Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMEN DANA BANK

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN DANA BANK

DOSEN PENGAMPU :

Farid Ahmad Marlion, SE.

Disusun oleh:

Kelompok 4

Nola Yudesti Nim 2130401094

Muhammad Farhan Nim 2130401088

M. Faridz Anfasa Sahardika Nim 2130401081

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah yang telah memberikan petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya
sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Manajemen Dana Bank”. Shalawat dan salam pemakalah sampaikan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tauladan bagi kita
semua di muka bumi ini.

Kami dari kelompok 4 telah menulis makalah dengan judul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Manajemen Dana Bank”.dibawah bimbingan dosen FARID AHMAD
MARLION, SE. Apabila dalam penulisan dan isi dari makalah yang kami susun terdapat
kesalahan kekeliruan yang tidak kami sengaja maka kami kelompok 4 mengharapkan
adanya kritikan, saran, ide, dan gagasan dari peserta diskusi semua demi kesempurnaan
makalah kami ini. Atas ide, gagasan yang sifatnya membangun dari audiens kami
mengucapkan terimakasih.

Batusangkar 12 September 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan masalah ................................................................................................. 1

C. Tujuan................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

A. Pengaruh Lingkungan Perbankan Terhadap Manajemen Dana ............................. 3

B. Pengaruh Instrumen dan Kebijakan Moneter Terhadap Manajemen Dana Bank .. 4

C. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Organisasi dan Mobilisasi Dana Terhadap


Manajemen Dana Bank ....................................................................................... 7

D. Pengaruh Hubungan Nasabah, Investor dan Pihak Bank Terhadap Manajemen Dana
Bank Hubungan Nasabah Bank Syariah terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) .... 11

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 15

B. Saran ................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 17

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam dunia perbankan manajemen strategi sangat penting didalam suatu
perusahaan, dengan manajemen strategi perusahaan akan mencapai target yang
diinginkan demi tercapainya kesuksesan perusahaan. Manajemen strategi
memberikan dasar awal untuk mengambil keputusan dalam berorganisasi. Menurut
david (2011:5) manajemen strategi didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam
merumuskan, mengimplementasikan serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas
fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya.

Analisis lingkungan adalah suatu proses pemeriksaan terhadap lingkungan


organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasikan peluang (opportunities) dan
tantangan (threads). Tujuan dilakukan analisis lingkungan dengan mengantisipasi
lingkungan organisasi sehingga dapat bereaksi secara cepat dan tepat untuk
mensukseskan organisasi. Analisis lingkungan adalah suatu proses yang digunakan
perencanan- perencanaan strategi untuk memantau lingkungan dalam menentukan
peluang atau ancaman yang terjadi didalam suatu perusahaan.

Jika dikaitkan dengan lingkungan dalam perbankan syariah, menghadirkan nilai-


nilai keislaman yang dipraktikkan didalam perekonomian baik dalam lingkungan
internal maupun eksternal yang tujuannya untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat
Yang berlandaskan pada Al-Quran dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip
Rasulullah SAW.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dia atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh lingkungan perbankan terhadap manajemen dana?


2. Bagaimana pengaruh Instrumen dan kebijakan moneter terhadap
manajemen dana bank
3. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan, organisasi dan mobilitas dana
terhadap manajemen dana bank?
4. Bagaimana pengaruh hubungan nasabah, investor dan dan pihak bank
terhadap manajemen dana bank?

1
2

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja pengaruh lingkungan perbankan terhadap


manajemen dana
2. Untuk mengetahui pengaruh instrumen dan kebijakan moneter terhadap
manajemen dana bank?
3. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, organisasi dan mobilitas
dana terhadap manajemen dana bank
4. Untuk mengetahui pengaruh hubungan nasabah, investor dan dan pihak bank
terhadap manajemen dana bank
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengaruh Lingkungan Perbankan Terhadap Manajemen Dana


