Anda di halaman 1dari 37

MATA KULIAH: MANAJEMEN KEUANGAN

STRUKTUR MODAL
DOSEN: ALNI RAHMAWATI
STRUKTUR MODAL

Adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan


dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang
ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap
seluruh utangnya (Munawir,2001).

Perimbangan atau perbandingan antara modal asing dengan


modal sendiri. Modal asing dalam hal ini adalah utang jangka
panjang maupun jangka pendek. Sedangkan modal sendiri terbagi
atas laba ditahan dan penyertaan kepemilikan perusahaan
STRUKTUR MODAL

•Struktur modal hanya menyangkut pembelanjaan


jangka panjang saja. Tidak termasuk pembelanjaan
jangka pendek.
Sebagai pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen,
dan modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham
biasa, modal disetor atau surplus modal dan akumulasi laba ditahan. Bila perusahaan
memiliki saham preferen, maka saham tersebut akan ditambahkan pada modal pemegang
saham
Capital Structure is the mix of long term debt and equity maintained by
the firm”.
Struktur modal perusahaan menggambarkan perbandingan antara hutang
jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL

Tingkat Stabilitas Susunan Kadar Risiko


Bunga Earning Aktiva Aktiva

Besarnya
Keadaan Sifat Besarnya
Jumlah Modal
Pasar Modal Manajemen perusahaan
Dibutuhkan
Struktur Modal (Capital Structure)
• Perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh
perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.

Pendanaan yang berasal dari


Pendanaan yang berasal dari luar,
dalam

modal saham, laba ditahan. yaitu dari hutang (debt financing).

Struktur modal yang optimal dapat


meminimalkan biaya penggunaan modal
keseluruhan atau biaya modal rata-rata (ko),
sehingga memaksimalkan nilai perusahaan.
Struktur modal yang optimal

• Struktur modal yang mengoptimalkan


keseimbangan antara risiko dan pengembalian
sehingga memaksimumkan harga saham. Untuk
itu, dalam penetapan struktur modal suatu
perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai
variabel yang memengaruhinya.
STRUKTUR MODAL OPTIMAL

Merupakan struktur modal (kombinasi


utang, Saham Preferen dan Saham Biasa)
yang memaksimumkan nilai perusahaan.

Didasarkan konsep ‘Cost of Capital’ struktur modal


optimum diartikan sebagai struktur modal yang dapat
meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata
tertimbang (weighted average cost of capital/WACC)
TEORI STRUKTUR MODAL

Teori Pendekatan Tradisional

Teori Pendekatan Modigliani dan Miller

Teori Trade-Off dalam Struktur Modal

Teori Pecking Order

Teori Asimetri Informasi dan Signaling

Teori Keagenan
LEVERAGE

Kebijakan yang
dilakukan perusahaan di Tambahan dana dapat
dalam menginvestasikan mendorong
dananya dan atau Dana tersebut sebagai peningkatan
memperoleh sumber PENGUNGKIT operasional
dana disertai dengan supaya perusahaan
beban/biaya tetap dapat meningkatkan perusahaan sehingga
dengan maksud agar keuntungan diharapkan dapat
dapat meningkatkan meningkatkan
keuntungan bagi keuntungan
pemegang saham
TIGA JENIS (TIPE DASAR) LEVERAGE

LEVERAGE • Hubungan antara


pendapatan penjualan
OPERASI dengan EBIT

LEVERAGE • Hubungan antara EBIT


KEUANGAN dengan EPS

LEVERAGE • Hubungan anatara


pendapatan penjualan
TOTAL perusahaan dengan EPS
Konsep financial dan operating leverage

Bermanfaat untuk analisis, perencanaan dan pengendalian keuangan.


Leverage dalam pengertian bisnis mengacu pada penggunaan aset dan
sumber dana (source of funds) oleh perusahaan di mana dalam penggunaan
aset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap atau
beban tetap.
Konsep Leverage (Struktur Modal)

Sales revenue Xxx


Cost of Goods Sold Xx
Gross profit margin Xx
Operating Leverage
Operating expences Xx
EBIT Xx
Interest Xx
EBT Xx
taxes Xx Financial Leverage
EAT Xx
OPERATING LEVERAGE (LEVERAGE OPERASI)

LEVERAGE OPERASI
• Penggunaan potensial atas biaya-biaya operasi tetap
untuk memperbesar efek perubahan dalam penjualan
atas EBIT perusahaan
• Pengaruh biaya tetap operasional terhadap kemampuan
perusahaan untuk menutup biaya tersebut
• Sejauh mana biaya tetap digunakan dalam operasi suatu
perusahaan
Degree Operating Leverage (DOL)

• Efek perubahan penjualan terhadap profit (EBIT)

𝑆 −𝑉𝐶 𝑄(𝑃 −𝑉)


𝐷𝑂𝐿 = ATAU
𝑆 −𝑉𝐶 −𝐹𝐶 𝑄 𝑃 −𝑉 −𝐹

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐸𝐵𝐼𝑇


DOL =
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒

jika volume penjualan berubah (naik/turun) sebesar m%, maka EBIT akan berubah searah
sebesar m% x DOL.

