PROSES ADMINISTRASI
(FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN)
A. Perencanaan
1. Pengertian Perencanaan
C. A. Anderson dan M.J. Bowran (164) dalam bukunya Teoritical
Consideration in Education Planning, menyatakan, perencanaan adalah proses
mempersiapkan seperangkat putusan bagi perbuatan di masa mendatang.
Pengertian ini memberi makna bahwa setiap sesuatu rancangan itu disusun
sebagai persiapan untuk melakukan serangkaian proses kegiatan dan penyusunan
rancangan itu sendiri merupakan proses awal dari serangkaian kegiatan.
Dalton E. Mc. Farland dalam bukunya Supervision Management
menyatakan bahwa, perencanaan adalah suatu keaktifan pimpinan untuk
meramalkan keadaan yang akan datang dalam mencapai harapan, kondisi dan
hasil yang akan datang. Dalam pengertian ini untuk membuat perencanaan yang
baik, pimpinan harus mampu melihat ke depan dalam rangka memperkecil resiko
yang mungkin muncul baik berupa kesalahan maupun kemungkinan kegagalan.
Perencanaan adalah usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah
diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang
akan datang oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
Pokok pikiran dalam pengertian tersebut adalah:
a. Suatu rencana ada sebagai hasil pemikiran yang bersumber pada hasil
penelitian yang telah dilakukan atau informasi.
b. Perencana memiliki keberanian untuk mengambil keputusan dengan segala
resikonya.
c. Orientasi adalah menentukan bentuk dan sifat masa yang akan datang yang
diinginkan organisasi.
d. Rencana mempunyai makna apabila dilaksanakan akan mempermudah
pencapaian tujuan organisasi yang bersangkutan.
8
2
2. Penyusunan Rencana
Rudyard Kippling menyatakan cara yang paling lumrah untuk penyusunan
rencana adalah dengan mencari dan menemukan jawaban atas pertanyaan apa,
dimana, bilamana, siapa, mengapa dan bagaimana.
a. Apa
Pertanyaan apa menyangkut yaitu apa yang dikerjakan dan sumber daya
apa yang dibutuhkan.
Kegiatan yang dikerjakan dapat digolongkan pada:
1) Kegiatan pokok (langsung ditujukan pada pencapaian tujuan organisasi)
2) Kegiatan penunjang (mendukung usaha pencapaian tujuan)
3) Kegiatan periferal (tidak menunjang secara langsung tetapi sering tidak bisa
dihindarkan).
Perlu diketahui dengan jelas sumber adaya apa yang diperlukan, dari mana
sumbernya, jumlahnya dan mutunya.
b. Di mana
Pertanyaan di mana berkaitan dengan pemanfaatan lokasi tempat berbagai
kegiatan akan berlangsung. Paling sedekit empat hal yang harus dipertimbangkan,
yaitu:
1) Efesiensi, tempat kerja yang dimiliki dimanfaatkan semaksimal mungkin.
2) Aksesabilitas, mudah dicapai oleh berbagai pihak (satuan kerja atau orang
tertentu).
3) Kemudahan dalam menyediakan sarana dan prasarana kerja.
4) Tersedianya tenaga kerja yang memenuhi persyaratan guna menjamin
pencapaian efesiensi, efektivitas dan produktivitas.
c. Bilamana
Pertanyaan bilamana berkaitan dengan waktu yang tepat untuk melakukan
kegiatan. Seorang perencana dituntut untuk memiliki “sense ot timing” yang
3
d. Siapa
Jawaban terhadap pertanyaan siapa berarti menggambarkan pola
manajemen sumber daya manusia dalam organisasi yang bersangkutan. Pola itu
seharusnya meliputi:
1) Analisis kebutuhan tenaga kerja untuk kurun waktu yang berlakunya rencana
sesuai persyaratan secara kualitatif atau kuantitatif.
2) Metode dan teknik pengadaan tenaga kerja yang akan digunakan.
3) Metode dan teknik seleksi.
4) Kebijakan pengupahan/penggajian.
5) Penempatan yang rasional dan objektif.
6) Pola pembinaan karier
7) Kebijakan tentang pemutusan hubungan kerja.
e. Bagaimana
Yakni bagaimana cara orang-orang atau satuan kerja dalam organisasi
menyelenggarakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya untuk
menyelesaikannya. Semua orang atau satu kerja harus mengetahui data dan teknik
yang terbaik dalam menyelesaikan tugas juga memahami dan mentaati ketentuan
yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Ketentuan itu diformalisasikan
dalam bentuk tertulis, lebih-lebih dalam organisasi yang lebih besar.
Kejelasan jawaban terhadap pertanyaan ‘bagaimana” mempunyai dua
makna:
4
f. Mengapa
Pertanyaan mengapa berarti berusaha menemukan pembenaran yang
meyakinkan tentang jawaban-jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan lain
(apa, di mana, bilamana, bagaimana, dan siapa) dalam proses perencanaan. Juga
untuk melihat secara teliti apakah dalam rencana yang disusun terdapat ada hal-
hal yang belum tercantum atau yang sebenarnya tidak perlu dicantumkan serta
adakah kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam rencana tersebut.
tujuan.
