Abstract
The simple of the knowledge is the capacity take an action, so that knowledge is associate
with five categories: Data, Information, Knowledge, Understanding, and Wisdom. The
purpose of Knowledge Management there are three, namely: Business Vendor’s Perspective,
Management prespective, and Hands-on operational perspective. There are two types of knowledge
in organisation learning, first, Tacit knowledge. Second, Explicit Knowledge. And there are
also Knowledge Management process in organisation learning; socialization, externalization,
combination and internalization. There are also contributing factor in the success of Knowledge
Management learning organization in educational institutions. First human factors, second
factors of leadership, third technology, four organizations, and the fifth learning organization
Abstrak
Yang paling sederhana mengenai pengetahuan adalah kapasitas untuk melakukan
tindakan, sehingga knowledge dikaitkan dengan lima kategori yaitu: Data, Informasi,
Knowledge, Understanding, dan Wisdom. Tujuan dari manajemen pengetahuan ada tiga yaitu;
Business Persfective, Management Prespective, dan Hands-on operasional perspective. Ada dua
tipe pengetahuan dalam organisasi pembelajaran, pertama, Tacit knowledge. Kedua, Explicit
Knowledge. Dan ada juga proses manajemen pengetahuan dalam organisasis pembelajaran;
sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi. Ada juga faktor pendukung keberhasilan
manajemen pengetahuan dalam organisasi pembelajaran di lembaga pendidikan. Pertama
120 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 1 Juni 2013
faktor manusia, kedua faktor kepemimpinan, ketiga teknologi, keempat organisasi, dan yang
ke lima organisasi pembelajaran
Kata Kunci: Knowledge Management, Learning Organization
A. Pendahuluan
Pembahasan tentang Knowledge Management (manajemenen pengetahuan)
mulai mengemuka sejak tahun 1990-an yang diprakarsai oleh para praktisi
bisnis. Kenapa Knowledge Management ini sangat penting? Salah satu alasan yang
mendorong atau memotivasi orang-orang untuk melakukan kajian tentang
Knowledge Management adalah karena disadari bahwa aspek pengetahuan
merupakan modalitas penting yang tidak bisa diabaikan dalam dunia bisnis
maupun pendidikan. Selain itu karena kedudukan pengetahuan di era
informasi ini setara dengan keberadaan energi pembangkit listrik di era
industri. Di era informasi saat ini paradigma tentang modal mulai berkembang.
Dahulu ruang lingkup modal berkisar pada modal finansial, infrastruktur,
dan pada entitas-entitas benda lainnya. Tetapi kini modal intelektual disadari
merupakan modal sangat penting yang dapat mendongkrak nilai tambah suatu
perusahaan atau lembaga pendidikan. Para akademisi dalam membangun
landasan bisnis yang mengedepankan intellectual capital (modal intelelektual).
Mereka menganggap “knowledge is power”, dan “information is power” yang sering
didengungkan para praktisi bisnis dunia. Salah satu contoh adalah Bill Gates
yang termasuk 10 orang tekaya didunia, dia mengatakan bahwa bisnis yang
bermodal intelektual adalah keniscayaan yang harus dijalani di era saat ini.
Sebab pemenang persaingan di era global ini adalah mereka yang menguasai
informasi dan pengetahuan dan mampu memberdayakannya.
Tujuan mendasar manajemen pengetahuan adalah mendorong
terciptanya pengetahuan sehingga pengetahuan tersebut memberi kemampuan
kepada organisasi untuk senantiasa memiliki daya saing. Pengetahuan
yang tercipta selanjutnya dapat dibagi dan ditransfer baik antar karyawan,
kelompok, maupun seluruh organisasi. Organisasi yang menerapkan
manajemen pengetahuan akan senantiasa mendorong pembelajaran supaya
berlangsung dengan efektif, karena organisasi yang belajar akan senantiasa
memiliki kesiapan untuk menghadapi perubahan dalam dalam menghadapi
Knowledge Management Sebagai Upaya Pengembangan Learning Organization... 121
Sangkala, Knowledge Management (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 278.
1
Windi Novia, Kamus Ilmiah Populer (Jakarta: Wipress, 2009), hlm. 298.
2
122 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 1 Juni 2013
Akan tetapi lain halnya menurut Davidson and Voss (2002), untuk
memahami perbedaan antara data, informasi dan knowledge dengan baik, kita
harus dapat menggarisbawahi nilai hierarkinya. Informasi merupakan data yang
disaring (distilled) dan dimaknai. Demikian pula knowledge adalah informasi
yang disaring dan dimaknai. Dengan cara yang sama, data diberi makna
sehingga berubah menjadi informasi. Informasi ditambahkan tujuan untuk
diubah menjadi knowledge, yang bisa dituliskan ke dalam bentuk persamaan,
yakni; (knowledge = informasi + tujuan).4
Oleh karena itu, di dalam kontektual teknologi informasi, knowledge
sangat berbeda dengan data dan informasi. Di mana data adalah kumpulan
fakta-fakta, hasil pengukuran dan statistik sedangkan informasi adalah data
yang terorganisasi dan merupakan hasil suatu proses yang tepat waktu dan
akurat. Sedangkan knowldege adalah informasi yang kontektual, relevan dan
dapat menjadi sebuah tindakan.
