Anda di halaman 1dari 15

Diskusi Minggu Ke 5

Matkul : Metode Penelitian Sosial


Tutor : Oktarizka Reviandani, S.AP, M.AP

1. Populasi dalam konteks penelitian diartikan sebagai keseluruhan elemen atau


satuan yang ingin diteliti. Silakan diskusikan populasi dalam penelitian yang telah
anda pilih. Tentukan batasan populasi yang mencakup isi, cakupan, dan waktu.

Saya adalah seorang mahasiswa yang akan melakukan penelitian tentang “Pengaruh
Keberadaan Aplikasi Delivery Order (Grabfood dan Gofood) terhadap kinerja keuangan
UMKM Sektor kuliner di Kota Pasuruan selama Pandemi Covid-19”, maka populasinya
sebagai berikut

Isi : UMKM Sektor Kuliner di Kota Pasuruan


Cakupan : yang telah bergabung dengan Aplikasi Delivery Order (Grabfood dan Gofood)
Waktu : Mulai 2019 – sekarang (pada masa pandemi Covid-19)

2. Tentukan pula sampel dari penelitian anda tersebut sesuai dengan tekik penarikan
sampel yang anda pilih

Teknik pengambilan sampel yang saya gunakan dalam penelitian “Pengaruh Keberadaan
Aplikasi Delivery Order (Grabfood dan Gofood) terhadap kinerja keuangan UMKM
Sektor kukiner di Kota Pasuruan selama Pandemi Covid-19” adalah teknik penarikan
sampel secara probabilita yaitu teknik pengambilan sampel secara acak sederhana (simple
random sampling). Simple random sampling adalah suatu sample yang terdiri atas
sejumlah elemen yang dipilih secara acak, dimana setiap elemen atau anggota populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel.

Jenis simple random sampling saya gunakan karena mudah untuk digunakan, khususnya


pada populasi kecil. Karena itu, saat memakai teknik pengambilan sampel ini tak merasa
khawatir menghadapi populasi kecil dan tetap bisa menemukan sampel dari populasi
tersebut. Kota Pasuruan tidak terlalu luas dan UMKM yang bergabung dengan grabfood
dan gofood selama pandemi pun tidak terlalu banyak, sehingga teknik penarikan sampel
ini menurut saya sangat cocok dan mudah digunakan.

SUMBER :
 BMP ISIP4216 (Metode Penelitian Sosial) Modul 5 Halaman 5.3 – 5.4 dan 5.20 -
5.23
 https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/random-sampling-adalah/
 http://himasta.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2021/01/Simple-Random-
Sampling.pdf
Diskusi Minggu Ke 5
Matkul : Tugas Akhir Program (TAP)
Tutor : Zulkifli Abu, S.E., M.Si.

Buatlah pembahasan atas rasio likuiditas, kas, rentabilitas, profitabilitas, solvabilitas


dan ROI  dari PT Gudang Garam Tbk untuk tahun 2020!

Jika Saudara tidak menemukan laporan keuangan PT Gudang Garam Tbk, Saudara
dapat menggunakan laporan keuangan perusahaan lainnya untuk tahun yang berakhir
tahun 2020.

RASIO LIKUIDITAS
Hery (2015:166) mengemukakan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
yang segera jatuh tempo. Rasio likuiditas bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membayar jangka pendek. Jika sebuah perusahaan mampu memenuhi
tagihan dari hutang jangka pendeknya tepat waktu atau mampu memelihara modal kerja yang
cukup untuk membelanjai operasi perusahaan dengan normal, maka bisa disebut bahwa posisi
keuangan perusahaan tersebut kuat. Jenis-jenis rasio likuiditas yang lazim digunakan :
1. Rasio lancar yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset
lancar yang tersedia. Rumus rasio lancar adalah :
Rasio Lancar = Aset Lancar : Hutang Lancar
Perhitungan untuk PT Gudang Garam Tbk 2020
Rasio Lancar = Aset Lancar : Hutang Lancar
Rasio Lancar = 49,537,929 : 17,009,992
Rasio Lancar = 2,913
Kesimpulan :
PT. Gudang Garam Tbk mempunyai rasio lancar lebih dari 1,0 kali maka perusahaan
tersebut punya kemampuan yang baik dalam melunasi kewajibannya. Karena
perbandingan aktivanya lebih besar dibandingkan kewajiban yang dimiliki.

