NAMA : HERIADI
NIM : 042517765
JAWABAN:
Anggaran fleksibel tidak membatasi diri hanya pada satu tingkat aktivitas, tetapi pada beberapa
tingkat kisaran aktivitas (range activity atau relevant activity). Anggaran fleksibel adalah
anggaran yang disusun untuk mencakup jangkauan aktivitas dan yang digunakan untuk
mengembangkan biaya yang dianggarkan pada titik manapun dalam rentang tersebut untuk
dibandingkan dengan biaya sesungguhnya yang dimasukkan.
Anggaran Statis diarahkan pada satu tingkat saja. Anggaran statis adalah anggaran yang dibuat
untuk satu tingkat kegiatan (one level of activity) selama jangka waktu tertentu.
Anggaran statis merupakan anggaran yang disusun Untuk level aktivitas tertentu. Misalkan untuk
anggaran penjualan PT Abadi yang ada di ilustrasi mody sebelumnya, telah ditentukan bahwa
anggaran penjualan disusun berdasarkan ekspektasi unit penjualan sebanyak 5.700 unit untuk
satu tahun. Tidak akan disusun anggaran lain yang berdasarkan pada level aktivitas selain 5.700
mx tersebut. Anggaran statis akan bergantung pada suatu level aktivitas tertenty sehingga
penggunaannya akan menjadi tidak tepat ketika ditujukan untuk menyusun laporan kinerja.
Dengan kata lain, apabila laporan kinerja dilakukan dengan pendekatan anggaran statis maka kos
aktual akan dibandingkan dengan kos anggaran pada level aktivitas yang dianggarkan. Sehingga,
perlu bagi perusahaan untuk menyusun anggaran fleksibel yang digunakan untuk tujuan evaluasi
kinerja. Apabila laporan kinerja dilakukan dengan pendekatan anggaran fleksibel maka kos
aktual akan dibandingkan dengan level aktivitas aktualnya.
Terdapat satu terminologi yang harus dipahami terlebih dahulu dalam memahami kaitan antara
anggaran dengan fungsinya sebagai alat penilaian kinerja, yakni variansi (variance). Variansi
merupakan selisih yang muncul antara hasil aktual dengan yang dianggarkan, baik dalam bentuk
level aktivitas maupun kos. Variansi inilah yang akan menentukan bagaimana penilaian kinerja,
apakah bersifat menguntungkan (avorable) ataupun tidak menguntungkan (unfavorable).
Variansi dikatakan favorable apabila memiliki pengaruh meningkatkan faba operasi, sedangkan
variansi dikatakan unjgvorable apabila memilik pengaruh menurunkan laba operasi. Sehingga
dapat diambil tindakan korekti yang tepat. Untuk memudahkan pemahaman, ditampilkan
Gambar 6.1 berikul
Sumber :
JAWABAN:
Sesudah fakta (after-the-fact) yaiu anggaran yang dibuat pada level aktual.
Sebelum fakta (before-the-fact): anggaran yang dibuat pada berbagai level aktivitas. b.
Sesudah fakta (after-the-fact): anggaran yang dibuat pada level aktual.
Sumber :
3. jelaskan dengan singkat kegunaan anggaran statis dalam penilaian kinerja seorang
manajer?
Anggaran statis merupakan gambaran dari tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Misalnya, perusahaan menargetkan untuk memproduksi tas selempang sebanyak 300 unit. Nyatanya,
perusahaan mampu memproduksi 400 unit. Ini membuktikan bahwa manajer produksi mampu
memanfaatkan kapasitas menganggur semaksimal mungkin karena dengan prediksi kapasitas yang
sama, tingkat produksi melebihi dari yang direncanakan.
Anggaran statis dapat digunakan untuk menilai efisiensi dari seorang manajer. Dengan anggaran
statis kita dapat mengetahui apakah seorang manajer telah mencapai targetnya karena anggaran
statis menggambarkan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Manajer dikatakan efektif apabila ia
mampu mencapai atau melebihi target unit yang telah ditetapkan. Misalkan perusahaan menargetkan
manajer bagian produksi untuk memproduksi sebanyak 1.000 unit, sedangkan aktualnya 1.500 unit,
artinya manajer mampu memanfaatkan kapasitas menganggur semaksimal mungkin karena dengan
prediksi kapasitas yang sama, tingkat produksi melebihi yang direncanakan.
