Anda di halaman 1dari 25

DISKUSI 8

NAMA : HERIADI

NIM : 042517765

1. Jelaskan secara singkat keunggulan dan kelemahan dari desentralisasi

Jawaban:

Kelebihan Desentralisasi

Memperingan tugas pemerintahan pusat

Desentralisasi merupakan pembagian kekuasaan secara vertikal yang ditujukan untuk


meringankan tugas pemerintahan pusat untuk urusan dalam negeri. Struktur pemerintahan yang
di desentralisasikan merupakan pendelegasian dari pemerintah pusat.

Mengurangi penumpukan kerja pemerintah pusat

Pemerintah pusat yang terlalu banyak penumpukan kerja juga tidak baik. Oleh karena itu
diperlukan suatu desentralisasi.

Pemerintah daerah tidak perlu menunggu keputusan pemerintah pusat untuk keperluan m
endesak.

Walaupun saat ini komunikasi dan infrastruktur sudah semakin baik, namun tetap saja saat
keadaan mendesak pemerintah daerah dapat melakukan langkah dengan sigap tanpa perlu
menunggu instruksi dari pusat terlebih dahulu.

Menambah keharmonisan antara pemerintah pusat dengan daerah.

Komunikasi harus tetap lancar antara daerah pusat dengan daerah. Komunikasi yang baik akan
membuat hubungan semakin harmonis.

Peningkatan efisiensi kerja

Komunikasi yang lancar akan menyebabkan bertambahnya efisiensi kerja.


Lebih efektif

Kelebihan desentralisasi yang paling utama adalah meningkatkan efektivitas dalam


penyelenggaraan pemerintahan di semua daerah. Dengan desentralisasi, penyelenggaraan
pemerintah jadi lebih efektif karena tidak perlu menunggu arahan langsung dari pusat.

Pemerintah daerah tentunya tidak lagi harus menunggu adanya intruksi dari pemerintah pusat
untuk mengatasi masalah tertentu.

Meringankan pekerjaan pemerintah

Dengan tiap daerah melaksanakan kegiatan pemerintahannya sendiri, pekerjaan pemerintah pusat
jadi lebih ringan. Desentralisasi merupakan alternatif sebagai upaya mengurangi penumpukan
pekerjaan yang dimiliki pemerintah pusat.

Birokrasi tidak terlalu panjang

Dengan desentralisasi, proses birokrasi untuk menjalankan pemerintahan daerah tidak terlalu
panjang. Memangkas tahapan-tahapan prosedural dalam birokrasi dapat membuat sistem
pemerintahan lebih efisien. Birokrasi yang panjang dan berbelit seringkali menjadi tempat
terjadinya tindak pidana korupsi.

Lebih efisien biaya

Salah satu kelebihan desentralisasi adalah lebih efisien dalam segi biaya. Tanpa adanya birokrasi
yang panjang dan wewenang pasar dan finansial turut dipegang oleh pemerintah daerah,
pengeluaran daerah jadi lebih terkontrol. Pelayanan masyarakat akan menjadi lebih cepat dan
efisien.

Kemajuan daerah terukur

Dengan desentralisasi, daerah-daerah yang tertinggal akan lebih diperhatikan oleh pemerintah
setempat. Pemerintah daerah jadi lebih fokus membangun daerahnya. Pengembangan beserta
perencanaan dari beragam lembaga pemerintahan akan lebih terintegrasi.

Meningkatkan hubungan pusat dan daerah

Meski desentralisasi memungkinkan daerah mengatur pemerintahannya sendiri, pemerintah


pusat tetap ikut andil dalam berbagai keputusan. Ini yang bisa membuat hubungan pusat dan
daerah akan tetap terjalin dengan baik.

Kelemahan :

Terlalu banyak percabangan sehingga dikhawatirkan koordinasi kurang lancar.
Banyaknya percabangan akan dikhawatirkan antara pemerintah daerah satu dengan yang lainnya
tidak dapat serasi, begitu pula dengan pemerintah pusat karena kurangnya koordinasi.

Keseimbangan dan keserasian tujuan dapat mudah terganggu.

Desentralisasi dapat memunculkan sifat kedaerahan.

Terbaginya menjadi beberapa daerah dikhawatirkan masyarakat di daerah tertentu memiliki sifat
kedaerahan seperti membanggakan daerah sendiri dan meremehkan daerah lain.

Memerlukan banyak waktu untuk melakukan perundingan / musyawarah, karena bahkan
setiap kepala daerah pasti memiliki pendapat yang beragam.

Memerlukan biaya yang besar, karena setiap daerah pasti memiliki sistem pemerintahan


daerah yang pendapatan pekerjanya ditanggung pemerintah pusat.

Perbedaan kebijakan antar daerah

Adanya desentralisasi di tiap pemerintahan daerah bisa menyebabkan perbedaan kebijakan antar
daerah. Pemerintah daerah yang bisa membuat kebijakannya sendiri bisa membuat tiap daerah
memiliki banyak perbedaan dalam sistem otonomi daerahnya.

Mendorong timbulnya paham kedaerahan

Desentralisasi juga memicu paham kedaerahan yang kuat. Jika berlebihan, sikap ini dapat
memicu perpecahan antar daerah. Paham kedaerahan dapat menjadi ancaman bagi keutuhan
nasional.

Mengikis peran pemerintah pusat

Berkurangnya peran pemerintah pusat bisa mengikis keterlibatan pusat dalam daearah. Sebagai
pemegang arahan tertinggi, pemerintah pusat tetap harus memiliki peran utama dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah.

Penyelenggaraan lebih kompleks

Dengan desentralisasi, struktur dari pemerintahan menjadi kian kompleks. Kebijakan pemerintah
daerah bisa membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memutuskan sesuatu perkara.
Keseimbangan nasional bisa terganggu karena beragamnya kepentingan pemerintah daerah.

Rawan eksploitasi kekayaan daerah


Desentralisasi juga bisa memicu eksploitasi kekayaan daerah. Dengan desentralisasi, pemerintah
daerah bisa bebas menggunakan kekayaan daerahnya. Jika pemerintahan tidak berjalan dengan
baik, ini bisa memicu eksploitasi dan korupsi.

