Anda di halaman 1dari 27

DISKUSI 6

NAMA : HERIADI

NIM : 042517765

1. Jelaskan perbedaan antara anggaran statis dan anggaran fleksibel

JAWABAN:

Perbedaan anggaran Statis dengan Anggaran Fleksibel.

Anggaran fleksibel tidak membatasi diri hanya pada satu tingkat aktivitas, tetapi pada beberapa
tingkat kisaran aktivitas (range activity atau relevant activity). Anggaran fleksibel adalah
anggaran yang disusun untuk mencakup jangkauan aktivitas dan yang digunakan untuk
mengembangkan biaya yang dianggarkan pada titik manapun dalam rentang tersebut untuk
dibandingkan dengan biaya sesungguhnya yang dimasukkan.

Anggaran Statis diarahkan pada satu tingkat saja. Anggaran statis adalah anggaran yang dibuat
untuk satu tingkat kegiatan (one level of activity) selama jangka waktu tertentu.

Anggaran statis merupakan anggaran yang disusun Untuk level aktivitas tertentu. Misalkan untuk
anggaran penjualan PT Abadi yang ada di ilustrasi mody sebelumnya, telah ditentukan bahwa
anggaran penjualan disusun berdasarkan ekspektasi unit penjualan sebanyak 5.700 unit untuk
satu tahun. Tidak akan disusun anggaran lain yang berdasarkan pada level aktivitas selain 5.700
mx tersebut. Anggaran statis akan bergantung pada suatu level aktivitas tertenty sehingga
penggunaannya akan menjadi tidak tepat ketika ditujukan untuk menyusun laporan kinerja.
Dengan kata lain, apabila laporan kinerja dilakukan dengan pendekatan anggaran statis maka kos
aktual akan dibandingkan dengan kos anggaran pada level aktivitas yang dianggarkan. Sehingga,
perlu bagi perusahaan untuk menyusun anggaran fleksibel yang digunakan untuk tujuan evaluasi
kinerja. Apabila laporan kinerja dilakukan dengan pendekatan anggaran fleksibel maka kos
aktual akan dibandingkan dengan level aktivitas aktualnya.

Terdapat satu terminologi yang harus dipahami terlebih dahulu dalam memahami kaitan antara
anggaran dengan fungsinya sebagai alat penilaian kinerja, yakni variansi (variance). Variansi
merupakan selisih yang muncul antara hasil aktual dengan yang dianggarkan, baik dalam bentuk
level aktivitas maupun kos. Variansi inilah yang akan menentukan bagaimana penilaian kinerja,
apakah bersifat menguntungkan (avorable) ataupun tidak menguntungkan (unfavorable).
Variansi dikatakan favorable apabila memiliki pengaruh meningkatkan faba operasi, sedangkan
variansi dikatakan unjgvorable apabila memilik pengaruh menurunkan laba operasi. Sehingga
dapat diambil tindakan korekti yang tepat. Untuk memudahkan pemahaman, ditampilkan
Gambar 6.1 berikul

Sumber :

BMP EKMA4314 Modul 6

2. jelaskan menurut pendapat saudara apa yang dimaksud dengan before-the-


fact dan after-the-fact

JAWABAN:

Anggaran yang dibuat pada berbagai level aktivitas

Sesudah fakta (after-the-fact) yaiu anggaran yang dibuat pada level aktual.

Sebelum fakta (before-the-fact): anggaran yang dibuat pada berbagai level aktivitas. b.
Sesudah fakta (after-the-fact): anggaran yang dibuat pada level aktual.

Anggaran fleksibel sebelum fakta memungkinkan manajer untuk menghasilkan informasi


keuangan pada berbagai skenario yang memungkinkan sehingga manajer mampu menentukan
efeknya terhadap kos atas berbagai level output yang bervariasi. Anggaran fleksibel sesudah
fakta digunakan untuk menghitung berapa kos yang seharusnya muncul pada level aktivitas yang
sebenarnya. Kos ekspektasi tersebut, kemudian dibandingkan dengan kos aktual untuk
menentukan penilaian kinerja. Tindakan korektif akan segera dieksekusi setelah ditemukan
adanya variansi yang bersifat unfavorable.

Sumber :

BMP EKMA4314 Modul 6

3. jelaskan dengan singkat kegunaan anggaran statis dalam penilaian kinerja seorang
manajer?

Anggaran statis merupakan gambaran dari tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Misalnya, perusahaan menargetkan untuk memproduksi tas selempang sebanyak 300 unit. Nyatanya,
perusahaan mampu memproduksi 400 unit. Ini membuktikan bahwa manajer produksi mampu
memanfaatkan kapasitas menganggur semaksimal mungkin karena dengan prediksi kapasitas yang
sama, tingkat produksi melebihi dari yang direncanakan.

Anggaran statis dapat digunakan untuk menilai efisiensi dari seorang manajer. Dengan anggaran
statis kita dapat mengetahui apakah seorang manajer telah mencapai targetnya karena anggaran
statis menggambarkan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Manajer dikatakan efektif apabila ia
mampu mencapai atau melebihi target unit yang telah ditetapkan. Misalkan perusahaan menargetkan
manajer bagian produksi untuk memproduksi sebanyak 1.000 unit, sedangkan aktualnya 1.500 unit,
artinya manajer mampu memanfaatkan kapasitas menganggur semaksimal mungkin karena dengan
prediksi kapasitas yang sama, tingkat produksi melebihi yang direncanakan.

Anggaran statis kurang tepat untuk digunakan sebagai alat penilaian kinerja seorang
manajer karena anggaran statis akan membandingkan kos aktual yang terjadi dengan kos yang
dianggarkan pada level aktivitas yang tidak sama. Akibatnya penilaian kinerja menjadi tidak adil
serta menimbulkan peluang kesengajaan dari sisi manajer untuk tidak mengeksekusi tindakannya
sesuai dengan telah ditetapkan oleh perusahaan.

Sumber :
http://modernbahri.blogspot.com/2020/07/kegunaan-anggaran-statis-dalam.htm

BMP EKMA4314 Modul 6

NAMA : HERIADI

NIM : 042517765

Menurut Saudara, apakah ukuran perusahaan (firm size) selalu menjalankan fungsi-fungsi
manajemen? Berikan contohnya dan jelaskan!

