1. Suatu obligasi tidak membayar kupon di tahun 1 memiliki YTM sekarang 7%. YTM pada
Tahun kedua sebesar 8%. Pemerintah Indonesia berencana menerbitkan obligasi dengan
membayar kupon untuk 2 tahun. Pembayaran kupon tersebut /tahun dengan coupon
rate sebesar 9%. Nilai nominal obligasi tersebut sebesar $100.
Diketahui :
YTM tahun 1 = 7%
YTM tahun 2 = 8%
Coupon rate = 9%
Nominal Obligasi = $100
Konotasi :
Cpn = Coupon Rate
r = YTM
Par/M = Nominal obligasi
PV = Harga Obligasi yang tepat
Jawab :
a. Pada harga berapa obligasi tersebut akan dijual…?
Cpn = 9% × $100 = $9
c. Berapakah ekspektasi pasar dari harga obligasi yang akan dijual pada tahun depan?
1 + Harga Jual = (1,08)2 / 1,07 = 1,0901 – 1
Setelah menemukan ekspektasi pasar tahun depan, maka perkiraan harga jual
obligasi tahun depan adalah:
P = $109 / 1,0901 = $99,99
Jadi ekspetasi pasar dari harga obligasi yang akan dijual pada tahun depan adalah
$99,99
2. Obligasi yang diterbitkan PT Hanan tanpa kupon 1 tahun dengan nilai nominal $100 dan
saat dijual harganya menjadi $94,34. Sedangkan obligasi pada tahun 2 dijual dengan
harga $84,99. Anda sedang mempertimbangkan untuk membeli obligasi dengan jatuh
tempo 2 tahun yang melakukan pembayaran kupon /tahun. Nilai nominal obligasi adalah
$100 dan coupon rate sebesar 12% /tahunnya.
Diketahui :
Nilai Nominal tahun 1 = $100
Harga obligasi tahun 1 dijual = $94,34
Harga obligasi tahun 2 dijual = $84,99
Coupon rate = 12%
Konotasi :
NO = Nilai Pasar dari Obligasi
NJTn = Nilai jatuh tempo obligasi
n/t = periode
YTM = Yield To Maturity
NO = NJTn / (1 + YTM)^n
$94,34 = $100 / (1 + YTM)¹
(1 + YTM)¹ = $100 / $94,34
(1 + YTM)¹ = 1,060
YTM = 1,060 – 1
YTM = 0,060 atau 6%
NO = NJTn / (1 + YTM)^n
$84,99 = $100 / (1 + YTM)²
(1 + YTM)² = $100 / $84,99
(1 + YTM)² = 1,176
1 + YTM = 1,17660^½
1 + YTM = 1,08472
YTM = 1,08472 – 1
YTM = 0,08472 atau 8,472%
Jadi YTM atas kupon obligasi pada tahun ke 2 sebesar 0,084 atau 8,4%
3. Jelaskan tiga faktor penentu yang paling penting dari harga obligasi dan pengaruhnya dari
faktor-faktor tersebut?
Bunga Pasar
Harga obligasi sangat dipengaruhi oleh faktor tingkat bunga pasar yang berlaku. Jika
tingkat bunga pasar yang berlaku mengalami penurunan, maka harga obligasi akan
meningkat. Penyebabnya adalah karena adanya interest rate risk yaitu risiko penurunan
harga obligasi akibat kenaikan tingkat suku bunga (Brigham dan Houston, 2006). Chopin
(1998) menyatakan bahwa Tresury Security (obligasi yang mempunyai jangka waktu
lebih pendek) memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dibandingkan municipal bond
(obligasi yang mempunyai jangka waktu lebih panjang) dan memiliki biaya bunga lebih
rendah untuk mendanai kebutuhan dana pemerintah sehingga meningkatkan harga
obligasi.
Bunga Kupon
Kempf dan Homburg (2000) mendapatkan besaran bunga kupon yang besar akan
mengakibatkan obligasi meningkatkan minat penanam modal (investor) untuk
berinvestasi sehingga berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Livingston (1987)
yang menyatakan jika obligasi tersebut memiliki kupon yang rendah, akan memiliki
cheapness in delivery (pelepasan harga yang murah) dalam jatuh tempo yang tetap.