Tidak efektif jika pemerintah daerah tidak kompeten

Desentralisasi harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah yang benar-benar kompeten. Jika
pemerintah tidak berjalan dengan baik, desentralisasi bisa menambah beban inefektivitas dalam
penyelenggaraan pemerintahan.

Sumber:

https://hot.liputan6.com/read/4391513/kelebihandesentralisasi-dan-kekurangannya-dalam-
pemerintahannya-ketahui-jenisnya

2. Jelaskan secara singkat kunci penting dalam laporan kinerja kualitas terdiri dari?

Jawaban:

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu


kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang
tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Sedangkan pengukuran
kinerja (performance measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan
terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Terdapat beberapa kunci penting dalam laporan kinerja kualitas, berikut diantaranya:

a.      Memilih standar kualitas. Titik fokusnya adalah keseimbangan antara kos pengendalian dan
kos kegagalan.

b.     Menguantifikasi standar kualitas. Kualitas dapat dihitung dengan kosnya, artinya jika
kualitas terbaik adalah 100% sementara kos kualitas mencapai 40% maka berarti tingkat kualitas
produk sama dengan 60%. Kualitas ini sangat erat kaitannya dengan perilaku kos berikut.

1)     Untuk kos kualitas variabel, peningkatan kualitas mencerminkan penurunan rasio


kos variabel.

2)     Selisih kos awal dengan akhir mencerminkan penghematan kos.

3)     Untuk kos kualitas tetap, peningkatan kualitas dicerminkan oleh adanya perubahan
nilai uang.

c.      Standar fisik. Standar fisik yang bisa digunakan sebagai indikator kualitas produk atau jasa
yang dihasilkan sebagai berikut.
1)     Jumlah unit yang cacat.

2)     Persentase kegagalan eksternal.

3)     Kesalahan dalam proses penagihan (Billing errors).

4)     Kesalahan-kesalahan dalam proses kontrak (Contract errors).

5)     Ukuran-ukuran fisik lainnya.

d.     Penggunaan standar interim. Standar zero deffect adalah jangka panjang. Oleh karena itu,
perlu adanya standar tahunan (interim basis) yang mencerminkan tingkat kualitas yang dicapai
pada tahun yang bersangkutan.

Membandingkan sistem ukuran kinerja dengan panel instrument pada dashboard memberikan
wawasan penting mengenai bauran dari ukuran keuangan dan nonkeuangan yang diperlukan
dalam suatu sistem pengendalian manajemen: satu ukuran tidak dapat mengendalikan sistem
yang kompleks, dan terlalu banyak ukuran penting membuat sistem tersebut menjadi terlalu
kompleks.

Sumber :

http://modernbahri.blogspot.com/2020/07/kunci-penting-dalam-laporan-kinerja.html

3. Jelaskan perbedaan dari laporan keuangan dengan laporan manajemen dari segi manfaat?

Jawaban:

 Pengertian Laporan Keuangan


Laporan keuangan ialah susunan data keuangan yang berasal dari segala jenis transaksi baik
pemasukan maupun pengeluaran dalam periode tertentu. Setiap perusahaan mempunyai periode
pembuatan laporan keuangan yang berbeda-beda antara lain mingguan, bulanan, 3 bulan sekali,
hingga setahun sekali.

Data yang dicantumkan pada laporan keuangan meliputi catatan transaksi pengeluaran, catatan
transaksi pemasukan atau pendapatan, pernyataan (statement) dari cash flow, balance sheet, dan
total profit atau keuntungan dan kerugian.

Pada dasarnya, tujuan laporan keuangan adalah menunjukkan kondisi keuangan sebuah


perusahaan pada periode tertentu sehingga performa sebuah perusahaan bisa diketahui. Setiap
perusahaan wajib membuat laporan keuangan untuk kebutuhan internal maupun eksternal seperti
pengajuan pinjaman.
Bagi pemula bisnis sangat penting untuk mengetahui cara membuat pembukuan keuangan
sederhana dan cara memahami atau interpretasi laporan keuangan.

b.  Pengertian Laporan Manajemen


Laporan manajemen dapat memberikan pemahaman secara mendalam tentang kondisi spesifik
perusahaan tersebut. Laporan manajemen bisa memberikan informasi secara lebih spesifik dalam
bentuk data keuntungan dan kerugian yang berasal dari setiap departemen, tim atau kelompok
kerja, serta jenis proyek; data pencapaian (realization rate); dan data penggunaan (utilization
rate).

Laporan ini lebih bermanfaat bagi para pimpinan yang ingin mengetahui secara spesifik tentang
kondisi dan performa setiap departemen dalam kurun waktu tertentu. Bila perusahaan mengalami
kerugian, dengan adanya laporan manajemen akan jauh lebih mudah untuk melacak dan
menemukan sumber kerugian.

Sumber :

https://cpssoft.com/blog/akuntansi/perbedaan-antara-laporan-keuangan-dan-laporan-
manajemen/

Analisis kasus bisnis

NAMA : HERIADI

NIM : 042517765

Coba Anda jelaskan, mengapa sebuah merek penting bagi sebuah produk? dan
sebutkan apa saja kendala-kendala dalam menentukan merek? Jelaskan!

Jawaban:

Seseorang seharusnya tidak mengabaikan pentingnya branding dan membangun identitas.


Ini telah menjadi kebutuhan untuk produk, organisasi, dan bahkan manusia saat ini. Tidak
ada kelangkaan penawaran dengan properti serupa dan satu-satunya hal yang memisahkan
penawaran tertentu dari persaingan dalam kasus seperti itu adalah merek.

