‬MM‫ ْف َرا ِد ْا‬Mَ‫رْ ٍد ْمِنا‬MMM‫ ِل َف‬M‫ُه ْمِن ُك‬M ‫عْ َل‬MMM‫ل َشاِرعُ ِف‬MM‫َما َط َلبا‬
“Sesuatu yang dituntut oleh syari untuk melaksanakannya dari setiap orang dari
pribadi
Wajib dari segi pihak yang mukallaf” Contoh : puasa, shalat
dituntut melaksanakan
kewajiban dibagi 2 : ْ ‫ ِج ُب‬M‫لَوا‬MM‫ }ا‬Yaitu : M‫رْ ٍد مِ ْن ُه ْم‬MMM‫ ِل َف‬M‫ل ُم َكلِفِي َْناَل ْمِن ُك‬MM‫ ِع ْا‬M‫ُه ْمِن َمجْ ُم ْو‬M َ‫عْ ل‬MMM‫ل َش ِارعُ ِف‬MM‫َما َطلَ َبا‬
2. Wajib Kifayah {‫ ُة‬MM‫ل ِك َفا َي‬MM‫ا‬
“Sesuatu yang dituntut oleh pembuat hokum melakukannya dari sejumlah mukallaf
dan tidak dari setiap pribadi mukallaf”
Contoh : shalat jenazah, amar ma’ruf nahi munkar
  15
B. Mandub/Sunnah dan Pembagiannya
ِ MMM‫ َث ُاب َعلَى َف‬MM‫َما ُي‬
ِ MMM‫ا َق ُب َعلَى َت‬M‫ َع‬MM‫ِه َواَل ُي‬M ِ‫اعل‬
Mandub ialah : Mِ ‫ار ِكه‬
“ Sesuatu yang diberi pahala orang yang melakukannya dan tidak disiksa orang
yang meninggalkannya”
Sunnah dari segi selalu dan tidak selalunya Nabi melakukan perbuatan Sunnah
dibagi 2 :

Yaitu : Perbuatan yang selalu dilakukan oleh Nabi


1. Sunnah Muakkadah { ‫لاـسنة‬ disamping ada keterangan yang menunjukan
‫لؤـكاـدـة‬ }
bahwa perbuatan itu bukanlah wajib.
Contoh : shalat sunnat fajar

2. Sunnah Ghoir Muakkadah


Yaitu perbuatan yang pernah dilakukan oleh nabi tetapi
ُ ‫اــسنَ ُة ْ ل‬
{‫اــم َؤك ََد ُة‬ ُ‫} ل‬ Nabi tidak melazimkan dirinya untuk berbuat demikian.
Contoh : memberikan sedekah, shalat sunnah 4 rokaat
sebelum juhur

16
C. Haram
Haram yaitu : ‫ـعلهـ‬
‫تـــكـهـ ويـعـاقبعلى افـــ‬
‫مـايـثابعلى ار‬
“Sesuatu yang diberi pahala orang yang meninggalkannya dan diberi dosa
orang yang melakukannya”
 

Yaitu : Perbuatan yang selalu dilakukan oleh Nabi


1. Sunnah Muakkadah disamping ada keterangan yang menunjukan bahwa
{ ‫لؤـكاـدـة‬ ‫} لاـسنة‬ perbuatan itu bukanlah wajib. Contoh : shalat sunnat
fajar

2. Sunnah Ghoir Yaitu perbuatan yang pernah dilakukan oleh nabi tetapi
Muakkadah nabi tidak melazimkan dirinya untuk berbuat demikian.
Contoh : memberikan sedekah, shalat sunnah 4 rokaat
ُ ‫اــسنَ ُة ْ ل‬
{‫اــم َؤك ََد ُة‬ ُ‫} ل‬
sebelum zuhur

17
D. Karohah/makruh dan pembagiannya
ِ MMM‫ َث ُاب َعلَى َت‬MM‫َما ُي‬
ِ MMM‫ا َق ُب َعلَى َف‬M‫ِه َواَل ي َُع‬M ‫ار ِك‬
Karohah : Mِ ‫اعلِه‬
“Sesuatu yang diberi pahala orang yang meninggalkannya dan tidak berdosa
orang yang
mengerjakannya”
 
