Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa
yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data
perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti
Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu.
Setiap tutup periode akhir bulan biasanya accounting menyiapakan dan menyusun
Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Neraca, Rugi Laba, Arus Kas, Perubahan
Modal, dan Laporan tersebut diserahkan ke pimpinan perusahaan. Hal umum yang
biasa terjadi adalah mereka hanya fokus terhadap Laporan Laba Rugi, namun ada hal
yang lebih penting yang perlu disajikan dalam penyampaian laporan ini yaitu
mengenai Analisis Laporan Keuangan.
Data yang disajikan bisa dengan membandingkan kenaikan atau penurunan masing-
masing pos laporan keuangan bulan lalu dengan bulan sekarang, atau periode Year
to Date periode yang sama tahun lalu dengan sekarang.
Teknik analisa hampir sama dengan Metode Analisa Pertumbuhan namun angka
pembanding adalah laporan keuangan periode tertentu yang dijadikan indeks dan
dipilih sebagai tahun dasar. Teknik tren ini sangat berguna untuk memproyeksikan
laporan keuangan di masa yang akan datang dengan menggunakan data historis.
c. Quick Ratio atau Acid Test Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan
mengunakan aktiva lancar yang lebih likuid (Liquid Assets).
Catatan : Nilai ideal dari ketiga analisa rasio likuiditas ini ini adalah minimum
sebesar 150%, semakin besar adalah semakin baik dan perusahaan dalam
kondisi sehat.
e. Rate of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio, rasio untuk
mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan pendapatan bersih.
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Profitabilitas ini adalah adalah
semakin baik, sebaiknya Anda bisa membandingkannya dengan nilai rata-rata
dari industri sejenis di pasar.
b. Total Debt to Equity Ratio, rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan
dibiayai oleh pihak kreditur dibandingkan dengan equity.
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Solvabilitas ini adalah semakin
buruk kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka
panjangnya, maksimal nilainya adalah 200%.
a. Total Assets Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran total aktiva
terhadap penjualan.
b. Working Capital Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran modal
kerja bersih (Aktiva Lancar-Hutang Lancar) terhadap penjualan selama suatu periode
siklus kas dari perusahaan.
c. Fixed Assets Turn Over, rasio untuk mengukur perbandingan antara aktiva tetap
yang dimiliki terhadap penjualan.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukkan pengelolaan
persediaan yang efisien.
e. Average Collection Period Ratio, rasio untuk mengukur berapa lama waktu
yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menerima seluruh tagihan dari konsumen.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah.
Rasio finansial
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Rasio Keuangan atau Financial Ratio merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk
menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada
pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan
suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain.
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat
keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang.
Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam
artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu
dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar
penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan
dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan
hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio
keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan
keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup,
sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh
manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis
kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian
industri.
Kinerja Keuangan
Pada dasarnya rasio keuangan itu banyak macamnya dan dapat dibuat sesuai
kebutuhan penganalisis. Berdasarkan sumbernya, rasio keuangan digolongkan
menjadi tiga, yaitu:
1. Rasio-rasio neraca (Balance Sheet Ratio), yakni rasio-rasio yang disusun dari
data dalam neraca.
2. Rasio-rasio laporan rugi-laba (Income Statement Ratio), yakni rasio-rasio
yang disusun dari data dalam laporan rugi laba.
3. Rasio-rasio antar laporan (Intern Statement Ratio), yakni rasio-rasio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya yang berasal
dari laporan rugi laba.
Berdasarkan tujuan analisis angka-angka rasio dibagi menjadi 4 yakni: rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio aktivitas yang dapat
dijelaskan berikut ini:
A. Rasio Likuiditas
1. Current Ratio
Rasio ini membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Current Ratio
memberikan informasi tentang kemampuan aktiva lancar untuk menutup hutang
lancar. Aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva
lainnya. Sedangkan hutang lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang
bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang segera harus dibayar (Sutrisno,
2001:247). Rumus current ratio adalah:
Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio
lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang
lancar. Jadi dikatakan sehat jika rasionya berada di atas 1 atau diatas 100%.
Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar (Harahap, 2002:301)
2. Quick Ratio
Quick ratio disebut juga acid test ratio, merupakan perimbangan antara jumlah
aktiva lancar dikurangi persediaan, dengan jumlah hutang lancar. Persediaan tidak
dimasukkan dalam perhitungan quick ratio karena persediaan merupakan
komponen aktiva lancar yang paling kecil tingkat likuiditasnya. Quick ratio
memfokuskan komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu: kas,
surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang
jangka pendek (Martono, 2003:56). Jadi rumusnya:
Jika terjadi perbedaan yang sangat besar antara quick ratio dengan current ratio,
dimana current ratio meningkat sedangkan quick ratio menurun, berarti terjadi
investasi yang besar pada persediaan.
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio ini tidak
harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi mendekati
100% juga sudah dikatakan sehat (Harahap, 2002:302).
3. Cash Ratio
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi
uang kas dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud adalah uang perusahaan yang
disimpan di kantor dan di bank dalam bentuk rekening Koran. Sedangkan harta
setara kas (near cash) adalah harta lancar yang dengan mudah dan cepat dapat
diuangkan kembali, dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi Negara yang menjadi
domisili perusahaan bersangkutan. Rumus untuk menghitung cash ratio adalah:
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan dengan total
aktiva lancar. Semakin besar rasionya semakin baik. Sama seperti Quick Ratio,
tidak harus mencapai 100% (Harahap, 2002:302).
B. Rasio Solvabilitas
Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin
kecil rasionya semakin aman (solvable). Porsi hutang terhadap aktiva harus lebih
kecil (Harahap, 2002:304).
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) adalah imbangan antara
hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini
berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi
perusahaan sebaiknya, besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar
beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Semakin kecil rasio ini semakin baik.
Maksudnya, semakin kecil porsi hutang terhadap modal, semakin aman.
Rumusnya:
C. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas atau profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan laba (Baca pula: pengertian
dan analisis rasio profitabilitas). Perhatian ditekankan pada rasio ini karena hal ini
berkaitan erat dengan kelangsungan hidup perusahaan. Ada beberapa ukuran rasio
rentabilitas yang dipakai, yakni:
1. Profit Margin
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh
dari setiap penjualan. Semakin besar rasionya semakin baik, karena dianggap
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi (Harahap,
2002:304).
Gross Profit Margin merupakan perbandingan antara laba kotor yang diperoleh
perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama. Rasio
ini mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap
rupiahpenjualan. Semakin besar rasionya berarti semakin baik kondisi keuangan
perusahaan (Munawir, 2001:89). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
Net Profit Margin atau Margin Laba Bersih digunakan untuk mengukur rupiah laba
bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan dan mengukur seluruh
efisien, baik produksi, administrasi, pemasaran, pendanaan, penentuan harga
maupun manajemen pajak. Semakin tinggi rasionya menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
Tetapi jika rasionya rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah untuk
tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan
tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut (Prastowo dan Juliaty, 2003:91).
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu
rupiah penjualan. Semakin tinggi rasionya semakin baik, karena menunjukkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan
tertentu.
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih (setelah pajak) yang dihasilkan oleh
setiap satu rupiah investasi yang dikeluarkan. Semakin besar rasionya semakin
baik (Sutrisno, 2001:255).
5. Return On Assets
Rasio ini mengukur tingkat keuntungan (EBIT) dari aktiva yang digunakan.
Semakin besar rasionya semakin baik (Sutrisno, 2001:254).
D. Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat
aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang
rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya
dana kelebihan yang tertanam padaaktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut
akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Beberapa
rasio aktivitas yang digunakan adalah:
1. Perputaran Piutang
Rasio ini mengukur berapa kali, secara rata-rata piutang yang dikumpulkan dalam
satu tahun. Rasio ini mengukur kualitas piutang dan efisiensi perusahaan dalam
pengumpulan piutang dan kebijakan kreditnya. Rasio ini biasanya digunakan dalam
hubungan dengan analisis terhadap modal kerja, karena memberi ukuran seberapa
cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas. Angka jumlah hari piutang,
menggambarkan lamanya suat u piutang bisa ditagih (jangka waktu pelunasan).
Semakin lama jangka waktu pelunasannya,semakin besar pula resiko kemungkinan
tidak tertagihnya piutang (Prastowo dan Juliaty, 2003:82). Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus:
Rasio ini mengukur efektivitas peng elolaan piutang. Semakin tinggi tingkat
perputarannya semakin efektif pengelolaan piutangnya (Sutrisno, 2001:252).
2. Perputaran Persediaan
Rasio yang terakhir untuk komponen rasio aktivitas adalah rasio perputaran total
aktiva. Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini menghitung
efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan
manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen
mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya
(Hanafi dan Halim, 2000:81). Rasio perputaran total aktiva menggunakan rumus:
Menurut James C Van Horne definisi dari rasio keuangan adalah merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.
Analisis rasio merupan cara yang bisa digunakan untuk menganalisis laporan keuangan dari beberapa
cara yang ada. Cara menganalisisnya yaitu dengan cara menggunakan perhitungan perbandaingan
dengan data kuantitatif yang ditunjukan pada neraca maupun laba rugi.
Inti dari analisis tersebut yaitu tidak lain hanya ingin mengetahui kenerja keuangan perusahaan tahun
sebelumnya, saat ini dan kemungkinan yang akan datang.
Sedangkan menurut Irwati rasio keuangan adalah teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan
yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu,
ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan
membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca
maupun laba rugi.
a. Rasio Likuiditas
Pengertian rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memnuhi semua kewajiban dalam jangka pendek (hutang jangka pendek).
Perusahaan yang mampu menyelsaikan hutang jangka pendeknya maka perusahaan itu disebut
perusahaan yang likuid sedangkan utuk perusahaan yang tidak mampu membayar hutang jangka
pendeknya maka perusahaan itu disebut perusahaan yang ilikuid.
Ada tiga rasio likuid yang digunakan perusahaan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan, berikut
penjelasannya:
Rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan perusahaan
dalam kewajibannya membayar hutang jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan
aktiva lancar yang tersedia.
Aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lainnya. Sedangkan hutang
lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang segera
harus dibayar. Rumus rasio lancar yaitu:
Semakin besar perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar, maka semakin besar pula
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya.
Ketika perbandingan rasio lancar 1:1 atau 100%, itu artinya aktiva lancar dapat menutupi semua hutang
lancar. Jadi sebuah perusahaan dikatakan sehat jika tingkat rasionya berada dia atas satu atau diatas 100
persen. Sedangkan untuk aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar.
Rasio cepat digunakan untuk menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menyelesaikan
kewajibannya atau utang lancar dengan aktiva aktiva lancar dengan tidak memperhitungkan nilai
persediaan.
Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan quick ratio karena persediaan merupakan komponen
aktiva lancar yang paling kecil tingkat likuiditasnya.
Quick ratio memfokuskan komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu: kas, surat-surat
berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek.
Rumus rasio lancar
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.
Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak
mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat.
3. Cash Ratio
Kas yang dimaksud adalah uang milik perusahaan yang tersimpan di kantor maupun di bank dalam
bentuk rekening Koran.
Sedangkan untuk harta yang mirip atau setara dengan kas adalah harta lancar yang mudah dicairkan
kembali, mudah dipengaruhi oleh perekonomian Negara yang menjadi fomisili perusahaan
bersangkutan.
Kas + Setara kas
Cash Ratio = --------------------------- x 100%
Hutang Lancar
Semakin besar rasionya semakin baik. Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100%
b. Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam
menyelesaiannya semua kebutuhannya, baik itu jangka pendek atau panjang, jika terjadi likuidasi.