2. Rasio cepat atau rasio sangat lancar, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo dengan
menggunakan aset sangat lancar (kas, sekuritas jangka pendek, dan utang), tanpa
memperhitungkan persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya (perlengkapan dan
biaya dibayar dimuka). Rumus rasio cepat yaitu: Rasio Cepat = (Aset Lancar –
Persediaan) : Hutang Lancar
Perhitungan untuk PT Gudang Garam Tbk 2020
Rasio Cepat = (Aset Lancar – Persediaan) : Hutang Lancar
Rasio Cepat = (49,537,929 – 39,894,523) : 17,009,992
Rasio Cepat = 9,643,406 : 17,009,992
Rasio Cepat = 0,567
Kesimpulan :
Hasil perhitungan rasio cepat PT. Gudang Garam Tbk menunjukkan hasil kurang dari 1,0
maka menunjukkan kemampuan perusahaan yang kurang baik dalam memenuhi
kewajibannya
3. Rasio kas, yaitu rasio yang digunakan untuk seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang jangka pendek. Rumus rasio kas yaitu : Rasio Kas = Kas : Hutang
Lancar
Perhitungan untuk PT Gudang Garam Tbk 2020
Rasio Kas = Kas : Hutang Lancar
Rasio Kas = 4,774,272 : 17,009,992
Rasio Kas = 0,281
Kesimpulan :
PT. Gudang Garam Tbk mempunyai rasio lancar dibawah 50% maka kemampuan
perusahaan kurang baik dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menjadikan
kas sebagai acuan.

RASIO SOLVABILITAS
Hermanto dan Agung (2015:112) menyatakan bahwa “Rasio solvabilitas adalah rasio yang
mengukur perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik, dengan dana yang berasal
dari pihak ketiga/pihak kreditur mengandung implikasi.” Dengan kata lain, rasio solvabilitas
atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar beban
hutang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan aset. Menilai solvabilitas
perusahaan tidak hanya pada saat perusahaan dalam kondisi dilikuidasi karena pada saat
perusahaan yang sedang berjalan pun bisa dinilai solvabilitasnya, yaitu dengan nilai aktiva
yang sedang berjalan. Hermanti dan Agung (2015:112)
Rasio solvabilitas antara lain :
1. Rasio hutang dengan aktiva merupakan perbandingan jumlah seluruh hutang perusahaan
terhadap kekayaan atau aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menimbang porsi total
aktiva yang dibiayai dengan hutang. Total aktiva lebih besar daripada hutang yang ada,
maka perusahaan dalam kondisi aman. Rumus rasio hutang dengan aktiva yaitu = Total
Hutang : Total Aktiva
Perhitungan untuk PT Gudang Garam Tbk 2020
Rasio hutang dengan aktiva = Total Hutang : Total Aktiva
Rasio hutang dengan aktiva = 19,668,941 : 78,191,409
Rasio hutang dengan aktiva = 0,251
Kesimpulan :
Tingkat solvabilitas PT. Gudang Garam Tbk yang diukur dengan debt to asset ratio pada
tahun 2020 yaitu sebesar 0,251 artinya setiap Rp. 1 aktiva/aset perusahaan dapat
menjamin Rp 0,25 hutang perusahaan.

2. Rasio hutang dengan modal menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi
hutang-hutang kepada pihak luar baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka
panjang. Semakin rendah rasio ini maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajibannya sehingga risiko yang ditanggung perusahaan semakin kecil.
Rumus rasio hutang dengan modal yaitu = Total Hutang : Modal
Perhitungan untuk PT Gudang Garam Tbk 2020
Rasio hutang dengan modal = Total Hutang : Modal
Rasio hutang dengan modal = 19,668,941 : 58,522,468
Rasio hutang dengan modal = 0,336
Kesimpulan :
Tingkat solvabilitas PT. Gudang Garam Tbk yang diukur dengan debt to equity ratio pada
tahun 2020 yaitu sebesar 0,336 artinya setiap Rp. 1 modal perusahaan dapat menjamin Rp
0,336 hutang perusahaan

3. Rasio hutang jangka panjang terhadap total modal menggambarkan sejauh mana
penggunaan hutang jangka panjang yang dipakai oleh manajemen untuk membiayai
perusahaan secara permanen. Semakin tinggi porsi hutang maka semakin besar tingkat
risiko yang ditanggung oleh perusahaan. Rumus rasio hutang jangka panjang dengan
modal = Hutang Jangka Panjang : Modal
Perhitungan untuk PT Gudang Garam Tbk 2020
Rasio hutang jangka panjang dengan modal = Hutang Jangka Panjang : Modal
Rasio hutang jangka panjang dengan modal = 2,658,949 : 58,522,468
Rasio hutang jangka panjang dengan modal = 0,045
Kesimpulan :
Tingkat solvabilitas PT. Gudang Garam Tbk yang diukur dengan long term debt to equity
ratio pada tahun 2020 yaitu sebesar 0,045 artinya setiap Rp. 1 modal perusahaan dapat
menjamin Rp 0,045 hutang jangka panjang perusahaan

