Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

POKOK - POKOK AJARAN ISLAM


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Studi Islam
Dosen Pengampu :
Ahmad Damiri, M.Ag

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
1. R. DAVID
2. EGI FIRMANSYAH
3. M. FIKRI
4. RISKA APRIANI
5. NIDA NUR AFIFAH
6. SHAKIRA RAKTI .M
7. RAHMAWATI HERDI
8. FAUZIAH PUTRI I

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SYARI’AH


INDONESIA PURWAKARTA
10 AGUSTUS 2020
1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah dengan
judul: ”Pokok-pokok Ajaran Islam”. Salawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya
sampai hari penghabisan.
Atas bimbingan kekompakan kelompok 5 dan saran dari teman-teman maka disusunlah
Makalah ini, semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi kami semua dalam
memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Studi Islam dan semoga segala yang tertuang
dalam Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca dalam rangka
membangun khasanah keilmuan. Makalah ini disajikan khusus dengan tujuan untuk memberi
arahan dan tuntunan agar yang membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada:
1. Dosen Pembimbing mata kuliah Pengantar Studi Islam, Ahmad Damiri, M.Ag
2. Semua pihak yang telah membantu demi terbentuknya Makalah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan hanya
milik Allah SWT semata.

Purwakarta, 10 Agustus 2020


Penulis,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang............................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 5
2.1 Pengertian Aqidah........................................................................ 5
2.1.1 Ruang Lingkup Aqidah...................................................... 6
2.1.2 Fungsi Aqidah ................................................................ . . 7
2.1.3 Tingkatan-Tingkatan Aqidah............................................. 7
2.2 Pengertian Syari’ah ..................................................................... 8
2.2.1 Ruang Lingkup Pembahasan Syari’ah............................... 8
2.2.2 Fungsi Syari’ah.................................................................. 9
2.3 Pengertian Akhlak ....................................................................... 9
2.3.1 Ruang Lingkup Akhlak ..................................................... 11
2.3.2 Pembagian Akhlak ............................................................ 12
2.3.3 Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak ................................... 12

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14


3.1 Kesimpulan.................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aqidah adalah kepercayaan, keimanan mengenai Allah. Syariah (hukum) yaitu jalan
menuju sesuatu yang benar. Akhlak yaitu budi pekerti, sopan santun, dan perilaku. Ketiga
unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan, karena ketiga unsur tersebut
merupakan pondasi atau kerangka dasar dari Agama Islam.
Adapun filosofinya, Aqidah, Syariah, dan Akhlak bagaikan suatu pohon, di mana
Aqidah merupakan akar, Syariah merupakan batang, dan Akhlak merupakan dedaunan.
Syariah dan Akhlak akan tumbang tanpa adanya Aqidah yang mengakarinya. Aqidah
mendasari hokum-hukum tanpa Akhlak menjadi kezaliman.

1.2 Rumusan Masalah


Ada beberapa rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah yang
berjudul “Pokok-pokok Ajaran Islam”, antara lain :
1. Apakah yang dimaksud akidah?
2. Apakah akidah ada sangkut pautnya dengan rukun iman?
3. Apakah yang dimaksud akhlak?
4. Ada berapa mahzab yang membahas tentang akhlak?
5. Apakah yang dimaksud syariah?
6. Bagaimana cara menghadapi perbedaan paham dikalangan umat Islam?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “Pokok-pokok Ajaran Islam”, yaitu:
1. Menjelaskan dan mendekripsikan mengenai pokok-pokok ajaran Islam yang
terdiri dari Akidah, Akhlak, Syariah.
2. Membahas perbedaan paham dikalangan umat Islam dan cara menghadapinya.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari makalah yang berjudul “Pokok-pokok Ajaran Islam”, yaitu :
1. Dapat memahami tentang pokok-pokok ajaran Islam yang tediri dari akidah,
akhlak dan syariah.
2. Dapat mengaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aqidah

Secara Bahasa (Etimologi), Kata “Aqidah” dari kata dasar al-‘aqdu dan ar-rabth yang
berarti ikatan, al-Ibraam yang berati pengesahan, al-ihkaamu yang berarti
mengokohkan (menetapkan), at-tawatstsuq yang berarti menjadi kokoh,kuat, asy-
syaddu biqquwah yang berarti pengikatan dengan kuat, dan ar-rabthu biquw-wah
yang berarti mengikat dengan kuat.

Secara Istilah (terminologi) yaitu ketetapan/perkara yang wajib dibenarkan oleh hati
dan jiwa ,sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh,yang tidak
tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Aqidah dalam agama adalah berkaitan
dengan keyakinan bukan perbuatan, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.

