Anda di halaman 1dari 5

Perkembangan Franchising dan Ciri-ciri Perusahaan Kecil

Perkembangan Franchising
Franchise merupakan konsep pemasaran untuk memperluas jaringan dengan
cepat. Sistem ini dianggap memiliki beberapa keunggulan yang terkait dengan
pendanaan, sumber daya manusia dan manajemen, kecuali kerelaan pemilik merek
berbagai dengan pihak lain. Franchise juga dianggap sebagai jalur distribusi yang
efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumen melalui jaringan franchisee.
Perkembangan franchise di Indonesia, khususnya di bidang rumah makan
siap saji sangat pesat. Hal ini ini dimungkinkan karena para pengusaha kita yang
berkedudukan sebagai penerima waralaba ( franchisee ) diwajibkan
mengembangkan bisnisnya melalui master franchise yang diterimanya dengan cara
mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan. Dengan mempergunakan
sistem piramid atau sistem sel suatu jaringan format bisnis waralaba berekspansi.
Bahkan dari data Deperindag RI, hingga tahun 1997 telah terdaftar sekitar
250 perusahaan penerima Waralaba dimana hampir 70% nya bergerak di bidang
restoran siap saji.
Pesatnya perkembangan Waralaba daerah perkotaan di Indonesia, karena
didukung oleh jumlah populasi yang tinggi dan daya beli yang baik, disamping
pola makan masyarakat bisnis (middle-up) yang cenderung makan diluar rumah..
Perkembangan franchise di Indonesia yang sangat pesat membuka peluang
terjadinya pelanggaran hukum. Karena itu perlindungan hukum kepada pihak yang
terikat kontrak franchise mutlak diperhatikan. Terlebih bisnis franchise saat ini
tidak hanya terbatas pada bidang kuliner atau perdagangan saja, namun juga
merambah ke bidang jasa seperti pendidikan, perhotelan, dan kesehatan. Maka
sudah seyogyanya jika perkembangan bisnis ini juga diiringi dengan adanya
perlindungan hukum yang mengaturnya. Perlindungan payung hukum terhadap
pihak yang terikat kontrak franchise ini sangat penting agar tidak ada pihak yang
dirugikan.
Franchisor atau seller merupakan pemilik usaha, sedangkan orang yang
membelinya disebut franchisee. Pelaku usaha inilah yang disebut sebagai
franchisee. Pada umumnya isi dari perjanjian antara franchisor dengan franchisee
adalah pihak franchisor akan memberikan dukungan dalam hal produksi,
operasional, pemasaran, dan manajemen kepada franchisee. Lingkup dukungan
yang diberikan pun beragam tergantung dari kebijakan si franchisor sendiri.
Misalnya ada beberapa franchisor yang memberikan support kepada franchise
untuk survey lokasi, mendesain toko, rekrutmen, dan sebagainya. Franchisee juga
akan terikat dengan peraturan yang terkait dengan mutu produk yang dijualnya,
serta kewajiban keuangan kepada franchisor seperti pembayaran loyalty.

Franchisor dapat menghasilkan pemasukan dari franchisee melalui:


