PENDAHULUAN
Perencanaan atau yang sudah akrab dengan istilah planning adalah satu dari fungsi
management yang sangat penting. Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada
kegiatan hidup kita sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah rencana akan sangat
mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu pekerjaan yang baik adalah
yang direncanakan dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai dengan yang telah
direncanakan.
Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata to manage yang berarti mengatur
atau pengaturan sedangkan menurut istilah manajemen merupakan proses atau rangkaian
kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lain, meskipun tidak mengikuti rangkaian
yang sistematis. Rangkaian itu berisi kegiatan menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan,
serta mengawasi orang lain dalam berbuat sesuatu, baik secara perorangan maupun bersama-
sama.
Dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien itulah, manajemen
harus difungsikan sepenuhnya dalam pada setiap organisasi, industri, perbankan, maupun
pendidikan. Menurut Terry fungsi manajemen terdiri dari perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengaturan (controlling)
sedangkan Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa fungsi manajemen mencakup
perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, pengawasan dan penilaian.
Dengan melakukan yang demikian pekerjaan kita menjadi terukur, terkendali dan dapat
dievaluasi. Suatu perencanaan dalam hadits nabi diistilahkan dengan menyiapkan bekal,
sedangkan dalam firman Allah menyiapkan segala sesuatu untuk menghadapi segala
kemungkinan. Sebagaiman pesan Nabi kepada shahabat Abi Dzar ; “ Perkokohlah bahtera
karena lautan itu dalam, Perbanyaklah bekal karena perjalanan itu panjang…”. Begitupun
firman Allah dalam QS. al-Anfal : 60, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan
apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang kamu
menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya…”.
PEMBAHASAN
Devinisi dan Fungsi Perencanaan
Perencanaan (planning) merupakan process of setting objectives and determining
what should be done to accomplishment (proses penetapan tujuan dan hal yang sebaiknya
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut). Merencanakan pada dasarnya merupakan proses
penentuan kegiatan yang akan dilakukan di masa depan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengatur
berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini berarti
bahwa dalam proses perencanaan terdapat upaya penggunaan sumber daya manusia (human
resources), sumber daya alam (natural resources), dan sumber daya yang lainnya (other
resources) untuk mencapai tujuan.
Adapun definisi Perencanaan Pendidikan menurut para ahli atau para pakar
manajemen adalah antara lain :
Kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan sebaiknya didasarkan pada
fakta-fakta tepat yang telah dikumpulkan dan dianalisis dengan baik sehingga dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan proses perencanaan. Pertanyaan-pertanyaan
yang dimaksud adalah 5W1H yaitu: 1) Apa (what) yang akan dilakukan, 2) Mengapa (why)
hal tersebut dilakukan, 3) Siapa (who) yang melakukannya, 4) Dimana (where) melakukannya,
5) Kapan (when) dilaksanakan, 6) Bagaiamana (how) melakukannya
Dari definisi ini perencanaan mengandung unsur-unsur ;
Perencanaan tidak dapat dilepaskan dari unsur pelaksanaan dan pengawasan termasuk
pemantauan, penilaian dan pelaporan. Pengawasan diperlukan dalam perencanaan agar tidak
terjadi penyimpangan-penyimpangan. Pengawasan dalam perencanaan dapat dilakukan secara
preventif dan represif. Pengawasan preventif merupakan pengawasan yang melekat dengan
perencanaanya, sedangkan pengawasan represif merupakan pengawasan fungsional atas
pelaksanaan rencana, baik yang dilakukan secara internal maupun secara eksternal oleh aparat
pengawasan yang ditugasi.
Tahap-Tahap Perencanaan
Pada dasarnya semua kegiatan perencanaan melalui empat tahapan dasar
sebagai berikut:
Atau Menurut Banghart and Trull dalam Sa’ud (2007) ada beberapa tahapan
yang semestinya dilalui dalam penyusunan perencanaan pendidikan, antara lain:
1) Tahap need assessment, yaitu melakukan kajian terhadap beragam kebutuhan atau
taksiran yang diperlukan dalam proses pembangunan atau pelayanan pembelajaran
di setiap satuan pendidikan.
2) Tahap formulation of goals and objective, yaitu perumusan tujuan dan sasaran
perencanaan yang hendak dicapai.
3) Tahap formulation of goals and objective, yaitu perumusan tujuan dan sasaran
perencanaan yang hendak dicapai.
4) Tahap program and project formulation, yaitu rumusan program dan proyek
pelaksanaan kegiatan operasional perencanaan pendidikan, menyangkut layanan
pedidikan pada aspek akademik dan non akademik
5) Tahap feasibility testing, yaitu dilakukan uji kelayakan tentang beragam sumber
daya (sumber daya internal/ eksternal; atau sumber daya manusia/ material).
6) Tahap plan implementation, yaitu tahap pelaksanaan perencanaan pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan.