Maturity
Saat mengangkat faktor maturity obligasi perlu diingat bahwa semakin panjang rentang
jatuh tempo obligasi, akan meningkatkan invesment risk (Rahardjo, 2003). Jika risiko
obligasi perusahaan meningkat, permintaan obligasi perusahaan menurun sehingga harga
obligasi perusahaan menurun. Dan sebaliknya, penurunan risiko obligasi perusahaan
meningkatkan permintaan obligasi perusahaan sehingga harga obligasi perusahaan
meningkat (Mishkin, 2007). Elton dan Green (1998 ) mendapatkan hasil penelitian yaitu
perubahan harga obligasi tidak secara signifikan berpengaruh negatif terhadap obligasi
yang mempunyai maturity yang lama. Chakravarty and Sarkar (1999) menyatakan bahwa,
faktor risiko merupakan faktor yang penting pada pasar obligasi perusahaan dan
municipal yaitu kenaikan penyebaran harga bid-ask terjadi pada saat maturity suatu
obligasi.
4. Dengan adanya perubahan tingkat suku bunga, jelaskan bagaimana dua faktor utama
dapat mempengaruhi perubahan harga relative untuk obligasi individu?
Untuk perubahan tingkat suku bunga tertentu dua faktor yang dapat mempengaruhi
perubahan harga obligasi relative ialah kupon dan jatuh tempo obligasi.
1) Kupon
Kupon (Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara
berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan).
Obligasi yang mempunyai kupon tinggi di atas rata–rata suku bunga deposito dan
rata–rata kupon obligasi lainnya bisa sangat diminati oleh banyak investor. Oleh
karena itu, bila kupon obligasi tersebut cukup tinggi maka harga obligasi
cenderung semakin meningkat. Begitu juga sebaliknya, apabila tingkat kupon
obligasi yang diberikan relative kecil, harga obligasi tersebut cenderung turun
karena daya tarik untuk investor atau bagi calon pembeli obligasi tersebut sangat
sedikit.
SUMBER :
BMP EKSI4203 (Teori Portofolio dan Analisis Investasi edisi 3) Modul 5 Halaman
5.1 – 5.24
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ojs.unud.ac.id/
index.php/bse/article/download/18954/12677/
&ved=2ahUKEwiPhMv59Or3AhWb4XMBHcYsCQ0QFnoECAYQAQ&usg=AOvV
aw0ifzl4xFzfi7wuRIaMKCvs
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Category/65#:~:text=Kupon (Interest
Rate) adalah nilai,Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
hartoyo.staff.ipb.ac.id/files/2011/03/Chapter-12-
Obligasi.pdf&ved=2ahUKEwiN5fbL_fT3AhV6RmwGHSqSDTMQFnoECAQQAQ
&usg=AOvVaw1eCQi7noiPDKOT4WtbEOG9
Diskusi Minggu Ke 5
Matkul : Teori Akuntansi
Dosen : Ramadanis, S.E.Sy
Keberhasilan suatu usaha selalu diukur dari laba. Oleh sebab itu, manajemen dituntut untuk
dapat menyajikan perhitungan laba dengan tepat.
Anda adalah lulusan prodi Akuntansi UT, saat wawancara kerja di PT Indofood, lakukan
analisis tentang lima pentingnya informasi laba bagi perusahaan dan terangkan dengan
bahasa yang mudah dimengerti kepada manajemen PT Indofood yang melakukan wawancara
kerja!
Pentingnya informasi laba tersebut merupakan tanggung jawab dari pihak manajemen yang
diukur kinerjanya dari pencapaian laba yang diperoleh. Oleh karena itu, kualitas laba menjadi
pusat perhatian bagi investor, kreditor, pembuat kebijakan akuntansi, dan pemerintah dalam
hal ini adalah Direktorat Jendral Pajak.
Mengapa PT. Indofood perlu mengetahui perhitungan laba ini? Karena laba merupakan
informasi penting yang terdapat dalam laporan keuangan PT. Indofood. Laba ini penting
untuk:
1) Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima negara
2) Menghitung dividen yang akan dibagikan kepada pemilik dan yang akan ditahan dalam
perusahaan
3) Menjadi pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan pengambilan
keputusan
4) Menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di
masa yang akan datang
5) Menjadi dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi
6) Menilai prestasi atau kinerja perusahaan/segmen perusahaan/divisi PT. Indofood
7) Perhitungan zakat sebagai kewajiban manusia sebagai hamba kepada Tuhannya melalui
pembayaran zakat kepada masyarakat.
Jadi begitu bapak/ibu manajemen yang bisa saya sampaikan mengenai pentingnya informasi
laba bagi perusahaan bapak/ibu.
