Anda di halaman 1dari 6

Diskusi 2

 PENGERTIAN RASIO KEUANGAN


Rasio Keuangan adalah laporan yang digunakan sebagai indikator untuk melihat kenerja
dari perusahaan seperti, efisiensi, aktivitas, profitabilitas, likuiditas, dan sovabilitas
( kesanggupan dalam melunasi hutang) yang bertujuan untuk memaksimalkan kinerja
perusahaan di masa yang akan datang. Dengan kata lain rumus rasio keuangan
digunakan sebagai suatu pengamatan indeks yang berkaitan dengan akuntansi pada
laporang keuangan diantaranya neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas dengan
tujuan untuk menilai kinerja keuangan pada sebuah perusahaan.

Menurut Kasmir (2018:104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-


angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan
angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen
lainnya dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan
keuangan. Kemudian, angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka di dalam
suatu periode maupun beberapa periode.

Menurut Hery (2018:138) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan. Perbandingan dapat dilakukan antara satu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya atau antarpos yang ada diantara laporan
keuangan.

 JENIS – JENIS RASIO KEUANGAN


Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasiorasio
keuangan dapat dilakukan dengan berbagai jenis rasio keuangan. Setiap rasio keuangan
memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian setiap hasil dari rasio yang diukur
diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan.

Berikut jenis-jenis rasio keuangan adalah sebagai berikut:


1. Rasio Likuiditas
Merupakan kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi kewajiban
finansialnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto, 2000:146) perusahaan dikatakan
likuid bila posisi dana lancar yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek sebaliknya dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak cukup
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

Rasio likuiditas terbagi ke dalam 3 jenis. Antara lain yaitu:


a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio yang membandingkan antara aset lancar dengan liabilitas lancar atau
kewajiban jangka pendek.
Rumus Rasio Lancar / Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio yang menghitung kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan.
Rumus Rasio Cepat / Quick Ratio / Acid Test Ratio = Kas + Efek + Piutang /
Hutang Lancar X 100%
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar liabilitas
jangka pendek dengan kas yang dimiliki.
Rumus Rasio cash / Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar

2. Rasio Profitabilitas / Rasio Laba


Fahmi (2011:135) menyatakan rasio ini mengukur efektifitas manajemen secara
keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh
dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio
profitabilitas suatu perusahan maka kemampuan perusahaan semakin baik dalam
meningkatkan pendapatan.

Beberapa rasio profitabilitas yang umum digunakan antara lain :


a. Rasio Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Rasio yang menghitung laba kotor sebagai persentase dari penjualan.
Rumus Rasio Laba Kotor / Gross Profit Margin = Penjualan NETO – HPP / Penjualan
NETO X 100%
b. Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin)
Rasio yang menghitung laba bersih sebagai persentase dari penjualan.
Rumus Rasio Laba Bersih / Net Profit Margin = EAT (Earning After Tax / Laba Bersih
Setelah Pajak) / Penjualan Neto X 100%
c. Rasio Laba Operasi (Operating Income Ratio)
Rumus rasio yang digunakan untuk menghitung pendapatan laba operasi sebelum
bunga dan pajak dari penjualan.
Rumus Laba Bersih / Operating Income Ratio = Penjualan NETO – HPP – (EBIT) /
Penjualan NETO X 100%
EBIT merupakan earnings before interest and taxes atau pendapatan sebelum
bunga dan pajak.
d. Pengembalian Modal Sendiri (Return on Equity)
Rasio yang menghitung laba bersih sebagai persentase dari ekuitas atau dengan
kata lain mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih
berdasarkan ekuitas yang ada.
Rumus Return on Equity = EAT / Jumlah Equity X 100%
e. Return of Investment (ROI)
Rasio yang menghitung jumlah keuntungan yang berhasil didapatkan oleh
perusahaan untuk menutup biaya investasi yang sudah dikeluarkan.
Rumus Return of Investment = EAT / Jumlah Aktiva X 100%
f. Return on Net Worth
Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur laba yang berhasil dihasilkan
untuk pendapatan pemegang saham dari modal sendiri yang digunakan.
Rumus Return on Net Worth = EAT / Jumlah Modal Sendiri X 100%

