Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efisien. Mengacu pada urutan proses manajemen tersebut, maka
perencanaan adalah proses yang paling awal dan menentukan langkah menuju sasaran
dari manajemen itu sendiri, perencanaan sangat terkait dengan proses evaluasi yang
dilakukan terus menerus baik selama proses manajemen itu berjalan atau hingga
tercapainya sasaran manajemen tersebut. Dengan perannya yang sangat menentukan
tersebut, perencanaan dianggap penting karena menjadi penentu dan ketercapaian
tujuan. Pentingnya perencanaan tersebut semakin mengukuhkan perencanaan yang
baik, positif dengan pencapaian tujuan suatu organisasi.
Secara ilmiah, perkembangan manajemen muncul diawal terbentuknya Negara
industri pada pertengahan kedua abad ke-19. Menurut pandangan kaum intelektual,
manajemen lahir sebagai tuntutan perlunya pengaturan hubungan diantara individu
dalam satu masyarakat. Dalam dunia industri, pelaku ekonomi merasa perlu adanya
pemikiran manajemen guna menjalankan bisnisnya, pemikiran manajemen digunakan
untuk mengatur kegiatan produksi, pemasaran dan menjaga hubungan baik antara
produsen dan karyawan. Dengan manajemen memungkinkan untuk melakukan inovasi,
mengembangkan fasilitas dan teknik kegiatan produksi dalam dunia industri.

B. Batasan masalah
1. Konsep dasar perencanaan prespektif islam
2. Fungsi perencanaan
3. Tipe-tipe perencanaan
4. Persyaratan perencanaan
BAB II
PEMBAHASAN
PERENCANAAN DALAM PERSPEKTIF SYARIAH
A. Konsep dasar perencanaan perspektif islam
a. Pengertian perencanaan (planning)
Menurut robbins dan couter (2000), mendefinisikan perencanaan sebagai
sebuah proses (rancangan) yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi,
menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara
menyeluruh, serta merumuskan system perencanaan yang menyeluruh untuk
mengintegrasikan dan mengoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga
tercapainya tujuan organisasi.
Pengertian perencanaan dilihat dari 3 hal:
1. Dari sisi proses
Proses yang digunakan untuk melihat tujuan dan menentukan bagaimana
tujuan tersebut akan tercapai.
2. Dari fungsi manajemen
Fungsi dimana pimpinan menggunakan pengaruh atas wewenangnya
untuk menentukan atau mengubah tujuan dan kegiatan organisasi.
3. Dari sisi pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan untuk jangka waktu yang panjang atau yang
akan datang mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana
melakukannya, bagaimana dan siapa yang akan melakukannya, dimana
keputusan yang diambil belum tentu sesuai, hingga implementasi
perencanaan tersebut dibuktikan di kemudian hari.1

b. Aspek perencanaan dalam Islam


“Apakah Islam dalam Al-Qur’an mengajarkan dan mengkaji masalah
perencanaan ini?”
Jawaban yang paling awal yang disodorkan adalah ayat berikut ini:

(٣٨)‫ض فِي دَابَّ ٍة‬


ِ ‫األر‬ َ َ‫ب فِي فَ َّر ْطنَا َما َأ ْمثَ الُ ُك ْم ُأ َم ٌم ِإلبِ َجن‬
ْ ‫اح ْي ِه يَ ِط ي ُر طَ اِئ ٍر َوال‬ ِ ‫شرُونَ َربِّ ِه ْم ِإلَى ثُ َّم ش َْي ٍء ِمنْ ا ْل ِكتَا‬
َ ‫يُ ْح‬
‫ِمنْ َو َما‬

1
Ernie tisnawati sule dan kurniawan saefullah pengantar manajemen,Jakarta:kencana,2005.hal 96
“Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al kitab. Kemudian kepada Tuhanlah
mereka dihimpun.” ( QS. Al An’am, 38)2

Lalu jawaban yang terkait langsung dengan pertanyaan di atas adalah ayat
berikut ini:

