Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ghanisa Rahman

NIM : 044523725

UPBJJ : Jakarta

Prodi : Sistem Informasi

Tugas 3 Teori Organisasi menulis Artikel

Pentingnya Pengetahuan dalam Organisasi Modern


Rabu, 31 Mei 2023 by GhanisaRahman

Sebelum kita mulai pembahasan mengenai Pentingnya Pengetahuan dalam Organisasi


Modern mari kita ketahui terlebih dahulu apa itu pengetahuan dan apa itu organisasi modern.

Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data


secara penuh yang dilengkapi dengan potensi keterampilan, kompetensi, ide, intuisi,
komitmen, dan motivasi orang-orang yang terlibat. Menurut Pfeffer dan Sutton (2000),
dalam Kusumadmo (2013), pengetahuan adalah perilaku dan kegiatan bernilai tambah.
Pengetahuan mencakup tacit knowledge (ada di kepala orang) dan explicit knowledge
(dikodifikasi dan diekpresikan sebagai informasi di dalam database, dokumen, dan lain-lain.
Menurut Skyrme (2001), dalam Kusumadmo (2013), menyatakan pengetahuan tidak statis.
Sebaliknya, ia selalu berubah dan berkembang sepanjang hidup organisasi.

Sedangkan Organisasi modern adalah sekelompok orang yang memiliki tujuan yang
sama dan merupakan sistem yang berubah seiring dengan perubahan lingkungannya, baik
secara internal atau pun eksternal.

Seiring perkembangan zaman makin cepatnya perubahan dalam segala bidang di


kehidupan, akibat dari efek globalisasi serta pengembangan teknologi informasi yang sangat
akseleratif. Kondisi ini jelas mengakibatkan perlunya cara-cara baru dalam menyikapi semua
yang terjadi agar dapat tetap bertahan. Semakin pentingnya kualitas sumber daya manusia
(SDM) merupakan salah satu upaya dalam menyikapi perubahan tersebut, dan tentu saja
memerlukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan SDM.

Sehubungan dengan itu peranan ilmu pengetahuan menjadi makin menonjol, karena
hanya dengan pengetahuanlah semua perubahan yang terjadi dapat disikapi dengan tepat. Ini
berarti pendidikan berperan penting dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan
kompetitif. Ketatnya kompetisi secara global khususnya dalam bidang ekonomi telah
menjadikan organisasi usaha memikirkan kembali strategi pengelolaan usahanya, dan SDM
yang berkualitas dengan penguasaan pengetahuannya menjadi pilihan penting yang harus
dilakukan dalam konteks tersebut.

Pengetahuan telah menjadi sesuatu yang sangat penting, oleh karena itu perolehan dan
pemanfaatannya perlu dikelola dengan baik dalam konteks peningkatan kinerja organisasi.
Pengetahuan memang milik individu, namun dapat dimanfaatkan oleh organisasi dengan
tetap memberikan otonomi pengembangannya pada individu tersebut. Dalam hubungan ini
belajar dan pembelajaran menjadi kata kunci dalam peningkatan kapasitas pengetahuan, oleh
karenanya menjadikan individu sebagai pembelajar merupakan kondisi yang diperlukan
sebagai bagian dari upaya meningkatkan kinerja organisasi melalui pengintegrasiannya
dengan proses organisasi. Untuk itu organisasi perlu melakukan pengembangan dirinya
menjadi organisasi pembelajar, sebab hanya dalam kondisi yang demikian individu dapat
benar-benar menjadi manusia terpelajar.

Agar organisasi dapat bertahan hidup, maka diwajibkan agar setiap orang yang ada di
dalam organisasi untuk berbagi pengetahuan. Untuk itu dibutuhkan manajemen yang kuat
agar pengetahuan tersebut mengakar di setiap individu dalam organisasi dan tidak hilang
begitu saja dengan didukung infrastruktur untuk penyebaran informasi di lingkungan
organisasi.

