Disusun Oleh :
1. Aulia Dhiya Ulhaq (14030119130093)
2. Cindi Liansari (14030119130069)
3. Christopher Ariel Endriputra Y (14030119130070)
4. Joanne Evin Tyastorini (14030119140162)
5. Mayra Regita D (14030119130138)
6. Mutia Ryansa (14030119130060)
Era globalisasi yang didukung oleh inovasi juga ditandai dengan pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Menyadari akan adanya persaingan yang semakin ketat,
perlu ada perubahan paradigma berpikir berdasarkan analisis bidang ilmu pengetahuan
tertentu misalnya pohon industri, kemasan pengetahuan, metadatabase, data mining, serta
pengembangan sumber daya manusia. Untuk dapat memudahkan pengembangan sumber
daya manusia perusahaan diperlukan kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan
knowledge yang dimiliki. Pengelolaan knowledge (Knowledge Management) tersebut pada
akhirnya dapat menjadi dukungan yang handal bagi perusahaan untuk meningkatkan daya
saing. Disinilah peran pendidikan dan knowledge sharing antar karyawan menjadi sangat
penting dalam meningkatkan kemampuannya manusia untuk berpikir logis yang akan
menghasilkan suatu bentuk inovasi.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sumber daya paling vital dari perusahaan saat
ini adalah pengetahuan kolektif yang ada di benak karyawan, pelanggan, dan organisasi.
Mempelajari cara mengelola pengetahuan organisasi memiliki banyak manfaat dan beberapa
di antaranya mudah terlihat. Manfaat yang mungkin didapat adalah meningkatkan
kompetensi bisnis inti, mempercepat inovasi dan waktu-ke-pasar, meningkatkan waktu siklus
dan pengambilan keputusan, memperkuat komitmen organisasi, dan membangun keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan (Davenport dan Prusak, 1998). Secara umum, knowledge
management berfokus pada pengorganisasian dan penyediaan pengetahuan penting,
dimanapun dan kapanpun dibutuhkan.
II. Pembahasan
Definisi Pengetahuan dan Definisi Manajemen Pengetahuan
Knowledge merupakan gabungan dari pengalaman, nilai, informasi kontekstual,
pandangan pakar dan intuisi mendasar yang memberikan suatu lingkungan dan kerangka
untuk mengevaluasi dan menyatukan pengalaman baru dengan informasi (Indriany). Menurut
Oxford English Dictionary, knowledge adalah fakta, informasi, dan keterampilan yang
diperoleh melalui pengalaman atau pendidikan (Zarman, 2012). Knowledge memiliki kaitan
yang erat dengan konteks yang menentukan relevansi sebuah informasi terhadap situasi atau
kondisi tertentu (Kurt, 2009). Dari definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa pengetahuan
adalah manifestasi tingkat tertinggi dari informasi dan mencakup data dan informasi.
Data adalah bentuk fakta yang paling mentah tanpa makna apa pun. Informasi diatur,
dianalisis, dan bermakna dalam hubungan atau konteks tertentu. Ketika informasi
digabungkan dengan pengalaman, konteks, interpretasi, dan refleksi, itu menjadi
pengetahuan. Dengan demikian pengetahuan adalah kombinasi dari informasi yang
dikumpulkan, pengalaman pribadi, wawasan, keahlian, dan penalaran logis dalam konteks
yang dapat ditindaklanjuti.
Manajemen pengetahuan mengacu pada sejumlah besar bidang yang beragam seperti:
● Ilmu organisasi.
● Ilmu kognitif.
● Linguistik dan linguistik komputasi.
● Teknologi informasi seperti sistem berbasis pengetahuan, dokumen dan manajemen
informasi, sistem pendukung kinerja elektronik, dan teknologi basis data
● Ilmu informasi dan perpustakaan.
● Penulisan teknis dan jurnalisme.
● Antropologi dan sosiologi.
● Pendidikan dan pelatihan.
● Studi mendongeng dan komunikasi.
● Teknologi kolaboratif seperti Computer Supported Collaborative Work dan
groupware, serta intranet, ekstranet, portal, dan web lainnya teknologi.
Sifat multidisiplin Manajemen Pengetahuan mewakili pedang bermata dua. Di satu sisi,
sifat ini adalah keuntungan karena hampir semua orang dapat menemukan familiar landasan
yang menjadi dasar pemahaman dan bahkan praktek Manajemen Pengetahuan.
Sumber : www.unc.edu/~sunnyliu/inls258/IntroductiontoKnowledge_Management.html
1. People
· di perusahaan Jepang, penciptaan dan berbagi pengetahuan hanya dapat terjadi ketika
individu bekerja sama dengan sukarela.
2. Process
· Eksternalisasi
· Kombinasi
– Ini didasarkan pada studi tentang organisasi Jepang, yang sangat bergantung pada
pengetahuan tacit: karyawan sering bersama perusahaan seumur hidup.
