Anda di halaman 1dari 9

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

A. Fungsi Administrasi Pendidikan


Fungsi administrasi/manajemen pendidikan pada prisnsipnya sama dengan
manajemen secara umum1. Hal ini disebabkan oleh adanya prinsip bahwa pada
dasarnya kegiatan administrasi pendidikan dimaksudkan untuk pencapaian tujuan
pendidikan itu.
Dalam konteks peningkatan mutu pendidikan, fungsi- fungsi manajemen
pendidikan sering menerapkan model siklus dari Deming (Deming Cycle) yang
terdiri dari:2
• Plan (merencanakan/perencanaan),
• Do (melaksanakan/pelaksanaan),
• Check (pengecekan/perbaikan),
• Act (penindaklanjutan).
Menurut Sudjana (2000 : 52) sepanjang sejarah perkembangannya, para
pakar manajemen mengemukakan bahwa fungsi manajemen itu menurut rangkaian
urutan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebabkan antara lain oleh
keragaman latar belakang profesional para pakar, perbedaan situasi yang dihadapi,
variasi pendekatan yang digunakan dalam menerapkan fungsi manajemen, serta
berkembangnya tuntutan dan kebutuhan ilmu pengetahuan, dan teknologi yang
harus dipertimbangkan dalam penyelenggaraan manajemen. Oleh karena itu, tak
heran jika para ahli berikut mengemukakan fungsi-fungsi itu berbeda menurut
jumlah dan istilah yang digunakan.

1
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, ( Bandung:RefikaAditama, 2010), hlm. 16
2
Ibid, hlm. 23

1
B. Proses Sebagai Fungsi Administrasi Pendidikan
Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat
berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus dikelola
melalui sesuatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus), mulai dari
pengorganisasi, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan, dan
perencanaan,
penilaian seperti telahdisinggung secara garis besar pada bagian terdahulu.
Di bawah ini akan diuraikan proses tersebut lebih rinci.
1. Perencanaan (Planning)
3
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian
keputusan untuk mngambil tindakan di masa yang akan datang yang
diarahkan kepada tercapainya tujuan-tujuan dengan saran yang optimal.
Perencanaan ini menyangkut apa yang akan dilaksanakan, oleh siapa, dimana
dan bagaiman dilaksanaknnya.
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap
lembaga dan setiap kegiatan, baik perseorangan maupun kelompok.
Rangkaian tindakan atau kegiatan itu perlu dilakukan karena dua alasan,
yaitu pertama, untuk mewujudkan kemajuan atau keberhasilan sesuai
dengan yang diinginkan. Sedangkan alasan kedua, ialah supaya tidak terjadi
hal-hal yang tidak diharapkan, dan kondisi yang sama atau lebih rendah
daripada keadaan pada saat ini.
4
Syarat-syarat perencanaan
Dalam menyusun perencanaan syarat-syarat berikut perlu
diperhatikan :
a. Perencanaan harus didasarkan atas tujuan yang jelas
b. Bersifat sederhana, realistis dan praktis
c. Terinci, memuat segala uraian serta klarifikasi kegiatan dan
rangkaian tindakan sehingga mudah di pedomani dan dijalankan
d. Memiliki fleksibilitas sehingga mudah disesuaikan dengan
kebutuhan serta kondisi dan situasi sewaktu-waktu