Adapun sumber-sumber pengetahuan dapat dibagi ke dalam tiga kategori,
yaitu; aset pengetahuan (knowledge capital), aset sosial (social capital) dan aset
infrastruktur (infrastructure capital).5
3
M.R. Khairul Muluk, Knowledge Management: Kunci Sukses Inovasi Pemerintahan Daerah
(Malang: Bayumedia, 2008), hlm. 22-23.
4
Lim Bui Ho, dkk. “Penerapan Knowledge Management System Pada Perusahaan Bisnis
Konsultasi PT. Piramedia Sejahtera Abadi (Red Piramid” Jakarta “ Universitas Bina Nusantara, 12
Mei 2008), hlm. 18-19.
5
Ratna Indriyati, “Kajian Knowledge Management dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Karyawan” Surabaya” 28 Desember 2012, hlm. 7-8.
Knowledge Management Sebagai Upaya Pengembangan Learning Organization... 123
6
Ibid., hlm. 2.
7
Waryani Fajar Riyanto, Filsafat Ilmu Topik-Topik Epistimologi (Yogyakarta: Integrasi
Interkoneksi Press, 2006), hlm 552.
Knowledge Management Sebagai Upaya Pengembangan Learning Organization... 125
penjelasan di atas, semakin jelas bahwa pengetahuan adalah hal yang berbeda
dari data dan informasi, meskipun masih juga terkait antara yang satu dengan
lainnya. Pada dasarnya pengetahuan mencakup dua jenis yaitu tacit dan
explicit. Ia bersifat pribadi dan melekat dalam berbagai hal dalam organisasi.
Pengetahuan juga merupakan aset yang penting bahkan menjadi aset utama
bagi organisasi atau lembaga pendidikan
Oleh karena itu, definisi tentang Knowledge Management pun berbeda-
beda tergantung siapa yang mendefinisikan dan dalam konteks apa definisi
tersebut diterapkan:
8
Sangkala, Knowledge Management (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm 6.
9
Ibid., hlm. 7.
126 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 1 Juni 2013
13
Ismail Nawawi, Manajemen Pengetahuan (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012), hlm. 42.
14
Ibid., hlm. 41.
15
Ibid..
130 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 1 Juni 2013
Ismail Nawawi, Manajemen Pengetahuan (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012), hlm. 7-8.
17
132 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 1 Juni 2013
18
Lim Bui Ho, dkk. “Penerapan Knowledge Management System Pada Perusahaan Bisnis
Konsultasi PT. Piramedia Sejahtera Abadi (Red Piramid” Jakarta “ Universitas Bina Nusantara, 12
Mei 2008: 27-32.
Knowledge Management Sebagai Upaya Pengembangan Learning Organization... 133
3. Pengonseptualisasian
Setelah tercipta saling percaya di antara anggota organisasi dan telah
terbentuk secara implisit perspektif yang sama melalui berbagai pengalaman,
tim selanjutnya memerlukan pengartikulasian perspektif melalui dialog yang
kontinu. Mode yang dominan dalam pengubahan knowledge dalam tahap ini
adalah eksternalisasi.
134 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 1 Juni 2013
4. Pengkristalisasian
Kristalisasi dapat dipandang sebagai proses di mana berbagai macam
bagian atau departemen di dalam organisasi menguji realitas dan penerapan
konsep yang diciptakan oleh tim. Proses ini difasilitasi biasanya oleh apa yang
disebut dengan kegiatan percobaan. Kegiatan ini merupakan proses sosial
di mana terjadi pada level kolektif yang biasanya disebut dengan dinamika
hubungan kerja sama atau sinergis antara berbagai fungsi dan department
dalam organisasi. Hubungan ini cenderung dapat dilakukan dengan efektif
apabila tersedia informasi yang cukup. Jika tidak ada informasi yang cukup
tersedia, biasanya inisiatif dilakukan oleh para ahli yang dianggap memiliki
informasi dan pengetahuan yang lebih. Penciptaan knowledge berlangsung
Knowledge Management Sebagai Upaya Pengembangan Learning Organization... 135
5. Penilaian knowledge
Penilaian merupakan tahap menyatukan dan menyaring apakah knowledge
yang diciptakan di dalam organisasi benar-benar bermanfaat bagi organisasi
dan masyarakat. Artinya, penilaian sangat menentukan kualitas knowledge yang
diciptakan dan mencakup criteria atau standar penilaian. Persoalan yang terkait
dengan standar penilaian ini antara lain terkait dengan biaya, keuntungan
minimalnya, tingkat di mana produk dapat memberikan kontribusi kepada
perkembangan perusahaan, termasuk nilai yang dijanjikan yang di luar fakta
atau pertimbangan-pertimbangan pragmatis.