Dalam literatur terkait, ada banyak cara di mana daya saing
perusahaan dapat dipahami. Tidak ada definisi yang diterima secara universal
tentang daya saing, tetapi kita tahu bahwa terminologi berasal dari literatur bisnis.
Daya Saing perusahaan adalah kemampuan dasar perusahaan mengamati di kedua
lingkungan eksternal dan internal dan kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan, dalam cara laba yang dihasilkan menjamin operasi jangka panjang
perusahaan. Daya saing ditentukan oleh produktivitas, tergantung pada strategi
perusahaan, adalah sebagian merupakan hasil hubungan antara perusahaan dan
lingkungan bisnis lokal, tergantung pada tujuan, dan dipengaruhi oleh faktor dari
lingkungan eksternal. Sebuah perusahaan kompetitif tahu bagaimana
menggunakan kekuatan untuk mengeksploitasi peluang lingkungan dan
mengurangi pengaruh negatif dari beberapa faktor lingkungan eksternal.Analisi
lingkungan dalam perbankan syariah

1. Eksternal

a. Regulasi perbankan Syariah

Pengaturan pemerintah berdasarkan UU No. 10 tahun 1998


diberlakukannya ketentuan surat keputusan (SK) Direksi Bank Indonesia
sebagai landasan hukum yang lebih kuat dan kesempatan yang baik bagi
pengembangan bank syariah di Indonesia. Adapun Pengaturan aspek
kelembagaan dan kegiatan usaha dan bank syariah sebagaimana dalam
Pasal 1 UU No. 10 Tahun 1998. Pasal ini menjelaskan bahwa bank umum
bisa memilih melakukan kegiatan usaha berdasarkan sistem konven atau
berdasar pada prinsip syariah atau bisa juga melakukan dua kegiatan
sekaligus yaitu unit usaha syariah dan kantor cabang syariah. Sedangkan
BPR harus memilih kegatan usaha diantara salah satunya saja. Keberadaan
lembaga keuangan syariah merupakan sistem yang telah lama diharapkan

3
4

oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama umat Islam Indonesia.


Umat Islam Indonesia merindukan layanan jasa keuangan dan. perbankan
yang sesuai dengan syariat Islam, khususnya berkaitan dengan pelanggaran
praktik riba, jauh dari kegiatan yang spekulatif yang serupa dengan
perjudian, ketidakjelasan, pelanggaran prinsip keadilan dalam bertransaksi,
serta keharusan penyaluran pembiayaan dan investasi pada kegiatan usaha
yang etis dan benar secara syariah

b. Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Dewan Pengawas Syariah


(DPS) diperlukan guna untuk menjaga kegiatan usaha bank fungsi dalam
organisasi bank syariah yang secara internal merupakan badan pengawas
syariah, dan secaraeksternal dapat menjaga serta meningkatkan
kepercayaan masyarakat.

2. Internal

Struktur Organisasi Bank Syariah

Bank syariah memiliki struktur organisasi Dewan Syariah Nasional


(DSN) dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas mengawasi
operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan prinsip
syariah. DPS berada pada posisi setingkat Dewan Komisaris pada Bank.
Kemudian untuk menjamin efektivitas dari setiap pengawasan DPS maka
akan diberlakukan rapat umum pemegang saham, setelah mendapatkan
rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional (DSN). DSN inilah yang
merupakan wewenang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

B. Pengaruh Instrumen dan Kebijakan Moneter Terhadap Manajemen Dana


Bank
1. Teori Ekonomi Moneter Islam
5

Menurut Chapra (1996) instrumen moneter yang dikenal dalam ekonomi


Islam adalah dalam bentuk kontrol kuantitatif pada penyaluran kredit dan
instrumen yang dapat menjamin alokasi kredit dapat berlangsung baik pada sektor-
sektor yang bermanfaat dan produktif. Sedangkan instrumen moneter dalam Islam.
Menurut Ascarya (2006) adalah alat pengendalian otoritas moneter Islam yang
dijalankan sesuai syariah.

Pada instrumen langsung, menurut Astiyah(2006), bank sentral dapat


melakukan beberapa alternatif kebijakan instrumen yang berdasarkan prinsip
syariah, yaitu:

1) Bank-by-bank Ceiling
Yaitu suatu kebijakan dimana bank sentral menentukan
jumlah maksimum kredit untuk masing-masing bank.

