Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biaya

Menurut Horngren, Datar, Foster (2005:31) menjelaskan bahwa :


Biaya adalah sebagai sumber daya yang dikorbankan (sacrificed) atau
dilepaskan (fogone) untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya (seperti bahan
langsung atau iklan) biasanya diukur dalam jumlah uang yang harus dibayarkan
dalam rangka mendapatkan barang atau jasa.
Menurut wiliam (2009:23) menjelaskan bahwa :
Biaya adalah kos barang atau jasa yang telah memberikan manfaat yang
digunakan untuk memperoleh pendapatan. Biaya akan ditukarkan dari pendapatan
untuk menentukan laba atau rugi pada suatu periode sehingga biaya akan
dicantumkan dalam laporan laba/rugi.
Supriyono (2011:16) mendefinisikan:
biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka
memperoleh pendapatan (revenues) dan akan dipakai sebagai pengurangan
pendapatan”.
2.2 Pengertian Modal
Definisi modal menurut Brigham dan Houston (2006:62):
Modal ialah jumlah dari utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas
saham biasa, atau mungkin pos-pos tersebut plus utang jangka pendek yang
dikenakan bunga”.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007:9) :
Modal adalah hak residual atas asset perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban.
Menurut Riyanto (2007 : 17) menjelaskan bahwa :
Modal ialah sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih
lanjut. Dalam perkembangannya kemudian ternyata pengertian modal mulai bersifat
non-physical oriented, dimana antara lain pengertian modal ditekankan pada nilai,

1
daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam
barang-barang modal, meskipun dalam hal ini juga sebenarnya belum ada persesuaian
pendapat diantara para ahli ekonomi sendiri.

2.3. Pengertian Biaya Modal

Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa,
maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.

Menurut James C. Van Horne (2007:122):


Biaya Modal adalah tingkat pengembalian yang diminta atas berbagai jenis
pendanaan dan biaya modal keseluruhan adalah rata-rata tertimbang tiap tingkat
pengembalian yang diminta (biaya).
Menurut Handono Mardiyanto (2009:234):
Biaya modal adalah tingkat imbal hasil minimum yang harus diterima oleh
investor sehingga investor sehingga investor bersedia menandai suatu proyek pada
tingkat risiko tertentu.
Menurut Sutrisno (2011:150):
Biaya modal adalah semua biaya yang secara rill dikeluarkan oleh perusahaan
dalam rangka mendapatkan sumber dana yang digunakan untuk investasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa
besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang
diperlukan.Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:

Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya


modal) diminimalkan. Keputusan penganggaran modal (capital budgetting)
memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal. Keputusan-keputusan lain
seperti leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi biaya modal. Biaya modal
merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan
tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika
investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar
biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya,

2
biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan
suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah
bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada
para investornya pada tingkat risiko tertentu.

Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber


dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis
modal. Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya
modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf average
cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan.

Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian


tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan
yang disyaratkan sebenarnya  dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan
perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan
tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva
yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal),
besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus
dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya digunakan
sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi
(sebagai discount rate), yaitu  dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of
return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.

2. Faktor-Faktor yang Menentukan Biaya Modal

Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:  

1. Keadaan-keadaan umum perekonomian. Faktor ini menentukan tingkat bebasrisiko


atau tingkat hasil tanpa risiko.

3
2. Daya jual saham suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil
minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.

3.Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen. Jika


manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang
dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para
investor selanjutnya meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi sehingga biaya
modal perusahaan meningkat pula.