7) Tahap evaluation and revision for future plan, yaitu kegiatan untuk menilai
(mengevaluasi) tingkat keberhasilan pelaksanaan program atau perencanaan
pendidikan
Prinsip-Prinsip Perencanaan Pendidikan
Perencanaan pendidikan mengenal prinsip-prinsip yang dapat dijadikan pegangan,
baik dalam proses penyusunan maupun dalam proses implementasinya. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Ditinjau dari aspek spesialnya yaitu perencanaan pendidikan yang memiliki karakter
yang terkait dengan ruang, tempat, atau batasan wilayah. Perencanaan ini terbagi
menjadi:
a) Perencanaan pendidikan nasional, yaitu mencakup seluruh proses usaha layanan
pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah pusat, yang bertujuan untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional, yang meliputi seluruh jenjang pendidikan dari tingkat
dasar sampai perguruan tinggi, yang diatur dalam sistem pendidikan nasional
melalui undang-undang sistem pendidikan nasional.
b) Perencanaan pendidikan ragional, yaitu perencanaan pendidikan yang dibuat dan
diberlakukan dalam wilayah regional tertentu misalnya perencanaan
pengembangan layanan pendidikan tingkat provinsi dan kebupaten/kota, yang
menyangkut seluruh jenis layanan pendidikan di semua jenjang untuk daerah atau
provinsi tertentu.
c) Perencanaan pendidikan kelembagaan, yaitu perencanaan pendidikan mencakup
satu intuisi atau lembaga pendidikan tertentu, misalnya perencanaan
pengembangan layanan pendidikan sekolah menengah atas.
2. Ditinjau dari aspek sifat dan karakteristik modelnya dapat dibagi menjadi:
a) Perencanaan pendidikan yang mencakup seluruh aspek yang terkait dengan proses
pembangunan pendidikan yang esensial, dalam koridor perencanaan pembangunan
nasional, dalam hal ini perencanaan pendidikan ada keterpaduan atau peterkaitan
secara sistemik dengan perencanaan pembangunan bidang ekonomi, pilitik, hukum
dan seb againya.
b) Perencanaan pendidikan komprehensif yaitu perencanaan pendidikan yang disusun
secara sistematik, rasional, objektif, yang menyangkut keseuruhan konsep penting
dalam layanan pendidikan, sehingga perencanaan itu memberikan suatu
pemahaman yang lengkap atau sempurna tentang apa dan bagaimana memberikan
layanan pendidikan yang berkualitas.
Strategi Perencanaan
Pendekatan model ini didasarkan atas keperluan masyarakat saat ini dan menitik beratkan
pada pemerataan pendidikan seperti wajib belajar (wajar 9 tahun). Kekurangannya
pendekatan model ini adalah; (1) mengabaikan alokasi dalam skala nasional, (2)
mengabaikan kebutuhan perencanaan ketenagakerjaan, (3) cenderung hanya menjawab
problem pemerataan dengan lebih mengutamakan kuantitas daripada kualitas pendidikan.
5. Pendekatan terpadu
Dalam al-Qur’an kita dapat merujuk ayat yang menggambarkan pendekatan yang
mestinya kita jadikan model pendekatan yang strategis dalam pendidikan islam yaitu;
pendekatan untuk memenuhi kebutuhan tujuan jangka pendek dan kebutuhan tujuan
jangka panjang.
اجنَا َوذُ ِريّٰ ِتنَا قُ َّرة َ ا َ ْعي ٍُن َّواجْ َع ْلنَا ِل ْل ُمتَّ ِقيْنَ اِ َما ًما
ِ َوالَّ ِذيْنَ َيقُ ْولُ ْونَ َر َّبنَا هَبْ لَنَا ِم ْن ا َ ْز َو
“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami
sebagai penyenang hati , dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.
Dalam ayat tersebut menjelaskan tentang adanya 2 tujuan utama pendidikan islam,
yaitu; menjadikan peserta didik atau murid menjadi “qurrata a’yun” dan “imam’ bagi
orang-orang yang bertaqwa.Tujuan yang pertama adalah tujuan jangka pendek dan yang
kedua merupakan tujuan jangka panjang.
Indikator tercapainya tujuan jangka pendek “qurratu a’yun’ adalah adanya perubahan
pada diri peserta didik / murid yang antara lain perubahan pada ; (a) aqidah/pola pikir, (b)
akhlakul karimah, (c) ketaatan beribadah, (d) karakter dan disiplin dan (e) Antusias dan
motivasi belajar atau ta’li. Sedangkan tercapainya tujuan jangka panjang pendidikan
adalah terbitnya generasi yang hadir ditengah kehidupan menjadi “leader” imam,
pemimpin yang berperan sebagai inisiator perubahan dalam masyarakat, memiliki
pengaruh dan menjadi motivator umat serta tampil sebagai problem solver atau penyelesai
masalah.
PENUTUP
Kesimpulan
Hadarawi Nawawi, dkk, Kepemimpinan Yang Efekif, (Cet. III; Yogyakarta: Gadjah Mada
Hendiyat Soetopo dan Wasty Soetomo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Cet. II;
MA’ALIM, 2.
Mubin, F. (s.f.). Pengertian, Unsur, Prinsip, dan Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan. 1.
2M. Bukhari,dkk, Azas-Azas Manajemen, (Yogyakarta: Aditya Media, 2005), hlm. 35-36
Bandung.
Kahar Utsman & Nadhirin, Perencanaan Pendidikan, Kudus: STAIN Kudus, 2008, hlm. 1
Mubin, F.