SEMESTER 11.4A.35
PERTEMUAN KE 5
MEMBAHAS : ANALISA RATIO
DOSEN : Hendra Lesmana S.Pd M.Ak
1. Rasio Likuiditas
b. Cash Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
finansial jangka pendek dengan mengunakan kas yang tersedia dan berikut surat berharga
atau efek jangka pendek.
c. Quick Ratio atau Acid Test Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar yang lebih
likuid (Liquid Assets).
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal sendiri.
a. Gross Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba kotor dari penjualan.
c. Net Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba bersih dari penjualan.
e. Rate of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio, rasio untuk
mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan pendapatan bersih.
f. Return on Equity (ROE), rasio untuk mengukur kemampuan equity untuk menghasilkan
pendapatan bersih.
Rumus menghitung Return on Equity (ROE):
Return on Equity (ROE) = EAT / Jumlah Equity X 100%
g. Rate of Return on Net Worth atau Rate of Return for the Owners, rasio untuk
mengukur kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam menghasilkan pendapatan bagi
pemegang saham.
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Profitabilitas ini adalah adalah semakin
baik, sebaiknya Anda bisa membandingkannya dengan nilai rata-rata dari industri sejenis
di pasar.
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban
finansial jangka panjang.
a. Total Debt to Assets Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya.
b. Total Debt to Equity Ratio, rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai
oleh pihak kreditur dibandingkan dengan equity.
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Solvabilitas ini adalah semakin buruk
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya, maksimal
nilainya adalah 200%.
Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya.
b. Working Capital Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja
bersih (Aktiva Lancar-Hutang Lancar) terhadap penjualan selama suatu periode siklus kas
dari perusahaan.
c. Fixed Assets Turn Over, rasio untuk mengukur perbandingan antara aktiva tetap yang
dimiliki terhadap penjualan.
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aktivatetap yang dimiliki secara efisien dalam rangka meningkatkan
pendapatan.
d. Inventory Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan perputaran
persediaan yang dimiliki terhadap penjualan.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukkan pengelolaan persediaan yang
efisien.
e. Average Collection Period Ratio, rasio untuk mengukur berapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh perusahaan dalam menerima seluruh tagihan dari konsumen.
f. Receivable Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran piutang dengan membagi
nilai penjualan kredit terhadap piutang rata-rata.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukan modal kerja yang ditanamkan
dalam piutang rendah.
Kadang kadang suatu kredit itu tidak dijamin dengan harta tetap tetapi cukup dengan
kepercayaan dari kreditur terhadap perusahaan (debitur). Kepercayaan itu bisa diberikan
apabila kredit kredit yang lampau telah dilunasi dengan baik.
1. Likuiditas
Pengertian secara umu tentang likuiditas itu dapat dilihat defenisinya sebagai berikut:
Pada pokoknya, kewajiban kewajiban yang harus dapat dipenuhi oleh perusahaan ada dua
yaitu:
a. Mampu membayar utang-utangnya pada setiap saat ditagih, kemampuan ini disebut
likuiditas badan usaha
b. Mampu membiayai operasi perusahaan sehari-hari. Kemampua ini disebut likuiditas
perusahaan.
Untuk menentukan likuiditas dapatlah digunakan dua rumus berikut dengan mencari current
ratio dan quick ratio.
Kas
Bank
Surat –surat berharga
Piutang
Persedian barang
Utang lancar adalah semua utang jangka pendek perusahaan. Tujuan dari quick ratio adalah
untuk mengetahui jumlah kekayaan yang dapat dengan cepat dicairkan dalam bentuk uang
tunai. oleh karena itulah persedian tidak diperhitungkan di dalam menghitung quick ratio ini
karena persediaan dianggap memerlukan waktu yang cukup lama bilaman hendak dicairkan
dalam bentuk uang tunai.