RASIO PROFITABILITAS
Fahmi (2015:135) menyatakan bahwa Rasio Profitabilitas adalah rasio yang mengukur
efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat
keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi.
Semakin baik rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan tingginya perolehan
keuntungan perusahaan.
Jenis-jenis rasio profitabilitas :
1. Rasio laba kotor berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap
barang yang dijuak. Rasio laba kotor ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya.
Rumus rasio laba kotor yaitu = Laba Kotor : Penjualan
Perhitungan untuk PT Gudang Garam Tbk 2020
Rasio laba kotor = Laba Kotor : Penjualan
Rasio laba kotor = 17,388,244 : 114,477,311
Rasio laba kotor = 0,152
Kesimpulan :
Hasil penghitungan Gross Profit Margin PT. Gudang Garam Tbk menunjukkan hasil
perusahaan tersebut kurang baik dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya
sehingga memiliki laba yang kurang.

2. Rasio laba bersih disebut juga dengan rasio pendapatan terhadap penjualan. Rasio ini
menunjukkan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan
khusus. Memeriksa margin laba dan norma industri sebuah perusahaan pada tahun-tahun
sebelumnya, kita dapat menilai efisiensi operasi dan strategi penetapan harga serta status
persaingan perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Rumus rasio
laba bersih yaitu = Laba Bersih : Penjualan
Perhitungan untuk PT Gudang Garam Tbk 2020
Rasio laba bersih = Laba Bersih : Penjualan
Rasio laba bersih = 7,647,729 : 114,477,311
Rasio laba bersih = 0,067
Kesimpulan :
Hasil penghitungan Net Profit Margin PT. Gudang Garam Tbk menunjukkan bahwa
perusahaan pada tahun 2020 mendapatkan net profit yang sedikit dan cenderung turun
jika dibandingkan dengan tahun 2019.

3. Rasio ROI adalah rasio untuk melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan
mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Investasi
tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan.
Rumus rasio ini yaitu = Laba Setelah Pajak : Total Aset
Perhitungan untuk PT Gudang Garam Tbk 2020
ROI = Laba Setelah Pajak : Total Aset
ROI = 7,647,729 : 78,191,409
ROI = 0,098
Kesimpulan :
Kemampuan perusahaan secara keseluruhan baik dalam menghasilkan keuntungan
terhadap jumlah aktiva secara keseluruhan yang tersedia pada perusahaan.

4. Rentabilitas modal sendiri mengukur efisiensi perusahaan dalam mengelola investasi dan
pengembaliannya bagi para pemegang saham. ROE menghitung hasil dari modal saham
biasa dan mengukur imbalan bagi pemegang saham biasa. Rumus rasio ini yaitu = Laba
Setelah Pajak : Modal Sendiri
Perhitungan untuk PT Gudang Garam Tbk 2020
ROE = Laba Setelah Pajak : Modal Sendiri
ROE = 7,647,729 : 58,522,468
ROE = 0,130
Kesimpulan :
Perusahaan berhasil mengelola modalnya (net worth), sehingga tingkat keuntungan
diukur dari investasi pemilik modal atau pemegang saham perusahaan

RASIO AKTIVITAS
Fahmi (2015:132) mengemukakan bahwa rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan
sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna
menunjang aktivitas perusahaan, dimana penggunaan aktivitas ini dilakukan secara sangat
maksimal dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal. Rasio aktivitas bertujuan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam penggunaan modalnya. Rasio aktivitas terdiri dari :
1. Perputaran total aktiva merupakan rasio untuk melihat sejauh mana keseluruhan aset yang
dimiliki perusahaan terjadi perputaran secara efektif. Rumus rasio ini yaitu = Penjualan :
Total Aset
Perhitungan untuk PT Gudang Garam Tbk 2020
Rasio Perputaran Total Aktiva = Penjualan : Total Aset
Rasio Perputaran Total Aktiva = 114,477,311 : 78,191,409
Rasio Perputaran Total Aktiva = 1,464
Kesimpulan :
Pada PT. Gudang Garam Tbk, hasil penghitungan rasio ini sebesar 1,464 pada tahun 2020
yang artinya setiap Rp. 1 aset menghasilkan Rp. 1,464 penjualan.

2. Perputaran persediaan (inventory turnover) rasio ini berguna untuk mengetahui


kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan yang ada akan diubah menjadi
penjualan. Rumus dari rasio ini yaitu = HPP : Rata-rata Persediaan
Perhitungan untuk PT Gudang Garam Tbk 2020
Rasio Perputaran Persediaan = HPP : Rata-rata Persediaan
Rasio Perputaran Persediaan = 97,089,067 : (42,847,314 + 39,894,523 : 2)
Rasio Perputaran Persediaan = 97,089,067 : 41,370,918.5
Rasio Perputaran Persediaan = 2,347
Kesimpulan :
Pada tahun 2020 rasio perputaran persediaan PT. Gudang Garam Tbk sebesar 2,347 kali
artinya Rp. 1 persediaan menghasilkan Rp. 2,347 kali penjualan.

3. Perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover) rasio ini melihat sejauh mana aktiva tetap
yang dimiliki oleh suatu perusahaan memiliki tingkat perputarannya secara efektif dan
memberikan dampak pada keuangan perusahaan. Rumus rasio ini yaitu = Penjualan :
Rata-rata Aset Tetap
Perhitungan untuk PT Gudang Garam Tbk 2020
Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan : Rata-rata Aset Tetap
Rasio Perputaran Aktiva Tetap = 114,477,311 : (25,373,983 + 27,605,038 : 2)
Rasio Perputaran Aktiva Tetap = 114,447,311 : 26,489,510,5
Rasio Perputaran Aktiva Tetap = 4,320
Kesimpulan :
Pada tahun 2020 rasio perputaran aktiva tetap PT. Gudang Garam Tbk sebesar 4,320 kali
artinya Rp. 1 aktiva tetap menghasilkan Rp. 4,320 kali penjualan.

SUMBER :
Perhitungan saya berdasarkan laporan keuangan PT. Gudang Garam Tbk tahun 2020 yang
saya akses pada 3 November 2020 pada :
https://www.gudanggaramtbk.com/media/uploads/files/GGRM_AR_2020_FINAL.pdf
Diskusi Minggu Ke 5
Matkul : Teori Ekonomi Mikro
Dosen : Arianti, S.E., M.Si. 03001703

Silakan Anda diskusikan dengan bahasa Anda sendiri apakah perbedaan dan persamaan
dari pasar barang dan pasar tenaga kerja, dan bagaimana keduanya saling berhubungan?

Persamaan :
Pasar barang dan pasar tenaga kerja termasuk jenis pasar dalam dunia ekonomi
Sama-sama tempat bertemunya 2 pihak, yaitu penjual dan pembeli
Berlaku tentang hukum permintaan dan penawaran
Keduanya terdapat beberapa jenis pasar, seperti pasar persaingan sempurna, pasar
monopoli, dan pasar monopsoni.

Perbedaan :
 Pasar barang menggambarkan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan barang.
Sebuah perusahaan atau individu dapat beroperasi di pasar barang dengan menawarkan
barang hasil produksi atau pula melakukan permintaan akan produk.
 Pasar tenaga kerja merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Pertemuan ini akan menghasilkan konsep upah dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Biasanya yang melakukan permintaan adalah badan usaha(perusahaan), lembaga-lembaga,
instasi-instasi, atau dapat juga perseorangan, sedangkan yang melakukan penawaran tenaga
kerja adalah angkatan kerja yang tersedia di pasar kerja.
Hubungan antara keduanya

Bagaimana keduanya saling berhubungan ?

Pasar tenaga kerja sangat berhubungan erat dengan pasar barang. Perubahan di pasar barang
misalkan meningkatnya permintaan barang dan jasa. Perusahaan akan meresponnya dengan
meningkatkan produksi. Peningkatan produksi tentu akan mempengaruhi permintaan faktor-
faktor input. Perusahaan akan memilih faktor produksi yang lebih menguntungkan dengan
membandingkan biaya modal dan biaya tenaga kerja yang terjadi di pasar modal dan pasar
tenaga kerja 

Pasar tenaga kerja dipengaruhi oleh permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja.
Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan produksi barang dan jasa yang dilakukan oleh
perusahaan atau lembaga pemerintah. Perusahaan membutuhkan faktor-faktor produksi
dalam melakukan kegiatannya. Sedangkan, penawaran tenaga kerja sumbernya adalah rumah
tangga. Rumah tangga menyediakan tenaga kerja dimana keahlian dan kemampuan mereka
tersedia untuk digunakan perusahaan atau lembaga pemerintah dalam proses produksi.

SUMBER :
 BMP ESPA4221 (Teori Ekonomi Mikro edisi 2) Modul 6 Halaman 6.24
 Video pengayaan yang menjelaskan tentang pasar tenaga kerja pada materi diskusi 6
 https://text-id.123dok.com/document/ozlgmjvry-pengertian-pasar-keterkaitan-pasar-
tenaga-kerja-pasar-modal-dan-pasar-barang.html

Diskusi Minggu Ke 5
Matkul : Sistem Pengendalian Manajemen
Tutor : Ainun Hertikasari, S.E., M.Acc., Ak.

1. Dalam fungsi manajemen keuangan dikenal pembagian pusat-pusat


pertanggungjawaban (responsibility center). Sebutkan empat bagian pusat
pertanggungjawaban!