Secara terminologi menurut ulama, Aqidah adalah kepercayaan yang sesuai dengan
kenyataan yang dapat dikuatkan dengan dalil. Hal ini didukung oleh pendapat Hassan
Al-Banna:“Bahwa Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya
oleh hati,menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keraguan”.

Dalil Al-Qur’an yang membahas tentang Aqidah, surat An-Nisa’ ayat 80 :


َ‫ح ال َّر سُوْ َل فَقَ ْد أَ طَا َع هللا‬
ِ ‫َم ْن ي ُِّط‬
Artinya: “Barang siapa yang menaati Rasul itu sesungguhnya ia telah mentaati Allah”

Di antara nama-nama Aqidah menurut ulama :

A. Al-Iman
Aqidah disebut juga dengan Al-Iman sebagaimana disebutkan dalam Al-
Qur’an dan hadits, karena aqidah membahas rukun iman yang enam dan hal-hal yang
berkaitan dengannya. Sebagaimana penyebutan Al-Iman dalam sebuah hadits yang
masyur disebut dengan hadits Jibril a.s. dan para ulama sering menyebut istilah aqidah
dengan al-Iman dalam kitab-kitab mereka.

5
B. Aqidah (I’tiqaad dan ‘Aqaa-id)
Para ulama sering menyebut ilmu aqidah dengan istilah Aqidah Salaf, Aqidah
Ahlul Atsar dan Al-I’tiqaad di dalam kitab-kitab mereka.

C. Tauhid
Dinamakan Tauhid karena pembahasannya berkisar seputar Tauhid atau
pengesaan kepada Allah di dalam Rububiyah, Uluhiyah.

D. As-sunah
Karena penganutnya mengikuti jalan yang di tempuh Rasulullah Saw. Dan
para sahabat di dalam masalah aqidah. Dan istilah ini merupakan istilah populer pada
tiga generasi.

E. Ushuluddin dan Ushuludiyanah


Ushul artinya rukun-rukun iman,rukun-rukun islam dan masalah qath’i serta
hal-hal yang telah menjadi kesepakatan para ulama.

F. Al-Fiqhul Akbar
Ini adalah nama lain dari ushuludin dan kebalikan dari al-Fiqhul Ashgar, yaitu
kumpulan hukum-hukum ijtihadi.

G. Asy-syaria
Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-
Nya berupa jalan petunjuk ,terutama yang paling pokok adalah masalah-masalah
aqidah.

2.1.1 Ruang Lingkup Aqidah :

a. Ilahiyat : pembahasan segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah SWT,sifat-


sifat Allah dan lain-lain.
b. Nubuwat : pembahasan segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rosul
termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah SWT,mu’jizat dan lain-lain.
c. Ruwahaniyat : pembahasan segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisika (malaikat,iblis,ruh,jin,setan dan lain-lain).

6
d. Sam’iyyat: pembahasan segala sesuatau yang hanya bisa diketahui lewat dalil
naqli berupa Al-Quran dan sunnah (alam barzah akhirat, adzab kubur,tanda-tanda
kiamat dan lain-lain)[10].

2.1.2 Fungsi Aqidah


a. Mempertebal keimanan kita terhadap Allah SWT
b. Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam
c. Merupakan awal dari akhlak yang mulia
d. Membebaskan dirinya dari ubudiyah/penghambaan kepada selain Alah, baik
bentuknya kekuasaan, harta, pimpinan maupun lainnya
e. Membentuk pribadi yang seimbang yang selalu taaa kepada Allah baik dalam
keadaan suka maupun duka
f. Aqidah memberikan kekuatan kepada jiwa
g. Untuk menyelamatkan seseorang dari keyakinan-keyakinan yang
menyeleweng dan penyaring budaya-budaya non islami[11]

2.1.3 Tingkatan-Tingkatan Aqidah

a. Taqlid yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas pendapat orang yang
diikutinya tanpa dipikirkan
b. Yakin yaitu keyakinan yang didasarkan atas bukti, dan dalil yang jelas, tetapi
belum sampai menemukan hubungan yang kuat antara objek keyakinan dan
dalil yang diperolehkan.
c. ‘Ainul Yakin yaitu tingkatan keyakinan yang didasarkan atas dalil-dalil
rasional, ilmiah dan mendalam, sehingga mampu membuktikan hubungan
antara obyek keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu memberikan
argumentsasi yang rasional terhadap sanggahan-sanggahan yang datang.
d. Haqqul Yakin yaitu tingkat keyakinan yang di samping didasarkan atas dalil-
dalil rasional, ilmiah, dan mendalam, dan mampu membuktikan hubungan
antara obyek keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu menemukan dan
merasakan keyakinan tersebut melalui pengalaman agamanya.

