Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEMINAR MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN

KELOMPOK 11

Disusun Oleh :

1. Setyawan Mustachul (B.131.17.0483)

2. Ichsan Setiadi (B.131.18.0199)

3. Meri fransista (B.131.18..0478)


4. Putri diah ayu. L (B.131.18.0574)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2021
PEMBAHASAN
 
1. Pengertian Analisa Rasio
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan penilaian terhadap sesuatu dengan
menggunakan berbagai metode atau standarisasi. Begitu juga untuk melakukan penilaian suatu
perusahaan, kita dapat melakukan penilaian dengan berbagai metode, salah satu metode yang
dikenal adalah analisa rasio (financial ratio).
Yang dimaksud dengan analisa rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antar
unsur-unsur dalam laporan keuangan.Analisis ratio juga dapat diartikan sebagai suatu metode
perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan.
Pengertian Analisis rasio keuangan adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan
keuangan  untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen
dalam suatu periode tertentu.
James C Van Horne dikutip dari kasmir (2008:104) :  definisi rasio keuangan merupakan indeks
yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan
angka lainnya. 

 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

 Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)


Rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.oleh karena itu, rasio ini menjadi penting
bagi pimpinan perusahaan, manajer keuangan, bank atau para pemasok yang meberikan kredit
penjualan kepada perusahaan.  Terdiri dari Current ratio, quick ratio, cash ratio dan cash flow
ratio.
 Current Ratio
Ratio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktiva lancar perusahaan digunakan untuk
melunasi hutang (kewajiban) lancar yang akan jatuh tempo/ segera dibayar. Current ratio
biasanya digunakan untuk mengukur solvensi jangka pendek. 

 
 
  Current ratio = Total Aktiva Lancar / Total Kewajiban Lancar

Jika perusahaan memiliki current ratio 1, 47 X artinya setiap Rp. 1,- kewajiban lancar
perusahaan dijamin pembayaran oleh Rp. 1, 47 aktiva lancar.

 Quick Ratio (acid test ratio)

Pos persediaan tidak dihitung dalam ratio ini karena persediaan merupakan pos yang
paling tidak likuid dalam aktiva lancar mengingat panjangnya tahap yang dilalui untuk
menjadi kas.
 
  Quick ratio = (Total aktiva lancar-persediaan) / Total Kewajiban Lancar

Jika perusahaan memiliki quick ratio 0,8X artinya Rp.1,- hutang lancar perusahaan
dijamin pembayarannya oleh Rp. 0,8 kas dan piutang yang ada tanpa harus menunggu
hasil penjualan persediaan yang dimiliki perusahaan.

 Cash Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antar kas yang ada diperusahaan cash on hand dan di
bank (termasuk surat berharga seperti deposito) dibandingkan dengan total hutang lancar.
Rasio ini menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk melunasi hutang lancarnya
tanpa harus mengubah aktiva lancar bukan kas (piutang dagang dan persediaan) menjadi
kas.

Cash Ratio = kas / Total Kewajiban Lancar

Jika perusahaan memiliki ratio Rp. 0,13X, artinya perusahaan hanya mempunyai kas
sebesar Rp. 0,13 untuk melunasi setiap hutang lancar sebesar Rp. 1,-

 Cash Flow Liquidity Ratio

Pendekatan lain dalam mengukur likuiditas perusahaan adalah dengan cash flow liquidity
ratio karena penggunaan pembilang adalah merupakan kas dan setara kas serta diikut
sertakan adalah arus kas dari hasil operasi perusahaan.

 
Cash Flow Liquidity Ratio = (kas + surat berharga + CF from operation) / Total
Kewajiban Lancar

Perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas rendah belum dapat dikategorikan mempunyai
kinerja yang kurang bagus. Namun kita harus memahami terlebih dahulu mengenai karakteristik
industri dan perusahaan tersebut.

Misalnya PT X bergerak dibidang perdagangan retail (supermarket) dan PT Y bergerak dibidang


industri otomotif. Rasio likuiditas PT X pasti lebih kecil dibandingkan dengan PT Y namun,
tidak dapat disimpulkan bahwa kinerja PT X kurang bagus dibandingkan dengan PT Y,
mengingat karakteristik perusahaan dimana PT X mempunyai persediaan dan piutang yang
relatif lebih kecil sedangkan PT Y mempunyai persediaan dan piutang yang cukup besar sesuai
dengan kebutuhan perusahaan.