4. Besarnya pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam jumlah besar


akan meningkatkan biaya modal perusahaan. Menurut Brigham dan Houston
(2011:24) menyatakan bahwa : Biaya modal yang dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yang beberapa berada di luar kendali perusahaan, tetapi yang lainnya dipengaruhi
oleh kebijakan pembiayaan dan investasi perusahaan tersebut.
1. Faktor yang tidak dapat dikendalikan perusahaan.
a. Tingkat Suku Bunga.
Jika suku bunga dalam perkonomian meningkat, maka biaya utang juga
akan meningkat karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi
dengan suku bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh modal utang.
Selain itu penggunaan CAPM (Capital Asset Pricing Model) juga
mempengaruhi, dimana suku bunga yang lebih tinggi juga akan meningkat
biaya modal ekuitas saham biasa prefern.
b. Tarif Pajak.
Tarif pajak yang berada jauh di luar kendali perusahaan (walaupun
perusahaan telah melakukan lobi untuk mendapatkan perlakuan pajak yang
lebih lunak), memeiliki pengaruh penting terhadap biaya modal tarif pajak
digunakan dalam perhitungan biaya utang yang digunakan dalam WACC,
dan terdapat cara-cara lainnya yang kurang nyata dimana kebijakan pajak
mempengaruhi biaya modal.
2. Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan.
a. Mengubah Struktur Modal Perusahaan
Telah diasumsi bahwa perusahaan memiliki target struktur modal tertentu,
dan menggunakan bobot yang didasarkan atas target struktur untuk
menghitung WACC. Perubahan struktur modal akan dapat mempengaruhi
biaya modal, jika perusahaan memutuskan untuk menggunakan lebih
banyak utang atau lebih sedikit ekuitas saham biasa, maka perubahan bobot
dalam perusahaan WACC cendrung membuat WACC lebih rendah.
b. Mengubah Pembayaran Dividen

4
Mempengaruhi jumlah laba ditahan yang tersedia bagi perusahaan,
sehingga timbul kemungkinan untuk menjual saham bagu dan menanggung
jawab emisi. Bahwa semakin tinggi rasio pembayaran dividen, makin kecil
tambahan atas laba ditahan dan biaya ekuitas 20 akan makin tinggi,
demikian pula dengan WACC.
c. Mengubah Keputusan Penganggaran Modal
Ketika mengestimasi biaya modal perusahaan menggunakan tingkat
pengembalian yang diperlukan atas saham dan obligasi perusahaan yang
beredar sebagai titik awal. Tingkat biaya tersebut mencerminkan risiko
aktiva yang dimiliki perusahaan. Perusahaan secara implisit
mengasumsikan bahwa modal baru akan diinvestasikan dalam aktiva
sejenis dengan tingkat risiko yang sama seperti yang dikenakan pada aktiva
awal.

2.5 Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal

Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:

1. Risiko bisnis bersifat konstan. Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan


return atas suatu investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan
dengan kebijakan manajemen investasi.

2.Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu
investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah ada.

3.Risiko keuangan bersifat konstan. Risiko keuangan didefinisikan sebagai


peningkatan variasi return atas saham umum karena bertambahnya pemanfaatan
sumber pemiayaan hutang dan saham istimewa. Biaya modal dari sumber individual
merupakan fungsi dari struktur keuangan berjalan.

4. Kebijakan dividen bersifat konstan. Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya


modal yang berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan
bahwa rasio pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.

5
2.4 Biaya Hutang
Biaya hutang dapat didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima dari suatu
investasi agar tingkat hasil minimum para kreditor terpenuhi. Jika perusahaan
menggunakan obligasi sebagai sarana untuk memperoleh dana dari hutang jangka
panjang, maka biaya hutang adalah sama dengan Kd atau Yield To Maturity
(YTM)yaitu tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemegang atau pembeli
obligasi. Biaya hutang dapat dicari dengan cara:
1. Biaya Modal dari Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek seperti hutang perniagaan, hutang wesel, kredit bank.
Contoh :
Misalkan cash discount yang hilang selama 1 tahun sebesar Rp.5.000.000,-
dan hutang perniagaan rata-rata  Rp.50 juta.
Maka,
Biaya modal sebelum pajak = 5 juta / 50 juta x 100% = 10%
Misal pajak 40% ;
Biaya modal sesudah pajak = 10% x (100%-40%) = 6%