JAWABAN:

Iya, Ukuran perusahaan (firm size) selalu menjalankan fungsi-fungsi manajemen

Suwito dan Herawati (2005:) mengatakan firm size atau ukuran perusahaan adalah suatu skala
dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, dimana ukuran
perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan
menengah (medium size), dan perusahaan kecil (small firm).

Ukuran perusahaan adalah suatu ukuran, skala atau variabel yang menggambarkan besar-
kecilnya perusahaan berdasarkan beberapa ketentuan, seperti total aktiva, log size, nilai pasar,
saham, total penjualan, total pendapatan, total modal dan lain-lain. Pengelompokan perusahaan
atas dasar skala operasi umumnya terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: perusahaan besar (large
firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kesil (small firm).

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang dapat dihitung dengan tingkat total aset dan
penjualan yang dapat menunjukkan kondisi perusahaan dimana perusahaan lebih besar akan
mempunyai kelebihan dalam sumber dana yang diperoleh untuk membiayai investasinya dalam
memperoleh laba. Ukuran perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan
perusahaan. Perusahaan besar yang sudah well estabilished akan lebih mudah memperoleh modal
di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil. Karena kemudahan akses tersebut berarti
perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar.
Adapun fungsi manajemen :

Planning atau proses perencanaan, dalam fungsi manajemen adalah tentang bagaimana
perusahaan menetapkan tujuan lengkap dengan cara dan strategi untuk mencapainya. Dalam
fungsi perencanaan, manajer perlu mengkaji dan mengevaluasi berbagai kemungkinan rencana
alternatif sebelum memutuskan suatu tindakan.

Perencanaan dalam fungsi manajemen adalah proses penting mengingat planning merupakan
langkah awal yang dapat mempengaruhi aktivitas perusahaan kedepannya. Tanpa perencanaan
yang matang, fungsi fungsi manajemen lain tidak akan bisa berjalan dengan optimal.

Beberapa contoh kegiatan perencanaan dalam fungsi manajemen adalah

1. Menentukan tujuan serta target perusahaan.

2. Menyusun strategi untuk mencapainya.

3. Menetapkan berbagai sumber daya yang mungkin dibutuhkan.

4. Menentukan standar keberhasilan selama proses mencapai tujuan tersebut.

Organizing atau proses pengorganisasian adalah 4 fungsi manajemen menurut para ahli yang
berfokus pada pengaturan sumber daya fisik dan manusia yang perusahaan miliki guna
merealisasikan rencana tujuan. Biasanya, fungsi organizing dipakai untuk mengelompokkan
seluruh alat, tugas, orang maupun wewenang yang ada untuk tujuan pemenuhan rencana. Proses
pengawasan dilakukan oleh manajer secara mudah dengan memanfaatkan fungsi
pengorganisasian. Manajer dapat menentukan anggota kelompok, penanggung jawab hingga
jenis dan klasifikasi tugas melalui fungsi organizing.

Untuk mewujudkan fungsi pengorganisasian yang baik, berikut beberapa contoh kegiatan yang
harus dilaksanakan

1. Menyeleksi, merekrut dan memberikan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia.

2. Menyesuaikan posisi tenaga kerja sesuai dengan kemampuan mereka.


3. Menyusun dan menetapkan tugas serta mengalokasikan tenaga kerja sesuai prosedur.

4. Menentukan struktur perusahaan sesuai tanggung jawab dan garis kewenangan.

Actuating and directing atau fungsi pengarahan merupakan usaha untuk menghasilkan


kinerja yang lebih efektif dan efisien dengan menciptakan suasana kerja yang dinamis.

Untuk mewujudkannya, berikut beberapa contoh kegiatan yang biasa dilakukan fungsi
pengarahan.

1. Bimbingan serta pemberian motivasi terhadap tenaga kerja.

2. Sosialisasi tugas dan seluruh kebijakan dengan jelas.

3. Penjelasan tugas pekerjaan secara rutin.

Controlling atau proses pengawasan merupakan 4 fungsi manajemen menurut para ahli


terakhir yang digunakan untuk tujuan pengendalian.

Fungsi controlling juga dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengukur kinerja karyawan


sesuai standar yang telah dibuat. Melalui fungsi controlling, evaluasi perbaikan dapat
dilaksanakan bila memang dibutuhkan. Fungsinya : Mengukur kinerja para pegawai,
Membandingkan kinerja para pegawai apakah sudah sesuai standar apa belum. Jika ada
kesalahan, segera evaluasi. Melakukan tindakan koreksi kepada pegawai atau pekerjaan yang
salah atau dianggap belum memenuhi standar. Memastikan para pegawai berjalan ke arah yang
tepat. Memastikan seluruh pekerjaan bisa selesai tepat waktu dan tidak melebihi budget yang
telah dialokasikan.

Ukuran perusahaan (firm size) selalu menjalankan fungsi-fungsi manajemen

Menurut Setiyadi (2007), ukuran perusahaan juga dapat ditentukan oleh beberapa indikator
sebagai berikut:

1. Tenaga kerja, merupakan jumlah pegawai tetap dan honorer yang terdaftar atau bekerja
di perusahaan pada suatu saat tertentu. 
2. Tingkat penjualan, merupakan volume penjualan suatu perusahaan pada suatu periode
tertentu. 
3. Total hutang, merupakan jumlah hutang perusahaan pada periode tertentu. 
4. Total aktiva, yang merupakan keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan pada saat
tertentu.

Contohnya:

“Total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi
pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ketika variable ini digunakan untuk
menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin
besar aktiva, semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak
perputaran uang, dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam
masyarakat”.