Dalam hal ini pusat pertanggungjawaban dibagi menjadi empat bagian


pertanggungjawaban, yang terdiri dari berikut ini.
1) Pusat pertanggungjawaban pendapatan. Pusat pendapatan merupakan unit aktivitas
organisasi yang bertugas menghasilkan pendapatan dari penjualan produk maupun
pemberian jasa. Namun unit organisasi tersebut tidak memiliki wewenang atas
penentuan nilai penjualan dan harga pokok barang atau jasa yang dipasarkannya.
Fungsi ini dapat tergambar dari kegiatan penjualan secara spasial, di mana dalam
kegiatan penjualan tersebut bagian penjualan dituntut untuk menghasilkan pendapatan
sebesar-besarnya. Mengenai jumlah biaya yang dikeluarkan maupun laba yang
diperoleh, unit penjualan tersebut tidak perlu memperhatikannya, karena fungsi
perhitungan tersebut sudah dijalankan oleh bagian lain.
2) Pusat pertanggungjawaban biaya. Pusat biaya adalah unit aktivitas organisasi yang
menjalankan fungsi kegiatannya dengan mengeluarkan sejumlah biaya, namun
manfaat yang diberikan tidak dapat secara langsung dihitung dalam suatu satuan uang
yang jelas. Pada prinsipnya pusat pertanggungjawaban ini mengukur seluruh input
yang dikeluarkan dalam bentuk satuan uang, namun output-nya tidak dapat secara
langsung diukur dalam satuan uang. Sebagai gambaran, bagian produksi yang
kewenangannya melingkupi proses produksi dari bahan baku yang telah disediakan
untuk diolah menjadi sebuah barang jadi. Bagian produksi tersebut dapat
dikategorikan dalam kelompok pusat biaya, karena dari input kegiatan produksi dapat
dengan jelas dibuatkan satuan ukuran biaya produksinya. Namun dari produk yang
dihasilkan tersebut tidak dapat secara langsung ditelusuri pendapatan maupun laba
yang akan diperoleh, karena bagian produksi tidak memiliki wewenang dalam
pelaksanaan fungsi tersebut. Dalam bukunya Anthony dan Govindarajan (2007)
membagi pusat biaya menjadi dua bagian yaitu pusat biaya teknik dan pusat biaya
kebijakan.
3) Pusat pertanggungjawaban laba. Dalam fungsi keuangan dijelaskan bahwa laba (atau
rugi) dihitung dengan membandingkan antara pendapatan dikurangi dengan biaya.
Apabila hasilnya positif maka organisasi mendapatkan laba, namun apabila negatif
berarti organisasi tersebut mengalami kerugian. Sehingga apabila dikaitkan dengan
pembagian pusat pertanggungjawaban dalam hal ini, pusat laba merupakan fungsi di
dalam organisasi yang bertugas mengelola keseimbangan pendapatan dan biaya untuk
dapat menghasilkan sejumlah laba. Sehingga proses pengendaliannya pun dilakukan
dengan mempertimbangkan antara pendapatan yang didapatkan dan biaya yang
dikeluarkan. Sistem ini dapat juga dikategorikan sebagai sebuah sistem desentralisasi,
di mana setiap unit organisasi diberikan kewenangan untuk melakukan aktivitasnya
dengan mempertimbangkan sendiri komponen pendapatan dan biaya sebagai
gambaran sebuah unit bisnis dari suatu perusahaan di daerah, diberikan kewenangan
yang cukup lias untuk mengelola sebagian besar aktivitasnya terutama yang berkaitan
dengan upaya pencapaian laba maksimum dengan mengelola pendapatan dan biaya
pengeluaran secara benar.
Berdasarkan prinsip pengembangan organisasi yang berorientasi pada pusat
pertanggungjawaban laba, organisasi dituntut untuk lebih memperhitungkan seluruh
alur transfer barang atau jasa dalam lingkup internal organisasi juga perlu dilakukan
perhitungan yang jelas. Tujuannya agar perhitungan pendapatan dan biaya dapat
benar-benar terukur dengan tepat. Dati situlah kemudian dikembangkan suatu konsep
yang dikenal dengan istilah harga transfer (transfer pricing). Alur perpindahan barang
atau jasa dari satu bagian ke bagian lainnya dalam lingkup internal organisasi,
dibuatkan perhitungan akuntansi secara profesional sebagaimana layaknya terjadi
perpindahan atau transfer dari pihak eksternal. Prinsip dasarnya adalah bahwa harga
transfer sama dengan harga yang dipatok seandainya barang atau jasa tersebut terjual
kepada pihak eksternal, berdasarkan pada kelompok biaya dan pengorbanan yang
sudah dikeluarkan.
4) Pusat pertanggungjawaban investasi. Pusat investasi digunakan untuk menjalankan
aktivitas organisasi dengan memperhitungkan pemanfaatan atas investasi aset yang
dilakukan dalam upaya memberikan kontribusi maksimal terhadap laba yang
didapatkan. Perhitungan tingkat manfaat investasi terhadap laba yang diperoleh
dihitung menggunakan dua pendekatan utama, yaitu tingkat pengembalian
investasi/return on investment (ROI) dan nilai tambah ekonomis/economic value
added (EVA).