Hansen, Nohria dan Tierney (1999) mengemukakan pada dasarnya strategi


organisasi mengelola pengetahuan terbagi atas dua ekstrim : strategi kodifikasi ( codification
strategy) dan strategi personalisasi (personalization strategy). Bila pengetahuan
diterjemahkan dalam bentuk eksplisit secara berhati-hati (codified) dan disimpan dalam basis
data sehingga para pencari pengetahuan yang membutuhkannya dapat mengakses
pengetahuan tersebut, maka cara mengelola seperti ini dikatakan menganut strategi
kodifikasi. Namun pengetahuan tidak terdiri dari hanya eksplisit saja, melainkan juga
pengetahuan terbatinkan. Pengetahuan terbatinkan amat sangat sulit diterjemahkan ke dalam
bentuk eksplisit.

Oleh sebab itu pengetahuan-pengetahuan dialihkan dari satu pihak ke pihak lain
melalui hubungan personal yang intensif, jadi fungsi utama jaringan komputer (intranet atau
internet) di sini bukan saja untuk menyimpan pengetahuan melainkan juga untuk
memfasilitasi komunikasi di antara individu atau peneliti dalam organisasi yang sedang
melakukan kegiatan penelitian baik mencari informasi atau memanfaatkan pengetahuan-
pengetahuan baru untuk menunjang kegiatan penelitiannya.

Peran perpustakaan, dokumentasi informasi. Berdasarkan dasar pemikiran di atas,


ditambah dengan hasil studi dari Szulanski (1996) yang mendiskusikan mengenai
permasalahan dalam proses pengalihan pengetahuan dari orang atau kelompok ke orang atau
kelompok lain, serta pengamatan empiris dari peran perpustakaan, pusat informasi atau pusat
dokumentasi dalam proses penciptaan pengetahuan, maka dapat disampaikan sebagai berikut:

 Pengetahuan merupakan justified true believe.

Seorang individu membenarkan (justifies) kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan


observasinya mengenai dunia. Jadi bila seseorang menciptakan pengetahuan, ia menciptakan
pemahaman atas suatu situasi baru dengan cara berpegang pada kepercayaan yang telah
dibenarkan. Dalam definisi ini, pengetahuan merupakan konstruksi dari kenyataan,
dibandingkan sesuatu yang benar secara abstrak. Penciptaan pengetahuan tidak hanya
merupakan kompilasi dari fakta-fakta, namun suatu proses yang unik pada manusia yang sulit
ditiru. Penciptaan pengetahuan melibatkan perasaan dan sistem kepercayaan (belief systems)
dimana perasaan atau sistem kepercayaan itu bisa tidak disadari.

 Pengetahuan merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligus terbatinkan (tacit).

Beberapa pengetahuan dapat dituliskan di kertas, diformulasikan dalam bentuk kalimat-


kalimat, atau diekspresikan dalam bentuk gambar. Namun ada pula pengetahuan yang terkait
erat dengan perasaan, keterampilan dan bentuk bahasa utuh, persepsi pribadi, pengalaman
fisik, petunjuk praktis (rule of thumb) dan institusi. Pengetahuan terbatinkan seperti itu sulit
sekali digambarkan kepada orang lain. Mengenali nilai dari pengetahuan terbatinkan dan
memahami bagaimana menggunakannya merupakan tantangan utama organisasi yang ingin
terus mencintakan pengetahuan.

 Manajemen Pengetahuan (Knowledge management)

Knowledge management merupakan suatu upaya untuk menghasilkan nilai dari kekayaan
intelektual organisasi melalui penciptaan, penyimpanan, penyebaran dan penerapan
pengetahuan untuk mencapai tujuan organisasi.

Joshi (2001) dalam Kusumadmo (2013), perilaku knowledge management


diidentifikasi sebagai urutan aktivitas-aktivitas pengetahuan yang menjelaskan maksud dari
Knowledge management itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor dan
sumber-sumber knowledge management berperan dalam membentuk perilaku-perilaku
knowledge management.