SUMBER :
BMP EKSI4415 (Teori Akuntansi Edisi 2) Modul 6 Halaman 5.6
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
scholar.unand.ac.id/30507/1/BAB
%2520I.pdf&ved=2ahUKEwja97D_6Or3AhUs7HMBHee1C80QFnoECAkQBg&usg
=AOvVaw20K3rL7ekLdmIg0159a332
Diskusi Minggu Ke 5
Matkul : Manajemen Operasi
Dosen : Mik Wanul Khosiin, M.M.
1. Kelemahan : Biaya modal menjadi lebih tinggi karena pekerjaan menjadi lebih kompleks
Cara Mengatasi : Biaya menjadi tinggi karena cakupan pekerjaan menjadi luas, oleh
karena itu biaya harus dapat seimbang dan optimal digunakan dalam pembiayaan desain
pekerjaan. Semuanya harus bisa dilakukan secara efektif dan efisien dalam
pembiayaannya. Desain kerja yang diperluas menjadikan karyawan dapat menerima
tanggng jawab yang lebih besar dan diharapkan karyawan dapat meningkatkan
produktifitas dan kualitas produk sehingga profit perusahaan akan meningkan dan modal
perusahaan kembali dengan jumlah yang lebih banyak. Selain itu, pekerjaan harus
didesain dengan sebaik mungkin, agar dapat memberikan suatu manfaat baik kepada
organisasi maupun kepada karyawan. Manfaat terhadap organisasi berupa tercapainya
tujuan dengan efektif dan efisien. Sedangkan manfaat kepada pegawai adalah
pengembangan karier dan perlakuan adil sehingga menimbulkan kepuasan pegawai dalam
melaksanakan pekerjaannya.
2. Kelemahan : Secara individu, karyawan lebih menyukai pekerjaan yang lebih sederhana
atau lebih mudah (pekerjaan awal sebelum diekspansi)
Cara mengatasi : Tidak perlu memaksakan tingkat upah yang tinggi tersebut. Sebab, gaji
pokok yang terlalu besar melebihi kisaran skala upah akan membebani keuangan
perusahaan selain juga merusak proporsionalitas upah sehingga menimbulkan hubungan
kerja yang tak sehat antar karyawan. Menyesuaikan antara keahlian yang diperlukan
dalam ekspansi pekerjaan dengan biaya operasional untuk keperluan upah karyawan.
Melakukan analisis pekerjaan sebelum melakukan ekspansi untuk mengetahui beban
kerja yang mendasari besaran upah karyawan. Perusahaan dapat memberikan upah selain
dalam bentuk uang. Misalnya program studi banding, promosi jabatan, dll. Tenaga kerja
memperoleh upah yang tinggi maka akan berpengaruh positif terhadap peningkatan
produktivitas tenaga kerja dengan demikian tenaga kerja akan lebih bertanggungjawab
terhadap pekerjaannya. Menerapkan sistem pengupahan di lakukan dengan sistem yang
berkeadilan yaitu pengupahan di sesuai dengan produktivitas tenaga kerja.
Cara mengatasi :
Setiap perusahaan memang harus mengadakan pelatihan untuk karyawannya supaya
setiap karyawan bisa meningkatkan profesionalisme dan kinerjanya. Namun, tanpa
disadari pelatihan karyawan akan membuat biaya pengeluaran perusahaan membengkak.
Maka dari itu, harus segera mengambil kebijakan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian nantinya. Bisa dengan mencari cara pelatihan untuk meningkatkan kinerja
karyawan, salah satunya dengan melakukan pelatihan secara internal yang berkualitas.
Tidak jarang perusahaan melakukan pelatihan dengan mengundang pakar ternama.
Namun, pelatihan tersebut tidak bisa menjamin seratus persen karyawan akan memiliki
kinerja yang baik. Sebaiknya, memberikan kesempatan kepada karyawan yang dinilai
berkompeten untuk memberi pelatihan. Selain dapat memangkas biaya operasional,
karyawan yang terpilih bisa selalu mendampingi karyawan-karyawan yang membutuhkan
pelatihan agar bisa meningkatkan motivasi dan kinerja masing-masing.