Jadi DOL menunjukkan tingkat sensitivitas volume penjualan terhadap laba operasinya

Seberapa besar tingkat sensitive laba operasi berubah terhadap perubahan hasil penjualan
(seberapa besar pengaruh perubahan volume penjualan terhadap EBIT)
ANALISIS

DOL PERUSAHAAN A = 2,4

• Artinya tingkat elastisitas operasi pada output penjualan terhadap


EBIT sebesar 2,4, berarti apabila penjualan perusahaan A naik 10%,
maka laba operasi akan naik sebesar 2,4 x 10% = 24%
• Sebaliknya jika penjualan turun 10%, maka penurunan tersebut
berakibat EBIT juga turun sebesar 2,4 x 10% = 24%

Berlaku juga untuk perusahaan B,C

Perusahaan C lebih besar risikonya daripada perusahaan A dan B, karena


kontribusi laba yang diperoleh digunakan untuk menutup biaya biaya
tetap lebih besar yaitu 60.000 atau 60% dari total penjualan
CONTOH
Sebuah perusahaan dihadapkan oleh dua mesin yaitu :
Keterangan Mesin A Mesin B
Harga per unit 5.000 5.000
Biaya variabel / unit 4.000 3.000
Biaya tetap 100.000 500.000

Volume penjualan diperkirakan 500 unit ,


maka bila dihitung besarnya DOL masing masing jenis mesin
FINANCIAL LEVERAGE (LEVERAGE KEUANGAN

Persentase perubahan laba yang tersedia


bagi para pemegang saham biasa akibat
adanya perubahan EBIT dalam persentase
tertentu

Pembiayaan sebagian dari aset perusahaan


dengan surat berharga yang mempunyai
tingkat bunga yang tetap
FINANCIAL LEVERAGE (LEVERAGE KEUANGAN

Besar kecilnya leverage finansial dihitung dengan DFL (Degree of


Financial Leverage (DFL))

DFL menunjukkan seberapa jauh perubahan EPS karena perubahan


tertentu dari EBIT

𝐸𝐴𝑇
EPS =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Makin besar DFL, maka makin besar risiko finansial perusahaan


tersebut

Perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi adalah perusahaan yang


mempunyai utang dalam proporsi yang lebih besar
Degree Financial Leverage (DFL)

• Efek perubahan EBIT terhadap profit (EAT)

𝑄 𝑃 −𝑉 −𝐹 𝐸𝐵𝐼𝑇
DFL = ATAU
𝑄 𝑃 −𝑉 −𝐹 −𝐼 𝐸𝐵𝐼𝑇 −𝐼 𝐸𝐵𝐼𝑇
DFL pada level EBIT = 𝐷
𝐸𝐵𝐼𝑇 −𝐼 − 1−𝑡
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐸𝑃𝑆
DFL =
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐸𝐵𝐼𝑇 I =interest per tahun
D = dividen

Jika EBIT berubah (naik/turun) sebesar n%, maka EPS akan berubah searah sebesar n% x DFL.

Jadi DFL menunjukkan tingkat sensitivitas EBIT terhadap EPS.


Degan menggunakan contoh sebelumnya, hitunglah berapa
DFL perusahaan A,B,C dan lakukan analisis leverage
keuangan. Dengan asumsi perusahaan meminjam uang dari
bank sebesar $100.000 dengan tingkat bunga per tahun
12% (interest = $ 12.000 per tahun)

ANALISIS
𝑆 −𝑉𝐶 −𝐹𝐶 600 100−20 −28.000
DFL PERUSAHAAN A = = = 2,5
𝑆 −𝑉𝐶 −𝐹𝐶 −𝐼 600 100−20 −28.000 −12.000

DFL sebesar 2,5 artinya, bilai EBIT naik sebesar 40%, maka EPS akan naik sebesar
2,5 x 40% = 100% dan sebaliknya

Untuk perusahaan B dan C dapat dicari dengan cara yang sama


LEVERAGE TOTAL (DEGREE OF TOTAL LEVERAGE (DTL))

Disebut juga Degree Combined Leverage (DCL)

Leverage kombinasi terjadi jika perusahaan memiliki operating leverage


maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan
bagi pemegang saham biasa

DTL merupakan multiplier atas perubahan laba per lembar saham (eps)
karena perubahan penjualan

DCL merupakan rasio antara persentase perubahan EPS dengan persentase


perubahan penjualan
Degree of Combined Leverage (DCL)

• Untuk mendapatkan leverage gabungan

DCL = DOL X DFL


𝑄(𝑃−𝑉) 𝑄 𝑃 −𝑉 −𝐹
𝐷𝐶𝐿 = X
𝑄 𝑃−𝑉 −𝐹 𝑄 𝑃 −𝑉 −𝐹−𝐼

jika volume penjualan berubah (naik/turun) sebesar m%, maka EPS akan berubah searah
sebesar m% x DCL.

