Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN

Manajemen Pendidikan Islam

Dandi Wanda Saputra, Dede Abdurrohim


Manajemen Pendidikan Islam, Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Gunung Djati

PENDAHULUAN
Perencanaan atau yang sudah akrab dengan istilah planning adalah satu dari fungsi
management yang sangat penting. Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada
kegiatan hidup kita sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah rencana akan sangat
mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu pekerjaan yang baik adalah
yang direncanakan dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai dengan yang telah
direncanakan.

Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata to manage yang berarti mengatur
atau pengaturan sedangkan menurut istilah manajemen merupakan proses atau rangkaian
kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lain, meskipun tidak mengikuti rangkaian
yang sistematis. Rangkaian itu berisi kegiatan menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan,
serta mengawasi orang lain dalam berbuat sesuatu, baik secara perorangan maupun bersama-
sama.

Dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien itulah, manajemen
harus difungsikan sepenuhnya dalam pada setiap organisasi, industri, perbankan, maupun
pendidikan. Menurut Terry fungsi manajemen terdiri dari perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengaturan (controlling)
sedangkan Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa fungsi manajemen mencakup
perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, pengawasan dan penilaian.

Dengan melakukan yang demikian pekerjaan kita menjadi terukur, terkendali dan dapat
dievaluasi. Suatu perencanaan dalam hadits nabi diistilahkan dengan menyiapkan bekal,
sedangkan dalam firman Allah menyiapkan segala sesuatu untuk menghadapi segala
kemungkinan. Sebagaiman pesan Nabi kepada shahabat Abi Dzar ; “ Perkokohlah bahtera
karena lautan itu dalam, Perbanyaklah bekal karena perjalanan itu panjang…”. Begitupun
firman Allah dalam QS. al-Anfal : 60, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan
apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang kamu
menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya…”.

PEMBAHASAN
Devinisi dan Fungsi Perencanaan
Perencanaan (planning) merupakan process of setting objectives and determining
what should be done to accomplishment (proses penetapan tujuan dan hal yang sebaiknya
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut). Merencanakan pada dasarnya merupakan proses
penentuan kegiatan yang akan dilakukan di masa depan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengatur
berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini berarti
bahwa dalam proses perencanaan terdapat upaya penggunaan sumber daya manusia (human
resources), sumber daya alam (natural resources), dan sumber daya yang lainnya (other
resources) untuk mencapai tujuan.

Adapun definisi Perencanaan Pendidikan menurut para ahli atau para pakar
manajemen adalah antara lain :

a) Menurut Guruge (1972) Perencanaan Pendidikan merupakan proses mempersiapkan


kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan.
b) Menurut Albert Waterson (Don Adam 1975) Perencanaan Pendidikan adala investasi
pendidikan yang dapat dijalankan oleh kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di
dasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial

Perencanaan pendidikan Islam pada hakikatnya adalah proses pengambilan keputusan


atas sejumlah alternatif (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di
masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan
penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis.

Kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan sebaiknya didasarkan pada
fakta-fakta tepat yang telah dikumpulkan dan dianalisis dengan baik sehingga dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan proses perencanaan. Pertanyaan-pertanyaan
yang dimaksud adalah 5W1H yaitu: 1) Apa (what) yang akan dilakukan, 2) Mengapa (why)
hal tersebut dilakukan, 3) Siapa (who) yang melakukannya, 4) Dimana (where) melakukannya,
5) Kapan (when) dilaksanakan, 6) Bagaiamana (how) melakukannya
Dari definisi ini perencanaan mengandung unsur-unsur ;

1. Sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya.


2. Adanya proses.
3. Hasil yang ingin dicapai.
4. Menyangkut masa depan depan dalam waktu tertentu.

Perencanaan tidak dapat dilepaskan dari unsur pelaksanaan dan pengawasan termasuk
pemantauan, penilaian dan pelaporan. Pengawasan diperlukan dalam perencanaan agar tidak
terjadi penyimpangan-penyimpangan. Pengawasan dalam perencanaan dapat dilakukan secara
preventif dan represif. Pengawasan preventif merupakan pengawasan yang melekat dengan
perencanaanya, sedangkan pengawasan represif merupakan pengawasan fungsional atas
pelaksanaan rencana, baik yang dilakukan secara internal maupun secara eksternal oleh aparat
pengawasan yang ditugasi.

