Anda di halaman 1dari 7

SUMMARY RASIO PROFITABILITAS dan RASIO

AKTIVITAS
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan

Disusun oleh:

Feniati Sudanto 19030070

KELAS IV C

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


PERGURUAN TINGGI BANGKA
PANGKALPINANG
2020-2021
1. RASIO PROFITABILITAS
A. PENGERTIAN RASIO PROFITABILITAS
Rasio Profitabilitas atau Profitability Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (profit) dari pendapatan (earning) yang
berhubungan dengan penjualan, aset dan ekuitas. Beberapa rasio profitabilitas sering yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahan laba tersebut diantaranya seperti Margin
Laba Kotor (Gross Profit Margin), Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin), Return on
Assets(ROA), Return on Equity (ROE), Return on Sales (ROS), Return on Capital
Employed (ROCE).  Rasio-rasio Profitabilitas ini pada dasarnya digunakan untuk
menunjukan seberapa baiknya perusahaan dapat memperoleh laba atau keuntungan dari
operasi mereka.
Investor ataupun kreditur dapat menggunakan rasio-rasio profitabilitas ini untuk menilai
laba atas investasi berdasarkan tingkat penggunaan aset dan sumber daya lainnya. Dengan
kata lain, Profitability Ratio ini digunakan untuk menilai apakah perusahaan menghasilkan
laba yang cukup dari aset dan ekuitas perusahan tersebut. Rasio Profitabilitas ini menunjukan
seberapa efisiennya perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba.

Dalam perhitungan rasio-rasio profitabilitas ini, semakin tinggi nilai rasionya semakin
baik. Nilai yang tinggi berarti perusahaan berjalan dengan baik dan efisien dalam
menghasilkan laba, pendapatan dan arus kas. Rasio-rasio Profitabilitas ini akan memberikan
informasi yang lebih berarti apabila dibandingkan dengan pesaing atau dibandingkan dengan
rasio pada periode sebelumnya. Oleh karena itu, analisis tren ataupun analisis industri
diperlukan untuk menarik kesimpulan yang berarti mengenai profitabilitas suatu perusahaan.

B. JENIS-JENIS RASIO PROFITABILITAS (PROFITABILITY RATIO)

Berikut ini adalah beberapa rasio profitabilitas yang sering digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dari operasional bisnis mereka.

1. Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Gross Profit Margin atau Marjin Laba Kotor adalah rasio profitabilitas yang digunakan
untuk menghitung persentase kelebihan laba kotor terhadap pendapatan penjualan.  Laba
Kotor ini mengungkapkan seberapa besar laba yang diperoleh perusahaan dengan
mempertimbangkan biaya yang ditimbulkan untuk memproduksi produk atau jasanya. Marjin
Laba Kotor ini sering disebut juga dengan Gross Margin Ratio (Rasio Marjin Kotor)

Marjin Laba Kotor = Laba Kotor / Pendapatan Penjualan

2. Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Net Profit Margin atau Marjin Laba Bersih adalah rasio profitabilitas yang menghitung
persentase kelebihan laba bersih setelah pajak terhadap pendapatan penjualan.  Marjin Laba
Bersih ini disebut juga dengan Profit Margin Ratio (Rasio Marjin Laba)
Marjin Laba Bersih = Laba bersih setelah pajak / Pendapatan Penjualan

3. Return on Assets Ratio (Rasio Pengembalian Aset)

Return on Assets atau Tingkat Pengembalian Aset adalah rasio profitabilitas yang
menunjukan persentase keuntungan yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan
keseluruhan sumber daya atau total aset. Return on Assets atau sering disingkat dengan ROA
adalah rasio yang mengukur seberapa efisien suatu perusahaan dalam mengelola asetnya
untuk menghasilkan laba selama suatu periode. ROA dinyatakan dalam persentase (%)

Return on Assets (ROA) =  Laba Bersih setelah Pajak / Total Aset (atau rata-rata total
aset)

4. Return on Equity Ratio (Rasio Pengembalian Ekuitas)

Return on Equity Ratio atau Rasio Pengembalian Ekuitas yang biasanya disingkat dengan
ROE adalah rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba dari investasi pemegang saham di perusahaan tersebut. ROE dinyatakan dalam
persentase (%)

Return on Equity (ROE) = Laba Bersih setelah Pajak / Ekuitas Pemegang saham

5. Return on Sales Ratio (Rasio Pengembalian Penjualan)

Return on Sales atau Rasio Pengembalian Penjualan adalah rasio profitabilitas yang
menunjukan berapa banyak keuntungan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan setelah
membayar biaya-biaya variabel produksi seperi upah tenaga kerja, bahan baku dan lain-lain
(tapi sebelum pajak dan bunga). Dengan kata lain, Return on Sales ini adalah rasio yang
menunjukan tingkat keuntungan yang dapat diperoleh dari setiap rupiah penjualannya. Rasio
Pengembalian Penjualan ini juga disebut dengan Marjin Operasional (Operating Margin) atau
Marjin Pendapatan Operasional (Operating Income Marjin). ROS ini juga dinyatakan dalam
persentase (%).

