Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Banyak organisasi telah berkembang begitu besar yang pada
akhirnya meningkatkan peran manajer itu sendiri.Manajemen ada dimana-
mana karena secara mendasar semua organisasi mempunyai orang yang
bertanggung jawab terhadap organisasi agar tujuan organisasi itu tercapai.
Demikian pula atas tercapainya sebuah organisasi manajemen yang sesuai
dengan hal yang diinginkan terdapat orang-orang yang menjalankan tugas
dan wewenangnya masing- masing yaitu manajer.
Untuk dapat menjalankan kegiatan manajemen secara efektif dan
efisien,para menejer perlu memiliki keahlian manajemen. Keahlian ini
berbeda-beda jika dilihat dari tingkatan- tingkatan dalam sebuah
organisasi.

B. RumusanMasalah
Adapun hal-hal yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu:
1. Menjelaskan tipe-tipe menajer syari’ah
2. Menjelaskan Tingkatan – tingkatan manajer syariah
3. Menjelaskan tugas serta fungsi dari menejer syariah

1
BAB II

PEMBAHASAN

KETERAMPILAN,TINGKATAN DAN FUNGSI MANAJER SYARI’AH

A. Pengertian tipe manajer syariah


Aktivitas manajemen menciptakan kegiatan-kegiatan organisasi,
guna untuk mendorong terbinanya kerjasama antara sesama anggota
organisasi, serta mengawasi kegiatan dalam mencapai tujuan.1
Tipe pemimpin turut menentukan efisiensi dan efektifitas suatu
organisasi. Pemimpin yang baik akan mampu mendelegasikan tugas dan
wewenang kepada bawahannya,sehingga seorang bawahan mampu
melakukan sesuatu secara kreatif tanpa harus terus menerus melapor
kepadanya.
Tipe-tipe yang digambarkan dalam manajemen konvensional selalu
memisahkan secara tegas antara satu tipe dengan tipe lainnya. Seolah-olah
jika menejer yang otokratis tidak demokratis,demikian juga sebaliknya.
Jika menejer yang demokratis tidak otokratis. Dalam manajemen syariah,
setiap orang memiliki sisi-sisis yang kadang kala menyatu didalamnya.
Oleh karna itu berikut ada beberapa tipe menejer yang baik, antara
lain adalah sebagai berikut:

1. Ketegasan.

Jika seorang manajer mengatakan sesuatu dengan


argumentasi yang jelas,maka itu harus disepakati. Menejer yang
sangat dibutuhkan saat ini adalah menejer yang mempunyai
ketegasan dalam menentukan sikap.2

1
Ernie TisnawatiSuledanKurniawanSaefullah, PengantarManajemen, (Jakarta: Kencana,
2006), h. 8
2
Ibid
Hafidhuddin didin dan tanjung hendri., menajemen syariah dalam praktik ( gema insani jakarta,
2003),h.12

2
2. Musyawarah.

Menejer yang baik adalah menejer yang selalu


bermusyawarah yang esensinya adalah saling tukar pendapat.
Menejer yang baik adalah menejer yang merespon pendapat-
pendapat bawahan dan mau mendengarkan keluhan-keluhan
mereka. Disamping terdapat ketegasan, terdapat pula kebiasaan
bermusyawarah.

3. Keterbukaan.

Seperti yang dicontohkan oleh umar ibnul khatab,. Beliau


merupakan seorang menejer sekaligus pemimpin yang baik.
Sejarah telah mencatat, ketika umar mengumpulkan wanita-wanita
karena pada saat itu banyak laki-laki bujangan yang sudah tua
tetapi belum beristri. Ternyata sebabnya adalah pada saat itu mahar
untuk menikahi wanita terlalu m ahal. Umar mengatakan :wahai
para wanita,kalian jangan membuat mahar yang mahal-mahal.
Mendengar itu seorang wanita langsung menjaawab” saya tidak
setuju dengan pendapat anda”,. Umar langsung menyatakan”umar
salah dan wanita itu benar”

Kisah tersebuet diatas menunjukan bahwa menejer yang aik


itu adalah menejer yang ternsparan dan terbuka dalam segala
hal,menyangkut pekerjaan dan kebijakan,bahkan juga menyangkut
keuangan dan gizi serta penghasilan lainnya.

4. Pemehaman yang mendalam terhadap tujuan organisasi.

Visi dan misi dari organisasi harus dipahami betul oleh


seorang menejer,sehingga organisasi itu dapat berjalan dengan
baik.3

3 TEGAS
Abdoekhadir koesbandijah, pengantar menajemen (gelora aksara pratama, jakarta 2009),h.6

3
Tipe- tipe menejer
PAHAM MUSYAWARAH

TERBUKA

Gambar 1.2 empat tipe menejer islami

Rasulullah bersabdah dalam sebuah hadist yang artinya


“ setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin harus
bertanggung jawab atas kepemimpinannya”(mutafaqun’Alaih dari ibnu
umar).
Hadist itu bermakna bahwa menejer tidak boleh hanya menjadi mesin
hanya mengatur tanpa hubungan,tetapi harus memiliki aspek- aspek
menejerial. Maka.jika seorang menejer tidak bertipe sebagaimana tersebut
diatas telah disampaikan,maka akan berdampak negatif terhadap
organisasinya.