Selain berfungsi untuk membedakan dengan produk pesaing, merek juga dapat
memberikan gambaran atau citra tertentu, antara lain:
1. Gambaran atribut, artinya bahwa suatu merek mampu memberikan gambaran atribut
tertentu. Misalnya merek Mercedez Benz memberikan atribut sebagai mobil bergengsi,
bermesin canggih. Sony menggambarkan atribut produk elektronik yang berkualitas
tinggi.
2. Gambaran manfaat artinya dalam benak konsumen, merek mampu menggambarkan
manfaat suatu produk. Misalnya Antangin menggambarkan sebagai jamu anti masuk
angin. Feminax sebagai obat khusus untuk para wanita untuk pengusir rasa sakit di kala
haid.
3. Gambaran kepribadian, artinya merek mampu menggambarkan kepribadian tertentu,
misalnya, rokok Marlboro memberi citra sebagai lelaki yang jantan (macho). Sedangkan A
Mild menggambarkan perokok yang sadar akan kesehatan.
4. Gambaran pasar sasaran/konsumen, artinya suatu merek mampu menggambarkan
kelompok yang menjadi pasar sasarannya. Misalnya stasiun televisi Spacetoon
menggambarkan bahwa sasarannya adalah segmen anak-anak, sedangkan Metro TV
menggambarkan kelompok menengah ke atas yang terpelajar.
Dari uraian di atas, Saudara akan mengetahui bahwa masalah merek merupakan
masalah yang kompleks. Mengelola merek tidak hanya memberi nama pada suatu produk
saja. Kalau hanya itu yang Anda lakukan, Anda akan kehilangan maksud dari pemberian
merek. Merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberi perangkat ciri-ciri,
manfaat dan layanan yang spesifik kepada pembeli. Merek juga menjadi jaminan dari
produsen atas kualitas produknya. Oleh karena itu, produsen tidak boleh sembarang
membuat produk.

 Buat identitas untuk penawaran: Branding adalah apa yang dikenal produk selain
properti generik. Ini adalah nama unik, warna, desain, dan bahkan pengalaman psikologis
yang membuat produk dapat diidentifikasi di pasar.
 Buat preferensi konsumen terhadap penawaran: Pasar penuh dengan penawaran
dengan properti yang sama yang sering membingungkan konsumen dengan apa yang
harus ia beli. Cara dimana konsumen dapat menghadapi masalah ini adalah melalui
condong ke arah merek yang mereka kenal dan percayai. Merek-merek populer dikenal
sebagai investasi yang lebih aman dibandingkan dengan yang berisiko dan mereka
memberikan kepuasan konsumen untuk utilitas yang disediakannya.
 Buat aset baru dan membangun nilai: Merek itu sendiri adalah aset yang dapat dijual
secara terpisah. Bertanya-tanya mengapa produk Apple harganya dua kali lipat dari
pesaing yang menjual produk dengan konfigurasi yang sama? Ini adalah efek merek.
 Bangun kepercayaan: Branding suatu penawaran menghasilkan penampilan profesional
dari penawaran tersebut. Ini termasuk label dan kemasan yang terstrategi dengan baik
sesuai dengan persyaratan hukum dan penentuan posisi yang direncanakan. Ini
meningkatkan daya tariknya karena konsumen mempercayai penawaran dengan
pandangan profesional.
 Meningkatkan kebanggaan dan kepuasan: Merek perusahaan Anda atau penawaran
Anda meningkatkan kebanggaan dan kepuasan baik pelanggan Anda maupun karyawan.
Ini melambangkan perusahaan dan penawarannya dan membantu semua orang yang
mengaitkannya untuk menciptakan hubungan yang lebih dalam dengan merek.
 Mengembangkan strategi pemasaran: Strategi pemasaran tanpa merek tidak akan ada
artinya selain sia-sia karena tidak akan ada yang mengidentifikasi penawaran dengan.
Branding adalah bagian inti dari pemasaran karena semua strategi pemasaran berakar
pada branding

 Merek membedakan produk dengan produk pesaing. Merek akan memberikan

identifikasi bahwasebuah berbeda dengan produk lainnya .Identifikasi produk juga

bermanfaat dalam hal iklan dan promosi.

 Menambah nilai produk , Konsumen melihat merek sebagai sebuah tolok ukur dan

menambah nilai sebuah produk.

 Merek bisa menambah image sebuah produk. Konsumen juga cenderung memilih produk

yang bermerek karena lebih bisa dipercaya, asal-usul produk bisa diusut.

 Kebutuhan untuk mengelola merek akan lebih dirasakan oleh pengusaha Usaha Kecil

yang akan membuka cabang.


Kendala dalam menentukan merek

. Pemilihan Merek secara Sembarangan


Proses branding produk telah dimulai sejak pemilik bisnis menentukan merek untuk bisnisnya.
Pemilik bisnis terkadang menganggap sepele proses ini dan cenderung melakukannya dengan 
sembarangan.

Padahal ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Karena merek akan selalu ada di setiap
produk, dokumen, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan bisnis.
Sebaiknya lakukan riset pasar terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang ada di dalam pikiran
dan apa yang diinginkan oleh calon konsumen.

Sebagai pertimbangan, Anda dapat memilih nama merek yang sederhana, lugas dan tidak terlalu
spesifik. Nama yang sederhana dan lugas membuat calon konsumen lebih mudah mengingat
sebuah merek.

Disarankan pula memilih nama yang tidak terlalu spesifik untuk berjaga-jaga apabila dikemudian
hari ingin mengembangkan bisnis ke lini lainnya.

Sehingga ketika hal ini terjadi, Anda tidak perlu mengganti nama dan memulai
proses branding dari awal lagi.

2. Penggunaan Visual yang Terlalu Biasa


Selain nama merek, hal lain yang akan muncul di setiap hal yang berhubungan dengan bisnis dan
akan terlihat dengan jelas oleh calon konsumen adalah logo. N

ama dan logo yang baik akan menggambarkan dan mengomunikasikan produk serta layanan
yang dimiliki oleh pebisnis untuk calon konsumennya. Merek yang kuat dibangun menggunakan
visual yang menarik.

Oleh karena itu untuk proses branding produk, usahakan untuk tidak menggunakan visual yang
terlalu biasa. Tidak perlu desain yang terlalu rumit pula. Yang terpenting calon konsumen
langsung mengingat merek ketika melihat logo.

3. Tidak Mengetahui Perihal Calon Konsumen


Hal penting lainnya yang tidak boleh diabaikan ketika melakukan branding produk adalah
memahami calon konsumen yang dituju.