3
Sohiron, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,hlm.25
4
Ibid,hlm. 34.

2
e. Terdapat perimbangan antara bermaca-macam bidang yang akan
digarap dalam perencanaan itu, menurut urgensinya masing- masing
f. Diusahakan adanya penghematan tenaga, biaya dan waktu serta
kemungkinan penggunaan sumber-sumber daya dan dana yang tersedia sebaik-
baiknya
g. Diusahakan agar sedapat mengkin tidak terjadi adanya duplikasi
pelaksanaan
Merencanakan berarti pula memikirkan tentang penghematan tenaga, biaya
dan waktu, juga membatasi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan
menghindari adanya duplikasi-duplikasi atau tugas-tugas/pekerjaan rangkap yang
dapat menghambat jalannya penyelesaian. Jadi, perencanaan sebagai suatu fungsi
administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut : “perencanaan
(planning) adalah aktivitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan- tindakan
yang tertuju pada tercapainya maksud-maksud dan tujuan pendidikan”.
Menurut para ahli planning ialah:
a) George R Terry (1970), Menentukan tujuan yang hendak dicapai
selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat
mencapai tujuan-tujuan itu.
b) Sondang P. Siagian, Keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c) Hasibuan, proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan,
dengan memilih yang lebih terbaik dari alternatif-alternatif yang ada. Harold
Koontz dan Cyril O’Donnel mengatakan perencanaan adalah fungsi seorang
manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan,
kebijaksanaankebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program dari
alternatif- alternatif yang ada. Jadi masalah perencanaan adalah masalah “memilih”
yang terbaik dari beberapa alternatif yang ada.
2. Pengorganisasian (Organizing)

3
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas
pada orang yang terlibat dalam kerja sama pendidikan5.Termasuk di dalam
kegiatan pengorganisasian adalah penetapan tugas, tanggung jawab, dan
wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme kerjanya sehingga dapat menjadi
tercapainya tujuan sekolah itu.
Manfaat Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah penyatuan dan penghimpunan sumber
manusia dan sumber lain dalam sebuah struktur organisasi. dengan adanya
pembidangan dan pengunitan tersebut diketahui manfaatnya:
a. antara bidang yang satu dengan bidang yang lain dapat
diketahui batas-batasnya, serta dapat dirancang bagaimana antar bagian
dapat melakukan kerjasama sehingga tercapai sinkronisasi tugas.
b. dengan penugasan yang jelas terhadap orang-orangnya,
masing-masing mengetahui wewenang dan kewajibannya.
c. dengan digambarkannya unit-unit kegiatan sebuah struktur
organisasi dapat diketahui hubungan vertikal dan horizontal, baik dalam
jalur struktur maupun fungsional6.
Menurut para ahli organizing ialah:
a) George R Terry (1970), mengelompokkan dan menentukan
berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan itu.
b) Sondang P. Siagian, keseluruhan proses pengelompokan
orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang
sedemikian rupa sehingga menciptakan suatu organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah di tentukan.
c) Hasibuan, suatu proses penentuan, pengelompokan, dan
pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai
tujuan. Menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan

5
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 49
6
Sohiron, Op. cit., hlm. 28

4
alat-alat Yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan
Kepada setiap individu yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.
Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan
yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara
efesien, dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal
melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna
mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
3. Pengarahan (directing)
Suharsimi Arikunto memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan,
petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat,
baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan
dengan lancar 7.Directing juga berarti memelihara, menjaga dan memajukan
organisasi melalui setiap personal baik secara struktural maupun fungsional, agar
setiap kegiatannnya tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan 8. Pengarahan
(directing) merupakan kegiatan yang dirancang untuk memberikan orientasi
kepada komponen pelaku pendidikan antara lain informasi tentang hubungan antar
bagian, antar pribadi, kebijaksanaan, dan tujuan pendidikan yang harus dicapai
secara maksimal.
Sedangkan menurut Hasibuan, Pengarahan adalah mengarahkan semua
bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan.
Pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama dan
bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan
perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian. Sedangkan penulis mengatakan
bahwa pengarahan adalah dimana seorang pemimpin dapat mengarahkan dan
mengatur para bawahannya agar dapat bekerja secara efektif dan efesien guna
mendapatkan tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan.