B. Tingkatan – tingkatan manajer

Jenis-jenisatautingkatanmanajermenurut Robbins dan Coulter (1999)


adalah :

a. manajemen nonsupervisi : yang biasanya terdiri dari para tenaga


kerja tingkat rendah seperti buuruh,OB,pekerja bangunan,dll.kemampuan
yang harus dimilliki adalah keahlian teknikal,komunikasi,dan manajemen
waktu.

4
b..Manajer lini pertama :Manajer tingkat paling rendah. Para
manajer ini sering disebut penyelia, manaje rkantor, manaje rdepartemen.

4
ibid

4
Keahlian yang perlu dimiliki adalah keahlian komunikasi,pengambilan
keputusan,manajemen waktu,dan teknical.

c.Manajer menengah :Mencakup semua tingkat manajemen antara


tingkat penyelia dan tingkat puncak. Misalnya kepala bagian, kepala biro,
manajer pabrik, manajer devisi, general manajer, dekan.Keahlian yang
perlu dimiliki adalah keahlian yang sama dengan menejer tngkatan
pertama.

d.Manajer puncak :Manajer yang bertanggung jawab atas


pengambilan Keputusan organisasi. Misalnya presiden direktur,
CEO, COO, presiden komisaris.Untuk manajemen tingkat ini,keahlian
utama yang dimiliki adalah keahlian dalam konseptual,pengambilan
keputusan,manajemen global,dan manajemen waktu.

Perbedaan tingkatan manajemen mempengaruhi fungsi manajemen yang


dilakukan, di mana ada 2 fungsi manajemen yaitu manajemen
administrative dan manajemen operatif.

 Semakin rendah jabatan, maka lebih banyak mengerjakan fungsi


manajemen operatif.
 Semakin tinggi jabatan, lebih banyak menggunakan fungsi
administratif.

Menurut Stoner danHankel (1986), ada3 tingkat keterampilan manajer,


yaitu keterampilan teknis, keterampilan manusiawi, dan keterampilan
konseptual dengan penjelasan masing-masing sebagai berikut :

1. Keterampilan teknis :kemampuan menggunakan alat-alat, prosedur,


dan teknik suatu bidang yang khusus.

5
2. Keterampilan manusiawi :kemampuan untuk bekerja dengan orang
lain.
3. Keterampilan konseptual :kemampuan mental untuk mengkoordinasi
dan memadukan semua kepentingan dan kegiatan organisasi.
Bagimana manajer lini pertama, bobot yang terbesar adalah keterampilan
teknis di ikuti keterampilan manusiawi lalu keterampilan
konseptual.Semakin kearah manajer puncak, bobot terbesa radalah
keterampilan konseptual, diikuti keterampilan manusiawi, dan
keterampilan teknis.

Direktur
Manajemen tingkat puncak

Wakil
Manajemen tingkat menenga
direktur

Manejer Menejer Manejer Manejer


personalia produksi keuangan pemasaran

Supervisi Supervisi
Manajemen tingkat 1
kelompok B kelompok A

Pegawai Pegawai
teknis/buruh teknis/buruh Manajeman nonsupervisi

Gambar 2.2 tingkatan manajemen dalam contoh bagan organisasi

C. Tugas dan fungsi manajemen syariah

6
Hendry Mintzberg (1988) mengemukakan konsep peranan menejer untuk
lebik mempertajan apa yang dilakukan oleh menejer. dalam hal ini ia
merumuskan menejer sebagai orang yang berwenang dalam suatu
organisasi karne menejer diberikan wewenang formal oleh perusahaan.
Melalui pemberian wewenang ini menejer memiliki status /kekuasaan
dalam organisasinya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Mintberg terhadap apa
yang sesungguhnya dilakukan oleh para menejer dalam menjalankan
statusnya,diperoleh 10 peran yang dilakukan oleh menejer yang terbagi
dalam 3 kelompok:
1. Interpersonal roles,yang mencakup didalamnya figurehead
role,leader role,liaison role.
Berdasarkan wewenang dan status yang dimilikinya, manejer harus
melakukan intregrasi dengan sumber daya manusia lainnya
didalam organisasi. Dari intregrasi ini akan muncul peran yang –
penting.
2. Informational roles, yang mencakup didalamnya monitor
role,disseminator role, dan spokesman role.
Stratus dan wewenang formal yang dimiliki oleh seorang menejer
memungkinkan ia untuk memperoleh informasi yang lebih
luas,antara lain karna adanya bawaan yang harus melaporkan
berbagai perkembangan perusahaan kepada menejer tersebut.
Akibat dari kedudukannya tersebut,menejer memiliki informasi
yang lebih aktual dan dalam jumlah yang relatif lebih banyak
dibandingkan dengan para bawahannya. Maka,semua informasi
yang didapat akan dijabarkan kepada seluruh bawahannya untuk
mengambil keputusan.agar mereka memiliki visi yang sama
mengenai apa yang mereka kerjakan dan apa yang ingin dicapai
oleh perusahaan.