Sumber :

BMP EKMA 4478 ANALISIS KASUS BISNIS

Setiyadi. 2007. Pengaruh Company Size, Profitability dan Institutional Ownership terhadap


CSR Disclousure. Jurnal Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung.
NAMA : HERIADI

NIM : 042517765

1. Audit pelatihan

JAWABAN

Audit biaya pelatihan dan pengembangan organisasi merupakan audit terhadap strategic


efficiency, dalam arti terkait dengan kebijakan dan program yang secara langsung memberikan
kontribusi berarti pada implementasi strategi SDM. Audit Biaya Pelatihan Biaya pelatihan
dibedakan antara biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung mencakup biaya .
instruktur, biaya konsultan, biaya perancangan program, biaya materi pelatihan, ruangan kelas,
peralatan dan biaya perjalanan. Sedangkan biaya tidak langsung mencakup biaya-biaya yang
tidak terkait langsung dengan perancangan, pengembangan dan pelaksanaan pelatihan, seperti
biaya alat kantor, fasilitas yang digunakan selama penyclecnggaraan pelatihan, termasuk imbal
jasa bagi tenaga staff administrasi yang terlibat dalam pelaksanaan pelatihan. Untuk
mendapatkan gambaran . yang tepat dalam membandingkan antara beragam biaya pelatihan,
disarankan untuk menggunakan reguirement model dimana pada setiap tahapan (training need
analysis, perancangan, implementasi, evaluasi) dilakukan perhitungan dan perbandingan biaya
peralatan, fasilitas, SDM dan material yang digunakan untuk masing masing program pelatihan.
Atau biaya setiap tahap dihitung dan dibandingkan dengan biaya kescluruhan progran pelatihan.

Pentingnya audit biaya pelatihan dilakukan oleh suatu perusahaan. Audit biaya pelatihan dan
pengembangan organisasi merupakan dudit terhadap strategic efficiency. Audit biaya pelatihan
terkait dengan kebijakan.dan program yang secara langsung memberikan kortribud berarti pada
implementasi: strategi: SDM: Dengan derrikian, sebagai investasi yang hasilnya tidak langsung
terlihat maka perusahaan perlu melakukan cost benefit analysis yang cermat dan tepat
berdasarkan kelengkapan dan relevasi data-data terhadap Investasi di bidang pelatihan

Informasi tentang biaya pelatihan sangat dibutuhkan untuk :

1. Memahami keseluruhan biaya pelatihan baik yang berupa biaya tetap maupun biaya
variabel.
2. Membandingkan dengan alternatif biaya pelatihan lainnya.
3. Mengevaluasi proporsi biaya yang efektif untuk pengembangan, administrasi dan
evaluasi pelatihan.
4. Mengontrol biaya pelatihan.

Contoh audit pelatihan :

Menilai Potensial Cost Pelatihan . Biaya pelatihan terdiri dari biaya pelatihan langsung dan biaya
tidak langsung. Biaya pelatihan langsung mencakup biaya instruktur, biaya konsultan, biaya
perancangan program, biaya materi pelatihan, ruangan kelas, peralatan dan biaya perjalanan.
Biaya tidak langsung Mencakup biayabiaya yang tidak terkait langsung dengan perancangan,
pengembangan, dan pelaksanaan pelatihan. Seperti biaya alat kantor, fasilitas yang digunakan
selama penyelenggaraan pelatihan. Termasuk imbal jasa bagi tenaga staf administrasi yang
terlibat dalam pelaksanaan pelatihan. Menilai Potensial Benefit Pelatihan Untuk menilai manfaat
(benefit) pelatihan, kita harus mengkaji kembali tujuan dari pelatihan yang sesungguhnya apakah
untuk mengurangi biaya produksi, mengurangi biaya lembur, ataukah untuk mempertahankan
pelanggan. Dalam hal ini ternyata : : a. Hampir semua riset para ahli akademis dan: praktisi
mengutarakan bahwa pelatihan memberikan manfaat, dan . , b. Penerapan pilot proyek dimana
pelatihan yang lebih dulu diberikan pada sekelompok peserta akan memberikan manfaat bagi
perusahaan untuk menentukan apakah pelatihan tersebut akan diterapkan atau tidak diterapkan
bagi keseluruhan pegawainya.

Salah satu contoh kasus audit manajemen yang akan dijabarkan dan dibahas adalah PT Indojewel
yang ditulis dan dilaporkan oleh Tn. Kris Palguna pada tahun 2008. Hasil laporan audit
manajemen ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM atas program pelatihan karyawan.

PT Indojewel merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi yang berpusat pada
produk perhiasan berbahan dasar mutiara dan emas. dirikannya perusahaan ini memiliki tujuan
untuk membudidayakan mutiara dan emas. Perusahaan menginvestasikan anggarannya untuk
menerapkan teknologi maju dalam memproduksi perhiasan sebesar Rp 1,75 Triliun (investasi
peranti keras) dan Rp 500 Milyar (Investasi penati lunak yang termasuk sistem informasi)
Berikut ini adalah Susunan Direksi PT Indojewel Palembang tahun 2008 dengan pimpinan
Direktur Utama PT Indojewel adalah Tn. Kevin Suparno, Direktur Akuntansi dan Keuangan oleh
Tn. Cecep Mulyadi, Direktur Produksi oleh Tn. Steve Handayana, dan Manajer SDM oleh Tn.
Syam Nugroho.

Hasil laporan audit manajemen ini dilakukan untuk menurunkan tingkat kegagalan produksi
yang disebabkan oleh kurang terampilnya karyawan dalam mengoperasikan mesin baru, dan
meningkatkan keterampilan karyawan dalam mengoperasikan mesin baru melalui program
pelatihan karyawan PT Indojewel. Hasil audit ini hanya mencakup bidang personalia saja yang
tujuannya untuk menilai keekonomisan, efisiensi dan efektivitas atas keterampilan karyawan
dalam mengoperasikan mesin baru. Tujuan dilakukannya program pelatihan karyawan yaitu
untuk meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Selain itu, dalam program pelatihan kayawan tersebut memiliki kelemahan dalam melakukan
pelaksanaannya yaitu: rencana pelatihan karyawan tidak dilakukan secara periodik; biaya
program pelatihan karyawan kurang memadai dapat dilihat hanya dianggarkan  sebesar 0.25%
selama satu tahun dari laba bersih setelah pajak tahun sebelumnya; Tidak adanya catatan atau
dokumen yang dapat dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan yang telah dilakukan.
Hal ini dilakukan untuk melakukan evaluasi atas peningkatan kualitas produk yang dihasilkan
oleh karyawan; dan waktu pelatihan yang diberikan sangat singkat. Hal ini, yang harus dilakukan
oleh perusahaan untuk peningkatan SDM atas program keterampilan karyawan ini yaitu harus
didukung anggaran yang memadai dan disetujui oleh Direktur Akuntansi dan Keuangan;
Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan harus disusun secara periodik bersama dengan
penyusunan anggaran perusahaan; dan Pelaksanaan progam pelatihan penggunaan mesin harus
tuntas diselesaikan hingga tahap akhir.