– Linearitas konsep: dapatkah langkah-langkah lompatan spiral? Bisakah itu berlawanan arah
jarum jam?
3. Technology
· memfasilitasi koneksi:
Tujuan utama dari penerapan knowledge management yaitu untuk secara berkelanjutan
meningkatkan performa organisasi melalui pengembangan dan penyebaran pengetahuan
mengenai organisasi melalui organisasi (untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam
melaksanakan proses inti secara efektif dan memastikan bahwa organisasi memiliki
pengetahuan yang tepat di waktu dan tempat yang sesuai) (Blair et al., 2016). Di dalam
pelaksanaan sistem KM terdapat empat objek bisnis yaitu :
4. Mengelola pengetahuan sebagai suatu aset yang dapat meningkatkan suatu pendapatan
baru.
Selain itu, Stewart dan Kaufman (1995) dalam Blair et al., (2016) juga mengatakan
bahwa tujuan dari KM adalah mendorong organisasi untuk belajar dan berbagi dengan
menghubungkan sekumpulan orang-orang dan menciptakan alur diantara kumpulan
informasi yang diberikan oleh setiap orang di divisi yang berbeda seperti keuangan,
operasional, competitive intellegence, dan lainnya.
c. Untuk organisasi :
- Membantu mendorong strategi.
- Memecahkan masalah dengan cepat.
- Menyebarkan praktik terbaik.
- Meningkatkan pengetahuan yang tertanam dalam produk dan layanan.
- Menyuburkan ide-ide dan meningkatkan peluang untuk inovasi.
- Memungkinkan organisasi untuk tetap terdepan dalam persaingan dengan lebih baik.
- Membangun memori organisasi.
Salah satu kekuatan perusahaan yang penting dan sulit ditiru oleh para pesaing adalah
manajemen pengetahuan. Pengetahuan dimiliki oleh setiap individu namun pengetahuan
yang dimiliki setiap individu berbeda. Sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh suatu
perusahaan sulit untuk ditiru oleh para pesaingnya. Oleh karena pengetahuan merupakan
salah satu aset perusahaan yang berharga sehingga perlu dikelola dengan baik.
Studi yang dilakukan Davenport et. Al (1998) menyebutkan bahwa terdapat empat langkah
yang seharusnya dilakukan oleh organisasi supaya manajemen pengetahuan menjadi sumber
daya strategik.
Data, informasi, atau pengetahuan yang dimiliki perusahaan bisa disimpan dalam bentuk
dokumentasi dengan tujuan supaya mudah ditelusuri pada saat dibutuhkan.
Setiap anggota perusahaan memiliki akses yang sama terhadap knowledge base
perusahaan. Untuk mempermudah akses pengetahuan, perusahan perlu memberi fasilitas bagi
anggota perusahaan dengan memanfaatkan teknologi.
Perubahan lingkungan eksternal yang cepat membuat perusahaan harus bisa selalu
beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Kemampuan perusahaan untuk bisa beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan eksternal yang perlu dukungan peningkatan pengetahuan.
Oleh karena itu perusahaan perlu menciptakan lingkungan kerja yang bisa mempercepat
terjadinya peningkatan pengetahuan.
Pengetahuan yang dimiliki perusahaan termasuk ke dalam aset perusahaan yang tidak
berwujud. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki perusahaan maka semakin besar
kekayaan atau aset yang dimiliki perusahaan. Oleh karena itu, pengetahuan perlu dikelola
dengan baik oleh perusahaan.
Pengetahuan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat dijadikan keunggulan kompetitif
yang tahan lama jika perusahaan memiliki pengetahuan yang lebih banyak mengenai sesuatu
dibandingkan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh para pesaingnya. Berbeda dengan
sumber daya lain yang akan habis jika digunakan, pengetahuan tidak akan habis atau
berkurang bahkan akan mengalami peningkatan jika pengetahuan digunakan secara terus-
menerus. Oleh karena itu, pengetahuan akan semakin berharga atau bernilai jika digunakan
secara terus-menerus.
Merupakan suatu program untuk melihat dan menguji kemampuan teknis untuk
melaksanakan proses pengembangan SDM yang objektif, fair, dan terukur. Di PT
Pertamina, EDP diberikan kepada pekerja baru untuk membina mereka ahli di bidangnya.
Namun sebelum mengikuti program ini, karyawan baru terlebih dahulu melewati
program BPS (pre-employment training program).
Merupakan suatu program budaya yang termasuk ke dalam KOMET Study untuk
melakukan sharing, pembelajaran, dan inovasi yang dilaksanakan secara rutin. Program
ini dilaksanakan dengan keterlibatan dari manajemen hingga pekerja. Program dilakukan
untuk mengembangkan, menyebarluaskan, dan menciptakan bahan pembelajaran baru
bagi perusahaan.