Anggaran statis kurang tepat untuk digunakan sebagai alat penilaian kinerja seorang
manajer karena anggaran statis akan membandingkan kos aktual yang terjadi dengan kos yang
dianggarkan pada level aktivitas yang tidak sama. Akibatnya penilaian kinerja menjadi tidak adil
serta menimbulkan peluang kesengajaan dari sisi manajer untuk tidak mengeksekusi tindakannya
sesuai dengan telah ditetapkan oleh perusahaan.
Sumber :
http://modernbahri.blogspot.com/2020/07/kegunaan-anggaran-statis-dalam.htm
NAMA : HERIADI
NIM : 042517765
Menurut Saudara, apakah ukuran perusahaan (firm size) selalu menjalankan fungsi-fungsi
manajemen? Berikan contohnya dan jelaskan!
JAWABAN:
Suwito dan Herawati (2005:) mengatakan firm size atau ukuran perusahaan adalah suatu skala
dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, dimana ukuran
perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan
menengah (medium size), dan perusahaan kecil (small firm).
Ukuran perusahaan adalah suatu ukuran, skala atau variabel yang menggambarkan besar-
kecilnya perusahaan berdasarkan beberapa ketentuan, seperti total aktiva, log size, nilai pasar,
saham, total penjualan, total pendapatan, total modal dan lain-lain. Pengelompokan perusahaan
atas dasar skala operasi umumnya terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: perusahaan besar (large
firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kesil (small firm).
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang dapat dihitung dengan tingkat total aset dan
penjualan yang dapat menunjukkan kondisi perusahaan dimana perusahaan lebih besar akan
mempunyai kelebihan dalam sumber dana yang diperoleh untuk membiayai investasinya dalam
memperoleh laba. Ukuran perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan
perusahaan. Perusahaan besar yang sudah well estabilished akan lebih mudah memperoleh modal
di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil. Karena kemudahan akses tersebut berarti
perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar.
Adapun fungsi manajemen :
Planning atau proses perencanaan, dalam fungsi manajemen adalah tentang bagaimana
perusahaan menetapkan tujuan lengkap dengan cara dan strategi untuk mencapainya. Dalam
fungsi perencanaan, manajer perlu mengkaji dan mengevaluasi berbagai kemungkinan rencana
alternatif sebelum memutuskan suatu tindakan.
Perencanaan dalam fungsi manajemen adalah proses penting mengingat planning merupakan
langkah awal yang dapat mempengaruhi aktivitas perusahaan kedepannya. Tanpa perencanaan
yang matang, fungsi fungsi manajemen lain tidak akan bisa berjalan dengan optimal.
Organizing atau proses pengorganisasian adalah 4 fungsi manajemen menurut para ahli yang
berfokus pada pengaturan sumber daya fisik dan manusia yang perusahaan miliki guna
merealisasikan rencana tujuan. Biasanya, fungsi organizing dipakai untuk mengelompokkan
seluruh alat, tugas, orang maupun wewenang yang ada untuk tujuan pemenuhan rencana. Proses
pengawasan dilakukan oleh manajer secara mudah dengan memanfaatkan fungsi
pengorganisasian. Manajer dapat menentukan anggota kelompok, penanggung jawab hingga
jenis dan klasifikasi tugas melalui fungsi organizing.
Untuk mewujudkan fungsi pengorganisasian yang baik, berikut beberapa contoh kegiatan yang
harus dilaksanakan
1. Menyeleksi, merekrut dan memberikan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia.
Untuk mewujudkannya, berikut beberapa contoh kegiatan yang biasa dilakukan fungsi
pengarahan.
Menurut Setiyadi (2007), ukuran perusahaan juga dapat ditentukan oleh beberapa indikator
sebagai berikut:
1. Tenaga kerja, merupakan jumlah pegawai tetap dan honorer yang terdaftar atau bekerja
di perusahaan pada suatu saat tertentu.
2. Tingkat penjualan, merupakan volume penjualan suatu perusahaan pada suatu periode
tertentu.
3. Total hutang, merupakan jumlah hutang perusahaan pada periode tertentu.
4. Total aktiva, yang merupakan keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan pada saat
tertentu.
Contohnya:
“Total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi
pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ketika variable ini digunakan untuk
menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin
besar aktiva, semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak
perputaran uang, dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam
masyarakat”.
Sumber :
NIM : 042517765
1. Audit pelatihan
JAWABAN
Pentingnya audit biaya pelatihan dilakukan oleh suatu perusahaan. Audit biaya pelatihan dan
pengembangan organisasi merupakan dudit terhadap strategic efficiency. Audit biaya pelatihan
terkait dengan kebijakan.dan program yang secara langsung memberikan kortribud berarti pada
implementasi: strategi: SDM: Dengan derrikian, sebagai investasi yang hasilnya tidak langsung
terlihat maka perusahaan perlu melakukan cost benefit analysis yang cermat dan tepat
berdasarkan kelengkapan dan relevasi data-data terhadap Investasi di bidang pelatihan
1. Memahami keseluruhan biaya pelatihan baik yang berupa biaya tetap maupun biaya
variabel.