2) Statutory Liquid Ratios

Yaitu suatu kebijkan yang dilaksanakan dengan mewajibkan


bank untuk menanamkan sebagian dana yang dimiliki dalam jenis-
jenis aset tertentu seperti obligasi pemerintah.

3) Direct Credits

Yaitu kebijakan bank sentral untuk membiayai sektor-sektor


tertentu dengan menggunakan dana bank sentral yang disalurkan
melalui bank komersil.

Sedangkan pada instrumen tidak langsung dalam Astiyah(2006), bank


sentral dapat pula melakukan beberapa macam kebijakan instrumen, yaitu:

a) Rediscount Window
b) Reserve Requirement ( Giro Wajib Minimum )
c) Public Sector Deposits
d) Foreign Exchange Swaps
6

e) Open Market Operation Equity Based Instrumen

Dalam menjalankan kebijakan moneter Bank Indonesia memiliki beberapa


instrumen moneter yaitu operasi pasar terbuka atau open market operation (OPT),
giro wajib minimum (GWM),fasilitas diskonto, dan intervensi mata uang asing.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
adalah salah satu instrumen yang digunakan oleh bank sentral dalam menjalankan
operasi pasar terbuka. Peraturan Bank Indonesia nomor 4/10/PBI/2002 tentang
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) menyatakan bahwa SBI adalah surat berharga
dalam mata uang rupiah yang diterbitkan bank Indonesia sebagai pengakuan utang
berjangka waktu pendek. SBI ditebitkan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu
piranti dalam Operasi Pasar Terbuka (OPT). Sedangkan Peraturan Bank Indonesia
nomor 10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat

Bank Indonesia Syariah menyatakan bahwa SBIS adalah surat berharga


bedasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia menggunakan akad Jua’lah. SBIS dibuat oleh
Bank Indonesia dalam rangka meningkatkan efektifitas mekanisme moneter
dengan prinsip syariah. Kedua instrumen ini memiliki fungsi yang sama yaitu
sebagai instrumen Operasi Pasar Terbuka dalam rangka pengendalian moneter
dengan tujuan akhir kestabilan nilai rupiah dan tingkat inflasi.

Penelitian mengenai mekanisme transmisi moneter melalui jalur kredit


atau pinjaman sudah cukup banyak dilakukan. Salah satunya penelitian yang
dilakukan oleh Rusydiana (2009), yang menyimpulkan bahwa semakin tinggi
SWBI yang ditetapkan bank Indonesia maka akan semakin rendah pembiayaan
yang dilakukan oleh perbankan syariah. Selain itu terdapat hubungan yang negatif
antara pembiayaan syariah dan SBI. Semakin tinggi SBI akan menyebabkan
penurunan pembiayaan syariah dan sebaliknya. Hal ini disebabkan jika bank
sentral menaikan suku bunga maka akan memicu perbankan konvensional untuk
menaikan suku bunganya, baik pinjaman maupun deposito. Oleh karena itu, daya
saing perbankan syariah akan turun dan menjadi kurang kompetitif.
7

Selain itu, penelitian yang dilakukan Ayyuniah (2010) menyatakan bahwa


instrumen moneter konvensional memberikan guncangan yang lebih besar
terhadap pertumbuhan sektor riil dibandingkan dengan instrumen moneter syariah
karena proporsi instrumen konvensional yang masih mendominasi sampai dengan
97 persen dari share perbankan nasional Indonesia. Akan tetapi, instrumen
moneter syariah memiliki karakteristik yang lebih stabil dibandingkan dengan
variabel moneter konvensional karena lebih cepat menemukan titik kestabilan
dibandingkan dengan instrumen moneter konvensional. Selain itu,dapat
disimpulkan bahwa kebijakan moneter baik ekspansif maupun kontraktif dengan
instrument suku bunga SBI, tidak mampu mempengaruhi jumlah penawaran
kredit investasi perbankan umum, hal ini menjadi bukti bahwa kebijakan moneter
melalui jalur bank lending tidak berlangsung di Indonesia selama periode 2001-
2007.

C. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Organisasi dan Mobilisasi Dana Terhadap


Manajemen Dana Bank

1. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan mempunyai dua kata yaitu gaya dan kepemimpinan.


Gaya adalah kekuatan. kesanggupan berbuat. kuat, sikap, ragam (cara, rupa,
bentuk dan sebagainya), cara melakukan gerakan, tingkah laku. Dari kata itu
munculah gaya yang dimaksud adalah ragam cara serta kekuatan seseorang dalam
mempengaruhi seseorang yang lain.

Kepemimpinan dalam islam merupakan sunnatullah yang telah


dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yang telah dijelaskan dalam Al Qur'an
dan Hadits. Banyak sekali istilah yang telah disebutkan dalam Al Qur'an antara
lain: Amir, khalifah, imamah, ra'in dan lain sebagainya, hal ini berarti Al-Qur'an
telah memberikan pedoman kepada umat manusia dalam menjalankan segala
tindakan kepemimpinannya tidak terlepas pada hukum Syariat Islam jika manusia
melaksanakannya maka akan mendapatkan rahmat. kebahagiaan, dan kesuksesan
dalam memimpin di dunia maupun di akhirat.Kepemimpinan adalah kemampuan
8

untuk mempengaruhi, menggerakan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri


seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi
tertentu, kepemimpinan merupakan salah satu aspek manajerial dalam kehidupan
oganisasi yang merupakan posisi kunci karena kepemimpinan seorang manajer
berperan sebagai penyelaras dalam proses kerja sama antar manusia dalam
organisasinya.

Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan


dalam interaksi antar-individu di dalam situasi sosial suatu kelompok atau
organisasi. Secara operasional fungsi pokok kepemimpinan yaitu:

1. Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai
komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana,
bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat
dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan
kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau
melaksanakan perintah.

2. Fungsi konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam
usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan
pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-
orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan
informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap
berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin
dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam
pelaksanaan.

Kepemimpinan transformasional (transformational leadership) istilah


transformasional berinduk dari kata to transform, yang bermakna
mentransformasilkan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda.
Seorang pemimpin transgformasional harus mampu mentransformasikan secara
9

optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna
sesuai dengan target yang telah ditentukan. Sumber daya dimaksud bisa berupa
SDM, Fasilitas, dana, dan factor eksternal organisasi. Dilembaga sekolah SDM
yang dimaksud dapat berupa pimpinan, staf, bawahan, tenaga ahli, guru, kepala
sekolah, dan siswa.

Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional ini dikemukakan


oleh Burn yang menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional adalah
sebuah proses di mana pimpinan dan para bawahannya untuk mencapai tingkat
moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Para pemimpin transformasional
mencoba menimbulkan kesadaran dari para pengikut dengan menentukan cita-
cita yang lebih tinggi dan nilai-nlai moral seperti kemerdekaan, keadilan, dan
bukan didasarkan atas emosi kemanusiaan, keserakahan,kecemburuan, atau
kebencian.

Kepemimpinan transformasional menurut para ahli didefinisikan sebagai


gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan yang
mendorong semua unsur atau elemen organisasi pendidikan (guru/dosen,
mahasiswa/siswa, pegawai/staf, orangtua siswa, masyarakat sekitar dan lainnya)
untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values system) yang luhur, sehingga semua
unsur yang ada di sekolah tersebut bersedia untuk berpartisipatif secara optimal
dalam mencapai visi sekolah/perguruan tinggi.

2. Leadership/Kepemimpinan berpengaruh terhadap Organisasi Profesional.

Mukzam (2000) dalam penelitiannya Pengaruh Perilaku Pemimpin dan


Motivasi terhadap Kinerja Karyawan Hasil dari penelitian ini perilaku tugas
berpengaruh terhadap kinerja karyawan, perilaku hubungan berpengaruh
terhadap kinerja karyawan, motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja
karyawan.
Robert J. Taorima (2007) dalam penelitiannya Interrelating Leadership
Behaviors, Organizational Socializational and Organizational Culture (pengaruh
10

perilaku kepemimpinan terhadap sosialisasi organisasi dan budaya organisasi) di


Macau, China. Hasil penelitiannya perilaku kepemimpinan. berpengaruh
signifikan terhadap budaya organisasi.