Jika sedari awal tidak menentukan calon konsumen yang akan dituju, maka branding yang
dilakukan akan sia-sia.

Pemilik bisnis bisa saja menyebarkan iklan dan promosi dengan gencar tanpa memandang latar
belakang calon konsumen.

Namun, ini justru menyebabkan rasa bosan dan jenuh sehingga apapun yang disuguhkan akan
lebih sering diabaikan.

Telusuri dahulu sebanyak mungkin informasi mengenai calon pelanggan mulai dari data diri
serta kebiasaan sehari-hari.

Semakin banyak informasi yang didapatkan maka akan semakin mudah menyesuaikan
program branding yang akan dilakukan dengan kebutuhan calon konsumen. Sehingga dengan
proses yang simpel, tetap bisa menyentuh orang yang tepat.
4. Penggunaan Media Sosial secara Tidak Tepat
Media sosial saat ini bisa disebut sebagai wadah inti dalam melakukan branding produk. Hal
tersebut tidak mengherankan karena media sosial bisa digunakan oleh siapapun, kapanpun dan di
mana pun.

Saat ini hampir seluruh lapisan masyarakat mempunyai akun media sosial baik itu Facebook,
Instagram, Twitter dan lain sebagainya.

Data dari  “Digital Around The World 2019”, menyatakan bahwa dari total 268 juta penduduk
Indonesia, ada lebih dari 150 juta orang yang menggunakan media sosial. Dan mereka
menghabiskan waktu rata-rata 3 jam 26 menit setiap harinya mengakses media sosial untuk
tujuan apapun.

Namun dengan potensi media sosial yang sangat besar ini, masih ada saja pebisnis yang tidak
memanfaatkannya secara tepat. Pertama, menggunakan terlalu banyak media sosial.

Sebuah akun bisnis  tidak perlu berada di setiap platform media sosial. Cukup fokuskan
konten branding di platform dengan basis konsumen yang potensial.

Kedua, mengunggah konten terlalu berlebihan.Menyajikan konten secara rutin merupakan


sebuah keharusan, namun jangan berlebihan.

Jika konten terlalu membanjiri timeline, konsumen akan merasa terganggu dan cepat bosan.
Lakukan secara bertahap dan tampilkan variasi.

Sehingga ada hal-hal segar yang konsumen dapatkan setiap harinya. Dan ketiga, kurang
komunikatif serta terlalu kaku.

Ajak sesekali konsumen untuk bercengkrama, meminta pendapat mereka, memberikan saran,
bermain games menarik dan lain sebagainya.

Konten media sosial yang terlalu kaku akan membuat konsumen perlahan-lahan meninggalkan
akun merek tersebut.

5. Tidak atau Terlalu Memperhatikan Pesaing


Ada yang menganggap bahwa pesaing berhubungan dengan hal-hal negatif dan harus dihindari.
Padahal memperhatikan persaingan baik untuk perkembangan bisnis.

Dalam dunia bisnis, Anda harus memperhatikan pesaing untuk memantau bagaimana kompetisi
yang ada.

Dari sana Anda dapat menentukan upaya apa yang harus dilakukan agar lebih unggul dari
pesaing.
Namun Anda tetap harus fokus pada bisnis Anda. Jangan terlalu memperhatikan pesaing. Karena
bila terlalu fokus mencari cara untuk mendahului pesaing, bisa-bisa Anda malah menjadi
pengikutnya.

Hal ini malah akan membuat bisnis Anda semakin tertinggal. Dari kelebihan pesaing, mulailah
mencoba untuk mengunggulinya dengan cara yang berbeda. Karena tidak ada bisnis yang lebih
baik, jadilah pemenang dengan menjadi berbeda.

6. Melupakan Branding produk secara Offline
Bisnis saat ini cenderung melakukan branding produk secara online.
Branding secara online dianggap lebih mudah dan efektif karena dapat dilakukan di mana saja
serta menghemat biaya.

Namun Anda tidak boleh mengabaikan proses branding secara offline. Calon konsumen yang 


dituju juga perlu melihat secara langsung bagaimana produk dan layanan bekerja sebelum
akhirnya memutuskan untuk memilih merek tersebut.

Proses branding offline juga bisa dilakukan dengan menjalin hubungan baik dengan pihak luar,
seperti komunitas.

Karena sebuah bisnis tidak bisa melakukan branding tanpa bantuan dari pihak lainnya.

7. Tidak Menyeimbangkan Branding produk dengan Kualitas


Sekeras apapun usaha yang dilakukan dalam branding, jika tidak diimbangi dengan kualitas
produk dan layanan yang disediakan, konsumen tidak akan bertahan pada sebuah merek.

Banyak konsumen yang tidak terpengaruh oleh janji yang diberikan dalam iklan. Menjanjikan
suatu hal yang sangat besar dan mustahil justru akan menutup mata pelanggan pada sebuah
bisnis.

Mereka tentu saja akan lebih memilih pada apa yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan.
Dengan begitu, usaha melakukan branding akan sia-sia jika tidak diiringi dengan kualitas produk
yang dijanjikan.

Sumber :

BMP EKMA4478 Modul 8

https://www.jurnal.id/id/blog/kesalahan-ketika-melakukan-branding-produk/

NAMA : HERIADI
NIM : 042517765

Audit ketaatan merupakan proses pemeriksaan dan penilaian secara sistematis, objektif, dan
terdokumentasi terhadap kesesuaian praktik MSDM dengan kebijakan, peraturan, dan regulasi
yang berlaku dalam rangka mewujudkan keadilan dan kesejahteraan pegawai maupun citra serta
kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang baik yang sifatnya internal maupun eksternal.

Disiplin dalam lingkup pekerjaan  mencerminkan upaya yang dilakukan manajemen agar para
pegawainya memiliki kepatuhan, ketaatan terhadap peraturan, sistem  dan sistem prosedur yang
merupakan  acuan/standar yang berlaku. Dari tujuan yang ingin dicapai terdapat 2 bentuk
disiplin, Silahkan sebutan dan jelaskan.