2. Sumber daya keuangan memiliki peran yang sangat penting untuk dapat
menggerakkan sumber daya organisasi lainnya. Di samping itu, sumber daya
keuangan adalah salah satu sumber daya yang rentan terhadap berbagai risiko.
Sebukan risiko keuangan secara umum!

Sumber daya keuangan memiliki peran yang sangat penting untuk dapat menggerakkan
sumber daya organisasi lainnya. Di samping itu, sumber daya keuangan merupakan salah
satu sumber daya yang rentan terhadap berbagai risiko. Sehingga dibutuhkan sebuah
analisis risiko yang matang serta perencanaan dan peramalan keuangan yang baik,
tujuannya agar sumber daya keuangan yang dimiliki dapat lebih efektif dan efisien
pemanfaatannya.
Risiko-risiko yang dapat terjadi pada sebuah organisasi akan bervariasi tergantung pada
faktor-faktor penyebab risiko, sistem yang sudah berjalan dalam organisasi, serta pihak-
pihak yang berhubungan dengan risiko tersebut. Pengelola risiko keuangan pada sebuah
organisasi penting untuk dilakukan, salah satunya berkaitan dengan pengelolaan pada
arus kas keluar dan masuk pengelolaan risiko arus kas dapat memberikan manfaat berupa
kemudahan fleksibilitas dalam menyeimbangkan kepentingan pemanfaatan sumber daya
keuangan oleh pihak manajemen. Pengelolaan arus kas akan berkaitan dengan
pemanfaatan dan alokasi kas berdasarkan prioritas kerja yang sudah dibuat. Risiko
keuangan secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut :
1. Risiko internal. Berkaitan dengan risiko penyimpangan atas tujuan yang memerlukan
tindakan tertentu dalam sistem pengendalian intern yang dimiliki. Salah satu
contohnya seperti melesetnya pelaksanaan aktivitas keuangan dari prediksi anggaran
keuangan yang sudah dibuat sebelumnya, hal ini dapat memiliki berbagai dampak
yang kurang baik atas kinerja keuangan organisasi secara keseluruhan
2. Risiko eksternal. Contoh dari bentuk risiko eksternal dapat berupa risiko pasar, risiko
regulasi pemerintah, risiko keadaan alam, dan lain sebagainya. Salah satu hal yang
sangat penting untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan adalah berkaitan dengan
risiko pasar. Risiko pasar terjadi karena mekanisme langsung yang terjadi di pasar
seperti risiko volatilitas harga, tingkat inflasi, daya beli konsumen, maupun faktor
lainnya.

SUMBER : BMP EKSI4416 (Sistem Pengendalian Manajemen edisi 3) Modul 6 Halaman


6.4 – 6.7

Diskusi Minggu Ke 5
Matkul : Perpajakan
Tutor : Cecilia Lelly Kewo

Sebutkan dan berikan penjelasan tentang Pemotong PPh Pasal 23 dan Penghasilan
yang dikenakan PPh Pasal 23!

Pemotong PPh Pasal 23


a. Badan pemerintah
b. Badan pajak badan dalam negeri
c. Penyelenggara kegiatan
d. Bentuk Usaha Tetap
e. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
f. Orang pribadi sebagai wajib pajak dalam negeri yang telah mendapat penunjukan dari
Direktur Jenderal Pajak sebagai pemotong PPh Pasal 23 sebagaimana diatur dalam
Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-50/PJ/1994 meliputi :
1) Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) kecuali
PPAT tersebut adalah Camat, pengacara, dan konsultan, yang melakukan pekerjaan
bebas
2) Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan atas
pembayaran berupa sewa

Penghasilan uang dikenakan PPh Pasal 23


a) Dividen
Termasuk dalam pengertian dividen adalah :
1) Pembagian laba baik secara langsung ataupun tidak langsung, dengan nama dalam
bentuk apa pun
2) Pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal yang disetor
3) Pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran termasuk saham bonus
yang berasal dari kapitalisasi agio saham
4) Pembagian laba dalam bentuk saham
5) Pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran
6) Jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau diperoleh
pemegang saham karena pembelian kembali saham-saham oleh perseroan yang
bersangkutan
7) Pembayaran kembali seluruhnya atau sebagian dari modal yang disetorkan, jika dalam
tahun-tahun yang lampau diperoleh keuntungan, kecuali jika pembayaran kembali itu
adalah akibat dari pengecilan modal dasar (statuter) yang dilakukan secara sah
8) Pembayaran sehubungan dengan tanda-tanda laba, termasuk yang diterima sebagai
penebusan tanda-tanda laba tersebut
9) Bagian laba sehubungan dengan pemilikan obligasi
10) Bagian laba yang diterima oleh pemegang polis
11) Pembagian berupa sisa hasil usaha kepada anggota koperasi
12) Pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham yang dibebankan
sebagai biaya perusahaan