2. Membandingkan dengan alternatif biaya pelatihan lainnya.
3. Mengevaluasi proporsi biaya yang efektif untuk pengembangan, administrasi dan
evaluasi pelatihan.
4. Mengontrol biaya pelatihan.
Menilai Potensial Cost Pelatihan . Biaya pelatihan terdiri dari biaya pelatihan langsung dan biaya
tidak langsung. Biaya pelatihan langsung mencakup biaya instruktur, biaya konsultan, biaya
perancangan program, biaya materi pelatihan, ruangan kelas, peralatan dan biaya perjalanan.
Biaya tidak langsung Mencakup biayabiaya yang tidak terkait langsung dengan perancangan,
pengembangan, dan pelaksanaan pelatihan. Seperti biaya alat kantor, fasilitas yang digunakan
selama penyelenggaraan pelatihan. Termasuk imbal jasa bagi tenaga staf administrasi yang
terlibat dalam pelaksanaan pelatihan. Menilai Potensial Benefit Pelatihan Untuk menilai manfaat
(benefit) pelatihan, kita harus mengkaji kembali tujuan dari pelatihan yang sesungguhnya apakah
untuk mengurangi biaya produksi, mengurangi biaya lembur, ataukah untuk mempertahankan
pelanggan. Dalam hal ini ternyata : : a. Hampir semua riset para ahli akademis dan: praktisi
mengutarakan bahwa pelatihan memberikan manfaat, dan . , b. Penerapan pilot proyek dimana
pelatihan yang lebih dulu diberikan pada sekelompok peserta akan memberikan manfaat bagi
perusahaan untuk menentukan apakah pelatihan tersebut akan diterapkan atau tidak diterapkan
bagi keseluruhan pegawainya.
Salah satu contoh kasus audit manajemen yang akan dijabarkan dan dibahas adalah PT Indojewel
yang ditulis dan dilaporkan oleh Tn. Kris Palguna pada tahun 2008. Hasil laporan audit
manajemen ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM atas program pelatihan karyawan.
PT Indojewel merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi yang berpusat pada
produk perhiasan berbahan dasar mutiara dan emas. dirikannya perusahaan ini memiliki tujuan
untuk membudidayakan mutiara dan emas. Perusahaan menginvestasikan anggarannya untuk
menerapkan teknologi maju dalam memproduksi perhiasan sebesar Rp 1,75 Triliun (investasi
peranti keras) dan Rp 500 Milyar (Investasi penati lunak yang termasuk sistem informasi)
Berikut ini adalah Susunan Direksi PT Indojewel Palembang tahun 2008 dengan pimpinan
Direktur Utama PT Indojewel adalah Tn. Kevin Suparno, Direktur Akuntansi dan Keuangan oleh
Tn. Cecep Mulyadi, Direktur Produksi oleh Tn. Steve Handayana, dan Manajer SDM oleh Tn.
Syam Nugroho.
Hasil laporan audit manajemen ini dilakukan untuk menurunkan tingkat kegagalan produksi
yang disebabkan oleh kurang terampilnya karyawan dalam mengoperasikan mesin baru, dan
meningkatkan keterampilan karyawan dalam mengoperasikan mesin baru melalui program
pelatihan karyawan PT Indojewel. Hasil audit ini hanya mencakup bidang personalia saja yang
tujuannya untuk menilai keekonomisan, efisiensi dan efektivitas atas keterampilan karyawan
dalam mengoperasikan mesin baru. Tujuan dilakukannya program pelatihan karyawan yaitu
untuk meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Selain itu, dalam program pelatihan kayawan tersebut memiliki kelemahan dalam melakukan
pelaksanaannya yaitu: rencana pelatihan karyawan tidak dilakukan secara periodik; biaya
program pelatihan karyawan kurang memadai dapat dilihat hanya dianggarkan sebesar 0.25%
selama satu tahun dari laba bersih setelah pajak tahun sebelumnya; Tidak adanya catatan atau
dokumen yang dapat dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan yang telah dilakukan.