Jawaban:

Menurut Robinns (2005), terdapat tiga aspek disiplin kerja, yaitu:

a. Disiplin waktu 
Disiplin waktu di sini diartikan sebagai sikap atau tingkah laku yang menunjukkan
ketaatan terhadap jam kerja yang meliputi: kehadiran dan kepatuhan karyawan pada jam
kerja, karyawan melaksanakan tugas dengan tepat waktu dan benar.

b. Disiplin peraturan 
Peraturan maupun tata tertib yang tertulis dan tidak tertulis dibuat agar tujuan suatu
organisasi dapat dicapai dengan baik. Untuk itu dibutuhkan sikap setia dari karyawan
terhadap komitmen yang telah ditetapkan tersebut. Kesetiaan di sini berarti taat dan patuh
dalam melaksanakan perintah dari atasan dan peraturan, tata tertib yang telah ditetapkan.
Serta ketaatan karyawan dalam menggunakan kelengkapan pakaian seragam yang telah
ditentukan organisasi atau perusahaan.

c. Disiplin tanggung jawab 


Salah satu wujud tanggung jawab karyawan adalah penggunaan dan pemeliharaan
peralatan yang sebaik-baiknya sehingga dapat menunjang kegiatan kantor berjalan dengan
lancar. Serta adanya kesanggupan dalam menghadapi pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya sebagai seorang karyawan.

Menurut Siagian (1999) dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia” mengemukakan
bahwa bentuk-bentuk disiplin kerja dalam suatu organisasi/perusahaan dibagi 2 (dua) bentuk,
yaitu:

1. Disiplin Preventif

Disiplin Preventif adalah Tindakan yang mendorong para pegawai untuk taat dan patuh terhadap
berbagai ketentuan yang berlaku dan mematuhi standar-standar yang telah ditetapkan. Artinya,
melalui penjelasan pola, sikap, tindakan dan perilaku yang diinginkan dari setiap anggota,
organisasi diusahakan pencegahan jangan sampai pegawai melakukan hal yang negatif.

Agar sikap kedisiplinan itu kokoh dan bertahan dalam tiap individu, perusahaan perlu
memperhatikan tiga hal, yaitu:

1) Perusahaan harus menanamkan perasaan memiliki terhadap organisasi dalam diri setiap
pegawai, sebab secara logika seseorang tidak mungkin akan merusak miliknya sendiri.

2) Para pegawai harus diberi penjelasan tentang ketentuan-ketentuan yang wajib ditaati dan
standar yang harus dipenuhi.

3) Para pegawai harus bisa mendisiplinkan pribadinya dalam rangka mematuhi


peraturan/ketentuan yang berlaku dalam organisasi/perusahaan.

Disiplin Korektif

 
Disiplin Korektif adalah pendisiplinan yang dilakukan apabila ada pegawai yang nyata
melakukan pelanggaran atas ketentuan yang berlaku atau gagal memenuhi standar yang telah
ditetapkan maka kepadanya diberikan sanksi disipliner. Berat atau ringannya suatu sanksi dilihat
dari pelanggaran apa yang dilakukannya

Agar tujuan pendisiplinan berjalan lancar maka pemberian sanksi harus dilakukan secara
bertahap dari yang paling ringan sampai yang terberat, misalnya:

1) Peringatan lisan oleh penyelia

2) Peringatan tertulis dari atasan

3)Penundaan kenaikan gaji berkala

4) Penundaan kenaikan pangkat

5) Pembebasan dari jabatan

6) Pemberhentian sementara

7) Pemberhentian atas permintaan sendiri

8) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri

9) Pemberhentian tidak dengan hormat

Pengenaan sanksi korektif yang diterapkan perlu memperhatikam tiga hal, yaitu sebagai berikut:

1) Memberitahukan kesalahan apa yang telah dilakukan

2) Memberi kesempatan untuk membela diri

3) Dalam pemberhentian, perlu adanya penjelasan mengapa pihak manajemen terpaksa


mengambil tindakan tersebut.

Sumber:
EKMA4476/AUDIT SDM/MODUL 6

https://www.kajianpustaka.com/2019/04/disiplin-kerja-pengertian-jenis-
indikator.html

NAMA : HERIADI

NIM : 042517765

Jelaskan mengenai CRM, ISCM dan SRM. Adakah hubungan antara CRM, ISCM dan
SRM sertakan contohnya!

Jawaban:

1. CRM / Customer Relationship Management (Manajemen Hubungan dengan Pelanggan)


adalah proses yang berfokus pada interaksi aliran bawah antara perusahaan dengan
pelanggan. Tujua dari proses makro CRM ini untuk mengetahui dan melacak permintaan
pelanggan. Proses kunci CRM meliputi pemasaran, penjualan, manajemen pemesanan dan
pusat panggilan/pelayanan. CRM merupakan manajemen hubungan yang berkaitan dengan
konsumen dalam mempengaruhi struktur perusahaan untuk mengembangkan dan
mengelola hubungan tersebut. Hal utama dari konsumen yaitu kebutuhan mereka
ditentukan, kemudian produk dan jasa dikembangkan untuk memenuhi kebutuhannya.
Hubungan dengan konsumen itu disatukan dan diteruskan dengan memberikan informasi,
peningkatan produk, delivery (pengiriman), kualitas dan biaya, pengembangan tujuan serta
meningkatkan kinerja dan profitabilitas untuk rekan kerja sesuai dengan persetujuan
pembagian keuntungan. Perusahaan harus mengawasi efek dari upaya pengelolaan
hubungan tersebut dari segi finansial dan kepuasan konsumen.
2. ISCM / Internal Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan Internal)
adalah proses yang berfokus pada operasi internal dalam perusahaan. ISCM terdiri dari
semua “proses yang termasuk dalam perencanaan dan pemenuhan permintaan pelanggan.
Proses ini meliputi perencanaan strategik, perencanaan permintaan, perencanaan
penawaran, pemenuhan dan bidang pelayanan. ISCM merupakan proses yang berfokus
pada operasi internal dalam perusahaan. ISCM terdiri dari semua proses yang termasuk
dalam perencanaan dan pemenuhan permintaan pelanggan. Tujuan dari proses makro
ISCM yaitu untuk memenuhi permintaan yang dihasilkan oleh proses CRM, maka
membutuhkan integrasi yang kuat antara proses makro ISCM dan CRM. Beberapa proses
yang termasuk dalam ISCM meliputi: perencanaan strategik, perencanaan permintaan,
perencanaan penawaran, pemenuhan, dan bidang pelayanan. 