Adapun fungsi perencanaan pendidikan adalah sebagai berikut :


1. Sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian.
2. Menghindari pemborosan sumber daya.
3. Upaya untuk memenuhi accountability kelembagaan.
4. Perencanaan meliputi usaha untuk memetapkan tujuan atau memformulasikan tujuan yang
dipilih untuk dicapai.
5. Dengan adanya perencanaan maka memungkinkan kita mengetahui tujuan-tujuan yang
kan kita capai.
6. Dapat memudahkan kegiatan untuk mengidentifikasikan hambatan-hambatan yang akan
mungkin timbul dalam usaha mencapai tujuan.

Tahap-Tahap Perencanaan
Pada dasarnya semua kegiatan perencanaan melalui empat tahapan dasar
sebagai berikut:

1) Tahap pertama adalah menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Perencanaan


dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi
atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan
sumber daya secara tidak efektif.
2) Tahap kedua yaitu merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman akan posisi organisasi
sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau berbagai sumber daya yang tersedia
untuk pencapaian tujuan merupakan hal yang sangat penting karena tujuan dan
rencana menyangkut waktu yang akan datang.
3) Tahap ketiga adalah mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan. Segala
kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk
mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.
4) Tahap keempat yaitu mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
pencapaian tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan ini meliputi
pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan.

Atau Menurut Banghart and Trull dalam Sa’ud (2007) ada beberapa tahapan
yang semestinya dilalui dalam penyusunan perencanaan pendidikan, antara lain:
1) Tahap need assessment, yaitu melakukan kajian terhadap beragam kebutuhan atau
taksiran yang diperlukan dalam proses pembangunan atau pelayanan pembelajaran
di setiap satuan pendidikan.
2) Tahap formulation of goals and objective, yaitu perumusan tujuan dan sasaran
perencanaan yang hendak dicapai.
3) Tahap formulation of goals and objective, yaitu perumusan tujuan dan sasaran
perencanaan yang hendak dicapai.
4) Tahap program and project formulation, yaitu rumusan program dan proyek
pelaksanaan kegiatan operasional perencanaan pendidikan, menyangkut layanan
pedidikan pada aspek akademik dan non akademik
5) Tahap feasibility testing, yaitu dilakukan uji kelayakan tentang beragam sumber
daya (sumber daya internal/ eksternal; atau sumber daya manusia/ material).
6) Tahap plan implementation, yaitu tahap pelaksanaan perencanaan pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan.
7) Tahap evaluation and revision for future plan, yaitu kegiatan untuk menilai
(mengevaluasi) tingkat keberhasilan pelaksanaan program atau perencanaan
pendidikan
Prinsip-Prinsip Perencanaan Pendidikan
Perencanaan pendidikan mengenal prinsip-prinsip yang dapat dijadikan pegangan,
baik dalam proses penyusunan maupun dalam proses implementasinya. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Prinsip interdisipliner, yaitu menyangkut berbagai bidang keilmuan atau beragam