Idris Azis (2006) Pengaruh Gaya Kepemimpinan, budaya organisasi, dan


Pengembangan SDM terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada Kawasan
Industri Makassar) Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap budaya organisasi, gaya
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dan
budaya organisasi berpengaruh negatif namun signifikan terhadap kinerja
pegawai.

Agus Supriyanto (2008) tentang Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan


dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja serta Dampaknya terhadap
Kinerja (Studi Kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia). Dimana
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa:

a. motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai,


b. kepemimpinan mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan.
c. budaya organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja,

d. motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja tetapi tidak


signifikan,
e. kepemimpinan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kinerja,
f. budaya organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kinerja
g. kepuasan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
11

D. Pengaruh Hubungan Nasabah, Investor dan Pihak Bank Terhadap Manajemen


Dana Bank Hubungan Nasabah Bank Syariah terhadap Dana Pihak Ketiga
(DPK)

Ada tiga jenis nasabah berdasarkan dana yang dititipkan diantaranya nasabah
retal, nasabah corporate dan nasabah priority. Dari ketiga jenis nasabah tersebut
memiliki persentase tertentu dalam mempengaruhi jumlah DPK. Jumlah nasabah
retai cenderung jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah nasabah corporate
dan nasabah priority.

1. Hubungan Nasabah Retail terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)

Nasabah Retail adalah nasabah yang bersekala kecil-menengah, yang


meliputi individu atau perorangan, UMKM, dan lembaga lain yang skalanya
kecil. Dalam menghimpun dana, jenis pelayanan yang diberikan seperti
tabungan, deposito, dan jenis produk penghimpunan dana lainya. Bentuk
kegiatan retail banking bertumpu pada pemenuhan kebutuhan konsumsi
perorangan (individu) seperti ATM, giro, tabungan, mobile banking, daninternet
banking (Puspopranoto, 2004 : 121). Meskipun pengertian dari kata ’kecil’ atau
’retil’ (retail) adalah relatif, namun apabila ditinjau dari pemberian pinjaman
yang diberikan, nasabah menerima fasilitas pinjaman tidak lebih besar daripada
Rp 20 miliar. Angka tersebut bukan merupakan angka yang standar akan tetapi
hanya memberikan gambaran nasabah retail.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.3/10/PBI/2001 Tentang


Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah terdapat kriteria yang diberikan bank pada
nasabah retail hanyalah berupa kelengkapan dokumen identitas nasabah,
keterangan mengenai pekerjaan, specimen tanda tangan dan keterangan
mengenai sumber dana dan tujuan penggunaan dana. Sehingga untuk menjadi
anggota nasabah retail bank sangat gampang dan cenderung jumlah nasabah
retail bank lebih banyak dibandingkan dengan nasabah corporate dan nasabah
priority. Hal ini berarti nasabah retail bank menyumbang presentase terbesar
dalam jumlah Dana Pihak Ketiga yang dikelola perbankan.
12

2. Hubungan Nasabah Corporate terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)

Nasabah Corporate merupakan nasabah yang berbadan hukum seperti


perusahaan, yayasan, departemen, pemerintahan dan lain–lain. Dalam jenis
nasabah ini ada skala usaha kecil hingga besar. Produk untuk nasabah Corporate
tidak jauh berbeda dengan nasabah retail.Untuk menjadi nasabah corporate bank
menerapkan prinsip kehati-hatian dengan menerapkan standart tertentu bagi
nasabah corporate.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.3/10/PBI/2001 Tentang


Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah terdapat kriteria yang diberikan bank pada
nasabah corporate, diantaranya perusahaan yang memiliki akta pendirian usaha
dan anggaran dasar, perusahaan yang memiliki izin usaha dari instansi yang
berwenang, keterangan tujuan dan sumber pendanaan,memiliki NPWP,
memiliki laporan keuangan dan deskripsi kegiatan perusahaan serta memiliki
struktur manajemen perusahaan yang jelas.