Hal ini bisa berupa opini yang lebih luas dan lebih dari sekadar
penciptaan knowledge, misalnya visi organisasi dan persepsi yang terkait
dengan perjalanan, romantisme, dan estetikanya. Dorongan untuk memulai
menyatukan knowledge bisa bermacam-macam dan sangat kualitatif daripada
hanya sekadar pertimbangan sederhana dan kuantitatif seperti standar
efisiensi, biaya dan Return On Investment (ROI). Di dalam organisasi biasanya
yang paling menentukan adalah standar penilaian. Standar penilaian harus
dilakukan dalam terminologi konsistensi dengan system nilai yang paling
tinggi. Kemampuan pimpinan memelihara keberlanjutan refleksi diri dalam
perspektif yang lebih luas sangat diperlukan apabila tetap menginginkan
kualitas penciptaan knowledge terjadi.
136 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 1 Juni 2013
6. Menjejaringkan knowledge
Selama tahap penciptaan knowledge organisasi, konsep yang telah
diciptakan, dikristalisasikan, selanjutnya dinilai di dalam organisasi dan
diintegrasikan ke dalam basis knowledge organisasi untuk disebarkan ke
seluruh jaringan organisasi. Knowledge organisasi yang telah tercipta tersebut
selanjutnya dikelola kembali melalui proses interaksi antara visi organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya dengan konsep baru yang telah diciptakan.
Untuk menjembatani antara konsep besar dengan konsep yang baru tercipta
diperlukan satu konsep menengah (middle range concept). Konsep menengah ini
menghilangkan ketidakjelasan konsep besar ke tingkat konsep baru maupun
sebaliknya.
Kadang-kadang konsep besar tidak dimengerti dengan baik pada setiap
tingkatan kecuali konsep menengah memperjelas konsep yang sudah tercipta
tersebut. Upaya memperjelas tersebut dilakukan melalui penciptaan atau
penyusunan kembali konsep besar yang diberikan oleh pimpinan puncak serta
konsep menengah yang diciptakan oleh pimpinan menengah. Interaksi ini
dimediasi secara nyata dalam bentuk penyatuan informasi, yang merupakan
dinamika lain aktivitas self organizing team untuk menjejaringkan knowledge
yang terus-menerus menciptakan informasi dan makna baru.
Proses penciptaan knowledge tidak pernah berakhir, dan merupakan
proses yang berputar, baik yang terjadi di dalam organisasi maupun dengan
lingkungannya karena lingkungan merupakan sumber pemicu penciptaan
knowledge dalam organisasi. Proses penciptaan knowledge dalam organisasi
berlangsung bagaikan sebuah siklus yang dimulai dari memperbesar
pengetahuan individu, berbagi tacit knowledge dan konseptual; membangun
tim mengelola dirinya sendiri, berbagi pengalaman, menyusunnya ke dalam
bentuk konsep, mengkristalisasikan, menilai kualitasnya, menjejaringkan ke
seluruh organisasi baik internal maupun ke seluruh lingkungan organisasi.
Menurut Jan Hidajat ada 2 model pembelajaran yaitu sebagai berikut:19
Kita sering tidak menyadari bahwa cara bersikap dan bertindak sangat
dipengaruhi oleh bagaimana cara pandang kita terhadap sesuatu.20
Sangkala, Knowledge Management, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 283.
20
Ismail Nawawi, Manajemen Pengetahuan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012), hlm. 14-15.
21
Knowledge Management Sebagai Upaya Pengembangan Learning Organization... 139
belajar dari pengalaman masa lalu, belajar dari praktik yang terbaik,
dan transfer pengetahuan secara cepat dan efisien ke seluruh organisasi.
1. knowledge-driven culture
2. knowledge workers
3. knowledge-based products/services/solutions
4. Maximizing enterprise intellectual capital
5. collaborative knowledge sharing
6. learning organization
7. value based on customer knowledge
8. Transforming enterprise knowledge into organizational wealth.22
Oleh karena itu, yang harus digaris bawahi ada tiga kenyataan yang
sangat mempengaruhi berhasil tidaknya manajemen pengetahuan dalam
leraning organizations di sebuah lembaga pendidikan. Pertama, penerapannya
tidak hanya menghasilkan pengetahuan baru tetapi juga mendaur-ulang
pengetahuan yang sudah ada. Kedua, teknologi informasi belum sepenuhnya
bisa menggantikan fungsifungsi jaringan sosial antar anggota organisasi. Ketiga,
sebagian besar organisasi tidak pernah tahu apa yang sesungguhnya mereka
ketahui, banyak pengetahuan penting yang harus ditemukan lewat upaya-upaya
khusus, padahal pengetahuan itu sudah dimiliki sebuah organisasi sejak lama.