3. Rasio Solvabilitas
Rustendi (2008:127) menyatakan bahwa solvabilitas suatu perusahaan menunjukan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban keuangannya bila
perusahaan tersebut dibubarkan. Jika perusahaan di bubarkan apakah kekayaan yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut cukup untuk menutup seluruh hutang-hutangnya.
Beberapa rasio solvabilitas yang umum digunakan antara lain:
a. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)
Rasio yang membandingkan total hutang dengan ekuitas.
Rumus Rasio Hutang Terhadap Ekuitas / Debt to Equity Ratio = Total Kewajiban /
Ekuitas Pemegang Saham
b. Rasio Utang Terhadap Aset
Rasio yang mengukur jumlah aset perusahaan yang dibiayai oleh kreditur. Jika rasio
ini tinggi maka bisa dikatakan perusahaan tersebut memiliki kelemahan secara
finansial dimana mereka cenderung bergantung pada hutang.
Rumus Rasio Utang Terhadap Aset = Total Kewajiban / Total Aset

4. Rasio Aktivitas
Fahmi (2011:132) menyatakan rasio aktivitas menggambarkan sejauh mana suatu
perusaahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki guna menunjang aktivitas
perusahaan, dimana penggunaan aktivitas ini dilakukan secara maksimal dengan
maksud memperoleh hasil yang maksimal. Jika perusahaan memiliki terlalu banyak
aktivitas maka perusahaan akan mengeluarkan modal yang tinggi dan berakibat pada
laba yang menurun.

Beberapa rasio aktivitas yang umum digunakan antara lain:


a. Rasio Perputaran Piutang (Accounts Receivable Turnover)
Rasio yang mengukur berapa kali piutang perusahaan berputar dalam satu tahun.
Rumus Rasio Perputaran Piutang ( Accounts Receivable Turnover) = Penjualan /
Piutang Rata-Rata X 100%
b. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)
Rasio yang mengukur berapa kali persediaan perusahaan berputar dalam satu
tahun.
Rumus Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio) = Penjualan /
Persediaan X 100%
c. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)
Rasio keuangan yang mengukur dan mengevaluasi kinerja perusahaan dalam
memanfaatkan aktiva tetap untuk meningkatkan penjualan. Jika nilai yang ada
semakin besar maka pengelolaan yang ada semakin efektif.
Rumus Rasio Perputaran Aktiva Tetap ( Fixed Asset Turnover) = Penjualan / Aktiva
Tetap X 100%
d. Rasio Perputaran Aktiva Total (Total Asset Turnover)
Rasio yang satu ini mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh
aktiva terhadap penjualan yang dihasilkan. Semakin besar angka yang dihasilkan
maka semakin bagus.
Rumus Rasio Perputaran Aktiva Total ( Total Asset Turnover) = Penjualan / Total
Aktiva X 100%
e. Rasio Perputaran Rerata Tagihan (Average Collection Turnover)
Rasio yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan bagi
perusahaan untuk menerima tagihan dari konsumen dalam satu tahun.
Rumus Rasio Perputaran Rerata Tagihan ( Average Collection Turnover) = Piutang X
365 / Penjualan X 100%
f. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih
dengan cara membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar terhadap
penjualan selama satu periode.
Rumus Rasio Perputaran Modal Kerja ( Working Capital Turnover) = Penjualan /
(Aktiva Lancar – Hutang Lancar) X 100%

 PENERAPAN RUMUS RASIO KEUANGAN PADA BERBAGAI BENTUK SEKTOR


BISNIS
Asumsi bahwa rumus rasio keuangan tidak bisa digeneralisasi pada seluruh bentuk sektor
perusahaan adalah benar. Setiap sektor bisnis memiliki karakteristik unik, risiko, dan
model bisnis yang berbeda, sehingga memerlukan pendekatan yang berbeda dalam
analisis keuangan. Berikut, gambaran umum tentang bagaimana rumus-rumus keuangan
dapat bervariasi antara sektor-sektor bisnis yang berbeda :

1. Sektor Food and Beverage :


a. Rasio Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) mungkin lebih relevan di sini
karena biaya bahan baku dan produksi cenderung menjadi faktor utama.
b. Rasio Inventory Turnover dapat digunakan untuk mengukur efisiensi
manajemen persediaan dalam sektor ini.

2. Sektor Insurance and Banking :


a. Rasio Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) mungkin lebih
penting dalam sektor ini karena perusahaan dalam sektor ini lebih tergantung pada
pengelolaan aset dan modal.
b. Rasio Cadangan (Reserve Ratio) mungkin relevan untuk perusahaan asuransi
untuk menilai tingkat cadangan yang cukup untuk menanggung klaim.