Keterampilan karyawan dalam menggunakan mesin baru sangat penting untuk dilakukan.
Semakin bagus keterampilan suatu karyawan, maka kualitas produk yang dihasilkannya pun
akan semakin bagus. Hal tersebut akan berdampak pada kenaikan produksi, terhindar dari
kegagalan produk, dan jumlah pelanggan yang mengembalikan produk akan menurun.

Hasil audit yang dilakukan oleh Tn. Kris Palguna ini menemukan beberapa kelemahan yang
harus menjadi perhatian manajemen perusahaan di masa yang akan datang. Kelemahan ini
diantaranya adalah kelemahan yang terjadi atas ketidaktuntasannya program pelatihan karyawan
atas pengoperasian mesin baru karena kurang memadainya anggaran yang diberikan dan
kelemahan atas kurangnya evaluasi program pelatihan karyawan untuk meningkatkan kualitas
produk yang dihasilkan.

Berdasarkan kelemahan yang terjadi pada PT Indojewel, maka diberikan rekomendasi sebagai
koreksi atas langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan
tersebut. Diantaranya adalah:

1)      Perusahaan harus memberikan anggaran yang memadai untuk program pelatihan karyawan
agar program pelatihan tersebut terlaksana hingga tuntas sehingga dapat meningkatkan
keterampilan karyawan atas pengoperasian mesin baru sesuai dengan yang diharapkan oleh
perusahaan.

2)      Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan harus disusun secara periodik bersama
dengan penyusunan anggaran perusahaan.

3)      Laporan biaya kualitas harus terdokumentasi sebagai umpan balik atas peningkatan
kualitas dan produk yang dihasilkan supaya terjadi penurunan yang signifikan atas kegagalan
produk dan pengembalian produk oleh pelanggan.

2. Audit pengembangan Organisasi Departemen/Unit Kerja SDM

 Komponen penilaian biaya pengembangan Organisasi Departemen/Unit Kerja SDM Dalarn


menilai biaya pengembangan organisasi departemen/unit kerja SDM paling tidak mencakup 5
komponen biaya,antara lain: 1. Biaya Penyempurnaan Struktur Organisasi Departemen/Unit
Kerja SDM, termasuk Di dalarnnya biaya penyempurnaan uraian dan spesifikasi jabatan.. 2.
Biaya Penyempurnaan Kebijakan Dan Standarisasi Sisterri SDM.3. Biaya
penyempurnaan standard operating procedure SDM. 4. Biaya peningkatan teknologi dalam
administrasi rutin SDM. 5. Biaya peningkatan kompetensi pejabat, staf dan pelaksana SDM

udit Biaya Pengembangan Organisasi. Pengembangan organisasi departemen/unit kerja SDM


dapat dipandang dari: "Perspektif — struktur — dalam arti apakah perusahaan . melakukan
perubahan, peningkatan fungsi/peran unit SDM yang berdampak pada penyempurnaan
kebijakan, sistem, sistem prosedur dan peraturan SDM. 'Perspektif — individu dalam: arti
apakah perusahaan melakukan peningkatan kompetensi pejabat, staff dan pelaksana SDM sclaras
dengan pola bentuk organisasi SDM.

Contohnya:

Audit Efektivitas SDM KN Efektivitas SDM dinilai dari aspek-aspek berikut: “Motivasi.
Motivasi kerja setiap pegawai berbeda tergantung kebutuhan pribadinya, kebutuhan faali,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan untuk merasa
berarti. : “Pegembangan diri. Ini merupakan aspek penung dalam kehidupan Seseorang. Pegawai
yang mempunyai harapan bisa mengembangkan diri, meningkatkan karir di perusahaan tempat
bekerja akan terdorong untuk berpikir positif dan menampilkan kinerja yang terbaik.
“Terwujudnya keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, Ini merupakan
faktor pening untuk meningkatkan produkti itas peyawai. Hal ini bersumber dari berbagai
kebutuhan dan keinginan pegawai sebagai individu.

Efektivitas SDM dinilai dari aspek-aspek berikut: “Motivasi, Motivasi kerja setiap pegawai
berbeda tergantung kebutuhan pribadinya, kebutuhan faali, kebutuhan rasa aman, kebutuhan
sosial, kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan untuk merasa berarti. : “Pegembangan diri. Ini
merupakan aspek penting dalam kehidupan seseorang. Pegawai yang mempunyai harapan bisa
mengembangkan diri, meningkatkan karir di perusahaan tempat bekerja akan terdorong untuk
berpikir positif dan menampilkan kinerja yang terbaik. “Terwujudnya kescimbangan antara
kehidupan kerja dan kchidupan pribadi. Inn merupakan faktor penting untuk meningkatkan
produkuvitas pegawai. Hal ini bersumber dari berbagai kebutuhan dan keinginan pegawai
sebagai individu. Di Indonesia penerapan program K3 mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No.5 tahun 1996 dan . Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Keschatan Kerja (SMK3) yang mencakup : 1.Komitmen dan Kebijakan. 2.Perencanaan.
3.Penerapan. 4.Pengukuran dan Evaluasi. 5.Tinjauan ulang dan Peningkatan oleh Pihak
Manajemen.

Sumber:
BMP-EKMA4476/Audit SDM/MODUL 5

https://yoursay.suara.com/news/2021/01/14/103448/audit-manajemen-sdm-dalam-
perusahaan-guna-pelancaran-program

NAMA : HERIADI

NIM : 042517765

1. Pada Modul 6 KB 1 dijelaskan dua tipe risiko dalam rantai pasok, buatlah salah
satu contoh kasus dari dua tipe risiko tersebut!

JAWABAN

Ancaman dan risiko keamanan merupakan isu global di dalam rantai pasok. Kedua hal berikut
bisa masuk dari berbagai jalur baik internal maupun eksternal, untuk itu diperlukan ketelitian
dalam penyaringan personil maupun pihak yang terlibat. Terdapat dua tipe risiko dalam
rantai pasok, berikut diantaranya:
a.     Risiko Internal
Risiko yang umum terjadi pada kegiatan operasional perusahaan, misalnya keterlambatan
pengiriman, kekurangan stok barang, risiko finansial, dan lain sebagainya.