3. SRM / Supplier Relationship Management (Manajemen Hubungan Dengan Pemasok).


SRM merupakan manajemen hubungan dengan pemasok yang menggambarkan bagaimana
perusahaan mengelola bunganya dengan para pemasok. Perusahaan mengelola rantai
pasokan dengan mencari pemasok yang memiliki kinerja baik dan saling menguntungkan.
Perusahaan akan berfokus pada hubungan yang baik dengan pemasok dalam hal memenuhi
biaya, kualitas, dan layanan konsumen untuk bahan baku, komponen dan produk. Untuk
produk yang tidak pokok, perusahaan akan melakukan pelelangan dan susunan penawaran
atau katalog untuk memilih pemasok. Kegiatan tersebut mencakup penyaringan dan
pemilihan pemasok, negosiasi produk dan jasa pengelolaan pemasok, serta pengawasan
dan peningkatan kinerja pemasok. Ada kesesuaian antara proses SRM dan proses ISCM
pada saat mengintegrasikan pemasok yang merupakan hal penting ketika menyusun
perencanaan internal. Proses SRM yang paling utama meliputi desain kolaborasi, sumber,
negosiasi, pembelian, dan kolaborasi penawaran. 

hubungan antara CRM, ISCM dan SRM sertakan contohnya

CRM, ISCM dan SRM memiliki hubungan antara satu dengan yang lainnya. Terdapat
integrasi antara ketiga proses makro (CRM, ISCM, dan SRM) yaitu memberikan
keunggulan dalam rantai pasokan jika terjadi atau adanya kesepakatan untuk bekerja sama
dengan baik. Perbaikan yang nyata dalam rantai pasokan dapat dicapai apabila proses
SRM terintegrasi dengan baik dengan proses CRM dan ISCM yang sesuai.

Contoh: ketika merancang sebuah produk, menyatukan input dari pelanggan adalah
langkah yang alami untuk mengembangkan rancangan. Hal ini akan membutuhkan
masukan dari proses dalam CRM. Sumber, negosiasi, pembelian dan kerja sama melekat
dalam ISCM pada saat masukan dari pemasok diperlukan untuk memproduksi dan
melaksanakan perencanaan yang opumal. Namun demikian, segmen ini juga memiliki
kebutuhan untuk berhubungan dengan proses CRM, seperti manajemen pemesanan. Sekali
lagi, mtegrasi dari tiga proses makro diperlukan untuk meningkatkan kinerja rantai
pasokan.

Para pemain dalam bidang software yang hanya berfokus pada SRM sepertinya tidak
memiliki kesempatan untuk mengembangkan area fungsionalnya. SRM telah menjadi
salah satu daya tarik semua pemain besar dalam ISCM dan ERP. Oleh karena itu, pemain
tunggal SRM bersaing ketat dengan pemain ISCM dan ERP yang lebih besar yang
memiliki kemampuan Integasi dan ekosistem yang jauh lebih baik. Tanpa keuntungan
fungsional, tulit bagi pemain SRM untuk bertahan atas diri mereka sendiri. Karena itu, di
nasa depan, sepertinya area SRM akan didominasi oleh pemain ISCM maupun ERP.

Sumber:

EKMA4371/MODUL9
NAMA : HERIADI

NIM : 042517765

1. Setelah data diolah maka tahapan selanjutnya ialah interpretasi dan analisis data. Silakan
diskusikan perbedaan antara interpretasi dan analisis data!

Jawaban:

Perbedaan antara interpretasi peta dan analisis peta data yaitu: Interpretasi peta adalah proses
memaknai atau menafsirkan data yang ada pada peta. Interpretasi melibatkan proses
pengambilan kesimpulan, generalisasi, korelasi dan sebab akibat dari data data yang tergambar
pada peta.

Analisis peta adalah proses melihat susunan dan struktur data peta. Dalam proses ini, pencliti
mempersiapkan data untuk dapat diolah kembali oleh pengguna. Analisis peta dilakukan dengan
menggunakan metode sistematis, untuk melihat tren dan pengelompokan berbagai jenis data
dalam peta.

Contoh interpretasi peta: Peneliti menginterpretasi beberapa peta untuk melihat adanya hubungan
antara tipojalan dengan angka kemacetan.

        2. Kemudian lakukan analisis data penelitian Anda yang telah Anda olah (analisis
kuantitatif)!

Jawaban:

Dengan adanya sifat dinarnis pada karakter data kualitatif, maka penekti harus melakukan
analisis data dengan satu tujuan dasar yaitu menangkap data yang “cair” secara akurat dengan
menggunakan pola analisis data bertahap. Yahap pertarna, analisis data akan dilakukan secara
bersamaan dengan prose4 pengumpulan data, proses interpretasi data, dan juga penulisan
“narrative reporting”. Tahap kedua dilakukan saat melakukan proses analisis data, Dalam tahap
ini peneliti akan melakukan proses reduksi dan interpretasi data, Dalam tahap ini, akan terdapat
sejumlah besar data yang harus diatur dalam beberapa pola, kategori, dan tema dengan sedapat
mungkin menggunakan teori-teori interpretif dari komunitas yang diteliti. Tahap kedua ini sering
juga disebut sebagai formasi konsep di mana peneliti berusaha melakukan “reContextualization”
dan “de-contextualization”. Re-contextualizaton diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
peneliti untuk melakukan organisasi data dengan cara meletakkan data tersebut dalam konteks
makna yang ada. DeContextualization diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan peneliti untuk
menemukan rangkaian gejala yang tidak terkait dan karenanya mengaburkan makna gejala utama
yang sedang diteliti.
Tahap ketiga adalah melakukan beberapa bentuk presentasi data yang dapat memudahkan
pembaca untuk memahami kompleksitas gejala yang diteliti. Presentasi data ini dilakukan untuk
menunjukkan hubungan antara kategori-kategori yang muncul dari data, dan keterkaitan antara
kategori yang muncul dengan informan, site, waktu dan sebagainya. Tahap keempat peneliti
mengidentifikasi prosedur coding yang dilakukan untuk mereduksi informasi ke dalam berbagai
tema dan kategori. Prosedur coding ini melibatkan berbagai proses yaitu pemilahan informasi,
menciptakan coding categories, serta mengembangkan coding categories. Suatu prosedur coding
yang bisa digunakan antara lain open coding, axial coding, dan selective coding. Open coding
merupakan suatu proses di mana peneliti secara terbuka memberikan kode-kode pada setiap data
yang dimilikinya. Axial coding merupakan suatu proses di mana peneliti mulai mengelompokkan
kode-kode yang sudah dibuatnya, ke dalam kategori-kategori yang sama, Selecrive coding
merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti untuk memilih dari