Contoh 2
Bank memberikan kredit jangka pendek sebesar Rp.100 juta dengan bunga
2% per bulan selama 8 bulan. Syarat aktiva yang dijadikan jaminan
harus diasuransikan selama umur kreditnya dg premi asuransi Rp.5 juta.
Maka :
Uang yg diterima dari bank = Rp. Pinjaman – (bunga 8 bln + premi asuransi)
                                                  = Rp. 100 juta – (Rp.16 juta + Rp. 5 juta)
                                                  = Rp. 79 juta.
Beban yg sebenarnya di tanggung peminjam = Rp.21 juta

Jadi biaya kredit sebelum pajak = Rp.21 juta / Rp.79 juta x 100% = 26%.
Biaya kredit per bulan = 26% / 8 = 3,25%

6
Misal tingkat pajak 25 % =
Biaya modal sesudah pajak = 3,25% x(100%-25%)= 2,43 % per bulan.
2. Biaya Modal Jangka Panjang
Biaya modalnya dgn memperhitungkan jumlah neto yg diterima dg pengeluaran
kas yg terjadi karena penggunaan dana tersebut.
Contoh :
Obligasi dikeluarkan dengan nominal per lembar Rp.100 juta  dan umurnya
10 tahun. Hasil penjualan neto yg diterima adalah Rp.97.000.000,- Bunga obligasi
4% per tahun.
Berapa cost of bond ?
Jawab :
1.      Dana rata-rata selama 10 tahun = (100 jt + 97 jt) /2 = 98,5 jt
2.      Selisihnya dialokasikan untuk 10 thn = 3 jt /10 thn = 300.000 (+bunga)
Bunga = 4% x 100 jt = 4 jt
Beban per tahun (average annual cost ) = 4 jt + 300.000 = Rp4,3 jt
3.      Menghitung biaya rata-rata per tahun = (4,3 jt /98,5 jt) x 100% = 4,4%

4.      Misal tingkat pajak 25% ,


Maka biaya modal = 4,4% x (100% - 25%) = 3,3%.
Menurut Sutrisno (2009:151) biaya utang dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Biaya utang sebelum pajak (before tax cost debt)
Besarnya biaya hutang sebelum pajak dapat ditentukan dengan menghitung
besarnya tingkat hasil internal (yield to maturity) atas arus kas obligasi yang
dinotasikan dengan Kd.
Rumus:
Beban Hutang
Kd =
Hutang Jangka Panjang
2. Biaya utang setelah pajak (after tax cost of debt)
Perusahaan yang menggunakan sebagian sumber dananya dari hutang kan
terkena kewajiban membayar bunga. Bunga merupakan salah satu bentuk
beban bagi perusahaan (interest expense). Dengan adanya beban bunga ini
akan menyebabkan besarnya pembayaran pajak penghasilan menjadi

7
berkurang. Oleh karena itu, biaya modal yang dihitung juga harus setelah
pajak maka biaya hutang ini perlu disesuaikan dengan pajak.
Rumus:
Ki = Kd (1-T)
Keterangan:
Ki = Biaya utang setelah pajak
Kd = Biaya hutang sebelum pajak
T = Tarif pajak

2.5 Biaya Modal Saham Preferen (Cost of Preferred Stock) 


Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati
pembeli saham preferen.
Kp = Dp/Pn
 Kp = biaya saham preferen
Dp = deviden saham preferen
Pn  = harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah dikurangi flotation
cost)
Biaya penggunaan dana dari penjualan saham preferen (cost of preferred
stock)dihitung dgn membagikan deviden per lembar saham preferen (Dp) dgn harga
neto (net Price) yg diperoleh dari penjualan saham preferen per lembarnya.
Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen yg baru dengan nilai nominal
Rp.10.000,- per lembar dan deviden sebesar Rp.600,- Penjualan neto saham tersebut
sebesar Rp.9.000,- per lembarnya.
Berapa biaya modal saham preferen (cost of preferred stock) ?
Jawaban:
Biaya modal saham preferen = Dp / Pn
Biaya modal saham preferen = 600 / 9000 = 6,67%.
Menurut Husnan dan Pujiastuti (2006:318), “Saham preferen adalah saham
yang memberikan jaminan kepada pemiliknya untuk menerima dividen dalam jumlah
tertentu berapapun laba atau rugi perusahaan. Karena saham preferen merupakan