Contoh kasus: Risiko keterlambatan pengiriman barang dari supplier, maka salah satu solusinya


adalah dengan multisourcing, yaitu penyediaan produk yang sama dari supplier lain, sehingga
perusahaan memiliki cadangan supply meskipun salah satu supplier mengalami gangguan. Selain
itu, resiko aliran material dapat berkurang dengan adanya penyimpanan cadangan di sepanjang
rantai pasok sehingga manajer memiliki backup inventory  apabila terjadi variasi dalam aliran
material.

Risiko internal dapat berupa:


1)     Keterlambatan pengangkutan,
2)     Keterlambatan pengantaran barang,
3)     Kelebihan stok,
4)     Peramalan yang buruk,
5)     Risiko keuangan,
6)     Kecelakaan minor,
7)     Human error,
8)     Kegagalan sistem ICT, dan lain-lain.
Strategi pengelolaan risiko internal yang paling sesuai adalah mitigasi risiko, yaitu
meminimalkan risiko yang mungkin terjadi dengan cara :
1)     Mendisiplinkan penggunaan anggaran yang ditetapkan sesuai RKAP serta kepatuhan terhadap
peraturan dan perundang-undangan.
2)     Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan bimbingan secara rutin terhadap bisnis yang sedang
berjalan, bisnis baru dan KSO,  agar dapat mencapai target dan sasaran yang ditetapkan.
3)     Melaksanakan GCG secara benar dengan mentaati kepatuhan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku untuk setiap aktifitas yang akan dijalankan.
4)     Melakukan penempatan SDM yang sesuai dengan kemampuan dan keahliannya serta
memberlakukan sistem renumerasi dan perencanaan karir yang transparan.

b.     Risiko Eksternal
Risiko yang datang dari lingkungan luar rantai pasok dan berada di luar kendali manajemen,
seperti kejadian bencana alam, perang, kerusuhan, permasalahan dengan mitra dagang dan lain
sebagainya. Dalam mengatasi risiko ini, manajer tidak dapat menghilangkan keberadaan risiko
tetapi mendesain suatu kondisi yang dapat meminimalkan dampak dari resiko tersebut.

Contoh kasus: Salah satu wilayah di Amerika Serikat yang sering terjadi badai sepanjang tahun.
Manajer tidak dapat menghilangkan risiko terjadinya badai tersebut, tetapi dapat meminimalisir
risikonya dengan cara membangun gedung yang tahan terhadap badai, menutup gedung
perkantoran selama badai terjadi, maupun memindahkan lokasi gedung ke tempat yang lebih
aman.
Risiko eksternal dapat berupa:
1)     Gempa bumi,
2)     Angin topan,
3)     Serangan teroris,
4)     Perang,
5)     Bencana penyakit,
6)     Kenaikan harga,
7)     Permasalahan yang dihadapi mitra usaha,
8)     Kekurangan pasokan bahan baku,
9)     Krisis keuangan dan ekonomi makro, dan lain-lain.
Strategi pengelolaan risiko eksternal yang paling sesuai adalah mitigasi risiko dengan
meminimalkan risiko yang mungkin terjadi setelah operasional berjalan. Contoh langkah-
langkah meminimalkan risiko:
1)     Antisipasi sejak dini dengan melakukan transfer risiko, yaitu mengasuransikan portofolio bisnis
yang sedang berjalan
2)     Memeriksa kembali target dan sasaran perusahaan secara realistis guna melakukan efisiensi
sumber dana perusahaan
3)     Melakukan negosiasi ulang terhadap pihak kreditur untuk cicilan pembayaran hutang jangka
menengah dan jangka panjang.

2. Pada Modul 7 point A terdapat beberapa strategi operasional dalam


mengatasi supply chain disruption. Jelaskan salah satu strategi dan berikan
contohnya!

JAWABAN:

inventory cadangan
Persediaan cadangan (anticipation inventory) adalah persediaan berlebih yang disengaja untuk
mengantisipasi peningkatan permintaan. Dengan begitu, perusahaan tidak perlu memproduksi
lebih banyak untuk mengantisipasi permintaan yang lebih besar. Strategi ini sering diterapkan
perusahaan yang memiliki pola permintaan musiman. Implementasi Memiliki inventory cadangan
dapat digunakan untuk memenuhi permintaan konsumen.

Contoh : Tahun 2004, United Technology Coorporation meningkatkan nilai buffer stock dalam
kurun waktu tertentu untuk menghadapi gangguan suplai barang dani supplier dikarenakan
adanya permasalahan finansial pada Supplier utama.

Sumber :

EKMA4371 Modul 6 dan 7

Subrata, Agus. 2019. “RISIKO EKTERNAL DAN INTERNAL PERUSAHAAN”.


[link] https://icopi.or.id/risiko-ekternal-dan-internal-perusahaan/. Diakses pada tanggal 27
Mei 2022 pukul 22.44 WIB.

Guritno, Adi Djoko dan Meirani Harsasi. 2019. “Manajemen Rantai Pasokan”. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
NAMA : HERIADI

NIM : 042517765

Hal penting dalam pengumpulan data adalah alat atau instrumen digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Silahkan diskusikan tentang cara menilai validitas dan
reliabilitas instrumen, serta hubungan validitas dengan reliabilitas!

JAWABAN:

1. Menilai Validitas Alat Ukur

Langkah awal untuk menilai validitas alat ukur suatu penclitian adalah dengan mancari
variable utama penclitian terscbut, kemudian mengamati dcfinisi opcrasionalnya.
Perhatikan tingkat: abstraksi konsepnya. Jika tingkat abstraksi konsepnya sedarhana, tidak
rumit, maka pemlaian: vahduas didasarkan pada validitas permukaan. Jika abstraksi
konscpnya Icbih rumit, maka gunakan penilaian validitas kriteria. Jika abstraksi konscpnya
sangat rumit, maka gunakan penilaian validitas konstruk.

Jika penilaian validitas didasarkan pada validitas kriteria dan konstruk, maka perlu
dipertimbangkan dimensi dilinisi Icbih banyak, dan pendapat banyak ahli tentang korsep
yang bersangkutan, scrta membandingkannya dengan alat ukuryang sudah terbukti valid.

2 Validitas isi (Content Validity) menjabarkan Sejauh mana pertanyaan, lugas alau batir
dalam . suatu 108 atau instrumcn dapat mewakili Secara keseluruhan dan proposional
perilaku sampct yang dikenai tes. Vahditas isi mengukur derajat kemampuan tcs dalam
mengukur yang mencakup substansi clemen yang angin diukur, Vahdiuas. isi dipakai
untuk mengukur kemampuan belajar, hasil belajar atau prestasi belajar.

