Anda di halaman 1dari 11

RESUME

BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)

MATA KULIAH : MANAJEMEN KEUANGAN


MODUL : BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)
DOSEN PENGAMPUH : RATNAWATI,SE.,M.Si

DISUSUN OLEH:
ANGGI APRILIANINGRUM
2222050044
KELAS (B)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERIKANAN


JURUSAN BISNIS
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE KEPULAUAN
KABUPATEN PANGKEP
TAHUN 2024
BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh
dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk
mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil
yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan. Perhitungan biaya
penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:
1. Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal)
diminimalkan.
2. Keputusan penganggaran modal (capital budgetting) memerlukan suatu estimasi tentang
biaya modal.
3. Keputusan-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi biaya
modal.
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat
menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika
investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang
ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan
rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan
bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut
biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun. apabila
perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya
modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang
digunakan.
Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat
keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan
sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor,
tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate) of return) yang
mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang
menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of
capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya
digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi
(sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari
usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.
 Fungsi Biaya Modal
1. Terkait dengan pajak yang dikenakan pada perusahaan. Biaya modal yang
dikenakan pada modal pinjaman berbeda dg biaya modal dari modal sendiri.
Konsep perhitungan biaya modal didasarkan pada perhitungan:
 Sebelum pajak (before tax basis) perlu disesuaikan dulu dengan pajak
sebelum dilakukan perhitungan biaya modal rata-ratanya seperti obligasi
 Setelah pajak (after tax basis).
2. Sebagai Discount Rate untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan
investası yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari
usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.

Biaya modal di sini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall cost of capital).
Misalnya jika kita menggunakan metode Net Present Value atau Profitability
Index untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investai, maka
biaya modal berfungsi sbg "discount rate" yang digunakan untuk menghitung nilai
sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi.

Komponen biaya modal terdiri dari:


 Debt (Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang)
 Preferred (Saham Preferen)
 Common Equity (Saham Biasa dan Laba ditahan)
 Manfaat Biaya Modal
Perhitungan biaya modal sangat erat kaitannya dengan pajak yang dikenakan
kepada perusahaan. Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman akan berbeda
dengan biayamodal dari modal sendiri. Konsep perhitungan biaya modal dapat
didasarkan pada perhitungansebelum pajak (before tax basis) atau perhitungan setelah
pajak (after tax basis). Perbedaankonsep ini karena pajak merupakan pengurang laba
yang diperoleh perusahaan, tetapi padaumumnya, analisis biaya modal didasarkan pada
keadaan setelah pajak. Apabila ada biaya modal yang dihitung sebelum pajak (seperti
biaya modal dari obligasi), maka perlu disesuaikan duludengan pajak sebelum dilakukan
perhitungan biaya modal rata-ratanya.
Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima
atauditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan
membandingkan tingkatkeuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan
biaya modalnya. Yangdimaksud dengan biaya modal di sini adalah biaya modal yang
menyeluruh (overall cost of capital). Misalnya jika kita menggunakan metode Net present
value atau Profitability Indexuntuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan
investasi, maka biaya modal berfungsisebagai "discount rate" yang digunakan untuk
menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi. Oleh karena
perhitungan rate of return didasarkan atas dasar sesudah pajak, maka sewajarnya kalau
pembandingnya (yaitu biaya modal) diperhitungkan atas dasar sesudah pajak. Dengan
demikian perhitungan biaya modal dalam buku ini akan didasarkan atasdasar biaya modal
sesudah pajak.
 Faktor-Faktor Yang Menentukan Biaya Modal
Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
1. Keadaan-keadaan umum perekonomian. Faktor ini menentukan tingkat
bebasrisiko atau tingkat hasil tanpa risiko.
2. Daya jual saham suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil
minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
3. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen. Jika
manajemen. menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan
utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah.
Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi
sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
4. Besarnya pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam jumlah besar
akan meningkatkan biaya modal perusahaan.