Hal ini dilakukan untuk melakukan evaluasi atas peningkatan kualitas produk yang dihasilkan
oleh karyawan; dan waktu pelatihan yang diberikan sangat singkat. Hal ini, yang harus dilakukan
oleh perusahaan untuk peningkatan SDM atas program keterampilan karyawan ini yaitu harus
didukung anggaran yang memadai dan disetujui oleh Direktur Akuntansi dan Keuangan;
Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan harus disusun secara periodik bersama dengan
penyusunan anggaran perusahaan; dan Pelaksanaan progam pelatihan penggunaan mesin harus
tuntas diselesaikan hingga tahap akhir.
Keterampilan karyawan dalam menggunakan mesin baru sangat penting untuk dilakukan.
Semakin bagus keterampilan suatu karyawan, maka kualitas produk yang dihasilkannya pun
akan semakin bagus. Hal tersebut akan berdampak pada kenaikan produksi, terhindar dari
kegagalan produk, dan jumlah pelanggan yang mengembalikan produk akan menurun.
Hasil audit yang dilakukan oleh Tn. Kris Palguna ini menemukan beberapa kelemahan yang
harus menjadi perhatian manajemen perusahaan di masa yang akan datang. Kelemahan ini
diantaranya adalah kelemahan yang terjadi atas ketidaktuntasannya program pelatihan karyawan
atas pengoperasian mesin baru karena kurang memadainya anggaran yang diberikan dan
kelemahan atas kurangnya evaluasi program pelatihan karyawan untuk meningkatkan kualitas
produk yang dihasilkan.
Berdasarkan kelemahan yang terjadi pada PT Indojewel, maka diberikan rekomendasi sebagai
koreksi atas langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan
tersebut. Diantaranya adalah:
1) Perusahaan harus memberikan anggaran yang memadai untuk program pelatihan karyawan
agar program pelatihan tersebut terlaksana hingga tuntas sehingga dapat meningkatkan
keterampilan karyawan atas pengoperasian mesin baru sesuai dengan yang diharapkan oleh
perusahaan.
2) Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan harus disusun secara periodik bersama
dengan penyusunan anggaran perusahaan.
3) Laporan biaya kualitas harus terdokumentasi sebagai umpan balik atas peningkatan
kualitas dan produk yang dihasilkan supaya terjadi penurunan yang signifikan atas kegagalan
produk dan pengembalian produk oleh pelanggan.
Contohnya:
Audit Efektivitas SDM KN Efektivitas SDM dinilai dari aspek-aspek berikut: “Motivasi.
Motivasi kerja setiap pegawai berbeda tergantung kebutuhan pribadinya, kebutuhan faali,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan untuk merasa
berarti. : “Pegembangan diri. Ini merupakan aspek penung dalam kehidupan Seseorang. Pegawai
yang mempunyai harapan bisa mengembangkan diri, meningkatkan karir di perusahaan tempat
bekerja akan terdorong untuk berpikir positif dan menampilkan kinerja yang terbaik.
“Terwujudnya keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, Ini merupakan
faktor pening untuk meningkatkan produkti itas peyawai. Hal ini bersumber dari berbagai
kebutuhan dan keinginan pegawai sebagai individu.
Efektivitas SDM dinilai dari aspek-aspek berikut: “Motivasi, Motivasi kerja setiap pegawai
berbeda tergantung kebutuhan pribadinya, kebutuhan faali, kebutuhan rasa aman, kebutuhan
sosial, kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan untuk merasa berarti. : “Pegembangan diri. Ini
merupakan aspek penting dalam kehidupan seseorang. Pegawai yang mempunyai harapan bisa
mengembangkan diri, meningkatkan karir di perusahaan tempat bekerja akan terdorong untuk
berpikir positif dan menampilkan kinerja yang terbaik. “Terwujudnya kescimbangan antara
kehidupan kerja dan kchidupan pribadi. Inn merupakan faktor penting untuk meningkatkan
produkuvitas pegawai. Hal ini bersumber dari berbagai kebutuhan dan keinginan pegawai
sebagai individu. Di Indonesia penerapan program K3 mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No.5 tahun 1996 dan . Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Keschatan Kerja (SMK3) yang mencakup : 1.Komitmen dan Kebijakan. 2.Perencanaan.
3.Penerapan. 4.Pengukuran dan Evaluasi. 5.Tinjauan ulang dan Peningkatan oleh Pihak
Manajemen.
Sumber:
BMP-EKMA4476/Audit SDM/MODUL 5
https://yoursay.suara.com/news/2021/01/14/103448/audit-manajemen-sdm-dalam-
perusahaan-guna-pelancaran-program
NAMA : HERIADI
NIM : 042517765
1. Pada Modul 6 KB 1 dijelaskan dua tipe risiko dalam rantai pasok, buatlah salah
satu contoh kasus dari dua tipe risiko tersebut!