Return on Sales (ROS) =  Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Penjualan

6. Return on Capital Employed (Pengembalian Modal Kerja)

Return on Capital Employed atau disingkat dengan ROCE adalah rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur keuntungan yang diperoleh perusahaan dari modal yang
digunakan. ROCE ini biasanya digunakan dalam bentuk persentase (%).  Modal yang
digunakan sama dengan Ekuitas suatu perusahaan yang ditambah dengan kewajiban tidak
lancar atau Total Aset yang dikurangi dengan Kewajiban Lancar. ROCE  menunjukan
efisiensi dan profitabilitas investasi modal perusahaan.
ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Modal Kerja

Atau

ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / (Total Aset – Kewajiban Lancar)

Catatan : Laba sebelum Pajak dan Bunga adalah Laba yang tidak memasukan beban Bunga
dan Pajak penghasilan, dalam bahasa Inggrsi sering disebut dengan istilah ”EBIT” yaitu
Earning Before Interest and Tax.

2. RASIO AKTIVITAS
A. Pengertian Rasio Aktivitas (Rasio Efisiensi)
Rasio Aktivitas atau sering juga disebut dengan Rasio Efisiensi adalah jenis analisis Rasio
Keuangan yang mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan aset mereka untuk
menghasilkan pendapatan.  Dengan kata lain, Rasio Aktivitas atau Rasio Efisiensi ini
mengukur kemampuan bisnis untuk mengubah berbagai jenis aset atau aktiva yang non-tunai
menjadi uang tunai. Perusahaan yang dapat semakin cepat mengubah  asetnya menjadi uang
tunai atau penjualan, semakin efisien kinerjanya.
Analisis Rasio Aktivitas atau Rasio Efisiensi ini akan lebih berarti apabila dibandingkan
dengan industri-industri yang sejenis. Hal ini dikarenakan Industri yang berbeda jenis atau
industri yang bergerak di bidang yang berbeda akan memiliki rasio aktivitas yang berbeda
juga. Sebagai contoh, Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan komoditas kebutuhan
sehari-hari (beras, gula, minyak, garam, dan lain-lainnya) pasti memiliki aset dan persediaan
yang berbeda dengan perusahaan yang menjual komoditas minyak dan gas.

Rasio Aktivitas atau Rasio Efisiensi ini sangat bermanfaat bagi Manajemen Perusahaan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaannya. Bagi Investor dan Kreditor,
Rasio Aktivitas ini sangat bermanfaat untuk menilai dan mengukur Efisiensi dan
Profitabilitas perusahaan yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan Rasio Aktivitas ini akan
berjalan seiring dengan Rasio Profitabilitas. Ketika sebuah perusahaan lebih efisien dengan
sumber dayanya, maka perusahaan tersebut akan cenderung menjadi perusahaan yang
menguntungkan atau perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi.

B. Jenis-jenis Rasio Aktivitas (Rasio Efisiensi)

Rasio Aktivitas (Activity Ratio) ini juga sering disebut dengan Rasio Efisiensi (Efficiency
Ratio) atau Rasio Manajemen Aset (Asset Management Ratio). Rasio-rasio keuangan yang
tergolong didalam Analisis Rasio Aktivitas ini diantaranya adalah Rasio Perputaran
Persediaan (Inventory Turnover Ratio), Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Activa
Turnover Ratio) dan Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover Ratio).

1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)


Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio) adalah jenis rasio aktivitas yang
menunjukan seberapa efektif persediaan dikelola dengan membandingkan harga pokok
penjualan dengan persediaan rata-rata untuk suatu periode. Dengan kata lain, Rasio
Perputaran Persediaan ini adalah rasio yang menilai efisiensi pengendalian persediaan barang
yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali. Berikut ini adalah rumus Rasio Perputaran
Persediaan (Inventory Turnover Ratio).
Rasio Perputaran Persediaan = Penjualan / Rata-rata Persediaan

2. Rasio Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover Ratio)


Rasio Perputaran Total Aset atau Total Assets Turnover Ratio adalah rasio efisiensi yang
mengukur efisiensi penggunaan aset perusahaan terhadap penjualan produk. Dengan kata
lain, Rasio Perputaran Total Aset ini adalah pengukuran kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan penjualan dari total asetnya dengan membandingkan penjualan bersih dengan
total aset rata-rata. Berikut ini adalah Rumus Rasio Perputaran Total Aset (Total Asset
Turnover Ratio).
Rasio Perputaran Total Aset = Penjualan / Total Aset
3. Rasio Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover Ratio)
Seperti namanya, Rasio Perputaran Aset Tetap atau Fixed Assets Turnover Ratio ini
membandingkan penjualan perusahaan dengan aset tetapnya. Rasio ini dapat menunjukan
seberapa efektif dan efisien perusahaan menggunakan aset tetapnya untuk menghasilkan
pendapatan. Berikut ini adalah Rumus Rasio Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover
Ratio).
Rasio Perputaran Aset Tetap = Penjualan / Total Aset Tetap

DAFTAR PUSTAKA

Fadillah, A., 2002. Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Program Pensiun
Manfaat Pasti Dalam Kaitannya Dengan Kewajaran Laporan Keuangan Pada Yayasan Dana
Pensiun Karyawan Krakatau Steel. Jurnal Ilmiah Ranggagading (JIR), 2(1).

Fadillah, A. and Syarif, R., 2013. Pengaruh Program Diskon Terhadap Keputusan Pembelian.
Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 1(1).

Abdul Halim dan Sarwoko. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta :


BPFE Arthur J. Keown, 2006. Dasar – dasar Manajemen.Salemba 4,
Jakarta.

Brigham E., F., Houston G., . 2007. Fundamental of Management. Thomson Learning, New
York.

Anda mungkin juga menyukai