James (2004), dalam Kusumadmo (2013), menyatakan knowledge management


adalah penciptaan, pengumpulan, dan konversi pengetahuan individual menjadi pengetahuan
organisasional. King, W.R. (2009), menyatakan dasar dari knowledge management adalah
sebagai manusia tidak mampu untuk menggambarkan secara utuh potensi otak secara
maksimal, organisasi secara keseluruhan juga tidak mampu secara penuh memanfaatkan
pengetahuan yang mereka miliki.

Melalui knowledge management, organisasi mencoba belajar atau menciptakan


pengetahuan yang berguna, berpotensi dan membuat itu tersedia untuk siapa pun dapat
menggunakannya di satu waktu dan tempat yang tepat guna meraih penggunaan yang efektif
dalam rangka positif memberi perubahan bagi performa organisasi. Darroch dan
McNaughton (2002) dalam Hilmi A., et al. (2009), menyatakan bahwa knowledge
management merupakan fungsi manajemen yang menciptakan pengetahuan, mengelola aliran
pengetahuan dan memastikan bahwa pengetahuan secara efektif dan efisien digunakan untuk
kepentingan jangka panjang organisasi. Dalam hal ini knowledge management menunjukkan
bahwa pengelolaan keahlian dan pengetahuan secara efisien dan efektif dapat menyediakan
kemampuan baru, memungkinkan kinerja yang lebih baik, dan dapat digunakan untuk
kepentingan jangka panjang suatu organisasi..

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa knowledge management


adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menemukan dan memanfaatkan sumber daya
intelektual dalam suatu organisasi.
Knowledge management bertujuan untuk menemukan, menyimpan, membagikan dan
membagi secara luas sumber daya yang sangat penting yang dimiliki oleh suatu organisasi.
Seperti keahlian seseorang, ketrampilan, jaringan hubungan dan kebijakan-kebijakan yang
ada dalam organisasi. Dengan adanya hal tersebut dapat di implementasikan dengan
Knowledge Management, sehingga nantinya masyarakat memiliki pengetahuan yang lebih
luas lagi.

Knowledge Management merupakan sebuah hal penting yang dapat membantu


seseorang atau organisasi dalam mempertahankan sebuah keunggulan yang kompetitif dalam
lingkungan yang dinamis. karena terjadinya antar individu yang akan menghasilkan sebuah
pengetahuan baru untuk menghasilkan inovasi.

Namun terdapat Tantangan terbesar dalam mengimplementasikan knowledge


management ini, yang menganggap bahwa pengetahuan adalah hal paling berharga bagi
dirinya sehingga enggan untuk membagikan pengetahuannya kepada individu lain (Gross &
Kluge, 2012). Sehingga perlunya mengubah perilaku individu tersebut karena aktivitas
berbagi pengetahuan tersebut merupakan langkah awal dalam mengaplikasikan Knowledge
Management. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan adanya pertukaran sosial dalam
berbagi pengetahuan di mana dapat mengatur interaksi mereka dengan individu lain, yang di
dalamnya terdapat pertukaran sumber daya serta informasi sehingga menghasilkan timbal
balik yang sesuai.

Dalam sebuah proses Knowledge Management terdapat beberapa orang yang


cenderung menimbun pengetahuan yang dimiliki atau diketahui sehingga mengakibatkan
hilangnya pengetahuan yang sebenarnya penting bagi sebuah organisasi, lembaga atau
seseorang. Kecenderungan menimbun pengetahuan ini terdapat alasan seperti orang tersebut
merasa bahwa pengetahuan yang dimilikinya berharga di mana orang lain seharusnya tidak
boleh tahu akan pengetahuan tersebut.

Akan tetapi bisa juga, orang yang menimbun ini bisa memberikan pengetahuan yang
dimiliki atau diketahui akan tetapi terdapat imbalan yang harus diberikan, bisa berupa potensi
yang bermanfaat nantinya seperti rekan kerja di masa depan atau tukar menukar pengetahuan
yang juga menguntungkan bagi orang tersebut. Solusi yang dapat dilakukan dengan cara
membuat sebuah koordinasi dan kolaborasi yang baik antara tim-tim kerja dalam organisasi
atau lembaga, sehingga orang yang menimbun pengetahuan ini dapat berbagi dengan cara
sukarela.