Makruh dibagi 2 :
1. Makruh Tahrim {Mٌ ‫حْ ِر ْيم‬MMM‫ٌ َت‬M‫}م ْكر ُْوه‬ َ
Yaitu tuntutan meninggalkan suatu perbuatan secara pasti tetapi dalil yang me
nunjukannya bersifat
Zhanni.Makruh tahrim ini kebalikan dari wajib
2. Makruh Tanjih {Mٌ ‫حْ ِر ْيم‬MMM‫ َت‬M‫} َم ْكر ُْو ٌه‬
Yaitu pengertian makruh kebalikan dari hokum mandub.
Contoh : main kartu sampai lalai waktu.
E. Mubah
َ ‫يـــعـل َ ـَوـُلهـ َ ْاـن َ ا‬
Mubah yaitu ‫ل‬:‫لــيـ ْف ََعـ‬ ُ َ ‫اــ ْر ِك َ ل‬
ََ ْ‫فـــهـ َ ْاـن َ ف‬ ‫ن ْ ل ِف‬
‫اــ ْع ِل َوـل َت‬ ‫اــمك َ ُل ََف يْ َبــــ‬ ُ ِ‫َخ َيرـ َلاــشـا‬
ُ ‫رع ْ ل‬ ‫َمـا‬
“Sesuatu yang diberi kemungkinan oleh pembuat hukum untuk memilih antara
memperbuat dan meninggalkan. Ia boleh melakukan atau tidak” Contoh : makan, tidur
18
3 Fungsi, Tujuan dan Keunggulan Hukum Islam

A. Fungsi Hukum Islam


1. Ibadah
Fungsi utama hukum Islam adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Hukum
Islam adalah ajaran Allah yang harus dipatuhi umat manusia, dan
kepatuhannya merupakan ibadah yang sekaligus juga merupakan indikasi keim
anan seseorang. 
2. Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Hukum Islam sebagai hukum yang ditunjukkan untuk mengatur hidup dan
kehidupan umat manusia, jelas dalam praktik akan selalu bersentuhan dengan
masyarakat. Sebagai contoh, proses pengharaman riba dan khamar.
3. Zawajir
Fungsi ini terlihat dalam pengharaman membunuh dan berzina, yang disertai d
engan ancaman hukum atau sanksi hukum. Qishash, Diyat, ditetapkan untuk
tindak pidana terhadap jiwa/ badan, hudud untuk tindak pidana tertentu
(pencurian , perzinaan, qazhaf, hirabah, dan riddah), dan ta’zir untuk tindak
pidana selain kedua macam tindak pidana tersebut.
  19
4. Tandhim wa Islah al-Ummah
Fungsi hukum Islam selanjutnya adalah sebagai sarana untuk mengatur
sebaik mungkin dan memperlancar proses interaksi sosial, sehingga
terwujudlah masyarakat yang harmonis, aman, dan sejahtera.Tujuan Hukum
Islam secara umum adalah dar-ul mafaasidi wa jalbul mashaalih (mencegah
terjadinya kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan), mengarahkan
manusia pada kebenaran untuk mencapai kebahagiaan hidup mereka dunia
dan akhirat, dengan jalan mengambil segala yang berguna dan mencegah
yang mudlarat dalam kehidupan manusia.
5. Memelihara Keturunan {hifzhunnasal}
Memelihara keturunan di dalam Islam adalah hal yang sangat penting. Karena
itu,meneruskan keturunan harus melalui perkawinan yang sah menurut
ketentuan Islam yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dan dilarang melak
ukan perbuatan zina, hukum, kekeluargaan, dan hukum kewarisan yang ada d
alamAl-Qur’an merupakan hukum yang erat kaitannya dengan pemurnian
keturunan dan pemeliharaan keturunan (an-Nisa:23;.Al-Isra :32)
6. Memelihara Harta {hifzhul maali}
Menurut ajaran islam harta merupakan pemberian Allah kepada umat manusia
demi kelangsungan hidupnya. Untuk itu manusia dilindungi haknya untuk mem
peroleh harta dengan cara-cara yang halal, sah menurut hukum dan benar
menurut ukuran moral.
20
B. Keunggulan Hukum Islam

Aplikasi hukum Islam secara kaffah tentu benar-benar dapat membentuk suatu


komunitas yang ideal dan teratur atas dasar keadilan, keteguhan, dan kehidupan
yang baik serta kemajuan yang utama. Kelebihan hukum Islam tergambar dari
karakteristiknya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Hasbi Ash Shiddieqy di dalam
bukunya . Falsafah Hukum Islam, yang terdiri atas tiga aspek, yaitu: 

1.   Takammul
Takammul berarti utuh, sempurna, bulat dan tuntas. Meskipun waktu terus
berjalan dan berganti Hukum Islam tetap cocok untuk diterapkan.

