Anda di halaman 1dari 6

SUMMARY RASIO LIKUIDITAS dan RASIO

LEVERAGE
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan

Disusun oleh:

Feniati Sudanto 19030070

KELAS IV C

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


PERGURUAN TINGGI BANGKA
PANGKALPINANG
2020-2021
1. RASIO LIKUIDITAS
A. PENGERTIAN RASIO LIKUIDITAS (LIQUIDITY RATIO)
Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban hutang jangka pendeknya saat jatuh tempo. Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya saat jatuh tempo. Pada dasarnya,
Rasio Likuiditas ini merupakan hasil pembagian kas dan dan aset lancar lainnya dengan
pinjaman jangka pendek dan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukan berapa kali kewajiban
hutang jangka pendek dapat  ditutupi oleh kas dan aset lancar lainnya. Jika nilainya lebih dari
1 maka berarti kewajiban jangka pendek dapat ditutup sepenuhnya.
Secara umum, semakin tinggi rasio likuiditas, semakin tinggi pula margin keselamatan
yang dimiliki oleh perusahaan untuk memenuhi kewajiba lancarnya. Rasio likuiditas yang
lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki keuangan
yang sehat dan kemungkinan kecil akan mengalami kesulitan keuangan.

B. JENIS-JENIS RASIO LIKUIDITAS

Beberapa jenis rasio likuiditas yang umum digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban  jangka pendek saat jatuh tempo ini adalah rasio
lancar (asset ratio), rasio cair (quick ratio acid test) dan Rasio Kas (Cash Ratio).

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio Lancar atau Current Rasio adalah ukuran kinerja neraca keuangan terhadap
likuiditas perusahaan. Rasio lancar menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban hutang jangka pendek. Rasio Lancar ini mengukur apakah perusahaan memiliki
sumber daya yang cukup untuk membayar hutangnya selama 12 bulan kedepan. Rasio Lancar
atau Current Ratio ini dihitung dengan membagikan aktiva lancar (current asset) dengan
kewajiban lancar (Current Liabilities).

Rumus Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio Lancar = Aktiva Lancar


X 100%
Hutang Lancar

Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Ratio Kinerja


2013 50.190 25.523 197% Baik
2014 47.695 20.875 228% Baik
2015 55.481 21.878 254% Baik
2016 153.746 90.431 170% Kurang Baik

Interpretasi :
Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
Pada tahun 2013; Setiap hutang lancar Rp 1 ,- dijamin oleh aktiva lancar Rp 1,97 ,-
Pada tahun 2014; dan seterusnya......

2. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)

Rasio Cepat atau juga dikenal dengan Quick Ratio atau Acid Test Ratio ini adalah ukuran
kemampuan perusahaan  untuk memenuhi kewajiban pendeknya dengan menggunakan aset
yang paling likuid (paling cair) atau aset yang mendekati uang tunai (aset cepat). Aset cepat
termasuk aset lancar atau aktiva lancar yang mungkin dapat dengan cepat dikonversi menjadi
uang tunai yang mendekati nilai bukunya. Rasio Cepat ini dipandang sebagai tanda kekuatan
atau kelemahan keuangan suatu perusahaan karena  dapat memberikan informasi tentang
likuiditas jangka pendek perusahaan. Rasio Cepat atau Quick Ratio ini dapat memberitahu
kepada kreditur berapa banyak hutang jangka pendek perusahaan yang dapat dipenuhi dengan
menjual semua aset likuid (aset cair) dalam waktu yang paling singkat.

Rumus Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio Cepat = Aktiva Lancar - Persediaan


X 100%
Hutang Lancar

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio Tunai atau Rasio Kas Cash Ratio adalah perbandingan atau rasio antara total tunai
(cash) dan  setara kas perusahaan dengan kewajiban lancar. Rasio ini untuk menentukan
apakah perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio Kas ini pada
umumnya merupakan pandangan yang lebih konservatif  terhadap kemampuan perusahaan
untuk menutupi kewajibannya dari rasio likuiditas lainnya karena aset-aset lain dan piutang
usaha tidak dimasukan kedalam perhitungan Rasio kas ini.

Rumus Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio Lancar = Kas + Efek


X 100%
Hutang Lancar
Tahun Kas + Efek Hutang Lancar Ratio Kinerja
2013 2,540+1,800 = 4,340 25.523 17% Baik
2014 2,750+1,625 = 4,375 20.875 21% Baik
2015 3,025+1,869 = 4,894 21.878 22% Baik
2016 12,705+6,988 = 19,693 90.431 22% Baik

Interprestasi :

Kemampuan untuk membayar hutang segera harus dipenuh dengan kas yang tersedia dalam
perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan.
Pada tahun 2013; Setiap hutang lacar Rp 1 ,- dijamin oleh kas dan efek Rp 0,17 ,-
Pada tahun 2014; Dan seterusnya.....

2. RASIO LEVERAGE
A. PENGERTIAN LEVERAGE
Leverage adalah pengunaan assets dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan
yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan
potensial pemegang saham.
Tujuan perusahaan menggunakan operating dan financial leverage agar keuntungan
yang diperoleh lebih besar daripada biaya assets dan sumber dananya.
B. MACAM – MACAM LEVERAGE

a. Degree of operating Leverage (DOL) yaitu multiplier efect hasil penggunaan biaya
operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan pajak atau penggunaan biaya tetap
terhadap EBIT.
RUMUS :
%perubahaan EBIT
DOL pada X =
%perubahaan Penjualan
atau :

ΔEBIT

EBIT
DOL pada X =
ΔPenjualan

Penjualan
atau :

Penjualan - BV
DOL pada X =
EBIT

b. Degree of Financial Leverage (DFL) yaitu Multiflayer effect yang dihasilkan karena
penggunaan dana dengan biaya tetap.

RUMUS :
%perubahaan EPS
DFL pada X =
%perubahaan EBIT
atau :

ΔEPS

EPS
DFL pada X =
ΔEBIT

EBIT
atau :

EBIT
DFL pada X =
EBIT – l – Dp(1 – t)
Dimana :
l = Pembayaran bunga
Dp = Deviden
t = Tarif Pajak

c. Degree Combined Leverage (DCL) yaitu leverage kombinasi, terjadi apabila


perusahaan memiliki biaya operting leverage maupun financial leverage dalam
usahannya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa.

RUMUS :
%perubahaan EPS
DCL pada X =
%perubahaan Penjualan
atau :

ΔEPS

EPS
DFL pada X =
ΔEBIT

EBIT

atau : DCL pada X = DOL x DFL

DAFTAR PUSAKA

Hartanto, 1991. Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Keempat, Yogyakarta : AMP YKPN.

Munawir, 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Yogyakarta : Liberty.

James C. Van Horne, 1989. Financial Management and Policy, 8 th Edition. New Jersey,
Prentic Hall.

Anda mungkin juga menyukai