Dalam praktik sering dijumpai pembagian atau pembayaran dividen secara terselubung,
misalnya dalam hal pemegang saham yang telah menyetor penuh modalnya dan
memberikan pinjaman kepada perseroan dengan imbalan bunga yang melebihi kewajaran.
Apabila terjadi hal yang demikian maka selisih lebih antara bunga yang dibayarkan dan
tingkat bunga yang berlaku di pasar, diperlakukan sebagai dividen tersebut tidak boleh
dibebankan sebagai biaya oleh perseroan yang bersangkutan.

b) Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan


pengembalian hutang. Premium terjadi apabila misalnya surat obligasi dijual di atas nilai
nominalnya sedangkan diskonto terjadi apabila misalnya surat obligasi dijual di beli di
bawah nilai nominalnya. Premium tersebut merupakan penghasilan bagi yang membeli
obligasi.

c) Royalti
Royalti adalah suatu jumlah yang dibayarkan atau terutang dengan cara atau perhitungan
apa pun, baik dilakukan secara berkala maupun tidak, sebagai imbalan atas :
1) Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusastraan, kesenian atau
karya ilmiah, paten, desain atau model, rencana, formula atau proses rahasia, merk
dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektual/industrial atau hak serupa lainnya.
2) Penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial, komersial, atau
ilmiah
3) Pemberi pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal, industrial, atau
komersial
4) Pemberiam bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dengan penggunaan atau
hak menggunakan hak-hak tersebut pada huruf a, penggunaan atau hak menggunakan
peralatan/perlengkapan tersebut pada huruf b, atau pemberian pengetahuan atau
informasi tersebut pada huruf c, berupa:
a) Penerrimaan atau hak menerima rekaman gambar atau rekaman suara atau
keduanya, yang disalurkan kepada masyarakat melalui satelit, kabel, serat optik,
atau teknologi yang serupa
b) Penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau rekaman suara atau
keduanya , untuk siaran televisi atau radio yang disiarkan/dipancarkan melalui
satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa
c) Penggunaan atau hak menggunakan sebagian atau seluruh sprektrum radio
komunikasi
5) Penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup (motion picture films), film
atau pita video untuk siaran televisi, atau pita suara untuk siaran radio, dan
6) Pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan dengan penggunaan atau
pemberian hak kekayaan intelektual/industrial atau hak-hak lainnya sebagaimana
tersebut di atas

d) Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong pajak penghasilan
PPh Pasal 21 ayat (1) huruf e yaitu penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
dalam negeri orang pribadi yang berasal dari penyelenggaraan kegiatan sehubungan
dengan pelaksanaan suatu kegiatan. Berdasarkan Peraturan Jenderal Pajak Nomor
11/PJ/2015 yang dimaksud dengan :
1. Hadiah undian adalah dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diberikan melalui
undian
2. Hadiah atau penghargaan perlombaan adalah hadiah atau penghargaan yang diberikan
melalui suatu perlombaan atau adu ketangkasan
3. Hadiah sehubungan dengan kegiatan adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk
apa pun yang diberikan sehubungan dengan kegiatan yang dilakukan oleh penerima
imbalan
4. Penghargaan adalah imbalan yang diberikan sehubungan dengan prestasi dalam
kegiatan tertentu

Tidak termasuk dalam pengertian hadiah dan penghargaan yang dikenakan Pajak
Penghasilan adalah hadiah langsung dalam penjualan barang atau jasa sepanjang
diberikan kepada semua pembeli atau konsumen akhir tanpa diundi dan hadiah tersebut
diterima langsung oleh konsumen akhir pada pembelian barang atau jasa.

e) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan
penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai Pajak
Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) UU PPh, dam

f) Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan,
dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 UU PPh.