Persahaan yang dapat memenuhi semua kewajibannya (baik terhadap utang maupun
kewajibannya sehari hari) dikatakan dalam keadaan likuid. Sedangkan perusahaan yang tidak
mampu dikaitkan dalam keadaan likuid.
2. Solvabilas
Yang dimaksud dengan solvabilatas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua
utang – utangnya pada saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Untuk menentukan
solvabilitas dapatlah digunakan rumus sebagai berikut:
Utang perusahaan yang dimaksud dalam rumus tersebut adalah meliputi baik utang jangka
pendek (utang lancar) maupun utang jangka panjang. Sedangkan total aktiva adalah semua
kekayaan perusahaan, meliputi aktiva lancar dan aktiva tetap. Ini dapat dilihat dalam neraca
sisi debet.
Apabila perusahaan mampu memenuhi semua kewajibannya ada saat dibubarkan, berarti
perusahaan tersebut dalam keadaan solvabel. Sedangkan kalau perusahaan tidak mampu
memenuhinya, dikaitakan dengan in solvabel.
Contoh
Rentabilitas
Secara umum, rentabilitas ini dapat dikaitkan sebagai kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dari sejumlah dana yang dipakai untuk menghasilkan laba tersebut.
Rentabilitas ini dapat dipakai sebagai alat pengukur untuk mengambil keputusan tentang
masalah financial leverage, yaitu masalah apakah dalam memenuhi kebutuhan dana
perusahaan akan menggunakan modal asing (kredit) ataukan modal sendiri. Ada dua macam
rentabilitas, yaitu:
1. Rentabilitas Ekonomis
Rentabilitas ekonomis adalah kemampuan untuk menghasilkan laba dari keseluruhan modal,
baik modal asing maupun modal sendiri, yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Untuk mencari besarnya rentabilitas ekonomis dapatlah digunakan rumus sebagai berikut:
RE = Lk / MA + MS x 100%
Ket:
RE = Rentabilitas
Lk = Laba kotor
MA = Modal asing
MS = Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan untuk menghasilkan laba dari sejumlah modal
sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
RMS = Lb / MS x 100%
Keterangan:
Rentabilitas ekonomis dan Rentabilitas modal sendiri mempunyai kaitan yang sangat erat,
dan saling mempengaruhi dalam setiap keputusan yang diambil. Beberapa kriteria yang dapat
dipakai untuk mengambil keputusan adalah:
a. Apabila rentabilitas lebih kecil dari tingkat bunga modal asing, lebih baik
menggunakan modal sendiri, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar
dibandingkan dengan apabila digunakan modal asing.
b. Apabila rentabilitas ekonomis lebih besar dibanding dengan tingkat bunga modal
asing, maka akan lebih baik digunakan modal asing, sebab rentabilitas modal sendiri
akan lebih besar dibandingkan apabila menggunakan modal asing.
Rentabilitas modal sendiri selalu diusahakan besar karena dengan makin besarnya rentabilitas
modal sendiri, maka deviden akan semakin besar pula.
Contoh 1.
PT RITA pada tahun 1979 telah memiliki modal sebesar Rp.20.000.000 yang terdiri atas
Rp.10.000.000, sebagai modal sendiri dan Rp.10,000.000 sebagai modal asing. Tahun 1980
perusahaan merencanakan akan memperluas usahanya. Untuk itu diperlukan modal tambahan
sebesar Rp.10.000.000 dengan harapan laba dapat meningkat menjadi Rp.4.500.00
Pertanyaan :
Dari sumber manakah tambahan modal akan di ambil bilmana diketahui bunga modal asing
12% dan panjak perseroan sebesar 45%
Jawab :
= 15%
Rentabilitas ekonomi (15%) lebih besar daripada 12%, sehingga lebih baik digunakan modal
asing.
Misalkan tingkat bunga 18% pertahun dan data lainnya sama seperti pada contoh 1 . dalam
hal ini akan lebih baik apabila digunakan modal sendiri, sebab rentabilitas modal sendiriya
akan lebih besar.