Anda di halaman 1dari 3

Apakah Anda setuju, bahwa kepemimpinan 

kharismatik dan kepemimpinan transformasional
merupakan dua teori yang dikatakan berorientasi perubahan? Jelaskan alasan Anda dan
lengkapi tanggapan Anda dengan menyampaikan karakter pemimpin perubahan!
Berikan juga contoh dari penerapan kepemimpinan transformational pada
organisasi/perusahaan yang Anda ketahui.
Pemimpin karismatik didefinisikan sebagai pemimpin yang memberikan efek emosional
secara mendalam kepada para pengikutnya. Pemimpin dipersepsi bukan semata-mata
sebagai bos tetapi lebih sebagai role model dan pahlawan yang memiliki kehidupan luar biasa
ketimbang kehidupan sehari-hari mereka. Pada umumnya pemimpin karismatik muncul
sebagai pemimpin bukan sengaja ditunjuk secara formal sebagai pemimpin. Kalaulah
pemimpin karismatik ditunjuk secara formal, dia sebelumnya sudah diakui sebagai
pemimpin. Artinya ditunjuk atau tidak ditunjuk secara formal, pemimpin karismatik dengan
sendirinya adalah seorang pemimpin. Penunjukan secara formal hanyalah tahap akhir untuk
mengukuhkan bahwa seorang pemimpin karismatik diakui secara formal sebagai pemimpin.
Pertanyaannya adalah bagaimana seseorang bisa diakui sebagai pemimpin karismatik?
Salah satu komponen penting pemimpin karismatik adalah para pengikut merasa tidak cocok
dengan kepemimpinan yang sedang berjalan sehingga mereka berupaya untuk mencari
pengganti pemimpin lain sebab kalau tidak mereka yakin bahwa organisasi akan mengalami
krisis berkepanjangan. Selain alasan krisis kepemimpinan, seorang pemimpin karismatik
akan muncul sepermukaan jika ia menunjukkan kompetensi dan loyalitasnya kepada
kelompok dan tujuan yang mereka hendak capai. Komitmen inilah yang menjadikan
seseorang dianggap memiliki nilai lebih dibandingkan orang lain dan oleh karenanya dianggap
layak sebagai seorang pemimpin.
Karakteristik pemimpin kharismatik. Pemimpin karismatik secara umum mempunyai
beberapa karakteristik. Meski beberapa karakteristik ini (misalnya: percaya diri, memiliki energi
dan kemampuan berkomunikasi) juga menjadi karakteristik bentuk kepemimpinan lainnya,
namun kombinasi dari karakteristik inilah yang menjadikan seorang pemimpin disebut
sebagai pemimpin karismatik. Sebagai seorang agen perubahan. Pemimpin kharismatik
dipahami sebagai agen perubahan yang radikal bukannya sebagai pengasuh status quo.
Kepekaan lingkungan. Pemimpin ini mampu membuat penilaian yang realistis terhadap
kendala lingkungan dan sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan.
Soekarno merupakan sosok yang karismatik, berwibawa, cendekiawan, ideolog dan dapat
dikatakan sosok yang sempurna sebagai pemimpin bangsa. Ia bisa membangkitkan semangat
nasionalisme rakyat Indonesia. Sosok yang jasanya tidak bisa dilupakan begitu saja dalam
membangun negeri ini.
Pengorbanan besar yang telah dilakukan olehnya, terutama dalam hal membawa Indonesia ke
arah kemerdekaan sehingga terlepas dari belenggu penjajahan tentu akan selalu tertanam
sebagai jasa-jasa yang tidak akan tergerus selamanya oleh jaman.
Sebagai bapak pendiri bangsa, Soekarno harus menghadapi banyak peristiwa yang
menyakitkan bahkan tak jarang harus menerima perlakuan yang sangat memprihatinkan.
Dibuang, ditendang, dan dicampakkan begitu saja pernah diterimanya selama masa hidup. 
Dari segi kepemimpinana, Soekarno mempunyai gaya kepemimpinan yang sangat
berkarisma dan bertempramen meledak-ledak. Gaya kepemimpinan yang diterapkan
oleh Soekarno berorientasi pada ideologi yang mendasari negara, sehingga konsisten dan
cocok diterapkan pada era tersebut.
Kepemimpinan transformasional adalah seseorang yang memiliki kharisma yang mampu
melakukan stimulasi intelektual para bawahannya sehingga bawahan mampu
menggunakan cara baru dalam menghadapi masalah-masalah organisasi. Karakteristik
kepemimpinan transformasional ditunjukkan melalui tiga faktor perilaku: konsiderasi
individual, stimulasi intelektual serta karisma.
Karisma dan inspirasi. Konsep karisma yang dibahas di muka merupakan salah satu dari