Orang yang menyusun rencana berpikir dan bertindak yang berorientasi pada
tujuan organisasi.
ahli (dalam satu tim) sehingga rencana dibuat secara terpadu dan
komprehensif.
d. Rencana harus disertai oleh suatu rincian yang cermat. Memuat tentang
penjabaran dalam program kerja yang mendetail yang menyangkut semua segi
kehidupan organisasi.
menghadapinya.
C. Pengorganisasian
wadah/tempat dan tatakrama yang harus ditaati setiap orang dalam interaksi
dengan orang lain, dalam satuan kerja maupun dalam kelompok yang ada.
1. Pengertian Organisasi
a. Secara Statis
Pengorganisasian ialah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga
7
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh
dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengertian tersebut tersebut dapat dilihat dari definisi yang penulis kutip
dari:
b. Secara Dinamis
Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama
untuk pencapaian tujuan bersama dan terikat secara formal yang tercermin dalam
hubungan sekelompok orang yang disebut pimpinan dan sekelompok orang yang
disebut bawahan.
Pengertian tersebut tersebut dapat dilihat dari definisi yang penulis kutip
dari:
adalah setiap sistem kerjasama yang dijalankan oleh sekelompok orang untuk
2. Prinsip-Prinsip Organisasi
Menurut G. R. Terry dalam bukunya Principles of Management, ia
mengemukakan 7 asas organisasi yaitu:
a. The objective (tujuan)
Tujuan harus jelas bagi semua orang yang terlibat dalam usaha
pencapaiannya. Tujuan yang jelas membantu para manajer dalam
memperhitungkan tindakan apa yang diambil untuk mengatasi keadaan yang
tidak menguntungkan dengan menggunakan pengetahuan manejerial,
pengalaman dan gaya kepemimpinan yang tepat.
Seorang anggota organisasi harus mengetahui dan memahami secara
tepat tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi secara keseluruhan.
Pemahaman itu berakibat pada:
1) Apa yang diharapkan organisasi dari mereka.
2) Apa yang didapatkan mereka dari organisasi.
3) Apakah tujuan organisasi dan tujuan pribadi sinkron atau tidak.
4) Bila tidak sinkron langkah-langkah penyesuaian apa yang mereka lakukan.
5) Jika tidak tetap sinkron setelah penyesuaian, kemungkinan yang
bersangkutan untuk meninggalkan organisasi dan bergabung dengan
organisasi lain tetap terbuka.
Tujuan yang dipahami harus diterima dengan motivasi yang kuat para
anggota organisasi untuk menunjukkan sikap dan perilaku yang positif dengan
tercermin pada prestasi kerja yang diharapkan organisasi.
Semua kegiatan yang dilakukan dalam organisasi ditujukan pada satu
arah (yakni tujuan) sehingga organisasi akan berkerja dengan efektif, efesien
dan produktif serta tumbuh dan terpelihara interaksi yang positif antara orang-
orang dan antarberbagai satuan kerja.
b. Departmentation (pembagian kerja)
Sama dengan division of work, yakni mengelompokkan tugas-tugas
atau kegiatan yang sama atau bertalian dengan itu ke dalam suatu unit
bahan, perakitan dan finishing) dan waktu (misalnya siang hari dan malam
hari)
perusahaan lain, tenaga yang ada/lama, dari universitas) dan seleksi (ability,
tersebut dibatasi oleh: (1) mental dan fisik bawahan, (2) rencana yang telah
kebiasaan.
kecil atau sebaliknya. Suatu wewenang tanpa tanggung jawab, tidak akan
wewenang.
akan dituju.
garis ada juga otoritas staf. Staf hanya bertugas melayani atau
Ciri-ciri utama:
Pimpinan
Staf Staf
D. Penggerakan
1. Pengertian Penggerakan
Berdasarkan pendapat G. R. Terry dalam buku Principle Management,
penggerakan ialah membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agat
supaya berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan
ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari
pihak pimpinan.
Menurut Sondang P. Siagian, penggerakan dapat didefinisikan sebagai
keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota
organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya
tujuan organisasi dengan efesien, efektif dan ekonomis.
Cara dan teknik mendorong para anggota untuk berbuat semaksimal
mungkin demi kepentingan organisasi adalah hal yang sulit. Kesulitan tersebut
disebabkan oleh paling sedikit lima faktor, yaitu:
13
E. Pengawasan
1. Pengertian Pengawasan
15
2. Proses Pengawasan
A.A. Rachmat., M.Z. dalam bukunya Manajemen Suatu Pengantar, ada
tiga tingkat proses pengawasan.
a. Menetapkan standar pelaksanaan pekerjaan. Standar adalah suatu kriteria
untuk mengukur hasil pekerjaan yang sudak dilakukan. Biasanya dibuat
berdasarkan pada sautu kondisi atau kemampuan kerja yang normal. Standar
tersebut terinci dalam sejumlah indikator yang jelas.
b. Pengukuran dan penilaian pelaksanaan pekerjaan standar. Hal ini untuk
mengetahui adanya tidaknya penyiumpangan yang terjadi. Dalam langkah
kedua ini dibandingkan kegiatan yang telah dilaksanakan dengan standar
pelaksanaan pekerjaan.
c. Tindakan perbaikan dari penyimpangan. Tujuannya adalah untuk memperbaiki
dan menyempurnakan segala kegiatan, kebijaksanaan serta hasil kerja yang
tidak sesuai dengan rencana atau standar. Urutan dalam kegiatan tindakan
koreksi ini adalah:
1) Menghayati masalah-masalah yang dihadapi.