7
3. Decisional roles. Informasi yang dimiliki oleh para menejer akan
memiliki nilai guna apabila informasi tersebut digunakan pada saat
menejer mengambil keputusan.

Manajer menjalankan fungsi dan peranannya dengan menggunakan


keahlian manejerial yang mereka miliki. Studi awal yang dilakukan
oleh Robert L. Katz tahun 1970-an,menunjukan para menejer yang
efektif harus memiliki tiga keahlian(katz,1974 : 98-102 ). Ketiga
keahlian tersebut adalah :

1. Technical skills(keahlian teknis),yaitu keahlian dan pengetahuan


para menejer yang berkaitan dengan suatu bidang pekerjaan atau
ilmu. Misalnya seperti mengoperasikan komputer,mendesain
bangunan,membuat layout perusahaan,dsb.
2. Human relation skills (keahlian berkomunikasi dan
berintregrasi),yaitu kemampuan yang dimiliki oleh para menejer
untuk dapat bekerja dengan baik bersama orang lain. Baik sebagai
perorangan maupuun kelompok.keahlian ini sangat penting karna
menejer harus mengelola bawahannya dan bekerja sama dengan
bawahannya untuk mencapai tujuan.demikian pula para menejer
harus mampu menjalin kerjasama dengan menejer lainnya dari
departemen yang berbeda untuk mengejar tujuan perusahaan secara
umum. Misalnya seperti bernegosisasi,memotivasi,meyakinkan
oranng,dsb.
3. Coseptual skills(keahlian konseptual),yaitu kemampuan yang harus
dimiliki oleh menejer untuk mengkonseptualisasikan situasi yang
abstrak dan kompleks. Dalam hal ini menejer harus dapat
memandang organisasi secara keseluruhan dan memahami
hubungan diantara unit-unit organisasi. Menejer juga harus dapat
memvisualisasikan begaimana organisasi secara keseluruhan dapat
menyesuaikan diri terhadap perkembangan lingkungan yang
terjadi.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembuatan makalah ini dapat disimpulkan;


1. Bahwa tipe-tipe manejer syari’ah atau manejer yang baik itu adalah
ketegasan dalam menentukan sikap,selalu bermusyawarah dengan
bawahan dalam hal yang menyangkut perusahaan,terbuka dalam segala
hal,dan memiliki pemahaman yang dalam terhadap tujuan organisasi.
2. Ada beberapa tingkatan manajemen dikaitkan dengan peran dan
tugasnya sekaligus juga keahlian-keahlian yang dimilikinya,yaitu
manajemen tingkat puncak,tingkat menengah,tingkat pertama,dan
manajemen nonsupervisi.
3. Beberapa keahlian diperlukan agar para manejer dapat menjalankan
fungsi-fungsi manajemennya dengan baik.keahlian tersebut
diiantaranya adalah keahlian teknis,konseptual,keahlian berkomunikasi
dan berintregrasi,keahlian mengambil keputusan,keahlian dalam
pengaturan waktu,keahlian dalam manajemen global,serta keahlian
dalam teknologi.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentu masih terdapat kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu pemakalah minta saran dan
kritikan dari pembaca semua demi kesempurnaan makalah ini ke
depannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

SadonoSukirno, 2006, PengantarBisnis, Jakarta: Kencana, 2006

Ernie TisnawatiSuledanKurniawanSaefullah, 2006, PengantarManajemen,


Jakarta: Kencana
Syafaruddin, 2005, ManajemenLembagaPendidikan Islam, Ciputat: Ciputat
Press
Ismail sholihin,2009,pengantar manajemen , penerbit Erlangga:Jakarta
Prof.DR.K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc.,manajemen syariah dalam prektik
1,Jakarta,2003
Hendri tanjumg,2005,manajemen syariah dalam praktik 2,Jakarta.

10
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada allah swt,berkat segala
limpahan rahmat dan petunjuk –nya serta memberikan anugrah berupa
pemikiran,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul”keterampilan,tingkatan,dan fungsi manajemen syari’ah”ini dengan baik.

Shalawat beserta salam terus kita curahkan kepadaNabi Muhammad


SAW,karena beliau telah membawa risalah kebenaran kepada kita sebagai mana
yang kita rasakan pada saat sekarang ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi penuh dalam penulisan makalah ini,terutama dosen pembimbing
pada mata kuliah pengantar manajemen syari’ah yang telah memberi pengarahan
dalam penyusunan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca dan bagi penulis sendiri khusus nya,Amin.

Batusangkar , 23 September 2013

Penulis

11
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian tipe manajer syari’ah.........................................................2
B. Tingkatan manejer syari’ah..................................................................4
C. Tugas dan fungsi manajer syari’ah.......................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................9
3.2 Saran....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

ii
12

Anda mungkin juga menyukai