“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( Surat
Al-Hasyr, ayat 18 ).3

Perencanaan merupakan proses untuk menentukan ke mana harus melangkah


dan mengidentifikasi berbagai persyaratan yang dibutuhkan dengan cara efektif dan
efisien, sehingga perencanaan sesuai yang diinginkan.Dalam Surat Al-Hasyr, ayat :18,
mengandung enam pokok pikiran yaitu:
1. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
2. Keadaan masa depan yang diinginkan dibandingkan dengan kenyataan sekarang,
sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
3. Untuk menutup kesenjangan perlu dilakukan usaha-usaha.
4. Usaha untuk menutup kesenjangan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai ikhtiar
dan alternative.
5. Perlu pemilihan alternative yang baik, dalam hal ini mencakup efektifitas dan
efesiensi.
6. Alternative yang sudah dipilih hendaknya diperinci sehingga dapat menjadi
petunjuk dan pedoman dalam pengambilan keputusan maupun kebijaksanaan.
Perencanaan dalam menajemen adalah landasan utama untuk mencapai sebuah
tujuan yang baik, sehingga perencanaan yang baik-lah yang akan menghasilkan tujuan
yang baik.4

2
( QS. Al An’am, 38) http://alqurandanterjemahan.wordpress.com/2010/08/24/surah-al-anam-dan-terjemahan
3
( QS. Al-Hasyr, ayat 18) http://www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/59/10
4
http://anung.sunan-ampel.ac.id
Menurut George r. terry mengatakan bahwa untuk mengetahui apakah
perencanaan itu baik atau tidak, dapat dijawab melalui pertanyaan-pertanyaan dasar
mengenai perencanaan, seperti:
 What (apa)
Apa yang sesungguhnya yang menjadi tujuan perusahaan dan apa yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya “Pembangunan Jalan”.
 Why (mengapa)
Mengapa tujuan tersebut harus dicapai. Untuk Pembangunan jalan tadi tujuannya
agar dapat membangun sarana dan prasarana demi kelancaran transportasi serta
berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi dikarenakan jalan yang sesuai
kebutuhan. Juga mencari keuntungan finansial (keuangan).
 Where (dimana)
Dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan. Sesuai keinginan owner atau pemilik
modal.
 When (kapan)
Kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan kapan kegiatan tersebut harus
dimulai dan diakhiri.
- Kegiatan akan dilaksanakan setelah adanya perintah dari Pemilik Modal,
- Kegiatan akan dimulai setelah dilakukan survey, Perencanaan anggaran selesai,
Perizinan selesai dan data-data lainnya yang diperlukan.
 Who (siapa)
Siapa yang akan melaksanakannya.
Yaitu penyandang dana bisa dari pengusaha atau bekerja sama dengan kontraktor.
 How (bagaimana)
Bagaimana cara yang harus dilakukan untuk melakukan kegiatan tersebut.
1. Kebutuhan akan SDA(tanah,dll) dan SDM ( pekerja,pelaksana,pengawas) telah
memadai dalam artian OK.
2. Modal telah siap untuk di aplikasikan atau direalisasikan.
B. Fungsi perencanaan
 Perencanaan sebagai pengarah (untuk mengarahkan)
Perencanaan akan menghasilkan upaya untuk meraih sesuatu dengan cara
yang telah terkoordinasi. Perusahaan yang tidak menjalankan perencanaan,
mungkin akan mengalami konflik kepentingan, pemborosan sumber daya, dan
tidak berhasil dalam mencapai tujuan tanpa ada koordinasi yang jelas dan terarah.5
 Perencanaan sebagai minimalisasi ketidakpastian
Perubahan sering kali sesuai dengan apa yang kita perkirakan, akan tetapi
tidak jarang pula di luar perkiraan kita, sehingga menimbulkan ketidak pastian bagi
perusahaan. Ketidakpastian inilah yang akan diminimalisasikan melalui kegiatan
perencanaan. Denagn adanya perencanaan diharapkan ketidakpastian ini dapat
diantisipasi jauh-jauh hari. Misalnya kekuatan jalan dengan berat 20 ton untuk
bobot kendaraannya. Maka diperlukan ketelitian dalam menelaah segala
keperluaanya.
 Perencanaan sebagai minimalisasi pemborosan sumber daya
Jika perencanaan dilakukan dengan baik, maka jumlah sumber daya yang
diperlukan, dengan cara bagaimana penggunaannya, dan untuk penggunaan apa
saja dengan lebih baik dipersiapkan sebelum kegiatan dijalankan. Dengan
demikian pemborosan yang terkait dengan penggunaan sumber daya yang dimiliki
perusahaan akan bisa diminimalkan, sehingga tingkat efisiensi dari perusahaan
menjadi meningkat.
 Perencanaan sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas
Dalam perencanaan, perusahaan menentukan tujuan dan rencana-rencana
untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam pengawasan, perusahaan membandingkan
antar standar yang ingin dicapai dengan realisasi di lapangan, mengevaluasi
penyimpangan-penyimpangan yang mungkan terjadi, hingga mengambil tindakan
yang di anggap perlu untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Jadi, perencanaan berfungsi sebagai penetapan standar kualitas yang ingin
dicapai oleh perusahaan. Serta output yang dihasilkan harus murah, ekonomis,
berkualitas dan indah.6
C. Persyaratan perencanaan
1) Faktual
Apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan factual dan wajar untuk
dicapai dalam kondisi tertentu berdasarkan dengan situasi dan kondisi yang ada.
2) Logis dan rasional