2) Mencari kemungkinan-kemungkinan untuk mengatasi atau memperbaiki
adanya kesalahan.
3) Mengadakan penilaian terhadap berbagai kemungkinan tersebut.
4) Menentukan cara-cara untuk mengadakan koreksi yang paling tepat.
Pada umumnya terdapat enam bentuk titik-titik kritis dari pengawasan,
yaitu:
16
produksi tertentu. Misalnya berapa biaya langsung dan biaya tidak langsung
satu unit produksi, berapa jam (upah) pegawai per unit hasil atau per jam,
4) Revenue standar (standar hasil). Misalnya berapa rupiah yang diperoleh per
penyelesaian pekerjaan.
6) Intangible standar (standar nilai yang tidak bisa diraba). Seperti morale
3. Bidang-Bidang Pengawasan
a. Management of personel (pengelolaan personalia). Yang pertama diawasi
adalah struktur organisasi (apakah up to date) atau tidak, kemudian
terhadap policy (apakah menguntungkan atau tidak; diikuti/dilaksanakan
atau tidak oleh pegawai). Juga terhadap prosedur (khususnya untuk
mengatur siapa, bagaimana dan bilamana seseorang harus bertindak),
apakah orang-orang yang menduduki jabatan sesuai dengan keahliannya,
apakah kualifikasi yang diperlukan sesuai dengan kenyataan. Tidak
ketinggalan juga terhadap penyeleksian, training, dan motivational
control.
17
b. Product (produk). Salah satu cara dengan research and development, dan
pengawasan terhadap product line. Product line adalah rentetan produk
yang dihasilkan di mana produk-produk tersebut mempunyai hubungan
satu dengan yang lain. Tujuannya adalah untuk mengendalikan output
dengan mengadakan perubahan dalam produksi.
c. Finance (keuangan). Pengawasan ini meliputi terhadap:
1) Cost of operation dengan standard cost.
2) Private investment termasuk investasi gedung, sarana dan prasarana
dan sebagainya.
3) Liquid (cash), yang didasarkan pada budget dari penerimaan dan
pengeluaran dalam satu waktu tertentu dengan tujuan agar dapat
diketahui ketersediaan uang kas untuk membiayai kegiatan yang
dilaksanakan.
d. Control of over all performance (proses kerja)
Pengawasan ini meliputi usaha keseluruhan dari sebuah organisasi,
bukan pada tiap-tiapa bagian/unit. Sebab perlu diadakannya pengawasan
ini adalah:
1) Adanya over all planning yang mengikat setiap aktivitas dalam
organisasi ke arah tujuan yang telah ditetapkan untuk menjamin
terealisasinya tujuan dan rencana-rencana yang telah ditetapkan. Jadi
planning dan control itu berjalan paralel.
2) Adanya rencana yang sedemikian penting hingga dibutuhkan suatu
central control untuk kepentingan perusahaan. Misalnya pengelolaan
modal (keuangan).
3) Adanya desentralisasi dalam organisasi yang dapat menimbulkan unit-
unit bersifat semi autonomy menjadi full autonomy.
e. Quality of Management (kualitas pengelolaan)
Pengawasan ini khusus kepada mutu manajemen (bukan terhadap
data yang menggambarkan penyimpangan rencana). Pengawasan ini terdiri
dari:
1) Indirect Control (Pengawasan Tidak Langsung)
Menganalisis gejala-gejala yang tidak diingini dengan meneliti
sebab-sebabnya pada orang-orang yang bertanggung jawab dan
melaksanakan perbaikan sedemikian rupa hingga gejala itu tidak
terulang kembali. Untuk mengukur gejala tersebut organisasi dapat
memakai berbagai standar sebagai perbandingan misalnya oautput dari
barang atau jasa yang dihasilkan dapat digunakan sebagai ukuran
untuk perbandingan dalam kualitas, kuantitas, atau satuan waktu
maupun biaya.
Asumsi dalam pengawasan tidak langsung ini adalah:
a) Aktivitas dapat diukur dalam satuan waktu, beban kerja dengan
rata-rata, angka indeks. Sangat sulit untuk mengukur daya kreatif,
adjustment dalam mengambil keputusan.
b) Adanya personal responsibility kegiatan.
c) Personal responsibility tersebut dapat diselidiki.
d) Penyimpangan dapat diketahui pada waktunya.
18