 Asumsi-Asumsi Model Biaya


Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:
1. Risiko bisnis bersifat konstan. Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan
return atas suatu investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan
ditentukan dengan kebijakan manajemen investasi.
2. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu
investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah
ada.
3. Risiko keuangan bersifat konstan. Risiko keuangan didefinisikan sebagai
peningkatan variasi return atas saham umum karena bertambahnya pemanfaatan
sumber pemiayaan hutang dan saham istimewa. Biaya modal dari sumber
individual merupakan fungsi dari struktur keuangan berjalan.
4. Kebajakan dividen bersifat konstan. Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya
modal yang berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini
menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.
 Penggunaan Biaya Modal Dalam Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikandana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan
keuntungan di masa yangakan datang. Bentuk, macam, dan komposisi dari investasi
tersebut akan mempengaruhi danmenunjang tingkat keuntungan di masa depan.
Keuntungan di masa depan yang diharapkan dariinvestasi tersebut tidak dapat
diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu, investasi akanmengandung risiko atau
ketidakpastian karena risiko dan hasil yang diharapkan dari investasi ituakan sangat
mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan.
Ada beberapa alat analisa dalam menilai keputusan investasi, yaitu:
1. Metode Accounting Rate of Return
Metode Accounting Rate of Return adalah metode penilaian investasi yang
mengukur seberapa besar tingkat keuntungan dari investasi. Metode ini
menggunakan dasar laba akuntansi, sehinggaangka yang digunakan adalah laba
setelah pajak(EAT) yang dibandingkan dengan rata-ratainvestasi.
2. Metode Payback Periode
Metode yang mengukur lamanya dana investasi yang ditanamkan kembali seperti
semula. (statu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran
investasi dengan menggunakanaliran kas yang diterima)
3. Metode Net Present Value
Salah satu metode untuk menilai investasi yang memperhatikan time value of
money adalah net present value. NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari
cashflow dengan nilai sekarang dariinvestasi. Untuk menghitung NPV, pertama
menghitung present value dari penerimaan ataucashflow dengan discount rate
tertentu, kemudian dibandingkan dengan present value dariinvestasi. Jika selisih
antara PV dari cashflow lebih besar berarti terdapat NPV positif, artinya proyek
investasi adalah layak. dan sebaliknya.
4. Metode Internal Rate of Return
Jika pada NPV mencari nilai sekarang bersih dengan tingkat discount rate
tertentu, maka metodeIRR mencari discount rate yang dapat menyamakan antara
present value dari aliran kas dengan present value dari investasi. atau IRR adalah
tingkat discount rate yang dapat menyamakan PVof cashflow dengan PV of
investment. Sehingga untu mencari besar IRR diperlukan data NPVyang
mempunyai dua kutub positif dan negative. dan selanjutnya dilakukan interpolasi.
5. Metode Profitability Index
Metode ini membandingkan antara present value dari penerimaan dengan present
value dariinvestasi. Jika PI lebih besar dari 1, maka proyek dikatakan layak untuk
dijalankan.
Biaya modal bisanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima
atauditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan
membandingkan tingkatkeuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut
dengan biaya modalnya.
 Biaya Hutang
Biaya hutang dapat didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima dari suatu investasi
agar tingkat hasil minimum para kreditor terpenuhi. Jika perusahaan menggunakan
obligasi sebagai sarana untuk memperoleh dana dari hutang jangka panjang, maka biaya
hutang adalah sama dengan Kd atau Yield To Maturity (YTM) yaitu tingkat keuntungan
yang dinikmati oleh pemegang atau pembeli obligasi.
Biaya hutang dapat dicari dengan cara:
1. Biaya Modal dari Hutang Jangka Pendek.
Hutang jangka pendek seperti hutang perniagaan, hutang wesel, kredit bank.
Contoh 1:
Misalkan cash discount yang hilang selama 1 tahun sebesar
Rp.5.000.000,- dan hutang perniagaan rata-rata Rp.50 juta.
Maka, Biaya modal sebelum pajak = 5 juta/50 juta x 100%-10%
Misal pajak 40% ;
Biaya modal sesudah pajak = 10% x (100%-40%)=6%

Contoh 2:
Bank memberikan kredit jangka pendek sebesar Rp.100 juta dengan bunga
2% per bulan selama 8 bulan. Syarat aktiva yang dijadikan jaminan harus
diasuransikan selama umur kreditnya dg premi asuransi Rp.5 juta..
Maka:
Uang yg diterima dari bank = Rp. Pinjaman - (bunga 8 bln + premi asuransi)
= Rp. 100 juta-(Rp.16 juta Rp. 5 juta)
= Rp. 79 juta.
Beban yg sebenarnya di tanggung peminjam = Rp.21 juta
Jadi biaya kredit sebelum pajak = Rp.21 juta/Rp.79 juta x 100% = 26%.
Biaya kredit per bulan = 26%/8 = 3,25%
Misal tingkat pajak 25%
Biaya modal sesudah pajak = 3,25% x(100%-25%) = 2,43% per bulan2

2. Biaya Modal Jangka Panjang


Biaya modalnya dgn memperhitungkan jumlah neto yang diterima dengan
pengeluaran kas yang terjadi karena penggunaan dana tersebut.
Contoh:
Obligasi dikeluarkan dengan nominal perlembar Rp.100 juta dan umurnya 10
tahun.
Hasil penjualan neto yg diterima adalah Rp.97.000.000,- Bunga obligasi 4% per
tahun.
Berapa cost of bond?
Jawab :
1. Dana rata-rata selama 10 tahun = (100 jt+97 jt)/2 = 98,5 jt
2. Selisihnya dialokasikan untuk 10 thn = 3 jt/10 thn = 300.000 (+bunga)
Bunga = 4% x 100 jt = 4 jt
Beban per tahun (average annual cost) = 4 jt+300.000 = Rp4,3 jt
3. Menghitung biaya rata-rata per tahun = (4,3 jt/98,5 jt) x 100% = 4,4%
4. Misal tingkat pajak 25%,
Maka biaya modal = 4,4% x (100%-25%) = 3,3%.