Jadi DCL menunjukkan tingkat sensitivitas volume penjualan terhadap EPS.


ANALISIS STRUKTUR MODAL , DENGAN 3
PENDEKATAN

(a) Perbandingan rasio – rasio leverage,


 Long term debt to equity ratio (LDER)
• Long term debt to assets ratio (LDAR)
• Debt to equity ratio (DER)
• Debt to assets ratio (DAR)

(b) Analisis EBIT-EPS

© Analisis Arus kas Perusahaan


A).ANALISIS EBIT – EPS.

Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif pendanaan terhadap
EPS ( Earning per share ) pada tingkatan EBIT ( Earning Before Interest and Tax ) yang bervariasi.

𝐸𝐴𝑇
EPS =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara :

• Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu


• Mengulang langkah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya kemudian
digambarkan dalam grafik EBIT-EPS.

CATATAN:
INDIFFERENCE POINT
memberikan masukan penting bagi manajemen dalam memilih alternatif pembelanjaan, Jika
expected EBIT lebih besar dari indifference point, perusahaan sebaiknya menggunakan hutang.
Jika sebaliknya, menggunakan saham akan lebih menguntungkan.
PENDEKATAN EBIT - EPS
Tujuannya untuk menentukan utang yang optimal

Contoh 1 :

• Suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya tidak menggunakan


utang. Saham yang beredar sejumlah 10.000 lembar dengan harga per
lembar Rp 1000,-. Perusahaan ingin menambah dana sebesar Rp
1.000.000,-. Ada dua alternatif pilihan:
• a. Menerbitkan saham baru
• b. Menggunakan utang dengan tingkat bunga 20%
• Jika perusahaan memperoleh EBIT sebesar Rp 20 juta dengan pajak
25%, alternatif sumber dana mana yang dipilih?
Keterangan Saham baru Utang
EBIT 20.000.000 20.000.000
bunga 0 200.000
EBT 20.000.000 19.800.000
Pajak (25%) 5.000.000 4.950.000
EAT 15.000.000 14.850.000
Jumlah saham beredar 11.000 lbr 10.000 lbr
EPS 1.363,64 1.485
CONTOH SOAL

Perusahaan bekerja dengan modal sebesar Rp 40.000.000,- yang terdiri dari


800.000 lembar saham biasa. Pada tahun yang akan datang diharapkan EBIT
akan diperoleh sebesar Rp 8.000.000,- untuk itu diperlukan tambahan Rp
10.000.000,-. Income tax yang harus dibayar 50%.
Alternatif dana yang mungkin dilakukan:
1. Mengeluarkan obligasi dengan bunga 8%
2. Emisi saham baru dengan harga Rp 50,- per lembar
Bagaimana keputusan perusahaan, apakah menggunakan obligasi atau emisi
saham baru?
Indefference Point

Tingkat EBIT yang dapat menghasilkan EPS yang sama


besarnya pada berbagai perimbangan financial

Tingkat perimbangan yang paling menguntungkan


𝑥(1 −𝑡) (𝑥 −𝑐)(1 −𝑡)
=
𝑆1 𝑆2
Keterangan:
x = EBIT pada indeference point
c = bunga obligasi dalam rupiah
t = pajak perseroan
S1 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau hanya
menjual saham biasa
S2 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau
menjual saham biasa dan obligasi bersama-sama
Menjual obligasi Emisi saham baru
EBIT Rp8.000.000 Rp8.000.000
Int 8% Rp800.000 Rp0
EBT Rp7.200.000 Rp8.000.000
Pajak 50% Rp3.600.000 Rp4.000.000
EAT Rp3.600.000 Rp4.000.000
Saham yang beredar 800.000 lbr 1.000.000 lbr
EPS Rp5 Rp4
RMS 0,09 0,08
Lebih menguntungkan dipenuhi dengan
menjual obligasi
Indeference Point
𝑥(1 −𝑡) (𝑥 −𝑐)(1 −𝑡)
=
𝑆1 𝑆2
𝑥(1 −0,5) 𝑥 −800000 0,5
=
1000000 800000
0,5𝑥 0,5𝑥 −400.000
=
1000000 800.000
400.000x = 500.000x – 400.000.000.000
100.000x = 400.000.000.000
X = 4.000.000
Menjual obligasi Emisi saham baru
EBIT Rp4.000.000 Rp4.000.000
Int 8% Rp800.000 Rp0
EBT Rp3.200.000 Rp4.000.000
Pajak 50% Rp1.600.000 Rp2.000.000
EAT Rp1.600.000 Rp2.000.000
Saham yang beredar Rp800.000 Rp1.000.000
EPS Rp2 Rp2
Jika sebelumnya sudah memiliki obligasi maka

(𝑥−𝑐1)(1 −𝑡) (𝑥 −𝑐2)(1 −𝑡)


=
𝑆1 𝑆2

C1 = bunga obligasi yang sudah dibayarkan


C2 = jumlah bunga yang dibayarkan, baik pinjaman lama
maupun baru

Anda mungkin juga menyukai