NIM : 044017606
Setiap organisasi tidak dapat menggantungkan pada kelemahan pihak lain dan memanfaatkan
kecerdasannya maka diperlukan kemampuan dalam mengelola pengetahuan dan
menjadikannya sebagai organisasi pembelajar. Sedangkan organisasi pembelajar yang berisi
individu pembelajar dan di dukung oleh infrastruktur yang kuat dapat menjalankan visi misi
dengan sukses. Individu pembelajar harus mengembangkan ilmu dan membangun peradaban
bukan hanya tetap eksis tetapi harus mampu berkembang dan menjadi tangguh serta dapat
bertahan di era yang penuh dengan ketidakpastian ini. Penumbuhan iklim organisasi
pembelajaran harus dibarengi dengan penciptaan mekanisme yang bisa mendorong kegiatan
proses pembelajaran diantara para individu bisa berlangsung lebih terpadu. Disini peran
knowledge management atau manajemen pengetahuan menjadi amat kritikal sebab melalui
mekanisme inilah proses pembelajaran dan akumulasi pengetahuan yang tersebar diantara
segenap individu bisa dikelola secara efektif dan didesain agar selaras dengan arah strategi
organisasi.
Pengetahuan tidak hanya berupa data dan informasi saja, tetapi perlu transfer pengetahuan
dari karyawan ke dalam sistem sehingga dapat digunakan sebagai salah satu dasar
pertimbangan dalam pengambilan putusan. Persaingan bisnis menuntut organisasi untuk terus
kompetitif, sehingga bisnis yang berjalan dapat berubah dengan cepat. Para pengambil putusan
menyadari hal tersebut dan mereka perlu mengembangkan pengetahuan dan strategi untuk
mendukung pengambilan keputusan. Di sinilah peran kecerdasan buatan dan teknologi
informasi dalam membangun sebuah sistem baru yang dapat menangkap, menyimpan,
membagi, memberikan solusi data dan informasi serta pengetahuan. Struktur Organisasi yang
begitu kompleks menyebabkan pengetahuan menjadi terpecah-pecah dan sulit untuk
menentukan, berbagi dan menggunakan kembali pengetahuan tersebut yang dikatakan oleh
Zack (dalam Natalea, 2010). Ketika learning organization telah menjelma, dalam wujud yang
sempurna, maka ia ibarat sebuah taman impian. Itulah taman yang menjadikan semua anggota
berkeinginan untuk terus menerus belajar dan dengan penuh semangat saling berbagi
pengetahuan serta pengalaman. Sebuah taman semakin berat maka diperlukan perubahan
paradigma diorganisasi.tempat semua anggota dinaungi spirit keriangan untuk selalu
mempersembahkan karyaterbaik.
Organisasi Pembelajar
Secara general konsep ini dapat diartikan sebagai kemampuan suatu organisasi untuk terus
menerus melakukan proses pembelajar (self-learning) sehingga organisasi tersebut memiliki
kecepatan berpikir dan bertindak dalam merespon beragam perubahan yang muncul
(Tjakraatmadja & Lantu, 2006). Dalam konteks riil, tema tentang learning organization ini
diyakini telah menjadi satu jurus jitu untuk berkelit dari kekalahan suatu persaingan bisnis dan
yang harus dilakukan untuk membangun learning organization yang tangguh adalah dengan
membangun iklim dialog dan knowledge sharing yang kuat. Elemen ini penting sebab proses
pembelajaran tidak akan pernah bisa berlangsung jika tidak ada komitmen yang kokoh diantara
para karyawan apapunlevelnya.
Untuk bertukar gagasan dan pengetahuan baik secara formal maupun melalui proses informal
learning (pembelajaran informal). Proses pembelajaran informal layak disebut sebab
1
berdasarkan riset kegiatan ini memiliki peran yang amat signifikan dalam mengembangkan
kemampuan belajar organisasi dan bahkan acap lebih efektif dibanding proses formal learning
di antara para karyawan bisa berlangsung lebih terpadu. Di sini peran knowledge management
menjadi amat kritikal, sebab melalui mekanisme inilah proses pembelajaran dan akumulasi
pengetahuan yang tersebar diantara segenap karyawan bisa dikelola secara efektif dan didisain
agar selaras dengan arah strategi perusahaan. Tentu saja proses penumbuhan learning
organization yang solid tidak bisa hanya berlangsung semalam. Tapi jika mampu benar-benar
diwujudkan, maka fantansi tentang hadirnya taman impina bisa menjadi kenyataan. Itulah taman
tempat setiap individu bisa terus belajar bergerak membangun peradaban yang agung nanmulia.