5
Ernie tisnawati sule dan kurniawan saefullah pengantar manajemen,Jakarta:kencana,2005.hal 97
6
Ernie tisnawati sule dan kurniawan saefullah pengantar manajemen,Jakarta:kencana,2005.hal 98
Apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal, maka perencanaan tersebut bisa
dijalankan. Misalnya dari segi anggaran harus sesuai dengan perkiraan.
3) Fleksibel
Perencanaan yang baik tidak berarti kaku dan kurang fleksibel, justru diharapkan
tetap dapat beradaptasi dengan perubahan dimasa yang akan datang, tidak berarti
planning dapat kita ubah seenaknya.
4) Komitmen
Perencanaan yang baik harus melahirkan komitmen terhadap seluruh anggota
organisasi untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen
dapat dibangun dalam perusahaan jika seluruh anggota di perusahaan beranggapan
bahwa perencanaan yang dirumuskan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
organisasinya dengan cara bertanggung jawab dan dapat dipertanggung jawabkan.
5) Komprehensif
Maksudnya menyeluruh dan mengakomodasikan aspek-aspek yang terkait langsung
maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Perencanaan yang baik tidak hanya
terkait bagaimana kita menjalankannya, tetapi mempertimbangkannya dengan
bagian lain di perusahaan.7