2.   Wasathiyah
Wasathiyah berarti keseimbangan atau harmoni. Hukum Islam menginginkan
keseimbangan tidak terlalu berat ke kanan maupun ke kiri.

21
3. Harakah
Harakah berarti pergerakan, dinamis, dan berkembang. Harakah adalah
kedinamisan yang selalu menyesuaikan dengan tuntutan. Keunggulan dan
keistimewaan hukum Islam antara lain:

• Hukum Islam menginginkan kemudahan dan jauh dari kesulitan serta


kesempitan.
• Hukum Islam sesuai dengan akal dan logika yang benar
• Hukum Islam bertujuan untuk menimbulkan kemaslahatan serta mewujudkan
keadilan yang mutlak.
• Hukum Islam menginginkan keseimbangan.
• Hukum Islam tidak menganakemaskan seorang pun.
• Segala perbuatan dikaitkan dengan niat dan motivasinya.
• Di samping hukuman-hukuman yang telah ditetapkan hukum Islam juga
memperkenalkan hukuman takzir (mendidik dan menjera’kan)
• Menghargai kemerdekaan berpikir dan berijtihad.
• Peningkatan derajat bagi perempuan.
• Berkeadilan bukan hanya kepada umat Islam tapi juga kepada non-muslim.
• Hukum Islam bersifat sistematis.

22
4 Sikap dan Komitmen Muslim terhadap Hukum Islam

A. Sikap muslim terhadap hukum Islam


Sikap Muslim memilih Islam sebagai jalan hidup (way of life) yaitu ada
mengantarkannya ke dalam kedamaian, keselamatan, dan kebahagiaan dunia dan
akhirat.
B. Komitmen muslim terhadap hukum Islam
Sebagai konsekuensi logis atas keimanan terhadap islam, maka sering yang
mengaku beragama islam saling memiliki rasa terikat diri (komitmen) kepada
Islam. Komitmen tersebut adalah :
1. Melaksanakan perintah dan larangan Allah
2. Melaksanakan Amar ma/ruf nahi munkar
3. Memperjuangkan kesucian dan kemajuan Islam
a. Mengimani Islam
Setiap orang yang mengaku beragama Islam atau muslim harus mengimani
kesempurnaan dan kemutlakan kebenaran Islam,sebagai suatu ajaran universal
dan   abadi  (et ernal), yang  mengatur  hubungan  antara manusia sebagai
makhluk dengan Allah sebagai Khaliq (pencipta), antara manusia dengan
manusia dan antara manusia dengan alam sekitarnya.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan beragama Islam.  (QS 3:102, Ali ‘Imran). 23
b. Mempelajari Islam
Setiap muslim  harus berusaha memperdalam pengetahuannya tentang
ajaran agama Islam, sesuai dengan kemampuannya,  dan dilakukan
sepanjang  hidupnya  (long life  education) derajat di sisi Tuhan-nya.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-
lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu,
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS 58:11, Al Mujaadilah)
c. Mengamalkan Islam
Setiap  muslim seharusnya memanfaatkan  keimanan dan pemahamannya
tentang  Islam dalam aktivitas amal  shalih  sesuai dengan
kemampuannyayang dimiliki menjadi bermanfaat bagi dirinya dan
masyarakat pada umumnya. ”Dan katakanlah:“Bekerjalah kamu,
maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat
pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan  kepada  (Allah) Yang
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu  diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang  telah  kamu kerjakan. (QS 9:105, At Taubah)”.

24
d. Menda’wahkan Islam
Islam  adalah  agama bagi seluruh umat  manusia,  tidak hanya  untuk ras
atau golongan tertentu. Muslim  memiliki rasa   terikat  diri  untuk
menda’wahkan   Islam   dan menyebarkan agama ini sebagai rahmat
bagi semesta alam.“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru  kepada kebaikan, menyuruh kepada  yang  ma’ruf
dan  mencegah dari yang mungkar; merekalah  orang-orang yang
beruntung.(QS 3:104, Ali Imran)”.
e. Sabar dalam berislam
Setiap muslim harus bersabar di dalam mengikuti  kebenaran. Sabar
berarti  berusaha  untuk  mengatasi  permasalahan  yang dihadapi
dengan tabah lahir dan batin,  serta  diikuti dengan sikap tawakkal
kepada Allah Yang Maha Kuasa. Apakah  manusia itu mengira
bahwa  mereka dibiarkan saja  mengatakan: “Kami telah beriman”,
sedang  mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya Kami telah
menguji orang-orang  yang  sebelum  mereka,  maka  sesungguhnya
Allah    mengetahui   orang-orang yang   benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta. (QS 29:2-3, Al-Ankabuut).