JAWABAN
Ancaman dan risiko keamanan merupakan isu global di dalam rantai pasok. Kedua hal berikut
bisa masuk dari berbagai jalur baik internal maupun eksternal, untuk itu diperlukan ketelitian
dalam penyaringan personil maupun pihak yang terlibat. Terdapat dua tipe risiko dalam
rantai pasok, berikut diantaranya:
a. Risiko Internal
Risiko yang umum terjadi pada kegiatan operasional perusahaan, misalnya keterlambatan
pengiriman, kekurangan stok barang, risiko finansial, dan lain sebagainya.
b. Risiko Eksternal
Risiko yang datang dari lingkungan luar rantai pasok dan berada di luar kendali manajemen,
seperti kejadian bencana alam, perang, kerusuhan, permasalahan dengan mitra dagang dan lain
sebagainya. Dalam mengatasi risiko ini, manajer tidak dapat menghilangkan keberadaan risiko
tetapi mendesain suatu kondisi yang dapat meminimalkan dampak dari resiko tersebut.
Contoh kasus: Salah satu wilayah di Amerika Serikat yang sering terjadi badai sepanjang tahun.
Manajer tidak dapat menghilangkan risiko terjadinya badai tersebut, tetapi dapat meminimalisir
risikonya dengan cara membangun gedung yang tahan terhadap badai, menutup gedung
perkantoran selama badai terjadi, maupun memindahkan lokasi gedung ke tempat yang lebih
aman.
Risiko eksternal dapat berupa:
1) Gempa bumi,
2) Angin topan,
3) Serangan teroris,
4) Perang,
5) Bencana penyakit,
6) Kenaikan harga,
7) Permasalahan yang dihadapi mitra usaha,
8) Kekurangan pasokan bahan baku,
9) Krisis keuangan dan ekonomi makro, dan lain-lain.
Strategi pengelolaan risiko eksternal yang paling sesuai adalah mitigasi risiko dengan
meminimalkan risiko yang mungkin terjadi setelah operasional berjalan. Contoh langkah-
langkah meminimalkan risiko:
1) Antisipasi sejak dini dengan melakukan transfer risiko, yaitu mengasuransikan portofolio bisnis
yang sedang berjalan
2) Memeriksa kembali target dan sasaran perusahaan secara realistis guna melakukan efisiensi
sumber dana perusahaan
3) Melakukan negosiasi ulang terhadap pihak kreditur untuk cicilan pembayaran hutang jangka
menengah dan jangka panjang.
JAWABAN:
inventory cadangan
Persediaan cadangan (anticipation inventory) adalah persediaan berlebih yang disengaja untuk
mengantisipasi peningkatan permintaan. Dengan begitu, perusahaan tidak perlu memproduksi
lebih banyak untuk mengantisipasi permintaan yang lebih besar. Strategi ini sering diterapkan
perusahaan yang memiliki pola permintaan musiman. Implementasi Memiliki inventory cadangan
dapat digunakan untuk memenuhi permintaan konsumen.
Contoh : Tahun 2004, United Technology Coorporation meningkatkan nilai buffer stock dalam
kurun waktu tertentu untuk menghadapi gangguan suplai barang dani supplier dikarenakan
adanya permasalahan finansial pada Supplier utama.
Sumber :
Guritno, Adi Djoko dan Meirani Harsasi. 2019. “Manajemen Rantai Pasokan”. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
NAMA : HERIADI
NIM : 042517765
Hal penting dalam pengumpulan data adalah alat atau instrumen digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Silahkan diskusikan tentang cara menilai validitas dan
reliabilitas instrumen, serta hubungan validitas dengan reliabilitas!
JAWABAN:
Langkah awal untuk menilai validitas alat ukur suatu penclitian adalah dengan mancari
variable utama penclitian terscbut, kemudian mengamati dcfinisi opcrasionalnya.
Perhatikan tingkat: abstraksi konsepnya. Jika tingkat abstraksi konsepnya sedarhana, tidak
rumit, maka pemlaian: vahduas didasarkan pada validitas permukaan. Jika abstraksi
konscpnya Icbih rumit, maka gunakan penilaian validitas kriteria. Jika abstraksi konscpnya
sangat rumit, maka gunakan penilaian validitas konstruk.
Jika penilaian validitas didasarkan pada validitas kriteria dan konstruk, maka perlu
dipertimbangkan dimensi dilinisi Icbih banyak, dan pendapat banyak ahli tentang korsep
yang bersangkutan, scrta membandingkannya dengan alat ukuryang sudah terbukti valid.