Jasa lain yang dimaksud di atas diatur Peraturan Menteri Keuangan Nomor
141/PMK.03/2015 adalah sebagai berikut
1. Jasa penilai (appraisal)
2. Jasa aktuaris
3. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan
4. Jasa hukum
5. Jasa arsitektur
6. Jasa perencanaan kota dan arsitektur lansdcape
7. Jasa perancang (design)
8. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas),
kecuali yang dilakukan oleh Bentuk Usaha Tetap (BUT)
9. Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan migas
10. Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha panas bumi dan
penambangan migas
11. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara
12. Jasa penebangan hutan
13. Jasa pengolahan limbah
14. Jasa penyedia tenaga kerja dan/atau tenaga ahli (outsourching services)
15. Jasa perantara dan/atau keagenan
16. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh
Bursa Efek, KSEI dan KPEI
17. Jasa kustodian/penyimpanan/penelitian, kecuali yang dilakukan oleh KSEI
18. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara
19. Jasa mixing film
20. Jasa pembuatan saranan promosi film, iklan, poster, photo, slide, klise, banner,
pamphlet, baliho dan folder
21. Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau sistem komputer, termasuk
perawatan, pemeliharaan dan perbaikan
22. Jasa pembuatan dan/atau pengelolaan website
23. Jasa internet termasuk sambungannya
24. Jasa penyimpanan, pengolahan, dan/atau penyaluran data, informasi, dan/atau
program
25. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau
TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di
bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi
26. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,
AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau bangunan, selain yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi di bidang
konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi
27. Jasa perawatan kendaraan dan/atau alat transportasi darat, laut dan udara
28. Jasa maklon
29. Jasa penyelidikan dan keamanan
30. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer
31. Jasa penyediaan tempat dan/waktu dalam media masa, media luar ruang atau
media lain untuk penyampaian informasi, dan/atau jasa periklanan
32. Jasa pembasmian hama
33. Jasa kebersihan atau cleaning service
34. Jasa sedot septick tank
35. Jasa pemeliharaan kolam
36. Jasa katering atau tata boga
37. Jasa freight forwarding
38. Jasa logistic
39. Jasa pengurusan dokumen
40. Jasa pengepakan
41. Jasa loading unloading
42. Jasa laboratorium dan,/atau pengujian kecuali yang dilakukan oleh lembaga atau
industri pendidikan dalam rangka penelitian akademis
43. Jasa pengelolaan parkir
44. Jasa penyondiran tanah
45. Jasa penyiapan dan/atau pengolahan tanah
46. Jasa pembibitan dan/atau penanaman bibit
47. Jasa pemeliharaan tanaman
48. Jasa pemanenan
49. Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan/atau
perhutanan
50. Jasa dekorasi
51. Jasa percetakan/penerbitan
52. Jasa penerjemah
53. Jasa pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15 Undang-
Undang Pajak Penghasilan
54. Jasa pelayanan kepelabuhan
55. Jsa pengangkutan melalui jalur pipa
56. Jasa pengelolaan penitipan anak
57. Jasa pelatihan dan/atau kursus
58. Jasa pengiriman dan pengisian uang ke ATM
59. Jasa sertifikasi
60. Jasa survey
61. Jasa tester
62. Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah

SUMBER : BMP EKSI4206 (Perpajakan) Modul 5 Halaman 5.16 – 5.21

Diskusi Minggu Ke 5
Matkul : Auditing II
Tutor : Purwanto Wahyudi, S.E., M.Ak.

Jelaskan secara logis menurut anda, faktor lain yang menyumbang salah saji dalam aserai
siklus pengeluaran !

Siklus pengeluaran sangat rentan terhadap risiko kecurangan karyawan melalui pengeluaran
kas yang tidak terotorisasi. Faktor lain yang menyumbang salah saji dalam asersi siklus
pengeluaran meliputi hal berikut:
1. transaksi yang biasanya bervolume tinggi;
2. pembelian dan pengeluaran kas yang tidak terotorisasi;
3. penggelapan aset yang dibeli;
4. duplikasi pembayaran faktur pemasok;
5. isu akuntansi yang kontroversial tentang masalah-masalah seperti apakah biaya harus
dikapitalisasi atau dibiayakan (misalnya biaya perbaikan dan pemeliharaan atau klasifikasi
sewa beli sebagai sewa beli operasi atau modal).

Akhirnya, kecenderungan yang berkembang dalam sistem pembelian adalah penggunaan


pertukaran data elektronik (electronic data interchange-EDI) atau sistem pemrosesan gambar.
Dalam EDI, entitas dan pemasoknya menggunakan rantai komunikasi untuk bertransaksi
dengan saling bertukar pesan elektronik antara kedua pihak. Dalam sistem pemrosesan
gambar, dokumen dipindai dan dikonversi menjadi gambar elektronik untuk membantu
penyimpanan dan referensi dan dokumen sumber sering tidak ditahan setelah konversi.
Dalam sistem ini, dokumen fisik hanya tersedia dalam rentang waktu yang terbatas. Di
samping itu, bukti elektronik mungkin tidak bisa dipanggil setelah periode waktu tertentu jika
file tersebut sudah berubah dan tidak ada file cadangan. Dengan demikian, auditor harus
mempertimbangkan waktu keberadaan atau ketersediaan informasi dalam merencanakan
audit dan memutuskan sifat, pemilihan waktu, serta luasan uji pengendalian (jika relevan) dan
uji substantif.

SUMBER : BMP EKSI4310 (Auditing edisi 3) Modul 5 Halaman 5.9

Anda mungkin juga menyukai