7
2.2 Pengertian Syari’ah

Secara Bahasa (Etimologi), syari’ah berakar kata syara’a yang berarti sesuatu yang
dibuka secara lebar kepadanya. Secara Istilah (Terminologi), Syari’ah adalah
ketentuan yang ditetapkan Allah SWT. untuk dijadikan pegangan oleh manusia baik
dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama manusia, orang muslim dengan
non-muslim dan dengan alam.

Syari’ah Islam adalah hukum dan aturan yang diturunkan Allah SWT. untuk umat
manusia melalui Nabi Muhammad SAW. baik berupa Al-Qur’an maupun Sunnah
Nabi yang berwujud perkataan, perbuatan, dan ketetapan atau pengesahan untuk
mengatur seluruh kehidupan manusia, berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan,
agar manusia keluar dari kegelapan ke dalam terang dan mendapatkan petunjuk ke
jalan lurus.

Ayat Al-Qur’an yang membahas tentang Syari’ah ,surat An-Nahl: 89

َ ‫َونَ َّز ْلنَا َعلَيْكٓ ْال ِك ٰت‬


‫ب تِ ْبيَانًا لِّ ُك ِّل َش ْي ٍء‬
“Dan Kami turunkan kepadamu al-kitab (Alquran) untuk menjelaskan segala sesuatu”

2.2.1 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN SYARI’AH

a. Realisasi dari pada keyakinan akan kebenaran ajaran agama Islam kedalam
kehidupan di dunia ini disebut ibadah
b. Syari’ah memberikan kaidah-kaidah umum (universal) dan kaedah-kaedah
terperinci dan sangat pokok (fundamental).

Syari’ah meliputi 2 bidang :


1. Syari’ah yang mengatur hubungan manusia secara vertikal dengan Allah
Seperti : sholat, puasa dan haji, serta berdimensi hubungan dengan manusia
seperti : zakat.
2. Syari’ah yang mengatur hubungan manusia secara horizontal dengan
sesamamanusia dan makhluk lainnya. Meliputi :ketentuan atau peraturan

8
segala aktivitas hidup manusia dalam pergaulan dengan sesamanya dan
dengan alam sekitarnya.

2.2.2 FUNGSI SYARI’AH

a. Membimbing manusia dalam rangka mendapatkan Ridha Allah dalam bentuk


kebahagiaan di dunia dan akhirat.
b. Melindungi jiwa.
c. Perlindungan terhadap keturunan.
d. Melindungi akal.
e. Melindungi harta.
f. Melindungi kehormatan seseorang.
g. Melindungi rasa aman seseorang.
h. Melindugi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

2.3 PENGERTIAN AKHLAK

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti,
kelakuan.

Secara Bahasa (Etimologi), dalam bahasa arab akhlaqu, yukhliqu, ikhlaqan,


jamaknya khuluqun yang berarti perangai, adat kebiasaan, budi pekerti, tingkah laku
atau tabiat, perbedaan yang baik dan agama.

Secara Istilah (Terminologi), adalah kehendak jiwa manusia yang menyebabkan


perbuatan dengan gampang lantaran rutinitas tanpa ada pertimbangan pikiran lebih
dulu, berarti perbuatan yang bakal dikerjakan yang memiliki kandungan kebaikan tak
memakai pemikiran serta saat yang lama.

Menurut beberapa pendapat :

a. Menurut Abu Hamid Al-Ghazali :


Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-
perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.[17]

9
b. Menurut Ibrahim Anis :
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah
perbuatan-perbuatan,baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan.

c. Menurut Abd al-Karim Zaidan:


Akhlak adalah kumpulan nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa,
yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik
atau buruk, untuk kemudian terus melakukan atau meninggalkannya.[18]

Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul secara spontan bilamana
diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu, serta
tidak memerlukan adanya dorongan dari luar dirinya.

Istilah Akhlak juga dikenal istilah etika dan moral , yaitu sama-sama menentukan
nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Perbedaannya terletak pada
standar masing-masing :

Akhlak standarnya adalah Al-Qur’an dan hadits Nabi,

Etika standarnya adalah pertimbangan akal pikiran,

Moral standarnya adalah adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat.