2 Validitas isi (Content Validity) menjabarkan Sejauh mana pertanyaan, lugas alau batir
dalam . suatu 108 atau instrumcn dapat mewakili Secara keseluruhan dan proposional
perilaku sampct yang dikenai tes. Vahditas isi mengukur derajat kemampuan tcs dalam
mengukur yang mencakup substansi clemen yang angin diukur, Vahdiuas. isi dipakai
untuk mengukur kemampuan belajar, hasil belajar atau prestasi belajar.
3. Validitas Konstruk
5. Validitas Muka Validitas muka (Face Validity) merupakan validitas yang paling rendah
signifikasinya karcna hanya berdasarkan pada penilaian sepintas tentang isi alat ukur.
Apabila isi alat ukur sudah terlihat sesuai degan apa yang ingin diukur. maka dapat
dikatakan validitas muka sudah terpenuhi. Validitas muka disebut juga dengan Validitas
rendah dari validitas isi.
Metode pengujian reliabilitas stabilitas yang paling umum dipakai adalah metode
pengujian tes-kembali (test-retest). Metode test-retest menggunakan ukuran atau “test”
yang sama untuk variable tertentu pada satu saat pengukuran yang diulang lagi pada saat
yang lain. Cara lain untuk menunjukkan reliabilitas stabilitas, bila kita menggunakan
survai, adalah memasukkan pertanyaan yang sama di dua bagian yang berbeda dari
kuesioner atau wawancara. Misalnya the Minnesota Multiphasic Personality Inventory
(MPPI) mengecek reliabilitas test-retest dalam satu kuesionernya dengan mengulang
pertanyaan tertentu di bagian-bagian yang berbeda dari kuesioner yang panjang.
Kesulitan terbesar untuk menunjukkan reliabilitas stabilitas adalah membuat asumsi bahwa
sifat/ variable yang akan diukur memang benar-benar bersifat stabil sepanjang waktu.
Karena kemungkinan besar tidak ada ukuran yang andal dan sahih yang tersedia. Satu-
satunya faktor yang dapat membuat asumsi-asumsi ini adalah pengalaman, teori dan/atau
putusdan terbaik. Dalam setiap kejadian, asumsi ini selalu ditantang dan sulit rasanya
mempertahankan asumsi tersebut atas dasar pijakan yang obyektif.
Sumber:
http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/validitas-dan-reliabilitas.html
NAMA : HERIADI
NIM : 042517765
JAWABAN :
Portofolio efisien merupakan portofolio yang baik, tetapi bukan yang terbaik. Portofolio
yang terbaik adalah portofolio yang optimal. Portofolio efisien hanya mempunyai satu dari
faktor terbaik, yaitu faktor expected return atau faktor risikonya. Sementara, portofolio yang
optimal adalah portofolio yang memiliki kombinasi expected return dan risiko yang terbaik.
Preferensi risiko investor menunjukkan seberapa besar risiko yap investor berani mengambil.
Mereka yang mempunyai preferensi risiko rendah adalah mereka yang cenderung menghindari
risiko (risk aversg. Sebaliknya, mereka yang mempunyai preferensi risiko tinggi adalah merek
yang cenderung menyukai risiko (risk taker).
Sesuai dengan preferensi risikonya masing-masing, investor aka memilih portofolio yang akan
mengoptimalkan utilitinya. Fungsi utlit investor tergantung juga dari preferensi risikonya.
Mereka yang mempunys preferensi risiko rendah (risk averse) akan memilih portofolio optimal
di titik C1 sedang mereka yang mempunyai preferensi risiko tinggi (risk taker) aka? memilih
portofolio optimal di titik C2 di gambar berikut ini.
Portofolio yang akan dipilih oleh investor tergantung dari fungsi utilitinya masing-masing.
Portofolio yang optimal untuk tiap-tiap investor terletak pada titik persinggungan antara fungsi
utiliti investor dengan efficient set. Titik ini menunjukkan portofolio efisien yang tersedia yang
dapat dipilih (karena terletak di efficient set) yang menyediakan kepuasan tertinggi yang dapat
dinikmati oleh investor (karena terletak di fungsi utilitinya).