22
Kusno Prijono dalam artikelnya yang berjudul Perancangan Knowledge Management
(KM) Readiness Tool.
140 Jurnal An Nûr, Vol. V No. 1 Juni 2013
F. Simpulan
Kenapa Knowledge Management sangat penting karena ini salah satu
alasan yang mendorong atau memotivasi orang-orang untuk melakukan kajian
tentang Knowledge Management karena disadari bahwa aspek pengetahuan
merupakan modalitas penting yang tidak bisa diabaikan dalam dunia bisnis
maupun pendidikan. Karena kedudukan pengetahuan di era informasi ini
setara dengan keberadaan energi pembangkit listrik di era industri. Kalau dulu
orang yang punya modal adlah orang yang punya banyak uang, tanah, dan
lain-lain, kemudian berkembang ke dunia industri yang menekankan pada
pabrik-pabrik, tapi sekarang di abad ke 21 bukan lagi dunia industri akan
tetapi sudah dunia pengetahuan.
Pada dasarnya manjemen pengetahuan mencakup mengumpulkan,
menyusun, menyimpan, dan pengaksesan imformasi untuk membangun
pengetahuan, terkait dengan pengetahuan indivindu dan terkait dengan
peningkatan efektfitas organisasi.
Peranan manajemen pengetahuan dapat dilihat dalam kaitan
dengan penggunaan pengetahuan sebagai basis untuk melahirkan inovasi,
meningkatkan responsivitas terhadap kebutuhan pelanggan dan Stakeholders,
meningkatkan produktifitas. Kemudian tujuan manajemen pengetahuan
dapat dipahami melalui aktivitasnya yang berupaya mengembangkan dan
mempertahankan dinamika dan daya saing perusahaan yang bertumpu kepada
sumber daya. Semua itu hanya dapat di ciptakan dengan sharing informasi
antara yang satu dengan yang lain yang ada di dalam suatu organisasi.
Pada upaya sumbangsi manajemen pengetahuan terhadap organisasi
pembelajaran sebagai fasilitator seluruh komponen organisasi untuk gemar
menciptakan pengetahuan melalui proses belajar. Pengetahuan yang tercipta
melalui proses belajar selanjutnya dapat dibagi dan ditransfer ke berbagai
tingkatan yang ada dalam organisasi. Dorongan untuk senang menciptakan
pengetahuan dan berbagai pengetahuan diperoleh melalui perubahan pola
berpikir, prilaku, dan timdakan yang terungkap melalui aktivitas pembelajaran
dan sharing informasi.
Knowledge Management Sebagai Upaya Pengembangan Learning Organization... 141
Daftar Pustaka
McIherneg, Claire R. Knowledge Management Processes in Organizations, Carolina:
Cahagel Hill Universitas of North, 2011.
Hidajat, Jan. Knowledge Managemen dalam Kontek Organisasi Pembelajaran,
Bandung: Okinawa, 2008.
http://www.google.co.id/search? Tipe+manajemen+pengetahuan, akses 19
November 2012 jam 13.55.
Nawawi, Ismail. Manajemen Pengetahuan, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012.
Susanto, A.B. dalam artikelnya Kompetensi & Organisasi Pembelajar
Kusno Prijono dalam artikelnya yang berjudul Perancangan Knowledge
Management (KM) Readiness Tool.
Lim Bui Ho, dkk. “Penerapan Knowledge Management System Pada Perusahaan
Bisnis Konsultasi PT. Piramedia Sejahtera Abadi (Red Piramid” Jakarta “
Universitas Bina Nusantara, 12 Mei 2008.
M.R. Khairul Muluk, Knowledge Management: Kunci Sukses Inovasi Pemerintahan
Daerah, Malang: Bayumedia, 2008.
Palmer dan Cyntia Hardy, Thingking About Management, London: Panchsheel
Enclave, 2000.
Ratna Indriyati, “Kajian Knowledge Management dan Pengaruhnya Terhadap
Kinerja Karyawan” Surabaya” 28 Desember 2012.
Sangkala, Knowledge Management, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Waryani Fajar Riyanto, Filsafat Ilmu Topik-Topik Epistimologi, Yogyakarta:
Integrasi Interkoneksi Press, 2006.
Windi Novia, Kamus Ilmiah Populer, Jakarta: Wipress, 2009.
www.knowledgeclicks.com.