Pelatihan kepada anggota tim tidak seluruhnya harus melalui kegiatan formal pelatihan,
dengan demikian diharapkan anggota tim tidak harus menghadapi penyesuaian dan
pembelajaran yang berat karena bekerja dengan dasar keilmuan yang telah dimiliki akan
lebih memudahkan serta menyenangkan. Karena pada hakikatnya kerja tim membantu
anggota tim untuk saling belajar saling transfer knowledge, namun ada kalanya pelatihan
formal tetap dibutuhkan. Selain itu perusahaan perlu menempatkan pegawai sesuai
dengan tuntutan persyaratan pekerjaan, maka pegawai cenderung merasa puas terhadap
pekerjaan mereka, karena mereka mampu melaksanakan sesuai dengan kemampuan,
keterampilan serta persyaratan yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
SUMBER :
https://www.harmony.co.id/blog/5-cara-mengurangi-biaya-operasional-agar-lebih-
efisien
https://www.gadjian.com/blog/2018/04/16/bagaimana-cara-menentukan-gaji-
pokok-karyawan/
http://nazyajunaidi.blogspot.com/2018/12/manajemen-operasi-ekma4215-
cara_22.html?m=1
BMP EKMA4215 (Manajemem Operasi edisi 3) Modul 6 Halam 6.16
Diskusi Minggu Ke 5
Matkul : Sistem Informasi Akuntansi
Dosen : Dri Asmawanti S, S.E., M.S.Ak
UD Jaya, seringkali mendapatkan keluhan dari pelanggan karena tidak memiliki stok
yang terupdate dan tersedia terkait dengan barang yang dijualnya. Anda adalah
manajer UD Jaya, apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan/atau
menyelesaikan masalah ini? Sebutkan minimal 3 upaya.
Jika saya adalah manajer UD Jaya, upaya yang saya lakukan untuk mengurangi dan/atau
menyelesaikan masalah atas keluhan dari pelanggan karena tidak memiliki stok yang
terupdate dan tersedia terkait dengan barang yang dijualnya yaitu :
Formula perhitungan EOQ digunakan untuk menghitung seberapa banyak barang yang
harus dipesan. Titik pemesanan ulang (reorder point) menspesifikasikan saat yang tepat
untuk memesan. Perusahaan biasanya menetapkan titik reorder point berdasarkan waktu
pengiriman dan tingkat persediaan aman yang diinginkan untuk mengatasi fluktuasi tidak
terduga dari permintaan.
Metode ini didasarkan dari perhitungan jumlah optimal pesanan, untuk efisiensi jumlah
biaya pemesanan, biaya pergudangan, dan biaya karena kekurangan persediaan. Biaya
pemesanan meliputi semua biaya yang berhubungan dengan pemrosesan transaksi
pembelian. Biaya pergudangan adalah biaya yang berhubungan dengan aktivitas
menyimpan persediaan. Biaya karena kekurangan persediaan adalah biaya yang
ditimbulkan dari kekurangan persediaan, seperti hilangnya peluang penjualan atau
penundaan produksi.
Dalam metode MRP dicari pola keseimbangan antara kapasitas produksi yang ada dan
kebutuhan bahan baku untuk memenuhi perkiraan permintaan penjualan. Pada metode ini
barang diproduksi sesuai ekspektasi atas permintaan pelanggan.
Dalam metode JIT tujuan yang ingin didapatkan adalah meminimalkan atau meniadakan
persediaan bahan baku (raw material), barang dalam proses (work in process), dan barang
jadi (finished goods). Pada metode JIT, barang diproduksi sebagai tanggapan atas
permintaan pelanggan. Artinya, dalam metode JIT ini, kegiatan produksi terjadi sebagai
tindak lanjut dari pesanan pelanggan. Strategi ini memungkinkan pemasok merencanakan
pengiriman produk mereka pada waktu yang tepat saat dibutuhkan.
Dalam penjadwalan produksi akan dispesifikasi seberapa produk akan diproduksi selama
periode yang sudah direncanakan dan kapan proses produksi tersebut harus dilakukan.
Informasi mengenai pesanan pelanggan, prediksi penjualan, dan tingkat persediaan
barang jadi digunakan untuk menetapkan tingkat produksi. Namun pada prakteknya,
penjadwalan produksi ini dapat saja diubah berdasarkan beberapa pertimbangan seperti
misalnya perubahan kondisi pasar.
Peran akuntan dalam aktivitas ini dapat membantu perusahaan untuk memilih antara
metode MRP atau JIT untuk melihat metode manakah yang lebih tepat untuk perencanaan
dan penjadwalan produksi perusahaan. Apabila permintaan produk perusahaan dapat
diprediksi dan produk yang diproduksi memiliki siklus produksi yang panjang, maka
pendekatan MRP dapat digunakan. Sebaliknya apabila produk perusahaan
dikarakterisasikan dengan siklus hidup yang pendek, tingkat permintaan dari pelanggan
yang tidak dapat diprediksi, serta berdasarkan pengalaman sering terjadi kelebihan
persediaan maka metode JIT yang sebaiknya digunakan.