Untuk investor ke-l, portofolio optimal berada di titik C1 yang memberikan kepuasan kepada
investor ini sebesar U2. Jika investor ini rasional, dia tidak akan memilih portofolio DI karena
walaupun portofolio ini tersedia dan dapat dipilih yang berada di attainable set, tetapi bukan
portofolio yang efisien karena akan memberikan kepuasan sebesar Ul yang lebih rendah
dibandingkan dengan kepuasan sebesar U2. Idealnya, investor ini akan memilih portofolio yang
memberikan kepuasan tertinggi. Investor ke-1 jika dihadapkan kepada pilihan untuk memilih
portofolio C1 atau El maka dia akan memilih portofolio El karena portofolio El memberikan
kepuasan sebesar U3 yang lebih tinggi daripada portofolio C1 yang hanya memberikan kepuasan
sebesar U2. Akan tetapi, investor ini tidak dapat memilih portofolio E1 karena portofolio ini
tidak tersedia di pasar (portofolio ini tidak berada di attainable set). Dengan argumentasi yang
sama, investor ke dua akan memilih portofolio Optimal yang berada di efficient set yang juga
menyinggung fungsi utilitinya, Yaitu di titik C2. Investor tidak akan memilih portofolio D2
karena memberikan utiliti yang lebih rendah. Investor ini juga tidak akan mem portofolio E2
karena portofolio ini tidak tersedia di luar aftainable
2. APT yaitu Teori Penilaian Arbritase (Arbitrage Pricing Theory) dan Capital Asset
Pricing Model (CAPM) telah mendapat banyak perhatian dari praktisi dan akademisi
untuk digunakan dalam penetapan harga dan penilaian aset. Jelaskan perbedaan antara
APT dan CPAM sehubungan dengan:
1. Fungsi utilitas investor
2. Distribusi return
3. Portofolio pasar
JAWABAN:
CPAM
Menurut Pasaribu (Putra et.al, 2012), hal yang sangat penting yang perlu dilakukan oleh seorang
investor adalah mempunyai kemampuan untuk mengestimasi return suatu sekuritas. Untuk para
investor yang tidak bersedia menghadapi risiko (risk averse), maka perlu sekali untuk
mengetahui hubungan keseimbangan antara risiko dengan tingkat pengembalian yang diharapkan
untuk setiap surat berharga. Diperlukan suatu model untuk dapat mengestimasi return suatu
sekuritas dengan baik dan mudah. Estimasi tingkat pengembalian saham yang diharapkan adalah
penting untuk banyak keputusan keuangan, seperti prediksi biaya ekuitas keputusan investasi,
manajemen portofolio, penganggaran modal, dan evaluasi kinerja. Oleh karena itu, terdapat suatu
model yang dapat digunakan untuk mengestimasi return suatu saham sekuritas yaitu Capital
Asset Pricing Model (CAPM).
Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan suatu model atau cara untuk mengestimasikan
nilai return suatu aset dengan membandingkan antara variabel return yang diterima dan risiko
yang ditanggung. Tujuan dari penggunaan model ini adalah untuk menentukan tingkat return
yang diharapkan (expected return) dari aset yang berisiko dan untuk menghitung risiko yang
tidak dapat didiversifikasi (risiko non sistematis) dalam suatu portofolio dan membandingkannya
dengan prediksi tingkat pengembalian (return).
APT
Model APT mengasumsikan bahwa return dari sekuritas merupakan fungsi linear dari berbagai
faktor ekonomi makro dan sensitivitas perubahan setiap faktor dinyatakan oleh koefisien beta
masing-masing faktor tersebut dan tidak oleh risiko unik. Pada model APT, IHSG bukan market
portofolio yang sesungguhnya tetapi menggunakan variabel atau indeks lain dalam mengestimasi
expected return sebuah sekuritas dapat memberikan hasil yang lebih akurat sehingga tidak
menimbulkan arbitrase.
Berdasarkan asumsi yang menyatakan investor percaya bahwa pendapatan sekuritas akan
ditentukan oleh sebuah model faktorial dengan k faktor risiko. Dengan demikian, dapat
ditentukan pendapatan aktual untuk sekuritas i dengan menggunakan rumus sebagai berikut
model APT sebenarnya adalah berasaskan model CAPM, tetapi ia telah mempertimbangkan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi keuntungan sekuritas memandang dunia jadi semakin
kompleks. Faktor-faktor ini akan memberi kesan yang berlainan kepada sekuritas yang berlainan.
Jadi, bagi sekuritas i dalam jangka waktu , keuntungannya dapat diwakili oleh kombinasi antara
pengharapan keuntungan seimbang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pengharapan
keuntungan seimbang ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran sekuritas perusahaan.
Faktor-faktor yang akan mempengaruhi keuntungan sekuritas adalah terdiri dari faktor-faktor
makro dan mikro. Contoh faktor-faktor makro ialah seperti inflasi, harga minyak dunia, tingkat
suku bunga, kurs (nilai tukar), jumlah uang yang beredar dan lain-lain.