8
salah satu bentuk modal sendiri, maka perusahaan tidak berkewajiban melunasi
saham tesebut”. Sementara, menurut Sutrisno (2009:153), “Saham preferen
merupakan modal sendiri, artinya dividennya diambilkan dari laba setelah pajak.
Karena merupakan modal sendiri, saham ini mempunyai hak atas bagian bila
perusahaan dilikuidasi dan haknya didahulukan setelah pelunasan hutang”.
Selanjutnya, menurut Bringham dan Houston (2009:10), “Biaya saham preferen
adalah tingkat pengembalian yang diminta dari para investor dari saham preferen
perusahaan”.
Rumus
Dp
rp =
Pp
Keterangan:
rp = Biaya Saham Prefern
Dp = Dividen Saham Prefern
Pp = Harga Saham Saat Ini

2.6 Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan

Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi
biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham
biasa saja. Biaya modal ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang
memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk
investasi. 

r s = D1 / P0 + g

Dimana :

rs  = biaya modal ekuitas

D1 = Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama

P0 = harga saham saat ini

g = tingkat pertumbuhan

9
·         Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning) 

Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor
pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip
opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam
bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan berarti  pemegang saham menginvestasikan
kembali laba yang menjadi haknya  ke perusahaan (flow back fund). 

Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:

1.  Pendekatan CAPM

 Ks = bunga bebas risiko + premi risiko

 Ks = krf + bi (km – krf) 

Dimana:

Ks        = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I,

Krf      = bunga bebas risiko

Km      = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar

Bi        = beta saham perusahaan i.

2.  Pendekatan discounted cash flow

Model yang digunakan untuk estimasi  adalah Gordon Model:

D1

Po =   ———–

Ks – g

Maka,                         

10
D1 
Ks =  ———–  + g 

Po

D1       = Deviden akhir periode

Po        = Harga saham awal periode

g          = tingkat pertumbuhan deviden.

3.  Pendekatan bond yield plus risk premium

Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahan + premi risiko 

·         Biaya Saham Biasa Baru (Cost of New Common Stock) 

Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba ditahan,
karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisiatau flotation cost. Biaya emisi
akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.

       D1 

Ksb =  —————–  + g 

Po (1 –FC)

Ksb      = biaya saham biasa baru

FC       = flotation cost

Menurut Husnan dan Pujiastuti (2006:314) biaya modal sendiri menunjukkan


tingkat keuntungan yang diinginkan oleh pemilik modal sendiri sewaktu mereka
bersedia menyerahkan dana tersebut ke perusahaan. Menurut Bringham dan Houston
(2009:12) biaya ekuitas biasa didasarkan atas tingkat pengembalian yang diminta
investor dari saham biasa perusahaan, namun perlu dicatat bahwa ekuitas baru
diperoleh dengan menahan sebagian laba tahun berjalan dengan menerbitkan saham
biasa baru. Menurut Sutrisno (2009:154) ada tiga cara menghitung biaya ini, yaitu :

11
a. Menggunakan Constan Growth Valuation Model
model ini adalah nilai dari perlembar saham sama dengan present value dari
dividen dimasa yang akan datang.
Rumus
D1
Ke = +g
P

Keterangan :
Ke = Biaya Modal Saham Biasa
D1 = Dividen Yang di bayarkan
P = Harga Pasar
g = Pertumbuhan Dividen
b. Menggunakan Capital Aset Pricing Model (CAPM)
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan model ini
dilakukan dengan empat tahapan yaitu :
1. Perhitungan suku bunga bebas resiko (Rf).
Banyak analis mengunakan tingkat bunga obligasi pemerintah sepuluh
tahun sebagai ukuran tingkat bebas risiko.
2. Perhitungan tingkat pengembalian pasar (Rm)
Perhitungan tingkat pengembalian pasar ini diperoleh dari besarnya
keuntungan seluruh saham yang beredar di Bursa Efek. Perhitungan ini
didasarkan pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Rumus :
1HSG1 – 1HSGt – 1
Rm=
1HSGt – 1