kelompok kategori yang ada untuk dijadikan dasar guna menarik keterkaitas

gntara satu kategori dengan kategori yang lain.

        3. Dari hasil analisis data tersebut, kemudian lakukan interpretasi datanya.!

Jika Anda memilih penelitian kualitatif, maka lakukan interpretasi data kualitatif.

Jawaban:

Dari coding yang sudah dilakukan pada sisi kanan, apa yang bisa kita interpretasikan?

1. Ternyata ada segregasi wilayah, di mana ada lokasi-lokasi yang khusus untuk laki-laki
dan ada lokasi yang khusus untuk perempuan.

2, wanita merupakan warga negara kelas dua

3. wanita pejuang Aceh merupakan kebanggaan bagi orang Aceh

4. kebiasaan di Aceh, bahwa wanita tidak boleh berada di luar rumah tanpa disertai suami
atau saudara laki-lakinya Dari interpretasi yang ada maka kita bisa mengambil kesimpulan
bahwa di Aceh masih terdapat kontradiksi pandangan laki-laki terhadap perempuan, di
mana di satu sisi laki-laki Aceh memandang perempuan sebagai warga negara kelas dua,
namun di sisi lain ada kebanggaan terhadap wanita pejuang Aceh.
Sumber:
BMP ISIP4216 Modul 8

NAMA : HERIADI

NIM : 042517765

1. Portofolio berikut sedang dipertimbangkan untuk investasi. Selama periode yang


dipertimbangkan, return bebas risiko sebesar 0.07.

Portofoli Retur Bet


σi
o n a
0,0
P 0,15 1,0
5
0,1
Q 0,20 1,5
0
0,0
R 0,10 0,6
3
0,0
S 0,17 1,1
6
0,0
Pasar 0,13 1,0
4
a. Hitunglah setiap portofolio dan portofolio pasar dengan menggunakan sharpe measure?

b. Beri peringkat setiap portofolio?

JAWABAN:

1. a. Perhitungan dan portofolio pasar dengan menggunakan Sharpe measure (RVAR)


Sp = ( 0,15 – 0,07 ) / 0,05
= 1,60
Sq = ( 0,20 – 0,07 ) / 0,10
= 1,30
Sr = ( 0,10 – 0,07 ) / 0,03
= 1,00
Ss = ( 0.17 – 0.07 ) / 0,06
= 1,67
Pasar = ( 0,13 – 0,07 ) / 0,04
= 1,50

b. Peringkat setiap portofolio Sharpe measure


S Peringkat Sharp
Portofolio Return Beta σi
Measure (RVAR)
P 0,15 1,0 0,05 1,60 2
Q 0,20 1,5 0,10 1,30 4
R 0,10 0,6 0,03 1,00 5
S 0,17 1,1 0,06 1,67 1
Pasar 0,13 1,0 0,04 1,50 3

Jadi, Peringkat setiap portofolio Sharpe measure peringkat 1 pada portofolio S, peringkat 2
portofolio P, ke – 3 Pasar, ke 4 potofolio Q dan peringkat ke – 5 R.

Sumber :
BMP EKSI4203 Modul 9

2. Berdasarkan data informasi pada soal nomor 1, maka:

a. hitunglah setiap portofolio dan portofolio pasar dengan menggunakan Treynor’s


measure?

b. Berilah peringkat portofolionya, bandingkan dengan sharpe measure dan jelaskan


penyebab perbedaan yang anda temukan dalam peringat tersebut?

JAWABAN
2. a. Perhitungan dan portofolio pasar dengan menggunakan Treynor’s measure (RVOL)
Tp = ( 0,15 – 0,07 ) / 1
= 0,08
Tq = ( 0,20 – 0,07 ) /1,5
= 0,0867
Tr = ( 0,10 – 0,07 ) 0,6
= 0,05
Ts = ( 0.17 – 0.07 ) 1,1
= 0,0909
Pasar = ( 0,13 – 0,07 ) / 1
= 0,06

b. Peringkat setiap portofolio Sharpe measure dan Treynor’s measure


S T Peringkat
Sharp Treynor’s
Portofolio Return Beta σi
Measure measure
(RVAR) (RVOL)
P 0,15 1,0 0,05 1,60 0,08 2 3
Q 0,20 1,5 0,10 1,30 0,0867 4 2
R 0,10 0,6 0,03 1,00 0,05 5 5
S 0,17 1,1 0,06 1,67 0,0909 1 1
Pasar 0,13 1,0 0,04 1,50 0,06 3 4
Jadi, terdapat perbedaan peringkat antara Sharp Measure (RVAR) dan Treynor’s measure
(RVOL) karena yang diukur dengan deviasi standar return reksadana, sedangkan Pengukur
treynor menggunakan pembagi votalitas yang diukur dengan pengukur risiko sistematik atau beta
reksadana sehingga hasilnya atau peringkatnyatidak sama.
 