Menurut Tjakraatmadja & Lantu (2006) organisasi sejatinya sangat mirip dengan manusia.
Bukankah pada hakekatnya organisasi adalah sekumpulan manusia dengan tujuan, sistem,
struktur dan kultur tertentu, agar organisasi berkembang dan memiliki keunggulan kompetitif,
organisasi mesti memiliki otak yang cemerlang atau memiliki IQ (Intelligence Question) yang
tinggi. Untuk memperoleh IQ yang tinggi terdapat dua persyaratan yaitu: (1) mempunyai tradisi
sebagai organisasi pembelajaran (learning organization); (2) mempunyai kemampuan untuk
mengelola pengetahuan (knowledge management) dengan baik. Dalam organisasi
pembelajaran (learning organization), komitmen dan kapasitas belajar ditumbuhkan secara
berkesinambungan bagi seluruh anggota di tiap tataran organisasi. Salah satu contoh yang
menerapkan pendekatan ini adalah Honda dan Samsung. Organisasi pembelajaran
memungkinkan organisasi merubah informasi menjadi pengetahuan yang berharga (valued
knowledge) yang akan meningkatkan kemampuan organisasi. Boleh dikatakan, organisasi
pembelajaran merupakan wadah dengan sistem tertentu yang memungkinkan anggota
organisasi untuk terus belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuannya.
PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA
3
TELKOM memiliki misi memberikan layanan one stop InfoCom services with excellent
quality and competitive price and to be the role model as the best managed indonesian
corporation dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik,
berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif.
TELKOM mengelola bisnis melalui praktik-praktik terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber
daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun
kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secarasinergis.
Untuk itu diperlukan kerangka budaya baru perusahaan yang disesuaikan dengan nuansa
kompetisi yang dihadapi Telkom serta diberlakukan sebagai landasan bagi proses transformasi
budaya secara menyeluruh. The Telkom Way memberikan pemahaman atas konsepsi budaya
perusahaan agar diperoleh kesamaan persepsi serta keseragaman pola pengembangannya.
Pengembangan Budaya Korporasi di Telkom adalah untuk menggugah kesadaran seluruh
komponen organisasi tentang pentingnya budaya korporasi dalam memelihara daya tahan dan
mensinergikan daya saing, terbentuknya keselarasan budaya perusahaan dengan strategi
perusahaan dan terbangunnya competitive advantage melalui penguatan nilai-nilai yang telah
dirumuskan dalam budaya korporasi The Telkom Way.
Sejalan dengan pengembangan budaya perusahaan mulai tahun 2003, Telkom juga telah
melakukan restrukturisasi internal dengan membangun pola kepemimpinan transformasional
dan melakukan penyesuaian kompensasi kepada segenap karyawannya, dua hal yang diyakini
mampu memberikan stimulan bagi pengembangan sumber daya manusia dan tujuan
perusahaan. Untuk melaksanakan strategi perusahaan dalam mencapai dan menjaga
sustainable growth, upaya pemenangan persaingan dikondisikan melalui pendekatan customer
centric sehingga perlu dilakukan perubahan yang fundamental dalam pengorganisasian dan
pengendalian aktivitas bisnis perusahaan pada seluruh unit bisnis.
4
Proses akuisisi terjadi ketika para eksekutor proses bisnis utama perusahaan (perencanaan
strategis, pengembangan produk dan layanan, serta operasi infrastruktur dan layanan) sadar
bahwa mereka perlu mempelajari pengetahuan tertentu. Akuisisi pengetahuan terjadi ketika
proses interaksi antara eksekutor (knowledge buyer) dengan knowledge source (knowledge
seller) berlangsung dengan efektif yang ditandai dengan mengalirnya pengetahuan dari
knowledge source ke knowledge buyer. Knowledge source ini berasal dari
brainware/knowledge worker (human capital). Proses bisnis berupa inovasi yang muncul dari
konsumen dan eksternalperusahaan.
2. KnowledgeSharing
Knowledge sharing melibatkan komponen knowledge worker aplikasi distribusi dan kolaborasi.
Forum dalam knowledge sharing dibagi menjadi dua, yaitu forum formal dan forum informal.
Forum formal yaitu pertemuan rutin yang dilaksanakan untuk membahas performansi unit,
performansi operasional, serta inisiatif strategis perusahaan. Media yang digunakan dalam
knowledge sharing berupa online (Kampiun, intranet/portal, dan e-learning) dan offline (forum,
rapat, team, buletin, informal meeting, patriot pagi, counseling and coaching, dan training).