3. Validitas Konstruk

“Validitas konsruk atau Construct Validity merupakan validitas yang mempermusalihkan :


seberapa jauh butir tes dapat mengukur apa yang benar benar hendah diukur vang sesuat
Gengan konsep khusus ataw delima konseptual yang telah ditetapkan, Validsi kostruk
berhubungan dengan kejadian dan objek yang abstrak, tetap gejalanya dapat diamati dan
diukur.

4. Validitas Kriteria f Validitas kritcria atau validitas cmpiris (Criterion-Rclatcd Validity)


ditentukan oleh kriteria, baik kriteria internal ataupun kritcria ckstcrnal. Validitas kriteria
didapatkan melalui hasil uji coba tcs kepada rcspondcn yang sctara dengan responden yang
akan dievaluasi atau ditcliti.

5. Validitas kriteria adalah ukuran validitas yang pencntuannya dengan cara


membandingkan skor tcs dengan kinerja tertentu pada ukuran luar atau yang lain. Contoh
pemakaian validitas kritena adalah tcs intelcjensi yang berkorelasi dengan rata-rala nilai
akadcmis. Dengan asumsi, jika intelcjensi sescorang tinggi, maka yang akan terjadi dia
mendapatkan nilai akadcmis yang bagus. ,

5. Validitas Muka Validitas muka (Face Validity) merupakan validitas yang paling rendah
signifikasinya karcna hanya berdasarkan pada penilaian sepintas tentang isi alat ukur.
Apabila isi alat ukur sudah terlihat sesuai degan apa yang ingin diukur. maka dapat
dikatakan validitas muka sudah terpenuhi. Validitas muka disebut juga dengan Validitas
rendah dari validitas isi.

Tiga tehnik pengujian realibilitas instrument antara lain :


a. Teknik Paralel (Paralel Form atau Alternate Form)
Teknik paralel disebut juga tenik ”double test double trial”. Sejak awal peneliti harus
sudah menyusun dua perangkat instrument yang parallel (ekuivalen), yaitu dua buah
instrument yang disusun berdasarkan satu buah kisi-kisi. Setiap butir soal dari instrument
yang satu selalu harus dapat dicarikan pasangannya dari instrumen kedua. Kedua
instrumen tersebut diujicobakan semua. Sesudah kedua uji coba terlaksana, maka hasil
instrumen tersebut dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus product moment
(korelasi Pearson).
b. Teknik Ulang (Test Re-test)
Disebut juga teknik ”single test double trial”. Menggunakan sebuah instrument, namun
dites dua kali. Hasil atau skor pertama dan kedua kemudian dikorelasikan untuk
mengetahui besarnya indeks reliabilitas.Teknik perhitungan yang digunakan sama dengan
yang digunakan pada teknik pertama yaitu rumus korelasi Pearson.
Menurut Saifuddin Azwar, realibilitas tes-retest adalah seberapa besat derajat skor tes
konsisten dari waktu ke waktu. Realibilitas diukur dengan menentukan hubungan antara
skor hasil penyajian tes yang sama kepada kelompok yang sama, pada waktu yang
berbeda.

Metode pengujian reliabilitas stabilitas yang paling umum dipakai adalah metode
pengujian tes-kembali (test-retest). Metode test-retest menggunakan ukuran atau “test”
yang sama untuk variable tertentu pada satu saat pengukuran yang diulang lagi pada saat
yang lain. Cara lain untuk menunjukkan reliabilitas stabilitas, bila kita menggunakan
survai, adalah memasukkan pertanyaan yang sama di dua bagian yang berbeda dari
kuesioner atau wawancara. Misalnya the Minnesota Multiphasic Personality Inventory
(MPPI) mengecek reliabilitas test-retest dalam satu kuesionernya dengan mengulang
pertanyaan tertentu di bagian-bagian yang berbeda dari kuesioner yang panjang.
Kesulitan terbesar untuk menunjukkan reliabilitas stabilitas adalah membuat asumsi bahwa
sifat/ variable yang akan diukur memang benar-benar bersifat stabil sepanjang waktu.
Karena kemungkinan besar tidak ada ukuran yang andal dan sahih yang tersedia. Satu-
satunya faktor yang dapat membuat asumsi-asumsi ini adalah pengalaman, teori dan/atau
putusdan terbaik. Dalam setiap kejadian, asumsi ini selalu ditantang dan sulit rasanya
mempertahankan asumsi tersebut atas dasar pijakan yang obyektif.

c. Teknik Belah Dua (Split Halve Method)


Disebut juga tenik “single test single trial”. Peneliti boleh hanya memiliki seperangkat
instrument saja dan hanya diujicobakan satu kali, kemudian hasilnya dianalisis, yaitu
dengan cara membelah seluruh instrument menjadi dua sama besar. Cara yang diambil
untuk membelah soal bisa dengan membelah atas dasar nomor ganjil-genap, atas dasar
nomor awal-akhir, dan dengan cara undian.
Menurut Saifuddin Azwar, realibilitas ini diukur dengan menentukan hubungan antara skor
dua paruh yang ekuivalen suatu tes, yang disajikan kepada seluruh kelompok pada suatu
saat. Karena reliabilitas belah dua mewakili reliabilitas hanya separuh tes yang sebenarnya,
rumus Spearman-Brown dapat digunakan untuk mengoreksi koefisien yang didapat.

Reliabilitas dengan validitas sangat berhubungan. Validitas akan menunjukan ketepatan


pemilihan alat yang sesuai dengan apa yang akan dilakukan, misalnya seseorang akan mengukur
berat badan validitas akan menunjukkan alat yang tepat untuk mengukur berat badan yaitu
timbangan, sedangkan reliabilitas akan menunjukkan hasil pengukuran yang tepat, misalnya
timbangan yang sesuai akan menunjukkan hasil yang sama pada objek yang sama. Alat ukur
dianggap valid apabila alat ukur reliabel. Validitas merupakan penguji ketepatan suatu alat
ukur, sedangkan reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat yang digunakan konsisten
atau tidak. Alat ukur merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suatu benda.

Sumber:

ISIP 4216 Edisi 1 modul 6

http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/validitas-dan-reliabilitas.html
NAMA : HERIADI

NIM : 042517765

1. Deskirpsikan Portofolio optimal berdasarkan model Markowitz dan gambarkanlah dan


berikan penjelasan atas grafiknya?