SUMBER :
BMP EKSI4312 (Sistem Informasi Keuangan edisi 3) Modul 6 Halaman 6.12 – 6.27
& Modul 7 Halaman 7.13
https://www.akseleran.co.id/blog/stock-opname-adalah/
Diskusi Minggu Ke 5
Matkul : Analisis Informasi Keuangan
Dosen : Sitti Marwa Kharie S.E., M.Ak
Dengan penerapan konsep supplier financing secara tidak langsung disebut membantu AP II
untuk dapat memenuhi kewajiban dengan tetap menjaga kesinambungan pembangunan
infrastuktur bandara.
Diperoleh gambaran bahwa layanan program SCF memberikan dampak bagi perbaikan (arus
kas) financial flow PT. Angkasa Pura II. Dampak tersebut berupa pengurangan nilai cash
conversion cycles. Pengurangan cash conversion cycles terjadi karena PT. Angkasa Pura,
mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kredit pasif yang dapat digunakan untuk
menambah modal kerja. Kredit pasif tersebut dapat berdampak secara langsung
meningkatkan days working capital (DWC), yakni jumlah hari yang dapat dicover oleh
modal kerja. Dampak SCF terhadap pengurangan days sales outstanding (DSO), terjadi
secara tidak langsung. Demikian juga dengan dampak SCF terhadap days of inventory (DOI).
Sementara itu, dampak SCF terhadap days payable outstanding (DPO) terjadi secara
langsung.
Berikut merupakan dampak skema Supplier financing yang dilakukan PT Agkasa Pura II
terhadap komponen laporan arus kas, baik dari sisi operasi, investasi, dan pendanaan!
1. Dalam Arus Kas dari Aktivitas Operasi.
Supplier Financing mempengaruhi arus kas masuk dan keluar. skema Supplier financing
dapat membantu PT. Angkasa Pura II dalam memastikan pembangunan infrastruktur di
bandara AP II dapat tetap berjalan sehingga daya saing bandara dapat tetap terjaga dan
mendukung pemulihan ekonomi nasional sehingga penerimaan kas dari penjualan jasa
akan meningkat baik secara tunai maupun piutang. Disisi kas keluar akan ada
penambahan pembayaran kas kepada pemasok barang atau jasa dan pembayaran hutang
kepada supplier dan bunga perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
Supplier Finnancing pada PT. Angkasa Pura akan mempengaruhi aktivitas investasi,
karena nantinya akan timbul sebuah aktiva tetap yaitu bangunan. Dari investasi ini PT.
Aangkasa Purq II juga bisa mengembangkan bisnis dan membuat investasi- investasi yg
lebih seperti pemberian pinjaman dan penagihan pokok pinjaman.
Apakah ada risiko yang muncul dengan melakukan kebijakan tersebut? Atau terjadi
adalah sebaliknya, resiko perusahaan menjadi lebih rendah? Jelaskan.
Risiko di seluruh rantai pasokan pun akan turut berkurang dengan menggunakan skema
pendanaan ini.
Karena pada dasarnya, Supply chain financing adalah bentuk kemitraan dengan pihak-pihak
tertentu dengan cara memberikan kredit yang diharapkan mampu memberikan sokongan
modal kerja, baik untuk PT. Angkasa Pura II maupun PT. Wijaya Karya. Ketika
memanfaatkan SCF, PT. Wijaya Karya dapat menjual faktur atau tagihan yang mereka miliki
ke pihak bank atau penyedia keuangan lainnya. Dengan demikian, PT. Wijaya Karya akan
mendapatkan akses terhadap uang yang dimiliki secara lebih cepat dan mudah.
Akses yang cepat ini tentu akan sangat membantu PT. Wijaya Karya untuk menjaga
keseimbangan dan kelancaran cash flownya. Sementara itu, PT. Angkasa Pura II memiliki
lebih banyak kesempatan dan waktu untuk membayar sejumlah tagihan yang harus
diselesaikan. Pada akhirnya, SCF akan menjadi sebuah situasi yang memberikan win solution
bagi dua belah pihak yang terlibat dalam transaksi, yakni pembeli dan pemasok.
SUMBER :
https://www.modalrakyat.id/blog/supply-chain-financing-adalah
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/
55752&ved=2ahUKEwjv3ajWkfP3AhX7RmwGHc_dATMQFnoECAkQAQ&usg=A
OvVaw2UTO-Zo4PVTvCuDAPjak8J
https://www.akseleran.co.id/blog/supply-chain-financing/