III. Kesimpulan
Knowledge merupakan aset yang dimiliki oleh setiap individu dan berbeda antara satu
dengan lainnya. Aset tersebut berasal dari gabungan beberapa aspek seperti berdasarkan
pengalaman, nilai, informasi kontekstual, pandangan pakar, dan intuisi dasar untuk
menciptakan informasi dan pengalaman baru. Untuk mengelolanya, terdapat proses
Knowledge Management (KMt) yang dapat didefinisikan sebagai suatu proses atau
pendekatan yang sistematis dan terstruktur di dalam organisasi dalam mengelola, membuat,
menciptakan, berbagi, menyebarkan, memanfaatkan, dan melakukan aktivitas untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Istilah knowledge management dikenalkan pertama kali
pada akhir tahun 1980, tetapi perkembangan setiap era sejak 1800 an merupakan gambaran
dari perkembangan knowledge management. Pada Januari 2003 di The 24th World Congress
on Intellectual Capital Management, Knowledge Management dianggap menjadi faktor
penting dan utama dalam pemecahan masalah dan transformasi ke dalam disiplin akademik
oleh berbagai guru knowledge management. Knowledge memiliki dua jenis yaitu Explicit
Knowledge yang merupakan pengetahuan yang telah diubah ke dalam dokumen tertulis
seperti teori dan bersifat formal, dan Tacit Knowledge yang merupakan pengetahuan yang
ada di dalam pikiran setiap individu dan berbeda berdasarkan pengetahuan serta pengalaman
masing-masing. Kedua jenis ini memiliki perbedaan, dimana Explicit Knowledge dapat
digunakan untuk mengajar dan mengatur sedangkan Tacit Knowledge mampu beradaptasi
dan berkolaborasi terhadap situasi baru. Dalam knowledge management, terdapat beberapa
elemen yang mendukung seperti people yang merupakan aspek utama yang akan
menciptakan pengetahuan, lalu prosesnya yang menurut model SECI berisi sosialisasi
dengan komunikasi, eksternalisasi dengan mengubah tacit menjadi eksplisit, kombinasi
dengan mengkompilasi pengetahuan eksplisit, lalu internalisasi yaitu memahami
pengetahuan eksplisit. Proses ini dilakukan secara berkelanjutan dari interaksi dinamis
pengetahuan tacit dan eksplisit.
Masa depan knowledge management akan terus berkembang dan bertumbuh seiring
dengan perkembangan berbagai bidang seperti industri dan hukum yang semakin kompleks.
Hal ini dikarenakan knowledge management juga mengacu kepada sejumlah besar bidang
seperti ilmu organisasi, ilmu kognitif, linguistik, teknologi informasi, pendidikan,
komunikasi, dan lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan knowledge
management sangat penting, terutama karena adanya globalisasi bisnis, organisasi yang lebih
ramping, tuntutan pembelajaran berkelanjutan pada tenaga kerja, dan kemajuan teknologi.
Hal ini juga didorong karena knowledge management dapat menjadi strategi kekuatan
perusahaan yang sulit ditiru oleh kompetitor, sehingga dapat dikatakan bahwa knowledge
menjadi aset perusahaan tidak berwujud bagi perusahaan dan memberikan keunggulan
kompetitif.
Knowledge Management (KM) dan Information Management (IM) merupakan hal yang
berbeda. information management memiliki fokus terhadap informasi sebagai sumber yang
kemudian diatur dan dikelola untuk memudahkan pengolahan informasi yang dibutuhkan,
sedangkan knowledge management lebih kompleks dimana pengetahuan yang dimiliki setiap
manusia berbeda karena didasarkan oleh pengalaman sehingga sumber utamanya merupakan
manusia, kemudian pengetahuan tersebut dirangkum, diolah, ditingkatkan, menilai value, dan
lainnya. Cakupan knowledge management termasuk di dalamnya information management,
HR, dan lainnya. Salah satu perusahaan energi di Indonesia yaitu PT Pertamina telah
menyadari pentingnya penerapan knowledge management dengan menciptakan berbagai
fasilitas seperti portal KOMET, pelaksanaan training, dan improvement program untuk
mengembangkan sumber daya manusia berdasarkan kompetensinya.
DAFTAR PUSTAKA
Blair, T., Minister, P., Wiig, C., & Nations, U. (2016). An Introduction to Knowledge
Management. 1–26. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-100564-4.00001-6
SECI Model (Nonaka & Takeuchi) diakses pada tanggal 18 Februari 2022 Link
https://knowledgeandmanagement.wordpress.com/seci-model-nonaka-takeuchi/
Terra, J. C., & Angeloni, T. (2003). Understanding the difference between Information
Management and Knowledge Management. KM Advantage, 1–9.