Adapun ayat yang menjelaskan tentang Akhlak yang terdapat dalam Surat Al-Isra’: 37

ِ ْ‫ش فى ااْل َر‬


‫ض َم َر حًا‬ ِ ‫َواَل تَ ْم‬
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong”

Surat Al-Qalam: 4

‫َظي ٍْم‬ ٍ ُ‫ك لَ َع ٰل ُخل‬


ِ ‫ق ع‬ َ َّ‫َواِن‬
“dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur”

10
2.3.1 RUANG LINGKUP AKHLAK

a. Akhlak kepada Allah


Meliputi : beribadah kepada Allah, berzikir kepada Allah, berdoa kepada
Allah dan tawakal kepada Allah, mensyukuri nikmat Allah , malu berbuat dosa,
Allah sebagai tempat pengharapan, optimis terhadap pertolongan Allah, yang
berputus asa dari rahmat Allah : orang-orang kafir, bersifat husnudzan kepada Allah,
yakin akan janji-janji Allah.

b. Akhlak kepada diri sendiri


Beberapa cara memperbaiki diri: Taubatun nasuha, Muroqobah : senantiasa
merasa dalam pengawasan Allah, Muhasabah: evaluasi diri, Mujahadah : bersungguh
sungguh melawan hawa nafsu, menambah ilmu pengetahuan, membina disiplin
pribadi[19]pemaaf dan memohon maaf, sikap sederhana dan jujur dan menghindari
perbuatan tercela.[20]

c. Akhlak kepada sesama manusia (orang tua,teman,masyarakat)


Meliputi : sabar yaitu perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai
hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya ;
syukur yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat ; Tawadhu’ yaitu rendah
hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua,kaya,miskin,tua dan
muda. Berbuat baik kepadanya dengan ucapan dan perbuatan. Menyebarkan rahmat
dan kasih sayang, Taat dan patuh kepada orang tua namun jika orang tua memaksa
berbuat jahat, kita tidak boleh mengikuti.

d. Akhlak kepada alam


Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan
memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, fauna dan flora yang sengaja
diciptakan Tuhan untuk kepentingan umat manusia dan makhluk lainnya, sayang
kepada sesama makhluk.

11
2.3.2 PEMBAGIAN AKHLAK

Akhlak Terpuji (Akhlakul Karimah) adalah akhlah yang baik itu dilahirkan oleh
sifat-sifat yang baik pula sesuai dengan ajaran Allah SWT dan Rassul-Nya.
1) Qana’ah artinya merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauh dari sikap
tidak puas ataupun merasa kurang.
2) Sabar artinya menahan diri dalam menanggung suatu penderitaan
3) Istiqomah artinya berpegang teguh pada pendirian (konsisten)
4) Zuhd artinya sikap yang menjauhi kemewahan dan gemerlap dunia yang bersifat
materi
5) Tasawuh artinya toleransi,tenggang rasa atau saling menghargai
6) Bersikap ramah terhadap lingkungan melakukan penghijauan, melakukan
penangkaran, pelindungan alam,pembangunan berwawasan lingkungan

Akhlak Tercela (Akhlakul Madzmumah) adalah akhlak yang lahir dari sifat-sifat
yang tidak sesuai dengan ajaran Allah SWT dan Rassul-Nya
1) Musyrik, Hasud, iri hati dan benci
2) Sombong (takabur), Bid’ah dan Kurofat menganggap dirinya paling tinggi
diantara orang lain, baik dari sisi nasab (keturunan), kekayaan, kecerdasan,
kedudukan, kecantikan, ketampanan, dan lain-lain
3) Tamak: merasa tidak puas dengan yang diterimanya
4) Merusak Lingkungan
5) Pergaulan bebas (berzina)
6) Meminum minuman keras dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

2.3.3. MANFAAT MEMPELAJARI ILMU AKHLAK

Tujuan mempelajari ilmu akhlak dan permasalahannya menyebabkan kita dapat


menetapkan sebagai perbuatan lainnya sebagai yang baik dan sebagai perbuatan
lainnya sebagai yang buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim
termasuk perbuatan buruk, membayar hutang kepada pemiliknya termasuk perbuatan
baik, sedangkan mengingkari utang termasuk perbuatan buruk.

12
Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu ialah untuk membersihkan
kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci bersih
bagaikan cermin yang dapat menerima Nur cahaya Tuhan

13
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pokok-pokok ajaran Islam terdiri dari 3 hal, yaitu: Aqidah, Syariah dan
Akhlak. 3 pokok ajaran Islam tersebut adalah 3 hal dasar yang wajib kita pegang
teguh dan kita tanam dalam diri kita sebagai umat Islam. Kita sebagai umat Islam
yang bukan islam KTP harus benar-benar paham dan mengerti dengan 3 hal dasar
tersebut. Umat Islam yang dikatakan paham dan mengerti dengan 3 pokok ajaran
islam tersebut apabila bisa langsung mengamalkan apa yang ada dalam 3 hal pokok
tersebut. Apabila 3 pokok ajaran islam itu sudah benar-benar tertanam dalam diri kita
sebagai umat manusia, maka ketika kita bertemu dengan paham-paham yang begitu
banyak dengan membawa-bawa nama islam, kita tidak gampang goyah, karena kita
sudah menjadi umat Islam yang bukan Islam KTP. Kita dapat mengetahui dengan
jelas bahwa mana paham yang benar (sesuai dengan ajaran Islam) dan mana paham
yang salah (tidak sesuai dengan ajaran Islam).