kehidupan. Hal ini penting karena hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik
harus menyangkut berbagai jenis pengetahuan, beragam ketrampilan dan nilai-norma
kehidupan yang berlaku di masyarakat.
2. Prinsip fleksibel, yaitu bersifat lentur, dinamik dan responsif terhadap perkembangan
atau perubahan kehidupan di masyarakat. Hal ini penting, karena hakikat layanan
pendidikan kepada peserta didik adalah menyiapkan siswa untuk mampu menghadapi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan beragam tantangan
kehidupan terkini.
3. Prinsip efektifitas-efisiensi, artinya dalam penyusunan perencanaan pendidikan
didasarkan pada perhitungan sumber daya yang ada secara cermat dan matang,
sehingga perencanaan itu ‘berhasil guna’ dan ‘bernilai guna’ dalam pencapaian tujuan
pendidikan.
4. Prinsip progress of change, yaitu terus mendorong dan memberi peluang kepada semua
warga sekolah untuk berkarya dan bergerak maju ke depan dengan beragam
pembaharuan layanan pendidikan yang lebih berkualitas, sesuai dengan peranan
masing-masing.
5. Prinsip objektif, rasional dan sistematis, artinya perencanaan pendidikan harus disusun
berdasarkan data yang ada, berdasarkan analisa kebutuhan dan kemanfaatan layanan
pendidikan secara rasional (memungkinkan untuk diwujudkan secara nyata), dan
mempunyai sistematika dan tahapan pencapaian program secara jelas dan
berkesinambungan.
6. Prinsip kooperatif-komprehensif, artinya perencanaan yang disusun mampu
memotivasi dan membangun mentalitas semua warga sekolah dalam bekerjasebagai
suatu tim (team work) yang baik. Disamping itu perencanaan yang disusun harus
mencakup seluruh aspek esensial (mendasar) tentang layanan pendidikan akademik dan
non-akademik setiap peserta didik.
7. Prinsip human resources development, artinya perencanaan pendidikan harus disusun
sebaik mungkin dan mampu menjadi acuan dalam pengembangan sumber daya
manusia secara maksimal dalam mensukseskan program pembangunan pendidikan.
Layanan pendidikan pada peserta didik harus benar benar mampu membangun individu
yang unggul baik dari aspek intelektual (penguasaan science and technology), aspek
emosional (kepribadian atau akhlak), dan aspek spiritual (keimanan dan ketakwaan) ,
atau disebut IESQ yang unggul.

Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan

Ruang lingkup perencanaan pendidikan jangkauannya yang cukup luas dan


dapat ditinjau dari berbagai aspek antara lain:

1. Ditinjau dari aspek spesialnya yaitu perencanaan pendidikan yang memiliki karakter
yang terkait dengan ruang, tempat, atau batasan wilayah. Perencanaan ini terbagi
menjadi:
a) Perencanaan pendidikan nasional, yaitu mencakup seluruh proses usaha layanan
pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah pusat, yang bertujuan untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional, yang meliputi seluruh jenjang pendidikan dari tingkat
dasar sampai perguruan tinggi, yang diatur dalam sistem pendidikan nasional
melalui undang-undang sistem pendidikan nasional.
b) Perencanaan pendidikan ragional, yaitu perencanaan pendidikan yang dibuat dan
diberlakukan dalam wilayah regional tertentu misalnya perencanaan
pengembangan layanan pendidikan tingkat provinsi dan kebupaten/kota, yang
menyangkut seluruh jenis layanan pendidikan di semua jenjang untuk daerah atau
provinsi tertentu.
c) Perencanaan pendidikan kelembagaan, yaitu perencanaan pendidikan mencakup
satu intuisi atau lembaga pendidikan tertentu, misalnya perencanaan
pengembangan layanan pendidikan sekolah menengah atas.

2. Ditinjau dari aspek sifat dan karakteristik modelnya dapat dibagi menjadi:
a) Perencanaan pendidikan yang mencakup seluruh aspek yang terkait dengan proses
pembangunan pendidikan yang esensial, dalam koridor perencanaan pembangunan
nasional, dalam hal ini perencanaan pendidikan ada keterpaduan atau peterkaitan
secara sistemik dengan perencanaan pembangunan bidang ekonomi, pilitik, hukum
dan seb againya.
b) Perencanaan pendidikan komprehensif yaitu perencanaan pendidikan yang disusun
secara sistematik, rasional, objektif, yang menyangkut keseuruhan konsep penting
dalam layanan pendidikan, sehingga perencanaan itu memberikan suatu
pemahaman yang lengkap atau sempurna tentang apa dan bagaimana memberikan
layanan pendidikan yang berkualitas.

c) Perencanaan pendidikan strategik, yaitu perencanaan pendidikan yang


mengandung pokok-pokok perencanaan untuk menjawab persoalan atau opini, atau
isu mutakhir yang dihadapi oleh dunia pendidikan misalnya persoalan yang
dihadapi dunia pendidikan sekarang adalah masalah rendahnya kualitas guru.