 Biaya Modal Saham Preferen (Cost of Preferred Stock)


Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati
pembeli saham preferen.
Kp = Dp/Pn
Kp = Biaya saham preferen
Dp = Deviden saham preferen
Pn = Harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah dikurangi flotation cost)

Biaya penggunaan dana dari penjualan saham preferen (cost of preferred stock)dihitung
dgn membagikan deviden per lembar saham preferen (Dp) dgn harga neto (net Price) yg
diperoleh dari penjualan saham preferen per lembarnya.

Contoh:
Suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen yang baru dengan nilai nominal
Rp.10.000,- per lembar dan deviden sebesar Rp.600,- Penjualan neto saham tersebut
sebesar Rp.9.000,- per lembarnya.
Berapa biaya modal saham preferen (cost of preferred stock)?
Jawaban:
Biaya modal saham preferen = Dp/Pn
Biaya modal saham preferen = 600/9000 = 6.67%.

 Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan


Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal
sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya
modal ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana
dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.

rs = D1 / P0 + g

Dimana :

rs = biaya modal ekuitas


D1 = Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
 Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning)
Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan
investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip
opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden.
Jika laba tersebut ditahan berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang
menjadi haknya ke perusahaan (flow back fund).

Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:


1. Pendekatan CAPM

Ks = bunga bebas risiko + premi risiko


Ks = krf + bi (km – krf)

Dimana:

Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I,


Krf = bunga bebas risiko
Km = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar
Bi = beta saham perusahaan i

2. Pendekatan discounted cash flow


Model yang digunakan untuk estimasi adalah Gordon Model:

Maka:

DI = Deviden akhir periode


Po = Harga saham awal periode
g = tingkat pertumbuhan deviden.

3. Pendekatan bond yield plus risk premium


Ks tingkat keuntungan obligasi perusahan + premi risiko
 Biaya Saham Biasa Baru (Cost of New Common Stock)
Biaya modal saham biasa baru, biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba
ditahan, karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisi atau flotation cost. Biaya
emisi akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.

Maka:
Ksb = biaya saham biasa baru
FC = flotation cost5
 Biaya Modal Sendiri
Perusahaan dapat memperoleh modal sendiri dengan 2 cara:
1. Laba ditahan
2. Mengeluarkan saham biasa baru

Misalkan;
saham suatu perusahaanmembagikan dividen pada tahun pertama sebesar Rp 2.000,-.
Dividen tersebut diperkirakan mengalami pertumbuhan 5%. Nilai nominal saham
Rp10.000,-, terjual dengan harga Rp 9.000,-. Berapa biaya laba ditahan?

Biaya floatation saham Rp 2.000,-, maka biaya modal saham biasa baru:

Dengan model CAPM, Ke = Rf + Si (Rm-Rf).


Biaya Rata-rata Tertimbang (Weighted Average Cost Of Capital = WACC)\

Misalkan; target stuktur modal perusahaan adalah 30% hutang, 10% saham preferen, dan
60% modal sendiri. Biaya hutang 12%, biaya saham preferen 12,6% dan biaya laba
ditahan 16,5%, pajak diketahui sebesar 40%.

Ka = Wd.Kd(1-t)+ Wp.Kp + We.Ke

Ka = 0,3(12%)(1-40% ) + 0,1(12%) + 0,6(16,5%)

=0,0216 + 0,0126 + 0,099

= 0.1332 = 13,32%

 Biaya Modal Keseluruhan (Weighted average cost of capital/WACC)


Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan
seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang
diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan. Karena
biaya modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan
biaya modal dari perusahaan secara keseluruahn perlu dihitung biaya modal rata-rata
tertimbangnya (Weighted average cost of capital/ WACC). Sebagai unsure
penimbanngnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang
digunakan dalam investasi proyek tersebut.

Weighted Average Cost of Capital


1. Jika pembiayaan suatu investasi berasal dari berbagai sumber pendanaan, maka
biaya dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang.

WACC = [Wd x Kd (1-tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]

WAC = biaya modal rata-rata tertimbang


Wd = proporsi hutang dari modal
Wp = proporsi saham preferen dari modal
Ws = proporsi saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd = biaya hutang
Kp = biaya saham preferen
Ks = biaya laba ditahan
Ksb = biaya saham biasa baru.
Sumber modal Jlh Rp. Biaya penggunaan modal
Hutang Jk, Panjang 60 jt 6% (sebelum tax)
Saham Preferen 10 jt 7%
Modal sendiri 130 jt 10%
Jlh 200 jt

Tingkat pajak perseoran = 25%


Berapa Biaya Modal Rata-rata ?
Jawab : Biaya modal hutang (setelah pajak) = 6% x (100% - 25%) = 4,5%

 Marginal Cost of Capital


Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal
baru. Pada umumnya marginal cost of capital akan meningkat sejalan dengan
meningkatnya penggunaan modal. Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba
ditahan untuk menambah modal baru menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian
diperlukan suatu titik dimana kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi dengan penjualan
saham biasa baru. Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point.

Anda mungkin juga menyukai