1. Menjual franchise kepada franchisee
2. Menjual perlengkapan kepada franchisee
3. Mengadakan pelatihan khusus/ penyediaan bahan baku
4. Pihak franchisorpun akan mendapatkan keuntungan dalam hal:
5. Produk atau jasanya tersebar luas tanpa mengeluarkan biaya promosi dan
membuka cabang baru.
6. Standarisasi mutu atas produk atau jasa yang dihasilkan
7. Mendapatkan loyalty
8. Bisnis berkembang cepat di berbagai lokasi yang tentunya meningkatkan
keuntungan dengan memanfaatkan investasi franchisee.
Benefit yang akan didapatkan oleh franchisee adalah:
1. Produk atau jasa yang sudah populer di kalanagan konsumen sehingga dapat
menghemat biaya promosi
2. Mendapatkan berbagai fasilitas dan dukungan manajemen yang dilakukan
oleh franchisor.
3. Mendapatkan image yang sama seperti perusahaan induk.
Pihak franchisee pun mengalami kerugian, yaitu:
1. Biaya awal yang tinggi. Pada umumnya franchisee harus mengeluarkan dana
yang cukup besar dimana selain untuk kebutuhan investasi awal, juga harus
membayar pembelian franchise.
2. Tidak bisa bebas dalam mengembangkan usahanya karena terikat dengan
regulasi yang ditetapkan oleh franchisor.
3. Terikat oleh franchisor dalam hal pembelian bahan baku agar produk yang
dihasilkan standar.
4. Harus teliti untuk menghindari agar tidak terjebak pada isi perjanjian dengan
franchisor.
5. Franchisor akan terus menerima pemasukan dari royalty dan penjualan
franchisee.
Kiat-kiat Memilih Usaha Franchising
Terdapat kiat-kiat tertentu dalam memilih waralaba yang baik bagi
seseorang yang ingin terjun dalam dunia bisnis, tetapi tidak memiliki pengalaman
dalam berbisnis. Waralaba yang baik adalah usaha yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti makan,minum, pendidikan, salon, dan lain-lain.
Terdapat dua hal yang penting dalam menentukan waralaba, yaitu keteraturan zona
wilayah persebaran unit waralaba di setiap daerah. Apakah pihak pemberi waralaba
membatasi para pelaku yang bermain di wilayah tertentu atau tidak. Sehingga tidak
terjadi persaingan antar per waralaba. Selain itu berhati-hati dalam menjalani bisnis
waralaba, karena sering terjadi kerancuan antara waralaba dan Business
Opportunity (BO). Ada beberapa cara dalam memilih usaha waralaba, diantaranya
yaitu:
a. Produk yang dijual harus disukai semua orang.
b. Merek dagang produk harus sudah dikenal.
c. Harus standar dalam segala aspek (produk, manajemen, tata ruang,
dan lain-lain).
Perusahaan Kecil
Usaha Kecil merupakan usaha yang mempunyai jumlah tenaga kerja kurang
dari 50 orang, atau berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999, kategori
usaha kecil adalah yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
200.000.000,00 (tidak termasuk tanah dan bangunan) penjualan paling banyak Rp.
1.000.000.000. Milik Warga Negara Indonesia, bukan afiliasi badan usaha lain
(berdiri sendiri), dan berbentuk usaha perorangan, badan usaha, atau koperasi.
Seringkali dari perusahaan kecil muncul gagasan-gagasan baru yang
merupakan terobosan penting dalam kondisi perekonomian yang tidak
menguntungkan. Perusahaan yang sekarang ini telah besar, seperti General
Elektrik, IBM, PT ASTRA International, dan lain-lain, yang pada mulanya adalah
perusahaan kecil. Dengan kiat-kiat tertentu dari pelaku bisnis, perusahaan kecil
dapat berkembang dengan pesat menjadi perusahaan raksasa.
Ciri-ciri perusahaan kecil :
 Manajemen berdiri sendiri, dengan kata lain tidak ada pemisahan yang tegas
antara pemilik dengan pengelola perusahaan. Pemilik adalah sekaligus
pengelola dalam UKM.
 Modal disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik
modal.
 Daerah operasinya umumnya lokal, walaupun terdapat juga UKM yang
memiliki orientasi luar negeri,berupa ekspor ke negara-negara mitra
perdagangan
 Ukuran perusahaan, baik dari segi total aset, jumlah karyawan, dan sarana
prasarana yang kecil.
Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan kecil
 Kekuatan Perusahaan kecil
 Manajemen perusahaan lebih dapat terkontrol
 Prosedur hukumnya sederhana
 Bebas dalam menentukan barang atau jasa yang diproduksi
 Pemilik dapat menerima seluruh laba
 Pendistribusian barang atau pun pengenalan produk lebih mudah

Kelemahan Perusahaan Kecil


 Resiko usaha ditanggung oleh si pemilik
 Kurangnya informasi dalam menjalankan bisnis
 Pembagian kerja tidak proporsional
 Tidak ada perencanaan mengenai anggaran
 Tidak pernah melakukan studi kelayakan

Cara-cara mengembangkan perusahaan kecil


 Mengetahui kondisi internal maupun eksternal perusahaan
Disini Perusahaan harus mengetahui kondisi internal dan eksternal perusahaan ,
kondisi internal dapat berupa peningkatan produksi atau pun peningkatan mutu
barang , selain itu manajemen perusahaan harus lebih ditingkatkan agar dapat me-
manage perusahaan dengan baik , sedangkan dari sisi eksternal perusahaan
perusahaan harus melihat kondisi masyarakat sebagai konsumen , perusahaan
harus mengetahui barang/jasa apa yang sedang dibutuhkan oleh konsumen ,
dengan melihat para pesaing kita dapat menentukan harga untuk barang .
 Melakukan promosi produk
Promosi harus lebih gencar dilakukan sebagai usaha untuk memperkenalkan
produk, promosi dapat berupa potongan harga atau pun penjualan paket .

Anda mungkin juga menyukai