Solvable adalah sebutah untuk perusahaan yang memiliki aktiva atau kekayaan yang cukup banyak
sehingga mampu membayar hutang-hutangnya, sedangkan insolvable adalah perusahaan yang sangat
minim aktiva yang dimiliki sehingga kurang mampu membayar hutang-hutangnya.
Tapi hal tersebut tidak menup kemungkinan bahwa perusahaan yang solvable belum tentu likid, begitu
juga dengan insolvable belum tentu ilikuid. Jika perusahaan dilukuidasi, maka rasio yang digunakan
adalah:
Rasio yang disebut denga rasio hutang (debt ratio) ini mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan
dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva,
atau mengukur prosentase berapa besar dana yang berasal dari hutang.
Hutang disini adalah hutang perusahaan baik itu hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:
Total hutang
Debt to assets ratio = ------------------------------------- x 100%
Modal Aktiva (total aktiva)
Rasio ini menggambarkan seberapa jauh hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin rendah debt ratio
maka tingkat keamanan dananya menjadi semakin baik. Porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) adalah rasio yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang telah diberikan
oleh pemilik perusahaan, dengan maksud untuk mengetahui berapa jumlah dana yang disediakan
kreditor dengan pemilik perusahaan.
Jika semakin tinggi rasio maka semakin kecil modal sendiri dibanding hutangnya. Seharusnya kebijakan
perusahaan harus memiliki hutang yang tidak lebih besar dari modal yang dimiliknya.
Karna semakin kecil rasio ini maka akan memperbaik keadaan perusahaan, artinya semakin kecil hutang
yang dimiliki maka semakin aman. Rumus yang digunakan adalah:
Total hutang
Debt to equity ratio = ----------------------- x 100%
Modal Sendiri
c. Rasio Profitabilitas atau Rasio Rentabilitas
Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
medapatkan laba (profit) dari semua kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki perusahaan tersebut
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan yang dipekerjakan, dan jumlah cabang yang
sudah dimilikinya.
Rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara laba kotor yang diperoleh perusahaan
dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama.
Ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi
kecuali bunga dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Semakin besar
rasionya berarti semakin baik kondisi keuangan perusahaan, berikut rumus yang digunakan:
Laba kotor
Gross Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan bersih
Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat laba yang dihasilkan perusahaan untuk menutupi biaya-
biaya operasi lainnya. Jika rasio pada perusahaan tersebut diketahui untuk biaya tetap sehingga
perusahaan bisa memperoleh laba.
Margin laba bersih adalah rasio yang digunakan untuk menghitung nilai rupiah dari setiap laba bersih
yang diperoleh dari setiap satu rupiah penjualan dan juga mengukur seluruh efesiensi baik produksi,
administrasi, marketing, pendanaa, penentuan harga maupun manajemen pajak.
Jadi semakin tinggi tingkat rasio yang dimiliki suatau perusahaan makan semakin tinggi juga tingkat laba
yang deperoleh perusahaan tersebut dari tingkat penjualan tertentu.
Atau bisa saja rasio yang rendah menunjukan tingkat penjualan yang rendah untuk tingkat biaya
tertentu. Atau dengan tingkat biaya yang tetlalu mahan untuk tingkat penjualan tertentu.
Berikut rumus yang digunakan:
Return On Investment adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang
dimaksuda adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. Rasio ini dihitung dengan rumus:
EAT
ROI = --------------- x 100%
Investasi
Semakin tinggi rasio yang dimiliki oleh perusahaan tersebut maka semakin baik. Rasio ini berfungsi
untuk mengetahui jumlah rupiah laba bersih dari setiap rupiah yang dikeluarkan untuk investasi.