3. Sektor Pertambangan :
a. Rasio Return on Investment (ROI) mungkin lebih relevan karena investasi
dalam eksplorasi dan pengembangan aset berharga tinggi.
b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt-to-Equity Ratio) mungkin perlu
dipertimbangkan karena investasi besar dalam infrastruktur dan modal.

Ada banyak rasio keuangan lain yang dapat diterapkan tergantung pada situasi dan
tujuan analisis. Kunci dalam penggunaan rumus-rumus ini adalah pemahaman mendalam
tentang karakteristik sektor bisnis yang sedang dianalisis dan tujuan analisisnya.

Selain itu, seringkali perusahaan dalam sektor yang sama juga dapat memiliki perbedaan
signifikan dalam model bisnis dan strategi, sehingga rasio yang relevan untuk satu
perusahaan mungkin tidak cocok untuk yang lain dalam sektor yang sama. Oleh karena
itu, ketika menganalisis kesehatan keuangan sebuah perusahaan, penting untuk
mempertimbangkan konteks sektoral dan karakteristik perusahaan tersebut agar dapat
memilih rasio keuangan yang paling relevan dan informatif.

 METODE PENYUSUNAN ARUS KAS


Ada dua metode penyusunan arus kas yang umum digunakan :
1. Metode Langsung (Direct Method):
a. Metode ini melibatkan pencatatan langsung semua penerimaan dan pengeluaran
kas yang berasal dari aktivitas operasional perusahaan.
b. Pada metode langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasional dihitung dengan
mengurangkan pengeluaran kas dari penerimaan kas. Contohnya, mencatat
penerimaan dari penjualan langsung dan mengurangkan pembayaran kepada
pemasok, gaji, dan biaya operasional lainnya.
c. Metode langsung memberikan gambaran yang lebih detail tentang asal dan
penggunaan kas perusahaan dalam aktivitas operasional.

2. Metode Tidak Langsung (Indirect Method):


a. Metode ini memulai dengan laba bersih dari laporan laba rugi perusahaan.
b. Kemudian, beberapa penyesuaian dilakukan untuk mengkonversi laba bersih
menjadi arus kas bersih dari aktivitas operasional. Ini termasuk penyesuaian untuk
menghitung pengeluaran yang tidak memerlukan pembayaran tunai, seperti
depresiasi dan amortisasi, serta menghitung perubahan dalam aset dan liabilitas
yang tidak memerlukan transaksi tunai.
c. Metode tidak langsung lebih umum digunakan karena lebih sederhana dalam
pelaksanaannya, dan banyak perusahaan menerapkannya.

Perbedaan Utama
Perbedaan utama antara kedua metode ini adalah pada tingkat detail yang diberikan dan
pendekatan dalam menghitung arus kas operasional, yaitu :
a. Metode Langsung : Memberikan gambaran yang lebih rinci dan langsung tentang
asal dan penggunaan kas dalam aktivitas operasional. Namun, lebih rumit dalam
pelaksanaannya karena memerlukan pelacakan transaksi tunai secara detail.
b. Metode Tidak Langsung : Lebih umum digunakan karena lebih praktis dalam
pelaksanaannya. Metode ini memulai dengan laba bersih dari laporan laba rugi dan
melakukan penyesuaian untuk mencapai arus kas bersih dari aktivitas operasional.
Ini tidak memberikan detail yang sama seperti metode langsung, tetapi
memberikan gambaran yang memadai tentang arus kas operasional.

Kedua metode seharusnya menghasilkan jumlah yang sama untuk arus kas bersih dari
aktivitas operasional, tetapi pendekatan dalam penghitungan berbeda. Pemilihan metode
seringkali didasarkan pada preferensi perusahaan dan praktik industri.

Sumber :

1. https://www.bfi.co.id/id/blog/rasio-keuangan-pengertian-jenis-manfaat-dan
perhitungannya.
2. https://www.jurnal.id/id/blog/rasio-profitabilitas-pengertian-fungsi-jenis-dan-contoh-
terlengkap/
3. https://kumparan.com/kabar-harian/perbedaan-laporan-arus-kas-metode-langsung-dan-
tidak-langsung-1xU6dq262dR/4
4. https://kledo.com/blog/arus-kas-metode-tidak-langsung/
5. Nusbantoro, Ariwan Joko. 2012. “ Analisa rasio keuangan pada perusaahaan makanan
dan minumanyanglisteddibursaefekIndonesia”.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAUJ/article/download/1231/993

Anda mungkin juga menyukai