 
25
Fungsi Profetik Hukum Islam dalam Memelihara
5 Kemanusiaan dan Kesucian Agama Islam

A. Pengertian Profetik Agama


Profetik berasal dari bahasa inggris prophetical yang mempunyai makna
Kenabian atau sifat yang ada dalam diri seorang nabi. Yaitu sifat nabi yang
mempunyai ciri sebagai manusia yang ideal secara spiritual-individual, tetapi
juga menjadi pelopor perubahan, membimbing masyarakat ke arah perbaikan
dan melakukan perjuangan tanpa henti melawan penindasan. Didalam sejarah,
Nabi Ibrahim melawan Raja Namrud, Nabi Musa melawan Fir’aun, Nabi
Muhammad yang membimbing kaum miskin dan budak belia melawan setiap
penindasan dan ketidakadilan. Dan mempunyai tujuan untuk menuju kearah
pembebasan. Menurut Ali Syari’ati dalam Hilmy (2008:179) para nabi tidak hanya
mengajarkan dzikir dan do’a tetapi mereka juga datang dengan suatu ideologi
pembebasan.
Fungsi Profetik Agama adalah bahwa agama sebagai sarana menuju
kebahagiaan yang juga memuat peraturan-peraturan yang mengondisikan
terbentuknya batin manusia yang baik, yang berkualitas, yaitu manusia yang
bermoral (agama sebagai sumber moral).

26
2. Tidak mengkedepankan perbedaan mahzab, aliran (fanatik dan golongan)
3. Tidak mengkultuskan tokoh agama dalam sosial kemasyarakatan

Fungsi Profetik Agama dalam Mengatasi/Merevitalisasi dalam Menjalankan


Agama
1. Menjadikan al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber hukum dalam memahami
dan mengamalkan ajaran Islam dan sebagai sumber hukum dalam menyelesai
kan dan memutuskan suatu hukum.
2. Tidak memandang hal-hal yang bersifat keduniaan yang tidak ditentukan oleh
Al-Qur’an, namun tetap mengacu pada sifat Basyariah Rasulullah sebagai
syariat.
3. Tidak menjadikan paham, mahzab, aliran sebagai keputusan akhir yang mutlak
karena bersifat dapat dibantah. Suatu hukum dari ijtihad bersifat debatable
(yang dapat dibantah, debat) bukan merupakan keputusan final.

C. Fungsi Profetik Agama terhadap Nilai Kemanusiaan


1. Merubah fenomena sosial masyarakat yang hedonis, materialis, reduksionis, dll
2. Mengembalikan tugas dan tanggungjawab manusia kepada tujuan hidup yang
hakiki (jangka pendek dan jangka panjang)

27
6 Taat Kepada Allah

Ketaatan kepada Allah menempati posisi ketaatan tertinggi. Sebagai seorang


muslim, tidak ada satupun di duina ini yanag dapat mengalahkan ketaatan kita
kepada Allah SWT. Saat Allah menginginkan sesuatu dari kita, kita harus
mentaati-Nya. Inilah makna keislaman kita kepada Allah SWT. Menunaikan perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya merupakan cara menunjukan kepada Allah SWT.
Diantara contoh taat kepada Allah SWT yaitu :
1. Melaksanakan Rukun Iman dan Rukun Islam yang baik
2. Berbuat baik dan beramal saleh dengan ikhlas, bermanfaat baik sebagai
makhluk Tuhan, makhluk sosial dan individu
3. Konsisten terhadap amar ma’ruf nahi mungkar
4. Sabar dan optimis dalam hidup
5. Pandai bersyukur dan memiliki sifat zuhud

28
Daftar Pustaka
 
1. Tafsir Al-Qur’an
2. Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih
3. Drs. H. Mujilan, MA, Pendidikan Agama Islam
4. Prof. Muhammad Abu Zahroh, Ushul Fiqih
5. Abdul Hamid Halim, Mabadi Awaliah
6. Eungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Al Islam

29

Anda mungkin juga menyukai