4. Return On Assets
Rasio yang juga disebut rentabilitas ekonomis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
perusahaan dalam mendapatkan laba dengan semua aktivitas yang dimiliki oleh perusahaan. Tapi laba
disini adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT. Rumus yang digunakan adalah:
EBIT
Return On Assets = ------------------ x 100%
Total Aktiva
Rasio ini digunakan untuk mengetahui keuntungan (EBIT) dari total aktiva yang digunakan, semakin tingi
tasio yang dimiliki perusahaan maka semakin baik.
5. Profit Margin
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan laba bersih
dengan tingkat penjualan tertentu. Kita bisa mengetahui seraca langsung rasio ini di analisis common
size untuk laporan rugi laba (baris paling akhir).
Rasio ini juga bisa diartikan sebagai penekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode
tertentu. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Laba Bersih
Profit Margin = ------------------------ x 100%
Penjualan
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
dari setiap penjualan tertentu. Semakin besar tingkat rasio yang digunakan maka semakin baik.
d. Rasio Aktivitas
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat rasio yang digunakan untuk mengukur
efisiensi atau efektivitas suatu perusahaan dalam memakai aktiva yang dimilikinya.
Rasio aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya
dana kelebihan yang tertenam pada aktiva lain yang lebih produktif. Rasio yang digunakan adalah;
Rasio perputaran persediaan digunakan untuk mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan
perusahaan. Maksudnya yaitu mengukur tingkat efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola dan
menjual persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Efektifitas manajemen persediaan ditunjukan oleh tingginya perputaran persediaan dalam satu tahun.
Sedangkan pengendalian atas perediaan yang kurang efektif ditunjukan dengan rendahnya perputaran
persediaan dalam satu tahun. Rumus yang digunakan adalah:
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa tingkat efektivitas perusahaan dalam mengelola
persediaannya. Semakin tinggi tingka perputarannya maka semakin efektif juga pengelolaan
pesediaannya.
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar suatau perusahaan dalam menghasilkan laba
dalam penjualannya berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektivitas suatu perusahaan dalam menggunakan
aktiva tetap tersebut. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif proporsi aktiva tetap tersebut.
Mungkin tingkat penilayai setiap industry berbeda-beda, ada yang mengangap bahwa rasio ini penting
untuk diperhatikan sehingga perusahaan tersebut memiliki aktiva tetap yang tinggi.
Sedangkan ada beberapa industri jasa yang menilai bahwa rasio tersebut tidak terlalu penting untuk
diperhatikan, sehingga perusahaan tersebut memiliki proporsi aktiva tetap yang kecil. Untuk
menghitung perputaran aktiva tetap dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Penjualan
Perputaran Aktiva Tetap = ----------------------
Aktiva Tetap
Rasio ini digunakan untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam penggunaak aktiva tetap untuk
menghasilkan laba. Sehingga semakin tingkat perputarannya maka semakin efektif penggunaan aktiva
tetapnya.
Sama halnya dengan rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total
aktiva tetap. Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh
aktivanya untuk menghasilkan penjualan.
Tingkat rasio yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan tersebut memiliki manajemen yang baik,
begitu sebaliknya tingkat rasio yang rendah menunjukan perusahaan tersebut memiliki tingkat
manajerial yang rendah juga, dan seharusnya perusahaan tersebut harus membentuk manajemen
mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya.
Rumus yang digunakan adalah:
Penjualan
Total Asset Turn-over = ----------------------- x 1 kali
Modal Aktiva
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas pemanfaatan aktiva dalam memperoleh penjualan. Jadi
semakin tinggi tingkat perputarannya maka semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya.
4. Perputaran piutang
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa rata-rata piutang yang terkumpul dalam satu tahun. Rasio
ini digunakan untuk mengetahui tingkat efissiensi dan kualitas utang suatu perusahaan dalam
mengumpulkan piutang dan kebijakan kreditnya.
Semakin lama jangka waktu pelunasannya,semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya
piutang. Rumus yang digunakan adalah:
Penjualan Bersih
Perputaran Piutang = -----------------------------------
Rata-rata Piutang Dagang