Dengan adanya kriteria tersebut maka hanya perusahaan yang memiliki


kegiatan usaha yang jelas yang dapat menjadi bagian dari nasabah corporate.
Sehingga jumlah nasabah corporate lebih sedikit daripada nasabah retail. Dalam
hal ini nasabah corporate dapat menyumbang dana pihak ketiga yang dikelola
bank sejumlah tertentu yang lebih sedikit dibandingkan dengan nasabah retail.

a. Hubungan Nasabah Priority terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)


Menurut Puspopranoto

Nasabah Priority adalah perbankan individual atau personal. Nasabah


priority tidak berbeda dengan dengan layanan komersial pada umumnya, tetapi
perbedaanya adanya beberapa modifikasi berupa perluasan dan pendalaman
layanan yang diberikan bank. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi ketika
nasabah ingin menjadi nasabah priority yaitu :
13

a. Nasabah perorangan yang menempatkan dananya di Bank dalam jumlah


minimal Rp250 juta, dalam bentuk giro/tabungan dan deposito.

b. Pemegang kuasa atau key person dari suatu institusi (perusahaan/


yayasan/lembaga) yang telah memberikan kontribusi pendapatan bersih
(nett margin atau bagi hasil) serta fee based income kepada Bank
minimal Rp50 juta. Jumlah key person maksimal 3 (tiga) orang. Setelah
menjadi anggota nasabah priority pada bank, maka nasabah akan
mendapatkan berbagai macam fasilitas yang dapat memudahkan
nasabah dalam melakukan aktivitas perbankan sehari-hari, diantaranya
:

a) Produk/Jasa Finansial yaitu Kartu Priority, Konsultasi


Keuangan Syariah, Laporan keuangan terpadu, Pick up
service untuk setoran tunai, Perintah transaksi keuangan
melalui telepon/faksimili, Autodebit bebas biaya untuk
pembayaran tagihan listrik, telepon, telepon selular,
Autosave bebas biaya, Buku cek dan bilyet giro bebas
biaya masing-masing satu buku pertama, Nomor rekening
cantik, Fasilitas pembayaran dan penyaluran zakat, infaq
dan shadaqah, dan Fasilitas diskon pembelian
merchandise.

b) Produk/Jasa Non Finansial yaitu Fasilitas save deposit box


bebas biaya sewa tahun pertama, Reservasi tiket, hotel,
wisata, umrah & haji plus, Fasilitas airport executive
lounge dan airport handling, Pelayanan pada rumah sakit
berkelas international, Layanan duka, dan Undangan pada
acara khusus.

Dengan berbagai kriteria dan fasilitas yang didapatkan oleh nasabah


priority akan sangat menguntungkan apabila nasabah bank menjadi salah satu
dari anggota nasabah priority. Akan tetapi, dalam penghimpunan dana pihak
14

ketiga yang dilakukan bank, jumlah account yang termasuk dalam nasabah
priority jumlahnya paling sedikit diantara nasabah retail dan nasabah corporate.
Sehingga secara teoritis, meskipun jumlah account nasabah priority lebih sedikit
dibandingkan dengan yang lainnya tetapi jumlah dana yang dihimpun
menyumbang DPK paling besar dibandingkan dengan nasabah retail dan
nasabah corporate.