JAWABAN :

Portofolio efisien merupakan portofolio yang baik, tetapi bukan yang terbaik. Portofolio
yang terbaik adalah portofolio yang optimal. Portofolio efisien hanya mempunyai satu dari
faktor terbaik, yaitu faktor expected return atau faktor risikonya. Sementara, portofolio yang
optimal adalah portofolio yang memiliki kombinasi expected return dan risiko yang terbaik.

Analisis portofolio dengan Pendekatan Markowitz


Model ini dikembangkan oleh Markowitz tahun 1952. Model ini didasarkan pada perhitungan 1)
mean (rata-rata) sebagai pengukuran dari tingkat pengembalian, dan 2) variance sebagai
pengukuran tingkat risiko.

Preferensi risiko investor menunjukkan seberapa besar risiko yap investor berani mengambil.
Mereka yang mempunyai preferensi risiko rendah adalah mereka yang cenderung menghindari
risiko (risk aversg. Sebaliknya, mereka yang mempunyai preferensi risiko tinggi adalah merek
yang cenderung menyukai risiko (risk taker).

Sesuai dengan preferensi risikonya masing-masing, investor aka memilih portofolio yang akan
mengoptimalkan utilitinya. Fungsi utlit investor tergantung juga dari preferensi risikonya.
Mereka yang mempunys preferensi risiko rendah (risk averse) akan memilih portofolio optimal
di titik C1 sedang mereka yang mempunyai preferensi risiko tinggi (risk taker) aka? memilih
portofolio optimal di titik C2 di gambar berikut ini.
Portofolio yang akan dipilih oleh investor tergantung dari fungsi utilitinya masing-masing.
Portofolio yang optimal untuk tiap-tiap investor terletak pada titik persinggungan antara fungsi
utiliti investor dengan efficient set. Titik ini menunjukkan portofolio efisien yang tersedia yang
dapat dipilih (karena terletak di efficient set) yang menyediakan kepuasan tertinggi yang dapat
dinikmati oleh investor (karena terletak di fungsi utilitinya).

Untuk investor ke-l, portofolio optimal berada di titik C1 yang memberikan kepuasan kepada
investor ini sebesar U2. Jika investor ini rasional, dia tidak akan memilih portofolio DI karena
walaupun portofolio ini tersedia dan dapat dipilih yang berada di attainable set, tetapi bukan
portofolio yang efisien karena akan memberikan kepuasan sebesar Ul yang lebih rendah
dibandingkan dengan kepuasan sebesar U2. Idealnya, investor ini akan memilih portofolio yang
memberikan kepuasan tertinggi. Investor ke-1 jika dihadapkan kepada pilihan untuk memilih
portofolio C1 atau El maka dia akan memilih portofolio El karena portofolio El memberikan
kepuasan sebesar U3 yang lebih tinggi daripada portofolio C1 yang hanya memberikan kepuasan
sebesar U2. Akan tetapi, investor ini tidak dapat memilih portofolio E1 karena portofolio ini
tidak tersedia di pasar (portofolio ini tidak berada di attainable set). Dengan argumentasi yang
sama, investor ke dua akan memilih portofolio Optimal yang berada di efficient set yang juga
menyinggung fungsi utilitinya, Yaitu di titik C2. Investor tidak akan memilih portofolio D2
karena memberikan utiliti yang lebih rendah. Investor ini juga tidak akan mem portofolio E2
karena portofolio ini tidak tersedia di luar aftainable

2. APT yaitu Teori Penilaian Arbritase (Arbitrage Pricing Theory) dan Capital Asset
Pricing Model (CAPM) telah mendapat banyak perhatian dari praktisi dan akademisi
untuk digunakan dalam penetapan harga dan penilaian aset. Jelaskan perbedaan antara
APT dan CPAM sehubungan dengan:
1. Fungsi utilitas investor
2. Distribusi return
3. Portofolio pasar
JAWABAN:

CPAM

Menurut Pasaribu (Putra et.al, 2012), hal yang sangat penting yang perlu dilakukan oleh seorang
investor adalah mempunyai kemampuan untuk mengestimasi return suatu sekuritas. Untuk para
investor yang tidak bersedia menghadapi risiko (risk averse), maka perlu sekali untuk
mengetahui hubungan keseimbangan antara risiko dengan tingkat pengembalian yang diharapkan
untuk setiap surat berharga. Diperlukan suatu model untuk dapat mengestimasi return suatu
sekuritas dengan baik dan mudah. Estimasi tingkat pengembalian saham yang diharapkan adalah
penting untuk banyak keputusan keuangan, seperti prediksi biaya ekuitas keputusan investasi,
manajemen portofolio, penganggaran modal, dan evaluasi kinerja. Oleh karena itu, terdapat suatu
model yang dapat digunakan untuk mengestimasi return suatu saham sekuritas yaitu Capital
Asset Pricing Model (CAPM).

Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan suatu model atau cara untuk mengestimasikan
nilai return suatu aset dengan membandingkan antara variabel return yang diterima dan risiko
yang ditanggung. Tujuan dari penggunaan model ini adalah untuk menentukan tingkat return
yang diharapkan (expected return) dari aset yang berisiko dan untuk menghitung risiko yang
tidak dapat didiversifikasi (risiko non sistematis) dalam suatu portofolio dan membandingkannya
dengan prediksi tingkat pengembalian (return).

APT

Model APT mengasumsikan bahwa return dari sekuritas merupakan fungsi linear dari berbagai
faktor ekonomi makro dan sensitivitas perubahan setiap faktor dinyatakan oleh koefisien beta
masing-masing faktor tersebut dan tidak oleh risiko unik. Pada model APT, IHSG bukan market
portofolio yang sesungguhnya tetapi menggunakan variabel atau indeks lain dalam mengestimasi
expected return sebuah sekuritas dapat memberikan hasil yang lebih akurat sehingga tidak
menimbulkan arbitrase.
Berdasarkan asumsi yang menyatakan investor percaya bahwa pendapatan sekuritas akan
ditentukan oleh sebuah model faktorial dengan k faktor risiko. Dengan demikian, dapat
ditentukan pendapatan aktual untuk sekuritas i dengan menggunakan rumus sebagai berikut

model APT sebenarnya adalah berasaskan model CAPM, tetapi ia telah mempertimbangkan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi keuntungan sekuritas memandang dunia jadi semakin
kompleks. Faktor-faktor ini akan memberi kesan yang berlainan kepada sekuritas yang berlainan.
Jadi, bagi sekuritas i dalam jangka waktu , keuntungannya dapat diwakili oleh kombinasi antara
pengharapan keuntungan seimbang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pengharapan
keuntungan seimbang ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran sekuritas perusahaan.
Faktor-faktor yang akan mempengaruhi keuntungan sekuritas adalah terdiri dari faktor-faktor
makro dan mikro. Contoh faktor-faktor makro ialah seperti inflasi, harga minyak dunia, tingkat
suku bunga, kurs (nilai tukar), jumlah uang yang beredar dan lain-lain.