Mengingat bahwa perkembangan teknologi informasi saat ini sudah banyak sekali
solusi yang ditawarkan seperti adanya komunitas virtual tersebut. Komunitas virtual
merupakan sebuah jejaring sosial di mana individu melakukan sebuah interaksi melalu sosial
media tertentu yang sudah ditentukan oleh komunitas tersebut. Peranan teknologi komunikasi
informasi saat ini memungkinkan suatu komunitas ataupun orang bisa berbagai pengetahuan
dengan orang-orang yang tersebar berbeda tempat sehingga tetap bisa melakukan berbagi
pengetahuan walaupun terdapat sebuah kendala atau keterbatasan. Gaya interaksi yang
terdapat dalam sebuah komunitas virtual ini terdapat dua yaitu dengan bertemu secara tatap
buka dan secara online. Sehingga hal tersebut dapat menjadi sarana untuk
mengimplementasikan pertukaran sosial. Dengan adanya hal tersebut dapat membuat suatu
organisasi dapat mudah untuk mencapai visi misi yang telah diterapkan.

Aspek individu merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menciptakan
pengetahuan dalam organisasi. Untuk itulah pengetahuan yang di miliki oleh setiap anggota
dalam organisasi harus dikelola dengan baik agar dapat memajukan organisasi. Knowledge
management merupakan suatu upaya untuk menghasilkan nilai dari kekayaan intelektual
organisasi melalui penciptaan, penyimpanan, penyebaran dan penerapan pengetahuan untuk
mencapai tujuan organisasi.

Dari konsep knowledge management di atas merupakan upaya untuk menghasilkan kekayaan
intelektual anggota-anggota yang terdapat 18 di dalamnya melalui penyebaran pengetahuan
atau sharing pengetahuan untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Stewart (1997) dalam Yusup (2012) pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual
dan pengalaman didefinisikan sebagai modal intelektual yang harus dikelolah dengan baik.
Dengan melakukan pengelolaan sumber daya manusia secara tepat maka organisasi akan
memiliki kemampuan untuk berkompetisi dengan organisasi lain dalam dunia yang serba
kompetitif seperti sekarang ini.

Organisasi modern saat ini memandang bahwa pemanfaatan sumber daya manusia
meliputi aset yang tertanam di dalamnya yaitu berupa pengetahuan dan kemampuan termasuk
pengalaman, keahlian, kreativitas serta potensi inovasi yang dimiliki sumber daya manusia
tersebut sebagai modal organisasi yang paling utama.
Dari pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa pengetahuan penting bagi
organisasi modern, Pengetahuan dapat menjadi sebuah keunggulan kompetitif bagi organisasi
modern. Pengetahuan menjadi sebuah sumber potensial untuk mencapai sebuah keunggulan
dan menjawab segala tantangan . Salah satunya dalam perkembangan pengetahuan, semakin
hari dengan adanya perkembangan tersebut organisasi menghadapi berbagai tantangan yang
baru. Seperti bagaimana cara agar mendapatkan hasil dari perkembangan pengetahuan yang
nantinya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan organisasi.

Referensi :

 https://dip.fisip.unair.ac.id/pentingnya-knowledge-sharing-dalam-suatu-organisasi/
#:~:text=Knowledge%20Management%20merupakan%20sebuah%20hal,pengetahuan
%20baru%20untuk%20menghasilkan%20inovasi
 https://www.esaunggul.ac.id/penerapan-knowledge-management-dalam-organisasi/
 http://e-journal.uajy.ac.id/9707/3/2MM02137
 Abell, Angela dan Nigel Oxbrow (2001), Competing with Knowledge: The
Information Professional in the Knowledge Management Age, London: Library
Association Publication.
 Subagyo, H, “Metodologi Pengukuran Peranan Forum Diskusi dalam Proses Berbagi
Knowledge; Kasus Intra PDII-LIPI”, Diklat Peneliti Tingkat I, Jakarta, 2006.

Anda mungkin juga menyukai