D. Tipe-tipe perencanaan
Jenis perencanaan berdasarkan sifatnya dibagi atas:
A. Perencanaan Strategis.
Strategi adalah rencana atau memotivasi personel perusahaan untuk berfikir
strategik guna mewujudkan tujuan dan visi organisasi. Perencanaan strategis
cenderung dipusatkan pada keberlangsungan organisasi dalam menjalankan
aktifitasnya. Dalam perencanaan strategis diambil contoh adalah perencanaan
strategic di perguruan tinggi agama Islam. Di antara kondisi obyektifnya
adalah, pertama profil Pergururn Tinggi Agam Islam,meliputi bidang
kelembagaan, bidang ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian,
pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaaan, sarana dan prasarana
pendidikan.
B. Perencanaan Material (bahan-bahan), perencanaan yang ditujukan untuk
mengarahkan jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan
dapat dicapai secara efektif dan efisien.
7
Ernie tisnawati sule dan kurniawan saefullah pengantar manajemen,Jakarta:kencana,2005.hal 99
C. Perencanaan Operasional, yang memusatkan perhatian pada apa yang akan
dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari suatu rencana manajerial.
D. Perencanaan Regional, disebut dengan perencanaan daerah atau wilayah,
diantaranya perencanaan pendidikan di tingkat propinsi, kabupaten /kota.
E. Perencanaan Tata Ruang, perencanaan yang mengupayakan pemanfaatan
fungsi kawasan tertentu, mengembangkan secara seimbang , baik secara
ekologis, geografis maupun demografis. 8
Jenis-jenis perencanaan dilihat dari segi waktu perencanaan yaitu:
1. perencanaan jangka panjang, Artinya rentang waktu diatas sepuluh
sampai tiga puluh tahun.
2. Perencanaan jangka menengah, antara lima sampai sepuluh tahun.
3. Perencanaan jangka pendek, waktu antar satu tahun sampai lima tahun.
Dilihat dari segi sifatnya yaitu :
1. Perencanaan kuantitatif, adalah semua target dan sasaran dinyatakan
dengan angka-angka.
2. Perencanaan kualitatif adalah perencanaaan yang ingin dicapai
dinyatakan secara kualitas.
Dilihat dari menurut tingkatannya:
1. Perencanaan strategic
Perencanaan strategic disebut juga dengan perencanaan jangka
panjang, diartikan sebagai konfigurasi tentang hasil yang diharapkan
tercapai pada masa depan.
Bentuk konfigurasi terungkap berdasarkan:
a. Ruang lingkup
b. Hasil persaingan
c. Target
d. Penataan sumber-sumber
Hal tersebut bertujuan untuk mencari bentuk dan identitas pada
masa yang akan datang dengan mempertimbangkan berbagai kompleks
dalam suatu system. Berdasarkan hal diatas, metode penelaah dan
pemecahan masalah didasarkan atas kerangka ini mempunyai ciri-ciri,
sebagai berikut:

8
Mulyadi:Universitas Gajah Mada, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Jakarta: Salemba
Empat,2007. Hal.401
1. Sistematik dan sistemik
2. Berorientasi pada output dan konfigurasi keinginan
3. Mempunyai tujuan menyeluruh
4. Berdimensi jangka panjang, menengah, dan pendek.
5. Menerapkan metode keilmuan analisi teoretik dan empiric dengan
program pengembangan.
6. Rencana operasional terjabar kedalam proyek dan program
7. Berlandaskan kebijakan
8. Memperhitungkan norma dan kaidah
9. Mempunyai pola input, proses, output dengan informasi umpan balik.

2. Perencanaan koordinatif
Perencanaan koordinatif ditunjukan untuk mengarahkan jalannya
pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan itu dapat tercapai secara 
efektif dan efisien. Perencanaan ini mempunyai cakupan semua aspek operasi
suatu system yang meminta di taatinya kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkanpada tingkat perencanaan strategic.

BAB III

KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa perencanaan adalah salah satu empat
fungsi manajemen yang penting dan saling terkait satu sama lain. Kita dihadapkan pada
pertanyaan apakah suatu rencana berjalan dengan baik atau tidak. Pertanyaan mendasar
ini kiranya aktual diajukan manakala kita melihat realitas keseharian yang
menunjukkan banyaknya kegagalan akibat perencanaan yang salah dan tidak tepat.
Kesalahan perencanaan dapat berada pada awal perencanaan itu sendiri ataupun pada
saat proses perencanaan itu berlangsung.
Perencanaan berfungsi sebagai pengarah, sebagai minimalisasi ketidakpastian,
minimalisasi pemborosan sumber daya, sebagai penetapan standar dalam pengawasan
kualitas. Persyaratan perencanaan harus factual, logis dan rasional, fleksibel, komitmen,
dan komprehensif. Tipe-tipe perencanaan di bagi berdasarkan sifat, tingkatan, jangka
waktu, waktu perencanaan.
Dengan adanya perencanaan baik maka segala tujuan yang dibuat akan
terlaksana dengan baik pula.

Anda mungkin juga menyukai