3. KnowledgeUtilisation
Ukuran keberhasilan dari pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menjalankan
proses bisnis perusahaan dengan lebih efektif dan efisien. Knowledge creation terjadi ketika
karyawan memperoleh ide-ide baru yang muncul saat karyawan menerapkan pengetahuan
yangtersedia.
5
secara parsial lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh simultan pada Pembelajaran
Organisasi dan Modal Intelektual.
Sumber: Andria dan Trisyulianti (2011); Sugandi (2011); Astuti, Hendri and Nim, (2011)
PERTANYAAN
Apa yang dilakukan Telkom memenuhi semua karakteristik yang ada menurut Harvey & Brown.
Bahwa Perubahan terencana hingga menggunakan metode ilmiah dalam perencanannya. Yang
paling terlihat ialah Pendekatan system, diantaranya knowledge sharing, knowledgeacquisition,
6
knowledge utilization.
2 Berdasarkan kasus di atas, jelaskan shared vision dari Telkom sebagai organisasi
25
. pembelajar!
Jawaban :
Shared vision ini menyangkut bagaimana setiap orang berbagi visi bersama tentang masa
depan. Kepemimpinan merupakan kunci dalam menciptakan dan mengkomunikasikan visi
tersebut. Dari kasus di atas Telkom sebagai organisasi pembelajar memiliki visi bersama to
become a leading InfoCom player in the region. TELKOM berupaya untuk menempatkan
dirisebagaiperusahaanInfoComterkemukadikawasanAsiaTenggara,Asiadanakan
berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.
3 Berdasarkan informasi pada artikel di atas, disebutkan bahwa:
. Dalam organisasi pembelajaran (learning organization), komitmen dan kapasitas
belajar ditumbuhkan secara berkesinambungan bagi seluruh anggota di tiap tataran
organisasi. Salah satu contoh yang menerapkan pendekatan ini adalah Honda dan
Samsung. Organisasi pembelajaran memungkinkan organisasi merubah informasi
menjadi pengetahuan yang berharga (valued knowledge) yang akan meningkatkan
25
kemampuan organisasi. Boleh dikatakan, organisasi pembelajaran merupakan wadah
dengan sistem tertentu yang memungkinkan anggota organisasi untuk terus belajar
sehingga dapat meningkatkan kemampuannya.
Dari deskripsi tersebut, berikan simpulan tentang subsistem Pembelajaran,
khususnya pada Subsistem Pengetahuan pada organisasipembelajar, dengan
mengaitkan penjelasan yang ada di BMP modul 5.
Jawaban :
Simpulan yang dapat diambil ialah organisasi pembelajar secara terencana dan terus menerus
memfasilitasi anggotanya agar berkembang dan mentransformasi diri dalam usaha
meningkatkan kinerja sesuai dengan kebutuhan organisasi. Saat ini ada banyak pendapat yang
menyamakan antara organizational learning dan learning organization, hal itu merupakan salah
kaprah. Untuk menghindari kerancuan definisi seperti tersebut di atas, klarifikasi tentang
pengertian masing masing istilah sangat penting dikedepankan. Organizational learning
diterjemahkan sebagai pembelajaran organisasional atau pembelajaran dalam organisasi di
mana lebih menekankan pada aspek pembelajaran yakni proses pembelajaran yang terjadi di
dalam organisasi. Sedangkan learning organization diterjemahkan menjadi organisasi
pembelajar menekankan pada organisasi tempat pembelajaran tersebut berlangsung. Untuk
menjadi organisasi pembelajar yang baik, ada beberapa karakteristik yang harusdipenuhi,
seperti yang dikemukakan oleh schein (1985) dan marquardt (1996).
4 Berdasarkan artikel di atas, berikan simpulan tentang pentingnya knowledge
management sebagai bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sebuah
organisasi/perusahaan, lebih-lebih jika organisasi tersebut adalah organisasi yang 25
berbasis pengetahuan seperti Telkom. Lengkapi jawaban dengan memberikan ulasan
pelaksanaan knowledge management di Telkom.
Jawaban :
7
“Knowledge management” adalah sebuah konsep yang berasal dari tahun 1990an, ketika para
akademisi (terutama Nonaka, Takeuchi dan Davenport) mengembangkan gagasan tentang
disiplin ilmu baru ini. Salah satu tujuan utama Knowledge management adalah menggunakan
praktik dan teknologi perusahaan untuk memanfaatkan pengetahuan perusahaan.
