Anda di halaman 1dari 2

DISKUSIKAN

Sifat dasar asuransi jiwa adalah proteksi terhadap kerugian finansial akibat hilangnya sumber
penghasilan/nafkah yang disebabkan oleh kematian sang pencari nafkah, maupun dirinya
mencapai usia lanjut. Berikan pendapat Anda apakah asuransi jiwa memang diperlukan dan
apakah manfaat yang didapat sebanding dengan premi yang dibayarkan?

Cantumkan sumber jika pendapat Anda dikutip dari buku atau referensi lain.

Selamat berdiskusi!

Sifat dasar asuransi jiwa adalah proteksi terhadap kerugian finansial akibat hilangnya
sumber penghasilan/nafkah yang disebabkan oleh kematian sang pencari nafkah, maupun
dirinya mencapai usia lanjut. Kematian sang pencari nafkah diartikan sebagai kematian
yang terjadi pada pencari nafkah pada saat masih bekerja dan mendapat penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi diri dan keluarganya. Oleh karena itu,
kematiannya akan mengakibatkan kerugian finansial bagi keluarga yang ditinggalkan. Di lain
pihak, kehidupan usia lanjut diartikan sebagai kehidupan dengan umur di atas masa kerja
sehingga yang bersangkutan telah diberhentikan dari pekerjaan dan penghasilannya.
Kehidupan usia lanjut dianggap mengakibatkan kerugian finansial karena yang
bersangkutan tidak lagi memiliki kemampuan atau sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Contoh: asuransi jiwa adalah asuransi kematian untuk menanggulangi kematian prematur,
dan anuitas (dengan pembayaran berkala atau pensiun) serta endomen (pembayaran
sekaligus) untuk menanggulangi kehidupan terlalu panjang.
Perbedaan yang esensial antara asuransi jiwa dan asuransi lainnya yang dirancang terutama
untuk melindungi terhadap suatu peril tertentu adalah bahwa asuransi jiwa mempunyai
fungsi tambahan yaitu fungsi akumulasi (tabungan), kecuali asuransi jiwa berjangka.
Sebagian premi yang telah dibayarkan untuk asuransi jiwa oleh tertanggung merupakan suatu
akumulasi pembayaran yang pada akhirnya dapat merupakan dana investasi yang akan
diserahkan oleh pihak penanggung kepada pihak tertanggung atau ahli waris. Jadi, peranan
ganda dari asuransi jiwa adalah perlindungan/proteksi dan investasi atau tabungan. Kontrak
asuransi jiwa tidak tepat bila dikatakan sebagai suatu kontrak indemnity, sebab
penanggung akan membayarkan penuh, tanpa memperhatikan berapa kerugian nyata
yang terjadi. Jadi, dalam bisnis asuransi jiwa pada umumnya tidak memerlukan jasa "penilai
kerugian" (loss adjuster). Kecuali perusahaan asuransi jiwa menenggarai adanya suatu
indikasi kecurangan atau itikad tidak baik dari tertanggung atau wakilnya atas terjadinya sebuah
klaim.
Walaupun dari kegunaan asuransi jiwa adalah untuk perlindungan terhadap nilai
kehidupan, asuransi jiwa mempunyai kegunaan tambahan. Asuransi jiwa dipakai untuk
mengikat dan mengakumulasikan aset (kekayaan) sebagai suatu cara untuk memindahkan
kepemilikan dan dalam hubungannya dengan pendirian suatu trust. Semua bentuk asuransi,
kecuali asuransi jiwa, terjadinya sebuah risiko yang dapat menimbulkan kerugian
keuangan bila terjadi. Dalam asuransi jiwa, sebuah risiko itu adalah kematian yang
bersifat universal dan pasti (keniscayaan), karena setiap orang pasti suatu ketika akan
mati (kecuali untuk asuransi jiwa berjangka yang berperiode singkat). Unsur yang tidak
pasti di sini adalah waktu yaitu kapan kematian itu terjadi, di mana dan bagaimana
terjadinya.
Berdasarkan teori statistik, bagi segolongan besar penanggung dapat memperkirakan
jumlah "harapan kematian" dalam golongan tersebut. Penanggung memang tidak dapat
memperkirakan siapa yang akan mati. Tetapi penanggung dapat memperkirakan berapa
banyak (prosentase) orang dalam grup umum itu yang akan mati dalam suatu waktu tertentu.
Kunci dari kesanggupan penanggung dalam mengurangi ketidakpastian adalah penggunaan
the law of large numbers, dan statistik induktif. Karena tidak ada jaminan bahwa tingkat
kematian akan dapat mengikuti harapan dalam tahun tertentu maka penanggung akan
menarik premi lebih dari yang mereka butuhkan untuk membayar klaim yang diperkirakan
itu. Lagi pula penanggung harus menambah suatu beban biaya (loading) pada biaya
mortalitas untuk mendapatkan dana yang cukup untuk membayar biaya-biaya operasi
perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan asuransi akan membebani (mengenakan)
nasabah dengan biaya premi lebih dengan memperhitungkan biaya beban mortalitas,
operasional, suku bunga, dan marjin keuntungan bagi pemegang saham (investor). Dana
yang terkumpul akan diinvestasikan.

Anda mungkin juga menyukai