Sumber : BMP EKSI4203 Modul 9
3. Jelaskan bagaimana tahapan-tahapan dalam mengeksekusi portofolio?
JAWABAN:
Manajemen portofolio adalah suatu proses yang dilakukan oleh investor mengatur uangnya yangdi
investasikan dalam bentuk portofolio yang dibuatnya. Manajemen portofolio dipandang sebagai
suatuproses sistematik yang dinamis. Karena manajemen portofolio dipandang sebagai suatu
proses, makadapat diaplikasikan kepada setiap investor atau manajer investasi. Tahapan dalam
proses manajemenportofolio :
Perencanaan (planning)
1.Melihat sasaran-sasaran, batasan-batasan, dan preferensi-preferensi yang ditentukanoleh investor
2.Menetapkan kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi pembentukan portofolio
3.Mempertimbangkan kondisi-kondisi eksternal seperti ekonomik, social, political, dansector atau
industri.
4.Menetapkan ekspektasi pasar modal.

Eksekusi (execution)1.Mengimplementasikan strategi kedalam pelaksanaan taktis dalam bentuk


alokasi aktivataktis dan optimalisasi portofolio dalam wujud kombinasi return dan risiko terbaik
yangmemenuhi sasaran-sasaran investor2.Pemilihan sekuritas3.Mengimplementasikan dan
mengeksekusi portofolio
Umpan balik (feedback)
1.Memonitoring portofolio dan merespon terhadap perubahan-perubahan input-inputinvestor dan
pasar
2.Menyeimbangkan (rebalancing) portofolio3.Mengevaluasi kinerja portofolio untuk meyakinkan
sasaran-sasaran investor masihterpenuhi.
EKSEKUSI PORTOFOLIO
Beberapa tahapan dalam mengeksekusi portofolio adalah sebagai berikut :
Alokasi aktiva
Optimalisasi portofolio
Pemilihan sekuritas
Implementasi dan eksekusi
 Alokasi asset (Asset Allocation)
Alokasi aset ini dikaitkan dengan kebijakan dan strategi portofolio dan ekspektasi pasar
modal di masa depan. Jika diputuskan portofolio berisiko tinggi, maka dapat dipilih aset
berisiko tinggi. Jika diputuskan portofoilo berisiko rendah maka dapat dipilih asset
berisiko rendah. Jika diputuskan portofolio berisiko sedang maka dapat dipilih asset
berisiko sedang atau kombinasi dari obligasi dan saham untuk dialokasikan di portofolio.
 Optimalisasi Portofolio (Portofolio Optimization)
Setelah ditentukan aset yang akan dialokasikan ke portofolio, kemudian dapat dibuat
portofolio optimal berdasarkan aset yang dipilih tersebut. Pembuatan portofolio optimal
menggunakan program aplikasi komputer.
 Pemilihan Sekuritas (Security Selection)
Dari hasil portofolio optimal dapat ditentukan kombinasi sekuritas-ekuritas apa saja yang
dapat dibeli untuk membentuk portofolio optimal tersebut.
 Implementasi dan Eksekusi
Portofolio optimal dapat dieksekusi dengan membeli sekuritas-sekuritasnya
Sumber :
BMP EKSI4203 Modul 9

4. Jelaskan bagaimana siklus hidup investor mengalami perubahan trade


off antara return dan risiko?
JAWABAN:
Maksud dari konsep ‘Risk-Return Trade Off’ ini adalah pertimbangan keputusan investasi
dimana terbisa pertukaran antara risiko dan return, risiko yang lebih tinggi dikaitkan dengan
probabilitas pengembalian yang lebih tinggi dan risiko yang lebih rendah dengan probabilitas
pengembalian yang lebih rendah. Dalam artian lain, harus ada pertambahan return sebagai
kompensasi dari pertambahan risiko yang akan ditanggung oleh kita sebagai investor, atau
dikenal dengan istilah ‘High Risk, High Return’. Konsep risk-return trade off ini bisa
menggambarkan bagaimana posisi produk investasi dalam menyuguhkan potensi risk dan return
nya. Coba perhatikan grafik berikut,

Dari grafik tersebut kita bisa lihat bahwa setiap jenis investasi memiliki tingkat risiko
tertentu yang bisa sangat bervariasi. Misalnya, kalau kita memilih risiko yang tinggi seperti
saham, tapi kita bisa memilih saham yang bagus, kita bisa menbisakan lebih dari 10% -12%
return setiap tahun.  Kalau kita memilih risiko yang lebih rendah seperti deposito bank, imbal
hasil tahunan umumnya hanya sekitar 6% -7%. Contoh lainnya, di reksadana, investor tidak
memerlukan modal yang banyak untuk bisa mendiversifikasi investasinya, namun disisi lain ada
risiko berkurangnya nilai unit penyertaan yang dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek dalam
portofolio reksadana tersebut.

Siklus hidup investor mengalami perubahan trade off antara return dan risiko mengalami
perubahan sebagai berikut.
Fasa A merupakan fasa akumulasi (accumulated phase). Pada tahap ini investor individual
umumnya adalah investor muda yang masih sedikit memiliki kekayaan, namun masih
mempunyai jangka waktu yang panjang untuk mengumpulkannya. Investor pada tahap ini rela
dan mau menanggung risiko yang lebih besar untuk memperoleh return yang lebih besar (higher
return-higher risk).
Fasa B adalah fasa konsolidasi (consolidation phase). Pada tahap ini investor umumnya adalah
investor yang tidak muda lagi dan mulai mengurangi keberaniannya terhadap risiko. Pada tahap
ini investor mulai mengkonsolidasi investasinya dengan mengurangi investasi-investasi yang
terlalu berisiko tinggi.
Fasa C yaitu fasa mengeluarkan dan memberi (spending and gifting phase) merupakan fasa akhir
karier dan pensiun dari investor individual. Pada fasa ini mereka sudah tidak mendapatkan
penghasilan dari kerjanya lagi dan mengandalkan biaya hidupnya dari penghasilan dari investasi-
investasinya, sehingga mereka sangat berhati-hati dengan investasi-investasinya. Trade-off return
risiko berada di tingkat rendah (lower return-lower risk).
Sumber :
BMP EKSI4203 Modul 9
https://tradinginvenus.com/view/artikel/-risk-return-trade-off-konsep-dasar-berinvestasi-
yang-penting-untuk-dipahami-_778

Anda mungkin juga menyukai