Strategi Perencanaan

Pendekatan (strategi) perencanaan pendidikan terkait erat dengan struktur penduduk.


Ada empat pendekatan dalam perencanaan pendidikan, yaitu ;

1. Pendekatan kebutuhan social (social demand approach)

Pendekatan model ini didasarkan atas keperluan masyarakat saat ini dan menitik beratkan
pada pemerataan pendidikan seperti wajib belajar (wajar 9 tahun). Kekurangannya
pendekatan model ini adalah; (1) mengabaikan alokasi dalam skala nasional, (2)
mengabaikan kebutuhan perencanaan ketenagakerjaan, (3) cenderung hanya menjawab
problem pemerataan dengan lebih mengutamakan kuantitas daripada kualitas pendidikan.

2. Pendekatan ketenagakerjaan (manpower approach)

Pendekatan ini mengutamakan keterkaitan system pendidikan dengan tuntutan kebutuhan


tenaga kerja. Membengkaknya angka pengangguran misalnya menjadi pendorong untuk
mempertemukan gape antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Upaya untuk hal ini
misalnya diberlakukannya system link and match, magang, pendidikan profesi,
pengembangan smk dsb.

3. Pendekatan untung rugi (cost and benefit)


Dalam pendekatan ini dibuat perhitungan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan
untuk penyelengaraan pendidikan serta keuntungan yang akan siperoleh dari hasil
pendidikan. Pendekatan ini melihat pendidikan sebagai upaya investasi yang harus
memberikan keuntungan nyata pada saat nanti.

4. Pendekatan cost efectiveness

Pendekatan ini menitikberatkan pada pemanfaatan biaya secermat mungkin untuk


mencapai hasil pendidikan seoptimal mungkin, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Pendidikan ini diadakan jika benar-benar memberikan keuntungan yang relative pasti.
Seperti dibukannya program magister management, magister bisnis administrasi, kursus-
kursus dsb.

5. Pendekatan terpadu

Yaitu dengan memadukan keempat pendekatan diatas, pendekatan terpadu dapat


digunakan untuk menjembatani berbagai kepentingan akan tujuan output pendidikan.
Apalagi dalam islam dikenal akan adanya dua kebutuhan duniawi dan ukhrowi sehingga
pendekatan yang digunakan untuk pendidikan tentu semestinya mencakup kedua
kebutuhan tersebut.

Dalam al-Qur’an kita dapat merujuk ayat yang menggambarkan pendekatan yang
mestinya kita jadikan model pendekatan yang strategis dalam pendidikan islam yaitu;
pendekatan untuk memenuhi kebutuhan tujuan jangka pendek dan kebutuhan tujuan
jangka panjang.

Dalam QS. al-Furqan : 74 Allah berfirman ;

‫اجنَا َوذُ ِريّٰ ِتنَا قُ َّرة َ ا َ ْعي ٍُن َّواجْ َع ْلنَا ِل ْل ُمتَّ ِقيْنَ اِ َما ًما‬
ِ ‫َوالَّ ِذيْنَ َيقُ ْولُ ْونَ َر َّبنَا هَبْ لَنَا ِم ْن ا َ ْز َو‬
“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami
sebagai penyenang hati , dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.

Dalam ayat tersebut menjelaskan tentang adanya 2 tujuan utama pendidikan islam,
yaitu; menjadikan peserta didik atau murid menjadi “qurrata a’yun” dan “imam’ bagi
orang-orang yang bertaqwa.Tujuan yang pertama adalah tujuan jangka pendek dan yang
kedua merupakan tujuan jangka panjang.
Indikator tercapainya tujuan jangka pendek “qurratu a’yun’ adalah adanya perubahan
pada diri peserta didik / murid yang antara lain perubahan pada ; (a) aqidah/pola pikir, (b)
akhlakul karimah, (c) ketaatan beribadah, (d) karakter dan disiplin dan (e) Antusias dan
motivasi belajar atau ta’li. Sedangkan tercapainya tujuan jangka panjang pendidikan
adalah terbitnya generasi yang hadir ditengah kehidupan menjadi “leader” imam,
pemimpin yang berperan sebagai inisiator perubahan dalam masyarakat, memiliki
pengaruh dan menjadi motivator umat serta tampil sebagai problem solver atau penyelesai
masalah.