Perbedaan APT dan CAPM sehubungan dengan fungsi utilitas investor, distribusi return,
portofolio pasar :
a. Fungsi utilitas investor atau fungsi utilitas kuadrat
CPAM mengasumsikan investor ingin memaksimalkan utilitas dalam hal preferensi risiko dan
return, memaksimalkan return /unit atas risiko atau meminimalkan risiko /unit atas return. Dari
model Markowitz. Risiko yang relevan telah diukur dengan variance of return atau standar
deviasi.
APT Tidak membuat asumsi mengetani preferensi investor, model multifaktor yang biasa
digunakan di dalam APT tidak menyertakan eksponen yang lebih tinggi dari 1.
b. Distribusi return normal
Distribusi probabilitas return yang diharapkan dari suatu investasi dan dipersi atau variabilitas
terkait dari return tersebut membentuk teori portofolio Markowitz dan CAPM. Sekuritas return
yang terdistribusi normal atau simetris memungkinkan estimasi atas istilah variance. Di dalam
CPAM, semua investor memiliki perkiraan yang sama untuk distribusi probabilitas return di
masa depan (ekspektasi homogen).
APT tidak menjelaskan atau menentukan atau memerlukan asumsi tentang sekuritas distribusi
return dalam bentuk apapun.
c. Portofolio pasar
CAPM mengasumsikan bahwa penetapan harga, penilaian, risiko, dan return merupakan fungsi
dari hubungan aset dengan portofolio pasar dari semua aset yang berisiko. Dalam praktiknya,
portofolio pasar sulit untuk ditentukan sehingga menyebabkan kekeliruan. Hal tersebut
merupakan kesalahan benchmark.
APT Tidak mempertimbangkan atau memasukkan asumsi portofolio pasar. APT didasarkan pada
beberapa seperangkat faktor.

3. Jelaskan perbedaan konseptual antara APT dan CAPM selain yang dijelaskan pada
nomor 2?

JAWABAN

CPAM

1, Komponen metode Capm adalah premi pasar (Rm-Rf) yang terdiri dari imbalan pasar (Rm)
dan premi bebas tisiko (Rf)

2. Perlu menghitung market portofolio yang diperlukan untuk menghitung beta

3. Dalam Capm menggunakan beta untuk pengukuran kepekaan perubahan return (tingkat
'keuntungan'/return saham) saham terhadap perubahan-perubahan pasar (beta investasi)

4. Terdapat CML (capital market line) Sebagai pembukuan formal bahwa beta merupakan
pengukur risiko

5. Konsep Capm lebih menekankan pada market return

6. Asurnsi pada Capm Diasumsikan tidak ada biaya Diasumsikan invostasi sepenuhnya dapat
dipucah Para pemodal diasumsikan semua aktivita bisa diperjualbelikan

7. Capm menyatukan semua faktor makro ekonomi kedalam satu faktor yaitu return market
portofolio

8. Mengukur expected retun dan”: masing-masing faktor tersebut


9. Mengahus adanya korelasi antar Lingkat keuntungan sekuritas

APT

1. Komponen atau konsep Apt terdiri dari faktor-faktor makro,yaitu perubahan inflasi, perubahan
tingkat suku bunga BI rate, perubahan nilai tukaratau kurs.

2. Pada Apt tidak perlu mengidentifikasi market portofolio untuk mencari beta

3. Pada Apt beta sekuritas mengukur kepekaan sekuritas terebut terhadap faktor tersebut

4. Tidak terdapat CML

5. Konsep pada Apt yang dipergunakan adalah hukum satu harga (the low of one price)

6. Asumsi pada Apt yang berbeda pada apm cakrawala Waktu satu periode dan Tingkat
keuntungan norital

7. Mempunyai fungsi utilitas tertentu Terdapat portofolio pasar dan dapat diidentifikasikan .

8. Pemodal dapat menyimpan dan meminjam pada bunga bebas risiko.

7. Asumsi Apt bahwa tingkat keuntungan suatu sekuritas dipengaruhi oleh faktor tertentu yang
lebih dari satu

8. Model Apttidak bisa untuk” mengidentifikasi faktor-faktor apa yang bisa mempengaruhi
sekuritas

9. Apt mengansumsikan bahwa tingkat keuntungan tersebut dipengarulu oleh berbagai faktor
perekonomian dan industri

4. Anda berharap tingkat bebas risiko 10% dan return pasar 14%.


Hitunglah return ekspektasian untuk saham berikut ini.

Saham Beta     E(Ri)


A         0,85     ?

B         1,25     ?

C         -0,20    ?

Jawaban :
 
Diketahui :
E(Ri) = Mean Return Saham
Βi = Beta asset ke i
 Ditanya : Saham A, B dan C?
Jawab :
E(Ri) = 0,10 + βi (0,14 – 0,10)
E(Ri) = 0.10 + 0,04 x βi
 

Saham  Beta      E(Ri) = 0.10 + 0,04 x βi                          E(Ri)


    A       0,85      0,10 + 0,04 (0,85)        = 0,10 + 0,034 = 0,134
    B       1,25      0,10 + 0,04 (1,25)        = 0,10 + 0,05 = 0,150
    C      -0,20      0,10 + 0,04 (-0,20)      = 0,10 – 0,008 = 0,092

Jadi, return ekspektasian untuk saham A sebesar 0,134, untuk saham B sebesar 0,150, untuk
saham C sebesar 0,092. return ekspektasian yang paling besar ada laha saham B yaitu 0,150
 
Sumber :
BMP EKSI 4203 modul 7

Anda mungkin juga menyukai