Berapa rasio likuiditas yang standar? Tidak ada jawaban yang pasti mengenai likuiditas standar.
Namun kita bisa membandingkan dengan data industri, setiap industri mempunyai standar yang
berbeda, misalny untuk industri rokok mempunyai rasio likuiditas yang berbeda dengan industri
penerbangan.

Kita juga tidak dapat langsung menyimpulkan bahwa likuiditas perusahaan yang lain lebih tinggi
dibandingkan industri berarti perusahaan mempunyai kinerja yang baik. Mungkin saja
perusahaan tidak dapat mengelola piutang dagang atau persediaan lebih baik sehingga terjadi
piutang yang bermasalah atau penumpukan persediaan atau berbagai kondisi lainnya.
 

 Solvability Ratio
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan yang
didanai dengan utang. Artinya, seberapa besar beban utang yang ditanggung oleh perusahaan
dibandingkan dengan aktivanya.

Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
seluruh kewajibannya. Baik kewajiban jangka pendek maupu jangka panjang jika perusahaan
dibubarkan, atau dilikuidasi.

Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas yang tinggi memiliki resiko kerugian yang lebih
besar daripada perusahaan dengan rasio solvabilitas yang rendah.

 Jenis – Jenis Solvability Ratio

 Debt to Asset Ratio, Debt Ratio


Rasio ini menunjukkan nilai relative antara nilai total utang terhadap total aktiva. Rasionya
dihitung dengan membagi nilai total utang dengan total aktiva. Formula untuk menghitung Debt
to Asset Ratio adalah sebagai berikut:

 
Debt to Asset Ratio = Total utang / total aktiva

Dari formulanya dapat diketahui bahwa rasio ini menunujukkan sebarapa besar pendanaan
perusahaan yang dibiayai oleh utang disbanding dengan total aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan. Nilai rasio 0.5 atau 50 persen menunjukkan bahwa kreditor mendanai perusahaan 50
persen dari total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
Semakin besar nilai rasionya, maka semakin besar utang yang dimiliki oleh perusahaan. Artinya
semakin besar kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi kepada pihak lain.
 Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio menunjukkan nilai relative antara total utang dengan total equitas.
Rasionya dihitung dengan membagi nilai total utang dengan total equitas. Formula untuk
menghitung Debt to Equity Ratio adalah sebagai berikut:

 
Debt to Equity Ratio = total utang / total ekuitas

 
Dari formulanya diketahui bahwa Debt to Equity Ratio menunjukkan besarnya pendanaan
perusahaan yang dibiayai olek kreditor dibandingkan dengan pendanaan yang dibiayai oleh
pemegang saham. Nilai rasio 0,75 atau 75 persen menunjukkan bahwa perusahaan dibiayai
oleh utang yang nilainya 75 persen dari total ekuitas.
Semakin besar nilai rasionya, maka semakin besar utang yang dimiliki oleh perusahaan.
Artinya semakin besar kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi kepada pihak lain.
 

 Rent Abilities Ratio


Rasio Rentabilitas atau sering juga disebut dengan istilah Rasio Profitabilitas, mengukur
seberapa besar kemampuan bank mem-peroleh laba sehubungan dengan aktivitas yang
dijalankannya. Rasio-rasio yang digunakan menghitung profitabilitas dengan pendekatan
kuantitatif adalah sebagai berikut:
 Gross Profit Margin
Gross Profit Margin digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan
laba dari operasi usaha yang utama. Rumus untuk menghitung Gross Profit Margin sebagai
berikut:

 
Gross Profit Margin = (operating income – operating expense) / operating income

 Net Profit Margin


Net Profit Margin digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba
bersih dibandingkan dengan pendapatan operasi, yang dihitung dengan rumtts sebagai
berikut:

 
Net Profit Margin = net income / operating income

 
 

 Return on EquIty Capital

Retum on Equity Capital digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam


menghasifican laba bersih dibandingkan dengan ekuitas yang dimilikinya. Rumus untuk
menghitung Retum on Equity Capital sebagai berikut:

 
Retum on Equity Capital = net income / equity capital

 Return on Total Assets

Retun on Total Assets digunakan untuk mengukur kemampuan ma-najemen bank dalam
menghasilkan pendapatan berdasarkan aktiva yang dikuasainya. Rumus untuk menghitung
Return on Total Assets sebagai berikut:

 
Retun on Total Assets = operating income / total assets

 Net Income on Total Assets

Net Income on Total Assets digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
menghasilkan pendapatan bersih berdasarkan aktiva yang dikuasainya. Rumus untuk
menghitung Net Income on Total Assets sebagai berikut:

 
Net Income on Total Assets = net income / total assets

 
 Rate of Retum on Loan

Rate of Return on Loan digunakan untuk mengukur kredit yang diberikan pihak bank
dalam menghasilkan pendapatan, rumus untuk menghitungnya sebagai berikut:

 
  Rate of Return on Loan = Interest and fees loan / total loan

 Interest Margin on Eaming Assets

Interest Margin on Earning Assets digunakan untuk mengukur ke-mampuan aktiva yang
dimiliki pihak bank (earning assets) untuk menghasilkan selisih hasil bunga dengan
beban bunga (interest margin). Rumus untuk menghitung Interest Margin on Earning
Assets sebagai berikut:

   
Interest Margin on Earning Assets = (interest income – interest expense) / earning assets
 

 
 
BAB III
PENUTUP
 
1. Simpulan
Analisa rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antar unsur-unsur dalam laporan
keuangan.

Rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.oleh karena itu, rasio ini menjadi penting
bagi pimpinan perusahaan, manajer keuangan, bank atau para pemasok yang meberikan kredit
penjualan kepada perusahaan. Terdiri dari Current ratio, quick ratio, dan cash flow ratio.
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan yang
didanai dengan utang. Artinya, seberapa besar beban utang yang ditanggung oleh perusahaan
dibandingkan dengan aktivanya. Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Baik kewajiban jangka pendek maupu
jangka panjang jika perusahaan dibubarkan, atau dilikuidasi.

Jenis – jenis solvability ratio yaitu Debt to Asset Ratio, Debt Ratio dan Deb to Equity Ratio.
Rasio Rentabilitas atau sering juga disebut dengan istilah Rasio Profitabilitas, mengukur
seberapa besar kemampuan bank mem-peroleh laba sehubungan dengan aktivitas yang
dijalankannya. Rasio-rasio yang digunakan menghitung profitabilitas dengan pendekatan
kuantitatif adalah sebagai berikut:

 Gross Profit Margin


 Net Profit Margin
 Return on EquIty Capital
 Return on Total Assets
 Net Income on Total Assets
 Rate of Retum on Loan
 Interest Margin on Eaming Assets
 

1. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalh ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu penulis berharap kritik dan saran dari para pembaca agar makalah selanjutnya akan
lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan.

 
DAFTAR PUSTAKA
 
Sugiono, Arif dan Edy Untung. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. Jakarta :
Atma Jaya, 2008.

Kuswadi. Memahami Rasio-rasio Keuangan. Jakarta : Elex Media Komputindo, 2008.


Arifin, Johar dan Muhammad Syukri. Bisnis Perbankan Terapan. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo, 2006.

http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-analisis-rasio-keuangan-dan.html.
https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-keuangan-manajemen-keuangan/analisis-rasio-keuangan-
perusahaan/analisis-rasio-keuangan-solvabilitas/.

Arif Sugiono dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta :
Atma Jaya, 2008), h. 56.

http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-analisis-rasio-keuangan-dan.html, diunduh
hari senin, 26/09/2016.

Kuswadi, Memahami Rasio-rasio Keuangan, (Jakarta : Elex Media Komputindo, 2008), h. 6.


Arif Sugiono, Panduan Praktis,  h. 61

https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-keuangan-manajemen-keuangan/analisis-rasio-keuangan-
perusahaan/analisis-rasio-keuangan-solvabilitas/, diunduh hari senin, 26/09/2016.

Johar Arifin dan Muhammad Syukri, Bisnis Perbankan Terapan, (Jakarta : PT Elex Media


Komputindo, 2006), h. 143.

Anda mungkin juga menyukai