Sistem Knowledge management tradisional difokuskan pada kemampuan untuk menangkap
pengetahuan dalam sistem terpusat dan membuatnya tersedia di kemudian hari. Namun,
langkah pertama ini memiliki sedikit keberhasilan sehingga pada awal Knowledge
management tampakditinggalkan.
Namun kemunculan Enterprise 2.0 (2006) telah memberi kehidupan baru pada Knowledge
management, berkat pergeseran fokus dari “pengetahuan” itu sendiri kepada individu-individu
yang memegang, berbagi dan menggunakannya. Dalam beberapa hal, praktik dan teknologi
baru yang diperkenalkan oleh kolaborasi sosial perusahaan telah menyimpang perspektif
bagaimana memanfaatkan pengetahuan karyawan melalui model baru untuk menciptakan,
berbagi, dan menggunakan pengetahuan. Efek “jaringan” ini memungkinkan menghubungkan
orang dengan tujuan berbagi pengetahuan, sehingga pengetahuan itu lebih mudahdiakses.
Di bawah ini adalah 5 alasan penting kenapa Knowledge Management itu diperlukan bagi tiap
organisasi:
1. Mempercepat akses terhadap informasi danpengetahuan
Knowledge Management mempermudah pencarian informasi atau orang yang memegang
informasi yang Anda butuhkan. Ini meningkatkan efisiensi dan produktivitas dan memungkinkan
Anda bekerja lebih baik.
2. Meningkatkan proses pengambilankeputusan
Karyawan dapat meningkatkan kualitas dan kecepatan pengambilan keputusan dengan
mengakses pengetahuan seluruh organisasi saat mereka membutuhkannya. Saat membuat
keputusan, alat kolaborasi perusahaan memfasilitasi akses terhadap pendapat dan pengalaman
orang yang berbeda, yang dapat memberi kontribusi perspektif tambahan pada pilihan yang
dibuat.
3. Menciptakan inovasi dan perubahan
Aktifkan dan dorong pembagian gagasan, kolaborasi dan akses terhadap informasi
terbaru. Knowledge Management memungkinkan individu untuk merangsang inovasi dan
perubahan yang dibutuhkan untuk mengembangkan organisasi dan memenuhi kebutuhan bisnis
yang terusberubah.
4. Meningkatkan efisiensi tiap unit operasi dan proses bisnisorganisasi
Dengan akses informasi dan sumber daya yang lebih cepat ke seluruh organisasi, pekerja dapat
bertindak cepat. Sebuah studi yang dilakukan oleh McKinsey & Co pada bulan November 2011,
dimana lebih dari 4.200 eksekutif diwawancarai di seluruh dunia, menunjukkan bahwa
penggunaan teknologi kolaborasi sosial telah memperbaiki proses bisnis dan kinerja organisasi
secara umum.
5. Meningkatkan kepuasanpelanggan
Berbagi pengetahuan dan kolaborasi silang membantu meningkatkan nilai yang ditawarkan
kepada pelanggan. Organisasi mampu memberikan jawaban lebih cepat atau mempersingkat
waktu yang diperlukan untuk memperbaiki produk atau layanan.
8
bahwa mereka perlu mempelajari pengetahuan tertentu. Akuisisi pengetahuan terjadi ketika
proses interaksi antara eksekutor (knowledge buyer) dengan knowledge source (knowledge
seller) berlangsung dengan efektif yang ditandai dengan mengalirnya pengetahuan dari
knowledge source ke knowledge buyer. Knowledge source ini berasal dari brainware/knowledge
worker (human capital). Proses bisnis berupa inovasi yang muncul dari konsumen dan eksternal
perusahaan.
2. KnowledgeSharing
Knowledge sharing melibatkan komponen knowledge worker aplikasi distribusi dan kolaborasi.
Forum dalam knowledge sharing dibagi menjadi dua, yaitu forum formal dan forum informal.
Forum formal yaitu pertemuan rutin yang dilaksanakan untuk membahas performansi unit,
performansi operasional, serta inisiatif strategis perusahaan. Media yang digunakan dalam
knowledge sharing berupa online (Kampiun, intranet/portal, dan e-learning) dan offline (forum,
rapat, team, buletin, informal meeting, patriot pagi, counseling and coaching, dan training).
3. KnowledgeUtilisation
Ukuran keberhasilan dari pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menjalankan
proses bisnis perusahaan dengan lebih efektif dan efisien. Knowledge creation terjadi ketika
karyawan memperoleh ide-ide baru yang muncul saat karyawan menerapkan pengetahuan yang
tersedia.”