14
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad Daud. 2008. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawalin Press
Badruzzaman, Ahmad Dimyathi. 2004. panduan Kuliah Agama Islam. Bandung: Sinar Baru.
Departemen Agama, 1987. Al-Qur’an dan terjemahnya. Jakarta: Seraja
Ilyas, Yunahar. 1993. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam.
Ilyas, Yunahar. 1992. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: LPPI.
Latif, Zaky Mubarok. dkk. 2001. Akidah Islam. Yogyakarta: UII Press.
Miharja, Supan Kusuma. 1978. Studia Islamica. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Salim, Abdullah. 1986. Akhlaq Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat. Jakarta:
Seri Remaja.
SantraHamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah, hlm.138-140
Tiswarni. 2007. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Bina Pratama.
Zahri, Mustafa. 1995. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: Bina Ilmu.
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php. Diakses pada bulan Maret 2016
http://senyumkudakwahku.blogspot.com.makalah-akhlak.html.Diakses pada bulan Maret
2016
http://bimbingan-islam.blogspot.com.ruang-lingkup-akhlak-yang-baik-kepada.html. Diakses
pada bulan Maret 2016
[1] Lisaanul ‘Arab (IX/311) karya Ibnu Manzhur dan Mu’jamul Wasiith(II/614)
[2] Hyunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam, 1993), hlm. 1.
[3] Seperti Kitaabul Iimaan karya Imam Abu ‘Ubaid al-Qasim bin Sallam, Kitaabul Iimaan
karya al-Hafizh Abu Bakar ‘Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah, al-Iman kaya Ibnu
Mandah dan Kitaabul Iman karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
[4] Seperti Kitaabul ‘Aqiidatus Salaf Ash-haabil Hadits karya ash-Shabuni, Syarah Ushuul
I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jama’ah (hlm. 5-6) oleh Imam al-Laika-i dan I’tiqaad oleh Imam
al-Baihaqi
[5] Seperti Kitaabul Tauhid dalam Shahiihul Bukhari karya Imam Bukhari
[6] Seperti Kitab as-sunah karya Imam Ahmad bin Hanbal
[7] Seperti Kitab Ushuuludin karya al-Baghdadi
[8] Seperti kitab al-Fiqhul Akbar Karya Imam Abu Hanifah rahimahullah

15
[9] Seperti kitab asy Syarii’ah oleh al-Ajurri
[10] Yunahar Ilyas, Op.Cit,kuliah aqidah islam (Yogyakarta: LPPI,1992), hlm. 5-6.
[11]Yunahar Ilyas, Op.Cit,Kuliah Aqidah Islam (Yogyakarta: LPPI,1992), hlm. 5-6.
[12] Latif, Zaky Mubarok, dkk, Akidah Islam (Yogyakarta: UII Press,2001)
[13] Supan Kusuma Miharja, Studia Islamica (Bogor: Institut Pertanian Bogor,1978), hlm.
133.
[14] Ibid.,hlm 133
[15] http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
[16] Tiswarni, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Bina Pratama,2007), hlm.1.
[17] http://senyumkudakwahku.blogspot.com /2016/03/makalah-akhlak.html
[18]http://bimbingan-islam.blogspot.com/2016/03/ruang-lingkup-akhlak-yang-baik-
kepada.html
[19] Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah, hlm.138-140
[20] Abdullah Salim, Akhlaq Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, (Jakarta: Seri
Remaja, 1986), hlm. 69-70
[21] Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawalin Press, 2008), hlm.
357-359.
[22] Drs.KH.Ahmad Dimyathi Badruzzaman,M.A, Panduan Kuliah Agama Islam (Bandung:
Sinar Baru,2004), hlm. 41
[23] Drs.KH.Ahmad Dimyathi Badruzzaman,M.A.2004. panduan Kuliah Agama
Islam.bandung:sinar baru
[24] Ahmad Amin, loc.cit., hlm. 1.
[25] Mustafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf(Surabaya: Bina Ilmu,1995), hlm. 67
Unknown di 00.32

16

Anda mungkin juga menyukai