3. Perhitungan koefisien Beta (β)


Beta adalah faktor resiko dari perusahaan yang merupakan suatu parameter,
dimana pengukur perubahan yang diharapkan pada return suatu saham jika
terjadi perubahan pada return pasar. Setelah hasil perhitungan return
market (Rm) dan return individual (Ri), diketahui pengukuran koefisien
beta ini dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan regresi dengan
rumus:
n€XY – €X.€Y
β=
n€X2 – (€X)2

12
Setelah melakukan keempat komponen tersebut, lalu nilai-nilai tersebut
disubstitusi kedalam persamaan CAPM untuk mengestimasi tingkat
pengembalian yang diminta atas saham.
Rumus
Ks = Rf + (Rm −Rf) β
Keterangan:
Ks = Biaya laba ditahan
Rf = Tingkat pengembalian bebas resiko
β = Beta, pengukuran sistematis saham
Rm = Tingkat pengembalian saham
Menurut Houstan F. Joel (2011:11), “Beta saham adalah suatu
pengukuran atas saham terhadap tingkat pengembalian pasar (Rm)”. Menurut
encyclopedia bahwa nilai β saham terbagi tiga yaitu :
1. Beta = 1 artinya bahwa setiap satu persen perubahan return pasar baik naik/
turun maka return saham juga akan bergerak sama besarnya mengikuti
return pasar saham.
2. Beta > 1 berarti sahamnya agresif artinya tingkat kepekaan saham tersebut
perubahan pasar sangat tinggi atau memiliki risiko yang besarnya diatas
tingkat risiko rata-rata pasar.
3. Beta < 1 berarti sahamnya defensif maksudnya saham tersebut kurang peka
terhadap perubahan pasar dan memiliki tingkat risiko dibawah tingkat
risiko rata-rata pasar.
Menurut encyclopedia bahwa nilai β saham mempunyai dua pengaruh
yaitu:
1. Beta (+) berarti keadaan pasar bergerak naik dan pergerakan harganya
searah dengan pasar.
2. Beta (-) berarti keadaan pasar bergerak turun dan pergerakan harga
sahamnya berlawanan dengan pasar.
2.7 Biaya Modal Keseluruhan (Weighted  average cost of capital/WACC) :

Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang


memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya
modal yang diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang
digunakan. Karena biaya modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda,
maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruahn perlu

13
dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (Weighted average cost of capital /
WACC). Sebagai unsure penimbanngnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau
sumber modal yang digunakan dalam investasi proyek tersebut.

 Weighted Average Cost of Capital 

Jika pembiayaan suatu investasi berasal dari berbagai sumber pendanaan,


maka biaya modal dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang.

WACC   = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]

 WACC   = biaya modal rata-rata tertimbang

Wd         = proporsi hutang dari modal

Wp         = proporsi saham preferen dari modal

Ws          = proporsi saham biasa atau laba ditahan dari modal

Kd          = biaya hutang

Kp          = biaya saham preferen

Ks           = biaya laba ditahan

Ksb         = biaya saham biasa baru.

Dalam mengukur biaya modal terdapat beberapa cara untuk menghitung


berapa biaya modal yang dikeluarkan dari perusahaan atas modal asing yang
dimilikinya. Salah satu metode perhitungannya biaya modal tersebut memakai
metode biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of
Capital/WACC). Menurut Sutrisno (2009:154), perusahaan dalam membiayai proyek
investasinya bisa saja hanya menggunakan modal sendiri, sehingga cost of capital
yang digunakan sebagai cut of rate sebesar biaya modal sendiri yang bersangkutan.
Menurut Abdul halim (2007:72) WACC adalah biaya modal seluruh sumber dana
yang digunakan perusahaan. Sedangkan, menurut Bringham dan Houston (2009:7)
biaya modal rata-rata tertimbang adalah gabungan biaya komponen hutang, saham
preferen dan ekuitas biasa.
Rumus: WACC=Wd . Kd (1 − T) + WS . KS