PENUTUP
Kesimpulan

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab


perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan
tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan
maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen,
karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah
ditetapkan dalam perencanaan. Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan
tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana
aktivitas kerja organisasi.

Perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang


pembangunan pendidikan. Adapun fungsi perencanaan pendidikan Islam adalah sebagai
berikut: sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian, menghindari pemborosan sumber
daya, upaya untuk memenuhi accountability kelembagaan, perencanaan meliputi usaha untuk
memetapkan tujuan atau memformulasikan tujuan yang dipilih untuk dicapai, dengan adanya
perencanaan maka memungkinkan kita mengetahui tujuan-tujuan yang kan kita capai, dapat
memudahkan kegiatan untuk mengidentifikasikan hambatan-hambatan yang akan mungkin
timbul dalam usaha mencapai tujuan.

Dan dapat ambil beberapa poin :


• Perencanaan adalah sangat penting baik ditinjau dari sisi management maupun dari
pandangan agama islam, mengingat adanya pesan nabi Muhammad saw. Dan ayat al-
qur’an yang menekankan hal tersebut.
• Diantara pengertian perencanaan adalah suatu proses menetapkan tujuan,
mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan.
• Diantara urgensi perencanaan adalah akan memberikan guideline (framework) untuk
mencapai tujuan masa datang.
• Ruang lingkup perencanaan mencakup berbagai demensi baik waktu, spasial,tingkatan
dan teknis perencanaan.
• Teori perencanaan meliputi, antara lain; sinoptik, inkremental, transaktif, advokasi, dan
radial
• Pendekatan (strategi) yang dapat digunakan dalam perencanaan pendidian islam antara
lain pendekatan kebutuhan social (social demand approach), pendekatan
ketenagakerjaan (manpower approach), pendekatan untung rugi (cost and benefit),
pendekatan cost eefectiveness, dan pendekatan terpadu.
• Pendekatan terpadu lebih utama diterapkan dalam perencanaan pendidikan islam
mengingat adanya konsep islam yang mengajarkan pentingnya memenuhi kebutuhan
yang bersifat duniawi dan ukhrawi.
REFERENSI

Hadarawi Nawawi, dkk, Kepemimpinan Yang Efekif, (Cet. III; Yogyakarta: Gadjah Mada

UniversityPerss, 2002), hlm 75

Hendiyat Soetopo dan Wasty Soetomo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Cet. II;

Jakarta: Bumi Aksara, 1998), hlm 1

Arifudin, M. (2021). Planning ( Perencanaan ) dalam Manajemen Pendidikan Islam.

MA’ALIM, 2.

Ikhwan, A. (2016). Manajemen Perencanaan Pendidikan Islam. Edukasi, 128-155.

Mubarok, A. (2017). Manajemen Waktu dan Perencanaan dalam Perspektif Manajemen

Pendidikan Islam. MAFHUM, 167.

Mubin, F. (s.f.). Pengertian, Unsur, Prinsip, dan Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan. 1.

2M. Bukhari,dkk, Azas-Azas Manajemen, (Yogyakarta: Aditya Media, 2005), hlm. 35-36

Sagala,syaiful, 2007, Managemen Strategik dalam meningkatkan mutu pendidikan; Alpabeta,

Bandung.

Kahar Utsman & Nadhirin, Perencanaan Pendidikan, Kudus: STAIN Kudus, 2008, hlm. 1

Udin Syaefudin Sa‟ud, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif (Bandung:

Rosdakarya: 2006), hlm. 5

Mubin, F. (2019). TAFSIR EMANSIPATORIS: PEMBUMIAN METODOLOGI TAFSIR

PEMBEBASAN. Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman, 3(1), 131-151.

Mubin, F.

Anda mungkin juga menyukai