tiga komponen pokok kepemimpinan transformasional. Sebagaimana kita ketahui,
hubungan kepemimpinan karismatik bisa menciptakan emosi yang mendalam di kalangan
para pengikutnya. Akibatnya, timbulnya loyalitas dan kepercayaan terhadap pemimpin
mereka. Loyalitas dan kepercayaan inilah yang memberi jalan pada pemimpin karismatik
untuk melakukan perubahan-perubahan yang bersifat revolusioner. Banyak bukti
menunjukkan bahwa dukungan emosional inilah yang menjadi faktor paling kuat dalam
kepemimpinan transformasional.
Stimulasi intelektual. Faktor kedua dalam kepemimpinan transformasional adalah
kemampuan pemimpin memberi tantangan kepada para pengikutnya. Para pengikut
ditantang untuk memecahkan masalah yang sebelumnya tidak terselesaikan, bukan dengan
nilai-nilai lama dan asumsi yang sudah kedaluwarsa melainkan dengan nilai-nilai baru dan
asumsi baru. Pemimpin bisa meyakinkan para pengikutnya bahwa nilai-nilai lama dan
asumsi-asumsi yang selama ini berlaku bukan pendekatan yang bisa digunakan untuk
menyelesaikan persoalan yang ada. Nilai-nilai lama adalah masa lalu dan oleh karenanya
harus dibuang jauh-jauh. Sebaliknya mereka didorong untuk menyelesaikan masalah
dengan cara-cara baru yang tidak konvensional. Stimulasi intelektual ini sekali lagi,
menegaskan para pengikut bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk melakukan hal-
hal yang dianggap tidak mungkin menjadi hal yang sangat mungkin untuk dilakukan.
Konsiderasi individual. Faktor terakhir sangat erat kaitannya dengan teori LMX (Leader
Member Exchange = teori p ertukaran antara pemimpin dengan anggota). Menurut teori
ini, setiap kepemimpinan mempunyai hubungan personal dengan orang yang dipimpin.
Hubungan personal ini membawa implikasi bahwa setiap orang yang dipimpin harus
diperlakukan secara khusus karena masing-masing orang mempunyai karakteristik
berbeda. Artinya tidak semua orang diperlakukan dengan cara yang sama meski mereka
harus diperlakukan secara adil. Dengan perlakuan seperti ini mereka merasa sebagai
orang spesial, orang teperhatikan, merasa dibesarkan hatinya dan termotivasi. Di samping
itu, pemimpin yang bisa memberi pertimbangan individu berarti dia bisa memadukan
kekhasan kemampuan dan keterampilan masing-masing karyawan untuk kepentingan
organisasi secara keseluruhan.
Kombinasi dari ketiga faktor di atas memungkinkan seorang pemimpin bisa melakukan
perubahan-perubahan organisasi yang dianggap perlu. Karisma yang dimiliki seorang
pemimpin bisa digunakan untuk mengatasi resistensi terhadap perubahan. Stimulasi
intelektual memberi dorongan karyawan untuk solusi dan inovasi baru serta menciptakan
pemberdayaan karyawan. Sementara itu hubungan personal antara pemimpin dan para
pengikutnya menjadi faktor penting yang bisa memotivasi karyawan. Dari penjelasan ini
bisa dikatakan bahwa prilaku kepemimpinan transformasionalmemungkinkan seorang
pemimpin untuk melakukan adaptasi eksternal. Sebaliknya, prilaku kepemimpinan
transaksional lebih dimaksudkan untuk menjaga tingkat kesehatan organisasi secara
internal karena tipikal kepemimpinan ini berupaya mendukung organisasi menjaga
kegiatankegiatan yang bersifat rutin.
Sosok Jokowi adalah figure yang cerdas, dan pandai dalam memimpin kota Solo dan Jakarta
sebagai Ibukota Negara yang cukup rumit, kompleks dalam segala konstelasi ekonomi, politik,
sosial, agama, kemanan, dan etnis. Namun Model kepemimpinan
transfomasional. kepemimpinan transformasional sebagai kemampuan yang dimiliki seorang
pemimpin untuk mempengaruhi anak buahnya, sehingga mereka akan percaya, meneladani,
dan menghormatinya.
Kompetensi transformasional seorang pemimpin mungkin dapat diukur dari kemampuannya
dalam membangun sinergi dari seluruh pegawai melalui pengaruh dan kewenangannya
sehingga lebih berhasil dalam mencapai visi dan misi organisasinya. Inilah yang didopsi oleh
Jokowi dengan dicampur dengan model kepemimpinan budaya Jawa, lesehan,berani, moralis,
demokratis, dan karismatis, sehingga beliau disegani, disayangi, dihormati oleh rakyatnya.

Anda mungkin juga menyukai