Perbedaan APT dan CAPM sehubungan dengan fungsi utilitas investor, distribusi return,
portofolio pasar :
a. Fungsi utilitas investor atau fungsi utilitas kuadrat
CPAM mengasumsikan investor ingin memaksimalkan utilitas dalam hal preferensi risiko dan
return, memaksimalkan return /unit atas risiko atau meminimalkan risiko /unit atas return. Dari
model Markowitz. Risiko yang relevan telah diukur dengan variance of return atau standar
deviasi.
APT Tidak membuat asumsi mengetani preferensi investor, model multifaktor yang biasa
digunakan di dalam APT tidak menyertakan eksponen yang lebih tinggi dari 1.
b. Distribusi return normal
Distribusi probabilitas return yang diharapkan dari suatu investasi dan dipersi atau variabilitas
terkait dari return tersebut membentuk teori portofolio Markowitz dan CAPM. Sekuritas return
yang terdistribusi normal atau simetris memungkinkan estimasi atas istilah variance. Di dalam
CPAM, semua investor memiliki perkiraan yang sama untuk distribusi probabilitas return di
masa depan (ekspektasi homogen).
APT tidak menjelaskan atau menentukan atau memerlukan asumsi tentang sekuritas distribusi
return dalam bentuk apapun.
c. Portofolio pasar
CAPM mengasumsikan bahwa penetapan harga, penilaian, risiko, dan return merupakan fungsi
dari hubungan aset dengan portofolio pasar dari semua aset yang berisiko. Dalam praktiknya,
portofolio pasar sulit untuk ditentukan sehingga menyebabkan kekeliruan. Hal tersebut
merupakan kesalahan benchmark.
APT Tidak mempertimbangkan atau memasukkan asumsi portofolio pasar. APT didasarkan pada
beberapa seperangkat faktor.
3. Jelaskan perbedaan konseptual antara APT dan CAPM selain yang dijelaskan pada
nomor 2?
JAWABAN
CPAM
1, Komponen metode Capm adalah premi pasar (Rm-Rf) yang terdiri dari imbalan pasar (Rm)
dan premi bebas tisiko (Rf)
3. Dalam Capm menggunakan beta untuk pengukuran kepekaan perubahan return (tingkat
'keuntungan'/return saham) saham terhadap perubahan-perubahan pasar (beta investasi)
4. Terdapat CML (capital market line) Sebagai pembukuan formal bahwa beta merupakan
pengukur risiko
6. Asurnsi pada Capm Diasumsikan tidak ada biaya Diasumsikan invostasi sepenuhnya dapat
dipucah Para pemodal diasumsikan semua aktivita bisa diperjualbelikan
7. Capm menyatukan semua faktor makro ekonomi kedalam satu faktor yaitu return market
portofolio
APT
1. Komponen atau konsep Apt terdiri dari faktor-faktor makro,yaitu perubahan inflasi, perubahan
tingkat suku bunga BI rate, perubahan nilai tukaratau kurs.
2. Pada Apt tidak perlu mengidentifikasi market portofolio untuk mencari beta
3. Pada Apt beta sekuritas mengukur kepekaan sekuritas terebut terhadap faktor tersebut
5. Konsep pada Apt yang dipergunakan adalah hukum satu harga (the low of one price)
6. Asumsi pada Apt yang berbeda pada apm cakrawala Waktu satu periode dan Tingkat
keuntungan norital
7. Mempunyai fungsi utilitas tertentu Terdapat portofolio pasar dan dapat diidentifikasikan .
7. Asumsi Apt bahwa tingkat keuntungan suatu sekuritas dipengaruhi oleh faktor tertentu yang
lebih dari satu
8. Model Apttidak bisa untuk” mengidentifikasi faktor-faktor apa yang bisa mempengaruhi
sekuritas
9. Apt mengansumsikan bahwa tingkat keuntungan tersebut dipengarulu oleh berbagai faktor
perekonomian dan industri
B 1,25 ?
C -0,20 ?
Jawaban :
Diketahui :
E(Ri) = Mean Return Saham
Βi = Beta asset ke i
Ditanya : Saham A, B dan C?
Jawab :
E(Ri) = 0,10 + βi (0,14 – 0,10)
E(Ri) = 0.10 + 0,04 x βi
Jadi, return ekspektasian untuk saham A sebesar 0,134, untuk saham B sebesar 0,150, untuk
saham C sebesar 0,092. return ekspektasian yang paling besar ada laha saham B yaitu 0,150
Sumber :
BMP EKSI 4203 modul 7