14
Keterangan:
WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang
Wd = Proporsi utang
Kd = Biaya utang
Ws = Proporsi modal
Ks = Tingkat pengembalian yang di inginkan investor
Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa, Wd didapat dari jumlah hutang
yang dibagi dengan struktur modal. Sedangkan Ws didapat dari jumlah modal yang
dibagi dengan struktur modal. Komponen biaya modal terdiri dari biaya utang dan
biaya ekuitas sendiri, dimana biaya utang merupakan tingkat pengembalian atas
hutang yang diharapkan oleh kreditur, sedangkan biaya ekuitas merupakan tingkat
pengembalian atas saham yang diharapkan oleh investor itu sendiri. Lalu melihat
biaya modal secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata tertimbang dimana biaya
ini merupakan gabungan seluruh komponen biaya hutang dan biaya ekuitas sendiri
2.8 Marginal Cost of Capital 

Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai


modal baru. Pada umumnya marginal cost of capital akan meningkat  sejalan dengan
meningkatnya penggunaan modal. Pada umumnya perusahaan akan
menggunakan laba ditahan untuk menambah modal baru menerbitkan saham baiasa
baru. Dengan demikian diperlukan suatu titik dimana kebutuhan modal sendiri harus
dipenuhi dengan penjualan saham biasa baru.

Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point.

Jumlah laba diatahan

Break point = ——————————————————

Bagian modal sendiri dalam struktur modal

15
2.9 Contoh Kasus

PT Marcel  membutuhkan modal yang akan digunakan dalam pendanaan


investasinya sebesar Rp. 2.000.000.000,- yang terdiri atas beberapa sumber dana.
Berikut ini jumlah dari masing-masing sumber pendanaan tersebut:

1.    Hutang Obligasi:


Jumlah pendanaan sebesar Rp. 500.000.000,-, dengan nilai nominal Rp. 500.000
per lembar. Bunga yang ditawarkan sebesar 20% per tahun dan jangka waktu
obligasi 5 tahun. Harga jual obligasi Rp. 462.500,- per lembar dan tingkat pajak
30%.
2.    Saham Preferen:
Besarnya pendanaan saham preferen adalah Rp. 400.000.000,-. Harga jual saham
preferen sebesar Rp. 31.250,- setiap lembar dengan dividen sebesar Rp. 4.500,-
per lembar.
3.    Saham Biasa:
Jumlah pendanaan dari modal saham biasa sebesar Rp. 1.100.000.000,-. Harga
jual saham     Rp. 22.500,- dengan dividen sebesar Rp. 3.125,- setiap lembar
dengan pertumbuhan 5%.
Dari informasi di atas hitunglah:
1.   Biaya modal secara individual
Penyelesaiannya:

1. Biaya modal secara individual:

1).   Biaya modal hutang obligasi


I    = Rp. 500.000 x 20%
      = Rp. 100.000,-

16
sehingga:

kd = I+(N-Nb)/n
       (Nb+N)/2

Kd = biaya modal hutang obligasi


        I = Bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun dalam rupiah
  N = Harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir umurnya
  Nb = Nilai bersih penjualan obligasi
 N = Umur obligasi

jadi

kd = 100.000 + (500.000 - 462.500)/5

     (462.500 + 500.000)/2

kd =  107.500  kd = 22,34%
        481.250

l;
Selanjutnya ka disesuaikan dengan tingkat pajak sehingga :
ki = kd (1 – t)
kihy = 22,34% (1 - 0,30)
ki = 22,34% (0,70) =15,64%

17
2).   Biaya modal saham preferen

kp = Dp / PO
       kp      = Biaya saham preferen
       Dp      = Dividen saham preferen
       PO     = Harga saham preferen saat penjualan

kp = 4.500 / 31.250

kp = 0.144 =14,40%

c. Biaya modal saham biasa  

ke = (Dl / PO) + g

ke           = biaya modal saham biasa


Di           = dividen
P0              = harga penjualan saham saat ini
g             = Grow/ pertumbuhan

ke = (3.125 / 22.500) + 5%

ke = 0,1389 + 0,05% = 0,1889% = 18,89%

18

Anda mungkin juga menyukai