7
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta:
Ditjen Dikti. , 1988. hlm.31
8
Hadar Inawawi, Administrasi Pedidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1983), hlm. 36

5
4. Pengawasan
Pengawasan adalah usaha pimpinan untuk mengetahui semua hal yang
menyangkut pelaksanaan kerja, khususnya untuk mengetahui kelancaran kerja para
pegawai dalam melaksanakan tugas mencapai tujuan. kegiatan pengawasan sering
juga di sebut kontrol, penilaian, penilikan, monitoring, supervisi dan sebagainya9.
Tujuan utama pengawasan adalah agar dapat diketahui tingkat pencapaian
tujuan dan menghindarkan terjadinya penyelewengan. Oleh karena itu,
pengawasan dapat diartikan sebagai pengendalian.
5. Penilaian (assessment)
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
sejauh mana hasil yang dicapai. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai
kuantitatif tersebut.
Dengan pemahaman sebagaimana dikemukakan di atas, nampak
bahwa salah satu fungsi penting dari manajemen pendidikan adalah
berkaitan dengan proses pembelajaran, hal ini mencakup dari mulai aspek
persiapan sampai dengan evaluasi untuk melihat kualitas dari suatu
proses tersebut, dalam hubungan ini Sekolah sebagai suatu lembaga
pendidikan yang melakukan kegiatan/proses pembelajaran jelas perlu
mengelola kegiatan tersebut dengan baik karena proses belajar mengajar ini
merupakan kegiatan utama dari suatu sekolah.
Menurut Sondang P. Siagian, Penilaiyan (Evaluation) adalah fungsi
organik administrasi dan manajemen yang terakhir. Defenisinya ialah
proses pengukuran dan perbandingan hasil- hasil pekerjaan yang nyatanya
dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.

9
Sohiron, Op.cit., hlm.30

6
6. Pembiayaan (budgeting)
Ibarat bensin bagi sebuah mobil atau minyak bagi suatu motor, demikian
pentingnya biaya atau pembiayaan bagi setiap organisasi. Tanpa biaya yang
mencukupi, tidak mungkin terjamin kelancaran jalannya suatu organisasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan itu ialah:
1. Perencanaan tentang berapa biaya yang di perlukan.
2. Dari mana dan bagaimana biaya itu dapat di peroleh/diusahakan.
3. Bagaimana penggunaanya.
4. Siapa yang melaksanakanya.
5. Bagaimana pembukuan dan pertanggungjawabannya.
6. Bagaimana pengawasannya.

7. Kepegawaian (staffing)
Sebenarnya fungsi kepegawaian ini sudah dijalankan sejak penyusunan
perencanaan pengoorganisasian. dipikirkan dan di usahakan agar untuk persona-
persona yang menduduki jabatan jabatan tertentu di pilih dan diangkat orang-orang
yang memiliki kecakapan dan kesanggupan sesuai dengan jabatan yang di
pegangnya. 10
Dalam kepegawaian yang menjadi titik penekanannya adalah persona itu
sendiri. Aktivitas yang dilakukan persona antara lain menentukan, memilih,
menempatkan dan membimbing pesonal.

8. Komunikasi
Menurut sifatnya komunikasi di bagi menjadi dua yaitu komunikasi bebas dan
komunikasi terbatas. komunikasi bebas, setiap anggota dapat berkomunikasi
dengan setiap anggota yang lain.sedangkan komunikasi terbatas setiap anggota
hanya dapat berkomunikasi dengan dengan beberapa anggota tertentu saja.
Jika kita simpulkan komunikasi dalam setiap bentuknya adalah suatu proses
yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang dalam stuktur
organisasi.

9. Supervisi
Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas
untuk menentukan komdisi-kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan
menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan

10
Ngalim, Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010.

7
Fungsi supervisi yang terpenting adalah:
1. Menetukan kondisi-kondisi/syarat-syarat apakah yang di perlukan.
2. Memenuhi/mengusahakan syarat yang di perlukan itu.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ngalim, Purwanto. 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:


Remaja Rosdakarya.
Risnawati. 2014. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Sohiron. 2015. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Pekanbaru: Kreasi Edukasi.
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, Jakarta: Ditjen Dikti, 1988.
Syaiful Sagala. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung:
Alfabeta,
Uhar Suharsaputra. 2010. Administrasi Pendidikan, Bandung: Refika
Aditama.

Anda mungkin juga menyukai