2. Hubungan Nasabah dengan Bisnis Bank

Dalam menjalankan bisnisnya, bank tidak terlepas dari dana yang


dihimpun dari nasabah yang nantinya akan menjadi likuiditas bank. Likuiditas
bank adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya, terutama
kebutuhan dana jangka pendek. Likuiditas bank akan mempengaruhi perputaran
uang yang ada di bank yang nantinya akan mempengaruhi profitabilitas bank.
Likuiditas yang besar cenderung akan menghasilkan profitabilitas yang besar
pula. Jika profit yang dihasilkan bank tersebut tinggi maka nantinya akan
mempengaruhi risiko yang akan dihadapi oleh bank. Hal ini sesuai dengan teori
high risk high return. Dalam penelitian ini, nasabah retail memiliki
kecenderungan mempengaruhi likuiditas bank cukup kecil karena dilihat dari
dana yang dihimpun juga dalam jumlah sedikit akan tetapi pengaruhnya terhadap
profitabilitas bank cukup stabil sehingga risiko yang didapat oleh bank dari
nasabah retail juga lebih kecil. Nasabah corporate memiliki kecenderungan
mempengaruhi likuiditas bank cukup besar karena dilihat dari dana yang
dihimpun oleh nasabah corporate yang cukup besar dibandingkan dengan
nasabah retail, hal ini akan mempengaruhi profitabilitas bank cukup besar
sehingga risiko yang akan dihadapi bank juga semakin besar. Sedangkan pada
nasabah priority, jumlah dana yang dihimpun sangat besar sehingga akan
mempengaruhi jumlah likuiditas bank juga sangat besar dan akan
memnghasilkan tingkat profitabilitas bank yang tinggi sehingga risiko yang
dihadapi bank juga semakin besar karena ada kemungkinan penarikan yang
cukup besar dari nasabah priority
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam literatur terkait, ada banyak cara di mana daya saing
perusahaan dapat dipahami. Tidak ada definisi yang diterima secara universal
tentang daya saing, tetapi kita tahu bahwa terminologi berasal dari literatur bisnis.
Daya Saing perusahaan adalah kemampuan dasar perusahaan mengamati di kedua
lingkungan eksternal dan internal dan kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan, dalam cara laba yang dihasilkan menjamin operasi jangka panjang
perusahaan.

Instrumen moneter syariah memiliki karakteristik yang lebih stabil


dibandingkan dengan variabel moneter konvensional karena lebih cepat
menemukan titik kestabilan dibandingkan dengan instrumen moneter
konvensional. Selain itu,dapat disimpulkan bahwa kebijakan moneter baik
ekspansif maupun kontraktif dengan instrument suku bunga SBI, tidak mampu
mempengaruhi jumlah penawaran kredit investasi perbankan umum, hal ini
menjadi bukti bahwa kebijakan moneter melalui jalur bank lending tidak
berlangsung di Indonesia selama periode 2001-2007.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.3/10/PBI/2001 Tentang


Penerapan PrinsipMengenal Nasabah terdapat kriteria yang diberikan bank pada
nasabah corporated diantaranya perusahaan yang memiliki akta pendirian usaha
dan anggaran dasar, perusahaan yang memiliki izin usaha dari instansi yang
berwenang, keterangan tujuan dan sumber pendanaan,memiliki NPWP,
memiliki laporan keuangan dan deskripsi kegiatan perusahaan serta memiliki
struktur manajemen perusahaan yang jelas.

B. Saran
Dengan makalah ini kita dapat mengetahui dan menerapkan sesuatu yang berkaitan
dengan manajemen dana bank syariah beserta pengaruh pengaruh yang terdapat
didalamnya agar tidak ada kekeliruan ketika menerapkan ilmu manajemen dana bank

15
16

syariah tersebut. Pemakalah juga mengharapkan agar kita selalu berusaha dan berserah
diri kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Cetakan Ke
Tujuh. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Amaluddin, Friady. 2005. Efektifitas Transmisi Kebijakan Moneter antara Bank Syariah
dan Konvensional. [Tesis]. Depok: Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Antonio, S. 1999. Bank Syariah dan Pengenalan Umum. Jakarta: Tazkia Institute dan
Bank Indonesia.

Arifin, Zainul. 2006. Dasar – Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta : Pustaka Alvabet.

Dendawijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika “Teori, Konsep, dan Aplikasi Dengan SPSS 17”.
Semarang: Univertas Diponegoro.

Jurnal al-Muzara’ah, Vol I, No. 2, 2013

17
18

Anda mungkin juga menyukai